Anda di halaman 1dari 69

MALARIA,

FILARIASIS
PENY.CACING TAMBANG,
PEDUCULOSIS CAPITIS,
SCABIES, DAN JIWA

OLEH

DR.TJAHAJA H, MS,SP PARK
PARASIT MALARIA
Penyebab Malaria adalah parasit Plasmodium yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Jenis malaria adalah:
1. Malaria falsiparum disebabkan:Plasmodium falciparum
2. Malaria vivaks disebabkan :Plasmodium vivax
3. Malaria malariae disebabkan :Plasmodium malariae
4. Malaria ovale disebabkan :Plasmodium ovale
5. Malaria knowlesi disebabkan :Plasmodium knowlesi




Sporozoit masuk ke dalam tubuh
melalui gigitan nyamuk

Menginvasi sel hati dan tumbuh menjadi
skizon yang berisi beribu-ribu merozoit
(Tidak menyebabkan gejala klinis)

Skizon pecah,merozoit menyerang
eritrosit

Merozoit tumbuh menjadi skizon,
mnghasilkan 12-32 merozoit (aseksual)

Skizon/eritrosit pecah:
Merozoit terlepas dan menyerang
eritrosit lain

Pelepasan endotoksin (dasar gejala
klinis malaria)

Sebagian merozoit tumbuh menjadi
Gametosit (seksual)

SIKLUS HIDUP PARASIT MALARIA,
PLASMODIUM FALCIPARUM
Cara infeksi:
1.Secara alami melalui vektor,sporozoit masuk badan
manusia melalui tusuksn nyamuk

2.Secara induksi,stadium aseksual dalam eritrosit
secara tidak sengaja masuk dalam badan manusia
melalui darah.

misal:
-transfusi, suntikan, secara kongenital (bayi baru
lahir mendapat infeksi dari ibu yang menderita
malaria melalui darah plasenta);
-sengaja untuk pengobatn demam al peny.lues,
sindrom nefrotik (sebelum perang dunia ke II)
Patologi dan gejala klinis

Demam
Secara periodik berhubungan dengan, waktu pecahnya
sejumlah skizon matang dengan keluarnya merozoit
dan masuk dalam aliran darah (sporulasi).

Pd malaria vivaks dan ovale skizon matang setiap 48
jam sehingga periodisitas demamnya bersifat tersian.

Pd malaria malariae skizon matang setiap 72 jam
sehingga periodisitas demamnya bersifat kuartan.

Gejala malaria

Trias Malaria(Malaria paroxysm)secara
berurutan,didahului stadium dingin(menggigil)
diikuti demam tinggi kemudian berkeringat
banyak.Gejala klasik ini biasanya ditemukan
pada penderita non imun (berasal dari daerah
non endemis)Gejala lain nyeri kepala, mual,
muntah,diare,pegel-pegel dan nyeri otot..
Gelala tsb biasanya terdapat pada orang-
orang yang tinggal di daerah endemis (imun).

.

Diagnosis Malaria,ditegakkan berdasarkan;
Anamnesis, pemeriksaan fisik,pemeriksaan penunjang
laboratorium.
Diagnosis pasti ditegakkan dg pemeriksaan sediaan darah
secara mikroskopis atau uji diagnostik cepat (Rapid
Diagnostic Test= RDT).
Pengobatan malaria
Pilihan utama malaria falsiparum :Artemisinin based
Combination Therapy (ACT).
- Dihidroartemisinin-Piperakuin (HHP) atau
- Artesunat-Amodiakuin + Primakuin


Hari Jenis
obat
Jumlah tablet perhari menurut berat badan
< 5
kg
6-10
kg
11-17
kg
18-30
kg
31-40 kg 41- 59 kg >60 kg
0-1
bln
2-11
bln
1-4 th 5-9 th 10-14 th >15 th > 15 th
1-3 DHP 1/2 1 1 1/2 2 3 4
1 Prima
kuin
- - 3/4 1 1/2 2 2 3
Pengobatan malaria falsiparum menurut berat badan dengan DHP dan Primakuin
Hari Jenis
obat

