Apakah sampelnya rapresentatif? a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah Deskriptif Korelasional yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan program pelayanan posyandu lansia terhadap tingkat kepuasan lansia di daerah binaan Puskesmas Darussalam Medan. b. Metode Sampling (Jumlah Sampel) Penentuan jumlah sampel dengan mengambil 10% dari populasi pengunjung yaitu 667 pengunjung selama tahun 2005. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus penentuan sampel menurut Nursalam (2003) yaitu dengan rumus 10% dari populasi jika populasi kurang dari 1000. Dari data jumlah populasi pengunjung lansia di Puskesmas Darussalam selama tahun 2005 ditemukan jumlah pengunjung sebanyak 668 lansia. Maka sampel yang dibutuhkan adalah 67 lansia. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cara convenience sampling yang dilakukan dengan mengambil responden yangtersedia pada saat itu dan telah memenuhi kriteria sampel yang telah ditentukan terlebih dahulu (Notoatmojo, 1993). Kriteria yang telah ditentukan untuk subyek penelitian adalah lansia yang mendapatkan pelayanan posyandu lansia dari Puskesmas Darussalam, dapat berinteraksi dengan menggunakan bahasa Indonesia, berusia di atas 60 tahun, dan bisa mendengar. c. Pengarang Wirdasari Hasibuan Ismayadi d. Analisa Data (isi dari jurnal) Program pelayanan posyandu lanjut usia adalah sebuah program yang ditetapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesehatan lansia di masyarakat yang dijalankan oleh puskesmas. Program pelayanan ini harus dinilai sebagai bahan evaluasi. Namun hingga kini belum ada alat yang dapat digunakan untuk menilai pelayanan tersebut. Yang dapat digunakan hingga kini adalah dengan menilai tingkat kepuasan para lansia. Tingkat kepuasan akan meningkat pada lansia yang mendapat pelayanan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan program pelayanan posyandu lansia terhadap tingkat kepuasan lansia. Penentuan jumlah sampel dengan mengambil 10% dari populasi pengunjung yaitu 667 pengunjung selama tahun 2005. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa semua responden (100%) mendapatkan pelayanan sedang dan mayoritas responden (77,6%) tidak puas, 19,7% merasa puas dan 3% merasa sangat puas. Program pelayanan posyandu lansia memiliki hubungan dengan nilai kekuatan hubungan agak rendah di mana r = 0.483(r = 0.20.4 = agak rendah) dan memiliki hubungan yang bermakana dengan nilai signifikan p pada uji dua arah adalah 0,000 (p<0.025). 2. Importan (seberapa penting) Besarnya masalah Tentang masalah program pelayanan posyandu lansia, dan tingkat kepuasan lansia. a. Internasional Di jurnal ini tidak termasuk jurnal Internasional. b. Nasional Jurnal ini termasuk jurnal penelitian yang Nasional. c. Tempat Penelitian Dilakukan di daerah Binaan Puskesmas Darussalam Medan. Alasan peneliti memilih Puskesmas Darussalam Medan sebagai tempat penelitian karena merupakan puskesmas yang melaksanakan program posyandu lansia dengan angka pengunjung lansia yang cukup tinggi. 3. Aksebiliti a. Tawaran apa Program pelayanan posyandu lansia, dan tingkat kepuasan lansia. b. Apakah jurnal ini bisa diterapkan di tempat kita (Indonesia)? Tentu bisa, jurnal penelitian ini sudah dilakukan di daerah Binaan Puskesmas Darussalam Medan. Karena program pelayanan posyandu lanjut usia adalah sebuah program yang ditetapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesehatan lansia di masyarakat yang dijalankan oleh puskesmas. 4. Saran Untuk praktik keperawatan Dalam praktik keperawatan komunitas agar dapat mengembangkan kemampuan untuk pencegahan dan promosi kesehatan pada lansia. Hal ini dapat berupa berbagai kreativitas kegiatan dalam pelaksanaan posyandu lansia misalnya mengadakan penyuluhan kesehatan, pemberian makanan bergizi, pengaktifan kelompok lansia dengan berbagai kegiatan kesehatan dan berbagi kegiatan lain. Untuk penelitian keperawatan Adanya hubungan antara program pelayanan posyandu lansia dengan tingkat kepuasaan lansia dapat menjadi masukan untuk peneliti selanjutnya tentang keefektifan program puskesmas terhadap peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Peneliti berikutnya juga perlu menggunakan jumlah sampel yang lebih representatif dengan menggunakan teknik sampling yang lebih tepat agar mendapatkan keadaan masyarakat lebih jelas lagi. Hasil penelitian yang memiliki hubungan agak rendah, dapat menjadi rekomendasi bagi peneliti selanjutnya untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan lansia. Untuk pendidikan keperawatan Pada pendidikan keperawatan terutama pada bidang komunitas agar dapat lebih memperhatikan kebutuhankebutuhan lansia yang tidak hanya pada keadaan sakit tapi juga pada keadaan sehat. Terutama kebutuhan akan mengatasi kesepiannya yang merupakan masalah utama. 5. Kesimpulan Dengan jumlah 67 responden, ditemukan pada distribusi frekuensi karakteristik responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia 6070 tahun (59,7%) dan di atas 70 tahun (40,3%) dengan jenis kelamin pria (50,7%) dan wanita (49,3%). Mayoritas responden menikah dan masih memiliki pasangan (70,1%) sedangkan janda/duda (29,9%). Persentase agama adalah Islam (38,8%), Protestan (58,2%), dan Katolik (3%). Responden kebanyakan memiliki status pendidikan terakhir SD (37,3%). Sedangkan berdasarkan suku responden mayoritas (64,2%) Batak. Keseluruhan responden mendapat pelayanan dengan kategori sedang (100%) dengan tingkat kepuasan responden tidak puas (77.6%), merasa puas (19,4%), dan sangat puas (3%). Program pelayanan posyandu lansia memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kepuasan di mana p<0.025 (pada dua arah), sehingga Ha dapat diterima. Sedangkan kekuatan hubungan antara program pelayanan posyandu lansia dengan tingkat kepuasan lansia memiliki interpretasi agak rendah dengan r sebesar 0.483. Berdasarkan tabel kriteria penafsiran korelasi menurut Arikunto (2002), bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan dengan interpretasi agak rendah (r pada 0.40.6).