Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - AFRIKA SELATAN

PERIODE : JANUARI - APRIL 2013




A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Afrika Selatan

1. Total perdagangan Afrika Selatan periode Januari-April 2013 tercatat sebesar
US$ 60,77 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 2,38% dibandingkan periode
yang sama tahun 2012. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor sebesar
US$ 27,21 miliar, turun sebesar 5,31% dibanding periode yang sama tahun
sebelumnya, dan impor dengan nilai US$ 33,56 miliar, meningkat sebesar 0,13%,
dibandingkan periode yang sama tahun 2012.
2. Neraca perdagangan Afrika Selatan pada periode Januari-April 2013 ini, tercatat
defisit sebesar US$ 6,35 miliar, meningkat 32,81% dibandingkan periode yang sama
tahun 2012, yang tercatat sebesar US$ 4,78 miliar. Sementara itu, tingkat inflasi bulan
Mei 2013 sebesar 5,6% , atau tidak mengalami penurunan 0,3% dari bulan April 2013,
sebesar 5,9%.
3. Pemasok utama pasar Afrika Selatan selama Januari-April 2013, adalah China yang
masih terus menduduki ranking nomor satu dengan nilai ekspor US$ 4,99 miliar,
dengan pangsa 14,88% dan naik 11,19% dibanding periode yang sama tahun 2012;
disusul Jerman US$ 3,77 miliar, dengan pangsa 11,22% dan naik 12,14%; Saudi
Arabia (US$ 2,73 miliar dan pangsanya 8,13%); Amerika Serikat (US$ 2,18 miliar,
dan pangsanya 6,50%), serta India (US$ 1,64 miliar, dan pangsanya 4,90%). Indonesia
menjadi pemasok ranking ke 26, dengan total nilai ekspor sebesar US$ 262,51 juta,
dengan pangsa 0,78%.
4. Perekonomian Afrika Selatan meningkat sebesar 0,9% pada kuartal ke-1 tahun 2013
(Q to Q). Sedangkan, dibanding kuartal tahunan yang sama pada tahun sebelumnya
adalah sebesar 1,9% (Y/Y). Kontribusi utama terhadap kenaikan ini, disumbang oleh :
Keuangan, Real Estate & Jasa Usaha berkontribusi 22,4%; Pelayanan Jasa Umum
Pemerintah berkontribusi sebesar 16,8%; Perdagangan besar, industri kendaraan
bermotor dan jasa boga serta industri akomodasi berkontribusi 16,0% ; dan
Manufaktur berkontribusi 12,6%, dan sektor-sektor lainnya.

