Anda di halaman 1dari 11

Untuk menumbuhkan mawar dari biji, dibutuhkan suatu tahap yang disebut stratifikasi.

Stratifikasi merupakan upaya meniru keadaann asli tanaman ini yang melalui masa musim
dingin. Tanpa melalui tahap ini, biji mawar akan sulit berkecambah.
Alat dan bahan:
Plastik ziplock
Pasir
Hidrogen Peroksida (kalau ada) untuk mencagah jamur
Air
Panci
Kompor
Kulkas
Berikut cara stratifikasi benih mawar:
Ambil pasir satu genggam lalu masak menggunakan panci sampai suhu di atas 70 derajat
celcius.
Biarkan pasir dingin lalu dilembabkan dengan menggunakan Air atau larutan hidrogen
peroksida 5%. Pasir yg lembab akan berwarna hitam, sedangkan pasir kering berwarna
putih. Jangan sampai terlalu basah, cukup lembab saja.
Masukkan pasir tersebut ke dalam ziplock sampai setengahnya dan masukkan juga benih
mawar lalu kocok-kocok sehingga pasir dan benih tercampur
Sebaiknya beri label tanggal dan varietas mawar.
Taruh ziplock tersebut ke dalam kulkas (4 derajat celcius), jangan ditaruh di freezer.
Tunggu selama 8 minggu (2 bulan).
Jaga selalu kelembaban benih tersebut, jika pasir berubah warna menjadi putih maka beri
sedikit air agar lembab.
Setelah melakukan stratifikasi, tinggal tanam benih ke wadah-wadah seperti menanam benih
biasa.


Cara menanam bunga mawar dari biji
Sebelum mananam benih mawar, rendam dahulu biji mawar di air murni (bisa digunakan air
minum kemasan) selama 24 jam
Disarankan untuk menanam benih mawar di awal musim semi, atau ketika sudah tidak ada
bahaya dari suhu yang bisa membeku. (Untuk di Negara kita, poin ini bisa di abaikan, karena di
Indonesia tidak ada musim dingin.)
Tempatkan biji mawar sedalam kurang lebih 1/2 inchi (kira-kira 1,5cm) di media tanam. Media
tanam ini adalah menggunakan campuran 50% media tanam yang steril dan 50% vermiculite.
Kita bisa gunakan pot kecil yang ada lubang drainasenya, dan jangan pernah menaruh tatakan
air dibawahnya (tatakan yang biasanya berbentuk seperti piring, yang kita taruh dibawah pot)
Taburi biji mawar sedikit, dengan Rootone Root Starter atau Fungisida Captan 50%, kemudian
tutup kembali biji mawar terseut dengan campuran media tanam yang sudah dijelaskan diatas.
Cara ini berfungsi untuk mengurangi kemungkinan akan kelembaban yang berlebihan, yang
biasanya di huni oleh penyakit yang menyerang benih muda.
Siram biji mawar yang telah kita tanam dengan menggunakan sprayer, sampai basah
Letakkan pot tersebut diluar, di area yang terkena sinar matahari secara langsung. Tetap sirami
tanaman, dan pertahankan jangan sampai pot kekeringan.
Sekitar 6 minggu kemudian, biji mawar akan mulai berkecambah.
Ketika cuaca menjadi terlalu hangat, atau bahkan panas, biji mawar akan berhenti
berkecambah.
Ketika tanaman mawar sudah tumbuh dengan tinggi sekitar 3-4 inchi (kisaran 7,5cm sampai
10cm), kita bisa memindah ke pot yang lebih besar.
Tips diatas sedikit berbeda dari tips yang sering kami jumpai dan baca. Pada umumnya, banyak
tulisan mengharuskan ada fase dormant (di simpan di dalam kulkas), tapi untuk cara diatas,
fase tersebut tidak ada. Ada baiknya kita sama-sama mencoba.
Semoga cara menanam bunga mawar dari biji diatas bisa bermanfaat bagi kita semua,
dan jangan lupa, tetap Ayo Berkebun!!!








Cara Semai Mawar Dengan Self Watering Pot ala Ayo Berkebun
1. Bahan dan Alat yang dibutuhkan

Biji Mawar
Dua cup Mie Instant
Satu Cup Jely kecil
Media tanam Perlite
Rootone (rooting agent)
Fungisida (Nordox 56WP)
Paku
Cutter
2. Lubangi 1 Cup Mie ABC dengan cutter, untuk memasukkan Cup Jelly Kedalamnya.
3. Lubangi 1 Cup Mie ABC yang satunya, dengan paku, untuk membuang air, supaya
tampungan air tidak berlebihan.
4. Lubagi cup Jelly dengan paku, sehingga air bisa masuk dan naik ke media tanam Perlite.
5. Pasang Cup Jelly ke Cup Mie ABC yang telah kita lubangi sebelumnya.
6. Tumpuk kedua cup Mie ABC tersebut.

