Anda di halaman 1dari 52

1

PESAN dari ALAM


E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
2
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Vi si Vi si Vi si Vi si Vi si :
Misi utama Orangutan Foundation International adalah
membantu usaha pel estari an dan memberi kan
pemahaman, bahwa orangutan dan hutan hujan tropis
sebagai habitatnya serta melakukan perawatan terhadap
orangutan sitaan dan dikembalikan ke alam yang berupa
hutan tropis.
T TT TTentang entang entang entang entang OFI OFI OFI OFI OFI & Y YY YYOIK OIK OIK OIK OIK:
OFI merupakan organisasi nirlaba yang bergerak di bidang
pelestarian orangutan dan habitatnya. Ada beberapa
kegiatan yang dilakukan oleh OFI antara lain: Program
Penelitian dan Pelestarian Orangutan, Patroli yang dilakukan
oleh masyarakat, Program di Suaka Margasatwa Lamandau,
Program Pemugaran Hutan, Perawatan dan Karantina,
Perlindungan Orangutan di Amerika Bagian Utara,
Pendidikan konservasi, Sepekan Penyuluhan orangutan,
Memberikan beasiswa, Program tour, Program relawan
dan program GIS.
PESAN DARI ALAM
I SSN: 2085-3203 I SSN: 2085-3203 I SSN: 2085-3203 I SSN: 2085-3203 I SSN: 2085-3203
Di terbi tkan ol eh: Di terbi tkan ol eh: Di terbi tkan ol eh: Di terbi tkan ol eh: Di terbi tkan ol eh:
Orangutan Foundation International
Yayasan Orangutan Internasional Kalimantan
Al amat Redaksi : Al amat Redaksi : Al amat Redaksi : Al amat Redaksi : Al amat Redaksi :
Jl Tebet Barat Dalam VI A No. 9
Jakarta, 12810
Telp/Fax: 62-21-8291189
Wab site: www.orangutan.org
P PP PPemimpin Redaksi: emimpin Redaksi: emimpin Redaksi: emimpin Redaksi: emimpin Redaksi: Prof. Dr. Birute Galdikas
Redaksi P Redaksi P Redaksi P Redaksi P Redaksi Pelaksana: elaksana: elaksana: elaksana: elaksana: Edy H. Wahyono dan Affan Surya
Staf Redaksi: Staf Redaksi: Staf Redaksi: Staf Redaksi: Staf Redaksi: Renie Djojoasmoro, Christian Simanjuntak,
Bohap Bin Jalan, Fajar Dewanto, Robert Ferdinand,
Drh. Popowati, Drh. Prima, Tomin, Tamel,
Sehat, Nano Sudarno dan Hartati Saat
Desain T Desain T Desain T Desain T Desain Tata Letak: ata Letak: ata Letak: ata Letak: ata Letak: Eko Wahono
Distributor: Distributor: Distributor: Distributor: Distributor: Jhoni Apriyanto
Pesan dari Alam, diterbitkan oleh Orangutan
Foundation International, sebagai Media Informasi dan
Komunikasi, mengenai orangutan, hutan sebagai
habitatnya, flora dan fauna, dan masyarakat yang ada
di pinggiran hutan.
Redaksi menerima tulisan dari berbagai
kalangan masyarakat yang mempunyai tema
pelestarian alam dan lingkungan, baik berupa
penelitian, pendidikan dan usaha lain yang
mendukung.
3
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Pesan dari Alam
Telah nampak tanda-tanda kerusakan bumi ini (baik di darat, di laut ataupun di udara) karena
perbuatan manusia ......... Sebuah kutipan dari Kitab Suci Umat Islam, yaitu Surat Ar Rum ayat 43, kini
memang sudah mulai nampak atau bahkan kenyataan sudah terjadi. Bencana silih berganti, musim
hujan tidak menentu dan musim kemarau, kapan akan datang dan berakhir. Sementara ekploitasi sumber
daya alam berlebihan, guna mencukupi kebutuhan akan energi manusia.
Hutan tropis yang menjadi paru-paru bumi, banyak yang sudah berubah fungsi, untuk berbagai
kepentingan. Bila diibaratkan hutan tropis itu sebagai paru-paru bumi, maka paru-paru itu sudah
terserang kanker yang akut. Di mana-mana hutan itu sudah menjadi perkebunan, pemukiman, atau
malah hitam kelam karena terbakar atau terkoyak untuk diambil bahan tambangnya.
Serangan kanker hutan tropis itu semakin akut. Pengobatan demi pengobatan, seperti penghijauan
ataupun perlindungan, belum seimbang dengan kerusakannya. Undang-undang yang telah ditetapkan,
masih banyak yang melanggar.
Kini iklim sudah berubah. Suhu di permukaan bumi mulai meningkat, walau sedikit, namun pasti. Gunung es
di kutub, mulai mencair. Salju abadi di Puncak Jaya Wijaya, Papua, mulai berkurang. Namun masih ada titik
harapan untuk memperpanjang kehidupan dan mencegah kehancuran, asalkan kita mau, tentu bisa.
PESAN DARI ALAM PESAN DARI ALAM PESAN DARI ALAM PESAN DARI ALAM PESAN DARI ALAM
4
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
PESAN ALAM
H
utan tropis yang ada di Kalimantan
setiap detik terus berkurang, sedikit demi
sedikit, namun pasti. Hutan yang lebat
dengan tegakan kayu yang lurus menjulang tinggi
berubah, menjadi lahan pertanian, perkampungan
dan perkebunan.
Lengkaplah sudah penderitaan satwa
penghuni hutan itu. Makanan menipis, hutan
semakin gundul. Merekapun mulai memasuki
perkampungan, melahap apa saja yang ada.
Jagung, singkong, buah-buahan, dan kadang-
kadang memasuki pondok dan memakan simpanan
makanan manusia...................................... hal 7 hal 7 hal 7 hal 7 hal 7
dari
Edisi 6 Tahun III, J uni Desember 2011 ISSN: 2085-3203
Laporan Khusus
T TT TTaman Nasional T aman Nasional T aman Nasional T aman Nasional T aman Nasional Tanjung anjung anjung anjung anjung
Put i ng Put i ng Put i ng Put i ng Put i ng
T
ahun 1980an, dimana Suaka MargaSatwa
Tanjung Puting ditetapkan dan ditingkatkan
statusnya menjadi Taman Nasional Tanjung Puting,
kunjungan wisatawan masih didominasi oleh para
peneliti, baik dari dalam dan luar negeri, yang ingin
menggali potensi alam, kekayaan flora dan fauna
dan pengembangan sebagai kawasan konservasi
dan usaha melestarikannya. Selain itu juga disusun
sebuah manajement plan untuk jangakan waktu
tertentu............................ hal 10 hal 10 hal 10 hal 10 hal 10
Program Program Program Program Program Save Sea T Save Sea T Save Sea T Save Sea T Save Sea Turtle in urtle in urtle in urtle in urtle in
Y YY YYour Hand our Hand our Hand our Hand our Hand .. .........................hal 17 .........................hal 17 .........................hal 17 .........................hal 17 .........................hal 17
Pesan dari Alam.......... hal 3
7
10
Dari Karantina
Kutangkap dan Kulepaskan Kutangkap dan Kulepaskan Kutangkap dan Kulepaskan Kutangkap dan Kulepaskan Kutangkap dan Kulepaskan
5
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
E
vent Organizer bernamaBoemi Edukasi,
menyelenggarakan kegiatan edukasi bernuansa
laut di Taman nasional Laut kepulauan Seribu. Kegiatan
edukasi ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih
dekat salah satu kekayaan alam laut Indonesi. Peserta
dalam kegiatan ini adalah dari sekolah Bina Tunas
Bangsa International School (BTB IS) Jakarta... hal 24 hal 24 hal 24 hal 24 hal 24
Membuat Kerajinan dari Barang Membuat Kerajinan dari Barang Membuat Kerajinan dari Barang Membuat Kerajinan dari Barang Membuat Kerajinan dari Barang
Bekas Bekas Bekas Bekas Bekas
T
ernyata, sampah masih ada gunanya. Selain
sebagai bahan karya kerajinan tangan, hasilnya
pun bisa mendatangkan uang..... hal 31 hal 31 hal 31 hal 31 hal 31
Membuat Pikohidro Membuat Pikohidro Membuat Pikohidro Membuat Pikohidro Membuat Pikohidro
K
risis energi sudah mulai dirasakan, listrik mati
bergiliran sudah tak asing lagi di negeri kita
ini. Kebutuhan listrik terus meningkat dari waktu ke
waktu. Sementara, alam menyediakan segala
sesuatu untuk manusia, termasuk air, angin dan
cahaya matahari yang melimpah, sebagai sumber
energi penghasil listrik.......................... hal 36 hal 36 hal 36 hal 36 hal 36
Rahasia Alam Rahasia Alam Rahasia Alam Rahasia Alam Rahasia Alam
Keindahan bulu burung Cendrawasih dan semut
yang melakukan bunuh diri masal ...........hal 40 .......hal 40 .......hal 40 .......hal 40 .......hal 40
P PP PPerjalanan erjalanan erjalanan erjalanan erjalanan
Dari Tanjung Keluang, Kalimantan Barat, berlanjut
ke Titik Nol Indonesia di Pulau Weh, Sabang,
hingga Taman pesisir Pantai Penyu Pangumbahan
................................................................ hal 43 hal 43 hal 43 hal 43 hal 43
24
36
46
Pendi di kan
Li ngkungan
Mengenal Ekosi stem Mengenal Ekosi stem Mengenal Ekosi stem Mengenal Ekosi stem Mengenal Ekosi stem
Laut di Pulau Pramuka. Laut di Pulau Pramuka. Laut di Pulau Pramuka. Laut di Pulau Pramuka. Laut di Pulau Pramuka.
40
6
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
dari KARANTINA
7
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
H
utan tropis yang ada di Kalimantan
setiap detik terus berkurang, sedikit demi
sedikit, namun pasti. Hutan yang lebat
dengan tegakan kayu yang lurus menjulang
tinggi berubah, menjadi lahan pertanian,
perkampungan dan perkebunan.
Kehidupanpun tersisih, minggir ke tengah hutan.
Namun di tengah hutan sana ada lagi kegiatan
yang mengganggu mereka, penebangan hutan
untuk berbagai kepentingan. Bergerak lagi ke
daerah lain, namun di tempat itu dicegat lagi
dengan suara gergaji mesin yang meraung-
raung.