5. Pada bulan Juni 2013 tingkat kurs mata uang Rand meningkat terhadap tingkat kurs
mata uang dollar sampai dengan pertengahan periode Juni 2013, namun pada akhir
Juni 2013 kembali melemah. Peningkatan tingkat kurs mata uang Rand disebabkan
adanya penurunan nilai inflasi sebesar 5,6% pada bulan Mei 2013, sehingga
menyebabkan terjadinya beberapa penurunan pada jumlah index transportasi yang
mencapai sebesar 2,0% pada periode bulan April Mei 2013, sehingga menyebabkan
penurunan harga bahan bakar kendaraan sebesar R. 73 sen/ liter. Kemudian, dengan
adanya penurunan jumlah nilai PPI (Product Price Index) sebesar 0,5 poin persentase,
hingga mencapai sebesar 4,9% antara April dan Mei 2013.
B. Perkembangan perdagangan bilateral Afrika Selatan dengan Indonesia
1. Pada periode Januari-April 2013, total perdagangan Afrika Selatan dengan Indonesia
tercatat senilai 417,97 juta, turun sebesar 21,58% dibandingkan dengan periode yang
sama tahun 2012, dengan nilai US$ 532,99 juta. Total perdagangan tersebut terdiri
dari ekspor sebesar US$ 155,46 juta, dan impor sebesar US$ 262,51 juta.
2. Posisi neraca perdagangan Afrika Selatan terhadap Indonesia pada periode Januari-
April 2013 tercatat surplus bagi Indonesia sebesar US$ 107,05 juta, atau meningkat
sebesar 21,03% dibandingkan periode Januari-April 2012.
3. Selama periode Januari-April 2013, Afrika Selatan mengimpor 3 komoditi non migas
utama dari Indonesia (nilai di atas US$ 15 juta, dan kontribusinya di atas 5,70%), yaitu
: Palm Oil & Its Fractions; Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha dan Motor Cars &
Vehic Transp Person. Untuk Palm Oil (HS 1511), turun 9,24 % dibanding Januari
April 2012, dengan nilai sebesar US$ 55,56 juta memberi kontribusi sebesar 21,16%
terhadap impor Afrika Selatan dari Indonesia. Kemudian Natural Rubber (HS 4001),
turun 10,79% menjadi US$ 19,95 juta dan kontribusinya 7,60%; serta Motor Cars
& Vehic Transp Person (HS 8703), turun 35,10% menjadi US$ 15,16 juta, dan
kontribusinya 5,77%. Ketiga komoditi tersebut, memberi kontribusi sebesar 34,53%
terhadap total impor Afrika Selatan dari Indonesia.
C. Kebijakan perdagangan Afrika Selatan
1. Peningkatan investasi diantara Amerika Serikat dengan Afrika Selatan.
Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-2 Afrika Selatan dan
mitra impor terbesar ke-3. Perdagangan bilateral telah pulih dan berada pada 1,6% di

atas level 2008 (pra-krisis). Di samping hubungan perdagangan, kedua negara juga
memiliki hubungan investasi khususnya mengenai Foreign Direct Investment. Tahun
2012 Afrika Selatan melihat investasi di 37 proyek, dengan Capex dari R.8,8 miliar
dan tahun 2011 memiliki 34 proyek, dengan nilai Capex lebih tinggi tinggi yaitu
sebesar R.10,7 miliar.
2. Uni Eropa menghentikan impor buah sitrus dari Afrika Selatan
Uni Eropa (UE) berencana menghentikan impor buah sitrus dari Afrika Selatan,
karena ditemukannya penyakit citrus black spot (CBS) yang disebabkan jamur dan
Afrika Selatan sebagai negara pengekspor buah sitrus anggur terbesar di dunia,
dimana 40 % diekspor ke Uni Eropa. The Citrus Growers Association Of Southern
Africa menyampaikan kebijakan UE, memberikan dampak bagi negara yang akan
mengeskpor buah sitrus ke UE.
3. ITPC Johannesburg akhir Juni 2013 memfasilitasi pengusaha Indonesia pada
pameran Africas Big Seven & Saitex
Pada tanggal 30 Juni s/d 2 Juli 2013 (ITPC) mengikuti pameran Africas Big Seven &
Saitex yang dilaksanakan di Gallaher Convention Centre, Midrand.
Delegasi Indonesia sebanyak 37 orang dari 12 perusahaan, dan peserta terdiri dari 42
negara yang dihadiri 16.000 pengunjung. Pengusaha Indonesia terdiri dari Salim
Group yang membawa 4 (empat) Divisi perusahaannya yaitu Total Chem dan SDG
yang mempromosikan produk-produk detergent merk Total, Food Empire yang
mempromosikan produk makanan/snack; PT. Indofood mempromosikan Sarimi,
Indomie; PT. Mayora Indah Tbk., mempromosikan Butter Cookis merk Danisa;
Wings Group mempromosikan Mie Sedap, dan PT. Kinocare mempromosikan vitamin
rambut elips. Nilai transaksi Salim Group pada waktu pameran sebesar USD 347.700,
dan masing masing perusahaan mendapat distributor untuk memasarkan produknya.

Sumber : Laporan ITPC Johannesburg, Juni 2013: Apr 11). 2012)

Anda mungkin juga menyukai