Anda di halaman 1dari 21

Kendala Penegakan Hukum UU No.

13 2003
Terhadap Hak Wanita
Di Susun leh !
Nama ! Sandra Tri Septarini
N"# ! 0$11 3031 1%&3
Kelas ! $ '()
#ata Kuliah ! K3
P("T'KN"K N'*'+" S+"W",-.-
P-('#/-N*
201%
/-/ "
P'ND-HU(U-N
1.1 (atar /elakang
Dewasa ini, dimana dunia telah berkembang menjadi dunia emansipasi
wanita, yaitu wanita mempunyai hak untuk turun langsung dalam proses hukum,
khususnya di Indonesia. Banyak hal yang telah menjadi tuntutan wanita selama
ini, diantaranya adalah hak untuk memiliki kesetaraan di muka hukum dan hak
untuk memiliki kesetaraan kesempatan dalam memperoleh pekerjaan. Berbicara
masalah kesetaraan kesempatan dan perlakuan di dalam pekerjaan dan jabatan,
sebenarnya UU No. 13 tahun !!3 "asal # telah mengatur mengenai larangan
adanya diskriminasi di dalam memperoleh pekerjaan dan jabatan, walaupun di
dalam ketentuan tersebut tidak diberikan penjabaran lebih lanjut mengenai
batasan$batasan terhadap diskriminasi tersebut. %ebenarnya dapat diberikan
terminologi terlebih dahulu terhadap beberapa hal mengenai diskriminasi itu
sendiri.
Diskriminasi dalam pengertian discrimination sebenarnya mencakup
pengertian perbedaan yang luas, tidak hanya pada jenis kelamin akan tetapi juga
pada %&'& (suku, agama dan ras) bahkan juga pada perbedaan pandangan
politik. "erbedaan pandangan politik, pada beberapa dekade yang lalu yaitu pada
masa "emerintahan *rde Baru bahkan telah mengancam tidak saja penganut
pandangan politik yang berbeda tetapi juga dengan anak keturunannya (yang
kemudian kita kenal sebagai keturunan eks +&"*, - 3! % ".I) untuk
memperoleh kesempatan yang sama di dalam segala hak$haknya sebagai
warganegara Indonesia termasuk untuk mendapat pekerjaan yang layak.
/ubungan kerja itu sendiri merupakan hubungan hukum, karena hubungan
kerja adalah hubungan hukum antara pengusaha dan pekerja0buruh, maka segala
sesuatu yang diputuskan oleh kedua belah pihak merupakan keputusan yang dapat
diproses oleh badan hukum. /al$hal yang sering terjadi adalah tidak
diberlakukannya UU ketenagakerjaan dalam proses penerimaan pegawai,
khususnya diskriminasi terhadap wanita. &kibat adanya diskriminasi dalam dunia
kerja tersebut menimbulkan adanya pembicaraan terhadap hak wanita dalam dunia
ketenagakerjaan di bidang hukum. /ak$hak wanita itu sendiri tidak lain meliputi
hak$hak wanita dalam memperoleh pekerjaan tanpa adanya diskriminasi. Untuk
itu penulis membahas tentang kendala penegakan hukum tentang hak wanita.
1.2 +umusan #asalah
&dapun rumusan masalah yang akan dibahas pada tugas ini adalah antara
lain 1
1. Bagaimana cara mengatasi kendala hak wanita supaya hak wanita bisa
ditegakkan secara tegas 2
. Bagaimana hukum di Indonesia menyikapi tentang hak wanita 2
/-/ ""
T"N,-U-N PUST-K-
2.1 Perlindungan Peker0a Perempuan /erdasarkan Undang1Undang Nomor
13 Tahun 2003 Tentang Ketenagaker0aan
Dalam "asal 1 Undang$Undang No. 13 +ahun !!3 tentang .etenagakerjaan
disebutkan bahwa,3+enaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang0atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat3.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dimaksud dengan "ekerja
4anita adalah +enaga .erja 4anita dalam jangka waktu tertentu berdasarkan
perjanjian kerja dengan menerima upah.
&turan hukum untuk pekerja perempuan ada yang berbeda dengan pekerja
laki$laki, seperti cuti melahirkan, pelecehan seksual di tempat kerja, jam
perlindungan dan lain$lain.
