Anda di halaman 1dari 7

Tender atau lelang merupakan proses awal dari kegiatan konstruksi.

Dimana
tender merupakan suatu sistem kompetisi untuk mengadakan atau memilih
kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan pembangunan, dan memilih
konsultan sebagai owner didalam proyek, dengan mengajukan penawaran tertulis
tentang besarnya biaya dan limit waktu yang dibutuhkan
Pelelangan terdiri dari pelelangan umum dan pelelangan terbatas. Pelelangan
umum adalah metoda pemilihan penyedia barang/jasa lainnya yang dilakukan
secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia
usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya, sedangkan
pelelangan terbatas adalah pelelangan yang dilaksanakan antar rekanan yang telah
terdaftar dan mempunyai kualifikasi serta klasifikasi bidang tertentu sesuai
dengan tingkat kebutuhan pada pelaksanaan pekerjaan.
Tender dalam suatu kegiatan konstruksi bertujuan agar terciptanya persaingan
yang sehat antara peserta tender dalam mengajukan penawaran pekerjaan.
Jenis-jenis pelelangan
1. Pelelangan umum. Jenis pelelangan ini, bisa diikuti oleh kontraktor yang
berminat tanpa ada pembatasan.
2. Pelelangan terbatas. Jenis pelelangan ini terbatas, yaitu hanya pada peserta
yang diundang. Biasanya sudah terdaftar dalam daftar rekanan dan
dianggap mampu memenuhi kebutuhan yang diminta.
3. Pelelangan di bawah tangan atau penunjukan langsung. Jenis pelelangan
ini biasanya jika dalam keadaan: Darurat, dan pelaksanaannya pun tidak
bisa ditunda. Rahasia, karena mungkin menyangkut pertahanan dan
keamanan negara. Khusus, karena pelaksanaannya hanya bisa dikerjakan
melalui teknologi khusus. Pekerjaan berskala kecil, karena nilai tender
tidak lebih dari 50 juta, untuk keperluan sendiri, risiko kecil, dan
menggunakan teknologi sederhana.
4. Pelelangan langsung. Jenis pelelangan ini biasanya pengguna akan
memilih kontraktor dengan membanding-bandingkan minimal 3
penawaran dari para kontraktor.
Persyaratan mengikuti tender, khusus untuk pengadaan barang.
1. Peserta harus memiliki SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan).
2. Mengajukan formulir keikutsertaan.
3. Melunasi kewajiban pajak.
4. Mempunyai pengalaman dalam penyediaan barang.
5. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak dalam pemberhentian usaha,
dan tidak bangkrut.
6. Tidak terdaftar dalam daftar hitam di suatu instansi.
7. Memiliki kemampuan memasok sesuai dengan paket pemasok.
8. Mempunyai surat dukungan keuangan dari Bank.
9. Membuat pernyataan kompetensi dan kemampuan usaha.
10. Memiliki alamat usaha yang jelas.

PROSES LELANG
1. Permohonan Lelang
Pemohon Lelang (calon Penjual) harus membuat surat permohonan
pelayanan lelang kepada Pejabat Lelang Kelas I (Pejabat Lelang Negara)
atau Pejabat lelang Kelas II tergantung jenis lelangnya, dengan disertai
dokumen-dokumen yang diperlukan. Pejabat Lelang kemudian akan
menentukan jadwal pelaksanaan lelang.

2. Pengumuman Lelang
setelah menerima penetapan jadwal pelaksanaan lelang dari Pejabat
Lelang, pemohon lelang kemudian menerbitkan pengumuman lelang agar
diketahui oleh masyarakat luas sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Peserta Lelang
setiap calon peserta lelang wajib mendaftarkan diri pada penyelenggara
lelang dan membayar uang jaminan peserta lelang paling lambat 1 (satu)
hari sebelum pelaksanaan lelang. setelah memenuhi semua persyaratan,
peserta lelang akan mendapatkan sebuah kode, biasa disebut dengan NIPL
(Nomor Induk Peserta Lelang) dimana kode ini dapat digunakan sebagai
bidding number pada saat pelaksanaan lelang.

4. Menjelang Pelaksanaan Lelang
Pejabat Lelang akan membacakan tata tertib jalannya pelaksanaan lelang
kepada seluruh peserta lelang , memberikan ilustrasi mengenai barang
yang akan di lelang dan memberikan kesempatan kepada peserta lelang
untuk menanyakan hal-hal yang dianggap perlu untuk diketahui sesaat
sebelum lelang dimulai.

5. Pada Saat Lelang
Lelang dibuka secara resmi oleh Pejabat Lelang dilanjutkan dengan acara
penawaran harga. Peserta Lelang yang mengajukan penawaran harga
tertinggi akan ditunjuk sebagai pemenang lelang oleh Pejabat Lelang.

