Anda di halaman 1dari 8

BUNGA PUTIH

Ini adalah kisah sebuah bunga putih Ia tidak pernah menyadari bahwa sesungguhnya ia adalah bunga
yang terindah yang pernah tumbuh di antara tanah yang penuh dengan semak duri..
Ia tumbuh dengan indah di tengah semak-semak yang keheranan akan bentuk sang bunga putih yang
berbeda dengan yang lainnya. Para semak duri lalu memandangnya dengan sinis dan tidak pernah
memandang sang bunga putih dengan bersahabat, sehingga si bunga putih pun merasa bahwa ialah
yang paling buruk karena ia memiliki bentuk yang paling berbeda di antara semak-semak duri tersebut.
Waktu pun berlalu, sang bunga putih tak pernah merasa bahagia.. bahkan ia sering bertanya kepada
kupu-kupu yang senang bermain dengannya : Mengapa aku harus tumbuh berbeda dengan yang
lainnya? Mengapa aku terlihat begitu buruk dibandingkan yang lain?
Kupu-kupu menjawab : Kau tidak buruk, bunga putih. Hal yang membuatmu merasa buruk adalah
karena dirimu terlihat berbeda dengan yang lainnya. Justru kau adalah bunga yang terindah yang pernah
kutemui,bunga putih. Jawab sang kupu-kupu kepada sang bunga putih.
Bunga putih pun terkejut :Apa maksudmu,kupu-kupu?. Kupu-kupu lalu menjawab : Tahukah dirimu,
bunga putih.. bunga sepertimu adalah bunga yang cantik dan terindah, karena di tengah-tengah tanah
yang penuh dengan semak duri kau tumbuh dengan anggunnya.. dan bahkan, bagiku kau adalah
penolongku, karena ketika aku lapar, di tengah-tengah tempat yang sepertinya tidak ada harapan untuk
mencari madu dari bunga, kau ada untuk menyediakan madu sehingga aku tidak kelaparan.. Bunga
putih, bunga sepertimu yang tumbuh diantara semak duri sesungguhnya adalah bunga yang cantik dan
terindah, karena kau menunjukkan bahwa masih ada harapan di tengah tanah yang penuh semak duri,
kata sang kupu-kupu.
Bunga putih pun sadar,dan pada akhirnya ia bersyukur atas keadaan dirinya.
Terkadang kita seperti bunga putih diatas. Kita seringkali kecewa dan merasa buruk atau tertekan
karena berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan sekitar kita.
Kita seringkali tak menyadari bahwa ketika kita berbeda dengan yang lainnya,Tuhan memiliki rencana
yang besar di dalam hidup kita..yaitu untuk menjadikan hidup kita menjadi hidup yang memberikan
harapan bagi orang lain yang membutuhkan,dan untuk menunjukkan bagi setiap orang, bahwa mimpi
masih bisa terwujud di tengah dinginnya dunia,dan harapan masih ada meskipun sepertinya segala
sesuatunya tidak dapat menjanjikan apa-apa
Karena itu, yakinlah di dalam hatimu.. mungkin pada awalnya dirimu merasa tertekan karena berbeda
dengan yang lainnya.. Namun, Tuhan tidak pernah melakukan kesalahan dalam mengatur dan
menempatkan dirimu..karena Ia tahu, perbedaan yang ada pada dirimu adalah untuk menunjukkan
kepada dunia, bahwa harapan masih ada di dunia yang dingin seperti batu.. Dan Ia memilihmu karena Ia
mempunyai rencana yang besar di dalam hidupmu,yang tak pernah terpikirkan dalam benakmu..namun
sudah dipersiapkan dengan luar biasa oleh Tuhan..
Karena itu, percayalah..bahwa apapun yang terjadi di dalam hidupmu..semuanya akan mendatangkan
kebaikan dan harapan di dalam hidupmu dan juga hidup orang lain.. dan terlebih dari itu semua,
percayalah bahwa apa yang Tuhan tetapkan di dalam hidupmu..pasti pada akhirnya semua hal itu akan
menjadi indah pada waktuNya..