1. Pedoman Hukum /agi Peker0a Wanita
"elaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja wanita berpedoman
pada Undang$Undang Nomor 13 +ahun !!3 tentang .etenagakerjaan
khususnya "asal 5#, 61, 6, 63, 67, "asal 83, .epmenaker No. 7 tahun !!3
serta "eraturan "erusahaan atau perjanjian kerja bersama perusahaan yang
meliputi1
a. Perlindungan ,am Ker0a
"erlindungan dalam hal kerja malam bagi pekerja wanita (pukul 3.!!
sampai pukul !5.!!). /al ini diatur pada pasal 5# Undang$Undang Nomor
13 tahun !!3 tentang .etenagakerjaan. +etapi dalam hal ini ada
pengecualiannya yaitu pengusaha yang mempekerjakan wanita pada jam
tersebut wajib1
1) 9emberikan makanan dan minuman bergi:i
) 9enjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja
3) 9enyediakan antar jemput bagi pekerja perempuan yang berangkat
dan pulang bekerja antara pukul 3.!! ; !<.!!.
+etapi pengecualian ini tidak berlaku bagi pekerja perempuan yang
berumur di bawah 16 (delapan belas) tahun ataupun perempuan hamil
yang berdasarkan keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan
keselamatan kandungannya apabila bekerja antara pukul 3.!! ; !5.!!.
Dalam pelaksanaannya masih ada perusahaan yang tidak memberikan
makanan dan minuman bergi:i tetapi diganti dengan uang padahal
ketentuannya tidak boleh diganti dengan uang.
2. Perlindungan dalam masa haid
"adal "asal 61 Undang$Undang Nomor 13 tahun !!3 tentang
.etenagakerjaan diatur masalah perlindungan dalam masa haid.
"erlindungan terhadap pekerja wanita yang dalam masa haid tidak wajib
bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid dengan upah penuh.
Dalam pelaksanaanya lebih banyak yang tidak menggunakan haknya
dengan alasan tidak mendapatkan premi hadir.
3. Perlindungan Selama )uti Hamil
%edangkan pada pasal 6 Undang$Undang Nomor 13 tahun !!3
tentang .etenagakerjaan mengatur masalah cuti hamil. "erlindungan cuti
hamil bersalin selama 1,< bulan sebelum saatnya melahirkan dan 1,< bulan
sesudah melahirkan dengan upah penuh. +ernyata dalam pelaksanaannya
masih ada perusahaan yang tidak membayar upah secara penuh.
d. Pem2erian (okasi #en4usui
"asal 63 Undang$Undang Nomor 13 +ahun !!3 tentang
.etenagakerjaan mengatur masalah ibu yang sedang menyusui. "emberian
kesempatan pada pekerja wanita yang anaknya masih menyusui untuk
menyusui anaknya hanya e=ekti= untuk yang lokasinya dekat dengan
perusahaan.
2. Peranan Penting Dinas tenaga Ker0a
"eran Dinas +enaga .erja dalam memberikan perlindungan hukum
terhadap pekerja wanit yakni dengan melalui pengesahan dan penda=taran ""
> ".B "erusahaan pada Dinas +enaga .erja, %osialisasi "eraturan
"erundangan di bidang ketenagakerjaan dan melakukan pengawasan ke
"erusahaan.
3. Ham2atan1Ham2atan Hukum /agi Peker0a Wanita
/ambatan$hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan perlindungan
hukum terhadap pekerja wanita adalah adanya kesepakatan antara pekerja
dengan pengusaha yang kadang menyimpang dari aturan yang berlaku, tidak
adanya sanksi dari peraturan perundangan terhadap pelanggaran yang terjadi,
=aktor pekerja sendiri yang tidak menggunakan haknya dengan alasan
ekonomi.
&gar langkah ini dapat e=ekti= maka negara harus menjabarkannya dan
mengusahakan untuk memasukkan jabaran kon?ensi tersebut ke dalam
rumusan undang$undang negara dan menegakkannya dengan cara mengajukan
para pelanggarnya ke muka sidang pengadilan. Namun demikian, preempuan
sendiri masih belum banyak yang sadar bahwa hak$haknya dilindungi dan
bahwa hal tersebut mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perempuan.
&dalah sangat prematur untuk mengadakan bahwa @AD&4 sudah dihormati
dan dilaksanakan secara uni?ersal.