6. Tanda Bukti Pembelian Barang melalui Lelang
Dalam setiap pelaksanaan lelang, Pejabat Lelang Wajib membuat Risalah
Lelang (Berita Acara Pelaksanaan Lelang) yang merupakan akta otentik
dan mempunyai kekuatan pembuktian sempurna bagi para pihak. Dengan
menggunakan Risalah Lelang, pembeli lelang dapat melakukan proses
balik nama atas barang yang dibelinya.
Ada beberapa prosedur dalam perdagangan di pasar lelang, yaitu :
a. Ducth Auction adalah salah satu alternatif dari contoh pasar lelang yang paling
berkembang. Harga lelang mulai dari harga ekpektasi yang paling tinggi
kemudian diturunkan sampai pembeli mau menerima. Landasan di balik sistem ini
adalah bahwa produk dijual kepada pembeli pada harga maksimal yang mau
dibayar oleh pembeli. Model ini banyak digunakan di Eropa dan Canadian
auction.
b. English Auction. Model ini banyak digunakan di Amerika, di mana penawaran
dilakukan mulai dari harga ekspektasi terendah dan kemudian terus bertambah
sampai salah satu pembeli menerima harga tertinggi. Menurut Schaffner, Schroder
dan Earle (1998), english auction lebih lambat tetapi lebih efisien dan
menghasilkan harga lebih rendah dibandingkan deng ducth auction.
c. Japanese Auction. Model ini terjadi di pasar ikan di Jepang. Cara pelelangan
diperlukan melalui penawaran dari seluruh pembeli. Setiap pembeli memasukkan
harga lamaran pada sejumlah ikan pada waktu yang sama. Harga penawaran
tertinggi sebagai pembeli.
d. Traditional Action. Jenis pasar lelang yang lebih tradisional adalah fasilitas
yang dimiliki publik atau swasta di mana para penjual membawa produk mereka
ke tempat penjualan. Komoditi-komoditi yang akan diperdagangkan, ditempatkan
sedemikian rupa di suatu lokasi tertentu, penjualan melalui pasar lelang dapat
memakan waktu yang lama dan lebih memakan biaya daripada pembeli atau
penjualan secara langsung. Contoh pasar lelang di Indonesia adalah pasar lelang
ikan di Muncar dan beberapa tempat lain.
Pasar lelang mempunyai keuntungan karena seluruh penawaran dan permintaan
dibawa dalam suatu lokasi melalui proses terbuka dan kompetitif sampai terjadi
harga. Keuntungan lain, karena komoditi yang diperdagangkan diletakkan secara
terbuka memungkinkan pembeli untuk memeriksa komoditi secara detail sebelum
terjadi transaksi.
Tender Kolusif atau persengkongkolan tender atau disebut juga Bid Rigging
diartikan sebagai bentuk perjanjian kerjasama di antara para peserta tender yang
seharusnya bersaing dengan tujuan memenang peserta tender tertentu.

UNCTAD menetapkan, bahwa tender kolusif pada dasarnya bersifat anti
persaingan karena dianggap melanggar tujuan penawaran tender yang
sesungguhnya, yaitu mendapatkan barang atau jasa dengan harga dan kondisi
yang paling menguntungkan pihak peyelenggara.
Dalam prakteknya terdapat beberapa mekanisme (metode) beroperasinya
persengkongkolan penawaran tender, antara lain :
1. Tekanan terhadap penawaran (Bid Suppression) :
artinya bahwa satu atau lebih penawar setuju untuk menahan diri untuk tidak
mengikuti pelelangan atau menarik penawaran yang telah diajukan sebelumnya,
agar penawar lain dapat memenangkan pelelangan itu.

2. Penawaran yang saling melengkapi (Complementary Bidding) yaitu :
kesepakatan di antara para penawar, di mana dua atau lebih penawar setuju
terhadap siapa yang akan memenangkan penawaran. Semua pihak telah sepakat
siapa yang menawar paling rendah dan yang lainnya menawar lebih tinggi.
Tindakan tersebut menciptakan kesan seolah-olah terdapat persaingan
sesungguhnya di antara mereka sehingga kontraktor yang dirancang berhasil
memenangkan tender. Tentunya oleh pemenang, kepada yang kalah diberikan
uang pinjam bendera.

3. Perputaran penawaran atau arisan tender (bid rotation)
adalah pola penawaran tender, di mana satu dari penawar setuju untuk kembali
menjadi penawar yang paling rendah. Seringkali perputaran (arisan) ini
menetapkan adanya jaminan, bahwa mereka akan mendapat giliran untuk
memenangkan tender. Kadangkala dalam beberapa pola semacam ini ada
perjanjian untuk mengantisipasi bahwa penawar yang kalah dalam tender akan
menjadi sub kontraktor bagi pihak yang dimenangkan.

4. Pembagian Pasar (Market Division)
adalah pola penawaran tender yang terdiri dari beberapa cara untuk memenangkan
tender melalui pembagian pasar. Melalui metode ini para penawar dapat
merancang wilayah geografis maupun pelanggan tertentu sehingga jika terdapat
kontrak di wilayah tertentu, seluruh penawar sudah mengetahui penawar mana
yang akan memenangkan tender.
Dalam semua pola penawaran di atas pemenang tender dapat mengamankan
kesepakatannya melalui pembayaran langsung terhadap para penawar lainnya.
Pembayaran tersebut dapat berwujud pembayaran sejumlah uang atau melakukan
perjanjian sub-kontraktor dengan penawar yang kalah.
Jika dikaji lebih dalam terhadap praktek- praktek seperti di atas maka pada
dasarnya persekongkolan dalam penawaran tender dapat terjadi secara horisontal
maupun vertikal. Persekongkolan horisontal adalah tindakan kerjasama yang
dilakukan para penawar tender, misal saling memberikan informasi harga dan
penawaran. Persengkokolan tender vertikal adalah kerjasama tersebut dilakukan
penawar dengan panitia tender. Dalam kasus ini, biasanya panitia memberikan
berbagai kemudahan atas persyaratan-persyaratan bagi salah satu penawar.

Penawaran dan Pembelian Melalui Tender

Resume
Resume ini disusun dalam rangka memenuhi tugas terstruktur Ekonomi
Manajerial


Oleh Kelompok 5:
Ongky Hiendarto 115020200111084
Pascally Kunthi Andini 105020200111083
Raka Kurnia Wicaksono 105020207111018
Lalu Gede Sava 105020207111040







UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANJEMEN
MEI 2013

Anda mungkin juga menyukai