RAJA DAN PENGEMIS
Seorang raja bersama pengiringnya keluar dari istananya untuk menikmati udara pagi. Di keramaian, ia
berpapasan dengan seorang pengemis. Sang raja menyapa pengemis ini, Apa yang engkau inginkan
dariku?
Si pengemis itu tersenyum dan berkata, Tuanku bertanya, seakan-akan tuanku dapat memenuhi
permintaan hamba.
Sang raja terkejut, ia merasa tertantang, Tentu saja aku dapat memenuhi permintaanmu. Apa yang
engkau minta, katakanlah!
Maka menjawablah sang pengemis, Berpikirlah dua kali, wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan
apa-apa.
Rupanya sang pengemis bukanlah sembarang pengemis. Namun raja tidak merasakan hal itu. Timbul
rasa angkuh dan tak senang pada diri raja, karena mendapat nasihat dari seorang pengemis. Sudah aku
katakan, aku dapat memenuhi permintaanmu. Apapun juga! Aku adalah raja yang paling berkuasa dan
kaya-raya.
Dengan penuh kepolosan dan kesederhanaan si pengemis itu mengangsurkan mangkuk penadah
sedekah, Tuanku dapat mengisi penuh mangkuk ini dengan apa yang tuanku inginkan.
Bukan main! Raja menjadi geram mendengar tantangan pengemis di hadapannya. Segera ia
memerintahkan bendahara kerajaan yang ikut dengannya untuk mengisi penuh mangkuk pengemis
kurang ajar ini dengan emas!. Kemudian bendahara menuangkan emas dari pundi-pundi besar yang di
bawanya ke dalam mangkuk sedekah sang pengemis. Anehnya, emas dalam pundi-pundi besar itu tidak
dapat mengisi penuh mangkuk sedekah. Tak mau kehilangan muka di hadapan rakyatnya, sang raja terus
memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu. Tetapi mangkuk itu tetap kosong. Bahkan seluruh
perbendaharaan kerajaan: emas, intan berlian, telah habis dilahap mangkuk sedekah itu. Mangkuk itu
seolah tanpa dasar, berlubang.
Dengan perasaan tak menentu, sang raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis, ternyata dia bukan
pengemis biasa, terbata-bata ia bertanya, Sebelum berlalu dari tempat ini, dapatkah tuan menjelaskan
terbuat dari apakah mangkuk sedekah ini?
Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, Mangkuk itu terbuat dari keinginan manusia yang tanpa
batas. Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya.
Ada kegembiraan, gairah memuncak di hati, pengalaman yang mengasyikkan kala engkau
menginginkan sesuatu. Ketika akhirnya engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kau
dapatkan itu, seolah tidak ada lagi artinya bagimu. Semuanya hilang ibarat emas intan berlian yang
masuk dalam mangkuk yang tak beralas itu. Kegembiraan, gairah, dan pengalaman yang mengasyikkan
itu hanya tatkala dalam proses untuk mendapatkan keinginan. Begitu saja seterusnya, selalu kemudian
datang keinginan baru. Orang tidak pernah merasa puas. Ia selalu merasa kekurangan. Anak cucumu
kelak mengatakan : power tends to corrupt; Kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak.
Raja itu bertanya lagi, Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?
Tentu ada, yaitu rasa syukur terhadap segala sesuatu yang telah kau miliki. Jika engkau pandai
bersyukur, Itu akan menambah nikmat padamu, ucap sang pengemis itu, sambil ia berjalan kemudian
menghilang.
RAJA DAN ISTRI-ISTRINYA
Dahulu kala ada seorang raja yang mempunyai 4 isteri. Raja ini sangat mencintai isteri keempatnya dan
selalu menghadiahkannya pakaian-pakaian yang mahal dan memberinya makanan yang paling enak.
Hanya yang terbaik yang akan diberikan kepada sang isteri.
Dia juga sangat memuja isteri ketiganya dan selalu memamerkannya ke pejabat-pejabat kerajaan
tetangga. Itu karena dia takut suatu saat nanti, isteri ketiganya ini akan meninggalkannya.
Sang raja juga menyayangi isteri keduanya. Karena isterinya yang satu ini merupakan tempat curahan
hatinya, yang akan selalu ramah, peduli dan sabar terhadapnya. Pada saat sang raja menghadapi suatu
masalah, dia akan mengungkapkan isi hatinya hanya pada isteri keduanya karena dia bisa membantunya
melalui masa-masa sulit itu.
Isteri pertama raja adalah pasangan yang sangat setia dan telah memberikan kontribusi yang besar
dalam pemeliharaan kekayaannya maupun untuk kerajaannya. Akan tetapi, si raja tidak peduli
