Anda di halaman 1dari 20

AKTIVITAS PENAMBANGAN CONTINUOUS MINING MENGGUNAKAN

BUCKET WHEEL EXCAVATOR DI TAMBANG MUARA TIGA BESAR


UTARA (MTBU) PT. BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk.

Oleh

Rendi Ali Purnomo 03101402036
Sukarni 03101402038
Ivan Miftahul Fikri 03101402062

Materi Persentasi
1. Selintas PTBA
2. Rencana Penambangan Muar Tiga Besar
Utara
3. Alat Tambang Utama dan Produktivitas
Alat BWE Muara Tiga Besar Utara
4. Metode Penggalian BWE Berdasarkan
Kedudukan Lantai Kerja (PLANUM)
5. Evaluasi Kinerja Produktivitas Bucket
Whell Excavator Dan Spreader
6. Kesimpulan dan Saran
Selintas PTBA
PT. Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA),
Tanjung Enim merupakan perusahaan
tambang batubara dengan Izin Usaha
Pertambangan untuk Tambang Air Laya
seluas 7.700 Ha, Muara Tiga Besar 3.300
Ha, dan Banko Barat 4.300 Ha. Dari luas Izin
Usaha Pertambangan yang ada total
cadangan yang tertambang sebesar 1,2
miliar ton.
Sistem penambangan yang digunakan di
Tambang PT. Bukit Asam (Persero), Tbk
Tanjung Enim menggunakan dua metode
penambangan yaitu metode penambangan
Konvesional dengan menggunakan Shovel
and Truck dan metode penambangan
Continuous Mining.
WILAYAH OPERASI PT. BUKIT
ASAM (PERSERO), Tbk
PENAMBANGAN BWE SYSTEM
Mengorganisir dan mengkoordinir seluruh
kegiatan penambangan dengan menggunakan
BWE sistem mulai dari penggalian hingga ke
dumping area (disposal) dan CDP (batubara),
pengelolaan pusat kendali tambang (MCC) serta
kegiatan penggeseran dan install belt conveyor,
sehingga produksi tercapai sesuai dengan
rencana dan optimal.
Rencana Tahun 2014
Tanah : 3.385.000 Bcm
Batubara : 60.000 Ton
Total : 3.431.154 Bcm

Alat Tambang Utama (ATU)



SATKER PENAMBANGAN BWE SYSTEM
1. BUCKET WHEEL EXCAVATOR (BWE)
2. JALUR BELT CONVEYOR
3. SPREADER (SP)

SATKER PENANGANAN DAN PENGANGKUTAN BATUBARA
1. JALUR BELT CONVEYOR
2. STACKER RECKLAIMER (SR)
3. TRAIN LOADING STATION (TLS)








AKTIFITAS PENAMBANGAN DI DI MUARA TIGA
BESAR UTARA
a. Bucket Whell
Excavator
b. Belt Wagaon
c. Jalur Belt Conveyor
d. Stacker reclaimer
e. Spreader
TRAIN LOADING STATION

METODE PENGGALIAN BWE
BERDASARKAN KEDUDUKAN LANTAI KERJA (PLANUM)



1.Metode Penggalian High Cut
Merupakan metode penggalian dimana posisi planum BWE,
Belt Wagon (BW), dan Conveyor Excavating (CE) berada
pada elevasi lantai kerja (planum) yang sama. Penggalian ini
diterapkan apabila ketinggian jenjang hampir sama dengan
batas ketinggian blok yang diterapkan apabila ketinggian
jenjang hampir sama dengan batas ketinggian blok yang
diterapkan dengan ketinggian optimum penggalian adalah 12
meter dan maksimum adalah 15 meter.

METODE PENGGALIAN BWE
BERDASARKAN KEDUDUKAN LANTAI KERJA (PLANUM)







2. Metode Penggalian High Step
Merupakan metode penggalian dimana posisi planum
BWE lebih tinggi dari posisi planum BW dan CE,
sedang planum BW dan CE berada pada ketinggian
yang sama. Cara ini dilakukan bila ketinggian
penggalian yang tersedia jauh lebih tinggi daripada
batas optimum penggalian. Perbedaan dari tinggi lantai
kerja dari BWE dengan BW dan CE maksimum 6
meter.

