Anda di halaman 1dari 56

MODUL PRAKTIKUM

DASAR TELEKOMUNIKASI




LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012






Tata Tertib Praktikum
1. Mahasiswa yang diizinkan mengikuti praktikum adalah yang telah terdaftar dan memenuhi syarat
yang ditentukan
2. Praktikum dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan praktikan harus hadir 5 menit sebelum
praktikum dimulai. Bagi praktikan yang tidak hadir pada waktu tersebut dianggap mengundurkan
diri dari praktikum. Praktikan harus mengisi daftar hadir pada setiap pelaksanaan percobaan.
3. Praktikan harus membawa kertas milimeter blok dan wajib menyerahkan laporan pendahuluan
sebagai syarat wajib mengikuti praktikum.
4. Praktikan harus mengikuti pretest yang dilaksanakan sebelum praktikum keseluruhan.
5. Praktikan harus mengikuti postest yang dilaksanakan setelah praktikum.
6. Penilaian praktikum didasarkan atas :
a. pretest : 20 %
b. postest : 15 %
c. sikap : 15 %
d. laporan : 30 %
e. UAS : 20 %
7. Praktikan dilarang merokok, makan dan minum selama berada di dalam laboratorium.
8. Praktikan harus berpakaian rapih dan memakai sepatu, tidak diperkenankan memakai kaos oblong
dan sandal.
9. Praktikan dilarang ribut selama berada di dalam laboratorium dan wajib menjaga kebersihan
didalam maupun di luar laboratorium.
10. Bagi yang melanggar akan mendapat sanksi dikeluarkan dari ruang laboratorium dan dianggap tidak
mengikuti praktikum.
Bandar Lampung, Oktober 2012
Ka. Lab. Teknik Telekomunikasi



Ageng Sadnowo R. S.T., M.T.
NIP. 196902281998031003




Format Laporan Praktikum
1. Laporan ditulis pada kertas putih ukuran A4
2. Margin untuk penulisan laporan adalah :
Batas Kiri 4 cm, Batas kanan 3 cm , batas atas 4 cm dan batas bawah 3 cm






3. Bila ada grafik dari data-data percobaan, penggambaran dilakukan pada kertas grafik (millimeter
Block).
4. Sampul untuk penjilidan keseluruhan di sesuaikan dengan sampul panduan praktikum.
5. Pada halaman muka masing masing percobaan di berikan sampul berwarna sesuai dengan
panduan percobaan yang berisi : nama , NPM, Kelompok, Logo Unila, Tahun dan tulisan lainnya
yang dianggap perlu.


4 cm
3 cm
3 cm 4 cm



6. Pada sampul muka dituliskan minimal kata :
Laboratorium TeknikTelekomunikasi
Jurusan Teknik Elektro
Universitas Lampung
Tahun
Nama
NPM
kelompok
Logo Uni l a

























PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PERCOBAAN I
PENGUKURAN DAYA DAN
KARAKTERISTIK FILTER








































I. PENGUKURAN DAYA DAN KARAKTERISTIK FILTER

II. Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
a. Mahasiswa mengetahui satuan-satuan yang biasa digunakan dalam telekomunikasi
b.Mahasiswa mengetahui cara perhitungan daya dan dapat mengkonversikannya ke bentuk desibel
c. Mahasiswa mengetahui macam-macam filter
d. Mahasiswa mengetahui karakteristik tiap filter

III. Teori Singkat
Bentuk RMS phasor digunakan untuk menggambarkan gelombang yang merambat melalui jalur
transmisi. Untuk gelombang yang merambat pada arah z positif, persamaan gelombangnya
adalah
Ex = E0+e-gz dimana g = a +jb = konstanta propagasi kompleks
Bagian nyata dari konstanta propagasi complex, a, disebut konstanta pelemahan dan mempunyai
unit Neper per unit panjang. Bagian imajiner, b, disebut konstanta sudut dan mempunyai unit
radian per unit panjang. Pelemahan dari sinyal elektrik yang disebabkan oleh kabel coaxial dapat
dengan mudah ditentukan dengan menggunakan pengukuran daya desibel.
a (dB) = Pout (dBm)-Pin (dBm)=Pout (dBm) Pref (dBm)
Persamaan diatas menunjukkan bahwa sumber sinyal dan detector daya adalah jaringan yang
matched. Jika sinyal menunjukkan perubahan pada media propagasi, sebagian energi akan
dikirimkan melewati titik ini dan yang lainnya akan dipantulkan ke sumbernya. Perubahan
berarti pada media transmisi adalah konektor, titik kerusakan kabel atau perubahan tipe kabel.
Oleh karena itu, daya yang dicapai detector tidak hanya dipengaruhi karakteristik pelemahan
kabel tetapi juga mismatches antara sumber sinyal dan detector.

