Anda di halaman 1dari 17

derita

YANG MENGHIBUR
Menebar Hikmah Bersandar Al-Qur`an dan As-Sunnah
Majalah Donatur Yayasan Nidaul Fithrah
FITHRAH
Donatur Tetap Aktif Bulan ini 1774 orang. Sudah termasuk?
Edisi XXVI Agustus 2014/Syawwal 1435
IMAN & TAQWA
LANDASAN MENCAPAI
KESUKSESAN
MEMBANGUN
KUBURAN
DENGAN
MEWAH
KATAKAN
KEBENARAN
WALAUPUN
PAHIT
Diberitahukan kepada seluruh donatur YNF sekaligus meminta izin bah-
wa dana pendirian radio dialihkan ke TV internet. Alhamdulillah sudah
bisa diakses di http://annida.tv. Semoga menjadi amal jariyah.
Add our pin BBM 2326E781
FORTUNE SILVER TRUSS
Jl. Sukorejo Baru Rt. 8 Rw. 3, Buduran, Sidoarjo.
Telp. 031 713931428/085335360073 (Abu Yala)
Mengerjakan:
Aplikasi rangka atap galvalume & plafond
Membuat rumah baru dan renovasi
Sekat ruangan semi permanen
Pagar besi minimalis
Pintu aluminium
Kitchen set kayu, meja, kursi, dll.
SOLUSI RUMAH MEWAH-MURAH
Selamat Berdiri
SD Homeschooling
Entrepreneur
THAYBAH
Komplek Pesantren Mahasiswa Thaybah, Perum
Keputih Permai blok A No. 1-3, Jl. Keputih Tegal
Timur, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur.
Tahun ajaran 2014/2015 ini, dibuka
kelas 1 dan 2.
Kami mengutamakan kualitas, den-
gan ustadz dan ustadzah yang profesional
di bidang pendidikan.
Biaya terjangkau untuk semua kalan-
gan karena kami memberlakukan subsidi
silang.
Siswa dikondisikan aktif berbahasa
Arab dan Inggris sejak kelas 1, dan mulai
dikenalkan dengan entrepreneurship se-
jak kelas 1.
Informasi lebih lengkap di 085731987965 atau
081216022761.
M
asih ingatkah kisah Sa-
habat nabi, Kaab bin
Malik? Dia bersama
sekitar 80 orang tidak ikut perang
Tabuk. Kaab bin Malik menyam-
paikan sebab tidak ikut sertanya
dalam perang tersebut apa adanya
tanpa membuat-buat alasan. Di ha-
dapan Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam dia mengatakan: Ya Ra-
sulullah, demi Allah, seandainya
aku duduk di sisi orang selain eng-
kau, aku yakin bahwa aku terbe-
baskan dari kemurkaannya dengan
alasan dan argumentasi yang aku
sampaikan. Tetapi, demi Allah, aku
tahu bahwa jika sekarang ini aku
menyampaikan kepadamu alasan
yang dusta agar membuatmu tidak
memarahiku, tentu dengan cepat
Allah yang membuatmu marah
kepadaku. Jika aku berkata benar
dan jujur kepadamu yang dengan
kejujuran itu engkau akan mema-
rahiku, maka aku pun meneriman-
ya dengan senang hati. Biarkanlah
Allah memberiku hukuman dengan
ucapanku yang jujur itu. Menden-
gar pengakuan tulus itu Rasulul-
lahShallallahu Alaihi wa Sallamber-
sabda,Orang ini telah berkata jujur,
berdirilah sampai Allah memberikan
keputusan tentangmu.Sejak saat
itu dia diboikot oleh seluruh kaum
muslimin; dikucilkan, tidak disapa,
tidak diucapkan salam. Kalau me-
nyapa tidak ada yang merespon,
kalau mengucapkan salam tidak
ada yang menjawab. Bumi yang
sangat luas pun dirasakan sem-
pit olehnya. Sungguh berat resiko
yang ditanggung karena kejujuran,
derita telah menerpanya selama 50
hari. Tetapi lihatlah apa ucapan-
nya setelah masa boikotnya selesai,
Demi Allah, tidak ada nikmat yang
telah diberikan oleh Allah kepada-
ku setelah Allah menunjukkanku
kepada Islam yang aku pandang
lebih besar daripada kejujuranku
kepada Rasulullah Shallallahu Alai-
hi wa Sallam. Seandainya aku ber-
dusta, maka aku akan celaka seb-
agaimana orang-orang yang berdu-
sta. Bagaimana tidak merupakan
nikmat besar sebuah pernyataan
diterimanya taubat yang langsung
datang dari Allah. Hal ini desebut-
kan dalam QS. At-Taubah: 117-
119. Dia juga berkata mensyukuri
nikmat besar yang diperolehnya:
Demi Allah, aku tidak lagi ingin
berbohong semenjak aku katakan
itu kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam sampai sekarang
ini, dan aku berharap semoga Allah
menjagaku dari kedustaan dalam
sisa umurku. Inilah derita yang
menghibur.
Jujur adalah sifat mendasar
yang dimiliki seorang muslim, se-
bagaimana sifat mendasar orang
munafk adalah dusta. Allah berfr-
man: Supaya Allah memberikan
balasan kepada orang-orang yang
jujur itu karena kejujurannya, dan
menyiksa orang munafk (QS.