METODE PENGGALIAN BWE
BERDASARKAN KEDUDUKAN LANTAI KERJA (PLANUM)








3. Metode Penggalian Deep Step
Pola penggalian dimana lantai kerja Bucket Wheel
Excavator (BWE) dan Belt Wagon (BW) lebih rendah
dari lantai kerja Belt Conveyor atau lantai kerja Bucket
Wheel Excavator (BWE) lebih rendah dari lantai kerja
Belt Wagon (BW) dan Belt Conveyor.
METODE PENGGALIAN BWE
BERDASARKAN KEDUDUKAN LANTAI KERJA (PLANUM)








4. Metode Penggalian Double Deep Step
Pola penggalian dimana lantai kerja Bucket Wheel
Excavator (BWE) lebih rendah dari lantai kerja Belt
Wagon (BW) lebih rendah dari lantai kerja Belt
Conveyor beda ketiggian maxsimum untuk masing-
masing jenjang adalah 6 meter.
EVALUASI KINERJA PRODUKTIVITAS
BUCKET WHELL EXCAVATOR DAN
SPREADER Dalam mengkaji Evaluasi Kinerja Produktivitas BWE Dan Spreader dinyatakan dengan rumus :

Dimana :
SPF = Spesific Production Factor (Bcm/menit)
Total operating time = Total Waktu Operasi BWE
(menit)

1. Produktivitas BWE 203 pada bulan Februari 2014 pada jalur I
Rencana :
Berat Jenis Batubara = 1,3
Batubara = 0 Ton = 0 Bcm (Lampiran G)
Tanah = 123.500 Bcm (Lampiran G)
Total material = 0 + 123..500 = 123.500 Bcm
Total operating time = 171 jam = 10.260 menit (Lampiran G)

123.500 Bcm
10.260 menit
SPF = 12,04 Bcm/menit
Realisasi :
Berat Jenis Batubara = 1,3
Batubara = 3.130 Ton = 2.408 Bcm (Lampiran G)
Tanah = 123.229 Bcm (Lampiran G)
Total material = 2.408 + 123.229 = 125.637 Bcm
Total operating time = 167 jam = 10.020 menit (Lampiran G)
125.637 Bcm
10.020 menit
SPF = 12,54 Bcm/menit

EVALUASI KINERJA PRODUKTIVITAS BUCKET WHELL
EXCAVATOR DAN SPREADER

2. Produktivitas BWE 205 pada bulan Februari 2014 pada jalur II
Rencana :
Berat Jenis Batubara = 1,3
Batubara = 5.000 Ton = 3.846 Bcm (Lampiran G)
Tanah = 151.000 Bcm (Lampiran G)
Total material = 3.846 + 151.000 = 154.846 Bcm
Total operating time = 188 jam = 11.280 menit (Lampiran G)
154.846 Bcm
11.280 menit
SPF = 13,72 Bcm/menit

Realisasi :
Berat Jenis Batubara = 1,3
Batubara = 5.390 Ton = 4.146 Bcm (Lampiran G)
Tanah = 103.339 Bcm (Lampiran G)
Total material = 4.146 + 103.339 = 107.485 Bcm
Total operating time = 164 jam = 9.840 menit (Lampiran G)
107.485 Bcm
9.840 menit
SPF = 10,92 Bcm/menit

EVALUASI KINERJA PRODUKTIVITAS BUCKET
WHELL EXCAVATOR DAN SPREADER
3. Produktivitas Spreader 701 pada bulan Februari 2014
Rencana : Dalam RKAP melayani 2 BWE system
Total Tanah = 210.500 Bcm (Lampiran G)
Total operating time = 191 jam = 11.460 menit (Lampiran G)
210.500 Bcm
11.460 menit
SPF = 18,37 Bcm/menit

Realisasi : Dalam RKAP melayani 2 BWE system
Total Tanah = 226.348 Bcm (Lampiran G)
Total operating time = 161 jam = 9.660 menit (Lampiran G)
226.348 Bcm
9.660 menit
SPF = 23,44 Bcm/menit

EVALUASI KINERJA PRODUKTIVITAS
BUCKET WHELL EXCAVATOR DAN
SPREADER
4. Produktivitas BWE 203 pada bulan Maret 2014 pada jalur I
Rencana :
Berat Jenis Batubara = 1,3
Batubara = 0 Ton = 0 Bcm (Lampiran H)
Tanah = 53.500 Bcm (Lampiran H)
Total material = 0 + 53.500= 53.500 Bcm
Total operating time = 75 jam = 4.500 menit (Lampiran H)
53.500 Bcm
4.500 menit
SPF = 11,89 Bcm/menit

Realisasi :
Berat Jenis Batubara = 1,3
Batubara = 6.710 Ton = 5.162 Bcm (Lampiran H)
Tanah = 122.191 Bcm (Lampiran H)
Total material = 5.162 + 122.191 = 127.353 Bcm
Total operating time = 174 jam = 10.440 menit (Lampiran H)
127.353 Bcm
10.440 menit
SPF = 12,20 Bcm/menit