@AD&4 memerintahkan kepada seluruh negara di dunia untuk tidak
melakukan diskriminasi terhadap perempuan. Di dalam @AD&4 ditentukan
bahwa diskriminasi terhadap perempuan adalah perlakuan yang berbeda
berdasarkan gender yang1
a. %ecara sengaja atau tidak sengaja merugikan perempuanB
b. 9encegah masyarakat secara keseluruhan memberi pengakuan terhadap
hak perempuan baik di dalam maupun di luar negeriB atau
c. 9encegah kaum perempuan menggunakan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar yang dimilikinya.
"erempuan mempunyai atas perlindungan yang khusus sesuai dengan
=ungsi reproduksinya sebagaimana diatur pada pasal 11 ayat (1) @AD&4
huru= = bahwa hak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja
termasuk usaha perlindungan terhadap =ungsi reproduksi.
%elain itu seringkali adanya pemalsuan dokumen seperti nama, usia,
alamat dan nama majikan sering berbeda dengan yang tercantum di dalam
paspor. +enaga kerja yang tidak berdokumen tidak diberikan dokumen
perjanjian kerja. /al ini juga sering terjadi pada pekerja perempuan yang
bekerja di luar negeri. 9aka untuk itu @AD&4 pada pasal 1< ayat (3)
mengatur yaitu negara$negara peserta bersepakat bahwa semua kontrak dan
semua dokumen yang mempunyai kekuatan hukum, yang ditujukan kepada
pembatasan kecakapan hukum para wanita, wajib dianggap batal dan tidak
berlaku.
2.2 Perlindungan Peker0a Perempuan /erdasarkan Kon5ensi "(
.on?ensi I,* Nomor 7< tentang .erja wanita dalam semua macam tambang
di bawah tanah. Isi "asal menyebutkan bahwa setiap wanita tanpa memandang
umurnya tidak boleh melakukan pekerjaan tambah di bawah tanah.
"engecualiannya terdapat pada pasal 3.
Dalam kon?ensi I,* Nomor 1!! mengenai "engupahan Bagi ,aki$,aki dan
4anita untuk "ekerjaan yang %ama nilainya menyebutkan, C"engupahan meliputi
upah atau gaji biasa, pokok atau minimum dan pendapatan$pendapatan tambahan
apapun juga, yang harus dibayar secara langsung atau tidak, maupun secara tunai
atau dengan barang oleh pengusaha dengan buruh berhubung dengan pekerjaan
buruh3.
/ak untuk menerima upah timbul pada saat adanya hubungan kerja dan
berakhir pada saat hubungan kerja putus. "engusaha dalam menetapkan upah
tidak boleh diskriminasi antara buruh laki$laki dan buruh wanita untuk pekerjaan
yang sama nilainya.
/-/ """
P'#/-H-S-N
"erbedaan di dalam kesempatan dan perlakuan di lapangan kerja sering
diisukan sebagai sebagai isu gender, yang kemudian sering diasosiasikan sebagai
perbedaan jenis kelamin antara pria dan wanita di dalam berbagai bidang, juga
dalam memperoleh pekerjaan dan jabatan. Isu gender ini sebenarnya sudah sering
pula diantisipasi oleh undang$undang ketenagakerjaan kita, bahkan sejak :aman
penjajahan /india Belanda yang beberapa di antaranya adalah %taadblad 1875
No.376 tentang .esehatan .erja yang kemudian menjadi UU No. 101876 tentang
.esehatan .erja. Dalam undang$undang tersebut diatur larangan pekerjaan bagi
wanita,anak$anak dan orang muda.