Al-Ahzab: 24). Perhatikanlah
SALURKAN INFAQ MELALUI BANK SYARIAH MANDIRI 7036976009 AN. YAYASAN NIDAUL FITHRAH
1
K
O
L
O
M

U
S
T
A
D
Z

Y
A
S
I
N
DERITA YANG MENGHIBUR
ayat ini, Allah mempertentangkan
orang muslim dengan orang mu-
nafk. Dan orang muslim disebut-
kan dengan istilah ash-Shodiqin
(orang jujur). Nabi shallallahu
alaihi wa sallam ditanya: Apakah
seorang mukmin pengecut? Beliau
menjawab: ya. Beliau ditanya lagi:
Apakah seorang mukmin pelit?
Beliau menjawab: ya. Beliau dit-
anya lagi: Apakah seorang mumin
pembohong? Beliau menjawab:
Tidak(HR. Imam Malik, Mu-
watho, Maktabah Syamilah).
Hadits ini tidak menunjukkan bah-
wa seorang muslim boleh penge-
cut dan pelit. Tetapi, hadits ini
menekankan bahwa tidak mungkin
seorang muslim berdusta di mana
jujur adalah sifatnya yang men-
dasar.
Tingkat kejujuran seseorang
dalam ber-Islam bertingkat-
tingkat. Oleh karena itu setiap
muslim diperintahkan untuk selalu
meningkatkannya sehingga dicatat
di sisi Allah sebagai shiddiq. Nabi
shallalahu alaihi wa sallam bers-
abda: Sesungguhnya kejujuran itu
membawa kepada kebaikan dan ke-
baikan itu membawa kepada Surga.
Dan sesungguhnya seseorang terus
berbuat jujur sehingga ditulis di
sisi Allah sebagai shiddiq (orang
yang jujur)(HR. Bukhari dan
Muslim). Tingkat kejujuran pal-
ing tinggi dalam ber-Islam setelah
nabi shallallahu alaihi wa sallam
adalah para Sahabat. Lihatlah ke-
jujuran mereka, ketika turun ayat
pelarangan khamr, para sahabat
secara serentak menumpahkan
khamr-khamr yang mereka simpan
di gudang. Sampai-sampai, jala-
nan kota Madinah becek dengan
khamr, saking banyaknya khamr
yang dibuang. Padahal, sebelum-
nya, khamr Madinah yang berbah-
an baku air kurma ini telah menjadi
komoditas perdagangan masyara-
kat Madinah. Lihatlah bagaimana
kejujuran Abu Bakar dalam ber-
Islam, dia rela menemani Nabi
melakukan perjalanan sangat jauh
dari Mekkah ke Madinah dengan
resiko nyawa. Lihatlah Handhalah,
dia rela meninggalkan malam per-
tama pernikahannya untuk me-
menuhi panggilan jihad. Lihatlah
Shuhaib ar-Rumy, dia merelakan
harta kekayaannya dirampas oleh
orang-orang kafr demi bisa hijrah
ke Madinah menyusul nabi shallal-
lahu alaihi wa sallam. Lihatlah ke-
jujuran Bilal dalam ber-Islam, dia
rela disiksa demi mempertahankan
Laa ilaaha illa Allah.
Abu Sufyan ketika masih kafr
bersama rombongan berangkat
ke Syam. Mereka menemui Her-
aklius, seorang raja nashrani. Dia
bertanya kepada mereka tentang
nabi Muhammad. Setiap kali Abu
Sufyan menjelaskan tentang be-
liau, Heraklius membenarkan ke-
nabiannya. Apa yang menyebabkan
dia membenarkan kenabian Mu-
hammad? Padahal dia tidak me-
lihatnya. Tidak lain adalah setiap
penjelasan Abu Sufyan tentang
beliau, Heraklius merasakan bahwa
dia adalah orang yang jujur dalam
kebenaran. Sayang, dia tidak ma-
suk Islam karena lebih memberat-
kan kerajaannya. Abu Sufyan send-
iri akhirnya masuk Islam meskipun
belakangan. Nabi shallallahu alaihi
wa sallam bersabda: Katakanlah
yang hak (benar/jujur) meskipun
itu pahit (Kitab: Jamiul Aha-
dits, Bab: Musnad Abu Dzar,
Maktabah Syamilah). Tentu ti-
dak saja dalam ucapan, tetapi juga
dalam sikap dan perbuatan.
Bersikap jujur kepada orang
lain lebih mudah dilakukan dari-
pada kepada diri sendiri. Contoh:
setiap penuntut ilmu menyadari
bahwa menyia-nyiakan waktu itu
perbuatan buruk. Mereka pun den-
gan mudah saling mengingatkan
tentang buruknya hal ini. Sesama
KENALKAN DAN PINJAMKAN MAJALAH FITHRAH PADA KELUARGA, KERABAT, TETANGGA, TEMAN!
2
K
O
L
O
M

U
S
T
A
D
Z

Y
A
S
I
N
K
O
L
O
M

U
S
T
A
D
Z

Y
A
S
I
N
mereka pun saling menunjukkan
bahwa dirinya memanfaatkan wak-
tu sebaik-baiknya. Tetapi, kondisi
yang demikian ini hanya terwu-
jud ketika mereka bersama-sama.