Jumlah tablet perhari menurut berat badan
< 5 kg 6-10
kg
11-17
kg
18-30
kg
31-40
kg
41-59
kg
>60
kg
0-1 bln 2-11
bln
1-4 th 5-9 th 10-14
th
>15 th > 15
th
1-3 DHP 1/2 1 1 1/2 2 3 4
1-14 Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1 1
Pengobatan malaria vivaksmenurut berat badan dengan DHP dan Primakuin
Anemi pada Malaria
Patofisiologi anemia:
1.Hancurnya eritrosit yg mengandung parasit
2. Eritrosit normal tidak dapat hidup lama
3. Depresi sumsum tulang (diseritropoesis)

Pada P.falciparum terjadi secara akut
pada P. vivax terjadi secara kronis
Pencegahan malaria
Mencegah gigitan nyamuk:pakai kelambu brinsektisida,
repelen,kawat kasa nyamuk, dll.

Obat untuk kemoprofilaksis: doksisiklin 100 mg/hari,
diberikan 1-2 hari sebelum bepergian,selama berada di
daerah tersebut sampai 4 minggu setelah kembali.

Tidak boleh diberikan pada: ibu hamil dan anak < 8 thn.
Tidak boleh diberikan lebih dari 6 bulan..


FILARIASIS
OLEH
Tjahaja Haerani S
Gejala umum terlihat adalah elefantiasis,
berupa membesarnya:
* tungkai bawah (kaki),
* kantung zakar (skrotum),
sehingga penyakit ini secara awam
dikenalsebagai penyakit kaki gajah
FILARIASIS (PENYAKIT KAKI GAJAH)
Penyebab filariasis
Ada 3 spesies cacing filaria di Indonesia
1. Wuchereria bancrofti
2. Brugia malayi
3 Brugia timori
(di Indonesia timur, Flores, Alor, Rote dll)
BENTUK FILARIFORM, PANJANG 2 - 7 CM
CACING BETINA LEBIH BESAR DARIPADA CACING JANTAN







BERSIFAT VIVIPAR, MENGELUARKAN MIKROFILARIA




DITULARKAN OLEH GIGITAN NYAMUK


Betina Jantan
Gejala akut filariasis
- Demam berulang 3-5 hari, hilang bila
istirahat dan timbul lagi setelah bekerja
berat.

- Kelenjar getah bening,tampak
kemerahan,panas dan sakit.

- Radang saluran kelenjar getah bening yang
terasa panas dan sakit

Gejala kronis filariasis :
Filariasis bancrofti
- hidrokel paling banyak ditemukan.
- limfedema dan elefantiasis terjadi di
seluruh tungkai
atas,bawah,skrotum,vulva,buah dada

Filariasis brugia,
- elefantiasis terjadi di tungkai bawah di
bawah lutut dan lengan bawah
Pemeriksaan fisik
Adanya limfangitis dan limfadenitis
Tanda khas infeksi Wuchereria bancrofti,
- limfangitis,limfadenitis pada tungkai,pada alat
kelamin, payudara,vulva,ada hidrokel,
epedidimitis,funikulitis,scrotum.
-Pada W.bancrofti, infeksi didaerah paha sampai
ekstremitas bawah

- Pada Brugia malayi hanya mengenai ekstremitas
bawah saja
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang,identifikasi
mikrofilaria
Penatalaksanaan
Obat anti filaria:
Diethyl carbamazine citrate (DEC) dan Ivermectine.

DEC: membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa,

Ivermectine: antimikrofilaria yang kuat, tetapi tidak
memiliki efek makrofilarisida.

Dosis DEC 6 mg/kg BB, 3 dosis/hari setelah makan

Ankilostomiasis,
Nekatoriasis dan
Ascariasis.

Penyakit cacing tambang pada manusia oleh:
Necator americanus dan Ancylostoma duodenale.
Menyebabkan: nekatoriasis, dan ankilostomiasis.

