Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang
dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan
berat
.
. Tetanus disebut juga dengan "Seven day Disease ". Dan pada tahun 1890
diketemukan toksin seperti stri!hnine kemudian dikenal dengan tetanospasmin
yang diisolasi dari tanah anaerob yang mengandung bakteri. lmunisasi dengan
mengaktivasi derivat tersebut menghasilkan pen!egahan dari tetanus.
Tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw merupakan penyakit yang disebakan
oleh tetanospasmin yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium
tetani yang mengin"eksi sistem urat sara" dan otot sehingga sara" dan otot menjadi
kaku #rigid$. %itasato merupakan orang pertama yang berhasil mengisolasi
organisme dari korban manusia yang terkena tetanus dan juga melaporkan bah&a
toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang spesi"ik. %ata tetanus diambil
dari bahasa 'unani yaitu tetanos dari teinein yang berarti menegang. (enyakit ini
adalah penyakit in"eksi di saat spasme otot tonik dan hiperre"leksia menyebabkan
trismus #lockjaw$ spasme otot umum melengkungnya punggung #opistotonus$
spasme glotal kejang dan paralisis pernapasan. Spora Clostridium tetani biasanya
masuk kedalam tubuh melalui luka pada kulit oleh karena terpotong tertusuk
ataupun luka bakar serta pada in"eksi tali pusat #Tetanus )eonatorum $.
*ambar + Spasme otot akibat masuknya toksin dari kuman Clostridium tetani
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Tetanus adalah *angguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya
tonus otot dan spasme yang disebabkan oleh tetanospasmin suatu toksin protein
yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani. (enyakit ini disebabkan oleh
Clostridium tetani merupakan basil *ram positi" anaerob. ,akteri ini
nonencapsulated dan berbentuk spora yang tahan panas pengeringan dan
desin"ektan. Spora adalah di mana-mana dan ditemukan di tanah debu rumah
usus he&an dan kotoran manusia. Spora ini akan memasuki tubuh penderita lalu
mengeluarkan toksin yang bernama tetanospasmin.
Karakteristik Clostridium tetani
Clostridium tetani
C. tetani termasuk dalam bakteri *ram positi" anaerob obligat dapat membentuk
spora dan berbentuk drumstick. Spora yang dibentuk oleh C. tetani ini sangat
resisten terhadap panas dan antiseptik. .a dapat tahan &alaupun telah diautokla"
#1/1
0
C 10-10 menit$ dan juga resisten terhadap "enol dan agen kimia lainnya.
,akteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di tanah kotoran manusia dan
he&an peliharaan dan di daerah pertanian. 1mumnya spora bakteri ini
terdistribusi pada tanah dan saluran pen!eranaan serta "eses dari kuda domba
anjing ku!ing tikus babi dan ayam. %etika bakteri tersebut berada di dalam
tubuh ia akan menghasilkan neurotoksin #sejenis protein yang bertindak sebagai
ra!un yang menyerang bagian sistem sara"$. C. tetani menghasilkan dua buah
eksotoksin yaitu tetanolysin dan tetanospasmin. 2ungsi dari tetanolysin tidak
diketahui dengan pasti namun juga dapat menyebabkan lisis dari sel-sel darah
merah. Tetanospasmin merupakan toksin yang !ukup kuat. Tetanospasmin
merupakan protein dengan berat molekul 100.000 Dalton larut dalam air labil
pada panas dan !ahaya rusak dengan en3im proteolitik
,entuk vegetative tidak tahan terhadap panas dan beberapa antisepti!. %uman
tetanus tumbuh subur pada suhu 14
o
C dalam media kaldu daging dan media agar
darah. Demikian pula media bebas gula karena kuman tetanus tidak dapat
meng"ermentasi glukosa.