Lengkaplah sudah penderitaan para penghuni
hutan itu. Makanan menipis, hutan semakin
gundul. Merekapun mulai memasuki
perkampungan, melahap apa saja yang ada.
Jagung, singkong, buah-buahan, dan kadang-
kadang memasuki pondok dan memakan
simpanan makanan manusia.
Ada dari mereka yang ditangkap untuk dipelihara
ataupun sebagai makanan umat manusia,
namun ada pula yang dibunuh karena sudah
dianggap sebagai hama. Gambaran yang
menyedihkan para penghuni hutan yang tersisih
dari rumahnya, terusir dari tempat tinggalnya dan
bahkan kadang-kadang terjadi pemusnahan
etnis penghuni hutan.
Bagi satwa yang dapat beradaptasi dengan
lingkungan dan dapat mengembara ke tempat
lain atau mengungsi mencari kehidupan baru,
tidak masalah. Namun ada beberapa satwa
yang tidak bisa melakukan hal seperti itu,
terutama beberapa jenis primata yang hanya
terpaku pada daerah teritorialnya.
Kejadian semacam itu cukup banyak, terutama
bangsa lutung. Mereka masih tetap bertahan
pada areal hutan yang semakin menipis,
menyempit dan akhirnya secara perlahan tetapi
pasti, mereka mulai kekurangan pakan, akhirnya
mati kelaparan atau ditangkap oleh manusia.
Orangutan yang mempunyai tubuh besar dan
perlu makanan banyak, serta memiliki petualang
bagi jantan, dan betina bersama keluarganya
kadang mencari dan pindah ke tempat lain bila
terdesak. Hutan-hutan kian berkurang, kera-kera
merah ini kehilangan tempat tinggal. Terpaksa
mereka melahap ada saja yang dilaluinya, baik
tanaman masyarakat, ataupun makanan yang
bukan makanan pokoknya dimakan juga.
Lahan yang sudah berubah menjadi perkebunan
sawit, yang tak ada kamus dalam makanan
orangutan, primata ini memakan umbutnya. Satu
ekor orangutan jantan dengan berat lebih dari 50
kg, dapat memakan Kelapa Sawit muda 40
pohon dalam waktu 15 menit. Sambil berjalan
KUTANGKAP dan
KUL EPASKAN
8
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Pesan dari Alam
searah jalur kelapa sawit, orangutan ini dengan
santainya mencabuti dan memakan umbutnya.
Kerugianpun, tak terkira bagi pengusaha kelapa
sawit ini. Para penjaga merasa ketakutan untuk
melawan penguasa hutan, namun apa boleh
buat dari pada terus merugi, dan menyerang
manusia, akhirnya orangutan jantan itupun mati
terbunuh bersimbah darah.
Sekitar pk 15.00 sore, saya dengan 2 orang staff
YOI, datang ke lokasi perkebunan atas permintaan
salah seorang staff perkebunan yang mengerti
tentang pelestarian orangutan. Melalui radio
dipanggil dan sambung menyambung antara satu
breaker ke breaker yang lain. Dijelaskan masih
ada beberapa orangutan yang mengganggu sawit,
tetapi kali ini orangutannya masih kecil, sekitar 4
5 tahun, atau bahkan lebih, karena orangutan
liar perkembangan pertumbuhannya berbeda
dengan orangutan rehabilitasi.
Para staf perkebunan minta tolong untuk
menangkap beberapa anak-anak orangutan yang
masih berkeliaran di perkebunan sawit. Saya
bingung kemana ibunya ? Mungkinkah ibunya
telah mati ketika terjadi pengusiran orangutan
yang memakan dan mengganggu pohon sawit
muda ? Atau mati karena ingin memiliki anaknya
yang masih dalam dekapan ? Mungkin juga.
Tetapi para staff itu tidak mau ceritera masalah itu.
Malah seorang penduduk ceritera bahwa beberapa
waktu lalu ada pembunuhan orangutan jantan
yang mengganggu kebun sawit.
Pengejaran kami lakukan. Jatuh bangun
menangkap orangutan ini terjadi, di tengah
perkebunan sawit yang masih muda,
pengalaman baru. Akhirnya tertangkap juga,
ketika si mungil ini terjebak dan naik pohon yang
hanya satu-satunya di perkebunan itu. Tak ada
yang berani menangkap, mungkin mereka belum
tahu cara menangkap anak-anak orangutan yang
terlepas bebas. Gigitan, cakaran sudah biasa
bagi saya. Anak orangutan ini saya bawa ke
Pangkalan Bun (Klinik) untuk transit sebelum
dilepas ke alam bebas.
Stress, yah itu terjadi juga pada orangutan. Tak mau
makan, minum dan selalu merasa ketakutan bila
didekati manusia. Tetapi melihat teman senasib
seumur, memakan makanan yang diberikan,
orangutan inipun mau makan, hanya tak mau
menerima ketika perawat mengulurkan makanan.
Tak lama dalam karantina. Karena prinsip kami,
orangutan yang masih liar, baru ditangkap atau
baru diserahkan oleh masyarakat serta belum
lama dalam peliharaan, maka langsung dilepas,
walaupun masih melalui proses pemeriksaan,
seperti apakah mengandung cacing dalam
kotorannya? Atau bakteri lain melalui
pemeriksaan sederhana.
Hanya dua hari menghuni karantina, orangutan
inipun dilepaskan ke dalam kawasan Taman
Nasional Tanjung Putting. Tak lebih dari satu
menit semenjak kandang dibuka, diapun lantas
memanjat pohon, dan sempat menoleh ke kami
dan istirahat sebentar. Mungkin kalau bisa bicara
mengucapkan terima kasih atau selamat tinggal.
Kami hanya terharu dan senang orangutan ini
dapat lepas bebas ke dalam hutan, rumahnya,
tempat tinggalnya dan daerah sumber pakannya
karena daerah asalnya telah berubah
peruntukannya. Selamat jalan kawan, mudah-
mudahan kau tenang dan tak lagi menjadi
bulan-bulanan manusia yang terus mengusir,
menggusur dan membunuh bangsamu di tanah
kelahiranmu. Sekali lagi, selamat jalan.
9
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
10
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
laporan KHUSUS
T T
T TTaman Nasional aman Nasional
aman Nasional aman Nasional aman Nasional
T T
T TTanjung Puting anjung Puting
anjung Puting anjung Puting anjung Puting
Sal ah s at u dar i 15 t aman nas i onal yang di j adi kan pi l ot pr ogr am DMO Sal ah s at u dar i 15 t aman nas i onal yang di j adi kan pi l ot pr ogr am DMO Sal ah s at u dar i 15 t aman nas i onal yang di j adi kan pi l ot pr ogr am DMO Sal ah s at u dar i 15 t aman nas i onal yang di j adi kan pi l ot pr ogr am DMO Sal ah s at u dar i 15 t aman nas i onal yang di j adi kan pi l ot pr ogr am DMO
11
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
T
aman Nasional Tanjung Puting, sudah
menjadi icon dunia bagi wisatawan
yang ingin melakukan perjalanan wisata
alam dan melihat orangutan. Tahun 1980an,
dimana Suaka Margasatwa Tanjung Puting
ditetapkan dan ditingkatkan statusnya menjadi
Taman Nasional Tanjung Puting, kunjungan
wisatawan masih didominasi oleh para peneliti,
baik dari dalam dan luar negeri, yang ingin
menggali potensi alam, kekayaan flora dan
fauna dan pengembangan sebagai kawasan
konservasi dan usaha melestarikannya. Selain itu
juga disusun sebuah manajement plan untuk
jangka waktu tertentu.
Pertengahan tahun 1980an, wisatawan mulai
berdatangan, semenjak Prof. Birute MF Galdikas,
PhD mulai mempublikasikan berbagai artikel
mengenai orangutan khususunya dan Tanjung
Puting pada umumnya ke berbagai publikasi
ilmiah dan semi ilmiah, dengan dihiasi berbagai
foto kegiatan yang cukup menarik. Hingga akhir
tahun 1980an, wisatawan banyak berkunjung
untuk melihat kehidupan flora dan fauna yang
ada di sana.
Terjadinya booming wisatawan mancanegara,
yang berkunjung ke kawasan konservasi ini,
setelah dilakukan konferensi Internasional
mengenai kera besar Great Ape Conference
yang mengundang pada pakar, peneliti dan
penggiat pelestarian kera besar seluruh dunia,
berdatangan. Baik peneliti orangutan sendiri,
peneliti Gorilla dan Simpanse, memberikan
masukan untuk program konservasi tersebut. Dan
moment itu telah mengangkat kepariwisataan di
Tanjung Puting, dengan ditandatangi sebuah
piagam mengenai Tanjung Puting oleh Menteri
Wisatawan domestik dan
mancanegara melihat dari dekat
orangutan yang ada di Taman
Nasional Tanjung Puting
12
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Dari Karantina
Pariwisata dan Budaya, Soesilo Soedarman, saat
itu. Paska konferensi itulah, banyak biro
perjalana wisata yang memasarkan Tanjung
Puting dengan icon orangutan sebagai
promadona.
Namun awal tahun 1990an, ketika Tanjung
Puting telah banyak dikunjungi wisatawan, tidak
didukung dengan pelestarian alam di daerah
hulu Sungai Sekonyer. Saat itu terjadi demam
emas di hulu sungai. Setiap hari puluhan bahkan
ratusan penambang, ramai-ramai menambang
dengan menyemprotkan air memakai mesin
penyedot ke pasir, dan membuat lubang-lubang,
menyerupai danau kecil. Sejak saat itulah Sungai
Sekonyer mulai tercemar.
Kolam renang apung yang dibangun di Hotel
Rimba tak lagi beroperasi, masyarakat Tanjung
Harapan, kesulitan air bersih. Buaya mulai
mengungsi ke Sungai Sekonyer Simpang Kanan.
Era tahun tersebut, Tanjung Puting mengalami
ancaman yang serius. Penangkapan ikan
arowana, pembalakan liar, penambangan emas,
kebakaran hutan. Banyak kayu glondongan
mengalir di sepanjang aliran sungai sekonyar,
dan pernah terjadi beberapa orangtan mati
keracunan karena meminum air sekonyer yang
kandungan Hcl nya mendadak tinggi, akibat
kayu ramin yang ditarik di sungai tersebut.