Diperkirakan sekitar 576 740 juta orang di dunia
terinfeksi dengan cacing tambang.
Di Indonesia ditemukan terutama didaerah pedesaan
khususnya perkebunan.
Seringkali golongan pekerja perkebunan yang langsung
berhubungan dengan tanah,mendapat infeksi lebih
dari 70%.
Cacing tambang (hookworm)
Ancylostoma duodenale
Necator americanus

Hospes:manusia
Peny:- ankilostomiasis
- nekatoriasis
Morfologi:
C.dewasa A.duodenale,
bentuk C,2 ps gigi,N.ameri
canus,S,mulut:benda chitin
Telur:bujur,dinding tipis.
Larva rhabditiform
Larva filariform (infektif)
Keluhan dan Gejala Klinis:
Pada infestasi ringan:belum menimbulkan
gejala
Bila berat menimbulkan banyak kehilangan
darah,menimbulkan gejala, anemia dan lemas

Faktor Resiko :
1. Kurangnya penggunaan jamban keluarga.
2. Kebiasaan menggunakan tinja sebagai
pupuk.
3. Tidak menggunakan alas kaki saat
bersentuhan dengan tanah.
Pemeriksaan Fisik :
1. Konjungtiva anemis
2. Perubahan pada kulit (telapak kaki) bila
banyak larva yang menembus kulit,
disebut
sebagai ground itch.

Gejala dan tanda klinis infestasi cacing
tambang bergantung pada jenis spesies
cacing,jumlah cacing, dan keadaan gizi
penderita.
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan mikroskopik:
Menemukan telur dalam tinja segar,dalam tinja
lama mungkin ditemukan larva.

Penegakan Diagnostik (Assesment)
Diagnosis Klinis :
Diagnosisi ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Klasifikasi :
- Nekatoriasis
- Ankilostomiasis

Penatalaksanaan :
Beri pengetahuan pada masyarakat,
pentingnya kebersihan diri dan
lingkungan,al:

-Masing-masing keluarga memiliki jamban.

-Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk

- Menggunakan alas kaki, terutama saat
berkontak dengan tanah.

Penatalaksanaan farmakologis
- Pemberian pirantel pamoat selama 3 hari

- Mebendazole 500mg dosis tunggal atau
100mg, 2x sehari, selama 3 hari

- Albendazole 400mg, dosis tunggal, tidak
diberikan pada wanita hamil.

- Sulfasferosus

Ascaris lumbricoides
Hospes: manusia,penyakit : askarisis;
Morfologi:
Cacing betina,ekor runcing,
Jantan,ekor mlingkar,mem
punyai spikulum.

Telur berdinding tebal.




telur matang/bentuk infektif
telur tidak
dibuahi
telur dibuahi
telur decorticated
Gejala klinis:
Larva : Sindrom Loeffler larva di paru-paru
Gejala: Batuk, demam,eosinofilia
Foto thoraks: tampak infiltrat.
menghilang dalam 3 minggu
Gejala klinis
Cacing dewasa:

Infeksi ringan: mual,anoreksia,diare/konstpasi
Infeksi berat : malabsorsi (tu anak)
Efek serius : ileus (obtruksi usus)


PEDIKULOSIS KAPITIS
PEDIKULOSIS KAPITIS
Keluhan
Gejala yang paling sering timbul adalah gatal di
kepala akibat reaksi hipersensitivitas terhadap
saliva kutu saat makan maupun terhadap feses kutu.
Gejala dapat pula asimptomatik
Faktor Risiko
Status sosioekonomi yang rendah.
Prevalensi pada perempuan lebih tinggi dibandingkan
pada laki-laki, terutama pada populasi anak usia
sekolah
PENATALAKSANAAN
Sebaiknya rambut pasien dipotong
sependek mungkin, kemudian disisir
dengan menggunakan sisir serit.
Menjaga kebersihan kulit kepala dan
menghindari kontak erat dengan kepala
penderita.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan topikal merupakan terapi
terbaik, yaitu dengan pedikulosid dengan
salah satu
pengobatan di bawah ini:
Malathion 0.5% atau 1% dalam bentuk losio
atau spray, dibiarkan 1 malam.
Permetrin 1% dalam bentuk cream rinse,
dibiarkan dalam 2 jam
Gameksan 1%, dibiarkan dalam 12 jam.
PENATALAKSANAAN
Pedikulosid sebaiknya tidak digunakan pada
anak usia kurang dari 2 tahun.
Cara penggunaan: rambut dicuci dengan
shampo, kemudian dioleskan losio/krim
dan ditutup dengan kain. Setelah
menunggu sesuai waktu yang ditentukan,
rambut dicuci kembali lalu disisir dengan
sisir serit.
PENYAKIT YANG DISEBABKAN ARTROPODA
Skabies
Sinonim: Buduk, kudis, penyakit ampera
Etiologi: Sarcoptes scabiei adalah Tungau

