Anda di halaman 1dari 49

PENDAHULUAN

Hiperplasia prostat merupakan salah satu masalah kesehatan utama bagi pria diatas usia 50 tahun dan
berperan dalam penurunan kualitas hidup seseorang.

umur 50 tahun 20%-30% penderita akan memerlukan pengobatan untuk prostat hiperplasia.

Adanya hiperplasia obstruksi saluran kemih dan untuk mengatasi obstruksi ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara mulai dari tindakan yang paling ringan yaitu secara konservatif (non operatif)
sampai tindakan yang paling berat yaitu operasi.

STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Tn. D
Usia : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. H.Umar Maja Baru, Kel. Sumur Putri, Kec. Teluk
Betung Utara Bandar Lampung
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status pernikahan : Menikah
Pendidikan : SMA

IDENTIFIKASI
Anamnesis diambil secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 09-02-2012, jam 13.30
WIB di bangsal Mawar RS DKT Bandar Lampung.

Keluhan Utama
Tidak bisa BAK sejak 8hari SMRS


Keluhan Tambahan
-

ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG



2 tahun smrs: 8 hari smrs: 7 hari smrs:



menunggu pada permulaan
buang air kecil, mengedan
pada saat buang air kecil,
alirannya terputus-putus,
tidk dipengaruhi posisi
pancaran air kencing lemah
dan menetes pada akhir
kencing. Tidak puas setelah
BAK, sering kencing terut.
malam hari, nyeri saat BAK,
nyeri BAK tidak menjalar.
BAK berdarah (-), tidak
keruh, BAK keluar pasir (-),
nyeri pinggang (-), demam
(-), penurunan BB (-).

Tidak bisa BAK
Nyeri perut
bagian bawah

Ke
Puskesmas,
dipasang
kateter, vol
urin
urine
bag,jernih,
darah(-)

Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat darah tinggi, asma, penyakit jantung,
kencing manis disangkal.

Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat penyakit DM,asama, hipertensi, penyakit
jantung disangkal
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 09-03-2012, jam 13.30 WIB di bangsal
Mawar RS DKT Bandar Lampung.

Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Kesan sakit : sakit ringan
BB : 50 kg
TB : 160 cm
BMI : 19,53
Kesan gizi : cukup

Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80 X/menit
Pernapasan : 18 X/menit
Suhu : 36,9 C

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala dan Leher
Bentuk kepala : normocephali
Rambut : hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut
Wajah : simetris, tidak ditemukan benjolan
Mata : Conjungtiva anemis -/-, Sclera ikterik -/-,
oedem palpebra -/-, Pupil isokor, 3 mm, kekeruhan pada lensa -/-

Telinga
Tidak ditemukan kelainan pada preaurikula dextra dan sinistra,
Bentuk aurikula dextra dan sinistra normal, tidak ditemukan kelainan
kulit, tidak hiperemis, Tidak ditemukan kelainan pada retroaurikula
dextra dan sinistra
Dinding meatus aurikularis dextra dan sinistra tidak oedem, tidak
hipremis
Nyeri tekan tragus -/-, Nyeri tekan aurikula -/-, Nyeri tarik aurikula -/-,
Nyeri tekan retroaurikula -/-

Hidung
Tidak terlihat deformitas
Nares anerior: sekret -/-, darah -/-, hiperemis -/-
Tidak ditemukan deviasi septum, Dinding concha nasalis tidak oedem,
tidak hiperemis

Mulut
Bentuk mulut normal
Tidak ditemukan kelainan kulit daerah perioral
Bibir tidak pucat, tidak kering,tidak sianosis
Lidah tidak kotor, tidak tremor, tidak hiperemis, tidak kering, tidak nampak
bercak-bercak
Uvula terletak ditengah, tidak oedem, tidak ada pulsasi, berwarna merah
muda, Faring tidak hiperemis
Tonsila T1-T1, tidak hiperemis

Leher
Bentuk leher tidak tampak ada kelainan, tidak tampak pembesaran kelenjar
tiroid, tidak tampak pembesaran KGB, tidak tampak deviasi trakea
Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba pembesaran KGB
leher, kaku kuduk (-), trakea teraba di tengah, trakeal tug (-)
Pada auskultasi tidak terdengar bruit

Thorax
Thorax Anterior
Inspeksi
bentuk thorax simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan
yang tertinggal, pernapasan abdominotorakal
Pada sela iga tidak terlihat adanya retraksi ataupun bulging
Tidak ditemukan eflouresensi pada kulit dinding dada,
Tidak terdapat kelainan tuang iga dan sternum, Tidak terlihat spider navy
Ictus cordis terlihat pada ics 5, 1 cm medial linea midclavicularis kiri, pulsasi
abnormal (-)


Palpasi
Pada palpasi secara umum tidak terdapat nyeri tekan dan tidak teraba benjolan pada
dinding dada, Gerak nafas simetris
Vocal fremitus simetris pada seluruh lapangan paru, friction fremius (-), thrill (-)
Teraba ictus cordis pada ics 5, 1 cm medial linea midclavicularis kiri , diameter 2 cm,
kuat denyut cukup
Angulus costae 80