terhadap isteri pertamanya ini meskipun sang isteri begitu mencintainya, tetap saja sulit bagi sang raja
untuk memperhatikan isterinya itu.
Hingga suatu hari, sang raja jatuh sakit dan dia sadar bahwa kematiannya sudah dekat.
Sambil merenungi kehidupannya yang sangat mewah itu, sang raja lalu berpikir, Saat ini aku memiliki 4
isteri disampingku, tapi ketika aku pergi mungkin aku akan sendiri.
Lalu, bertanyalah ia pada isteri keempatnya, Sampai saat ini, aku paling mencintaimu, aku sudah
menghadiahkanmu pakaian-pakaian yang paling indah dan memberi perhatian yang sangat besar hanya
untukmu. Sekarang aku sekarat, apakah kau akan mengikuti dan tetap menemaniku ?
Tidak akan ! balas si isteri keempat itu, ia pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
Jawaban isterinya itu bagaikan pisau yang begitu tepat menusuk jantungnya. Raja yang sedih itu
kemudian berkata pada isteri ketiganya, Aku sangat memujamu dengan seluruh jiwaku. Sekarang aku
sekarat, apakah kau tetap mengikuti dan selalu bersamaku ?
Tidak ! sahut sang isteri. Hidup ini begitu indah ! Saat kau meninggal, akupun akan menikah kembali
!
Perasaan sang rajapun hampa dan membeku. Beberapa saat kemudian, sang raja bertanya pada isteri
keduanya, Selama ini, bila aku membutuhkanmu kau selalu ada untukku. Jika nanti aku meninggal,
apakah kau akan mengikuti dan terus disampingku ? Maafkan aku, untuk kali ini aku tidak bisa
memenuhi permintaaanmu ! jawab isteri keduanya. Yang bisa aku lakukan, hanyalah ikut
menemanimu menuju pemakamanmu.
Lagi-lagi, jawaban si isteri bagaikan petir yang menyambar dan menghancurkan hatinya.
Tiba-tiba, sebuah suara berkata :
Aku akan bersamamu dan menemanimu kemanapun kau pergi. Sang raja menolehkan kepalanya
mencari-cari siapa yang berbicara dan terlihatlah olehnya isteri pertamanya. Dia kelihatan begitu kurus
seperti menderita kekurangan gizi.
Dengan penyesalan yang sangat mendalam kesedihan yang amat sangat, sang raja berkata sendu,
Seharusnya aku lebih memperhatikanmu saat aku masih punya banyak kesempatan !
Dalam realitanya, sesungguhnya kita semua mempunyai 4 isteri dalam hidup kita.
Isteri Keempat kita adalah tubuh kita. Tidak peduli berapa banyak waktu dan usaha yang kita habiskan
untuk membuatnya terlihat bagus, tetap saja dia akan meninggalkan kita saat kita meninggal
Kemudian Isteri Ketiga kita adalah ambisi, kedudukan dan kekayaan kita. Saat kita meninggal,
semua itu pasti akan jatuh ke tangan orang lain.
Sedangkan Isteri Kedua kita adalah keluarga dan teman-teman kita. Tak peduli berapa lama waktu
yang sudah dihabiskan bersama kita, tetap saja mereka hanya bisa menemani dan mengiringi kita
hingga ke pemakaman.
Dan akhirnya Isteri Pertama kita adalah jiwa, roh, dan iman kita, yang sering terabaikan karena sibuk
memburu kekayaan, kekuasaan, dan kepuasan nafsu. Padahal, jiwa, roh, atau iman inilah yang akan
mengikuti kita kemanapun kita pergi.
Jadi perhatikan, tanamkan dan simpan baik-baik dalam hatimu sekarang ! Hanya inilah hal terbaik yang
bisa kau tunjukkan pada dunia
KISAH SI AYAM DAN SI BABI
Alkisah, ada dua binatang yang berteman akrab sejak kecil, yaitu si ayam dan si babi. Mereka selalu
berjalan berdua kemanapun mereka pergi. Pada suatu hari, ketika mereka berjalan melewati hutan
belantara yang jauh dari keramaian kota , mereka menemukan seorang laki-laki yang hampir mati.
Si ayam berkata: Eh, bie! liat tuh! Kayaknya ada orang sedang berbaring didepan!
Si babi : Iya, yam! Gue juga liat. Kayaknya dia sedang sekarat. Yuk kita deketin.
Mereka melihat dari dekat, dan laki-laki itu dengan lemah berkata : Tolong aku, aku lapar dan tidak
punya makanan
Lalu si ayam berkata kepada babi : Eh, kasihan deh. Bie, yuk kita tolong dia.
Sahut si babi : Tapi gimana yam ? Kita kan nggak bawa bekal apa-apa ?
Si ayam berkata : Ya sudah, apa yang ada pada diri kita saja kita olah menjadi makanan, setuju?
Babi mengangguk : Baiklah, kalau itu bisa menyelamatkan nyawa orang itu, saya bersedia.
Singkat cerita, mereka masing-masing memberikan bagian diri mereka, mengolahnya menjadi makanan
dan memberikan kepada laki-laki tersebut. Ia sangat berterimakasih, kesehatannya telah pulih dan ia