Morfologi dan daur hidup
Badan oval, pipih dorsoventral
Jantan: 150 x 200 u,mati setelah kopulasi
Betina: 300 x 350 u,yg garavid membuat trowongan
pd stratum korneum sambil bertelur





Sarcoptes scabiei
KLINIS SKABIES
KLINIS SKABIES
DIAGNOSIS
Gejala klinis:
Pruritus nokturna, yaitu gatal yang hebat
terutama pada malam hari atau saat penderita
berkeringat.
Lesi timbul di stratum korneum yang tipis,
seperti di sela jari, pergelangan tangan dan
kaki, aksila, umbilikus, areola mammae dan
di bawah payudara (pada wanita) serta
genital eksterna (pria).
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli)
berwarna putih atau abu-abu dengan panjang
ratarata 1 cm.
Ujung terowongan terdapat papul, vesikel, dan
bila terjadi infeksi sekunder, maka akan
terbentuk pustul, ekskoriasi, dsb.
Pada anak-anak, lesi lebih sering berupa
vesikel disertai infeksi sekunder akibat garukan
sehingga lesi menjadi bernanah
DIAGNOSIS
Terdapat 4 tanda cardinal untuk Diagnosis skabies, yaitu:
1. Pruritus nokturna
2. Menyerang manusia secara berkelompok
3. Adanya gambaran polimorfik pada daerah predileksi
lesi di stratum korneum yang tipis (sela jari,
pergelangan volar tangan dan kaki, dsb)
4. Ditemukannya tungau dengan pemeriksaan
mikroskopis.

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4
tanda tersebut
PENATALAKSANAAN
Melakukan perbaikan higiene diri dan
lingkungan, dengan:
Tidak menggunakan peralatan pribadi secara
bersama-sama dan alas tidur diganti bila
ternyata pernah digunakan oleh penderita
skabies.
Menghindari kontak langsung dengan penderita
skabies.
Terapi tidak dapat dilakukan secara individual
melainkan harus serentak dan menyeluruh pada
seluruh kelompok orang yang ada di sekitar
penderita skabies.

PENATALAKSANAAN
Terapi diberikan dengan salah satu obat
topikal (skabisid) di bawah ini:
Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh, selama
3 hari berturut-turut, dipakai setiap habis
mandi.
Krim permetrin 5% di seluruh tubuh.
Setelah 10 jam, krim permethrin
dibersihkan dengan sabun.
Terapi skabies ini tidak dianjurkan pada anak
< 2 tahun.

