Model merupakan representasi atau gambaran tentang sistem (systems), obyek atau benda (objects) dan kejadian (events). Representasi tersebut dinyatakan dalam bentuk sederhana yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam tujuan penelitian. Penyederhanaan dilakukan secara representatif terhadap perilaku proses yang relevan dari keadaan sebenarnya. Pembentukan model dan menerapkan model dalam percobaan merupakan bentukan dari simulasi (Dent and nderson !"#!). Menurut $illel (!"##), model simulasi merupakan teknik numerik dari percobaan hipotetik dari suatu gejala atau sistem dinamis dan dinyatakan secara kuantitatif. Penggunaan model sebagai usaha untuk memahami suatu sistem yang rumit merupakan teknik pengkajian yang lebih sederhana dibandingkan jika melalui keadaan sebenarnya. Model ini dapat digunakan untuk menduga dan menerangkan gejala% gejala dalam suatu sistem secara tepat (&asution dan 'ari(i !")*). Model yang dibentuk berdasarkan peramalan terhadap sistem belum dapat dipastikan akan menghasilkan peamalan yang tepat terhadap perilaku sistem yang sejenis. Model simulasi hidrologi dapat diklasifikasikan berdasarkan luas kisaran karakteristiknya. +ntuk analisis D,, model hidrologi diklasifikasikan ke dalam lumped parameter versus distributed parameter, event versus continous, dan stochastic versus deterministic. B. MODEL HIDROLOGI 53e 'rooks et al. (!")#), Model hidrologi merupakan gambaran sederhana dari suatu sistem hidrologi yang aktual. Model hidrologi biasanya dibuat untuk mempelajari fungsi dan respon suatu D, dari berbagai masukan D,. Melalui model hidrologi dapat dipelajari kejadian%kejadian hidrologi yang pada gilirannya dapat digunakan untuk memprediksi kejadian hidrologi yang akan terjadi. $arto (!""-), model hidrologi adalah sebuah sajian sederhana (simple representation) dari sebuah sistem hidrologi yang kompleks. Pendekatan sistem dalam dalam analisis hidrologi merupakan suatu teknik penyederhanaan dari sistem prototipe ke dalam suatu sistem model, sehingga perilaku sistem yang kompleks dapat ditelusuri secara kuantitatif. $al ini menyangkut sistem dengan mengidentifikasikan adanya aliran massa.energi berupa masukan dan keluaran serta suatu sistem simpanan (Pa/itan !""0). $arto (!""-) mengemukakan bah/a konsep dasar yang digunakan dalam setiap sistem hidrologi adalah siklus hidrologi. Persamaan dasar yang menjadi landasan bagi semua analisis hidrologi adalah persamaan neraca air (/ater balanced e1uation). Persamaan neraca air dari suatu D, untuk suatu periode dapat dinyatakan dengan persamaan berikut 2 S = Input Output Di mana 2 3 , 4 perubahan tampungan (storage change), 5nput 4 masukan (inflo/), dan 6utput 4 keluaran (outflo/). $arto (!""-) mengemukakan bah/a tujuan penggunaan suatu model dalam hidrologi, antara lain sebagai berikut 2 a) peramalan (forecasting) menunjukkan besaran maupun /aktu kejadian yang dianalisis berdasar cara probabilistik7 b) perkiraan (predicting) yang mengandung pengertian besaran kejadian dan /aktu hipotetik (hipotetical future time)7 c) sebagai alat deteksi dalam masalah pengendalian7 d) sebagai alat pengenal (identification) dalam masalah perencanaan7 e) ekstrapolasi data.informasi7 f) perkiraan lingkungan akibat tingkat perilaku manusia yang berubah.meningkat7 dan g) penelitian dasar dalam proses hidrologi. 