Anda di halaman 1dari 4

xv

ABSTRAK

AULIA. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Merokok Terhadap Tingkat
Kesamaptaan Jasmani Prajurit TNI AD Di Kompi 1 Batalyon 13 Grup 1
Kopassus. Dibimbing oleh dr. HJ. YANI, MM dan dr. WAHYUKARNO.

Satuan tempur infanteri merupakan salah satu satuan di jajaran Tentara
Nasional Indonesia (TNI) yang tugas dan fungsi utamanya adalah melaksanakan
pertempuran darat. Untuk meraih keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi
utamanya tersebut, seorang prajurit TNI harus memiliki tingkat kesamaptaan
jasmani yang baik. Tingkat kesamaptaan jasmani tersebut diperngaruhi oleh
berbagai faktor, salah satunya adalah kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku merokok terhadap tingkat
kesamaptaan jasmani prajurit TNI AD di Batalyon 13 Grup 1 Kopassus, Serang,
Banten. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, menggunakan desain penelitian
cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 103 orang. Cara pemilihan
sampel dengan Simple Random Sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan
Uji Chi Square dengan kemaknaan (p<0.05). Hasil Uji Chi Square menunjukan
ada hubungan pengetahuan prajurit TNI AD dengan perilaku merokok (p=0.018)
dan ada hubungan perilaku merokok prajurit TNI AD dengan tingkat kesamaptaan
jasmani (p=0.007). Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku
merokok prajurit TNI AD serta terdapat hubungan antara perilaku merokok
dengan tingkat kesamaptaan jasmani.

Kata Kunci : Kesamaptaan jasmani, pengetahuan, perilaku merokok

Kepustakaan : 28 (1986-2011)















xvi

ABSTRACT

AULIA. The Relationship Between Smoking Knowledge and Behavior to The
Level of TNI AD Soldiersbody Health on 1
st
Company 13
th
Battalion 1
st

Group
of Kopassus. Under direction of dr. HJ. YANI, MM dan dr. WAHYUKARNO.
Infantry Combat Force is one of the unit in Tentara Nasional Indonesias
line which has duty and main job of doing land battle. In order to reach the
success of doing its duty and main job, a TNI soldier has to have the good level of
body health. Level of body health is affected by many factors, one of them is
smoking habit. This research is aim to know the relationship between smoking
knowledge and behavior to the level of TNI AD soldiers body health on 1
st

Company 13
th
Battalion 1
st

Group of Kopassus, Serang, Banten. This research is
analytical descriptive, using cross sectional survey design. Sample size of research
is 103 people. The selection way of this research is using Simple Random
Sampling. The obtained data analyzed by Chi Square Test with meaning (p<0.05).
Chi Square Test result shows that there is relationship between the knowledge of
TNI AD soldier to smoking behavior (p=0.018) and there is relationship between
smoking behavior of TNI AD soldier to the level of body health (p=0.007). There
is relationship between knowledge and smoking behavior of TNI AD soldier and
also there is relationship between smoking behavior and the level of body health.
Keywords : Body health, knowledge, smoking behavior

Refference : 28 (1986-2011)













xvii

RINGKASAN

AULIA. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Merokok Terhadap Tingkat
Kesamaptaan Jasmani Prajurit TNI AD Di Kompi 1 Batalyon 13 Grup 1
Kopassus. Dibimbing oleh dr. HJ. YANI, MM dan dr. WAHYUKARNO.

Satuan tempur infanteri merupakan salah satu satuan di jajaran Tentara
Nasional Indonesia (TNI) yang tugas dan fungsi utamanya adalah melaksanakan
pertempuran darat. Untuk meraih keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi
utamanya tersebut, seorang prajurit TNI harus memiliki tingkat kesamaptaan
jasmani yang baik. Tingkat kesamaptaan jasmani tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor, salah satunya adalah kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku merokok terhadap tingkat
kesamaptaan jasmani prajurit TNI AD di Batalyon 13 Grup 1 Kopassus, Serang,
Banten, Jawa Barat.
Sehubungan dengan tugas dan fungsinya tersebut, maka tugas prajurit
infanteri pada dasarnya adalah melaksanakan pertempuran di mana harus dapat
menghancurkan/mengalahkan musuh sehingga kemenangan akhir dapat dicapai.