Parameter 0 1 2 3 Jmlh
Kontak TB Tidak jelas
Laporan keluarga, BTA
(-) atau BTA tidak
jelas/tidak tahu
BTA (+)
Uji Tuberkulin
(Mantoux)
(-)
(+) (10mm,
atau 5mm
pada
keadaan
imunokompr
omais)
Berat badan/ keadaan
gizi
BB/TB < 90% atau
BB/U < 80%
Klinis gizi buruk atau
BB/TB <70% atau BB/U
< 60%
Demam yang tidak
diketahui
penyebabnya
> 2 minggu
Batuk kronik 3 minggu
Pembesaran kelenjar
limfe kolli, aksila,
inguinal
>1 cm,
Lebih dari 1 KGB,
tidak nyeri
Pembengka-kan
tulang /sendi panggul,
lutut, falang
Ada pembeng-
kakan
Foto toraks Normal
kelainan
tidak jelas
Gambaran sugestif
TB
Total skor
Table 1. Sistem Skoring TB Anak
Catatan Entry point diagnosis TB anak : scor > 6
Jika ketemu pasien anak batuk kronis ( >3 minggu),Badan kurus (Klinik gizi kurang ( BB/TB < 90%),
Pembesaran kelenjar limfe lebih dari satu dgn ukuran >1cm serta ada kontak TB (+) (nenek sedang diobati penyakit tbc).j
adi scor anak tersebut >6. Artinya anak tersebut suspek TBC.
Rekomendasi dosis dalam mg/kgBB
Obat Harian 3x seminggu
INH* 5(4-6) max 300mg/hr 10(8-12) max 900 mg/dosis
RIF 10 (8-12) max 600 mg/hr 10 (8-12) max 600 mg/dosisk
Menular, 2013.observasi selama
2 minggu, maubah.neurisma,
gagal jantung, serangan jantung
dan gagal
PZA 25 (20-30) max 1600
mg/hr
35 (30-40) max 2400 mg/dosis
EMB 15 (15-20) max 1600
mg/hr
30 (25-35) max 2400 mg/dosis
Tabel 3Dosis obat TB Dewasa
Contoh perhitungan dosis obat dewasa: Berat Badan 50 kg. pengunaan INH
adalah 50 kg x 5 mg= 250 mg/hari.
Pemberian harian diberikan dalam 2 bulan pertama. Dan selanjutnya 4 bulan
berikut diberikan 3 x seminggu ( senin, rabu dan jumat)
Diagnose pasti TB dewasa: pemeriksaan sputum 3 kali berturut2 ,sputum
diambil dalam 2 hari berturut2 , diantara 2 pemeriksaan sputum positif.
Maka pasien tersebut dinyatakan penderita TB.
Tabel 3 Dosis obat TB Dewasa
ANTIBIOTIKA DOSIS KETERANGAN
Kloramfenikol Dewasa: 4x500 mg
selama 10 hari
Anak 50-100
mg/kgBB/har, maks 2 gr
selama 10-14 hari dibagi
4 dosis
Merupakan obat yang sering digunakan dan
telah lama dikenal efektif untuk tifoid
Murah dan dapat diberikan peroral serta
sensitivitas masih tinggi
Pemberian PO/IV
Tidak diberikan bila lekosis <2000/mm3
Ceftriaxone Dewasa: 2-4gr/hari
selama 3-5 hari
Anak: 80 mg/kgBB/hari
dalam dosis tunggal
selama 5 hari
Cepat menurunkan suhu, lama pemberian
pendek dan dapat dosis tunggal serta cukup
aman untuk anak.
Pemberian PO/IV

Ampicillin &
Amoksisilin

Dewasa: (1.5-2) gr/hr selama 7-10 hari
Anak: 50 100 mg/kgbb/hari selama 7-10 hari

Aman untuk penderita hamil
Sering dikombinasi dengan kloramfenikol pada
pasien kritis
Tidak mahal
Pemberian PO/IV

Cotrimoxazole
(TMP-SMX)

Dewasa: 2x(160-800) selama 7-10 hari
Anak: TMP 6-19 mg/kgbb/hari atau SMX 30-
50 mg/kgbb/hari selama 10 hari
Tidak mahal
Pemberian per oral

Quinolone

Ciprofloxacin 2x500 mg selama 1 minggu
Ofloxacin 2x(200-400) selama 1 minggu

Pefloxacin dan Fleroxacin lebih cepat menurunkan
suhu
Efektif mencegah relaps dan kanker
Pemberian peroral
Pemberian pada anak tidak dianjurkan karena efek
samping pada pertumbuhan tulang

Cefixime

Anak: 1.5-2 mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis
selama 10 hari

Aman untuk anak
Efektif
Pemberian per oral
tabel 15 Perbedaan Pelayanan dokter layanan primer dan dokter layanan sekunder
Ruang lingkup Dokter layanan Primer Dokter Layanan Sekunder