Di kalangan pengambil keputusan dan pelaksana program di beberapa
instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah, pernah diajukan pertanyaan
mengenai gender dengan penjelasan yang terbatas tentang peran dan tanggung
jawab atau keseimbangan antara peran laki$laki dan perempuan di dalam keluarga
dan masyarakat. Beberapa ungkapan tentang gender sebagai berikut 1
1. ,aki$laki dan perempuan sesuai dengan peran dan =ungsinya di dalam keluarga,
social juga ditambahkan bahwa gender adalah perbedaan status antara laki$laki
dan perempuan (Depnakertrans)
. -ender pada dasarnya merupakan konsep yang membedakan antara laki$laki
dan perempuan bukan berdasarkan biologisnya semata melainkan dikaitkan
dengan peran, =ungsi, hak,si=at, perilaku yang direkayasa social. *leh karena itu
pemahaman tentang gender dapat berubah dan sangat tergantung pada budaya
setempat yang mendukung (Depag)
3. "enerapan keadilan dan kesetaraan gender (Depdagri)
7. %ebuah istilah yang digunakan sebagai pendekatan dalam pemberdayaan
perempuan (Deptan)
<. %udah ada kesamaan kedudukan antara wanita dan laki$laki baik di dalam
pekerjaan maupun dalam social kecuali dalam agama
#. -ender artinya tidak ada perbedaan jabatan dan pekerjaan
5. -ender artinya mengenai wanita
6. -ender artinya tentang perempuan, ada perlindungan dan pemberdayaan
8. .esetaraan antara jenis kelamin laki$laki dan perempuan
1!. .onstruksi sosial yang tidak membedakan antara jenis kelamin antara laki$laki
dan perempuan
Begitu banyak istilah maupun konotasi yang timbul dari pemahaman
mengenai gender, sehingga arti hara=iahnya sendiri menjadi tercerabut dari
akarnya. -ender menurut pengertian dalam kamus Inggris$ Indonesia adalah jenis
kelamin antara pria dan wanita. &kan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat,
pengertian gender menjadi luas makna dan konotasinya. -ender juga harus
dibedakan dengan pengertian stereotype. "engertian mengenai stereotype sendiri
sebenarnya tidak hanya sebatas ruang lingkup gender, tetapi juga pada agama,
adat istiadat, suku bangsa dan bahasa. 9enurut pemahaman penulis sendiri,
stereotype cenderung berkonotasi negati=, sedangkan gender tidak dapat
dikatagorikan negati=.
'eaksi pembentuk undang$undang terhadap isu gender sebenarnya sudah
banyak ditanggapi di dalam peraturan perundang$undangan. Untuk merespon
program legislasi nasional (prolegnas) !!<$!!8 yang mengagendakan sejumlah
'UU terkait penegakan /&9 perempuan, seperti UU tra==icking, 'UU re?isi UU
.esehatan, 'UU 'e?isi .ewarganegaraan, Daringan .erja "rolegnas "ro
"erempuan (D."3) membuat langkah politis untuk mendesak agenda proleg untuk
kepentingan penegakan /&9 perempuan.
.onsep mengenai perlindungan hukum belum memiliki batasan$batasan
yang diakui secara keilmuan. %elaras dengan hal itu, /arjono berpendapat bahwa
"ara pengkaji hukum belum secara komprehensi= mengembangkan konsep
Cperlindungan hukum3 dari perspekti= keilmuan hukum. Banyak tulisan$tulisan
yang dimaksudkan sebagai karya ilmiah ilmu hukum baik dalam tingkatan skripsi,
tesis, maupun disertasi yang mempunyai tema pokok bahasan tentang
Cperlindungan hukum3. Namun tidak secara spesi=ik mendasarkan pada konsep$
konsep dasar keilmuan hukum secara cukup dalam mengembangkan konsep
perlindungan hukum. Bahkan dalam banyak bahan pustaka, makna dan batasan$
batasan mengenai Cperlindungan hukum3 sulit ditemukan, hal ini mungkin
didasari pemikiran bahwa orang telah dianggap tahu secara umum apa yang
dimaksud dengan perlindungan hukum sehingga tidak diperlukan lagi sebuah
konsep tentang apa yang dimaksud C"erlindungan /ukum3
E1F
.
"erlindungan hukum atau dalam bahasa Inggris disebut legal protection
dan dalam bahasa Belanda disebut rechtsbecherming. /arjono mencoba untuk
memberikan pengertian terhadap perlindungan hukum yaitu sebagai perlindungan
dengan menggunakan sarana hukum atau perlindungan yang diberikan oleh
hukum, ditujukan kepada perlindungan terhadap kepentingan$kepentingan
tertentu, yaitu dengan cara menjadikan kepentingan yang perlu dilindungi tersebut
ke dalam sebuah hak hukum3
EF
. Dengan kata lain perlindungan hukum adalah
perlindungan yang diberikan dengan berlandaskan pada hukum dan Undang$
Undang.