Patogenesis dan Patofisiologi
Tetanus disebabkan neurotoksin #tetanospasmin$ dari bakteri *ram positi"
anaerob Clostridium tetani dengan mula-mula 1 hingga / minggu setelah
inokulasi bentuk spora ke dalam tubuh yang mengalami !edera5luka #masa
inkubasi$. (enyakit ini merupakan 1 dari 6 penyakit penting yang mani"estasi
klinis utamanya adalah hasil dari pengaruh kekuatan eksotoksin #tetanus gas
ganggren dipteri botulisme$. Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa
luka yang dalam yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal tertanamnya
benda asing atau sepsis dengan kontaminasi tanah le!et yang dangkal dan ke!il
atau luka geser yang terkontaminasi tanah trauma pada jari tangan atau jari kaki
yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan dan
pemotonga tali pusat yang tidak steril.
(ada keadaan anaerobik spora bakteri ini akan bergerminasi menjadi sel vegetati"
bila dalam lingkungan yang anaerob dengan tekanan oksigen jaringan yang
rendah. Selanjutnya toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh bagian
tubuh melalui peredaran darah dan sistem limpa. Toksin tersebut akan beraktivitas
pada tempat-tempat tertentu seperti pusat sistem sara" termasuk otak. *ejala klinis
timbul sebagai dampak eksotoksin pada sinaps ganglion spinal dan
neuromuscular junction serta syara" autonom. Toksin dari tempat luka menyebar
ke motor endplate dan setelah masuk le&at ganglioside dijalarkan se!ara
intraa7onal ke dalam sel sara" tepi kemudian ke kornu anterior sumsum tulang
belakang. 8khirnya menyebar ke SS(. *ejala klinis yang ditimbulakan dari
eksotoksin terhadap susunan sara" tepi dan pusat tersebut adalah dengan memblok
pelepasan dari neurotransmiter sehingga terjadi kontraksi otot yang tidak
terkontrol5 eksitasi terus menerus dan spasme. )euron ini menjadi tidak mampu
untuk melepaskan neurotransmitter. )euron yang melepaskan gamma
aminobutyri! a!id #*8,8$ dan glisin neurotransmitter inhibitor utama sangat
sensiti" terhadap tetanospasmin menyebabkan kegagalan penghambatan re"leks
respon motorik terhadap rangsangan sensoris. %ekakuan mulai pada tempat
masuknya kuman atau pada otot masseter #trismus$ pada saat to7in masuk ke
sumsum tulang belakang terjadi kekakuan yang berat pada e7tremitas otot-otot
bergari pada dada perut dan mulai timbul kejang. ,ilamana toksin men!apai
korteks serebri menderita akan mulai mengalami kejang umum yang spontan.
%arakteristik dari spasme tetani ialah menyebabkan kontraksi umum kejang otot
agonis dan antagonis. 9a!un atau neurotoksin ini pertama kali menyerang sara"
tepi terpendek yang berasal dari system sara" kranial dengan gejala a&al distorsi
&ajah dan punggung serta kekakuan dari otot leher.
Tetanospasmin pada system sara" otonom juga verpengaruh sehingga terjadi
gangguan pernapasan metabolism hemodinamika hormonal saluran !erna
saluran kemih dan neuromus!ular. Spasme laryn7 hipertensi gangguan irama
janjung hiper"le7i hyperhidrosis merupakan penyulit akibat gangguan sara"
ototnom yang dulu jarang karena penderita sudah meninggal sebelum gejala
timbul. Dengan penggunaan dia3epam dosis tinggi dan pernapasan mekanik
kejang dapat diatasi namun gangguan sara" otonom harus dikenali dan di kelola
dengan teliti.
Tetanospasmin adalah toksin yang menyebabkan spasme bekerja pada beberapa
level dari susunan syara" pusat dengan !ara +
Toksin menghalangi neuromus!ular transmission dengan !ara
menghambat pelepasan a!ethyl-!holine dari terminal nerve di otot.
%arakteristik spasme dari tetanus terjadi karena toksin mengganggu "ungsi
dari re"leks synaptik di spinal !ord.
%ejang pada tetanus mungkin disebabkan pengikatan dari toksin oleh
!erebral ganglioside.
,eberapa penderita mengalami gangguan dari 8utonomik )ervous System #8)S$
dengan gejala + berkeringat hipertensi yang "luktuasi periodisiti takikhardia
aritmia jantung peninggian !athe!holamine dalam urine.