Ratio Pelayanan
Lebih Kecil & stabil ( 1:1000-2500
populasi)
Lebih luas & labil ( 1: 50.000-500.000
populasi)
Tujuan Pelayanan
Populasi yang sehat dan Pelayanan
menyeluruh
Populasi yang sakit & terutama organ yang
sakit
Tanggung jawab
pelayanan Terus menerus dan terjangkau Bila diperlukan
Ruang lingkup
pelayanan Luas (Pendekatan bio-psycho-sosial) Sempit (Pendekatan sistim-organ-sel)
Jenis penyakit Penyakit yang sering diketemukan Penyakit sulit, berat dan sifat akut
Materi pelayanan Pencegahan dan pengobatan Pengobatan
Cara pelayanan
Komprehensip (perilaku sehat,deteksi
dini) khusus (Fokus komplikasi penyakitnya)

Teknik Pengobatan
Mengunakan teknik pengobatan yang
lazim/
mengunakan teknik pengobatan yang
muktahir

sesuai,yang dapat mencegah
pemeriksaan dan baru,dengan resiko biaya tinggi

berulang-ulang/pengobatan yang
berlebihan.
dan berkemungkinan pengobatan
berlebihan.

Target pengobatan
Pengobatan yang bermanfaat,
keselamatan Pengobatan penyakit yang ditangani saat ini,
pasien dan terjangkau Target pengobatan jangka pendek dan

Target pengobatan pasien
mempertimbangan memilih prosedur pelayanan yang terbaik.

kesehtana pasien jangka
pendek,menengah
maupun jangka panjang

Pendekatan Pola
diagnosis
Pendekatan pola induksi, Diawali
Problem/ Pendekatan pola reduksi, Diawali dari
symtom penyakit sistim/organ yang sakit

Hubungan dokter-
pasien Hubungan dokter-pasien sangat erat, Hubungan dokter-pasien longgar,kurang
bersinambungan dan dokter kenal dekat bersinambungan,dokter kurang dekat
latar belakang pasien dan keluarganya dengan pasien dan keluarganya