"erlindungan hukum terhadap pekerja merupakan pemenuhan hak dasar
yang melekat dan dilindungi oleh konstitusi sebagaimana yang diatur di dalam
"asal 5 ayat () UUD 187< C+iap tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan3, dan "asal 33 ayat (1) yang
menyatakan bahwaC "erekonomian disusun sebagai usaha bersama atas
kekeluargaan3. "elanggaran terhadap hak dasar yang dilindungi konstitusi
merupakan pelanggaran hak asasi manusia. "erlindungan terhadap tenaga kerja
dimaksudkan untuk menjamin hak$hak dasar pekerja dan menjamin kesamaan
serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan
kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan tetap memperhatikan
perkembangan kemajuan dunia usaha dan kepentingan pengusaha. "eraturan
perundang$undangan yang terkait dengan perlindungan bagi pekerja Undang$
Undang No. 13 +ahun !!3 +entang .etenagakerjaan dan "eraturan "elaksana
dari perundang$undangan di bidang .etenagakerjaan.
/ak$hak dasar buruh adalah instrumen yang mampu memberikan
kesadaran kepada kaum buruh untuk berjuang dalam mempertahankan dan
mengupayakan apa yang menjadi haknya. .aum buruh memerlukan dukungan
dari semua pihak dalam mengupayakan perlindungan terhadap haknya karena
sebagaimana disebutkan di atas bahwa kedudukan buruh dan pengusaha yang
tidak sejajar menyebabkan buruh menjadi obyek penderita dalam skenario
hubungan ketenagakerjaan. .elompok rentan dari golongan buruh yang sangat
memerlukan perlindungan adalah buruh perempuan. "enyebabnya adalah
paradigma dalam berbagai peradaban, konstruksi sosial, bahkan adanya
kebudayaan yang masih memberikan pembeda berdasarkan gender, menempatkan
posisi perempuan di bawah laki$laki, memberikan label pada perempuan sebagai
makhluk yang lemah, rentan dan mudah ditindas. /al tersebut membuat buruh
perempuan sering mendapat perlakuan diskriminasi, tidak menyenangkan, bahkan
tindak pelecehan. Di sisi lain buruh perempuan juga memiliki perbedaan bersi=at
kodrat yang merupakan pemberian +uhan Gang 9aha Asa bersi=at permanen dan
tidak dapat di ubah. Berdasarkan kodrat itulah kemudian timbul hak$hak istimewa
sebagaimana yang disebutkan dalam Undang$Undang Nomor 13 +ahun !!3
yaitu hak reproduksi seperti cuti haid, hamil, melahirkan, menyusui, dan lain
sebagainya. Dalam prakteknya hak$hak tersebut seringkali tidak diberikan dan
pemegang hak hanya pasrah tanpa bisa berbuat apapun.
%ecara umum perlindungan hukum bagi pekerja0buruh atau disebut juga
perlindungan kerja menurut Imam %oepomo sebagaimana yang di kutip oleh
&gusmidah, terbagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
H "erlindungan ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan
usaha$usaha untuk memberikan kepada pekerja suatu penghasilan yang cukup
memenuhi keperluan sehari$hari baginya beserta keluarganya, termasuk dalam hal
pekerja tersebut tidak mampu bekerja karena sesuatu di luar kehendaknya.
"erlindungan ini disebut dengan jaminan sosial.
H "erlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha
kemasyarakatan, yang tujuannya memungkinkan pekerja itu mengenyam dan
mengembangkan prikehidupannya sebagai manusia pada umumnya, dan sebagai
anggota masyarakat dan anggota keluargaB atau yang biasa disebut kesehatan
kerja.
H "erlindungan teknis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan
usaha$usaha untuk menjaga pekerja dari bahaya kecelakaan yang dapat
ditimbulkan oleh pesawat$pesawat atau alat kerja lainnya atau oleh bahan yang
diolah atau dikerjakan perusahaan. "erlindungan jenis ini disebut dengan
keselamatan kerja.E3F
%ecara umum perlindungan hukum dibedakan menjadi dua yaitu1
1) "erlindungan /ukum "asi=
Berupa tindakan$tindakan dari luar (selain buruh0pekerja) yang memberikan
pengakuan dan jaminan dalam bentuk pengaturan dan kebijaksanaan berkaitan
dengan hak pekerja wanita.