1. Klasii!asi M"#el Hi#$"l"%i $arto (!""-) mengemukakan bah/a secara umum model dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu 2 !) model fisik yang menerangkan model dengan skala tertentu untuk menirukan prototipenya7 8) model analog yang disusun dengan menggunakan rangkaian resistor%kapasitor untuk memecah persamaan%persamaan diferensial yang me/akili proses hidrologi7 -) model matematik yang menyajikan sistem dalam rangkaian persamaan dan kadang%kadang dengan ungkapan%ungkapan yang menyajikan hubungan antar variabel dan parameter. Model juga dapat diklasifikasikan menjadi2 !) model stokastik, di mana hubungan antara masukan dan keluarannya didasarkan atas kesempatan kejadian dan probabilitas7 8) model deterministik, di mana setiap masukan dengan sifat%sifat tertentu, selalu akan menghasilkan keluaran yang tertentu pula. Di samping itu, model dapat digolongkan menjadi 2 !) model empirik, yaitu model yang semata%mata mendasarkan pada percobaan dan pengamatan7 8) model konseptual, yaitu model yang menyajikan proses%proses hidrologi dalam persamaan matematik dan membedakan antara fungsi produksi (production) dan fungsi penelusuran (routing). &. 'enis M"#el ,inukaban (!""0) mengemukakan bah/a sebagai suatu sistem hidrologi, D, meliputi jasad hidup, lingkungan fisik dan kimia yang berinteraksi secara dinamik, yang di dalamnya terjadi kesetimbangan dinamik antara energi dan material yang masuk dengan energi dan material yang keluar. Dalam keadaan alami, energi matahari, iklim di atas D, dan unsur%unsur endogenik di ba/ah permukaan D, merupakan masukan (input). ,edangkan air dan sedimen yang keluar dari muara D, serta air yang kembali ke udara melalui evapotranspirasi adalah keluaran (output) D,. Model +,9: (universal soil loss e1uation), M+,9: (modified +,9:), R+,9: (revised +,9:), ;R:M, (chemical runoff and erosion from agricultural management system) dan <9:M, (ground/ater loading effect of agricultural management system), tergolong dalam lumped parameter, yaitu model yang mentransformasi curah hujan (input) ke dalam aliran permukaan (output) dengan konsep bah/a semua proses dalam D, terjadi pada satu titik spasial. =:PP (/ater erosion predicting project), >5&:R6, (kinematic erosion simulation), :+R6,:M (european soils erosion model), ?6P M6D:9 (topografically and physically based, variable contributing area model of basin hidrology) dan &,=:R, (areal nonpoint source /atershed environmental response simulation) tergolong distributed parameter, yaitu model yang berusaha menggambarkan proses dan mekanisme fisik dan keruangan, memperlakukan masing komponen D, atau proses sebagai komponen mandiri dengan sifatnya masing% masing. Model tersebut secara teori sangat memuaskan, tetapi data lapangan sering terbatas untuk mengkalibrasi dan memverifikasi hasil simulasi. Model $:;%! adalah event model yang mensimulasikan respon hujan tunggal sebagai input data. ,edangkan ,=M%5@ (stanford /atershed model) dan ,=MM (storm /ater management model) merupakan continous model yang didasarkan pada persamaan kesetimbangan air dalam jangka yang lebih panjang. Model tersebut cocok untuk digunakan pada D, yang memiliki ukuran yang lebih luas. Model <&P, (agricultural non point source pollution model) merupakan gabungan antara model distribusi dan model sekuensial. ,ebagai model distribusi, penyelesaian persamaan keseimbangan massa dilakukan serempak untuk semua sel. ,edangkan sebagai model sekuensial, air dan cemaran ditelusuri dalam rangkaian aliran dipermukaan lahan dan di saluran secara berurutan (Pa/itan !"""). Model ,=? (soil and /ater assessment toll) adalah model yang dikembangkan untuk memprediksi dampak pengelolaan lahan (land management practices) terhadap air, sedimen dan bahan kimia pertanian yang masuk ke sungai atau badan air pada suatu D, yang kompleks, dengan tanah, penggunaan tanah dan pengelolaannya yang bermacam%macam sepanjang /aktu yang lama (rsyad 8**A). (. MODEL EROSI 1. M"#el USLE Model penduga erosi +,9: (universal soil loss e1uation) merupakan model empiris yang dikembangkan di Pusat Data liran Permukaan dan :rosi &asional, Dinas Penelitian Pertanian, Departemen Pertanian merika ,erikat (+,D) bekerja sama dengan +niversitas Purdue pada tahun !"0B (>urnia !""#). Model tersebut dikembangkan berdasarkan hasil penelitian erosi pada petak kecil (=ischmeier plot) dalam jangka panjang yang dikumpulkan dari B" lokasi penelitian. 'erdasarkan data dan informasi yang diperoleh dibuat model penduga erosi dengan menggunakan data curah hujan, tanah, topografi dan pengelolaan lahan. ,ecara deskriptif model tersebut diformulasikan sebagai (rsyad 8**A) 2 A = RKLS() Di mana2 2 jumlah tanah yang tererosi (ton.ha.tahun) R 2 faktor erosivitas hujan > 2 faktor erodibilitas tanah 9 2 faktor panjang lereng , 2 faktor kemiringan lereng ; 2 faktor penutupan dan pengelolaan tanaman P 2 faktor tindakan konservasi tanah Pada a/alnya model penduga erosi +,9: dikembangkan sebagai alat bantu para ahli konservasi tanah untuk merencanakan kegiatan usahatani pada suatu landscape (skala usahatani). kan tetapi mulai tahun !"#*, model ini menjadi sangat populer sebagai model penduga erosi lembar (sheet erosion) dan erosi alur (rill erosion) dalam rangka mengaplikasikan kebijakan konservasi tanah. Model ini juga pada a/alnya digunakan untuk menduga erosi dari lahan%lahan pertanian, tetapi kemudian digunakan pada daerah%daerah penggembalaan, hutan, pemukiman, tempat rekreasi, erosi tebing jalan tol, daerah pertambangan dan lain%lain (=ischmeier !"#A). Model penduga erosi +,9: juga telah secara luas digunakan di 5ndonesia. Disamping digunakan sebagai model penduga erosi /ilayah (D,), model tersebut juga digunakan sebagai landasan pengambilan kebijakan pemilihan teknik konservasi tanah dan air yang akan diterapkan, /alaupun ketepatan penggunaan model tersebut dalam memprediksi erosi D, masih diragukan (>urnia !""#). $al ini disebabkan karena model +,9: hanya dapat memprediksi rata%rata kehilangan tanah dari erosi lembar dan erosi alur, tidak mampu memprediksi pengendapan sedimen pada suatu landscape dan tidak menghitung hasil sedimen dari erosi parit, tebing sungai dan dasar sungai (=ischmeier !"#A) 'erdasarkan hasil pembandingan besaran erosi hasil pengukuran pada petak erosi standar (=ischmeier plot) dan erosi hasil pendugaan diketahui bah/a model +,9: memberikan dugaan yang lebih tinggi untuk tanah dengan laju erosi rendah, dan erosi dugaan yang lebih rendah untuk tanah dengan laju erosi tinggi. Dengan kata lain kekurang%akuratan hasil pendugaan erosi pada skala plot, mencerminkan hasil dugaan model ini pada skala D, akan mempunyai keakuratan yang kurang baik. Disamping itu, model +,9: tidak menggambarkan proses%proses penting dalam proses hidrologi (Risse et al.!""-). 'erdasarkan beberapa kelemahan tersebut, model erosi +,9: disempurnakan menjadi R+,9: (Revised +,9:) dan M+,9: (Modified +,9:) dengan menggunakan teori erosi modern dan data%data terbaru (Renard !""8dalam Risse et al. !""-), tetapi masih tetap berbasis plot. $asil%hasil penelitian pengujian model penduga erosi +,9: baik yang dilakukan di 5ndonesia maupun di luar negeri seperti frika, :ropa, negara%negara sia dan di merika ,erikat itu sendiri, menunjukkan bah/a model penduga erosi +,9: tidak dapat digunakan secara universal (>urnia !""#) dan memberikan hasil pendugaan yang bias jika digunakan untuk memprediksi erosi D,. $al tersebut disebabkan karena ekstrapolasi hasil penelitian dari areal yang sempit ke areal yang lebih luas (D,) akan memberikan hasil yang keliru (9al !"))). DA*+AR )US+AKA rsyad ,. 8**A. >onservasi ?anah dan ir. 'ogor 2 5P' Press. sdak ;. 8**B. $idrologi dan Pengelolaan Daerah liran ,ungai. Cogyakarta 2 <adjah Mada +niversity Press. s/andi. !""A. plikasi Model &,=:R, Dalam Perencanaan Pengelolaan Daerah liran ,ungai ;ikapundung Da/a 'arat. ?esis Magister. Program Pascasarjana, 5P'. 'ogor. 'easley D' and $uggins 9E. !""!. &,=:R,. +serFs Manual. gricultural :ngineering Department, Purdue +niversity, =est 9affayete, 5ndiana. 'rooks >&, Eolliot PE, <regesen $M, and ?hames D9. !")#. $ydrology and ?he Management of =atershed. +,. ;ho/ @?, Maidment DR, and Mays 9=. !")). pplied $ydrology. ,ingapore 2 Mc<ra/%$ill 'ook ;ompany. De Roo. !""-. Modelling ,urface Runoff and ,oil :rosion in ;atchment +sing <eographical 5nformation ,ystem. +trecht. +trecht +niversity. Dent ED and nderson :. !"#!. ,ystem nalysis in gricultural Management. Dohn =illey G ,ons. ,idney. <inting &, dan 5lyas M. !""#. Pendugaan :rosi pada ,ub D, ,iulak di >abupaten >erinci dengan Menggunakan Model &,=:R,. Makalah 9okakarya Penetapan Model :rosi ?anah. Puslitbang $utan dan >onservasi lam, 'ogor. # Maret !""#. $al = and Dracup D. !"#*. =ater Resources ,ystem :ngineering. Mc <ra/%$ill 'ook ;o., &e/ Cork. $arto ,'r. !""-. nalisis $idrologi. Dakarta 2 P?. <ramedia Pustaka +tama. $idayat C. 8**8. plikasi Model &,=:R, dalam Mempredikasi :rosi dan liran Permukaan di D? 'odong Daya dan D, =ay 'esay $ulu, 9ampung 'arat. ?esis Magister. Program Pascasarjana, 5P'. 'ogor. $illel D. !"##. ;omputer ,imulation of ,oil =ater Dynamics 2 ;ompendium of Recent =ork. 5DR;. 6tta/a 5rianto <. !""-. Prediksi liran Permukaan, 9aju :rosi dan >ualitasnya Dengan Model &=:R, +ntuk Mendukung +saha Pemanfaatan ,umberdaya ir dan ?anah pada real =aduk 'atujai, &?'. ?esis Magister. Program Pascasarjana, 5P'. 'ogor. >urnia +. !""#. Pendugaan :rosi dengan Metoda +,9: 2 >elemahan dan >eunggulan. 9okakarya Penetapan Model Pendugaan :rosi ?anah, 'ogor, # Maret. 9al R. !")). ,oil :rosion by =ind and =ater 2 Problems and Prospects. Pp ! HA. 5n R. 9al (ed). ,oil :rosion Research Methods. ,oil and =ater ;onservation ,ociety, nkeny. 5o/a. Mise D$ and ;oI D<. !"A). :ssential of ,imulation. Prentice $all 5nc. :ngle/ood ;liffs, &e/ Dersey. Muhlis M. !""". 5ntegrasi Parsial Penginderaan Dauh dan ,istem 5nformasi <eografi Dalam Pembangkitan Masukan Model <&P,. ?esis Magister. Program Pascasarjana, 5P'. 'ogor.