Level hubungan
Level hubungan : dokter dan pasien
setingkat
Level hubungan : dokter lebih tinggi dari
pasien
Penanganan penyakit
Pasien aktif diskusi penyakitnya dengan
dokter
Pasien kurang aktif diskusi penyakitnya
dengan
dokter ( kebanyakan menerima saran dokter)
Tabel 18 Penyakit2 perlu deteksi dini dan tindak
lanjut
Nama Penyakit Kelainan Tindak lanjut Saran / Anjuran Tindak Lanjut
Hipertensi TD >140/90 Pemeriksaan: Diet Rendah garam, Pemeriksaan teratur
(hasil pengukuran
Darah Lengkap, Urine
lengkap, EKG Batasi Intake Kalori/ alkohol
3 x,bukan hari yang sama) Foto Thorax, Olahraga Adequat Bila TD tidak tercapai batas
Kendalikan BB normal 4 minggu -->rujuk
obat
Hyperlipemia Pemeriksaan lab.
Ulangi pemeriksaan
laboratorium
Diet rendah lemak, rendah
kalori Pmeriksaan lab rutin
# Total choleterol >240 mg 4 minggu Olahraga Adequat Atasi effek samping obat
# Trigliceda > 150 mg/dl
( Terutama pemeriksaan
total Turunkan BB
# H-LDL C < 40 mg/dl
cholesterol dan LDL
cholesterol) obat
# L-HDL-C > 160 mg/dl
Pre-Diabetes Gula darah Puasa :
Ulangi pemeriksaan
laboratorium Diet rendah karbohydrat Pemeriksaan teratur
atr 108 gm/dl - 126 gm/dl 4 minggu Diet Rendah kalori
Jika OGTT normal, pemriksaan
ulang
Olahraga Adequat 2hPG setahun sejkali
Fruktose 75 g oral : Turunkan BB
OGTT : 2hPG> 140 mg/dl Evaluasi lingkaran perut
Pemeriksaan Lipid darah
Pemeriksaan TD
Diabetes
M
Ketemu Gejala2 Diabetes
dan Pemeriksaan HbA1C Diet Diabetes Pemeriksaan teratur
# Gula darah puasa > 126
mg/dl
Pemeriksaan clearane
Kreatinine Olahraga Adequat Gula puasa, HbA1C
#Gula drh sewaktu
>199.8 gm/dl Pemeriksaan urin lengkap
Oral DM ( max
kombinasi 3 jenis)
Pemeriksaan clearane
Kreatinine
# 2hPG > 199.8 gm/dl Pemeriksaan kel Thyrois Insulin SC Pemeriksaan urin lengkap
Pemeriksaan UKG
Pelajari pemeriksaan
sendiri:
gula darah, gula urine,
keton urine
Kanker
Ada benjolan pada
mamea Foto thorax, CT scan
Bila diagnosis Ca
mamea, dilakukan:
Pemeriksaan kanker di
Tulang
Payudara USG ketemu benjolan Mamografi
bedah kanker,
pemerisaan
kel.axilla
panggul,pemeriksaan fungsi
hati
Pemeriksaan fungsi Hati ( utk mengetahui stadium penyakit)
Chemo tx, Radio Tx.
Makanan yang adequat
Kanker Keluar flour albus banyak Rujuk ke layanan Sekunder
Rujuk ke layanan
Sekunder Rujuk ke layanan Sekunder
Servix-
uteri Hasil Pap-smear positif
TBC paru Batuk > 3 minggu
Pemeriksaan sputum pos
kuman tbc
Atasi effek samping
obat
Pemer
iksaan
tiap
bulan
anak dengan Scor>6
Pemberian obat(kobinasi 3
Jenis obat) Makan obat teratur
Gagal
Ginjal Urinr sedikit
GFR < 90 ( ml/menit/1.73
m2)
Diet GGA yaitu:
Pembatasan Hasil GFR utk menentukan
Akut
(GGA) Badan Lemas
konsumsi
proten/garam,
perlu
tidakn
ya
Dialisi
s
Batasi asupan
kalium/cairan/fosfo
r
GANGGUAN PSIKOTIK
Gangguan yang ditandai dengan ketidak
mampuan dalam menilai realita, berupa:
Sindroma (kumpulan gejala), antara lain
dimanifestasikan dengan adanya halusinasi
dan waham.
Anamnesa
Pasien mungkin datang dengan keluhan:
Sulit berpikir/sulit berkonsentrasi
Tidak dapat tidur
Perasaan gelisah, tidak tenang, ketakutan
Bicara kacau, tidak dapat dimengerti
Mendengar suara orang yang tidak dapat
didengar oleh orang lain
Adanya pikiran aneh tidak sesuai realita
Marah tanpa sebab yang jelas, kecurigaan yang
berat, perilaku kekerasan
Menarik diri dari lingkungannya dan tidak
merawat diri dengan baik
Faktor Risiko:
Faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyakit
Adanya faktor biologis,mempengaruhi al.
hiperaktivitas sistem dopaminergik, faktor
genetik.
Ciri kepribadian tertentu yang imatur,
seperti ciri kepribadian skizoid, paranoid,
dependen.
Adanya stresor kehidupan
Penegakan diagnostik (Assessment)
- Diagnosis Klinis Gangguan Psikotik
- Nama penyakit (dan nama lainnya jika
ada),
Skizofrenia dan gangguan psikotik kronik
lain
Pemeriksaan Fisik
--Tidak ada tanda khas dari pemeriksaan
fisik pasien, namun pada pasien dengan
gangguan psikotik
*sering terdapat gangguan fisik karena
perawatan diri yang kurang.
*tidak ada tempat predileksi khas yang
menjadi lokasi lesi penyakit.
*faktor pencetus: Stresor kehidupan.
Gangguan Campuran
Anxietas dan Depresi
Gangguan Campuran Anxietas dan
Depresi
Gangguan ditandai adanya gejala anxietas
(kecemasan)dan depresi bersama-sama,
masing-masing gejala tidak menunjukkan
rangkaian gejala yang cukup berat untuk
dapat ditegakkannya suatu diagnosis
tersendiri.