) "erlindungan /ukum &kti=
Berupa tindakan dari pekerja wanita yang berkaitan dengan upaya pemenuhan
hak$haknya. "erlindungan hukum akti= ini dibagi menjadi dua yaitu1
a. "erlindungan hukum akti=$pre?enti=, yaitu berupa hak$hak yang diberikan oleh
pekerja wanita berkaitan dengan penerapan aturan ataupun kebijaksanaan
pemerintah ataupun pengusaha yang akan diambil sekiranya mempengaruhi atau
merugikan hak $hak pekerja wanita.
b. "erlindungan hukum akti=$represi=, yaitu berupa tuntutan kepada pemerintah
atau pengusaha terhadap pengaturan maupun kebijaksanaan yang telah diterapkan
kepada pekerja wanita yang dipandang menimbulkan kerugian.E7F
Undang$Undang Nomor 13 +ahun !!3 tentang .etenagakerjaan telah
memberikan perlindungan khusus bagi pekerja0buruh perempuan terkait dengan
kekhususan perempuan itu sendiri yakni perlindungan yang didasarkan =ungsi
biologisnya. Iungsi biologis perempuan yang membedakannya dengan laki$laki
adalah =ungsi dalam reproduksi, oleh karena itu pekerja0buruh perempuan
memiliki hak yang dinamakan hak reproduksi. Berikut ini adalah beberapa "asal
dalam Undang$Undang nomor 13 +ahun !!3 yang merupakan bentuk
perlindungan terhadap hak reproduksi pekerja0buruh perempuan.
1. /aid ("asal 61 Undang$Undang Nomor 13 +ahun !!3),
(1) Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan
memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan
kedua pada waktu haid.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
. 9elahirkan ("asal 6 &yat (1) Undang$Undang Nomor 13 +ahun !!3),
Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1, (satu
setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1, (satu setengah) bulan
sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.!
3. .eguguran ("asal 6 &yat () Undang$Undang Nomor 13 +ahun !!3),
Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran berhak memperoleh
istirahat 1, (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter
kandungan atau bidan.!
7. 9enyusui ("asal 63 Undang$Undang Nomor 13 +ahun !!3),
Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi
kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan
selamawaktu kerja.!
.husus bagi ketentuan dalam "asal 6 Undang$Undang Nomor 13 +ahun
!!3 yaitu mengenai istirahat melahirkan dan istirahat akibat keguguran,
pengusaha harus tetap memberi upah penuh sebagaimana tertea pada "asal 67
Undang$Undang Nomor 13 +ahun !!3, yang berbunyi sebagai berikut.
C"etiap pekerja/buruh yang menggunakan hak waktu istirahata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal #$ ayat (2) huru% b, c, dan d, Pasal &' dan Pasal &2
berhak mendapat upah penuh3.
/ubungan kerja yaitu suatu hubungan antara pihak penerima kerja dengan
buruh0pekerja, dimana hubungan ini sendiri berarti mengikatkan diri dari kedua
belah pihak terhadap Undang$Undang atau hukum yang berlaku di indonesia.
+etapi pada kenyataannya sering kali sang penerima kerja tidak
mempekerjakan buruh0pekerja wanita sebagaimana yang telah diatur oleh
Undang$Undang, contohnya saja hak$hak yang didapatkan wanita yang tertuang
pada UU No.13 +ahun !!3 "asal 6, yang menyatakan bahwa wanita
mempunyai berbagai macam hak, diantaranya adalah hak reproduksi. /ak
reproduksi ini sendiri merupakan hak yang harus diberikan oleh pengusaha
kepada wanita apabila wanita tersebut dalam keadaan haid, melahirkan,
keguguran, dan menyusui. "eraturan yang cukup konkrit ini sendiri menimbulkan
berbagai spekulasi dari sang pengusaha. .arena pada kenyataannya terdapat
pengusaha yang terus memerintahkan pekerja0buruh wanita walaupun sang
pekerja tersebut dalam keadaan tidak sehat =isiknya, dengan alasan adanya
pekerjaan mendesak dan harus segera diselesaikan. Disamping itu, dengan adanya
peraturan yang konkrit terhadap wanita ini juga menimbulkan diskriminasi
terhadap wanita untuk memperoleh pekerjaan. .arena tidak sedikit perusahaan
yang berpikiran bahwa perusahaannya akan terhambat apabila mepekerjakan
wanita. /al ini lagi$lagi menimbulkan adanya diskriminasi terhadap wanita dalam
memperoleh pekerjaan. .edua hal inilah yang harus diupayakan untuk dapat
dikurangi dan dicegah dalam pelaksanaannya.