Pengukuran Daya

Desibel adalah unit yang menerangkan rasio yang merupakan fungsi logaritma berbasis 10. Daya
(pada percobaan ini) akan diukur dalam bentuk desibel (dB).
dB = 10 log 10 Pmeas/Pref
dimana Pmeas adalah daya yang diukur dan
Pref adalah daya yang dibandingkan
Pengukuran desibel mencakup pengukuran penguatan daya, atau dengan kata lain, peningkatan
daya Pmeas dibandingkan dengan Pref. Sebagai contoh perbandingan antara daya referensi 10
watt dengan daya terukur 20 watt akan menghasilkan penguatan 3 dB.
dB = 10 log 10 Pmeas/Pref = 10 log 10 20/10 =3,01 dB
Sebagai pembandingnya, daya terukur 5 watt dan daya referensi 10 watt akan menghasilkan
penguatan 3 dB.
dB = 10 log 10 Pmeas/Pref = 10 log 10 5/10 = -3,01 dB


Sehingga, nilai dB positif mengacu pada Pmeas > Pref, sedangkan dB negatif mengacu pada
Pmeas < Pref. Catat bahwa desibel yang diterangkan diatas digunakan untuk pengukuran
penguatan daya, tapi selain itu dapat juga digunakan untuk menentukan loss atau pelemahan.
Penguatan dB negatif berhubungan dengan loss dB positif.dBm

Kadang daya dihubungkan juga dengan bentuk dBm. dBm adalah nilai desibel yang direferensi
oleh daya 1 miliwatt.
dBm=10 log 10 Pmeas/1mW
Sebagai contoh 12 dBm mengacu pada 16 mW Pmeas.
12 dBm = 10 log 10 Pmeas/1mW
Pmeas = 1mW.10 12/10 = 15,84 = 16 mW

Filter

Menyaring sinyal dalam telekomunikasi sangat diperlukan untuk mendapatkan sinyal yang
diinginkan dari banyak sinyal yang dikirimkan dan untuk mengurangi efek dari noise dan
interferensi. Filter elektrik mengandung komponen resistor dan kapasitor, resistor dan inductor
atau gabungan ketiganya dengan menyertakan sekurangnya satu komponen reaktif. Setiap sistem
komunikasi mempunyai satu atau lebih filter dengan tujuan untuk memisahkan sinyal informasi
dengan sinyal yang tidak diinginkan seperti interferensi, noise, dan distorsi perangkat. Filter
ideal mempunyai karakteristik tidak mengandung distorsi transmisi ketika melewati satu atau
lebih band frekuensi tertentu dan respon 0 pada semua frekuensi. Banyak aplikasi dalam
telekomunikasi membutuhkan filter dengan pengenalan terhadap karakteristik frekuensi yang
baik. Salah satu jenis filter adalah filter aktif. Filter aktif mempunyai banyak keuntungan
dibandingkan dengan filter pasif seperti ukurannya yang lebih kecil, ringan dan lebih murah dan
fleksibilitas dalam disainnya.
Filter diklasifikasikan dengan melihat bentuk respon amplitudo-frekuensinya yang umum
menjadi low pass filter (LPF), high pass filter (HPF), band pass filter (BPF), dan band stop filter.
Nama filter tersebut diberikan berdasarkan bentuk amplitudo dari fungsi transfer filter. Fungsi
transfer filter dihitung berdasarkan perbandingan antara tegangan keluaran terhadap tegangan
masukan (bisa juga arus) dari masukan sinusoidal. Low pass filter akan melewatkan frekuensi
dari nol sampai frekuensi cut offnya. Idealnya respon frekuensi akan langsung jatuh ke nol
setelah frekuensi cut off, tapi pada kenyataannya ada daerah transisi sampai nilai tertentu
sebelum mencapai nol. Untuk high pass filter, filter ini tidak akan melewatkan frekuensi dari nol
sampai daerah transisi, antara fl sampai fc.
Sedangkan band pass filter akan melewatkan frekuensi yang dibatasi dua frekuensi cut off.
Frekuensi yang dilewatkan berada pada daerah antara fc1 dan fc2. Dari nol ke fc1 respon
frekuensi akan distop, begitu juga dengan frekuensi diatas fc2, tetapi dalam prakteknya selalu
ada daerah transisi antara fs dan fc. Dan untuk band stop filter, juga mempunyai dua frekuensi


cut off. Tetapi kebalikan dari band pass filter, filter ini justru tidak melewatkan frekuensi yang
berada antara fc1 dan fc2. Untuk jelasnya, karakteristik keempat filter dapat dilihat pada gambar.
Fungsi transfer dari ideal Band pass filter adalah
H(f)=Ke-jwtd f l < f < fu
0 lainnya
parameter fl dan fu adalah lower dan upper frekuensi cutoff. Band width dari filter adalah
B = fu fl. Sehingga pada low pass filter didefinisikan fl = 0 sehingga B = fu , sedangkan untuk
highpass filter fl > 0 dan fu = . Tetapi secara fisik filter diatas tidak mungkin dibuat. Sedangkan
untuk filter sesungguhnya, untuk band pass filter akan dibandingkan dengan kondisi idealnya,
didapatkan H(f) yang relatif lebar (tapi tidak konstan) dan stop band yang cukup kecil (tapi tidak
nol). Titik akhir band yang dilewatkan atau cut off nya didefinisikan dengan H(f) =1/ 2 H(f)
max = K/2 f = fl , fu Jadi H(f)2 jatuh tidak lebih rendah dari K
2
/2 untuk fl f fu. Bandwidth
B= fu fl disebut juga setengah daya atau bandwidth 3 dB.


