Timbulnya kegagalan mekanisme inhibisi yang normal yang menyebabkan
meningkatnya akti"itas dari neuron yang mensara"i otot masetter sehingga terjadi
trismus. :leh karena otot masetter adalah otot yang paling sensiti" terhadap toksin
tetanus tersebut. Stimuli terhadap a""eren tidak hanya menimbulkan kontraksi
yang kuat tetapi juga dihilangkannya kontraksi agonis dan antagonis sehingga
timbul spasme otot yang khas .
8da dua hipotesis tentang !ara bekerjanya toksin yaitu+
1. Toksin diabsorbsi pada ujung syara" motorik dari melalui sumbu silindrik
diba&a kekornu anterior susunan syara" pusat
/. Toksin diabsorbsi oleh susunan lim"atik masuk kedalam sirkulasi darah
arteri kemudian masuk kedalam susunan syara" pusat.
8kibat dari tetanus adalah rigid paralysis #kehilangan kemampuan untuk
bergerak$ pada voluntary muscles #otot yang geraknya dapat dikontrol$ sering
disebut lo!kja& karena biasanya pertama kali mun!ul pada otot rahang dan &ajah.
%ematian biasanya disebabkan oleh kegagalan perna"asan dan rasio kematian
sangatlah tinggi.
Epidemiologi
Di negara yang telah maju seperti 8merika Serikat kejadian tetanus yang
dilaporkan telah menurun se!ara substansial sejak pertengahan 1960 karena
meluasnya penggunaan imunisasi terhadap tetanus #lihat gra"ik di ba&ah$. Selain
itu sanitasi lingkungan yang bersih
#(enurunan kasus tetanus di 8S karena ada program imunisasi nasional$
)amun berbeda dengan yang terjadi di negara berkembang seperti .ndonesia
insiden dan angka kematian akibat tetanus masih !ukup tinggi hal ini disebabkan
karena tingkat kebersihan masih sangat kurang mudah terjadi kontaminasi
pera&atan luka yang kurang diperhatikan kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kebersihan dan kekebalan terhadap tetanus. :leh karena itu tetanus
masih menjadi masalah kesehatan terutama penyebab kematian neonatal tersering
oleh karena tetanus neonatorum. 8khir- akhir ini dengan adanaya penyebarluasan
program imunisasi di seluruh dunai maka angka kesakitan dan kematian menurun
se!ara drastis.
Mortalitas dan moriditas
Se!ara keseluruhan tingkat kematian sekitar 60;. %linis tetanus bergantung
terhadap pernah atau tidaknya seseorang mendapatkan vaksin tetanus toksoid pada
&aktu selama hidup mereka. 'ang pernah mendapatkan vaksin klinisnya tidak
begitu berat berbeda dengan yang tidak !ukup divaksinasi atau tidak divaksinasi
sama sekali. 8ngka kematian di 8S <; bagi mereka yang telah menerima 1-/
dosis toksoid tetanus dibandingkan dengan 10; bagi mereka yang tidak
divaksinasi. 8ngka kematian di 8merika Serikat adalah 18; 1998-/000 dan 11;
tahun 1990-1994 tingkat kematian sebesar 91; dilaporkan pada tahun 1964.
8ngka kematian yang tertinggi bagi orang-orang berusia <0 #60;$ dibandingkan
dengan mereka yang berusia /0 sampai 09 tahun #8;$. Dari tahun 1998 hingga
/000 40; kematian di 8merika Serikat adalah di antara pasien yang lebih tua
dari <0 tahun.
Manifestasi klinik
=asa inkubasi 0-16 hari tetapi bisa lebih pendek #1 hari atau lebih lama > atau
beberapa minggu$. =akin pendek masa inkubasi makin jelek prognosisnya.
Terdapat hubungan antara jarak tempat invasi Clostridium tetani dengan susunan
sara" pusat dan interval antara luka dan permulaan penyakit dimana makin jauh
tempat invasi maka masa inkubasi makin panjang.
8da tiga bentuk tetanus yang dikenal se!ara klinis yakni+
1. ?o!alited tetanus # Tetanus ?okal $
/. Cephali! Tetanus
>. *enerali3ed tetanus #Tetanus umum$
Dan ada )eonatal tetanus.