Lalu, apakah masing-masing bisa
melakukannya ketika dalam kes-
endiriannya, atau ketika tidak ada
kawannya?
Dalam suatu rombongan per-
jalanan, seseorang tampak berse-
mangat sekali melayani kebutuhan
ayah dan ibunya. Tetapi birrul wali-
dain seperti ini sering sekali tidak
tampak ketika dia di rumahnya.
Kenapa? Jawabannya adalah ketika
dalam perjalanan itu banyak pan-
dangan dan perhatian yang tertuju
kepada dirinya, sementara ketika
di rumahnya pandangan dan per-
hatian tersebut tidak ada lagi. Ini
menunjukkan bahwa bersikap ju-
jur kepada orang lain lebih mudah
daripada kepada diri sendiri.
Suatu maksiat, seseorang men-
getahui akan keharamannya, dia
pun tidak melakukannya. Tetapi,
kenapa ketika menyendiri dia
melakukannya? Inilah bukti bersi-
kap jujur kepada orang lain lebih
mudah daripada kepada diri send-
iri.
Ketika berkumpul bersama te-
man-teman, seringkali seseorang
bersemangat meperhatikan fad-
hilah-fadhilah amalan. Tetapi dia
menjadi kendor ketika tidak bersa-
ma mereka. Kenapa? Sekali lagi, ini
menunjukkan bahwa bersikap jujur
kepada orang lain lebih mudah dar-
ipada kepada diri sendiri.
Oleh karena itu agar kita bisa
bersikap jujur kapanpun dan di-
manapun, Nabi shallallahu alaihi
wa sallam mengingatkan kita den-
gan sabdanya: Tinggalkanlah apa
yang meragukan Anda, beralihlah
kepada yang tidak meragukan
Anda. Karena sesungguhnya ju-
jur adalah ketenangan dan dusta
adalah pergolakan (HR. At-Tir-
midzi). Beliau juga mengingatkan
kita defnisi dosa dengan sabdanya:
Dosa adalah sesuatu yang berge-
jolak dalam dada Anda, dan Anda
tidak menginginkan ada orang lain
yang mengetahuinya (HR. Ha-
kim)
Secara khusus, Nabi shallallahu
alaihi wa sallam mengingatkan
para pedagang agar berlaku jujur.
Barangkali karena merekalah yang
seringkali melakukan kebohon-
gan. Bahkan berani menjual Allah,
dengan memperbanyak sumpah
demi larisnya dagangan. Mereka
memiliki semboyan berbohong
dalam berdagang itu wajar. Be-
liau bersabda: Penjual dan pem-
beli memilik khiyar (hak memilih)
selama keduanya belum berpisah.
Jika keduanya jujur dan berterus-
terang, maka keduanya diberkahi
di dalam jual belinya. Jika keduan-
ya berdusta dan menutup-nutupi
niscaya hilanglah keberkahan jual
beli mereka (HR. Bukhari dan
Muslim). Tentu tidak hanya peda-
gang, dalam dunia pengadilan juga
tidak jarang terjadi jual beli hu-
kum. Dan juga dalam semua bidang
kehidupan.
Jujur, pahit rasanya tapi nik-
mat akibatnya. Tsabit bin Ibrahim,
seorang pemuda tengah berjalan
di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba
dia melihat buah apel jatuh di luar
pagar kebun. Ketika baru memakan
sebagiannya, dia menyadari bahwa
buah tersebut pasti ada pemiliknya
dan dia belum meminta izin. Akh-
irnya diapun melakukan perjalanan
panjang demi kehalalannya. Sung-
guh pahit untuk sebuah kejujuran.
Tapi, apa akibatnya? Sungguh ma-
nis, dia diberi hadiah seorang gadis
shalihah dan cantik yang kemudi-
an lahirlah dari keduanya seorang
anak yang nantinya menjadi ulama
besar, Imam Abu Hanifah Numan
bin Tsbit. Allahu alam
SALURKAN INFAQ MELALUI BANK SYARIAH MANDIRI 7036976009 AN. YAYASAN NIDAUL FITHRAH
3
K
O
L
O
M

U
S
T
A
D
Z

Y
A
S
I
N
K
O
L
O
M

U
S
T
A
D
Z

Y
A
S
I
N
4
Pemesanan: 081331232795 / 031 5990122.
Pembayaran: Uang muka 50 % / bayar lunas.
J
ujur, mujur! Ya, slogan terse-
but agaknya menjadi slogan
yang cukup representatif
bagi nilai-nilai kejujuran yang dia-
jarkan oleh Allah dan RasulNya.
Jujur yang sejatinya adalah
antitesis terhadap terma bohong,
dusta, tipu, muslihat, curang,
menjadi semacam momok yang
sangat menakutkan sebagian
orang dikarenakan tawaran seka-
ligus tuntutan kenyamanan hidup
berbalut dosa terus menyerbu.
Maka melalui edisi ini, kami
pengurus Yayasan Nidaul Fithrah
menyajikan targhib dan tarhib
seputar jujur, dengan judul De-
rita yang Menghibur.