IV. Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan :
1. 1 buah power supply dc
2. 1 buah proto board
3. resistor 10 kW, 1 kW
4. kapasitor 4,7 nF
5. kabel
6. 1 buah multimeter
7. bridging plug
8. 1 modul sender 20 kHz
9. 1 osiloskop


V. Rangkaian Percobaan

1. Filter LPF












2. Filter HPF











POWER
SUPPLY
FUNCTION
GENERATOR
R

OSILOSKOP
C
POWER
SUPPLY
FUNCTION
GENERATOR
C

OSILOSKOP
R


3. Filter BPF













4. Pengukuran Daya































POWER
SUPPLY
FUNCTION
GENERATOR
SENDER
TRANSMITER
USB

OSILOSKOP
POWER
SUPPLY
FUNCTION
GENERATOR

OSILOSKOP
A A





VI. Prosedur percobaan

a. membuat rangkaian filter seperti pada gambar untuk low pass filter, bandpass filter dan
highpass filter
b. ukur tegangan dan arus input yang mengalir dan juga tegangan dan arus output
c. naikkan frekuensi input dan catat perubahan pada tegangan dan arus output
d. gambarkan kurva karakteristik masing-masing filter berdasarkan data yang di dapat. Hitung
pula nilai pelemahan atau penguatan yang terjadi pada masingmasing filter



Tabel karakteristik LPF
Frekuensi Vin Vout A AdB
100 Hz
500 Hz
1 KHz
1,5 KHz
2 KHz
2,5 KHz
3 KHz
3,1 KHz
3,2 KHz
3,3 KHz
3,4 KHz
3,5 KHz
3,6 KHz
3,7 KHz
3,8 KHz
3,9 KHz
4 KHz
5 KHz
6 KHz
7 KHz
8 KHz
9 KHz
10 KHz
15 KHz
20 KHz
25 KHz
30 KHz


Tabel karakteristik LPF
Frekuensi Vin Vout A AdB
100 Hz
500 Hz
1 KHz
1,5 KHz
2 KHz
2,5 KHz
3 KHz
3,1 KHz
3,2 KHz
3,3 KHz
3,4 KHz
3,5 KHz
3,6 KHz
3,7 KHz
3,8 KHz
3,9 KHz
4 KHz
5 KHz
6 KHz
7 KHz
8 KHz
9 KHz
10 KHz
15 KHz
20 KHz
25 KHz
30 KHz

Tabel karakteristik BPF
Frekuensi Vin Vout A AdB
500 Hz
1 KHz
1,8 KHz
2,4 KHz
2,7 KHz
3 KHz
3,5 KHz
3,8 KHz
4,3 KHz
4,5 KHz
5 KHz
5,3 KHz
5,5 KHz


5,7 KHz
6 KHz
6,5 KHz
7 KHz
7,3 KHz
7,5 KHz
12 KHz
14 KHz
20 KHz
50 KHz
100 KHz
1 MHz


VII. Data


VIII. Analisis Hasil Percobaan


IX. Kesimpulan



















PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PERCOBAAN II
MODULASI ANALOG













I. MODULASI ANALOG


II. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar modulasi
2. Mahasiswa mampu mempelajari dan menjelaskan proses Modulasi Amplitudo
dengan menggunakan software MATLAB
3. Mahasiswa mampu mempelajari dan menjelaskan proses Modulasi Frekuensi dengan
menggunakan software MATLAB
4. Mahasiswa mampu memepelajari dan menjelaskan proses Modulasi Phasa dengan
menggunakan software MATLAB
5. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar demodulasi

III. Teori Dasar

Sistem komunikasi adalah sistem yang digunakan untuk menyampaikan atau
mentransmisikan informasi secara teratur dari sumber pada suatu titik, ketujuan pada titik
yang lainnya.
Sistem komunikasi terdiri dari tiga komponen, sebagai berikut :
1. Pemancar (Transmitter) : Berfungsi untuk mengubah sinyal informasi masukan
menjadi bentuk sinyal yang sesuai agar dapat ditransmisikan melalui kanal atau media
transmisi. Dikenal sebagai proses modulasi yaitu proses dimana parameter gelombang
pembawa diubah sesuai dengan pemodulasi. Modulasi diperlukan agar gelombang
termodulasi sesuai dengan karakteristik kanal atau media transmisi.
2. Kanal atau media transmisi : Merupakan peralatan fisik yang menghubungkan
antara pemancar dan penerima.
3. Penerima (Receiver) : Berfungsi untuk mengubah sinyal yang diterima dari kanal
transmisi menjadi sinyal informasi asli.Proses tersebut dikenal sebagai proses
demodulasi atau deteksi.
Analogi Modulasi
Transmisi sinyal informasi (dalam bentuk analog dan digital) melalui kanal
komunikasi band pass (Contoh : Saluran telepon dan Satelit) membutuhkan range
frekuensi yang sesuai untuk di transmisikan dan di sisi penerima akan di kembalikan ke
frekuensi asli. Contoh : pada sistem radio yang beroperasi pada frekuensi 30 KHz,
dimana sinyal informasi dengan range frekuensi audio, sehingga terjadi beberapa bentuk
pergeseran lebar pita frekuensi pada sistem. Pergeseran range frekuensi pada sinyal dapat
diatasi menggunakan modulasi yang di definisikan sebagai proses dimana karakteristik
gelombang pembawa akan berubah sesuai dengan bentuk gelombang sinyal pemodulasi.


