Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Yang dimaksud lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar
manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada
dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi
manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan
sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman,
pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.
Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia
dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua
proses yang sedang terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab,
sehingga ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain, "Setiap perusakan terhadap
lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri."

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana alam sebagai rahmat dan karunia Allah SWT?
2. Bagaimana memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan?
3. Bagaimana memanfaatkan SDA dan lingkungan secara proporsional?
4. Bagaimana bencana alam dan kearifan manusia?

C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan alam sebagai rahmat dan karunia Allah SWT
2. Untuk mengetahui cara memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan
3. Untuk mengetahui cara memanfaatkan SDA dan lingkungan secara proporsional
4. Untuk mengetahui bencana alam yang terjadi dan kearifan manusia

2

D. Manfaat
1. Menambah wawasan kita terutama yang menyangkut dengan lingkungan, seperti alam
sebagai rahmat dan karunia Allah SWT, cara memelihara kebersihan dan kesehatan
lingkungan, cara memanfaatkan SDA dan lingkungan secara proporsional, dan bencana alam
yang terjadi dan kearifan manusia.
2. Sebagai bahan referensi bagi kita semua dalam meningkatkan pengetahuan kita mengenai
akhlak terhadap lingkungan.

3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Alam sebagai rahmat dan karunia Allah SWT
Binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah
SWT dan menjadi milik-Nya, serta semua memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan
ini mengantarkan sang Muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah "umat" Tuhan yang
harus diperlakukan secara wajar dan baik.
Karena itu dalam Al-Quran surat Al-An'am (6): 38 ditegaskan bahwa binatang melata
dan burung-burung pun adalah umat seperti manusia juga, sehingga semuanya --seperti
ditulis Al-Qurthubi (W. 671 H) di dalam tafsirnya-- "Tidak boleh diperlakukan secara
aniaya."
Tuhan ini mengundang seluruh manusia untuk tidak hanya memikirkan kepentingan
diri sendiri, kelompok, atau bangsa, dan jenisnya saja, melainkan juga harus berpikir dan
bersikap demi kemaslahatan semua pihak. Ia tidak boleh bersikap sebagai penakluk alam atau
berlaku sewenang-wenang terhadapnya. Memang, istilah penaklukan alam tidak dikenal
dalam ajaran Islam. Istilah itu muncul dari pandangan mitos Yunani. Yang menundukkan
alam menurut Al-Quran adalah Allah. Manusia tidak sedikit pun mempunyai kemampuan
kecuali berkat kemampuan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.
Mahasuci Allah yang menjadikan (binatang) ini mudah bagi kami, sedangkan kami
sendiri tidak mempunyai kemampuan untuk itu (QS Az-Zukhruf [43]: 13) Jika demikian,
manusia tidak mencari kemenangan, tetapi keselarasan dengan alam. Keduanya tunduk
kepada Allah, sehingga mereka harus dapat bersahabat.
Al-Quran menekankan agar umat Islam meneladani Nabi Muhammad saw yang
membawa rahmat untuk seluruh alam (segala sesuatu). Untuk menyebarkan rahmat itu, Nabi
Muhammad saw bahkan memberi nama semua yang menjadi milik pribadinya, sekalipun
benda-benda itu tak bernyawa. "Nama" memberikan kesan adanya kepribadian, sedangkan
kesan itu mengantarkan kepada kesadaran untuk bersahabat dengan pemilik nama. Nabi
Muhammad saw telah mengajarkan : "Bertakwalah kepada Allah dalam perlakuanmu
terhadap binatang, kendarailah, dan beri makanlah dengan baik."
Dan Dia (Allah) menundukkan untuk kamu; semua yang ada di langit dan di bumi
semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya (QS Al-Jatsiyah [45]: 13). Ini berarti bahwa alam raya
telah ditundukkan Allah untuk manusia. Manusia dapat memanfaatkannya dengan sebaik-
4

baiknya. Namun pada saat yang sama, manusia tidak boleh tunduk dan merendahkan diri
kepada segala sesuatu yang telah direndahkan Allah untuknya, berapa pun harga benda-benda
itu. Ia tidak boleh diperbudak oleh benda-benda itu. Manusia dalam hal ini dituntut untuk
selalu mengingat-ingat, bahwa ia boleh meraih apa pun asalkan yang diraihnya serta cara
meraihnya diridhoi Allah SWT, sesuai dengan kaidah kebenaran dan keadilan. Akhirnya kita
dapat mengakhiri uraian ini dengan menyatakan bahwa keberagamaan seseorang diukur dari
akhlaknya. Nabi bersabda : "Agama adalah hubungan interaksi yang baik."Beliau juga
bersabda: "Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (amal) seorang mukmin pada
hari kiamat, melebihi akhlak yang luhur. (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).

B. Memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan
Pengertian kebersihan lingkungan
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah,
dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau
infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen,
dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higienes yang baik. Manusia perlu
menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak
menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain.
Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci
tangan, dan memakai pakaian yang bersih, Mencuci adalah salah satu cara menjaga
kebersihan dengan memakai air dan sejenis sabun atau deterjen. Mencuci tangan dengan
sabun atau menggunakan produk kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah
penularan influenza dan batuk-pilek.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai
sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan perabot
rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan
(misalnya dengan abu gosok), membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang
sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan
membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.
Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan
manusia. Kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan kamar bedah di rumah sakit,
5

sedangkan kebersihan di pabrik makanan berbeda dengan kebersihan di pabrik
semikonduktor yang bebas debu.
Kebersihan lingkungan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk di dalamnya,
debu, sampah, dan bau. Di Indonesia, masalah kebersihan lingkungan selalu menjadi
perdebatan dan masalah yang berkembang. Kasus-kasus yang menyangkut masalah
kebersihan lingkungan setiap tahunnya terus meningkat.
Problem tentang kebersihan lingkungan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat
selalu tidak sadar akah hal kebersihan lingkungan. Tempat pembuangan kotoran tidak
dipergunakan dan dirawat dengan baik. Akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit
usus, penyakit pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang
golongan keluarga ekonomi lemah. Berbagai upaya pengembangan kesehatan anak secara
umum pun menjadi terhambat.
Cara memelihara kebersihan lingkungan:
Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat bagaimana
menjaga kebersihan lingkungan, Selalu Libatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh untuk
memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan, Sertakan para pemuda untuk ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan,
Perbanyak tempat sampah di sekitar lingkungan anda, Pekerjakan petugas kebersihan
lingkungan dengan memberi imbalan yang sesuai setiap bulannya, Sosialisakan kepada
masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan non
organic, Pelajari teknologi pembuatan kompos dari sampah organik agar dapat dimanfaatkan
kembali untuk pupuk, Kreatif, Dengan membuat souvenir atau kerajinan tangan dengan
memanfaatkan sampah, Atur jadwal untuk kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan.
Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran kehidupan
dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat
dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus
menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan
ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan mayarakat.
Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
1. Keadaan Air
6

Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat kejernihan air
tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu 1000C, sehingga bakteri
yang di dalam air tersebut mati.
2. Keadaan Udara
Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan, contohnya oksigen
dan di dalamnya tidka tercear oleh zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat
carbondioksida).
3. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tamah yamh baik untuk penanaman suatu tumbuhan, dan tidak
tercemar oleh zat-zat logam berat.
Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1. Mengurangi Pemanasan Global.Dengan menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya pada
lahan kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2
(okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2 (carbon) yang
menyebabkan atmosfer bumi berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat
O2 yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati oleh manusia tersebut untuk bernafas.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan. Dengan lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga
kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari segala
penyakit dan sampah.Sampah adalah musuh kebersihan yang paling utama. Sampah dapat
dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;
Membersihkan Sampah OrganikSampah organik adalah sampah yang dapat dimakan
oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat dibersihkan dengan
mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh sampah organik :Daun-daun
tumbuhan, Ranting-ranting tumbuhan, Akar-akar tumbuhan.
Membersihkan Sampah Non Organik Sampah non organik adalah sampah yang tidak
dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka sampah non organik dapat
dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan lalu menguburnya.