Perkusi
Kedua hemithoraks secara umum terdengar sonor
Batas paru-hepar pada linea midclavicularis kanan ics 6, peranjakan hepar 2 jari dibawah
ics 6
Batas kanan bawah paru-jantung pada ics 5 linea sternalis kanan, batas kanan atas
paru-jantung pada ics 3 linea sternalis kanan
Batas paru-lambung pada linea axilaris anterior ics 8
Batas kiri paru-jantung pada ics 5 linea midcavicularis kiri, batas atas kiri paru-jatung
pada ics 3 linea parasternalis kiri

Auskultasi
Suara nafas vesikuler, reguler, ronchi -/-, wheezing-/-
BJ I, BJ II regular, kekuatan cukup, punctum maksimum pada linea midclavicula kiri ics 5,
murmur (-), gallop (-), splitting (-)


Thorax Posterior
Inspeksi
Bentuk simetris saat dinamis dan saat statis
tidak terlihat eflouresensi, Tidak terlihat benjolan, Tidak
terdapat kelainan vertebra
Palpasi
gerak napas simetris, vokal fremitus simetis
Tidak ditemukan nyeri tekan
Perkusi
tidak terdapat nyeri ketuk, Perkusi secara umum
terdengar sonor
Batas bawah paru kanan pada ics 10, batas bawah paru
kiri pada ics 11
Auskultasi
suara nafas vesikuler



Abdomen
Inspeksi
Bentuk perut rata, tidak terlihat sagging of the flanks, pinggang tampak simetris dari
anterior dan posterior
Eflouresensi (-), Tidak terdapat pelebaran vena-vena superficial
Tidak terdapat smilling umbilicus

Auskultasi
Bising usus (+) normal
Arterial bruit (-), venous hum (-)

Palpasi
supel, defens muskular umum dan setempat (-), turgor kulit baik, tidak teraba massa
Nyeri tekan (-) pada suprapubik
Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba, Vesika fellea tidak teraba, murphy sign (-)
Ballotement -/-, Undulasi (-), NK CVA -/-

Perkusi
Perkusi secara umum terdengar timpani
Batas bawah hepar sejajar linea midklavikularis dextra pada ics 7 dan batas atas hepar
pada ics 5 linea midklavikularis dextra.
Ektremitas atas
Inspeksi
Tangan kiri dan kanan simetris, tidak terlihat deformitas, tidak terdapat eflouresensi,
tidak ada ptechiae, tidak terdapat palmar eritem, distribusi rambut normal
Kuku tidak tampak pucat, tidak sianosis, Tidak ditemukan clubbing finger
Tidak tampak pembengkakan sendi, kedua extremitas atas dapat bergerak aktif dan
bebas, Tidak ada gerakan involunter, tidak ada tremor
Palpasi
tidak terdapat nyeri tekan, akral hangat dan kering
pitting oedem (-)
kekuatan otot normal

Ekstremitas bawah
Inspeksi
Tungkai kiri dan kanan simetris, tidak terlihat deformitas, tidak terdapat eflouresensi,
tidak ada ptechiae, distribusi rambut normal
Kuku tidak tampak pucat, tidak sianosis, Tidak ditemukan clubbing finger
Tidak tampak pembengkakan sendi, kedua extremitas bawah dapat bergerak aktif dan
bebas, Tidak ada gerakan involunter
Palpasi
tidak terdapat nyeri tekan, akral hangat dan kering
pitting oedem (-)
kekuatan otot normal


STATUS LOKALIS

Regio Suprapubik
Inspeksi : Datar, tidak tampak massa
Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak teraba massa
Perkusi : Timpani

Regio Genitalia Eksterna
Inspeksi : Tidak tampak massa, tidak tampak
pembesaran scrotum, terpasang cateter, produksinya ada, urin berwarna
kuning jernih
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, tidak teraba masa, tidak
teraba pengerasan pada bagian ventral penis.

Regio Anal
Inspeksi : Tidak tampak massa
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
Rectal toucher : Tonus sfingter ani cukup, ampula recti tidak
kolaps, mukosa rectum licin. Prostat : teraba membesar, polus atas tidak
dapat diraba, sulcus medianus mendatar, kenyal, permukaan licin,tidak
nyeri.
Sarung tangan : Feses tidak ada, darah tidak ada, lendir tidak ada



PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN PENUNJANG
GDS: 112 mg/dl (< 140 mg/dl)
SGOT : 31 u/l (< 42 u/l)
SGPT : 14 u/l (<47 u/l)
Ureum: 39 mg/dl (10-40 mg/dl)
Kreatinin: 1,2 mg/dl (0,67-1,50 mg/dl)
Hb: 15 g/dl (13-18 g/dl)
Leukosit: 6400 /mm
3
(4500-10000 /mm
3
)
LED : 85 mm/jam (0-10 mm/jam)