%arakteristik dari tetanus
@ %ejang bertambah berat selama > hari pertama dan menetap selama 0 -4 hari.
@ Setelah 10 hari kejang mulai berkurang "rekuensinya
@ Setelah / minggu kejang mulai hilang.
@ ,iasanya didahului dengan ketegangaan otot terutama pada rahang dari leher.
%emudian timbul
kesukaran membuka mulut # trismus lo!kja& $ karena spasme :tot masetter.
@ %ejang otot berlanjut ke kuduk kaku # opistotonus nu!hal rigidity $
@ 9isus sardoni!us karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik keatas
sudut mulut
tertarik keluar dan ke ba&ah bibir tertekan kuat .
@ *ambaran 1mum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus tungkai
dengan eksistensi
lengan kaku dengan mengepal biasanya kesadaran tetap baik.
@ %arena kontraksi otot yang sangat kuat dapat terjadi as"iksia dan sianosis
retensi urin bahkan
dapat terjadi "raktur !ollumna vertebralis # pada anak $.
!" Tetan#s lokal $lokalited Tetan#s%
(ada lokal tetanus dijumpai adanya kontraksi otot yang persisten pada
daerah tempat dimana luka terjadi #agonis antagonis dan "i7ator$. Aal inilah
merupakan tanda dari tetanus lokal. %ontraksi otot tersebut biasanya ringan bisa
bertahan dalam beberapa bulan tanpa progressi" dan biasanya menghilang se!ara
bertahap.
?okal tetanus ini bisa berlanjut menjadi generali3ed tetanus tetapi dalam
bentuk yang ringan dan jarang menimbulkan kematian. ,isajuga lokal tetanus ini
dijumpai sebagai prodromal dari klasik tetanus atau dijumpai se!ara terpisah. Aal
ini terutama dijumpai sesudah pemberian pro"ilaksis antitoksin.
&" '(epali) Tetan#s
Cephali! tetanus adalah bentuk yang jarang dari tetanus. =asa inkubasi
berkisar 1 B/ hari yang berasal dari otitis media kronik #seperti dilaporkan di
.ndia $ luka pada daerah muka dan kepala termasuk adanya benda asing dalam
rongga hidung. Tetanus !ephali! di!irikan oleh lumpuhnya sara" kranial C..
paling sering terlibat. Tetanus :phthalmoplegi! ialah tetanus yang berkembang
setelah menembus luka mata dan luka dalam dengan kelumpuhan dari sa"ar
kranial ... dan adanya ptosis. Selain itu bisa juga kelumpuhan dari ). .C .D D
D. dapat sendiri-sendiri maupun kombinasi dan menetap dalam beberapa hari
bahkan berbulan-bulan.
Tetanus !hepali! dapat berkembang menjadi tetanus umum. (ada
umumnya prognosanya jelek.
*" +enerali,ed Tetan#s
,entuk ini yang paling banyak dikenal. Sering menyebabkan komplikasi
yang tidak dikenal beberapa tetanus lokal oleh karena gejala timbul se!ara diam-
diam. Trismus merupakan gejala utama yang sering dijumpai # 00 ;$ yang
disebabkan oleh kekakuan otot-otot masseter bersamaan dengan kekakuan otot
leher yang menyebabkan terjadinya kaku kuduk dan kesulitan menelan. *ejala
lain berupa 9isus Sardoni!us #Sardoni! grin$ yakni spasme otot-otot muka
opistotonus # kekakuan otot punggung$ kejang dinding perut. Spasme dari laring
dan otot-otot perna"asan bisa menimbulkan sumbatan saluran na"as sianose
as"iksia. ,isa terjadi disuria dan retensi urinekompressi "rak tur dan pendarahan
didalam otot. %enaikan temperatur biasanya hanya sedikit tetapi begitupun bisa
men!apai 60 C. ,ila dijumpai hipertermi ataupun hipotermi tekanan darah tidak
stabil dan dijumpai takhikardia penderita biasanya meninggal. Diagnosa
ditegakkan hanya berdasarkan gejala klinis.