Pembaca, kami merasa sangat
beruntung mendapatkan kritik
dan saran dari pembaca, sekaligus
mendapatkan dukungan fnansial
dan mental. Semoga kerja sama
ini terus berlanjut tanpa ada rasa
takut maupun kalut. [/BYW]
MAJALAH FITHRAH
EDISI 2 TAHUN 3
Agustus 2014 - Syawwal 1435
Pemimpin Redaksi
Ust. Muhammad Nur Yasin
Redaktur Ahli
Ust. Anas Burhanuddin, MA.
Ust. Kholid Syamhudi, Lc.
Ust. Drs. Hartono A. J.
Ust. Jon Hariyadi, M.Ag.
Redaktur Pelaksana
Brilly Y. Will.
Design & Layout
www.quantumfqih.com
Advertising
Abu Hamzah, S.Pd.I.
Sirkulasi
Abu Toriq Budi, Abu Rouf
Suwarno, Priyo Sasongko,
S.Kom., Nugroho Ari C.
Administrasi
Abu Fatya Hendi S., S.Sos.
Penerbit
Yayasan Nidaul Fithrah
Ruko Galaxy Bumi Permai blok
G6-16 Jl. Arif Rahman Hakim
No. 20-36, Surabaya.
Telepon
(031) 5990122 (Jam Kerja)
081 331 232 795
Redaksi 081515526665
Advertising 08564506066
Sirkulasi 031 70648146
nidaulfthrah@gmail.com
YNF sah berdasarkan ketetapan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia C-662.HT.01.02.TH 2007.
Iman & Taqwa..._10
...Harta Haram_13
Membangun Kuburan..._18
Katakan Kebenaran..._21
...Kaab bin Malik_23
Banyolan Syiah (2)_26
Bersedekah Karena..._28
KENALKAN DAN PINJAMKAN MAJALAH FITHRAH PADA KELUARGA, KERABAT, TETANGGA, TEMAN!
6
B
erani jujur, hebat! Orang
yang jujur selain harus mera-
sakan pahitnya kejujuran,
harus pula mencicipi pahitnya ket-
erasingan. Betapa orang yang jujur
kerap kali dijauhi orang-orang kare-
na kejujurannya berpotensi mem-
perburuk keadaan orang-orang
yang benci kejujuran. Sedemikian
pahitnya kejujuran, tidak sedikit
orang yang awalnya jujur, belakan-
gan hari menjelma menjadi penipu
ulung. Ajaibnya, para pembohong
dan penipu selalu bersembunyi di
balik slogan berani jujur, hebat!.
Sungguh, sikap kekanak-kanakan
yang tidak lucu. Bisyr Al-Haf ber-
kata, Barangsiapa yang berinter-
aksi dengan Allah dengan penuh
kejujuran, maka manusia akan
menjauhinya. [Mukhtashar Min-
haj Al-Qashidin, 351]
Sampaipun orang yang jujur
dianggap pengkhianat, tetap saja
kejujurannya mengantarkan kepa-
da ridha Allah berupa surga penuh
bahagia tanpa ada sengsara sela-
manya. Saat jujur, pelakunya ha-
rus merasakan dua pahit, namun
setelahnya dia akan merasakan
ribuan manis. Manisnya iman,
manisnya hidup, manisnya surga,
manisnya rahmah Allah dan lain
DERITA
JUJUR: PAHIT TAPI MANIS
YANG MENGHIBUR
BAHASAN UTAMA
sebagainya. Rasulullah bersabda,
Hendaklah kalian senantiasa ber-
laku jujur, karena sesungguhnya
kejujuran akan megantarkan pada
kebaikan dan sesungguhnya ke-
baikan akan mengantarkan pada
surga. Jika seseorang senantiasa
berlaku jujur dan berusaha untuk
jujur, maka dia akan dicatat di sisi
Allah sebagai orang yang ju-
jur. Hati-hatilah kalian dari
berbuat dusta, karena ses-
ungguhnya dusta akan men-
gantarkan kepada kejahatan
dan kejahatan akan mengantarkan
pada neraka. Jika seseorang sukan-
ya berdusta dan berupaya untuk
berdusta, maka ia akan dicatat di
sisi Allah sebagai pendusta. [HR.
Muslim no. 2607]
JUJUR, BEBAS GALAU
Andai kita berani jujur, keju-
juran adalah lebih baik bagi kita
sebab kejujuran mengundang ke-
tenangan. Bagaimana kita masih
ingat terakhir kali kita berbohong
dan berdusta, ketenangan pergi en-
tah kemana, berganti kegelisahan
dan keresahan yang terus meng-
gelayuti jiwa. Rasulullah bersabda,
Tinggalkanlah yang meragukan-
mu pada apa yang tidak meragu-
k a nmu .
Ses ung-
g u h n y a
kej uj uran
lebih men-
enangkan jiwa,
se- dangkan dusta (me-
nipu) akan menggelisahkan jiwa.
[HR. Tirmidzi no. 2518]
Tak ayal, kegelisahan dan kere-
sahan tersebut pun menjelma men-
jadi kemunafqan karena sekali ber-
dusta bukan berhenti malah terus
berdusta hingga kedustaan dan
kebohongan tertutupi. Puncaknya,
hidupnya selalu diliputi kegalauan.
Gelap. Nabi bersabda, Ada tiga
tanda munafk: jika berkata, ia du-
sta; jika berjanji, ia mengingkari;
dan jika diberi amanat, ia khianat.