Namun Tanjung Puting tak pernah sepi dari
kunjungan wisatawan, baik dari dalam maupun
Camp Leakey sebagai pusat rehabilitasi orangutan di Taman nasional Tanjung Puting
13
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
luar negeri. Wisatawan asing tak banyak
terpengaruh oleh kerusakan alam atau tragedi
politik. Karena mereka ingin melihat orangutan,
yang relatif lebih mudah dilihat di alam liarnya,
bila dibandingkan dengan daerah tujuan
wisata lain.
Semuanya sudah terjadi, kini perlu menatap
masa depan kawasan itu. Perlu pengembangan
daerah tujuan wisata lain, agar Tanjung Puting
tidak padat. Untuk itulah, diperlukan memerataan
wisata di Kotawaringin Barat, yang memiliki
potensi alam dan budaya yang kuat, hingga
sangat diperlukan sebuah pengembangan daerah
tujuan wisata lain dan menghidupkan
kebudayaan yang kental akan budaya melayu
dan budaya dayak .
Kunjungan wisatawan pada saat-saat tertentu
sangat padat, namun sayangnya belum
dibarengi dengan penyiapan sumber daya
manusia yang handal untuk memberikan
pelayanan kepada wisatawan yang datang.
Semua belajar secara alami, tanpa ada yang
membimbing dan memberikan sertifikasi, agar di
waktu yang akan datang kawasan ini
memberikan nilai yang lebih bagi para penggiat
pariwisata serta masyarakat di sekitarnya. Oleh
karena itu perlu duduk bersama, merencanakan,
mengembangkan, dan memasarkan paket
program yang ada. Baik melalui sebuah wadah
yang berupa lembaga ataupun forum atau dalam
bentuk lain, untuk melakukan pengelolaan dan
pengembangan bersama di bidang
kepariwisataan.
Gerbang selamat datang di Taman nasional Tanjung Puting
14
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
DMO adalah sebuah Gerakan. DMO adalah sebuah Gerakan. DMO adalah sebuah Gerakan. DMO adalah sebuah Gerakan. DMO adalah sebuah Gerakan.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata, telah menerapkan
kebijakan dalam peningkatan kapasitas
pengelolaan daerah tujuan pariwisata atau
Destination Management Organization (DMO).
Kebijakan itu diterapkan selama tiga tahun mulai
tahun 2011 di 15 kawasan wisata.
Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal
Pengembangan Destinasi Pariwisata
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
(Kemenbudpar), Winarno Sudjas di Bandung,
Kamis (20/5/2010), pada intinya, DMO adalah
struktur tata kelola destinasi pariwisata yang
mencakup koordinasi, perencanaan,
implementasi, dan pengendalian organisasi
destinasi secara inovatif dan sistemik.
Kawasan-kawasan yang akan menjadi lokasi
diberlakukannya DMO yakni Pangandaran,
Danau Toba, Bunaken, Tana Toraja, Mentawai-
Bukittingi, Borobudur, Rinjani, Raja Ampat,
Wakatobi, Tanjung Puting, Derawan, Bromo-
Tengger-Semeru, Danau Batur-Kintamani, Kota Tua
Jakarta, dan Pulau Komodo-Kelimutu-Flores.
Sebelum diterapkan, pemerintah akan
mengadakan konferensi mengenai DMO.
Winarno menambahkan, kementerian-
kementerian yang memiliki wewenang seperti
Pekerjaan Umum, Kelautan dan Perikanan,
Lingkungan Hidup, Perencanaan Pembangunan
Nasional, dan Kehutanan telah berkumpul di
Jakarta pada Agustus 2010 untuk membahas
kebijakan itu.
Sebenarnya DMO adalah sebuah gerakan untuk
memajukan pariwisata dan meningkatkan
jumlah kunjungan, melalui berbagai kegiatan.
Salah satu kegiatannya adalah tata kelola
kawasan daerah kunjungan wisata melalui
Konferensi Nasional Destination Management Organization (DMO)
15
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
T
elah dilakukan kajian terhadap stakeholder
pariwisata di Tanjung Puting dan
sekitarnya, sejak bulan April pertengahan
Mei 2011. Dalam melakukan kegiatan tersebut,
telah dilakukan wawancara langsungterhadap
70 responden, baik bertemu muka ataupun
melalui teleconference, serta menyebarkan
kuisioner kepada rensponden.
Wawancara mendalam dilakukan terhadap
rensponden kunci yang mengetahui pasti
tentang perkembangan pariwisata Tanjung
Puting dan sekitarnya, serta pihak yang
memberikan dukungan atau memiliki kegiatan
langsung. Sedangkan responden lainnya
adalah individu atau lembaga yang
mempunyai peranan tidak langsung terhadap
pariwisata, akan tetapi mempunyai andil
dalam kemajuan kepariwisataan.
Sebanyak 83 % responden berpendapat bahwa
kepariwisataan di Kotawaringin Barat bagus
Pariwisata di Kobar Perlu Pariwisata di Kobar Perlu Pariwisata di Kobar Perlu Pariwisata di Kobar Perlu Pariwisata di Kobar Perlu
Perlibatan Semua Pihak Perlibatan Semua Pihak Perlibatan Semua Pihak Perlibatan Semua Pihak Perlibatan Semua Pihak
peningkatan kapasiata sumber daya manusia,
penataan daerah kunjungan, paket program,
pemasaran dan yang paling penting adalah
kerjasama semua pihak yang terkait dengan
kepariwisataan. Dan bukan membantu untuk
membangun fasilitas. Untuk mengawali kegiatan
tersebut, talah dilakukan kajian yang akan
menjadi dasar-dasar dalam kegiatan DMO.
16
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
dan mendukung, bila pengembangan
pariwisata di Tanjung Puting dan sekitanrnya
ditingkatkan. Alasannya adalah, Kotawaringin
Barat memiliki potensi untuk itu, dan belum
dijadikan sebagai point of interest dalam
kepariwisataan, misalnya seperti wisata
kebudayaan. Sedangkan untuk mengurangi
kepadatan kunjungan ke Tanjung Puting yang
sudah menjadi ikon pariwisata di
Kotawaringin barat, perlu alternatif lain, agar
kawasan konservasi itu tidak terlalu padat
kunjungan, mengingat daya dukung Taman
Nasional Tanjung Puting, baik sarana,
prasaran dan sumber daya manusianya belum
memadai, dan masih perlu peningkatan.
Oleh karena itu dari berbagai masukan, saran
dan rekomendasi, memerlukan sebuah
wadah, forum atau bentuk lembaga lain,
untuk memberikan masukan kepada
pemangku kepentingan dan atau pengelola
kawasan, untuk melakukan pengembangan
kawasan tersebut. Selain itu juga diperlukan
suatu kegiatan seperti bimbingan teknis, atau
bentuk pelatihan agar pariwisata maju dan
berkualitas. Karena selama ini, sumber daya
manusia yang bergerak di bidang pariwisata,
belajar secara alami atau otodidak sehingga
sangat diperlukan sebuah pendampingan,
sertifikasi, agar dapat memberikan pelayanan
kepada pengunjung dengan baik.
17
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Oleh: Hartati Saat Oleh: Hartati Saat Oleh: Hartati Saat Oleh: Hartati Saat Oleh: Hartati Saat
S S
S S
S
ave Sea T ave Sea T ave Sea T ave Sea T ave Sea Turtle In Y urtle In Y urtle In Y urtle In Y urtle In Your Hands our Hands our Hands our Hands our Hands
(SSTIYH), (SSTIYH), (SSTIYH), (SSTIYH), (SSTIYH), begitulah nama program yang
dijalankan oleh sekelompok mahasiswa
Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta
yang tergabung dalam Kelompok Studi Penyu Laut
Chelonia (KSPL Chelonia) di Pantai Citirem,
Suaka Margasatwa Cikepuh, Jawa Barat. Sejak
terbentuknya kelompok tersebut pada tanggal 6
Februari 1999, KSPL Chelonia telah melakukan
kegiatan konservasi penyu laut di lokasi ini.
Program SSTIYH adalah program perdana yang
dilaksanakan selama satu tahun yaitu Mei 2009
hingga April 2010. Kegiatannya mencakup
antara lain pengumpulan data penyu ;
inventarisasi flora dan fauna; kondisi kawasan ;
edu fun games dan adopsi tukik. Program
selama satu tahun ini memperoleh dukungan
dari Inggris yaitu Mr. Peter Cullimore, The King/
Program Program
Program Program Program Save Sea Save Sea
Save Sea Save Sea Save Sea
T T
T TTur ur
ur ur urtle In Y tle In Y
tle In Y tle In Y tle In Your Hands our Hands
our Hands our Hands our Hands

P PP PPantai Citirem, Suaka Margasatwa Cikepuh, Jawa Barat antai Citirem, Suaka Margasatwa Cikepuh, Jawa Barat antai Citirem, Suaka Margasatwa Cikepuh, Jawa Barat antai Citirem, Suaka Margasatwa Cikepuh, Jawa Barat antai Citirem, Suaka Margasatwa Cikepuh, Jawa Barat
18
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
penelitian dan PENDIDIKAN
Cullimore Trust. Program ini bertujuan untuk
mensosialisasikan keberadaan dan kondisi penyu
laut serta habitatnya dan wahana komunikasi dan
pengabdian mahasiswa terhadap dunia
konservasi. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat
menambah informasi tentang bioekologi penyu
laut serta meningkatkan kepedulian masyarakat
terhadap pelestarian penyu.
Untuk inventarisasi flora dan fauna, telah dibuat
5 jalur transek sepanjang masing-masing
panjang jalur 1 km dengan jarak antar jalur yaitu
500 m yang dibuat dari batas hutan pinggir
pantai mengarah ke arah timur. Kelima jalur ini
digunakan untuk pengamatan vegetasi, insekta
(serangga), amfibia, reptilia, aves (burung) dan
mamalia. Untuk pengamatan jenis kelas pisces
(ikan) yaitu di muara Citirem. Sedangkan
pengamatan kelas Gastropoda (filum moluska,
echinodermata dan arthropoda) ploting area
pada karang Citirem (sebelah selatan dari camp
KSPL) dan karang Tanjung Perahu (sebelah utara
dari camp KSPL). Hasil pengamatan fauna
didapat dari kelas mamalia sebanyak 15 jenis,
dari kelas aves sebanyak 49 jenis, kelas reptilia
sebanyak 7 jenis, kelas pisces sebanyak 16 jenis,
kelas amfibi sebanyak 1 jenis, kelas insekta
sebanyak 8 bangsa dari 17 suku, kelas
gastropoda (filum moluska sebanyak 19 suku;
filum echinodermata sebanyak 1 suku dan 5
marga; filum arthropoda sebanyak 1 bangsa).