7

C. Memanfaatkan SDA dan lingkungan secara proporsional
Kehidupan manusia di muka bumi ini tidak terlepas dari peran serta lingkungan.
Sebagaimana manusia merupakan bagian dari lingkungan, bersama-sama dengan tumbuhan,
hewan, dan mikroorganisme yang telah menjadi satu mata rantai yang tidak akan terpisah.
Untuk itulah, manusia harus memanfaatkan sumber daya alam secara tepat, agar lingkungan
tetap lestari.
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan pengelolaan terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemuliaan, dan pengembangan
lingkungan hidup. Agar tujuan tersebut dapat tercapai perlu dilakukan hal-hal sebagai
berikut.
1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
pembangunan manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana agar seluruh sumber daya alam
digunakan oleh kepentingan orang banyak seproduktif mungkin dan menekan pemborosan
seminimal mungkin.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup, oleh sebab itu pengembangan
sumber daya alam senantiasa harus disertai dengan usaha memelihara kelestarian tata
lingkungan.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan mendatang.
5. Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 mengenai Analisis Dampak
Lingkungan diantaranya, memberikan kewajiban kepada para pengelola dan pemilik pabrik
untuk menyelenggarakan sebuah studi kelayakan teknis dan ekonomis serta analisis dampak
lingkungan yang dapat dipertanggungjawabkan.
6. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Dengan menerapkan pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud kedinamisan dan
keharmonisan antara manusia dengan lingkungannya. Untuk mencegah dan menghindari
tindakan manusia yang semena-mena (eksploitasi) maka diterapkan kebijakan melalui
undang-undang lingkungan hidup.
Di Indonesia hal ini dapat dikaji dalam pengelolaan lingkungan hidup dimana
dikatakan bahwa dengan diberlakukannya UU No. 4 Th. 1982 yang disempurnakan dan
diganti dengan UU No. 23 Th. 1997, masalah lingkungan hidup telah menjadi faktor penentu
dalam proses pengambilan keputusan pemanfaatan dan pengolahan SDA. Pembangunan tidak
8

lagi menempatkan SDA sebagai modal, tetapi sebagai satu kesatuan ekosistem yang di
dalamnya berisi manusia, lingkungan alam dan/atau lingkungan buatan yang membentuk
kesatuan fungsional, saling terkait, dan saling tergantung dalam keteraturan yang bersifat
spesifik, berbeda dari satu tipe ekosistem ke tipe ekosistem yang lain. Oleh sebab itu,
pengelolaan lingkungan hidup bersifat spesifik, terpadu, holistik dan berdimensi ruang.
Berdasarkan UU No. 23 Th. 1997 lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang
dengan kesemua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan lingkungan hidup didefinisikan sebagai upaya
terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
lingkungan hidup. Pada Bab II pasal 4 UU No. 23 Th. 1997 dikemukakan bahwa sasaran
pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut.
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup.
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang mempunyai
sikap dan tindak untuk melindungi serta membina lingkungan hidup.
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa mendatang.
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari dampak usaha
dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pasal 3 menyebutkan bahwa
usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
2. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui.
3. Proses dan kajian yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam dalam
pemanfaatannya
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sumber daya.
9

5. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya.
6. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik.
7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati.
8. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup.
9. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan dapat mempengaruhi pertahanan Negara

Pengeksploitasian terhadap sumber daya alam harus dilakukan secara proporsional,
tidak boleh berlebihan. Jika mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan maka
ekosistem lingkungan bisa rusak sehingga masyarakat setempat dan juga industri tersebut
akan mendapatkan dampak buruknya. Jika misalnya harus menebang pohon, maka dibarengi
dengan usaha penanaman kembali (reboisasi).
setiap lingkungan hidup yang ada di sekitar kita semuanya bermanfaat bagi kehidupan
manusia, mulai dari udara, air, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Udara sangat berguna bagi
kehidupan manusia yakni untuk bernafas, karena sedetik saja kita tidak bisa menghirup udara
untuk bernafas, maka hidup akan berakhir. Air sangat berguna untu minum, tidak sedikit
manusia yang mati karena kehausan, bahkan hewan dan tumbuh-tumbuhanpun akan mati bila
tidak ada air. Hewan, terutama hewan ternak yang halal, ada yang berguna untuk dimakan,
ada yang bermanfaat untuk dipergunakan tenaganya, seperti kerbau untuk membajak sawah,
kuda dan unta untuk kendaraan. Sedangkan tumbuh-tumbuhan berguna untuk dimakan,
seperti buah-buahan dan sayuran. Dan ada juga yang digunakan sebagai bahan bangunan dan
kayu bakar dan lain sebagainya.
Manusia sebagai khalifah fil ardh telah diperintakan Allah Swt.untuk memelihara,
melestarikan dan mempergunakan lingkungan hidup untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Sebagaimana firman Allah Swt.dalam al Quran :


Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu untuk
memakmurkannya (Q.S.11: 61)

Az Zuhaily (1998) menafsirkan ayat tersebut, bahwa alam ini diciptakan untuk kita
dan kita diperintakan untuk melestarikan, memakmurkan dan memanfaatkannya dengan
10

sebaik-baiknya untuk kepentingan diri kita sendiri. Namun harus diingat, bahwa kita harus
menjaga keseimbangan alam dan lingkungan hidup. Janganlah kita membuat kerusakan di
muka bumi ini, tidak boleh mengeksploitasi alam hanya untuk kepentingan nafsu serakah.
Misalnya menebang pohon seenak udelnya tanpa menanam kembali pohon sebagai
pengantinya. Karena itu akan mengakibatkan bencana bagi manusia itu sendiri.

D. Bencana alam dan kearifan manusia
Setiap kali muncul/terjadi suatu bencana, sering orang bertanya-tanya, ada apa dengan
bencana? Setiap orang beragam dalam menjawab pertanyaan seperti ini. Ada yang menjawab,
terjadi karena pergeseran lempengan-lempengan yang ada di dasar laut, sehingga berpotensi
menimbulkan gempa tektonik dan tsunami. Ada lagi yang menjawab, mungkin karena alam
sudah tidak bersahabat dengan kita. Bahkan ada yang lebih radikal lagi jawabannya, karena
alam sudah terlalu sering disakiti, dirusak, dizholimi (dieksploitasi) oleh manusia, maka alam
itu marah yang membabi buta. Dan kalau alam itu sudah marah dan murka maka dampaknya
adalah kepada manusia itu sendiri.
Semua jawaban di atas apabila disimpulkan, karena umat manusia sudah tidak lagi
memelihara dan menjaga akhlak yang baik terhadap alam dan lingkungan hidup yang ada di
sekitarnya. Sudah bosan rasanya telinga kita mendengar berita-berita yang menggambarkan
tentang prilaku manusia yang berbuat tidak adil terhadap alam dan lingkungan.
Padahal dampak dari perbuatannya itu akan kembali lagi kepada manusia itu sendiri.
Sebut saja misalnya penebangan liar (penggundulan) hutan tanpa memperhatikan undang-
undang yang berlaku, mengakibatkan banjir bandang dan longsor. Membakar hutan secara
ilegal, untuk kepentingan oknum para pengusaha Kelapa Sawit, mengakibatkan asap tebal
dimana-mana bahkan sampai ke negara tetangga. Dan pengeboran minyak tanpa
memperhatikan peraturan yang berlaku, berdampak luapan lumpur yang tidak terkendali
seperti di Sidoarjo dan lain-lain. Kenapa manusia tega berbuat demikian? Allah Swt.
berfirman dalam Al-Quran:




11

Telah dihiasi pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia (Q.S.
3:14).
Ayat ini mengisyaratkan bahwa setiap manusia diberi potensi hawa nafsu untuk
mendapatkan rasa cinta kepada wanita cantik, ingin memiliki harta benda yang banyak
seperti emas, perak, kuda pilihan (kendaraan mewah), binatang ternak dan sawah ladang (Az-
Zuhaily:1998) Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan semuanya itu, walaupun dengan
berbagai cara, tidak peduli apakah cara yang digunakan itu merusak alam dan lingkungan
atau tidak yang penting bagi dirinya bahwa tujuan itu tercapai. Maka dari sinilah awal mula
proses terjadinya kerusakan alam yang mengakibatkan bencana yang sangat dasyat di negeri
ini.
Islam memandang bahwa segala musibah yang terjadi di alam ini akibat perbuatan
manusia itu sendiri. Seperti dalam firman Allah Swt.:


Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (Q.S. 30: 41)
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa musibah yang terjadi baik di daratan maupun di
lautan akibat ulah manusia yang mengumbar hawa nafsunya untuk kepentingan dirinya. Dan
musibah sengaja Allah Swt. timpahkan kepada manusia agar manusia kembali ke jalan
Tuhannya yakni jalan yang benar.
bila mempergunakan lingkungan hidup di jalan yang dimurkai Allah Swt., misalnya
membiarkan bumi (tanah) dan berbagai macam kemaksiatan tumbuh subur di negeri ini, para
pemimpin negara banyak yang korupsi, kaum muda-mudi tidak risih memamerkan auratnya
di depan umum, tayangan TV penuh dengan pornografi dan pornoaksi, maka jangan heran
bila bencana silih berganti, sebagai peringatan dari Allah Swt. naudzu billah min dzalik.
berakhlakulkarimah dengan lingkungan hidup adalah berani memelihara,
melestarikan, dan memanfaatkannya untuk kepentingan manusia dalam rangka menuju ridho
Allah Swt. Dan apabila dipergunakan untuk sebaliknya. Maka bersiap-siaplah menerima
bencana yang maha dahsyat, seperti dijanjikan dalam al Quran :
12


Dan hendaklah kalian takut akan fitnah (bencana) yang tidak khusus menimpa orang-orang
yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya
(Q.S.8: 25).
Manusia di muka bumi ini adalah khalififah, yang diberi kemampuan oleh Allah
untuk mengelola, merawat dan mendaya gunakan dengan sebaik-baiknya, apabila manusia
sebagai khalifah tak mumpu mengelolanya dengan baik maka akan munculah musibah-
musibah dari hukum alam ini yang susah sekali untuk mengelakkannya. , sekedar contoh
apabila manusia membabat habis hutan maka yang terjadi adalah banjir besar yang bisa
meluluh lantakan orang yang tak bersalah sekalipun.
Namun disana terdapat juga musibah yang tidak disebabkan oleh ulah manusia dalam
mengelola bumi, Angin yang tadinya mendistribusi awan (QS al-Baqarah/2:164) dan
menyebabkan penyerbukan dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Q.S. al-Kahfi/18:45), tiba-tiba
tampil begitu ganas memorak-porandakan segala sesuatu yang dilalewatinya (QS
Fushshilat/41:16).
Gunung-gunung yang tadinya sebagai pasak bumi (QS al-Naba'/78:7), tiba-tiba
memuntahkan debu, lahar panas, dan gas beracun (QS al-Mursalat/77:10 atau yang baru saja
menimpa saudara-saudara kita di jawa tengah ketika lempengan-lempengan bumi bergeser
maka terjadilah gempa yang tidak terduga.
Bencana seperti ini adalah merupakan ujian bagi kita semua, karena musibah ini telah
menimpa tidak saja bagi orang yang berdosa tapi juga bagi orang yang beriman. Mereka
menanggung penderitaan yang sama, marilah kita menghindarkan anggapan bahwa ini
merupakan azab atas dosa-dosa yang diperbuat oleh para korban sendiri., disaat kita
menganggap ini azab, maka bagi korban yang menderita akan mendapatkan kesusahan dua
kali, pertama musibah itu sediri dan yang kedua adalah suudlon kita, tentunya ungkapan-
ungkapan itu akan menyudutkan bagi yang terkena musibah. Cara kerja azab Tuhan di dalam
Alquran hanya menimpa kaum yang durhaka dan tidak menimpa atau mencederai orang-
orang yang shaleh dan taat pada Tuhan. Sedangkan cara kerja mushibah dan bala tidak
membedakan satu sama lainnya.
Memang telah terdapat ayat-ayat yang menerangkan tentang azab umatumat
terdahulu Bentuk azab itu antara lain:
1) banjir besar (mungkin ini gelombang tsunami pertama) seperti yang ditimpakan pada
umat Nabi Nuh;
13

2) bencana alam dahsyat berupa suara yang menggemuruh seperti yang ditimpakan
kepada umat Nabi Syu'aib;
3) tanah longsor dahsyat seperti yang ditimpakan kepada umat Nabi Luth;

Meski demikian Secara historis, Nabi Muhammad adalah seorang nabi yang tidak
pernah sekalipun mendoakan ummatnya agar celaka. Dia tidak pernah menghadapi kondisi
psikologis yang sangat mengecewakan dan menyerah dalam berdawah pada umatnya, Maka,
dia tidak pernah berdoa minta azab kepada Allah bagi kaum-kaumnya yang tidak taat.
Musibah adalah suatu keniscayaan yang melanda semua manusia, baik secara
perorangan maupun kelompok. Perasaan takut, lapar, kekurangan harta, jiwa, sampai
kekurangan buah-buahan yang dibutuhkan, selalu menyertai mereka yang terkena musibah.

511

( 511 )

( 511 )
''Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan, dan berikanlah kabar gembira kepada
orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka
mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Mereka itulah yang mendapat keberkahan
yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk.'' (QS Al-Baqarah (2): 155-157).
Cara Menyikapi Bencana Alam
Pertama : kita maknai bahwa peristiwa ini semua adalah semata-mata ujian dari sang maha
kuasa atas seluruh alam semesta ini, dan ketika kita bisa melaluinya maka Allah akan
menaikkan derajat keimanan kita.
Seperti sabda Rasulullah SAW, ''Siapa yang akan diberi limpahan kebaikan dari Allah, maka
diberi ujian terlebih dahulu.'' (HR Bukhari Muslim).
Yang kedua : Semua ujian haruslah kita hadapi dengan kesabaran,karena kesabaran adalah
sebuah tanda lulusnya sebuah ujian, seperti pada sebuah hadis : ''Sungguh menakjubkan
perkara orang yang beriman seluruh perkaranya menjadi baik. Ketika ditimpa musibah dia
bersabar, itu membawa kebaikan baginya. Dan ketika mendapatkan nikmat dia bersyukur dan
itu membawa kebaikan baginya.'' (Al-Hadist).
14

Yang ketiga : Bahwa seberat apapun ujian yang berupa musibah alam raya ini, kita yakin
Allah pasti sudah proprosional dalam mengujinya dan tidak akan melebihi dari kesanggupan
dalam menjalaninya bagi orang yang tertimpa.

( 681 )
''Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.'' (QS
Al-Baqarah (2): 286.
Keempat : Apapun bentuk musibah yang di derita oleh seorang muslim,baik itu
berupa kesususahan, penderitaan maupun penyakit, Allah akan menghapus sebagian
kesalahan dan dosa, dengan demikian derajat para korban bencana akan mulia, bagi yang
meninggal dunia dia akan mati syahid dan bagi yang masih hidup tentunya dengan kesabaran
atas penderitaan itu Allah akan hapus sebagian kesalahan dan dosa dosanya.
Kelima bagi kita yang tidak secara langsung mengalami musibah itu, hendaknya kita
jadi peristiwa itu sebagai momentum untuk menyaksikan kebesaran dan keagungan Allah,
sehingga akan menguatkan iman kita pada sang pencipta alam semesta.
Marilah kita bayangkan apabila musibah itu menimpa diri kita sendiri, keluarga kita,
atau temen-teman kita, tentunya kita akan menderita dan susah menjalani cobaan besar ini.
Maka marilah kita bantu para korban bencana semaksimal mungkin karena sekecil apapun
bantuan itu akan sangat berharga sekali bagi kehidupan para korban yang masih hidup. Kita
berharap musibah ini akan membawa kebaikan-kebaikan dalam ridlo Allah. Kita semua
berduka atas musibah ini. Kita semua harus mohon ampun atas semua dosa. Namun, kita
tidak boleh mengeluh dan bersedih berkepanjangan serta kehilangan harapan pada
Tuhan Sembari bertobat dan mohon petunjuk Tuhan, mari kita baca hikmah dan
pembelajaran dari musibah ini.
Jalan terbaik menyikapi musibah adalah kita pasrahkan diri kita kepada Allah SWT
dengan sikap tawakkal dan tawaddhu serta bersabar. Mudah-mudahan banyak hikmah yang
bisa kita petik dan ambil pelajaran dalam mengarungi kehidupan ini.
Islam tidak memandang musibah itu adalah bentuk murkanya Allah, tapi adalah
teguran kepada umat-Nya, cobaan bagi orang-orang yang beriman dan pelajaran buat orang-
15

orang yang masih bergelimang dosa dan maksiat. Melalui musibah seyogianya dapat
mempertebal keimanan kita karena begitu mudahnya Allah SWT menunjukkan keperkasaan-
Nya kepada kita.
Allah SWT berfirman: Yang menjadikan kematian dan kehidupan, supaya Dia
menguji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun. (QS Al-Mulk 2).
Ayat ini mengajarkan kita bahwa Allah SWT akan menguji kesabaran kita sebagai
orang beriman, sama halnya dengan orang-orang yang menempuh pendidikan, ada ujian yang
dilalui agar dapat lulus dengan hasil yang memuaskan.
Rasulullah SAW bersabda: Jika Allah berkehendak positif kepada hamba-Nya, maka
Dia akan mendahulukan siksanya terhadap hamba-Nya, dan jika Allah berkehendak negatif
terhadap hamba-Nya, maka siksa akibat dosa-dosanya ditunda sampai ke akherat kelak. (HR
Tirmidzi).
Sikap yang diajarkan Rasulullah SAW hendaknya senantiasa mampu kita terapkan
karena lima belas abad yang lalu Nabi mengalami banyak serangkaian musibah dan cobaan
ketika berupaya meyakinkan orang-orang kafir tentang kebenaran Islam. Cobaan dan
musibah datang silih berganti. Beliau dicela, dicaci maki dan hendak dibunuh. Tapi beliau
tidak pernah berputus asa dan menyurutkan langkah serta menganggap itu adalah bencana
sebagai bentuk ujian yang harus ia lalui. Nabi akhirnya dapat memetik hasil sempurna dari
perjuangannya: Islam dapat diterima.
Selain meneladani perilaku yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kita harus
menyikapi musibah yang terjadi dan menimpa kita dengan tetap ber-husnuzzhan kepada
Allah SWT, berbaik sangka kepada-Nya dengan memandang serba positif terhadap
keputusan yang Dia ambil. Baik terhadap diri kita, orang lain dan alam seluruhnya.
Orang yang ber-husnuzzhan terhadap Allah SWT memiliki pandangan yang luas yang
didasari oleh keimanan yang tangguh. Ia meyakini bahwa segala keputusan atau takdir Allah
baik berupa kesenangan maupun yang menyusahkan tidak mungkin ditujukan-Nya untuk
menyengsarakan umat manusia. Keputusan Allah atas manusia tadi adalah bentuk dari
pendidikan, cobaan atau ujian untuk mengukur sejauhmana keimanan seseorang.
Bagi yang memiliki sifat husnuzzhan kepada Allah SWT, bila ia mendapat ujian
kenikmatan tidak sombong tetapi tetap tawaddhu dan bila mendapat musibah di kala sulit
tidak berkeluh kesah, tetap kukuh berprasangka baik kepada-Nya. Karena Allah tidak akan
memberikan beban kepada umat-Nya di luar kemampuan. Hal ini Allah tegaskan dalam
16

firman-Nya: Allah menghendaki kemudahan bagimu, bukan kesusahan. (QS Al-Baqarah
185).
Islam memberikan pedoman bagaimana menyikapi musibah (unheil:s.) sebagaimana
ditulis Ibrahim Anis dalam bukunya Al-Mujam Al-Wasith:
Iman dan ridha terhadap ketentuan Allah SWT. Sebagai orang yang beriman kita harus
mempunyai keyakinan bahwa setiap bencana dan musibah adalah benar datangnya dari Allah,
tidak mengaitkan dengan hal-hal lain seperti murkanya makhluk halus yang menunggu
tempat tersebut. Karena setiap musibah dan bencana yang menimpa kita adalah bentuk
pelajaran yang harus kita ambil hikmahnya.
Sabar menghadapi musibah. Sabar (ergeben) adalah orang yang mampu menahan diri
terhadap bentuk ujian yang menimpa kita dan menerimanya dengan lapang dada. Karena
orang yang beriman itu bila dia ditimpa musibah akan tetap sabar dan bila dia diberi nikmat
akan tetap tawaddhu atau tidak sombong (aufgeblasen).
Ada hikmah dibalik musibah. Setiap musibah dan bencana yang datang pasti mengandung
hikmah (weisheit: w.) yang tersembunyi. Bagi orang yang beriman menganggap itu
merupakan pelajaran atau mungkin Allah punya rencana dan maksud lain yang kita tahu
rahasia dibalik musibah tersebut.
Tetap berikhtiar. Maksudnya tetap berusaha untuk memperbaiki keadaan atau
menghindarkan diri dari bencana yang menimpa tidak pasrah, menunggu dan diam saja. Kita
harus punya inisiatif untuk berbuat dan bertindak agar kita dapat keluar dari kesulitan yang
menghimpit.
Bertobat. Tobat adalah kembali kepada Allah setelah kita melakukan maksiat atau kita
membersihkan semua kesalahan yang kita perbuat dengan jalan dekat kepada-Nya. Islam
tidak memandang manusia itu bagaikan malaikat tanpa berbuat dosa, tapi sebaik-baik
manusia itu adalah segera berhenti dari perbuatan dosa dan bertobat dari kesalahan yang
diperbuat.
Memperbanyak doa dan dzikir. Selagi sedang ditimpa musibah kita dianjurkan
memperbanyak zikir karena dengan jalan tersebut dapat menentramkan hati dan
menghilangkan kegelisahan sambil berdoa supaya kita bisa keluar dari masalah tersebut. Nabi
SAW mengajarkan dalam doanya: Allahumma jurnii khairon fii mushiibathii wa akhluf lii
khairan minhaa. Artinya: Ya Allah, berilah pahala dalam musibahku ini dan berilah ganti
bagiku yang lebih baik daripadanya. (HR Muslim).
17

Tetap Istiqamah. Seorang muslim yang tangguh dalam menjalani cobaan yang diberikan
Allah, dia tetap konsisten dan teguh pendirian dalam menjalankan dan mengamalkan ajaran
Islam. Tidak lantas dengan ujian tersebut membuat ia semakin jauh dari ajaran agama bahkan
timbul penyakit stres atau mengambil jalan pintas bunuh diri.


18

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dia (Allah) menundukkan untuk kamu; semua yang ada di langit dan di bumi semuanya
(sebagai rahmat) dari-Nya (QS Al-Jatsiyah [45]: 13). Ini berarti bahwa alam raya telah
ditundukkan Allah untuk manusia. Manusia dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
2. Cara memelihara kebersihan lingkungan:
Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat bagaimana
menjaga kebersihan lingkungan, Selalu Libatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh untuk
memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan, Sertakan para pemuda untuk ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan,
Perbanyak tempat sampah di sekitar lingkungan anda, Pekerjakan petugas kebersihan
lingkungan dengan memberi imbalan yang sesuai setiap bulannya, Sosialisakan kepada
masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan non
organic
3. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
a. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
b. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
c. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
d. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
4. Pengeksploitasian terhadap sumber daya alam harus dilakukan secara proporsional, tidak
boleh berlebihan. Jika mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan maka ekosistem
lingkungan bisa rusak sehingga masyarakat setempat dan juga industri tersebut akan
mendapatkan dampak buruknya.
5. Cara menyikapi bencana : iman dan ridho terhadap ketentuan Allah SWT, sabar dalam
menghadapi musibah, ada hikmah dibalik musibah, tetap berikhtiar, bertobat, memperbanyak
doa dan dzikir, tetap istiqomah.
B. Saran
Marilah dengan bijak kita menyikapi musibah yang diberikan oleh Allah SWT dan tetap
berharap mudah-mudahan kita dijauhkan dari musibah dan bencana, dengan cara dalam
memanfaatkan SDA harus tetap memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungan agar
tidak menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan dan walaupun sekarang banyak dari
saudara-saudara kita yang tengah berjuang mengatasinya, Ini adalah ladang pahala dan
19

kesempatan buat kita untuk membantu meringankan beban mereka sambil berdoa semoga
saudara-saudara kita kuat dan mampu menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah SWT.





20

DAFTAR PUSTAKA
o Dr. Rosihan Anwar, Akidah Akhlak, Pustaka Setia, Bandung, 2008
o Kementrian Lingkungan Hidup RI, HImpunan Peraturan Perundang-Undangan Lingkungan
Hidup. Jakarta, 2002.
o Drs. H. Ambo Asse, M.Ag. 2003. Al-Akhlak al-Karimah Dar al-Hikmah wa al-
Ulum.Makassar: Berkah Utami.
www.google.com

Anda mungkin juga menyukai