=enurut berat ringannya tetanus dibagi atas+
1. Tetanus ringan + Trismus lebih dari > !m tidak disertai kejang umum
&alaupun dirangsang.
/. Tetanus sedang + trismus kurang dari > !m dan disertai kejang umum bila
dirangsang.
>. Tetanus berat + trismus kurang 1 !m dan disertai kejang umum yang
spontan.
Cole dan 'oungman #19<9$ membagi tetanus umum atas +
+rade I- ringan
. =asa inkubasi lebih dari 16 hari.
- (eriod o" onset E < hari
- Ttrismus positi" tapi tidak berat
- Sukar makan dan minum tetapi dis"agi tidak ada
?okalisasi kekakuan dekat dengan luka berupa spasme disekitar luka dan
kekakuan umum terjadi beberapa jam atau hari.
+rade II- sedang
- =asa inkubasi 10-16 hari
- (eriod o" onset > hari atau kurang
- Trismus dan dis"agi ada
- %ekakuan umum terjadi dalam beberapa hari tetapi dispnoe dan
sianosis tidak ada
+rade III- erat
- =asa inkubasi F 10 hari
- (eriod o" onset F > hari
- Trismus dan dis"agia berat
%ekakuan umum dan gangguan pernapasan as"iksia ketakutan keringat banyak
dan takikardia.
/" Neonatal tetan#s
,iasanya disebabkan in"eksi C. tetani, yang masuk melalui tali pusat
se&aktu proses pertolongan persalinan. Spora yang masuk disebabkan oleh proses
pertolongan persalinan yang tidak steril baik oleh penggunaan alat yang telah
terkontaminasi spora C.tetani maupun penggunaan obat-obatan untuk tali pusat
yang telah terkontaminasi.
%ebiasaan menggunakan alat pertolongan persalinan dan obat tradisional
yang tidak sterilmerupakan "aktor yang utama dalam terjadinya neonatal tetanus.

=enurut penelitian G.Aamid.dkk ,agian .lmu %esehatan 8nak 9S Dr.(ringadi
=edan pada tahun 1981 ada 6/ kasus dan tahun 198/ ada 60 kasus tetanus
biasanya ditolong melalui tenaga persalianan tradisional # T,8 HTraditional
,irth 8tteden!e $. 0< kasus # <8/9 ; $ tenaga bidan /0 kasus # /6>9 ; $
dan selebihnya melalui dokter < kasus # 4 >/ ;$ $. ,erikut ini tabel. 'ang
memperlihatkan instrument 1ntuk memotong tali pusat.
Tabel . + ,8A8) 1)T1% =G=:T:)* T8?. (1S8T
Sedangkan berikut ini pada tabel /. =emperlihatkan material yang dipergunakan
untuk tali pusat.
T8,G? /. + =8TG9.8? 1)T1% T8?. (1S8T
Iadi dari tabel diatas # Tabel / $ terlihat dari /9 kasus # >0>4 ; $ biasanya mereka
mempergunakan alkohol 5spiritus untuk perlindungan terhadap tali pusat
sedangkan /< kasus # >140 ;$ mereka mempergunakan material yang berbeda
berupa herbal origin
Diagnosis
Diagnosis tetanus dapat diketahui dari pemeriksaan "isik pasien se&aktu istirahat
berupa +
1.*ejala klinik
- %ejang tetani! trismus dysphagia risus sardoni!us # sardoni! smile $.
/. 8danya luka yang mendahuluinya. ?uka adakalanya sudah dilupakan.
>. %ultur+ C. tetani #J$.
6. ?ab + S*:T C(% meninggi serta dijumpai myoglobinuria.
Diagnosis anding
1ntuk membedakan diagnosis banding dari tetanus tidak akan sukar sekali
dijumpai dari pemeriksaan "isik laboratorium test #dimana !airan serebrospinal
normal dan pemeriksaan darah rutin normal atau sedikit meninggi sedangkan
S*:T C(% dan SG91= aldolase sedikit meninggi karena kekakuan otot-otot
tubuh$ serta ri&ayat imunisasi yang lengkap atau tidak lengkap kekakuan otot-
otot tubuh$ risus sardini!us dan kesadaran yang tetap normal.