Sedangkan pengamatan flora pada kelima jalur
didapat jenis-jenis vegetasi yang ada di area
Pantai Citirem untuk tingkat pohon > 31 cm cbh
sebanyak 56 jenis, tingkat tihang 20-31 cm cbh
sebanyak 35 jenis, tingkat belta 6,3-20 cm cbh
sebanyak 63 jenis dan tingkat semai <6,3 cm
cbh sebanyak 59 jenis.
Penyu bertelur di pasir pantai Citirem
19
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Pengambilan data penyu oleh tim KSPL dilakukan
monitoring selama 3 malam tiap bulannya untuk
menghitung populasi penyu yang singgah dan
bertelur di Pantai Citirem. Monitoring dibagi dalam
3 pos pengamatan sehingga bisa diketahui dari
tiap pos bila ada tanda-tanda penyu naik ke darat.
Monitoring penyu dilakukan mulai pukul 19.30
04.30 WIB dengan melakukan pemantauan pada
Pantai Citirem sepanjang 2,5 km untuk melihat
adanya penyu yang mendarat untuk bertelur. Data
dari tim KSPL ini akan membantu pengumpulan
data yang juga dilakukan oleh Resort KSDA
Cikepuh dan Cibanteng. Dari kegiatan selama
setahun diperoleh sebanyak 21 ekor penyu hijau
(Chelonia mydas) yang berhasil ditemukan oleh
tim KSPL. Bila data KSPL digabung dengan data
Resort KSDA adalah sebanyak 84 ekor (data satu
tahun Mei 2009 April 2010). Dari ke-21 ekor
yang berhasil ditemukan oleh tim KSPL hanya 16
ekor saja yang berhasil ditandai (ditagging).
Penandaan (tagging) dengan nomor ID yang
terbuat dari seng aluminium yang telah tercantum
nomor tag serta kontak negara tag berasal.
dilaksanakan dua kali yaitu bulan Agustus dan
Nopember 2009.
Dalam kegiatan edukasi, KSPL Chelonia bekerja
sama dengan Yayasan Orangutan Internasional
Kalimantan (YOIK) Jakarta. Christian N.
Simanjuntak adalah edukator dari YOIK yang
bertugas memberi materi bertema lingkungan di
kelas untuk kelas IV, V dan VI. Untuk kegiatan
edukasi bulan Agustus, sebanyak 10 siswa
campuran dari kelas IV, V dan VI serta dua orang
Anak penyu (tukik) yang menetas di kawasan Suaka Margasatwa Cikepuh
20
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
guru ikut dalam kegiatan monitoring penyu di
Pantai Citirem bersama-sama dengan tim KSPL.
Sedangkan untuk edukasi di bulan Nopember,
edukasi lebih bernuansa fun games dimana
seluruh siswa/i dari kelas I hingga kelas VI diberi
kesempatan bermain flying fox . Permainan
bulldozer juga dimainkan oleh kelas IV, V, VI.
Tidak lupa menyanyikan lagu-lagu bernada riang
juga mengiringi kegiatan fun games.
Sekilas tentang Suaka Margasatwa Cikepuh Sekilas tentang Suaka Margasatwa Cikepuh Sekilas tentang Suaka Margasatwa Cikepuh Sekilas tentang Suaka Margasatwa Cikepuh Sekilas tentang Suaka Margasatwa Cikepuh
Sejarah kawasan Cikepuh ternyata memiliki
perjalanan panjang sejak tahun 1900 hingga
akhirnya ditetapkan sebagai kawasan Suaka
Margasatwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pertanian tanggal 20 Oktober 1973 No. 523/Kpts/
Um/10/1973 dengan luas 8.127,5 ha. Secara
geografis, posisi Suaka Margasatwa Cikepuh (SM
Cikepuh) berada di 7 11' - 7 17' LS dan 106 21' -
106 27' BT. SM Cikepuh memiliki pantai dengan
kemiringan atau kelandaian 10 - 60 , panjang
pantai kurang lebih 2,5 km dengan lebar pantai 0
6 m pada titik pasang tertinggi dan 40 90 m
pada titik surut terendah. SM Cikepuh merupakan
salah satu lokasi yang berpotensial yang ada di
Pantai Selatan Jawa untuk pendaratan dan tempat
bertelur bagi penyu hijau (Chelonia mydas).
Pantai Citirem, Suaka Marga Satwa Cikepuh, Jawa Barat
21
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Masalah yang ada di Pantai Citirem Masalah yang ada di Pantai Citirem Masalah yang ada di Pantai Citirem Masalah yang ada di Pantai Citirem Masalah yang ada di Pantai Citirem
Permasalahan yang ada di area Pantai Citirem
tampaknya menjadi kendala dalam penyelamatan
penyu di area ini. Kebakaran hutan, penebangan
liar, penggembalaan liar bahkan pencurian telur
yang banyak terjadi. Menurut pengakuan polisi
kehutanan setempat, gangguan yang paling
utama terjadi SM Cikepuh adalah kebakaran hutan
baik disengaja maupun karena pengaruh musim
kemarau. Malah pada bulan Agustus 2009,
sempat terdapat titik api (Hot Spot ) pada kawasan
Cagar Alam Cibanteng yang berbatasan langsung
dengan SM Cikepuh bagian utara.
Kondisi kawasan Pantai Citirem saat ini masih
dalam tahap suksesi karena belum pulihnya
kondisi vegetasi pasca penebangan liar yang
terjadi pada tahun 1998 hingga 2002 yang
mengakibatkan sekitar 4.000 ha saat ini masih
berupa semak yang tumbuh rapat bercampur
dengan alang-alang. Pada tahun 2008, kegiatan
rehabilitasi lahan dengan menanam jenis pohon
lokal yaitu Kepuh (Sterculia foetida) yang
tingginya sekitar 30 cm, dilakukan pihak Resort
KSDA Cikepuh dan Cibanteng tampaknya juga
kurang membuahkan hasil karena hampir
seluruhnya mati karena terinjak-injak atau
dimakan oleh kerbau-kerbau yang tidak jelas
kepemilikannya yang sengaja dilepaskan di area
tersebut. Informasi dari Polisi Kehutanan, kerbau-
kerbau ini bukan milik masyarakat di sekitar
kawasan (Desa Pangumbahan), melainkan dari
desa-desa yang jauh dari kawasan. Kendala
yang dihadapi dalam menangani kasus ini
adalah sulitnya menangkap penggembala liar
karena status kepemilikannya tidak jelas.
Banyaknya pendatang atau aktifitas masyarakat
sekitar yang masuk dalam kawasan Pantai
Citirem seperti pemancing ikan juga menambah
pelik persoalan yang ada. Pencurian telur-telur
penyu hijau yang ditangkarkan dalam
penangkaran semi alami di Pantai Citirem
dengan jalan merusak kandang penangkaran
merupakan perbuatan yang sangat disengaja.
Bahkan pada malam hari ketika penyu-penyu
Kendala yang dihadapi
dalam menangani kasus ini
adalah sulitnya menangkap
penggembala liar karena
status kepemilikannya tidak
jelas.
22
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
hijau yang mendarat di Pantai Citirem untuk
bertelur, para pemancing ikan mengambil telur
langsung dari lubang sarang bila mereka
mengetahui ada penyu yang bertelur.
Memang sebenarnya hal ini dapat dicegah bila
ada suatu sistem yang menetapkan penjagaan
penuh di kawasan Pantai Citirem. Hal ini belum
bisa dilaksanakan karena belum adanya
manajemen pemberian gaji bagi penjaga-
penjaga lokal sukarela (pamswakarsa).
Penangkaran akan lebih aman jika ada petugas
yang tinggal 24 jam di lokasi dan pencurian telur
dapat diminimalis karena adanya patroli
memonitor penyu tiap harinya. Pencurian telur
sering terjadi pada saat kondisi camp sedang
kosong ketika para pamswakarsa atau petugas
kehutanan tidak sedang berada di lokasi. Para
pamswakarsa ini adalah masyarakat Desa
Pangumbahan, desa yang paling dekat dengan
Pantai Citirem. Mereka secara bergantian datang
ke Pantai Citirem untuk memonitor penyu. Mereka
melakukan monitoring di sepanjang Pantai
Citirem dan jika bertemu dengan penyu yang
bertelur, telur akan diambil dan ditanam dalam
kandang penangkaran. Mereka juga mencatat
data-data penyu seperti jumlah penyu yang
mendarat, jumlah telur dan jumlah tukik.
Upaya perl i ndungan Upaya perl i ndungan Upaya perl i ndungan Upaya perl i ndungan Upaya perl i ndungan
Di dunia, semua jenis penyu telah dilindungi dan
masuk dalam Red Data Book dan Appendix I
CITES (Convention on International Trade in
Endangered Species ) karena populasinya
semakin berkurang dan terancam punah. Di
Indonesia sendiri, telah melindungi satwa ini
dalam Peraturan Pemerintah RI No. 7 tahun 1999
Sisi lain pantai Citirem
23
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
bahwa semua jenis penyu laut di Indonesia
Dilindungi. Bila ada yang melanggar dengan
pemanfaatan satwa-satwa yang dilindungi,
dalam Undang-undang No. 5 tahun 1990
tercantum sanksi denda Rp 100.000.000,- dan
kurungan penjara paling lama 5 tahun.
Usaha penangkaran dan perlindungan habitat
tempat bertelurnya penyu menjadi salah satu
upaya pelestarian penyu laut. Salah satunya
adalah di Pantai Citirem, Suaka Margasatwa
Cikepuh, Jawa Barat.
Seminar Program SSTIYH Seminar Program SSTIYH Seminar Program SSTIYH Seminar Program SSTIYH Seminar Program SSTIYH
Tanggal 13 Agustus 2010, diadakan seminar
hasil kegiatan setahun program SSTIYH yang
diselenggarakan di Ruang Selasar Blok I lantai 3,
Universitas Nasional, Jakarta. Sebagai pembicara
adalah dari KSPL Chelonia dan dari pihak
Kementerian Kehutanan khususnya dari Balai
Besar KSDA Jawa Barat yang dihadiri oleh Kepala
Bidang KSDA Wilayah I, Ir. Sri Andajani, M.Si
serta dari World Wildlife Fund yang diwakili
oleh Margareth Meutia, Corporate Champaigner
for Marine Programme.