[HR. Bukhari no. 33]
An-Nawawi berkata, Hadits
ini menerangkan tanda munafk,
yang memiliki sifat tersebut be-
rarti serupa dengan munafk atau
berperangai seperti kelakuan mu-
nafk. Karena yang dimaksud mu-
nafk adalah yang ia tampakkan
SALURKAN INFAQ MELALUI BANK SYARIAH MANDIRI 7036976009 AN. YAYASAN NIDAUL FITHRAH
7
berbeda dengan yang disembun-
yikan. Pengertian munafk ini ter-
dapat pada orang yang memiliki
tanda-tanda tersebut [Syarh Mus-
lim, II/47]
Jika kita mau sedikit mere-
nung, apa sih yang membuat orang
berani dusta dan bohong? Tidak
lain dan tidak bukan, karena tidak
adanya rasa takut kepada Allah dan
karena merasa Allah tidak tahu.
Allah berfrman, Allah Maha lem-
but terhadap hamba-hamba-Nya;
Dia memberi rizqi kepada yang di
kehendaki-Nya dan Dialah yang
Maha kuat lagi Maha Perkasa.
[QS. Asy Syura: 19]
Dengan demikian, kiat per-
tama membudayakan jujur adalah
membudayakan ihsan yaitu keya-
kinan bahwa Allah Maha Dekat,
Allah Maha Tahu, Allah Maha Lem-
but sekaligus Allah Maha Adil.
Kiat kedua adalah dengan
memohon kepada Allah agar
dibimbing menjadi pribadi yang
jujur. Allahumma inni audzu
bika min munkarotil akhlaaqi wal
amaali wal ahwaa
[Ya Allah, aku ber-
lindung kepadamu
dari akhlaq, amal dan
hawa nafsu yang mung-
kar]. [HR. Tirmidzi no.
3591]
BANGSA BESAR
Jujur adalah predikat
bangsa besar. Berangkat
dari sifat jujur inilah ter-
bangun semua kedudu-
kan agung dan jalan lu-
rus bagi para pelakunya.
Barangsiapa yang tidak
menempuh jalan ini, nis-
caya ia akan gagal dan
binasa. Dengan sifat ju-
jur inilah, akan terbeda-
kan antara orang-orang
munafk dengan orang-
orang beriman dan akan
terbedakan antara peng-
huni surga dengan pen-
ghuni neraka, [Madrij as-
Slikin, Dar Ihy at-Turats al-Arabi
Muassasah at-Tarikh al-Arabi,
Beirut, II/204]
K a r e -
nanya Allah
perintahkan kita
untuk memegang
teguh karakter bang-
sa hebat yaitu karakter
jujur. Andaikata kita berada pada
komunitas pendusta dan pembo-
hong sekaligus penipu, maka Allh
Azza wa Jalla berfrman, Wahai
orang-orang yang beriman, ber-
taqwalah kepada Allh dan jadilah
bersama orang-orang yang jujur.
[at-Taubah/9:119]
Apabila seseorang mudah ber-
dusta, maka ia akan banyak berdu-
sta dan akhirnya dikenal sebagai
orang yang suka berdusta. Jika
seseorang terbiasa bersikap jujur,
maka Allh Azza wa Jalla akan
menetapkannya sebagai orang
yang benar-benar jujur. Sedan-
gkan apabila seseorang terbiasa
dusta, maka Allh Subhanahu wa
Taala akan menetapkannya men-
jadi orang yang dikenal pendusta.
[Shahh Muslim Syarh an-Nawawi,
KEHORMATAN KITA BUKAN PADA HARTA, TAPI PADA KEJUJURAN
8
hal. 375, no. 6582]
Tidak heran jika Abu Bakar
Ash-Shiddq lantas melontarkan
ungkapan,
Dusta akan menjauhkan keiman-
an. [Fathul Bri X/508]
Apabila seseorang mengu-
lang-ulang kedustaannya hingga
berhak mendapat julukan berat se-
bagai pendusta, maka ia tidak lagi
mendapat predikat sebagai mumin
yang sempurna, bahkan termasuk
berpredikat sebagai orang yang
bersifat munafk. Karena itulah,
setelah mengeten. [Fathul Bri
X/509]
Nabi memberikan ancaman,
Aku melihat dua orang (Malai-
kat), keduanya berkata: Orang
yang engkau lihat disobek mulut-
nya hingga telinga, adalah seorang
pendusta. Ia berdusta dengan ke-
dustaan, dibawanya kedustaan itu
berkeliling atas nama dirinya hing-
ga mencapai ufuk, maka dibuatlah
ia sebagai pendusta sampai hari ki-
amat. [Shahh al-Bukhri, Fathul
Bri X/507, no. 6096]
Perbuatan dusta bisa terjadi
pada sektor dan segmen yang san-
gat luas. Penipuan-penipuan me-
nyangkut pekerjaan, harta benda,
perdagangan dan lain sebagainya
adalah pelanggaran terhadap hak
orang lain. Maka sudah seharusnya
setiap Muslim berusaha sungguh-
sungguh menghindari dusta, seb-
agaimana ditekankan dalam had-
its-hadits di atas. Nabi bersabda:
Seorang mumin dapat terbentuk
wataknya berdasarkan watak apa
saja kecuali khianat dan dusta.
[Fathul Bri X/508]
Oleh karena itu, apabila se-
buah bangsa ingin menjadi bangsa
besar, berwibawa dan disegani,
maka bangsa itu harus berani
membangun dirinya berdasarkan
asas kejujuran dan harus berani
meninggalkan sifat dusta, betapap-
un beratnya. Apabila seseorang in-
gin menjadi pribadi yang besar dan
terhormat, maka dia harus berani
menapaki jalan terjal kejujuran.
[Brilly Y. Will.]
KIRIM PESAN HIKMAH ATAU NASEHAT SINGKAT MELALUI CALL CENTER/HP REDAKSI!
DUSTA SEKALI
MENGUNDANG
DUSTA RIBUAN
KALI
9
KENALKAN DAN PINJAMKAN MAJALAH FITHRAH PADA KELUARGA, KERABAT, TETANGGA, TEMAN!
K
ita diciptakan didunia ini untuk satu hikmah yang
agung dan bukan hanya untuk bersenang-senang
dan bermain-main. Tujuan dan himah penciptaan
ini telah dijelaskan dalam frman Allah: Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun
dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi
Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi
rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh (QS.
Adz Dzariyat: 56-58)
Allah telah menjelaskan dalam ayat-ayat ini bahwa
tujuan asasi dari penciptaan manusia adalah ibadah ke-
padaNya saja tanpa berbuat syirik. Sehingga Allah pun
menjelaskan salahnya dugaan dan keyakinan sekelompok
manusia yang belum mengetahui hikmah tersebut den-
gan menyakini mereka diciptakan tanpa satu tujuan ter-
tentu dalam frmanNya :
IMAN & TAQWA
LANDASAN MENCAPAI
KESUKSESAN
Oleh Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
10
AKHLAQ
BUKAN IKHTIAR, TAPI IMAN DAN TAQWALAH PENENTUNYA!
Maka apakah kamu
mengira, bahwa sesung-
guhnya Kami mencip-
takan kamu secara main-
main (saja), dan bahwa
kamu tidak akan dikem-
balikan kepada Kami
(QS. 23:115)
Ayat yang mulia ini menjelaskan
bahwa manusia tidak diciptakan
secara main-main saja, namun
diciptakan untuk satu hikmah. Al-
lah tidak menjadikan manusia han-
ya untuk makan, minum dan berse-
nang-senang dengan perhiasan du-
nia, serta tidak dimintai pertang-
gung jawaban atas semua prilakun-
ya didunia ini. Tentu saja jawaban-
nya adalah kita semua diciptakan
untuk satu himah dan tujuan yang
agung dan dibebani perintah dan
larangan, kewajiban dan peng-
haraman, untuk kemudian dibalas
dengan pahala atas kebaikan dan
disiksa atas keburukan (yang dia
amalkan) serta (mendapatkan) su-
urga atau neraka.
Demikianlah seorang manusia
yang ingin sukses harus dapat ber-
sikap profesional dan proporsional
dalam mencapai tujuan tersebut,
sebab sesungguhnya tujuan akhir
seorang manusia adalah mewujud-
kan peribadatan kepada Allah den-
gan iman dan taqwa. Oleh karena
itu orang yang paling suk-
ses dan paling mulia
disisi Allah adalah
yang paling taqwa,
s e b a g a i m a n a
dijelaskan dalam
frman Allah: Ses-
ungguhnya orang
yang paling mulia
di antara kamu di
sisi Allah ialah orang
yang paling bertaqwa
di antara kamu. Sesung-
guhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal (QS. 49:13)
Namun untuk mencapai ke-
mulian tersebut membutuhkan
dua hal: Pertama, itisham
bihablillah. Hal ini dengan
komitmen terhadap syariat Al-
lah dan berusaha merealisasikan-
nya dalam semua sisi kehidupan
kita. Sehingga dengan ini kita se-
lamat dari kesesatan. Namun hal
inipun tidak cukup tanpa perkara
yang berikutnya, yaitu; Kedua,
itisham billah. Hal ini di-
wujudkan dalam tawakkal dan
berserah diri serta memohon per-
tolongan kepada Allah dari
seluruh rintangan dan
halangan mewujud-
kan yang pertama
tersebut. Sehingga
dengannya kita se-
lamat dari rintan-
gan mengamal-
kannya.
Sebab seorang
bila ingin mencapai
satu tujuan tertentu,
pasti membutuhkan dua
hal, pertama, pengetahuan ten-
tang tujuan tersebut dan bagaima-
na cara mencapainya dan kedua,
selamat dari rintangan yang meng-
halangi terwujudnya tujuan terse-
but.
Muhammad bin Abu Bakar
menyatakan: Poros kebahagian
duniawi dan ukhrawi ada pada
11
itisham billahi dan itisham bihab-
lillah.Tidak ada kesuksesan kecuali
bagi orang yang komitmen dengan
dua hal ini. Sedangkan itisham
bihablillah melindungi seseorang
dari kesesatan
dan itisham bil-
lahi melindungi
seseorang dari
kehancuran. Se-
bab orang yang
berjalan men-
capai (kerid-
haan) Allah
seperti seorang
yang berjalan
diatas satu
j a l a n a n
menuju tu-
juannya. Ia
pasti mem-
b u t u hk a n
p e t u n j u k
jalan dan se-
lamat dalam
perj al anan,
s e h i n g g a tidak menca-
pai tujuan tersebut kecuali setelah
memiliki dua hal ini. Dalil (petun-
juk) menjadi penjamin perlindun-
gan dari kesesatan dan menun-
jukinya ke jalan (yang benar) dan
persiapan, kekuatan dan senjata
menjadi alat keselamatan dari
para perampok dan halangan per-
jalanan. itisham bihablil-
lah memberikan hidayah
petunjuk dan mengikuti
dalil sedang itisham bil-
lahi memberikan kesia-
pan, kekuatan dan sen-
jata yang menjadi penye-
bab keselamatannya di
perjalanan (Badai At-Tafasir,
karya Yasri As-Sayyid Muhammad,
terbitan Dar Ibnul Jauzi 1/506-
507).
Oleh karena itu hendaknya kita
menekuni bidang kita masing-mas-
ing sehingga menjadi ahlinya tanpa
meninggalkan upaya mengenal,
mengetahui dan mengamalkan aja-
ran islam yang merupakan satu ke-
wajiban pokok setiap muslim. Agar
dapat mencapai tujuan penciptaan
tersebut dengan menjadikan keahl-
ian dan kemampuan kita sebagai
sarana ibadah dan peningkatan
iman dan takwa kita semua.
Tentu saja hal ini menuntut kita
untuk dapat mengambil faedah dan
pengetahuan tantang syariat seb-
agai wujud syukur kita atas nikmat
yang Allah anugerahkan. Semua
itu agar mereka mengakui bahwa
mereka adalah makhluk yang tun-
duk dan diatur dan mereka memi-
liki Rabb yang maha pencipta dan
maha mengatur mereka. []
AQIQAH TAK PERLU SUSAH LAGI, AQIQAH FITHRAH YNF SIAP MELAYANI.
TOKO
FITHRAH
Ruko Perum Galaxy Bumi Permai
blok G6-16 Jl. Arif Rahmah Hakim
No. 20-36. Telp. 031 5990122 / 031
77625156, Surabaya, Jawa Timur
ANDA TELEPON
KAMI ANTAR
GRATIS TANPA
ONGKOS
Menyediakan kebutuhan sehari-
hari dan kebutuhan muslim.
P
eringatan dari Al-
lah Taala telah tegas: Hai
orang-orang yang beri-
man, janganlah kamu saling me-
makan harta sesamamu dengan ja-
lan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh
dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu. Dan
barangsiapa berbuat demikian
dengan melanggar hak dan aniaya,
maka Kami kelak akan memasuk-
kannya ke dalam neraka. Yang
demikian itu adalah mudah bagi
Allah. (QS An-Nisaa: 29, 30).
Ada peringatan Nabi Muham-
mad shallallahu alaihi wa sal-
lam tentang akan datangnya za-
man, di mana orang tidak lagi per-
duli, apakah dalam mencari uang
itu dari jalan halal atau haram:
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasu-
lullah shallallahu alaihi wa sal-
lam bersabda: Pasti akan datang
pada manusia suatu zaman dima-
na orang tidak perduli lagi dengan
apa dia mengambil harta, apakah
dari yang halal ataukah dari yang
haram. (Hadits shahih riwayat Al-
Bukhari dan Abu Yala).
Berbagai cara haram dalam
mencari uang telah terjadi di mana-
mana. Dari yang namanya ngen-
tit (mengambil tanpa sah) kecil-
kecilan sampai suap dan korupsi
besar-besaran sudah merajalela.
Tetapi di balik itu ada aneka macam
bentuk pengentitan, penipuan,
dan pendhaliman yang lebih kasar
dan menjijikkan, namun dilakukan
orang pula di mana-mana.
Nabi shallallahu alaihi wa sal-
lam menegaskan, pelaku pengkhi-
anatan ataupun penipuan diberi
bendera sebagai tanda pengkhi-
anatannya di Hari Qiyamat. Ra-
sulullah shallallahu alaihi wa sal-
lambersabda: Setiap pengkhianat/
penipu akan diberikan sebuah ben-
dera sebagai tanda pada Hari Ki-
amat kelak yang bertulis: Ini adalah
tanda pengkhianatannya terhadap
SALURKAN INFAQ MELALUI BANK SYARIAH MANDIRI 7036976009 AN. YAYASAN NIDAUL FITHRAH
LARANGAN
DAN RESIKO
MENCARI
ATAUPUN
MEMAKAN
HARTA HARAM
Oleh Ustadz Drs. Hartono A. J.
13
MANHAJ
Si Polan (Muttafaq alaih).
Rasulullahshallallahu alaihi wa
sallampernah bersabda: Ketika Al-
lah mengumpulkan orang-orang
yang terdahulu dan orang-orang
yang terkemudian pada Hari Ki-
amat kelak, maka setiap orang
yang melakukan pengkhianatan
akan diberikan tanda sebuah ben-
dera yang bertulis: Ini adalah bukti
tanda pengkhiatannya kepada Po-
lan bin Polan (Muttafaq alaih).
Penipuan, tingkah yang meru-
sak dan merugikan, jelas dilarang
dalam Islam. Diriwayatkan dari
Ibnu Umar radhiyallahu anhu-
ma, ia berkata: Ada seorang lelaki
memberitahu Rasulullah shallal-
lahu alaihi wa sallam bahwa dia
ditipu dalam jual belinya. Maka
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda: Barangsiapa
yang akan berjual beli dengan
kamu katakan kepadanya: Tiada
penipuan! Semenjak itu, apabila
berjual beli, dia berkata: Tiada pe-
nipuan! (Muttafaq alaih).