Penilaian tingkat kesamaptaan jasmani dilakukan dengan dua tes, meliputi
tes samapta A dan tes samapta B. Di mana tes samapta A terdiri dari lari 12 menit,
sedangkan tes samapta B terdiri dari pull ups, squat jumps, push ups, sit ups dan
shuttle run.
Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, setiap prajurit infanteri baik secara
perorangan maupun satuan harus memiliki dan memelihara kemampuan fisik yang
prima. Kemampuan fisik yang diharapkan tidak bisa didapatkan begitu saja,
karena diperlukan upaya-upaya pembinaan atau latihan yang teratur, terarah dan
terus-menerus yang dapat diperoleh melalui tes kesamaptaan jasmani.
Tinggi rendahnya, cepat lambatnya, berkembang dan meningkatnya
kesamaptaan jasmani dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam maupun
dari luar tubuh. Faktor intern, yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri antara lain
jenis kelamin, usia, ras/keturunan, keadaan dan sifat biologis, keadaan dan sifat
psikologis, derajat kesehatan, bakat dan minat, dan lain-lain. Adapun faktor
ekstern, yaitu datang dari luar diri sendiri antara lain gizi/makanan, kondisi sosial
ekonomi, lingkungan, keadaan wilayah/daerah, iklim dan cuaca, sarana dan
prasarana, pelatih, tugas dan pekerjaan, kebiasan hidup dan lain-lain
Salah satu faktor ekstern yang dapat berpengaruh langsung terhadap
kesamaptaan jasmani adalah kebiasaan hidup, dalam hal ini adalah kebiasaan
merokok. Kebiasaan merokok pada prajurit TNI AD dapat berpengaruh terhadap
tingkat kesamaptaan jasmani, karena di dalam rokok terdapat bermacam-macam
zat yang merugikan tubuh, yaitu karbon monoksida, nikotin, tar dan beberapa zat
lainnya.

Kesamaptaan jasmani adalah kemampuan/kesanggupan fisik seseorang
dalam memberikan penampilan serta pengaturan sistem gerak untuk mengatasi
dan menyelesaikan pekerjaan fisik. Ada tiga komponen dan unsur kesamaptaan
jasmani yaitu postur, kesegaran jasmani dan ketangkasan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
xviii

panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Tingkat pengetahuan terdiri dari tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis,
evaluasi.
Perilaku merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu
tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas dan
dukungan. Tingkatan perilaku terdiri dari persepsi, respon terpimpin, mekanisme,
adaptasi.
Perilaku merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap
asapnya baik menggunakan rokok langsung maupun menggunakan pipa. Tahapan
perilaku merokok terdiri dari tahap prepatory, initiation, becoming a smoker dan
maintenance of smoking.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-
sectional.

Penelitian dilaksanakan di Kompi 1 Batalyon 13 Grup 1 Kopassus, Serang,
Banten, Jawa Barat. Populasi penelitian ini adalah prajurit TNI AD di Kompi 1
Batalyon 13 Grup 1 Kopassus, Serang, Banten yang berjumlah 140 orang.
Sampelnya adalah anggota di Kompi 1 Batalyon 13 Grup 1 Kopassus, Serang,
Banten yang memiliki yang memenuhi kriteria inklusi, sebagai berikut : usia 21
41 tahun dan memiliki status kesehatan 1.
Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek penelitian,
menggunakan desain penelitian cross sectional, dan menggunakan data primer
dan data sekunder.
Besar sampel 103 responden, dipilih dengan menggunakan metode tabel
Krejcie. Cara pemilihan sampel dengan simple random sampling. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan dengan menggunakan data
sekunder nilai kesamaptaan jasmani. Data yang diperoleh dianalisis dengan
analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi square dengan kemaknaan
(p<0.05).
Hasil penelitian adalah prajurit TNI AD dengan perilaku merokok dan
tingkat kesamptaan jasmani kurang sebesar 50,7% sedangkan yang tidak merokok
dengan tingkat kesamaptaan jasmani baik sebesar 79,4%. Ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan tentang merokok dengan perilaku merokok prajurit
TNI AD (p <0.05). Ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok
dengan tingkat kesamaptaan jasmani prajurit TNI AD (p <0.05).
Saran untuk prajurit dengan pengetahuan dan perilaku yang kurang baik
diharapkan agar meningkatkan pengetahuannya dengan banyak mencari
informasi-informasi tentang bahaya merokok dan mengurangi kebiasaan
merokoknya agar diperoleh tingkat kesamaptaan yang baik pula. Sedangkan bagi
prajurit dengan pengetahuan dan perilaku yang baik serta tingkat kesamaptaan
baik diharapkan dapat mempertahankannya.
.

Kata Kunci : Kesamaptaan jasmani, pengetahuan, perilaku

Kepustakaan : 28 (1986-2011)

Anda mungkin juga menyukai