Seminar ini dihadiri beberapa kalangan khususnya
dari kalangan pelajar, guru, mahasiswa dan
Lembaga Swadaya Masyarakat, seperti Himabio
Rafflesia Universitas Islam Assyafiah (UIA),
Fakultas Teknik UIA, Comata Universitas Indonesia,
Orangutan Foundation International, Flora Fauna
International IP, SMA Suluh, SMA Bhayangkari I,
Fakultas Pertanian Universitas Nasional serta
Fakultas Biologi Universitas Nasional.
Seminar Program Save Sea Turtle In Your Hand di Uneversitas Nasional, Jakarta
24
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Pendidikan LINGKUNGAN
T
anggal 20 21 April 2011 telah diadakan
suatu kegiatan edukasi bernuansa laut
yang diselenggarakan oleh salah satu
Event Organizer yaitu Boemi Edukasi (BE).
Kegiatan ini dilaksanakan di satu-satunya
kawasan Taman Nasional di Jakarta bagian
utara yaitu Taman Nasional Laut Kepulauan
Seribu (TNKpS) tepatnya di Pulau Pramuka.
Kegiatan edukasi ini bertujuan untuk
memperkenalkan lebih dekat salah satu kekayaan
Mengenal Mengenal
Mengenal Mengenal Mengenal
Ekosistem Laut Ekosistem Laut
Ekosistem Laut Ekosistem Laut Ekosistem Laut
di Pulau Pramuka, T di Pulau Pramuka, T di Pulau Pramuka, T di Pulau Pramuka, T di Pulau Pramuka, Taman Nasional aman Nasional aman Nasional aman Nasional aman Nasional
Kepulauan Seribu Kepulauan Seribu Kepulauan Seribu Kepulauan Seribu Kepulauan Seribu
BINA TUNAS BANGSA INTERNA BINA TUNAS BANGSA INTERNA BINA TUNAS BANGSA INTERNA BINA TUNAS BANGSA INTERNA BINA TUNAS BANGSA INTERNATIONAL SCHOOL TIONAL SCHOOL TIONAL SCHOOL TIONAL SCHOOL TIONAL SCHOOL
25
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
alam Indonesia tentang ekosistem laut. Materi
dan praktek lapangan disampaikan dan
dibimbing langsung oleh staf TNKpS Seksi
Konservasi Wilayah III Pulau Pramuka.
Peserta dalam kegiatan ini adalah dari sekolah
Bina Tunas Bangsa International School (BTB IS)
Jakarta untuk kelas 10, 11 dan 12. Kegiatan
bertema Mengenal Ekosistem Laut ini terdiri
dari kegiatan snorkling, melihat penangkaran
hiu, transplantasi karang, pemutaran film
ekosistem laut, entertain daur ulang, melihat
tempat penangkaran penyu sisik (Eretmochelys
imbricata ), menanam tanaman bakau
26
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Pendidikan LINGKUNGAN
Rhizophora di pantai, melepas tukik, serta untuk
kelas 12 mendapat tambahan kegiatan
pengamatan penyu sisik pada malam hari.
Hari pertama, para siswa-siswi (45 orang) dan
lima orang guru pendamping BTB IS berangkat
dari Marina Ancol dengan menggunakan kapal
Dolphin yang berkapasitas 200 orang milik
Kapten Alex, salah satu penduduk Pulau
Pramuka. Perjalanan memakan waktu 2,5 jam
dan mereka tiba di Pulau Pramuka sekitar pukul
10.00 WIB. Rombongan peserta kemudian
dipandu ke tempat penginapan di Wisma
Dermaga untuk menaruh barang bawaan. Setelah
beristirahat sejenak, peserta dan crew BE
kemudian berkumpul di area Kantor Seksi
Konservasi Wilayah III (KSKW III) yang tak jauh
dengan lokasi penginapan peserta. Peserta
diterima oleh pihak TNKpS yang diwakili oleh
Bapak Ginda Ginanjar selaku perwakilan dari
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Pulau
Pramuka. Selanjutnya pengarahan untuk peserta
selama berada di Pulau Pramuka diberikan juga
oleh staf TNKpS yaitu Bapak Deden H.A. Permas
dan Bapak M. Firdiansyah (Pak Firdi). Setelah
mendapat arahan dan wejangan, peserta
kemudian diajak mengunjungi tempat replantasi
karang. Pemberian materi dan praktek replantasi
karang diberikan oleh Pak Mahmudin petugas
dari TNKpS. Mereka diajarkan pengenalan karang
dan cara mereplantasi karang kemudian
menaruhnya ke laut.
Siswa siswi BTB IS dalam kegiatan pengenalan karan dan cara mereplentasi karang
27
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Setelah selesai, peserta kembali ke penginapan
untuk makan siang dan bersiap-siap kegiatan
snorkling dan mendengarkan pengarahan dari
staf TNKpS. Kegiatan snorkling dipandu dan
didampingi oleh 4 orang staf TNKpS Seksi
Konservasi Wilayah III (Pak Ginda, Pak Firdi, Pak
Sairan, dan Pak Apen). Pulau pertama yang
dikunjungi adalah Pulau Semak Daun untuk
latihan penggunaan alat-alat snorkling.
Setelah cukup uji coba penggunaan alat
snorkling, peserta kemudian mulai melakukan
snorkling sungguhan pada kedalaman 5 m di
bagian soft coral Pulau Panggang. Peserta dapat
langsung melihat ekosistem laut sambil
bersenang-senang menikmati pemandangan
bawah laut. Tak ketinggalan pula, para Crew BE
turut serta bersnokling bersama-sama dengan
peserta dan petugas TNKpS. Transportasi yang
digunakan untuk pengangkutan para peserta dari
satu pulau ke pulau lainnya dengan
menggunakan 3 buah kapal. Setelah selesai
bersnokling hingga sekitar pukul 16.00 WIB,
peserta dibawa ke Pulau Gosong Pramuka untuk
melihat penangkaran hiu sirip hitam dan hiu
bodo. Peserta diberi tontonan melihat keagresifan
hiu ketika diberi makan ikan. Akhirnya tanpa
terasa hari sudah senja, rombongan kembali ke
Pulau Pramuka, saatnya mandi
Setelah makan malam, peserta kembali
berkumpul di area KSKW III untuk melihat film
Siswa siswi BTB IS menaruh karang yang telah direplentasi ke laut
28
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
tentang ekosistem laut seperti hutan mangrove,
penyu sisik dan lamun. Pemutaran film ini
difasilitasi oleh pihak TNKpS.
Setelah nonton film, kemudian diberikan materi
tentang daur ulang plastik yang disampaikan
oleh salah satu Crew BE, Uto. Kemudian
dilanjutkan dengan entertaint yang masih
bertemakan dengan daur ulang plastik dan kain
(bahan dari karung goni) yang disampaikan oleh
Mamex, Crew BE. Peserta dibagi 3 kelompok
sesuai dengan kelasnya yaitu kelas 10, 11 dan
12. Para peserta dituntut untuk berkreasi
menggunakan plastik dan karung goni untuk
didesain menjadi gaun yang akan dipakai 1
orang laki-laki dan 1 orang perempuan
perwakilan dari masing-masing kelas. Sambil
menunggu desainer-desainer masing-masing
kelas membuat gaun daur ulang, barbekyu dari
jenis-jenis makanan laut juga menyelingi
aktifitas peserta. Akhirnya setelah diadakan
kompetisi gaun daur ulang, dari kelas 11 lah
yang juara I. Disusul kelas 12 juara II dan kelas
10 juara III.
Setelah selesai, acara terakhir adalah api
unggun. Hari sudah pukul 23.30 WIB. Semua
peserta berdiri mengelilingi api unggun sambil
merangkul bahu temannya sambil menundukkan
kepala merenung agar tercipta kebersamaan
diantara mereka. Selesai acara api unggun, para
siswa/i kelas 10 dan 11 beristirahat sedangkan
untuk kelas 12 bersiap-siap untuk melakukan
pengamatan penyu sisik di sebelah timur Pulau
Pramuka. Pantai sebelah timur Pulau Pramuka ini
adalah lokasi pendaratan penyu sisik yang biasa
diamati oleh petugas TNKpS. Titik pengamatan
dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing
Pendidikan LINGKUNGAN
Kompetisi desain gaun dari bahan daur ulang
29
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
kelompok didampingi oleh petugas TNKpS dan
Crew BE. Keheningan suasana dituntut dalam
pengamatan penyu.
Para peserta sangat patuh setelah diberi arahan
cara mengamati penyu agar tidak membuat
kegaduhan atau berisik. Menurut pengakuan
petugas TNKpS yang menemani, kemungkinan
bertemu dengan penyu sisik kecil sekali karena
kondisi bulan yang sangat terang sehingga
suasana pinggir pantai cukup terang. Penyu
sangat sensitif dengan kondisi yang terang.
Selain itu, kondisi siswa/i yang juga sudah
cukup lelah setelah setengah hari melakukan
snorkling sehingga pengamatan tidak
berlangsung lama hanya sekitar 1 jam. Tanpa
mendapat kesempatan melihat atau bertemu
dengan penyu sisik yang mendarat untuk bertelur,
akhirnya pengamatan dihentikan dan semua
kembali ke penginapan masing-masing untuk
berisitirahat. Tidur zzzzzz
Hari kedua, sarapan pagi telah siap. Peserta
nampaknya masih terlihat lelah namun tidak
menyurutkan semangat mereka untuk beraktifitas
kembali. Selesai sarapan pagi, kegiatan pertama
adalah menanam tanaman bakau dari jenis
Rhizophora. Sebelumnya pemberian materi secara
lisan tentang tanaman bakau diberikan oleh Pak
Firdi. Baru kemudian praktek langsung menanam
tanaman bakau dari jenis Rhizophora stylossa di
pinggir pantai dekat KSKW III. Tidak hanya
Salah seorang siswa Bina Tunas Bangsa International School menanam mangrove
30
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
siswa/i, para guru juga turut menanam. Setelah
menanam bakau, kemudian peserta diajak
melihat tempat penangkaran penyu sisik.