1. =eningitis ba!terial
(ada penyakit ini trismus tidak ada da kesadaran penderita biasanya
menurun. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan lumbal pungsi dimana
adanya kelainan !airan serebrospinal yaitu jumlah sel meningkat kadar
protein meningkat dan glukosa menurun.
/. (oliomyelitis
Didapatkan adanya paralisis "laksid dengan tidak dijumpai adanya trismus.
(emeriksaan !airan serebrospinalis menunjukan lekositosis. Cirus polio
diisolasi dari tinja dan pemeriksaan serologis titer antibody meningkat.
>. 9abies
Sebelumnya ada ri&ayat gigitan anjing atau he&an lain. Trismus jarang
ditemukan kejang bersi"at klonik.
6. %era!unan stry!hnine
(ada keadaan ini trismus jarang gejala berupa kejang tonik umum.
0. Tetani
Timbul karena hipokalsemia dan hipo"os"atemia dimana kadar kalsium
dan "os"at dalam serum rendah. 'ang khas bentuk spasme otot ialah
karpopedal spasme dan biasanya diikuti dengan laringospasme jarang
dijumpai trismus.
<. 9etropharyngeal abses
Trismus selalu ada pada penyaikit ini tetapi kejang umum tidak ada.
4. Tonsillitis berat
(ada penderita panas tinggi kejang tidak ada tapi trismus ada.
8. G"ek samping "enotiasin
8danya ri&ayat minum obat "enotiasin. %elainan berupa sindrom
ektrapiramidal. 8danya reaksi distonik akut torsi!olis dan kekakuan otot.
9. %aku kuduk juga dapat terjadi pada mastoiditis pneumonia lobaris atas
miositis leher dan spondilitis leher.
,erikut ini Tabel > yang memperlihatkan di""erential diagnosis Tetanus +
Penatalaksanaan
A" Um#m
Tujuan terapi ini berupa mengeliminasi kuman tetani menetralisirkan peredaran
toksin men!egah spasme otot dan memberikan bantuan pema"asan sampai pulih.
Dan tujuan tersebut dapat diperin!i sbb +
1. =era&at dan membersihkan luka sebaik-baiknya berupa+
- =embersihkan luka irigasi luka debridement luka #eksisi jaringan nekrotik$
membuang benda asing dalam luka serta kompres dengan A/0/ dalam hal ini
penata laksanaan terhadap luka tersebut dilakukan 1 -/ jam setelah 8TS dan
pemberian 8ntibiotika. Sekitar luka disuntik 8TS.
/. Diet !ukup kalori dan protein bentuk makanan tergantung kemampuan
membuka mulut dan menelan. ,ila ada trismus makanan dapat diberikan
personde atau parenteral.
>. .solasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan terhadap
penderita
6. :ksigen perna"asan buatan dan tra!h!ostomi bila perlu.
0. =engatur keseimbangan !airan dan elektrolit.
B" 0at. oatan
Antiiotika -
Diberikan parenteral (eni!iline 1/juta unit 5 hari selama 10 hari .=.
Sedangkan tetanus pada anak dapat diberikan (eni!iline dosis 00.000 1nit 5
%g,,5 1/ jam se!a"a .= diberikan selama 4-10 hari. ,ila sensiti" terhadap
peni!iline obat dapat diganti dengan preparat lain seperti tetrasiklin dosis >0-60
mg5kg,,5 /6 jam tetapi dosis tidak melebihi / gram dan diberikan dalam dosis
terbagi # 6 dosis $. ,ila tersedia (eni!iline intravena dapat digunakan dengan
dosis /00.000 unit 5kg,,5 /6 jam dibagi < dosis selama 10 hari.
8ntibiotika ini hanya bertujuan membunuh bentuk vegetati" dari C.tetani
bukan untuk toksin yang dihasilkannya. ,ila dijumpai adanya komplikasi
pemberian antibiotika broad spektrum dapat dilakukan.
Tetrasiklin Gritromisin dan =etronida3ole
Diberikan terutama bila penderita alergi penisilin.
Tertasiklin + >0-00 mg5kgbb5hari dalam 6 dosis
Gritromisin + 00 mg5kgbb5hari dalam 6 dosis selama 10 hari.