EVALUASI KINERJA PRODUKTIVITAS
BUCKET WHELL EXCAVATOR DAN
SPREADER
5. Produktivitas BWE 205 pada bulan Maret 2014 pada jalur II
Rencana :
Berat Jenis Batubara = 1,3
Batubara = 5.000 Ton = 3.847 Bcm (Lampiran H)
Tanah = 162.700 Bcm (Lampiran H)
Total material = 3.847 + 162.700 = 164.547 Bcm
Total operating time = 210 jam = 12.600 menit (Lampiran H)
164.547 Bcm
12.600 menit
SPF = 13,06 Bcm / menit
Realisasi :
Berat Jenis Batubara = 1,3
Batubara = 8.160 Ton = 6.277 Bcm (Lampiran H)
Tanah = 90.956 Bcm (Lampiran H)
Total material = 6.277 + 90.956 = 97.233 Bcm
Total operating time = 144 jam = 8.640 menit (Lampiran H)
97.233 Bcm
8.640 menit
SPF = 11,26 Bcm/menit

EVALUASI KINERJA PRODUKTIVITAS
BUCKET WHELL EXCAVATOR DAN
SPREADER
6. Produktivitas Spreader 701 pada bulan Februari 2014
Rencana : Dalam RKAP melayani 2 BWE system
Total Tanah = 283.500 Bcm (Lampiran H)
Total operating time = 191 jam = 11.460 menit (Lampiran H)
283.500 Bcm
11.460 menit
SPF = 24,74 Bcm/menit

Realisasi : Dalam RKAP melayani 2 BWE system
Total Tanah = 213.147 Bcm (Lampiran H)
Total operating time = 154 jam = 9.240 menit
(Lampiran H)
213.147 Bcm
9.240 menit
SPF = 23,07 Bcm/menit

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Daerah galian (front) BWE sistem di Tambang Muara Tiga Besar Utara yaitu
pada jalur I dan jalur II. Untuk daerah tempat penimbunan BWE sistem dengan
menggunakan Spreader di Disposal Area.
Nilai Specific Production Factor (SPF) pada Bulan Februari dan Maret 2014
sesuai dengan yang direncanakan dimana Rencana SPF Bulan Februari
sebesar 12,04 BCM / menit sedangkan realisasi sebesar 12,54 Bcm/Menit dan
pada Bulan Maret nilai Specific Production Factor sesuai dengan yang
diharapkan dimana Rencana SPF bulan Maret sebesar 11,89 Bcm / menit dan
Realisasi SPF sebesar 12,20 dari BWE 203.
Nilai Specific Production Factor (SPF) pada Bulan Februari dan Maret 2014
tidak sesuai dengan yang direncanakan dimana Rencana SPF Bulan Februari
sebesar 13,72 Bcm / menit sedangkan realisasi sebesar 10,92 Bcm / menit dan
pada bulan Maret dimana Rencana SPF sebesar 13,06 Bcm / Menit sedangkan
Realisasi SPF sebesar 11,26 Bcm/Menit dari BWE 205 sehingga menyebabkan
target produksi tidak dapat tercapai.
Sistem penambangan dengan metode Continuous Mining menggunakan alat
berupa Bucket Wheel Excavator, Belt Wagon, Belt Conveyor dan alat lainnya
sebagai Alat Tambang Utama yang bekerja secara kontinyu, dan jika salah satu
alat rusak, maka proses penambangan akan terhenti (Stand By) untuk itu perlu
dilakukan rencana penambangan yang baik berupa rencana perawatan,
rencana perhitungan curah hujan, rencana proses penambangan dan rencana
jam operasi yang memperngaruhi nilai Specific Production Factor (SPF).


2. Saran

Untuk mengurangi kendala pada operasi Bucket Wheel
Excavator (BWE) pada faktor alam yang meliputi curah hujan
maka sebaiknya lebih mengoptimalkan pembuatan sistem
drainase yang lebih efektif.
Untuk mencegah kerusakan diwaktu mendatang perawatan
dan pengecekan Bucket Wheel Excavator (BWE) seharusnya
dapat dilakukan secara berkala sehingga apabila diketahui
ada kerusakan dapat langsung ditangani dan kerusakan
tersebut tidak menjadi semakin parah.
Untuk meningkatkan jumlah produksi dapat dilakukan dengan
peningkatan produktivitas alat dengan cara mengatur jadwal
perawatan secara rutin sehingga Bucket Wheel Excavator
(BWE) berada dalam kondisi prima.

Anda mungkin juga menyukai