Sinyal informasi dinyatakan sinyal termodulasi. Pada sisi penerima, sinyal informasi asli
akan kembali dihasilkan melalui proses demodulasi atau deteksi yang merupakan
kebalikan dari proses modulasi.
Memodulasi berarti mengatur atau menyesuaikan, kemudian dalam
telekomunikasi tepatnya berarti menumpangkan sinyal informasi asli terhadap gelombang
pembawa (carrier) dengan mengatur parameter gelombang pembawa yang memiliki
frekuensi tinggi. Keperluan akan modulasi timbul dalam transmisi radio dari sinyal-sinyal
informasi frekuensi rendah (sinyal audio). Proses Transmisi akan efesien jika dimensi
antena sama dengan panjang gelombang sinyal yang sedang di transmisikan. Hubungan
antara frekuensi (f) dan panjang gelombang () dalam transmisi radio :
f . = c
dimana :
c = 3 x 10
8
m/s (Kecepatan di ruang bebas)
f = frekuensi gelombang
= panjang gelombang

untuk sinyal informasi dengan frekuensi rendah = 1000 Hz, akan diperoleh besar panjang
gelombang nya 300 km (188 mil). Jelas bahwa tidak mungkin untuk membuat antena
dengan ukuran ini. Masalah ini diatasi dengan menggunakan sinyal frekuensi rendah
untuk memodulasi sinyal frekuensi tinggi yang dinamakan gelombang pembawa (carrier
wave) yang kemudian dipancarkan . Gelombang pembawa berbentuk sinusoidal dan
dapat dinyatakan sebagai :
c(t) = A
c
Cos (
c
+
c
)
parameter-parameter dari gelombang tersebut yang dapat dimodulasi adalah :
1. Amplitudo, A
c
untuk modulasi amplitudo.
2. Frekuensi, f
c
atau
c
= 2 f
c
untuk modulasi frekuensi.
3. Phasa,
c
untuk modulasi phasa.
maka modulasi dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal informasi pada daerah
yang luas atau jauh. Sebagai contoh Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat
dikirim ke tempat lain, sinyal tersebut harus ditumpangkan pada sinyal lain. Dalam
konteks radio siaran, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang
ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa (carrier). Jenis dan cara
penumpangan sangat beragam. Yaitu untuk jenis penumpangan sinyal analog akan


berbeda dengan sinyal digital. Penumpangan sinyal suara juga akan berbeda dengan
penumpangan sinyal gambar, sinyal film, atau sinyal lain.

IV. Alat yang di Gunakan

1. Laptop
2. Software MATLAB


V. Kode Sumber Modulasi MATLAB

1. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal informasi

Fs=10000
N=10000
n=0:N-1
t=n/Fs
x=sin(2*pi*f*t)
subplot(4,1,1)
plot(t,x)
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Original Signal')
axis([0 0.5 -1.5 1.5])

2. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal pembawa (carrier)

a=sin(2*pi*f*t)
subplot(4,1,2)
plot(t,a)
xlabel('Time (s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Carrier Signal')
axis([0 0.5 -1.5 1.5])



3. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan
fungsi Modulasi Amplitudo



Fc=f
y=ammod(x,Fc,Fs)
subplot(4,1,3)
plot(t,y)
xlabel(Time(s))
ylabel(Amplitudo (V))
title(Amplitude Modulation Signal)
axis([0 0.5 -1.5 1.5])


4. Kode sumber untuk demodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan
fungsi Demodulasi Amplitudo

Fc=f
x=amdemod(y1,Fc,Fs)
subplot(4,1,4)
plot(t,x)
xlabel('Time(s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Amplitude demodulation Signal')
axis([0 0.5 -1.5 1.5])


5. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan
fungsi Modulasi Frekuensi

Fc=f
y=fmmod(x,Fc,Fs,1)
subplot(4,1,3)
plot(t,y)
xlabel(Time(s))
ylabel(Amplitudo (V))
title(Frequency Modulation Signal)
axis([0 0.5 -1.5 1.5])





6. Kode sumber untuk demodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan
fungsi Demodulasi Frekuensi


Fc=f
x=fmdemod(y,Fc,Fs,1)
subplot(4,1,4)
plot(t,x)
xlabel('Time(s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Frequency demodulation Signal')
axis([0 0.5 -1.5 1.5])




7. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan
fungsi Modulasi Phasa

Fc=f
y = pmmod(x,Fc,Fs,1)
subplot(4,1,3)
plot(t,y)
xlabel(Time(s))
ylabel(Amplitudo (V))
title(Phase Modulation Signal)
axis([0 0.5 -1.5 1.5])


8. Kode sumber untuk demodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan
fungsi Demodulasi Phasa
Fc=f
x=pmdemod(y,Fc,Fs,1)
subplot(4,1,4)
plot(t,x)
xlabel('Time(s)')
ylabel('Amplitudo (V)')
title('Phase demodulation Signal')
axis([0 0.5 -1.5 1.5])


VI. Prosedur Percobaan

Modulasi Amplitudo

1. Jalankan software MATLAB
2. Buat M-File baru
3. Inputkan kode sumber untuk Membangkitkan sinyal informasi dengan frekuensi yang
diinginkan.
4. Inputkan kode sumber untuk Membangkitkan sinyal pembawa (Carrier) dengan
frekuensi yang diinginkan.
5. Inputkan kode sumber untuk Memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal
pembawa (Carrier).
6. Ubah parameter-parameter (Index modulasi, Frekuensi Modulasi dan Frekuensi
Carrier) seperti yang ditentukan.
7. Amati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan , kemudian gambarkan.

Modulasi Frekuensi
1. Menjalankan software MATLAB
2. Membuat M-File baru
3. Inputkan kode sumber untuk Membangkitkan sinyal informasi dengan frekuensi yang
diinginkan.
4. Inputkan kode sumber untuk Membangkitkan sinyal pembawa (Carrier) dengan
frekuensi yang diinginkan.
5. Inputkan kode sumber untuk Memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal
pembawa (Carrier).
6. Ubah parameter-parameter (Index modulasi, Frekuensi Modulasi dan Frekuensi
Carrier) seperti yang ditentukan.
7. Amati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan , kemudian gambarkan.


Modulasi Phasa

1. Menjalankan software MATLAB
2. Membuat M-File baru
3. Inputkan kode sumber untuk Membangkitkan sinyal informasi dengan frekuensi yang
diinginkan.
4. Inputkan kode sumber untuk Membangkitkan sinyal pembawa (Carrier) dengan
frekuensi yang diinginkan.
5. Inputkan kode sumber untuk Memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal
pembawa (Carrier).


6. Ubah parameter-parameter (Index modulasi, Frekuensi Modulasi dan Frekuensi
Carrier) seperti yang ditentukan.
7. Amati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan , kemudian gambarkan.

Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan Apa itu Modulasi ?
2. Jelaskan Kenapa harus ada Modulasi ?
3. Sebutkan kelebihan dan kekurangan Modulasi Amplitudo ?
4. Sebutkan perbedaan AM, FM dan PM ?
5. Sebutkan Faktor yang mempengaruhi Modulasi Amplitudo ?

VII. Data Hasil Percobaan
VIII. Analisa Hasil Percobaan
IX. Kesimpulan
























PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PERCOBAAN III
AM-SSB, AM-DSB-SC DAN AM-DSB-FC











I. AM-SSB, AM-DSB-SC DAN AM-DSB-FC

II. Tujuan Percobaan

Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari modulasi Single Side Band , Double Side
Band-Suppresed Carrier dan Side Band-Full Carrier dengan simulasi Matlab.
Mahasiswa dapat memahami perbedaan antara Double Side Band dengan Single Side
Band.
Mahasiswa dapat memahami prinsip dari demodulasi Single Side Band , Double Side
Band-Suppresed Carrier dan Side Band-Full Carrier dengan simulasi Matlab.


III. Teori Dasar
Modulasi adalah proses perubahan suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal
mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya
berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa
gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang
sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi
sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang termodulasi.
Modulasi AM
Modulasi amplitudo merupakan proses modulasi yang mengubah amplitudo sinyal pembawa
sesuai dengan sinyal pemodulasinya.
Ada beberapa jenis modulasi amplitudo, yaitu:
AM Single Side Band (AM-SSB)
AM Double Side Band-Suppresed Carrier (AM-DSB-SC)
AM Double Side Band-Full Carrier (AM-DSB-FC)
AM merupakan proses modulasi dimana amplitudo gelombang pernbawa berubah-ubah sesuai
dengan perubahan amplitudo sinyal informasi. Dimana dalam sistem modulasi amplitudo ini
sinyal suara ditumpangkan pada frekuensi pembawa yang berupa gelombang radio.


Pada modulasi amplitudo (AM) getaran suara kita akan menumpang pada carrier yang berujud
perubahan amplitudo dari gelombang pambawa tadi seirama dengan gelombang suara kita.
Gelombang elektromagnetik diterima oleh antena kemudian oleh tuning circuit gelombang yang
diperlukan akan dipisahkan atau diseleksi dari gelombang-gelombang lainnya yang tidak
diperlukan.
Double Side Band Suppressed Carrier (DSB-SC)

Dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal carrier, dengan frekuensi dan phase tetap,
divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal informasi). Sinyal carrier tidak tergantung dari sinyal
informasi, di mana saat pentransmisian sinyal carrier terjadi pemborosan daya. Sehingga dalam
modulasi amplitudo hanya setengah dari total daya yang ditransmisikan yang dipengaruhi oleh
sinyal informasi. Persamaan sinyal sinusoidal secara umum bisa dituliskan sebagai berikut:

(t) = a(t) cos (t)

dimana a(t) adalah amplitudo sinyal dan (t) adalah sudut phase.
DSB-SC dibuat dengan mengatur agar amplitudo sinyal carrier berubah secara proporsional
sesuai perubahan amplitudo pada sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Persamaan Matematis
DSB-SC
t t m t X
c SC DSB
cos ) ( ) (



Persamaan Matematis Spektrum DSB-SC
) (
2
1
) (
2
1
) (
c c SC DSB
M M X








Gambar Spektrum Sinyal DSB-SC







Sinyal DSB-SC dibuat dengan mengalikan sinyal informasi m(t) dengan sinyal carrier yang
dihasilkan osilator.






Double Side Band-Full Carrier
Kelemahan DSB-FC
Karena Full Carrier, jadi boros bandwidth,
Karena Double Sideband, jadi boros bandwith, solusinya Single Side Band (SSB)

Single Side Band
Di dalam modulasi AM diketahui bahwa daya untuk memancarkan sinyal adalah daya-daya pada
komponen pembawa dan kedua side band (USB dan LSB). Untuk memancarkan dengan derajat
modulasi 100% diketahui bahwa hanya 1/6 dari jumlah daya keseluruhan terdapat pada
komponen side band. Sedangkan 2/3-nya terserap pada sinyal pembawa yang tidak mengandung
sinyal informasi.
m(t)
t
c
cos
t t m t X
c SC DSB
cos ) ( ) (

USB LSB
LSB USB
) (
SC DSB
X

0 c

c



Apabila sinyal pembawa dan salah satu dari komponen sideband dihilangkan dari sinyal
sebelumnya, maka sinyal pancarnya hanya setengah dari lebar jalur frekuensi yang digunakan.
Sedangkan 1/6 dari jumlah daya yang diperlukan untuk pemancaran.
Pemodulasian secara SSB-SC hanya mentransmisikan salah satu sideband saja karena informasi
yang dikandung dalam USB (fc + fa) dan LSB (fc fa) berasal dari informasi yang sama seperti
Gambar 1. di bawah ini :




Gambar 1. Spektrum SSB-SC

Metode Filter untuk membangkitkan SSB.
Salah satu cara utntuk membangkitkan sinyal SSB adalah dengan metode filter. Komponen
pembawa diredam oleh filter yang sangat sempit (Narrow Band Filter).
Keuntungan-keuntungan transmisi single sideband:
Penghematan bandwidth
Penghematan daya
Penurunan noise, karena sistem single sideband mempergunakan setengah sebesar
bandwidth AM konvensional, daya noise thermal diturunkan hingga setengah dari sistem
double sideband.



IV. Alat-Alat Yang Digunakan

1 buah PC
Software Matlab




V. PROSEDUR PERCOBAAN

a. Sinyal Double Side Band Suppressed Carrier

1. Bukalah program matlab dengan melakukan double klik pada icon matlab
2. Setelah jendela command prompt Matlab terbuka, ketikkan perintah sebagai berikut:
Fs = 200;
t = [0:3*Fs+1]'/Fs;
Fc = 10;
x = sin(2*pi*t);
subplot(3,1,1);
plot(t,x);
hold on;

Jika anda melakukan perintah diatas dengan benar, maka akan muncul gambar berikut:

Gambar Sinyal Informasi Sinus

3. Ketikkan perintah berikutnya pada command prompt Matlab:

ydouble = amod(x,Fc,Fs,'amdsb-sc');
plot(t,ydouble,'r')
xlabel('waktu t (detik)');
ylabel('AM-DSB-SC');
axis([0 3 -1 1]);
grid on;

Akan muncul perubahan terhadap gambar sebelumnya menjadi gambar berikut:



Gambar Sinyal modulasi SSB dan Sinyal Informasi


b. Sinyal Double Side Band Full Carrier

1. Ketikkan perintah berikutnya pada command prompt Matlab:

ydoubletc = amod(x,Fc,Fs,'amdsb-tc',1);
subplot(3,1,2);
plot(t,x);
hold on
xlabel('waktu t (detik)');
ylabel('AM-DSB-FC');
plot(t,ydoubletc,'r');
axis([0 3 -2 2]);
grid on;

Akan muncul perubahan terhadap gambar sebelumnya menjadi gambar berikut:




Gambar Sinyal modulasi AM-DSB-SC dan DSB-FC

c. Sinyal Single Side Band

1. Ketikkan perintah berikutnya pada command prompt Matlab

ysingle = amod(x,Fc,Fs,'amssb');
subplot(3,1,3);
plot(t,x);
hold on
xlabel('waktu t (detik)');
ylabel('AM-SSB');
plot(t,ysingle,'r');
axis([0 3 -1 1]);
grid on


Akan muncul perubahan terhadap gambar sebelumnya menjadi gambar berikut:





Gambar Sinyal modulasi AM-DSB-FC,DSB-FC & SSB



d. Demodulasi DSB-SC

1. Ketikkanlah perintah berikut pada command window Matlab:


y1 = ademod(ydouble,Fc,Fs,'amdsb-sc');
figure
subplot(3,1,1);


plot(t,y1);
hold on;
xlabel('waktu t (detik)');
ylabel('demodulator DSB-SC');
axis([0 3 -1 1]);
grid on;

Jika anda melakukan perintah diatas dengan benar, maka akan muncul gambar berikut:


Gambar Demodulasi DSB-SC


e. Demodulasi DSB-FC

1. Ketikkan perintah selanjutnya pada command window Matlab:

y2 = ademod(ydoubletc,Fc,Fs,'amdsb-tc');
subplot(3,1,2);
plot(t,y2);
xlabel('waktu t (detik)');
ylabel('demodulator DSB-FC');


axis([0 3 -2 2]);
grid on;

Jika anda melakukan perintah diatas dengan benar, maka akan muncul gambar berikut:


Gambar Demodulasi DSB-SC & DSB-FC
f. Demodulasi SSB

1. Ketikkan perintah selanjutnya pada command window:

y3 = ademod(ysingle,Fc,Fs,'amssb');
subplot(3,1,3);
plot(t,y3);
xlabel('waktu t (detik)');
ylabel('demodulator SSB');
axis([0 3 -1 1]);


grid on;

Jika anda melakukan perintah diatas dengan benar, maka akan muncul gambar berikut:



Gambar Demodulasi DSB-SC , DSB-FC & SSB








PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI
PERCOBAAN IV
MODULASI DIGITAL









I. MODULASI DIGITAL


II. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengenal jenis-jenis Modulasi Digital
2. Mahasiswa memahami proses Modulasi dan demodulasi ASK dengan menggunakan
software MATLAB
3. Mahasiswa memahami proses Modulasi dan demodulasi FSK dengan menggunakan
software MATLAB
4. Mahasiswa memahami proses Modulasi dan demodulasi PSK dengan menggunakan
software MATLAB
5. Mahasiswa mengetahui manfaat Modulasi Digital


III. TEORI DASAR
Pada modulasi digital, sinyal pemodulasinya berupa sinyal digital. Pada modul ini akan
diuraikan pemanfaatan teknik modulasi digital untuk mentransmisikan data biner melalui
kanal komunikasi band-pass. Pada teknik modulasi biner, proses modulasi berhubungan
dengan pertukaran (switching/keying) antara dua kemungkinan nilai besaran baik itu
amplituda, frekuensi atau fasa dari sinyal pembawa, sesuai dengan simbol 0 dan 1.
Dilihat dari jenis besaran yang diubah, jenis modulasi digital dapat dibedakan menjadi:
Amplitude Shift Keying (ASK), Frequency Shift Keying (FSK), dan Phase Shift Keying
(PSK).

A. Amplitude-Shift Keying (ASK)
Pada system ASK, simbol biner 1 direpresentasikan dengan mentransmisikan sinyal
pembawa sinusoidal dengan amplituda maksimum Ac dan frekuensi fc, dimana kedua
besaran tersebut konstan, selama durasi bit Tb detik. Amplitudo frekuensi pembawa akan
berubah sesuai dengan logik sinyal informasi. Sedangkan simbol biner 0
direpresentasikan dengan tanpa mengirimkan sinyal pembawa tersebut selama durasi bit
Tb detik. Secara matematis dapat dituliskan:




Gambar 18. Amplitude Shift Keying

Pembangkitan sinyal Binary ASK (BASK) dapat dilakukan dengan melalukan data biner
dalam format unipolar dan sinyal pembawa sinusoidal ke suatu modulator pengali, seperti
tampak pada gambar 19.

Gambar 19. Pembangkitan Sinyal BASK


B. Frequency-Shift Keying (FSK)
Pada system FSK, 2 buah sinyal sinusoidal dengan amplituda maksimum sama, Ac, tapi
frekuensi berbeda, f1 dan f2, digunakan untuk merepresentasikan symbol biner 1 dan
0. Secara matematis dapat dituliskan:




Gambar 20. Frequency Shift Keying

Pembangkitan sinyal BFSK dilakukan dengan melalukan data biner dalam format polar
ke modulator frekuensi (Voltage Controlled Oscillator), seperti tampak pada gambar 21.
Ketika input modulator berubah dari +V ke V, maka frekuensi yang ditransmisikan akan
berubah juga.



C. Phase shift Keying (PSK)
Dalam sistem PSK, sinyal pembawa sinusoidal dengan amplituda Ac dan frekuensi fc
digunakan untuk merepresentasikan kedua symbol 1 dan 0, hanya saja fasa sinyal
pembawa untuk kedua simbol tersebut dibuat berbeda 1800. Secara matematis dapat
dituliskan:




IV. ALAT DAN BAHAN
1. Satu buah PC
2. Softwaare Matlab


V. KODE SUMBER MODULASI DIGITAL PADA MATLAB

9. Modulasi ASK
a. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal informasi
a=[1 0 0 1 1 0 1 0 1 1];
K=length(a)
initial_phase=pi;
N=200;
i=[0:1:N-1];
for j=[1:1:K]
for i=[1:1:N]
a1(N*(j-1)+i)=a(j);
end
end
figure(2)
subplot(4,1,1)
plot(a1,'--R')
hold on
b. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal pembawa (carrier)
f=4;
N=100;
i=[0:1:N-1];
sin1=sin(2*pi*f*i/N);
sin11=sin1;
for j=[1:1:K-1]
sin11=[sin11 sin1];


end
hold on
subplot(4,1,3)
plot(sin11)
GRID ON

c. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan
fungsi Modulasi ASK
a=[1 0 0 1 1 0 1 0 1 1];
K=length(a)
initial_phase=pi;
f=4;
N=200;
i=[0:1:N-1];
sin1=sin(2*pi*f*i/N);
for j=[1:1:K]
for i=[1:1:N]
yout(N*(j-1)+i)=a(j)*sin1(i);
end
end
subplot(4,1,2)
hold on
plot(yout)
GRID ON

10. Modulasi FSK
a. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal informasi
a=[1 0 0 1 1 0 1 0 1 1];
K=length(a)
initial_phase=pi;
N=200;
for j=[1:1:K]
for i=[1:1:N]
a1(N*(j-1)+i)=a(j);
end
end
figure(6)
subplot(4,1,1)
plot(a1,'--r')
hold on
grid on

b. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal pembawa (carrier)


f1=4;
f2=3;
N=100;
i=[0:1:N-1];
sin2=sin(2*pi*f2*i/N);
sin1=sin(2*pi*f1*i/N);
sin22=sin2;
sin11=sin1;
for j=[1:1:K-1]
sin22=[sin22 sin2];
sin11=[sin11 sin1];
end
hold on
subplot(4,1,2)
plot(sin11)
grid on

c. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan
fungsi Modulasi FSK
a=[1 0 0 1 1 0 1 0 1 1];
K=length(a)
initial_phase=pi;
f1=5;
f2=2;
N=200;
i=[0:1:N-1];
sin2=sin(2*pi*f2*i/N);
sin1=sin(2*pi*f1*i/N);
for j=[1:1:K]
for i=[1:1:N]
yout(N*(j-1)+i)=a(j)*sin1(i)+(1-a(j))*sin2(i);
end
end
subplot(4,1,3)
plot(yout')
hold on


11. Modulasi PSK
a. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal informasi
a=[0 0 0 1 1 0 1 0 1 1];
K=length(a)
initial_phase=pi;
N=200;


for j=[1:1:K]
for i=[1:1:N]
a1(N*(j-1)+i)=a(j);
end
end
figure(33)
subplot(4,1,1)
plot(a1)
hold on
grid on

b. Kode sumber untuk membangkitkan sinyal pembawa (carrier)
f=2;
N=200;
i=[0:1:N-1];
sin2=sin(2*pi*f*i/N);
sin1=sin(2*pi*f*i/N+pi);
for j=[1:1:K]
for i=[1:1:N]
yout(N*(j-1)+i)=a(j)*sin1(i)+(1-a(j))*sin2(i);
end
end
sin22=sin2;
sin11=sin1;
for j=[1:1:K-1]
sin22=[sin22 sin2];
sin11=[sin11 sin1];
end
subplot(4,1,2)
plot(sin22)
hold on
grid on

c. Kode sumber untuk memodulasi sinyal informasi dengan sinyal pembawa dengan
fungsi Modulasi PSK
a=[0 0 0 1 1 0 1 0 1 1];
K=length(a)
a3=a;
a2=a;
for j=[2:1:K]
if a(j)==a(j-1)
a2(j)=0;
else
a2(j)=1;


end
end
a
a=a2;
a
initial_phase=pi;
f=2;
N=200;
i=[0:1:N-1];
sin2=sin(2*pi*f*i/N);
sin1=sin(2*pi*f*i/N+pi);

for j=[1:1:K]
for i=[1:1:N]
yout(N*(j-1)+i)=a(j)*sin1(i)+(1-a(j))*sin2(i);
end
end
subplot(4,1,3)
plot(yout)
hold on
grid on


VI. Prosedur Percobaan
8. ASK (Amplitudo Shift Keying)
a. Jalankan software MATLAB dengan klik ganda ikon pada dekstop
b. Buat M-File baru dengan klik toolbar new script
c. Masukan kode sumber untuk menampilkan gelombang sinyal informasi yang
diinginkan.
d. Masukan kode sumber untuk menampilkan gelombang sinyal pembawa (Carrier)
e. Masukan kode sumber untuk Memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal
pembawa (Carrier).
f. Ubah parameter-parameter seperti yang ditentukan.
g. Amati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan , kemudian gambarkan.

9. Modulasi Frekuensi
a. Jalankan software MATLAB dengan klik ganda ikon pada dekstop
b. Buat M-File baru dengan klik toolbar new script
c. Masukan kode sumber untuk menampilkan gelombang sinyal informasi yang
diinginkan.
d. Masukan kode sumber untuk menampilkan gelombang sinyal pembawa (Carrier)


e. Masukan kode sumber untuk Memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal
pembawa (Carrier).
f. Ubah parameter-parameter seperti yang ditentukan.
g. Amati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan , kemudian gambarkan.

10. Modulasi Phasa
a. Jalankan software MATLAB dengan klik ganda ikon pada dekstop
b. Buat M-File baru dengan klik toolbar new script
c. Masukan kode sumber untuk menampilkan gelombang sinyal informasi yang
diinginkan.
d. Masukan kode sumber untuk menampilkan gelombang sinyal pembawa (Carrier)
e. Masukan kode sumber untuk Memodulasikan sinyal informasi dengan sinyal
pembawa (Carrier).
f. Ubah parameter-parameter seperti yang ditentukan.
g. Amati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan , kemudian gambarkan.

Anda mungkin juga menyukai