=etronida3ole loading dose 10 mg5%g,,5jam selanjutnya 40 mg5%g,,
tiap < jam
Anti tetan#s toksin
Selama in"eksi toksin tetanus beredar dalam / bentuk+
- Toksin bebas dalam darah
- Toksin bergabung dengan jaringan sara"
'ang dapat dinertalisir adalah toksin yang bebas dalam darah. Sedangkan
yang telah bergabung dengan jaringan sara" tidak dapat dinetralisir oleh
antioksidan. Sebelum pemberian antitoksin harus dilakukan + anamnesa
apakah ada ri&ayat alergi tes kulit dan mata dan harus sedia adrenalin
1+1000. .ni dilakukan karena antitoksin berasal dari serum kuda yang
bersi"at heterolog sehingga mungkin terjadi syok ana"ilaktik.
Dosis 8TS yang diberikan ada berbagai pendapat. ,erhrmann #1984$ dan
*rossman #1984$ menganjurkan dosis 00.000-100.000 u yang diberikan
setengah le&at i.v. dan setengahnya i.m. pemberian le&at i.v.diberikan
selama 1-/ jam. Di 2%1. 8TS diberikan dengan dosis /0.000 u selama /
hari. Di =anado 8TS diberikan dengan dosis i.m sekali pemberian.
8ntitoksin lainnya
8ntitoksin dapat digunakan Auman Tetanus .mmunoglobulin # T.*$
dengan dosis >000-<000 1 satu kali pemberian saja se!ara .= tidak
boleh diberikan se!ara intravena karena T.* mengandung "anti
!omplementary aggregates o" globulin " yang mana ini dapat
men!etuskan reaksi allergi yang serius.
Tetan#s toksoid
(emberian Tetanus Toksoid #TT$ yang pertamadilakukan bersamaan dengan
pemberian antitoksin tetapi pada sisi yang berbeda dengan alat suntik yang
berbeda. (emberian dilakukan se!ara ..=. (emberian TT harus dilanjutkan sampai
imunisasi dasar terhadap tetanus selesai.
Antikon1#lsan

Tabel 0 + IG).S 8)T.%:)C1?S8)
KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK
Ienis :bat Dosis G"ek Samping
KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK
Dia3epam 00 B 10 mg5kg ,erat badan 5 6 jam #.=$ Stupor %oma
=eprobamat >00 B 600 mg5 6 jam #.=$ Tidak 8da
%lorpromasin /0 B 40 mg5 6 jam #.=$ Aipotensi
2enobarbital 00 B 100 mg5 6 jam #.=$ Depressi perna"asan
KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK
:bat yang la3im digunakan ialah +
- Dia3epam. ,ila penderita datang dalam keadaan kejang maka
diberikan dosis 00 mg5kgbb5kali i.v. perlahan-lahan dengan dosis
optimum 10mg5kali diulang setiap kali kejang. %emudian diikuti
pemberian dia3epam peroral- #sonde lambung$ dengan dosis
005kgbb5kali sehari diberikan < kali.
- Dosis maksimal dia3epam /60mg5hari. ,ila masih kejang #tetanus
yang sangat berat$ harus dilanjutkan dengan bantuan ventilasi
mekanik dosis dia3epam dapat di tingkatkan sampai 680mg5hari
dengan bantuan ventilasi mekanik dengan atau tenpa kurarisasi. Dapat
pula dipertimbangkan penggunaan magnesium sul"at dila ada
gangguan sara" otonom.
- 2enobarbital. Dosis a&al + 1 tahun 00 mg i.m.L 1 tahun 40 mg i.m.
Dilanjutkan dengan dosis oral 0-9 mg5kgbb5hari dibagi dalam > dosis.
- ?arga!til. Dosis yang dianjurkan 6 mg5kgbb5hari dibagi dalam < dosis.