Pak Salim adalah petugas TNKpS yang bertugas
mengurus penangkaran penyu sisik. Sebelumnya
Pak Salim juga memberi praktek cara membuat
persemaian Rhizophora. Selain siswa/i, para guru
juga ikut mencoba membuat persemaian
Rhizophora. Baru kemudian peserta dipersilahkan
melihat secara langsung penyu-penyu sisik yang
ada di bak-bak penangkaran. Para siswa/i dan
guru diberi kesempatan memberi makan ikan
kepada penyu-penyu sisik yang ada di
penangkaran. Tidak lupa Pak Firdi juga
memberikan materi tentang penyimpanan telur-
telur penyu sisik yang ditanam dalam ember-ember
penangkaran yang berisi pasir. Telur-telur penyu
sisik ini banyak yang telah menetas menjadi tukik
(anak penyu) dengan variasi umur dari 3 hari
sampai 2 minggu dengan jumlah 150 ekor.
Saatnya kegiatan terakhir yaitu melepas tukik.
Sebanyak 10 ekor tukik dilepaskan di pantai
sebelah timur Pulau Pramuka tempat semalam
kami mengadakan pengamatan penyu.
Perwakilan guru dari BTB IS, Mr. George
menandatangi Berita Acara pelepasan tukik yang
telah disediakan oleh pihak TNKpS.
Acara secara keseluruhan telah berakhir dan
makan siang telah siap. Setelah makan siang,
sekitar pukul 13.00 seluruh rombongan dari BTB
IS dan crew BE memasuki kapal yang khusus
kawi sewa kembali ke Marina Ancol. Selamat
tinggal Pulau Pramuka Keelokan dan
keindahanmu akan selalu kami jadikan
kenangan. (HS) (HS) (HS) (HS) (HS)
Pendidikan LINGKUNGAN
Sesaat sebelum melepas tukik
31
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Oleh: Hartati Saat Oleh: Hartati Saat Oleh: Hartati Saat Oleh: Hartati Saat Oleh: Hartati Saat
B
uanglah sampah pada tempatnya!
Slogan-slogan ini sangat jarang ditemui
di lingkungan sekitar kita. Kurangnya
kesadaran masyarakat yang tinggal di kota besar
seperti Jakarta ini untuk membuang sampah
pada tempatnya menambah pelik kendala-
kendala yang dialami masyarakat Jakarta.
Bagaimana tidak, banjir adalah salah satu yang
disebabkannya. Saluran-saluran air seperti kali,
got, bahkan pintu air juga dipenuhi beragam
sampah sehingga terhambatnya jalur air yang
mengakibatkan meluapnya air ke jalan.
Ternyata, sampah sebenarnya ada gunanya.
Disamping sebagai bahan kerajinan tangan,
hasilnya pun bisa mendatangkan uang.
Sampah adalah berkah...Uang yang tertunda...
itulah penuturan dari seorang ibu rumah tangga,
Sampah adalah Berkah... Sampah adalah Berkah...
Sampah adalah Berkah... Sampah adalah Berkah... Sampah adalah Berkah...
Uang yang T Uang yang T
Uang yang T Uang yang T Uang yang Ter er
er er ertunda tunda
tunda tunda tunda
MEMBU MEMBU MEMBU MEMBU MEMBUA AA AAT KERAJINAN DARI BARANG BEK T KERAJINAN DARI BARANG BEK T KERAJINAN DARI BARANG BEK T KERAJINAN DARI BARANG BEK T KERAJINAN DARI BARANG BEKAS (IW AS (IW AS (IW AS (IW AS (IWA) A) A) A) A)
32
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Pendidikan Lingkungan
Aryanti (akrab dengan panggilan Uto) yang aktif di
suatu lembaga di Jakarta yaitu Jakarta Green and
Clean (JGC). JGC pertama kali terbentuk di Surabaya.
Kemudian berkembang di Pulau Jawa salah
satunya di Jakarta pada tahun 2007. JGC sendiri
adalah lembaga yang didukung oleh PT Unilever
Indonesia Tbk. Untuk daerah Jakarta Utara sendiri
mulai terbentuk pada tahun 2008 dan Uto turut
terlibat di dalamnya. Tahun 2009, Uto aktif sebagai
fasilitator RW 03 Semper Barat Jakarta Utara yang
bertugas mensosialisasikan tentang kebersihan,
penghijauan, daur ulang, komposting dan lubang
bio pori. Sekarang Uto menjadi Koordinator JGC
untuk Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Hingga
saat ini Uto aktif membuat karya tangan seperti tas,
hiasan kupu-kupu, gantungan kunci ikan,
gantungan untuk tirai (korden) dan lain-lain yang ia
gunakan sebagai wadah usahanya.
Si Guru Daur Ulang Si Guru Daur Ulang Si Guru Daur Ulang Si Guru Daur Ulang Si Guru Daur Ulang
Awalnya hanya untuk koleksi pribadi. Tapi
karena banyaknya orang yang melihat dan
tertarik pada tas karyanya tersebut jadi ingin
memesan. Karena kewalahan memenuhi
pemesanan, akhirnya Uto menurunkan ilmu daur
ulangnya ke para ibu-ibu di sekitar rumahnya
untuk bisa memperbanyak hasil karya tangan
dan mengajak secara tidak langsung cara
pengolahan dan pemanfaatan sampah plastik.
Adiknya, Titin, turut serta dan sudah memiliki
keahlian membuat berbagai karya tangan. Saat
ini Uto menjadi guru daur ulang bagi 30 ibu
rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya yang
tergabung dari 2 RT (Rukun Tetangga). Para ibu
rumah tangga ini biasanya melakukan kegiatan
belajar membuat tas dan lain-lain pada waktu-
waktu luang setelah memasak dan mencuci.
33
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Kadang-kadang setelah mampu membuat tas,
para ibu membuat tas di rumahnya masing-
masing. Bahkan saat ini Uto menjadi bos bagi
para ibu-ibu di sekitar rumahnya dengan
memberi imbalan pada ibu-ibu yang membantu
proses penyelesaian pembuatan tas. Nilai
imbalannya beragam, tergantung dari jenis yang
dipasang. Seperti pemasangan resluiting, para
ibu akan mendapat Rp 2.000 per satuannya ;
pasang bahan puring Rp 1.500 serta jahit puring
Rp 1.000. Selain membantu pembuatan tas, para
ibu yang juga turut membantu membuat
(menggunting-gunting) pola untuk ikan dan kupu-
kupu, tiap 100 unit nya akan mendapat imbalan
sebesar Rp 10.000. Dalam hal ini, Uto dapat
menciptakan peluang usaha baru walaupun
masih dalam skala kecil. Di sela-sela kesibukan
membuat karya tangan, Uto juga menjadi tenaga
lepas sebagai fasilitator daur ulang di acara-acara
outbound untuk anak-anak sekolah.
34
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Membuat K Membuat K Membuat K Membuat K Membuat Kar ar ar ar ar ya T ya T ya T ya T ya Tangan Dari Sampah angan Dari Sampah angan Dari Sampah angan Dari Sampah angan Dari Sampah
Pl ast i k Pl ast i k Pl ast i k Pl ast i k Pl ast i k
Berbagai bungkus plastik produk merk kopi dan
minuman (seperti kopi abc susu, kopi abc mocca,
kopi kapal api, good day, nescafe, nutrisari,
energen dan lain-lain) dapat dibuat menjadi tas
dengan ragam dan corak yang berbeda.
Banyaknya jumlah bungkus plastik yang
diperlukan untuk pembuatan 1 tas tergantung
dari besar kecilnya tas yang akan dibuat. Sekitar
120 - 300 bungkus merk kopi diperlukan untuk
membuat 1 tas. Produk air minum tertentu (seperti
viro) juga dapat dibuat tas dan memerlukan
sekitar 100 200 plastik merknya. Pembuatan 1
tas memerlukan proses selama 3 hari. Produk
merk kopi dan berbagai merk cemilan keripik
(seperti chitato, taro, cheetos, lays dan lain-lain)
juga bisa dibuat hiasan bros bentuk kupu-kupu.
Untuk membuat gantungan kunci bentuk ikan,
bahan yang digunakan adalah produk plastik
dari merk pembersih lantai, pencuci piring atau
lainnya (seperti densol, sunlight, mama lemon,
molto, rapika dan lain-lain) yang memiliki
kualitas plastik lebih tebal dibanding plastik dari
merk kopi, air minum dan cemilan keripik.
Sedangkan untuk gantungan tirai (korden) dibuat
dari bahan gelas plastik dari minuman.
Penjualan hasil karya tangan ini pada acara-
acara pameran seperti acara Green Festival atau
pameran bernuansa lingkungan setiap tahunnya
Pendidikan LINGKUNGAN
35
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
dengan naungan PT Unilever Indonesia Tbk atau
dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Harga tiap karya tangan bervariasi. Untuk
gantungan kunci ikan harga satuannya Rp 3.000,
bros kupu-kupu Rp 2.500, hiasan tirai Rp 50.000/
set dan bermacam produk tas dari Rp 15.000
hingga Rp 150.000.
Sejak tahun 2009, warga di sekitar tempat
tinggal Uto telah memiliki kesadaran untuk
pemilahan sampah terutama sampah-sampah
plastik merk tertentu yang digunakan untuk
membuat karya tangan. Bila ada warga yang
menyerahkan sampah-sampah plastik merk
tertentu tadi, akan diberikan imbalan sebesar Rp
5.000,- per 100 bungkus.
Tampaknya, kegiatan para warga di lingkungan
kediaman Uto, ikut memiliki peran menyelamatkan
bumi. Memilah-milah sampah anorganik untuk
digunakan kembali menjadi sebuah karya tangan
dapat mengurangi limbah dan turut menjaga
lingkungan. Mulai dari yang terkecil oleh beberapa
gelintir kepedulian. Bagaimana jika yang peduli
satu Kecamatan? Satu Kabupaten? Seluruh pulau
di negara kita? Mungkinkah Indonesia bisa bebas
dari sampah? (HS) (HS) (HS) (HS) (HS)
Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan dapat
menghubungi:
Aryanti (Uto). Asrama DKI Rt 016/03 No.15 Blok D Lt.2
Semper Barat, Jakarta Utara
Hp: 021-98778465, 0821-22700665, 0856-7642136
Sampah plastik, bisa mendatangkan uang melalui
sentuhan tangan tangan kreatif
36
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Mengapa Harus Pikohidro. Mengapa Harus Pikohidro. Mengapa Harus Pikohidro. Mengapa Harus Pikohidro. Mengapa Harus Pikohidro.
K
risis energi sudah mulai dirasakan, listrik
mati bergiliran sudah tak asing lagi di
negeri kita tercinta ini. Sementara
kebutuhan akan listrik terus meningkat dari
waktu ke waktu. Penambahan dengan berbagai
cara dilakukan, termasuk pemanfaatan batu bara
yang merupakan pemasok gas rumah kaca
terbesar di planet ini, mau tak mau dilakukan.
