Anda di halaman 1dari 4

7/10/2014

1
Hal ihwal yang haram
Prinsip prinsip dalam - berprofesi menurut
Islam
Mengutamakan Hukum Islam dalam
berprofesi
Kerjasama antar profesi
Sikap Toleransi terhadap profesi lain
HARAM
Menentukan Halal Haram Semata-mata Hak Allah
Sesuatu yang Haram Berlaku Untuk Semua Orang
Mengharamkan yang Halal dan Menghalalkan yang Haram Sama
dengan Syirik
Mengharamkan yang Halal akan Berakibat Timbulnya Kejahatan dan
Bahaya
Setiap yang Halal Tidak Memerlukan yang Haram
Apa Saja yang Membawa Kepada Haram adalah Haram
Bersiasat Terhadap Hal yang Haram, Hukumnya adalah Haram
Niat Baik Tidak Dapat Melepaskan yang Haram
Menjauhkan Diri dari Syubhat Karena Takut Terlibat dalam Haram
Keadaan Terpaksa Membolehkan yang Terlarang
Tidak Halal Seorang Muslim Menjauhi Kawannya
Larangan dalam pekerjaan,di antaranya:
Karena ada usaha untuk membantu perbuatan
maksiat.
Karena ada unsur-unsur penipuan.
Karena ada unsur-unsur pemaksaan.
Karena adanya perbuatan zalim oleh salah
satu pihak yang sedang mengadakan
perjanjian, dan sebagainya.
Menjual Sesuatu yang Haram,
Hukumnya Haram
Membeli ataupun memperdagangkan hukumnya haram
misalnya: babi, arak, makanan dan minuman yang
diharamkan secara umum, patung, salib, lukisan.
Memperdagangkan barang-barang tersebut
dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan maksiat,
dapat membawa orang berbuat maksiat atau mempermudah
dan mendekatkan manusia untuk menjalankan maksiat.
Dengan diharamkannya memperdagangkan hal-hal
tersebut dapat melambankan perbuatan maksiat dan dapat
mematikan orang untuk ingat kepada kemaksiatan serta
menjauhkan manusia dari perbuatan maksiat.
Rasulullah s.a.w. bersabda :
"Sesungguhnya Allah dan RasulNya telah
mengharamkan memperdagangkan arak,
bangkai, babi dan patung."
(Riwayat Bukhari dan Muslim)
"Sesungguhnya Allah apabila mengharamkan
sesuatu, maka Ia haramkan juga harganya."
(Riwayat Ahmad dan Abu Daud)
7/10/2014
2
Menjual Barang yang Masih Samar,
Terlarang
Setiap aqad perdagangan ada lubang yang
membawa pertentangan, apabila barang yang
dijual itu tidak diketahui atau karena ada
unsur penipuan yang dapat menimbulkan
pertentangan antara si penjual dan pembeli
atau karena salah satu ada yang menipu.
Justru itu cara ini dilarang oleh Rasulullah
s.a.w, sebagai usaha menutup pintu perbuatan
maksiat (saddud dzara'ik).
dilarang menjual bibit binatang yang masih
ada di dalam tulang rusuk binatang jantan,
atau menjual anak yang masih dalam
kandungan, atau menjual burung yang
terbang di udara, atau menjual ikan yang
masih dalam air dan semua macam jual-beli
yang terdapat unsur-unsur penipuan
Ini semua justru karena tidak diketahuinya
secara pasti benda yang dijualnya itu
Mempermainkan Harga
Penimbun Barang
Mencampuri Kebebasan Pasar dengan
Memalsu
Makelar Hukumnya Halal
Mengurangi Takaran dan Timbangan
Pertanyaan Besar Tentang Pekerjaan
Kita
Apakah pekerjaan yang kita lakukan akan
mengantarkan kita ke surga?
Apa syarat syarat yang dapat menjadikan
pekerjaan kita sebagai sarana untuk
mendapatkan surga Allah SWT?
Bagaimana menjadikan pekerjaan kita sebagai
sarana untuk mendapatkan surga?
PRINSIP KERJA DALAM ISLAM
1. Niat bekerja adalah untuk beribadah kepada Allah
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak
menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan dan aku
tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku
makan (Adzariat: 56-57)
Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
Alam ( Al-anam : 162)
10
2. Kerja adalah amanah untuk memakmurkan alam semesta
Sungguh Allah menciptakan kamu sebagai Khalifatull fil Ard
(Albaqoroh 30)
Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya (Hud: 61)
7/10/2014
3
3. Tujuan dan Orientasi bekerja adalah sebagai investasi amal
saleh untuk kebahagiaan hidup di akherat sekaligus
kebahagiaan hidup didunia terpenuhi keseimbangan
kebutuhan jasmani dan rohkhani .
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akherat dan janganlah kamu melupakan bagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan (Al Qashas: 77)
Sesungguhnya untuk dirimu atasmu ada hak, untuk badanmu atas
dirimu ada hak, dan untuk istrimu atas dirimu ada hak, maka berikanlah
semua hak kepada yang memilikinya (HR Bukhari)
4. Mencari penghasilan yang halal adalah Fardhu (Wajib) Dalil
yang menunjukkan hal ini :
Sabda Rasulullah SAW:
Mencari penghasilan halal adalah sesuatu yang fardhu setelah fardhu
lainnya (HR Al-Baihaqi)
Sabda beliau yang lain:
Ditanyakan kepada Rasulullah SAW, Usaha apakah yang paling baik
beliau menjawab; Kerja seorang lelaki dengan tangannya, dan semua
jual beli yang mabrur (baik). Dalam riwayat lain, Usaha apakah yang
paling utama (HR.Al-Bazzar dan Ahmad)
5. Bekerja pada bidang-bidang yang baik serta menghindari
segala yang diharamkan kotor (keji) :
firman Allah :
Katakanlah tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu. (Al-Maidah 100)
Katakanlah siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang
telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang
mengharamkan ) rizki yang baik Katakanlah : semuanya itu disediakan
bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk
mereka saja) di hari kiamat. (Al-Araf : 32)
Telah sampai kepada kita dari Muhammad SAW bahwa beliau
bersabda: Sungguh, seorang hamba memasukkan satu suap makanan
haram ke perutnya, Allah SWT tidak menerima amalnya selama empat
puluh hari, dan siapapun seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari
sesuatu yang haram, maka neraka lebih baik baginya
(HR Ath Thabrani )
6. Menjauhi muammalah yang mengandung unsur MAGHRIB
Maysir = memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa kerja keras
atau mendapat keuntungan tanpa bekerja
Ghoror =semua jual beli yang mengandung ketidakjelasan; pertaruhan,
atau perjudian.
Riba = riba adalah tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun
pinjam meminjam secara batil atau bertentangan dengan
prinsip muamalah dalam Islam
Batil = arti rusak, sia-sia, tidak terpakai atau tidak berguna, sedangkan
dalam istilah Islam batil artinya ajaran yang salah atau sesat
http://kangmasgalihpermadi.blogspot.com/2011/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Firman Allah SWT :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepda Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu . Dan jika
kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu:
kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya
(Al-baqarah 278-279)
Sabda Rasulullah SAW:
Allah SWT melaknat pemakan riba, yang memberi makan riba, yang
menjadi saksi atas riba dan penulis riba
(HR Ahmad)
7. Mengangkat dan mendelegasikan pekerjaan pada ahlinya
(cakap)
Allah SWT berfirman:
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya, harta (mereka yang dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah
sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakain (dari harta
itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik
(Annisa:5)
Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan
tinggi lagi dipercaya pada sisi kami, berkata Yusuf: Jadikanlah aku
bendaharawan negara (Mesir) , sesungguhnya aku adalah orang yang
pandai menjaga, lagi berpengetahuan. (Yusuf: 54-55)
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kami ambil untuk bekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya
(Al-Qashas: 26)
7/10/2014
4
7. Mengangkat dan mendelegasikan pekerjaan pada ahlinya
(cakap)
Berkenaan dengan hal ini Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang
mengangkat seseorang sebagai pegawai (pekerja) dari suatu kaum,
padahal pada kaum itu terdapat seseorang yang diridlai (cakap, saleh dan
beriman) oleh Allah dari padanya, maka ia telah berkhianat kepada Allah,
Rasul-Nya dan orang dan orang-orang yang beriman
(HR.Al-Hakim)
8. Memberikan hak-hak pekerja, Seorang Pengusaha haruslah
mengetahui bahwa memberikan hak pekerja tanpa
dikurangi (disunat) adalah sesuatu yang fardhu
Firman Allah
Dan Syuaib berkata, Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan
dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak
mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan
membuat kerusakan.
(Hud:85)
Rasulullah bersabda:
Bayarkanlah upah terhadap para pekerja sebelum kering keringatnya
(HR Ibnu Majah)
9. Membelanjakan harta secara adil, Jadilah orang yang adil
(ditengah-tengah) dalam membelanjakan harta , tanpa isrof
(berlebihan) dan tidak pula taqtir (terlalu irit)
Firman Allah:
Dan-orang-orang yang apabila membelanjakan harta mereka tidak
berlebih-lebihan dan tidak pula kikir, adalah pembelanjaan itu di tengah-
tengah antara yang demikian
(Al-Furqon 67)
10. Membayar zakat, perintah demikian berdasarkan:
Firman Allah:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka,
sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka
(At-Taubah 103)
Kerjasama antar profesi
Menjalankan Kode Etik Profesi
Kejujuran
Saling Menghormati
Bekerja sesuai bidang keahlianya
Toleransi
Sikap Toleransi terhadap profesi lain

Anda mungkin juga menyukai