7. Masukkan Perlite (media tanam) kedalam Cup tersebut.
8. Taburkan beberapa Biji Mawar yang ingin kita semai.

9. Taburkan Fungisida (Nordox) keatas biji mawar yang sudah kita semai.
10. Taburkan Rooting Hormon (Rootone) keatas biji mawar tersebut.
11. Tutupi biji tersebut dengan Perlite kambali, sekitar 1/2 sampai 1cm.

Tahapan cara Semai Biji Mawar dengan Self Watering Pot ala Ayo Berkebun selesai sudah. Pada
percobaan sebelumnya, kami menyemai bibit mawar hitam, dan kurang dari 1 bulan (sekitar 28
hari) biji tersebut sudah sprout.
Berikut adalah Foto hasil semaian Biji Mawar hitam :

Home Ide Membuat Self Watering Pot
Membuat Self Watering Pot
Reviewed by irwanbee on Sep 13, 2013

Self Watering Pot adalah suatu sistem yang dibuat supaya tanaman bisa di airi secara otomatis
(oleh POTnya sendiri). Dibuat semacam penampung air yang disimpan di dalam pot, dan air ini
dipergunakan untuk mengairi tanaman, sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut.
Sistem harus dibuat supaya air tidak menggenangi tanaman (tanaman tidak tenggelam) yang
akhirnya akan membuat tanaman menjadi busuk (istilah kerennya, tidak boleh over watering).
Idenya adalah membuat 2 kontainer didalam pot (dipisah), yang 1 di isi media tanam dan
tanaman, yang satunya berisi air. Secara ide, lihat gambar berikut (yg kami ambil dari
femaleseeds.nl) :

Dari skema diatas, terlihat ada 2 tempat, yaitu tempat media tanam dan tempat air. Di sebelah
kiri terlihat semacam pipa memanjang ke atas untuk mengisi tempat air. Agar supaya air bisa
naik ke atas menuju media tanam digunakan media yang mempunya daya serap tinggi (mengacu
sistem wicknya hidroponik).
Kali ini, saya akan mencoba membuat Self Watering Pot dengan versi yang sangat sederhana.
Menggunakan beberapa barang bekas yg ada di rumah.
Bahan Untuk Membuat Self Watering Pot :

2 Buah CUP bekas Mie ABC Selera Pedas
1 Buah cup bekas myJelly
CocoPeat secukupnya
Tanaman untuk kelinci percobaan
Paku dan Cutter
Cara Membuat Self Watering Pot :
1. Ambil 1 Cup Mie ABC Selera pedas, lubangi dengan Cutter. Besarnya lubang di kira-kira, supaya
cup myJelly bisa masuk.
2. Lubangi cup myJelly dengan paku, di sekelilingnya, supaya air bisa merembes masuk.
3. Masukkan cup myJelly kedalam lubang (cup Mie ABC) yang telah kita persiapkan sebelumnya.
4. Isi cup myJelly tersebut dengan media yang daya serapnya baik. Disini, kami menggunakan
CocoPeat

5. Lubangi Cup Mie Abc yang satunya, dengan paku. Lubangi di dindingnya. Tujuannya adalah
membuat lubang pembuangan air, sehingga level air tertinggi bisa ditentukan. Tidak akan terjadi
over watering (tanaman terendam air), karena ketika air terlalu banyak, air akan keluar
melalui lubang pembuangan. Ketinggian lubang ini di posisikan dibawah Cup atas (ketika 2 Cup
di tumpuk jadi satu)

6. Tangkupkan kedua Cup Mie Abc, kemudian beri sedikit CocoPeat

7. Masukkan tanaman yang digunakan sebagai Kelinci Percobaan kedalam Cup Mie ABC. dan
tambahkan media tanam sampe full

8. Siram dengan air, sampai basah, dan keluar air dari lubang pembuangan (menandakan
tampungan air sudah penuh.
9. Tetap siram secara berkala selama seminggu (layaknya tanaman di pot biasa). Setelah seminggu,
tanaman akan beradaptasi dengan sistem yang baru, dan sudah bisa menyerap air dari
tampungan yang ada di bawahnya.
10. Cek secara berkala, apakah tampungan air ada isinya atau tidak. Kalau sudah tinggal sedikit,
lakukan pengisian.
Dengan menggunakan sistem Self Watering Pot, akan lebih sedikit waktu yang harus kita
luangkan untuk menyiram tanaman. Waktu bisa kita pergunakan untuk hal lain.
Contoh diatas adalah ide sederhana. Kita bisa menggunakan material lain untuk skala yang lebih
besar.
Perbedaan Fungsi Perlite dan Vermiculite :
Pada dasarnya mempunyai fungsi yg sama, perbedaan hanya dari bentuk dan asal batuannya. dari
kedua itu mempunya kelebihan masing2
kelebihan Perlite:
- lebih banyak menyimpan nutrisi yg dibutuhkan tanaman
- drainase lebih baik
kelebihan Vermiculite:
- kelembaban lebih baik
- dapat menahan lebih banyak kalium, kalsium dan magnesium
Salah satu saran perbandingan penggunaan media tanam Perlite dan Vermiculite, kami
dapat dari kaskus dengan id Back2School.

Anda mungkin juga menyukai