Sedangkan di beberapa daerah pemanfaatan
BBM untuk pembangkit listrik, juga ada di mana-
mana.
Sementara, alam menyediakan segala sesuatu
untuk kebutuhan manusia, termasuk air, angin
dan cahaya matahari yang melimpah, sebagai
sumber energi yang dapat dimanfaatkan sebagai
penghasil listrik untuk kebutuhan hidup.
Dengan menggunakan air mengalir yang
debitnya kurang dari 10 liter per detik, dan tidak
memerlukan bendungan yang besar, sebenarnya
sudah dapat menghasilkan aliran listrik, cukup
untuk kebutuhan rumah tangga. Mengapa tidak.
Pendidikan LINGKUNGAN
Membuat Pikohidro Membuat Pikohidro
Membuat Pikohidro Membuat Pikohidro Membuat Pikohidro
37
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Kini ditemukan sebuah teknologi sederhana,
untuk memenuhi kebutuhan listrik, dengan alat
yang disebut Piko-hidro. Alat ini ada beberapa
cara untuk menghasilkan listrik, dengan
menggunakan atau memanfaatkan aliran air
yang jatuh dari sebuah bak, atau bendungan
kecil. Ada dua bentuk yaitu :
1. Pikohidro celup, dimana turbin dan
pembangkit listrik dicelupkan ke dalam air.
2. Pikohidro semi celup, artinya turbin
dicelupkan ke dalam air, sedangkan
pembangkit listrik, berada di atasnya
dengan menggunakan pipa.
Saluran pemasukan air
Bak dengan ukuran 40X40 cm
cukup untuk menghasilkan listrik
utuk rumah tangga
Kabel aliran listrik
Saluran pembuangan jika terjadi
luapan air
Pikohidro celup
Baling baling akan berputar bila
ada aliran air yang keluar
Pipa buangan sekaligus
penghasil energi untuk
memutarkan baling baling
SKETSA PEMBUATAN PIKOHIDRO CELUP
38
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Cara Penyiapan untuk Piko-hidro celup.
1. Bak dengan ukuran 40x40 cm, dan di
dalamnya dibuat lubang paralon. Lubang
paralon ini sebagai saluran pembuangan,
dan sekaligus sebagai tempat menaruh
turbin.
2. Ketinggian dari bak ke pembuangan antara
2-3 meter.
3. Bak diisi dengan air, serta pengisian air ini
sebaiknya konstan atau tetap. Artinya
pemasukan dan pengeluaran seimbang.
4. Pertama-tama isi bak hingga penuh,
kemudian dimasukkan piko-hidro celup. Air
buangan dengan arus yang tinggi, akan
memutarkan turbin, turbin memutar
pembangkit listrik.
Saluran pemasukan air
Bak dengan ukuran 40X40 cm
cukup untuk menghasilkan listrik
utuk rumah tangga
Kabel aliran listrik
Saluran pembuangan jika terjadi
luapan air
Pembangkit listrik
Baling baling akan berputar bila
ada aliran air yang keluar
Pipa buangan sekaligus
penghasil energi untuk
memutarkan baling baling
SKETSA PEMBUATAN PIKOHIDRO SEMI CELUP
Pendidikan LINGKUNGAN
39
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Pikohidro celup yang sudah dipasarkan dan
diproduksi oleh CV. Cihanjuang Inti Teknik (CIT)
Jl. Cihanjuang no 204, Kelurahan Cibabat -
Cimahi Utara Cimahi, Kabupaten Bandung.
Contoh :
Model Turbin Celup TC-60
Keunggulan Turbin Celup:
Instalasi sipil dan Instalasi listrik
sederhana
Kebutuhan air sedikit, banyak potensi yang
bisa diterapkan
Maintenance free ( tanpa perawatan
khusus)
Tanpa bahan bakar, dengan perangkat
tambahan mampu meningkatkan tingkat
keawetan, performansi dan kapasitas
energi (ampere-jam) seperti sistem kontrol
beban, aki (baterry) dengan inverter. Atau
menggunakan teknologi lampu LED
Garansi 3 bulan
Spesifikasi Sistem
Jenis Turbin : Propeller Open Flume
Jenis Generator : Permanent Magnet
Tegangan : 200 - 220 volt
Tegangan tanpa beban : 300 Volt
Frekuensi : 90 Hz
Putaran : 2700 rpm
Disain Head : 3 meter
Disain Debit : 5.5 liter/detik
Rating power : 100 watt
40
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
B
urung Cendrawasih adalah burung
endemik yang hanya terdapat di Papua.
Keberadaan burung ini sebenarnya
masih mengkhawatirkan karena masih adanya
perburuan untuk dijadikan pajangan ataupun
dipelihara. Keindahan dari warna bulu dan
bentuk ekornya yang panjang, begitu pula
suaranya yang merdu, menjadikan burung ini
banyak diminati oleh pemburu. Salah satu
contoh adalah jenis Cendrawasih Kecil
(Paradisaea minor).
Salah satu upaya pemerintah dalam
perlindungan burung cendrawasih adalah
diterbitkannya peraturan pada tahun 1931
melalui Peraturan Perlindungan Binatang Liar No.
266 tahun 1931 yang kemudian diperkuat lagi
dengan terbitnya SK Menteri Kehutanan tanggal
Cendrawasih Cendrawasih
Cendrawasih Cendrawasih Cendrawasih
Si Burung Cantik dari P Si Burung Cantik dari P Si Burung Cantik dari P Si Burung Cantik dari P Si Burung Cantik dari Papua apua apua apua apua
Rahasia ALAM
41
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
10 Juni 1991 No. 301/Kpts-II/1991. Ada 6 (enam)
jenis cendrawasih yang dilindungi atas dua dasar
hukum tersebut yaitu Cendrawasih Berpial Ekor
Panjang/Paradigalla Ekor Panjang (Paradigalla
carunculata ), Cendrawasih Berpial Ekor Pendek/
Paradigalla Ibinimi (Paradigalla brevicauda ),
Cendrawasih Besar (Paradisaea apoda ),
Cendrawasih Kecil (Paradisaea minor ),
Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra ) dan
Cendrawasih Jingga/Cendrawasih Raggiana
(Paradisaea raggiana ).
Di wilayah Kabupaten Sarmi, masyarakatnya
masih berpegang teguh pada kepercayaan
adat. Di Kabupaten ini, burung cendrawasih
adalah burung yang sangat dilindungi secara
adat sehingga tidak diburu. Hal itu
menunjukkan bahwa masih ada sebagian
masyarakat Papua yang mempunyai kearifan
lokal dalam menggunakan dan memanfaatkan
isi hutannya. HS HS HS HS HS
T
urun tahta secara kesadaran diri sendiri
atau dipaksa, umum terjadi pada bangsa
manusia. Seandainya terjadi undur diri
secara massal dengan cara bunuh diri dan terjadi
pada bangsa manusia, mungkin akan menjadi
berita heboh.
Pengalaman ini benar-benar terjadi, tetapi bukan
pada manusia lho..., namun pada bangsa semut.
Unik memang, sisi kehidupan yang ada di sekitar
kita itu. Suatu sore hari, saat aku pulang dari
hutan, di Taman Nasional Tanjung Puting,
Tepatnya di Camp Leakey, Kalimantan Tengah,
Semut Semut
Semut Semut
Semut
Bunuh Diri Bunuh Diri
Bunuh Diri Bunuh Diri Bunuh Diri
Secara Masal Secara Masal
Secara Masal Secara Masal Secara Masal
42
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
usai melakukan penelitian, dikejutkan dengan
ribuan semut yang sudah mati di halaman.
Mungkin ratusan ribu, karena semut-semut itu
sudah mati dan memenuhi halaman seluas 3x4
meter itu.
Kemudian aku mengamati satu persatu, apakah
ada yang menyemprot semut semut tersebut
dengan obat serangga atau tidak. Jadi sebuah
pertanyaan dalam benak ini. Terus aku amati dan
mencari lubang semut barang kali ada bekas bau
obat serangga atau tidak. Eh..rupanya tidak, saat
seekor semut yang berwarna coklat tua (semut api
yang gatal kalau menggigit) keluar dari lubang,
berjalan entah apa yang dicari, tetapi setelah
berjumpa dengan seekor semut yang berwarna
coklat juga, mereka langsung saling menggigit,
dan dua-duanya mati.
Aku nggak pecaya terus mencari bukti, mencari
semut yang lain. Ketika keluar semut yang masih
warna pucat. Saat semut tersebut bertemu dengan
semut yang warna coklat tua, mereka tidak saling
menggigit, atau malah memberi salam satu
sama lain. Demikian juga kalau semut yang
masih pucat itu (semut muda) berjumpa dengan
sesama semut muda tidak saling menggigit.
Lama aku perhatikan, satu-satu semut yang keluar
dari liang, kemudian saling menggigit dan mati,
sedangkan yang masih muda bebas berkeliaran di
mana-mana. Mungkinkah semut semut tua itu
undur diri dan memberikan kesempatan bagi
yang muda untuk hidup. Atau memang sudah
menjadi tugas semut kalau anak-anak menetas
harus mati, seperti ikan salmon yang rela
berenang berkilo-kilo meter menuju hulu sungai,
setelah bertelur, mati. Atau jenis serangga sehari
seusai bertelur dan anaknya menetas, langsung
mati. Menunaikan tugas, demi keturunan.
Unik juga kehidupan ini. Tuhan Maha Besar,
masih banyak kehidupan di sekitar kita yang
sangat unik, dan masih menjadi rahasia.
Rahasia ALAM
43
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Sebuah kawasan Taman Wisata Alam (TWA)
berdasarkan SK Menhut No. 046/Kpts-II/1984
tanggal 12 Maret 1984. Dengan luas : +
2.685,50 ha. Secara geografis berada 111 42
111 45 BT dan 3 42 3 55 LS,tepatnya di
Desa Kubu, Kec. Kumai, Kab. Kotawaringin Barat
- Kalimantan Tengah.
Selain menyajikan panorama landscape dengan
hamparan pasir putih yg berhadapan dengan laut
Jawa, hiasan cemara pantai, mangrove dan
tumbuhan pantai lainnya, ditambah keberadan
satwa dilindungi seperti burung, penyu sisik, an
penyu hijau menambah wajah baru Pariwisata
alam di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah ini.