Ibnu Bathal dalam syarah Sha-
hih Bukhari menjelaskan, Tiada
penipuanartinya jangan kamu me-
nipuku, karena sesungguhnya me-
nipu itu tidak halal. (Syarah Ibnu
Bathal juz 11 halaman 251).
Di samping itu, dalam hadits
ada ancaman keras bagi orang yang
khianat atau menipu: Riwayat dari
Abu Hurairah radhiyallahu anhu,
bahwa Rasulullah shallallahu alai-
hi wa sallam bersabda: Barangsiapa
menghadangkan senjata kepada
kami maka dia tidak termasuk
golongan kami. Dan barangsiapa
menipu kami maka tidak termasuk
golongan kami. (HR Muslim).
Dalam riwayat Abu Hurairah
juga, suatu ketika Rasulullah shal-
lallahu alaihi wa sallam lewat
di depan seorang penjual bahan
makanan. Lalu beliau memasuk-
kan tangannya ke dalam tumpukan
bahan makanan itu, hingga jari-jari
beliau merasakan adanya basah-
basah di dalamnya. Kemudian Ra-
sulullah bersabda: Hai penjual ba-
han makanan, apakah basah-basah
yang terdapat di dalam tumpukan
bahan makanan yang kamu jual
ini? Jawabnya: Terkena hujan ya
Rasulullah. Lalu beliau bersabda:
Mengapa barang itu tidak kamu
taruh di atas hingga para pembeli
bisa mengetahui! Barangsiapa me-
nipu kami maka tidak termasuk
golongan kami (HR Muslim dan
Ibnu Majah).
Cara-cara batil dalam men-
cari uang ada beraneka macam.
Semuanya itu menghasilkan ke-
KENALKAN DAN PINJAMKAN MAJALAH FITHRAH PADA KELUARGA, KERABAT, TETANGGA, TEMAN!
14
haraman. Sedangkan yang haram
itu tidak akan diterima oleh Allah,
bahkan jurusannya ke neraka.
Dari Abu Hurairah Rasulullah
telah bersabda: Wahai manusia,
sesungguhnya Allah Maha Baik,
Dia tidak menerima kecuali yang
baik, dan sesungguhnya Allah
memerintahkan kepada orang-
orang mukmin dengan apa yang di-
perintahkan oleh para rasul. Maka
Allah Taala berfrman: Hai rasul-
rasul, makanlah dari makanan yang
baik-baik, dan kerjakanlah amal
yang saleh. (QS Al-Mukminun: 51).
Dan Allah Taala berfrman: Hai
orang-orang yang beriman, makan-
lah di antara rezki yang baik-baik
yang Kami berikan kepadamu [QS
Al-Baqarah: 172]
Lalu Rasulullah menuturkan
tentang seorang lelaki yang pergi
mengembara hingga rambutnya
kusut berdebu, lalu dia mengang-
kat tangan ke arah langit sambil
berdoa: Ya Rabbi, ya Rabbi, berilah
aku sesuatu, sedangkan makanan-
nya haram, minumannya haram,
dan pakaiannya haram, dan di-
makani dengan yang haram pula.
Bagaimana mungkin doanya akan
dikabulkan terhadap yang demiki-
an. (HR Muslim).
Sahabat Ka`ab bin Ajrah ber-
kata, bahwa Rasulullah shalallah
`alaihi wa sallam telah bersabda:
Ya Ka`ab bin Ajrah, tidak masuk
surga daging dan darah yang tum-
buh dari makanan yang haram.
Dan api neraka adalah lebih pantas
buat dirinya.. Ya Ka`ab bin Ajrah,
di setiap pagi umat manusia pergi
menuju dua tujuan:Adayang pergi
menyelamatkan diri (dari barang
haram), dan ada yang pergi meng-
hancurkan diri (mencari barang
haram). [HR.Ibnu Hibban 12/378]
Berbagai tipuan yang meng-
hasilkan keharaman itu masih pula
ada jenis yang telah diketahui se-
cara umum yaitu mengurangi atau
mencurangi takaran dan timban-
gan. Allah
Taala men-
g a n c a m:
Kecelakaan
besarlah bagi
or ang- or ang
yang curang, (yai-
tu) orang-orang yang
apabila menerima takaran dari
orang lain mereka minta dipenuhi,
dan apabila mereka menakar atau
menimbang untuk orang lain, mer-
eka mengurangi. Tidakkah orang-
orang itu yakin, bahwa sesung-
guhnya mereka akan dibangkitkan,
pada suatu hari yang besar, (yai-
tu) hari (ketika) manusia berdiri
menghadap Tuhan semesta alam?
[QS Al-Muthaffn: 1, 2, 3, 4, 5, 6]
Curang dalam takaran
dan timbangan terma-
suk perbuatan yang adz-
abnya bukan hanya di
akherat tetapi diancam
adzab pula di dunia.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu
anhu, ia berkata: Rasulullah shal-
lallahu alaihi wa sallam pernah
TINGKATKAN INFAQ, RIZQI ANDA MENINGKAT,
15

Anda mungkin juga menyukai