9enurut saya cara mengatasi kendala hak wanita supaya hak wanita bisa
ditegakkan secara tegas adalah dengan cara memperkuat kembali hukum yang ada
di Indonesia, dimana telah diketahui bahwa ada UU 13 +ahun !!3 yang
menjamin adanya kesetaraan hak dan hak$hak yang harus didapatkan oleh wanita
dalam dunia ketenagakerjaan. Gang misalnya apabila terjadi penyimpangan atas
ketentuan "asal 6 Undang$Undang Nomor 13 +ahun !!3 merupakan tindak
kejahatan dan dikenakan sanksi pidana sebagaimana di atur pada "asal 16<
Undang$undang Nomor 13 +ahun !!3, yang berbunyi sebagai berikut 1
(1) (arang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
)2 ayat (1) dan ayat (2), Pasal *&, Pasal *$ ayat (2), Pasal &', Pasal &2,
Pasal $' ayat (1), Pasal 1)+, dan Pasal 1*' ayat ()) dan ayat (#),
dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama ) (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit ,p. 1''.'''.'',''
(seratus juta rupiah) dan paling banyak ,p.)''.'''.''','' (empat ratus
juta rupah).
(2) -indak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak
pidana kejahatan.
%elain itu penerapan hukum terhadap wanita itu juga dalam penerapannya
memerlukan dukungan dari unsur$unsur lain yang mempengaruhi e=ekti=itas
keberlakuan hukum. .arena ketentuan tersebut hanya unsur substansi yang tidak
akan berjalan tanpa unsur lain. A=ekti?itas berlakunya hukum itu sendiri
ditentukan oleh lima =aktor, yaitu 1
1. /ukumnya, misalnya memnuhi syarat yuridis, sosiologis, dan
=iloso=isB
. "enegak hukumnya, misalnya betul$betul telah melaksanakan tugas
dan kewajibannya sebagaimana digariskan oleh hukum yang
berlakuB
3. Iasilitasnya, misalnya prasarana yang mendukung dalam proses
penegakan hukumnyaB
7. .esadaran hukum masyarakatB
<. Budaya hukumnya, misalnya perlu ada syarat yang tersirat yaitu
pandangan 'uth Benedict tentang adanya budaya malu (shome
culture) dan budaya rasa bersalah bilamana seseorang melakukan
pelanggaran terhadap hukum$hukum yang berlaku (Juality
=eeling).
.aitan dengan hukum mengenai perlindungan hak reproduksi
pekerja0buruh wanita masih terdapat ketentuan yang tidak memiliki sanksi.
.ewajiban penegak hukum dalam menegakkan hukum tersebut perlu untuk
dibenahi begitu pula dengan =asilitasnya sebagai contoh yaitu =ungsi pengawasan
yang memiliki masalah tentang jumlah pengawas yang tidak sesuai dengan jumlah
yang di awasi. .esadaran hukum masyarakat harus terus diperbaiki melalui
sosialisasi$sosialisasi khususnya terhadap pengusaha yang mempekerjakan
pekerja0buruh perempuan. Budaya hukum dapat dicontohkan dengan budaya
pengusaha yang menyalahgunakan makna anti diskriminasi dalam
mempekerjakan pekerja0buruh wanita.
/-/ "6
K'S"#PU(-N
1. 4anita mempunyai hak atas kesetaraan di muka hukum, diantaranya hak
untuk tidak berlakunya diskriminasi dalam memperoleh pekerjaan.
. 4anita harus mempunyai pengetahuan akan hak$hak yang didapatkannya
dalam dunia ketenagakerjaan.
3. Untuk mempertegas peraturan terhadap wanita diperlukan lima =aktor
penguat peraturan tersebut, dan juga diperlukan pengawasan terhadap
penerapannya.
D-7T-+ PUST-K-
1. &gusmidah, !1!, /ukum .etenagakerjaan Indonesia Dinamika > .ajian
+eori, -halia Indonesia, Bogor. /al.#1
. 4inahyu Arwiningsih, C9asalah $9asalah +enaga .erja di %ektor In=ormal dan
"erlindungan /ukumnya3, ar tikel pada Durnal /ukum, Kol.1 Nomor 3, "%/
Iakultas /ukum UII, Gogyakarta, 188<, hlm. 7$<.
3. '.*tje %alman, 1883, Beberapa &spek %osiologi /ukum, "enerbit &lumni,
Bandung. /al #
7. http100www.hukumtenagakerja.com0 , diakses 18 9ei !17 pukul !.!!
<.http100www.ilo.org0wcmsp<0groups0public0$$$asia0$$$ro$bangkok0$$$ilo$
jakarta0documents0presentation0wcmsL!3335.pd= , diakses 1 9ei !17 pukul
!.3!

Anda mungkin juga menyukai