T T
T TTanjung Keluang anjung Keluang
anjung Keluang anjung Keluang anjung Keluang
W WW WWisata Alternatif di Kotawaringin Barat isata Alternatif di Kotawaringin Barat isata Alternatif di Kotawaringin Barat isata Alternatif di Kotawaringin Barat isata Alternatif di Kotawaringin Barat
44
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
45
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Paket Lebaran Paket Lebaran Paket Lebaran Paket Lebaran Paket Lebaran
Pada moment lebaran kemarin TWATK
mengonsep paket release pelepasan anak
penyu /tukik ke laut. Sebanyak 10 ekor tukik
dilepasliarkan kelaut. dalam upaya
pelestarian satwa dilindungi tersebut, kami
menghaturkan ungkapan terima kasih yang
tak terhingga kepada mereka yang telah
berpartisipasi dan peduli pada kegiatan ini,
antara lain : 1.Azmi Mirrah Azizah & M.
Firda T.W; 2.Fitrya Mahayanti (Siswa SMAN
3 P. BUn); 3.Keluarga Bpk Iskandar (Sampit);
4.Rida,ozon,wawan,ade (Gg.Teratai 1
P.Bun); 5 Dhiany & Tom (New Zealand &
Australia). Mari menjaga dan terus
melestarikan penyu
46
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
T TT TTempat P empat P empat P empat P empat Pendaratan P endaratan P endaratan P endaratan P endaratan Penyu Laut enyu Laut enyu Laut enyu Laut enyu Laut
untuk Bertelur untuk Bertelur untuk Bertelur untuk Bertelur untuk Bertelur
Kawasan pesisir di Taman Wisata Tanjung
Keluang, yang memiliki hamparan pasir putih,
sering dijadikan tempat bertelur beberapa jenis
penyu laut. Di antaranya adalah Penyu Sisik dan
Penyu Belimbing. Kawasan ini menjadi obyek
wisata untuk pengamatan satwa laut yang
dilindungi ini.
Penyu Bertelur di Lapangan Futsal Penyu Bertelur di Lapangan Futsal Penyu Bertelur di Lapangan Futsal Penyu Bertelur di Lapangan Futsal Penyu Bertelur di Lapangan Futsal
( (( ((Goal Nesting Goal Nesting Goal Nesting Goal Nesting Goal Nesting ) )) ))
Malem itu, Jumat 9 September 2011, sekitar
pukul 19.45 WIB si Chaping singgah keTWA,
sempat kebingungan selama 2 jam muter muter
cari tempat yang aman dan nyaman. Tepat pukul
22.00 WIB berhasil membuat sarang alaminya
dengan jumlah telur yang dikeluarkan sebanyak
190 butir tepat di depan gawang arena Futsal.
47
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Dari Sabang sampai ke Merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi satu
Itulah Indonesia...
P
enggalan lagu yangmenggambarkan
pulau-pulau di nusantara itu, pasti semua
orang tahu. Dari anak-anak hingga
dewasa. Karena lagu itulah yang diajarkan guru
T T
T TTitik Nol Indonesia itik Nol Indonesia
itik Nol Indonesia itik Nol Indonesia itik Nol Indonesia
kita ketika duduk di bangku SD bahkan di TK. Kini
aku menapakkan kaki di Sabang, sebuah pulau
yang terletak di ujung barat utara negeri ini.
Sungguh luas negeri ini. Konon negeri seperti
untaian jamrud di khatulistiwa.
Titik Nol, begitulah banyak orang menyebut.
Karena di ujung Pulau Weh itu terletak tugu Titik
Nol Kilometer, yang menandai batas wilayah
paling ujung barat Indonesia.
48
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Titik Nol Kilometer, memang jadi tujuan wisata,
baik wisatawan asing ataupun Nusantara yang
ingin menapakkan kakinya di ujung barat
Indonesia. Untuk menuju ke sana, tidaklah susah.
Dari Banda Aceh, naik kapal feri cepat yang hanya
memakan waktu satu jam. Dari pelabuhan Sabang
menuju Titik Nol memakan waktu kurang dari dua
jam. Jaraknya di peta memang tidak jauh, akan
tetapi jalan yang bekelok-kelok menyusur pantai
dan di lembah tebing yang terjal, sehingga
kendaraan tidak bisa berjalan kencang.
Sebenarnya wisata ke Sabang tak hanya ke Titik
Nol saja, akan tetapi sepanjang perjalanan dari
pelabuhan menuju ujung Indonesia itu, banyak
ditawarkan aneka wisata yang sangat menarik.
Mulai kunjungan ke alam hutan dengan mandi
air panas, keindahan air terjun, juga wisata ke
pantai yang dapat ditemui keindahan kehidupan
alam di bawah laut, dengan aneka terumbu
karangnya.
Keindahan terumbu karang sempat mengalami
kerusakan beberapa waktu lalu, ketika terjadi
tsunami. Akan tetapi beberapa lembaga
swadaya masyarakat melakukan perbaikan
dengan melakukan penanaman kembali terumbu
karang tersebut dengan berbagai cara.
Posisi Titik Nol ada di ujung pulau, dan di
sekelilingnya masih ditumbuhi hutan tropis yang
lebat. Satwa seperti monyet, banyak ditemukan
berkeliaran di sana. Namun keindahan Titik Nol
ini, dikotori oleh para pelancong yang ingin
menuliskan identitas mereka di sekeliling tugu
tersebut, dengan membuat coretan dari cat yang
membuat keindahan Titik Nol terganggu dengan
berbagai warna warni vandalisme.
Sebenarnya hal ini tidak terjadi, seandainya
disediakan tempat untuk menuliskan identitas
kelompok, pengunjung dari luar daerah yang
telah berkunjung ke sana, sehingga tidak
mengganggu keindahan Titik Nol.
Banyak penginapan antara Kota Sabang ke Titik
Nol, baik yang ada di pantai dengan paket wisata
menyelam, snorkeling atau sekadar berlayar
menikmati keindahan alam laut Pulau Weh. Atau
hotel-hotel di kota yang banyak dijumpai.
49
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Ol eh: Hartati Saat Ol eh: Hartati Saat Ol eh: Hartati Saat Ol eh: Hartati Saat Ol eh: Hartati Saat
Waktu itu bulan Agustus 2008, ketika kunjungan
pertama saya ke tempat penangkaran penyu di
Pangumbahan, penyimpanan telur-telur penyu
dengan menggunakan gentong-gentong. Tapi, di
awal bulan tahun 2011, ketika saya kembali
mengunjungi penangkaran penyu di
Pangumbahan, rupanya memiliki banyak
perubahan. Penyimpanan telur-telur penyu tidak
lagi menggunakan gentong, melainkan sudah
dibangun sebidang lahan yang dikelilingi
dengan pagar kawat besi setinggi 170 cm dan
luas 12 x 10 m.
Pangumbahan Pangumbahan
Pangumbahan Pangumbahan Pangumbahan
T TT TTaman P aman P aman P aman P aman Pesisir P esisir P esisir P esisir P esisir Pantai P antai P antai P antai P antai Penyu enyu enyu enyu enyu
( (( ((P PP PPangumbahan T angumbahan T angumbahan T angumbahan T angumbahan Turtle P urtle P urtle P urtle P urtle Park ark ark ark ark ) )) ))
Kembali mengunjungi penangkaran penyu hijau (Chelonia
mydas ) di Pangumbahan
50
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
Taman Pesisir Pantai penyu Pangumbahan
(Pangumbahan Turtle Park) yang berlokasi di
Kecamatan Ciracas, Sukabumi merupakan
kawasan pantai pendaratan dan peneluran
penyu yang dikelola oleh Kementerian Kelautan
dan Perikanan serta Pemerintah Daerah
Kabupaten Sukabumi. Umumnya jenis penyu
yang bertelur di kawasan ini adalah penyu hijau
(Chelonia mydas ). Panjang pantai
Pangumbahan ini adalah 2,3 Km.
Pelestarian penyu yang memiliki status
Dilindungi telah diatur dalam Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah
Kabupaten Sukabumi, seperti:
Undang - Undang No. 5 tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam
hayati dan Ekosistemnya
Undang - Undang No. 31 tahun 2004
tentang Perikanan
Peraturan Pemerintah No. 7 tahun
1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa
Peraturan Pemerintah No. 60 tahun
2007 tentang Konservasi Sumberdaya
Ikan
Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi
No. 5 tahun 2009 tentang Pelestarian
Penyu di Kabupaten Sukabumi.
Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh
dengan menggunakan angkutan umum atau
mobil pribadi hingga lokasi yang disebut dengan
Ujung Genteng. Kemudian perjalanan dilanjutkan
menuju Pantai Pangumbahan dengan
menggunakan ojek motor bila kondisi jalanan
sedang becek. Waktu yang ditempuh 15 menit
dari Ujung Genteng ke Pantai Pangumbahan.
Ongkos ojek motor seharga Rp 30.000. Tapi bila
kondisi jalan sedang kering, disarankan hanya
mobil dengan 4 gardan (4 wheels) yang bisa
melewati jalan ini. HS HS HS HS HS
51
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011
B
aru-baru ini, Inter-governmental Panel on Climate Change (IPCC) memublikasikan hasil pengamatan ilmuwan
dari berbagai negara. Isinya sangat mengejutkan.
o Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian
bumi, antara 0,15 0,3 C.
o Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan
es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh.
o Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga
kelaparan pun akan meluas di seantero jagat.
o Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu.
Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya
menenggelamkan seluruh pulau.
Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi.
o Sepanjang tahun 1980- 2002, suhu minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat
0,17
o
C pertahun.
o Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87
o
C pertahun.
o Menghilangnya salju yang dulu menyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia, yaitu Gunung
Jayawijaya di Papua.
CARA-CARA PRAK CARA-CARA PRAK CARA-CARA PRAK CARA-CARA PRAK CARA-CARA PRAKTI S DAN SEDERHANA MENDI NGI NK TI S DAN SEDERHANA MENDI NGI NK TI S DAN SEDERHANA MENDI NGI NK TI S DAN SEDERHANA MENDI NGI NK TI S DAN SEDERHANA MENDI NGI NK AN BUMI : AN BUMI : AN BUMI : AN BUMI : AN BUMI :
1. Matikan listrik.(jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger
telepon genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN
menggunakan bahan bakar fosil penyumbang besar emisi).
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat
listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk
secukupnya, sekitar 21-24
o
C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak
mengeluarkan emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastik menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda
juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
BUMI
SEMAKIN
GERAH
52
PESAN dari ALAM
E di si 6 Tahun I I I , J uni Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai