390 334 307 226 102 2 6 2 2 5 5 2 2 8 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 IDHS Target Report BPS Ekstrapolation Linear (IDHS) MDGs Determinan Kematian Ibu Terlambat Merujuk Terlambat Sampai Terlambat Pertolongan Adekuat KOMPLIKASI (Penyebab Lgs) -Perdarahan -Eklampsi -Infeksi -Pertus macet - Kompl Keguguran MATI BUMIL Tenaga Obat Manajerial Sarana Pendidikan Ekonomi Gender Budaya 4 Terlalu Gizi Penyakit Menular Penyakit Lain Geografi 4 4 Penduduk Ibu Hamil Tercatat Asuhan Antenatal Linakes Asuhan Nifas Komplikasi terdeteksi Komplikasi dirujuk Komplikasi ditangani 1,10xCBRxPenduduk 100% Bumil 90% Bumil 1,05xCBRxPenduduk 1,00xCBRxPenduduk 20% Bumil 30% Komplikasi 70% Komplikasi Penduduk Miskin CBR Nasional (2009) = 18,7% 30% 100% Linakes 87% 90% 5 INDIKATOR YANG DIPANTAU: Cakupan Pelayanan Antenatal (K1, K4) Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (PN) Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri-Neonatal (KD) Cakupan Kunjungan Nifas (KF) Jumlah Kematian Ibu Jumlah Bidan di Desa Jumlah Bidan yang Terlatih APN Jumlah Puskesmas PONED Jumlah RS PONEK (Yanmedik) CPR 6 Kebijakan Mendekatkan pelayanan kesehatan ibu dan Bayi Baru Lahir berkualitas ke masyarakat :
Akses (SDM dan Sarana) Geografi dan tansportasi Dana (pelayanan dan transport) Budaya Dengan melakukan kegiatan Count Down Intensifikasi Ekstensifikasi Inovasi/terobosan Strategi MPS 2008 7 7 TIGA PESAN KUNCI Setiap persalinan ditolong tenaga kesehatan terampil Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara adekuat Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran STRATEGI 1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir di tingkat Dasar dan Rujukan 2. Membangun kemitraan yang efektif 3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan Masyarakat 4. Meningkatkan Sistem surveilans Monitoring dan informasi KIA Pembiayaan INDIKATOR PROXY PP- AKI-AKB Upaya yang harus dan sedang dilakukan untuk Penurunan AKI dan AKB berdasarkan Strategi MPS ORGANIZED GOVERNMENT RESPONSE ORGANIZED COMMUNITY RESPONSE Kegiatan Peningkatan Akses: P4K dengan Stiker (Desa Siaga), Pemanfaatan buku KIA, kunjungan rumah Kemiteraan bidan dukun Puskesmas PONED, RS PONEK 24 jam Rumah Tunggu Kelas Ibu, Pengarusutamaan Gender Bidang Kesehatan (PUG-BK) dan KIE Pelayanan KB Pasca Salin Berkualitas Kegiatan Peningkatan Kualitas: ANC berkualitas (Gizi, Lab, Imun, Malaria, HIV, Tb) Pelatihan klinis: APN, PONED, PONEK, CTU (sesuai kebutuhan) Pelatihan KIP/K dan ABPK Persalinan Nakes di Faskes Supervisi fasilitatif Bidan Koordinator AMP Kesinambungan ketersediaan sarkes,obat & alat Kegiatan Pemberdayaan keluarga dan masyarakat: Partisipasi paripurna (perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan) Diarahkan pada kegiatan: Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), Buku KIA, Kelas Ibu dan Pengarusutamaan Gender Perencanaan Terpadu Tingkat Puskesmas Partisipasi dalam jaga mutu pelayanan K I E
Kegiatan Peningkatan Manajemen Program: Validasi data program DTPS KIBBLA - Advokasi Monev, Tim MPS Keterpaduan program dengan Yankes, P2M, Gizi, Anak, Farmasi Peningkatan Manajemen Puskesmas PWS KIA dan Survailens kematian ibu Peningkatan Kemitraan: DPR/DPRD, Lintas Sektor, Organisasi Profesi, Swasta dan , LSM
AKSELERASI STRATEGI PENURUNAN AKI FINANCIAL SIDE Pro-equity basis formula Pelayanan KB Berkualitas BEHAVIOUR- CHANGED SIDE Masyarakat mandiri, berperilaku PHBS dan SADAR GIZI DEMAND SIDE Masyarakat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia (knowledge, health care seeking, compliance, satisfaction) SUPPLY SIDE Tersediaanya fasilitas pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, berkualitas PARTNER SHIP P4K dgn stiker Di seluruh Puskesmas, Buku KIA Kemitraan bidan dan dukun PONED / PONEK Unit Transfusi Darah di RS Kab Pemenuhan SDM Kesehatan Faktor Kontribusi thd penurunan AKI (R 2 ) Hasil uji statistik & Nilai p Persalinan dg nakes 45% Ada kontribusi (p=0,001) Persalinan di faskes 39% Ada kontribusi (p=0,037) Tatalaksana komplikasi 1% Tidak ada (p=0,101) Sectio Caesarea 25% Ada kontribusi (p=0,001) Gabungan 48% Ada kontribsui (p=0,001) Persalinan oleh nakes merupakan faktor penting untuk menurunkan AKI, meskipun kontribusinya di Indonesia tidak sebesar di data SDK internasional (45% vs 79%) Tatalaksana komplikasi secara umum belum menunjukkan kontribusi yg berarti u/ penurunan AKI, tetapi cakupan SC menujukkan peran yg cukup penting Sumber: analisis regresi data rutin KIA 2010 & estimasi kematian ibu menurut SDKI 2007 MASALAH AKSES FASKES Faktor yang mempengaruhi akses terhadap fasilitas kesehatan: - Kondisi geografis --- masih ada wilayah2 yang jauh dari faskes shg sulit dijangkau. - Kondisi ekonomi ---- bumil tak mampu bayar pelayanan kesehatan - SDM yg tidak merata ---- terkait kebijakan penempatan dan pengangkatan nakes - Ketersediaan alat dan obat2an di fasilitas kesehatan - Health seeking care behaviour masyarakat mempengaruhi utilitas faskes - Budaya di masyarakat yg tidak mendukung --- persalinan dukun, dll - Kebijakan Pemda yang belum sepenuhnya mendukung MASALAH AKSES FASKES Persalinan oleh tenaga kesehatan tinggi (>90%) tetapi persalinan di fasilitas kesehatan rendah (55-65%) dan persalinan di rumah berkisar 35-45% dgn rincian: Ditolong bidan: sekitar 50% Ditolong dukun: sekitar 40%
Tingginya angka persalinan di rumah dan persalinan oleh dukun akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi persalinan yang berpotensi terjadinya kematian ibu/bayi.
MASALAH AKSES FASKES Kontak pertama pelayanan pemeriksaan kehamilan (K1) sudah tinggi (>90-100%) tetapi pelayanan pemeriksaan kehamilan yang ke 4 (K4) berkisar 80-90% masih perlu peningkatan.
Pelayanan pemeriksaan kehamilan masih lebih rendah pada bumil <20 thn, >35 thn, bumil di pedesaan, bumil dgn pendidikan dan ekonomi rendah. UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN Untuk dapat mencapai target MDG 2015 Jawa Tengah harus menurunkan sedikitnya 50% dari jumlah kematian ibu rata-rata saat ini. Untuk mencapai tujuan tersebut prevalensi dan case fatality rate penyebab utama kematian ibu (eklampsi,perdarahan dan infeksi) harus diturunkan Persalinan di fasilitas kesehatan mutlak diperlukan untuk mencegah & mengatasi bila terjadi komplikasi tsb. UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN Untuk dapat mencapai target MDG 2015 Jawa Tengah harus menurunkan sedikitnya 50% dari jumlah kematian ibu rata-rata saat ini. Untuk mencapai tujuan tersebut prevalensi dan case fatality rate penyebab utama kematian ibu (eklampsi,perdarahan dan infeksi) harus diturunkan Persalinan di fasilitas kesehatan mutlak diperlukan untuk mencegah & mengatasi bila terjadi komplikasi tsb. LANGKAH-LANGKAH Dinkes Kab/Kota & sektor terkait bangun komitmen dengan pelaku pelayanan obstetri ditingkat dasar agar persalinan didorong ke fasilitas kesehatan ( Puskesmas) BUKAN dirumah. Pertolongan persalinan dilakukan tidak sendiri namun harus berpasangan (4 tangan) Adanya pemahaman & persepsi yang sama khususnya pada wilayah perbatasan desa antar Puskesmas bahwa komitmen adalah satu yaitu persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan (Puskesmas, dll). Pimpinan Puskesmas harus mampu memfasilitasi perubahan ini dengan melakukan tindakan bilamana ada yang tidak melaksanakan sesuai dengan komitmen.
LANGKAH-LANGKAH Puskesmas PONED melakukan pembinaan bagi puskesmas yang ada disekitarnya model regionalisasi Setiap kasus yang berisiko dilakukan rujukan ketempat pelayanan kesehatan rujukan (RS PONEK) sesuai dengan tingkat kedaruratan. Dinkes Kab/Kota harus mampu memfasilitasi terwujudnya semua persalinan di lakukan di fasilitas serta memfasilitasi puskesmas rawat jalan untuk membuka pelayanan persalinan normal (aspek SDM, sarana/prasarana,regulasi, dll). Lakukan monitoring & evaluasi utk perbaikan kedepan LANGKAH-LANGKAH Puskesmas yang melakukan pelayanan persalinan normal maupun Poned juga harus mampu memberikan pelayanan promotif-preventif: Manajemen aktif Kala 3 Pemantauan partograf IMD & konseling ASI eksklusif Perawatan Metode Kanguru (PMK) KB paska persalinan Perawatan ibu nifas dan bayi baru lahir. Dll.