melanjutkan perjalanannya. Si ayam dan si babi pun melanjutkan perjalanannya berdua.
Si ayam berkata : Senang yach, rasanya, kita bisa menjadi berguna untuk orang lain.
Si babi membalas : Iya sih, aku juga senang. tapi kamu jalannya jangan cepat-cepat yam, aku tadi
memberikan satu kakiku untuk menjadi makanannya, kamu sih enak, bisa bertelur.
Cerita diatas menggambarkan 2 tipe dalam memberi, yaitu memberi dalam kelimpahan dan memberi
dalam kekurangan. Sifat ini dapat kita refleksikan dalam diri kita, yaitu ketika kita memberikan
persembahan dalam gereja, boleh ditanyakan dalam diri kita sendiri: Apakah saya merasa sudah
memberikan yang terbaik untuk Tuhan? Biarlah hati nurani masing-masing yang menjawabnya.
Saya jadi ingat, ketika Tuhan Yesus memperhatikan orang-orang yang memberi persembahan. Orang-
orang kaya memberi persembahan dari kelimpahannya, Tetapi seorang janda miskin memberi dari
kekurangannya, bahkan seluruh nafkahnya. (Lukas 21:4). Orang yang memberikan dari kelimpahannya
memberi sedikit bagian untuk Tuhan Dan sisa bagian yang jauh lebih banyak untuk dirinya sendiri,
sedangkan si janda miskin memberikan seluruh bagiannya untuk Tuhan dan tidak ada bagian untuk
dirinya sendiri. Itulah sebuah kenyataan, bahwa setiap orang memiliki kasih yang berbeda untuk Tuhan
kita.
Kehendak Tuhan adalah supaya kita mengasihiNya dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita.
Tuhan memang tidak butuh harta kita. Ia adalah pemilik surga dan bumi. Jika Ia mau, Ia bisa mengambil
semua harta kita. Tuhan menginginkan hati kita, supaya kita berserah kepadaNya. Namun hal ini tidak
akan terjadi sepenuhnya sebelum hati kita masih menyayangi harta duniawi. Alkitab berkata : Dimana
hartamu berada, disitu pula hatimu berada (Mat 6:21). Dimana hartamu berada, disitu pula hatimu
berada.
BERJALAN DENGAN KEONG
Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan. Aku tak dapat jalan terlalu cepat,
keong sudah berusaha keras merangkak. Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit.
Aku mendesak, menghardik, memarahinya, keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf,
serasa berkata : Aku sudah berusaha dengan segenap tenaga!
Aku menariknya, menyeret bahkan menendangnya, keong terluka. Ia mengucurkan keringat, nafas
tersengal-sengal, merangkak ke depan. Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor
keong berjalan-jalan.
Ya Tuhan! Mengapa? Langit sunyi senyap. Biarkan saja keong merangkak di depan, aku kesal di
belakang. Pelankan langkah, tenangkan hati.
Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang cemerlang.
Oh? Mengapa dulu tidak merasakan semua ini?
Barulah aku teringat, mungkin aku telah salah menduga!
Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan
keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalau aku berjalan sendiri dengan cepatnya.
Saat bertemu dengan orang yang benar-benar kamu kasihi,
Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.
Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu,
Ingat untuk bersyukur kepadanya.
Karena dialah yang mengubah hidupmu

Saat bertemu orang yang pernah kamu cintai,
Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima kasih.
Karena dialah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah kamu benci,
Sapalah dengan tersenyum.
Karena dia membuatmu semakin teguh / kuat.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu,
Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini kamu tak memahami dunia.

Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kamu cintai,
Berkatilah dia.
Karena saat kamu mencintainya, bukankah berharap dia bahagia?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,
Berterima-kasihlah bahwa dia pernah ada dalam hidupmu.
Karena dia adalah bagian dari nostalgiamu

Saat bertemu orang yang pernah salah paham padamu,
Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannya.
Karena kamu mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,
Berterima kasihlah sepenuhnya bahwa dia mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati.

Anda mungkin juga menyukai