Anda di halaman 1dari 5

Modul 2

Sistem Penerangan
1. Tujuan

2. Dasar Teori
Pengguanaan sistem pencahayaan diperngaruhi faktor prefensi, fungsi, dan lingkungan
serta jenis kegiatan. Bial dalam ruangan bersar hanya digunakan sebagian kecil saja, maka
tidak dibutuhkan pencahayaan yang terlalu banyak.
Standar penerangan didasarkan pada teknologi lampu dan penggunaannya. Teknologi
sistem pencahayan memberikan dampak turunnya faktor daya bagi beban induktif (sistem
yang menggunakan ballast). Lampu hemat energi menurunkan kualitas daya listrik.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk sistem pencahayaan yang
mencukupi. Sistem pencahyaan yang baik memenuhi fakto-faktor sebagai berikut :
Distribusi ilumniasi dan iluminasi yang tepat
Bebas dari flickering dan glare
Sifat cahaya yang memendarkan warna
Sumber cahaya yang harus mencukupi
Efisiensi yang baik
Persamaan untuk pencahayaan umum dalam pabrik dan kantor dapat digunakan untuk
menghitung luminasi

()()
Dimana
E = luminansi (1x)
A= luas ruangan (m2)
N = jumlah lampu
F = Fluksi luminous yang dipancarkan dari satu lampu (lm)
U = Faktor Utilisasi
M = Faktor perawatan
2.1. Iluminasi Standar
Dalam tabel 3.1 ditampilkan ilumnasi standar untuk digunakan di berbagai tempat.
Maka presisi pengerjaan suatu produk, seperti bagian bagian alat elektronik, maka
pencahayaan di tempat tersebut semakin tinggi. Sebaliknya di luar area gedung yang tidak
terlalu memerlukan cahaya ilumniasi yang dibutuhkan rendah.
Tabel 3.1 Iluminasi standar
Ilumination
(lux)
Place Operation
3000-1500 Instrument panel and control panel in
control room, etc
Exceedingly fin visual
operation in manufacture of
precision machines and
electronic part, printing
factory, etc
1500-750 Design and dreawing rooms Fine visual operation in
selection and inspection in
textile, milla, typesetting and
proof reading in preanting
factory analysis, etc
750-300 Control room Ordinary visual operation
general manufacture process,
etc.
300-150 Electricity room and air conditioning
machine room
Rough visual operasion such
as packing and wrapping
150-75 Entrance/exit corridor, passage,
warehouses,involving operation, stair
cases, lavatories
Very rough visual operation
75-30 Indoor emergency, stair cases, Operation such as loading,
warehouses, outdoor power equipment unloading, load transfer etc
30-10 Outdoor (for passage and safety guard
within compound)


Untuk menentukan energi yang dibutuhkan untuk pencahayaan , dapat dihitung
dengan persamaan berikut :




()()
Dimana :
W.H = watt-jam
= efisiensi lampu
t = waktu pencahayaan (jam)
2.2. Konservasi Energi Sistem Pencahayaan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sistem pencahayaan :
Apakah lampu dinyalakan saat ruangan tidak digunakan?
Apakah pasokan pencahayaan dalam level berlebih?
Dapatkah digunakan pencahayaan alami?
Apakah luminari yang cukup digunakan ketika memungkinkan?
Dapatkah faktor utilisasi dan perawatan ditingkatkan?

Peluang konservasi energi listrik pada sistem penerangan antara lain :
1. Perbaikan faktor daya dengan pemasangan kapasitor, baik sistem terpusat maupun
terdistribusi.
2. Pemanfaatan ballast elektronik untuk menggurangi rugi-rugi.
3. Pemanfaatan lampu hemat energi dan pengaturan sistem pencahayaan.
4. Penggunaan jenis lampu intensitas tinggi ( fl, mercury, sodium)

Konservasi energi untuk pencahayaan antara lain :
Mengurangi waktu pencahyaan. Hal ini dapat dilakukan dengan :
o Lampu individual dengan posisi dekat jendela dimatikan, akrena dapat diagnti
dengan pencahayaan alamiah dari cahya matahari
o Mematikan lampu saat tidak dibutuhkan, termasuk saat istirahat siang
o Lampu dimatikan di area yang tidak digunakan
o Memasang saklar otomatis atau saklar yang menggunakan timer untuk lampu-
lampu luar, dll. Dalam kasus tertentu, hal ini sangat bergantung ada kesadaran
karyawan, sehingga diperlukan untuk meningkatkan kepedulian
Menurunkan rugi-rugi jalur distribusi
Menjaga luminansi yang tepat
Menggunakan luminary efisiensi tinggi
Meningkatkan faktor utilisasi
Meningkatkan faktor perawatan
2.3. Penentuan titik pengukuran
a) Penerangan setempat: obyek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Bila merupakan
meja kerja, pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada.
b) Penerangan umum: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap
jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai.
Jarak tertentu tersebut dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut:
1) Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: titik potong garis horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter. Contoh denah
pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan kurang dari 10 meter
persegi seperti Gambar 1.
1m


1m


1m


Gambar 1 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang
dari 10 m
2




2) Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi: titik potong garis
horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter.
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara
10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar 2.
3m

3m


3m


3m


Gambar 2 Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara
10 m2 100 m2
3) Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: titik potong horizontal panjang dan
lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter. Contoh denah pengukuran intensitas
penerangan umum untuk ruangan dengan luas lebih dari 100 meter persegi seperti
Gambar 3.
6m

6m


6m


6m

Anda mungkin juga menyukai