Untuk gejala anxietas, bbrp gejala otonomik
harus ditemukan, walaupun tidak terus
menerus, di samping rasa cemas atau
khawatir berlebihan
Keluhan:
Biasanya pasien datang dengan keluhan
fisik : --- nafas pendek/cepat,
- berkeringat,
- gelisah-tidak dapat tidur,
- jantung berdebar,
- gangguan lambung/diare,
- sakit kepala disertai rasa cemas
- khawatir berlebihan
Faktor Risiko:
Faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyakit
Adanya faktor biologis yang mempengaruhi
al. hiperaktivitas sistem
noradrenergik,faktor genetik

Ciri kepribadian tertentu yang imatur dan
tidak fleksibel, seperti ciri kepribadian
dependen,
skizoid, anankastik, cemas.
Adanya stresor kehidupan.
Pemeriksaan Fisik
Tanda pathognomonis
Tanda khas yang dapat ditemukan dari
pemeriksaan fisik pasien
Pemeriksaan fisik: respirasi meningkat,
tekanan darah dapat meningkat, dan
tanda lain sesuai keluhan fisik pasien
Faktor Pencetus:
Faktor yang dapat menimbulkan penyakit Stresor
psikososial. misalnya adanya permasalahan
dalam keluarga, pekerjaan dan sosial

Diagnosis Klinis Gangguan Campuran Anxietas
dan Depresi
-Nama penyakit (dan nama lainnya jika ada)

-Adanya gejala kecemasan dan depresi yang timbul
bersama-sama, dimana masing-masing gejala
tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup
berat untuk dapat ditegakkannya suatu diagnosis
tersendiri.
Adanya gejala-gejala kecemasan antara
lain:
a) Kecemasan atau khawatir berlebihan,
sulit berkonsentrasi

b) Ketegangan motorik: gelisah, sakit
kepala, gemetaran, tegang, tidak dapat
santai

c) Aktivitas otonomik berlebihan: palpitasi,
berkeringat berlebihan, sesak nafas, mulut
kering,pusing, keluhan lambung, diare

Adanya gejala-gejala depresi antara lain:

a) Suasana perasaan sedih/murung,
b) Kehilangan semangat dalam melakukan
aktivitas
c) Mudah lelah
d) Gangguan tidur
e) Konsentrasi menurun
f) Gangguan pola makan
g) Kepercayaan diri berkurang
h) Pesimistis
i) Rasa tidak berguna/rasa bersalah
Penatalaksanaan
1. Non-farmakologi (Intervensi Psikososial)
- Beri penjelasan adanya pengaruh antara faktor fisik
dan psikologis,bagaimana faktor perilaku, psikologik,
emosi berpengaruh mengeksaserbasi gejala somatik.

- Bicarakan rencana pengobatan dan follow-up
- Dorong untuk kembali ke aktivitas normal.

- Ajarkan teknik relaksasi (teknik nafas dalam)
- Anjurkan berolah raga teratur/melakukan
aktivitas disenangi, terapkan perilaku hidup sehat.

- Ajarkan untuk selalu berpikir positif dan manajemen
stres dengan baik.
2. Farmakologi
Farmakologi dapat diberikan jika gejala terlihat jelas
dan mengganggu fungsi sehari-hari.
- Bila ditemukan gejala kecemasan, diberi obat-obatan
antianxietas jenis benzodiazepine : alprazolam 2X
0,25-0,5mg, klobazam 2X 5-10 mg, diazepam 1x2-5
mg atau lorazepam 1-2 X 0,5-1 mg. Lama pemberian:
2-4 minggu,

- Untuk gejala kecemasan maupun depresinya, diberi
antidepresan dosis rendah, dinaikkan bila tidak ada
perubahan yang signifikan setelah 2-3 minggu

- Fluoksetin dan sertralin dapat diberikan sebagai dosis
tunggal maupun kombinasi dengan antianxietas
benzodiazepine.

Anda mungkin juga menyukai