Komplikasi
- (ada saluran pernapasan
:leh arena spasme otot-otot pernapasan dan spasme otot laring dan
seringnya kejang menyebabkan terjadinya as"iksia. %arena akumulasi
sekresi saliva serta sukar menelan air liur dan makanan dan minuman
sehingga sering terjadi pneumonia aspirasi atelektasis akibat obstruksi
oleh se!ret. (neumothoraks dan mediastinal em"isema biasanya terjadi
akibat dilakukannya trakeostomi.
- (ada kardiovaskular
%omplikasi berupa aktivitas simpatis meningkat antara lain berupa
takikardia hipertensi vasokonstriksi peri"er dan rangsangan
miokardium.
- (ada tulang dan otot
- (ada otot karena spasme yang berkepanjangan bisa terjadi perdarahan
dalam otot. (ada tulang dapat terjadi "raktur !olumna vertebralis akibat
kejang yang terus menerus terutama pada anak dan orang de&asa
beberapa peneliti melaporkan juga dapat miositis ossi"ikans
sirkumskripta.
- %omplikasi yang lain +
1. ?aserasi lidah akibat kejang
/. Dekubitus karena penderita berbaring satu posisi saja
>. (anas yang tinggi karena in"eksi sekunder atau toksin yang
menyebar luas dan mengganggu pusat oengatur suhu.
(enyebab kematian pada tetanus ialah akibat komplikasi yaitu +
bronkopneumonia !ardia! arrest septi!emia dan pneumothoraks.
Prognosa
Dipengaruhi oleh beberapa "a!tor +
1. =asa inkubasi
=akin panjang masa inkubasinya makin ringan penyakitnya
sebaliknya makin pendek masa inkubasi penyakit makin berat. (ada
umumnya bila inkubasi F 4 hari tergolong berat.
/. 1mur
=akin muda umur penderita seperti pada neonatus maka prognosanya
makin jelek.
>. (eriod o" onset
(eriod o" onset adalah &aktu antara timbulnya gejala tetanus misalnya
trismus sampai terjadinya kejang umum. %urang dari 68 jam
prognosanya jelek.
6. (anas
(ada tetanus tidak selalu ada "ebris. 8danya hiperpireksia prognosanya
jelek.
0. (engobatan
(engobatan yang terlambat prognosanya jelek.
<. 8da tidaknya komplikasi
4. 2rekusensi kejang
Semakin sering prognosanya makin jelek.
Pen)ega(an
)amun sampai pada saat ini pemberian imunisasi dengan tetanus toksoid
merupakan satu-satunya !ara dalam pen!egahan terjadinya tetanus. (en!egahan
denganpemberian imunisasi telah dapat dimulai sejak anak berusia / bulan
dengan !ara pemberian imunisasi akti" # D(T atau DT $. =en!egah tetanus
melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. (ada anak-anak
vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin D(T #di"teri pertusis tetanus$
,agi yang sudah de&asa sebaiknya menerima booster. Selain itu pera&atan luka
yang benar dan anti tetanus serum untu pro"ilaksis.
BAB III
KESIMPULAN
8ngka kejadian penyakit tetanus sudah mulai berkurang di )egara maju
namun berbeda dengan yang terjadi di negara berkembang seperti .ndonesia
insiden dan angka kematian akibat tetanus masih !ukup tinggi hal ini disebabkan
karena tingkat kebersihan masih sangat kurang mudah terjadi kontaminasi
pera&atan luka yang kurang diperhatikan kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kebersihan dan kekebalan terhadap tetanus.
Tetanus adalah penyakit yang gejalanya adalah kekakuan dari otot
terutama otot &ajah dan leher. Aal ini disebabkan oleh masuknya spora dari
kuman Clostridium tetani yang masuk melalui luka pada tubuh &alaupun luka itu
ke!il. ,erat ringannya penyakit ini tergantung dari masa inkubasi period o" onset
kejang lo!al atau umum dan ada atau tidaknya gangguan autonomi! karena hal ini
yang menyebabkan kematian pada tetanus.
:leh karena itu tetanus masih menjadi masalah kesehatan terutama
penyebab kematian neonatal tersering oleh karena tetanus neonatorum. 8khir-
akhir ini dengan adanya penyebarluasan program imunisasi di seluruh dunia
maka angka kesakitan dan kematian menurun se!ara drastis.

Anda mungkin juga menyukai