Trombosit: 312.000 /mm
3
(150000-400000 /mm
3
)
Ht : 18%
Bleeding time: 230 (1- 3)
Clotting time: 7 (1- 10)
Protein total : 6,3 g/dl ( g/dl)
Abumin : 4,5 g/dl ( g/dl)
Globulin : 1,8 g/dl ( g/dl)


Warna :
kuning jernih
pH : 6,0 (4,6-8,0)
Protein : -
Glukosa : -
Leukosit : -
Eritrosit : - 0-1
/LPB
Epitel : +
Kristal amorf : -

Urobilinogen : normal
Bilirubin : -
Ketone : -
Silinder : -
Nitrit : -
Darah : -
Berat jenis : 1015



EKG
Normal
Rontgen thorax PA
Normal

DIAGNOSIS KERJA
Suspek BPH

DIAGNOSIS BANDING
Urolithiasis
ISK
Ca prostat


RENCANA PEMERIKSAAN TAMBAHAN
USG abdomen
PSA

PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tpm
Ganti kateter urin
Konsul Sp.U (setelah hasil USG keluar) untuk rencana protatektomi.

PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam

DEFINISI
kelenjar periuretral prostat mengalami
hiperplasia yang akan mendesak jaringan
prostat yang asli ke perifer dan menjadi
simpai bedah
.



ANATOMI
kelenjar bentuk konus terbalik yang dilapisi
oleh kapsul fibromuskuler,yang terletak
disebelah inferior vesika urinaria, mengelilingi
uretra pars prostatika , disebelah anterior
rektum

zona perifer, zona sentral, zona transisional
(BPH), zona fibromuskuler anterior, dan zona
periuretral.

4 ZONA PROSTAT

1. zona perifer
2. zona sentral
3. zona transisional
4. zona fibromuskular anterior
ANATOMI
menghasilkan suatu cairan (25% dari seluruh volume ejakulat) melalui
duktus sekretorius di keluarkan bersama cairan semen lain (saat ejakulasi).
ANATOMI
inervasi otonomik simpatik & parasimpatik pleksus prostatikus (pelvicus).

Pleksus prostatikus ( pleksus pelvikus ) menerima masukan serabut parasimpatik dari korda spinalis S
2-4
dan simpatik dari nervus hipogastrikus (T
10
-L
2
).

parasimpatik meningkatkan sekresi kelenjar pada epitel prostat,

Simpatik inervasi pada otot polos prostat, kapsula prostat, leher buli-buli tonus otot polos, (+)
reseptor adrenegika >>.
Rs.simpatis pengeluaran cairan prostat ke dalam uretra posterior (ejakulasi),

EPIDEMIOLOGI
>40 tahun
50 tahun 20%-30%
80 tahun sekitar 80%
ETIOLOGI
Teori dihidrotestosteron (DHT)

testosteron DHT

DHT + reseptor androgen (RA) kompleks DHT-RA pada inti selsintesis growth factor menstimulasi
pertumbuhan sel prostat.

BPH, aktivitas enzim 5a-reduktase & reseptor androgen >> sel-sel prostat pada BPH lebih sensitif terhadap DHT
replikasi sel >> prostat N

NADPH
5 reduktase
ETIOLOGI
Ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron
usia tua: testosteron , estrogen relatif tetap estrogen: testostron=
relatif meningkat.

Estrogen sensitifitas sel prostat thd rsg.hormon androgen & jml
sel prostat (apoptosis) proliferasi sel-sel kelenjar prostat

meskipun rangsangan terbentuknya sel-sel baru akibat rangsangan
testosteron , tapi sel-sel prostat yang telah ada mempunyai umur
lebih panjang massa prostat jadi lebih besar.

ETIOLOGI
Interaksi stroma-epitel
Cunha (1973) : diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat
secara tidak langsung di kontrol oleh sel-sel stroma melalui suatu
mediator (growth factor).

Berkurangnya kematian sel prostat
Estrogen di duga mampu memperpanjang usia sel-sel prostat,
sedangkan faktor pertumbuhan

Teori sel stem
BPH dipostulasikan sebagai ketidaktepatnya aktivitas sel stem
sehingga terjadi produksi yang berlebihan sel stroma maupun
epitel.

PATOFISIOLOGI
Hiperplasia prostat

Penyempitan lumen uretera posterior

Tekanan intravesikal

Kontraksi Buli-buli >> Ginjal & ureter
Refluks vesikoureter
Hidroureter
Hidronefrosis
Gagal ginjal
LUTS
Hipertrofi otot detrusor
Trabekula, selula
(fase kompensasi)
Resistensi uretra
Otot detrusor kontraksi (-)
(dekompensasi)
Retensi urin
SKOR INTERNASIONAL GEJALA PROSTAT (I-PSS)

0 = Tidak pemah
1 = Kurang dari sekali dari 5 kali kejadian
2 = Kurang dari separuh kejadian
3 = Kurang lebih separuh dari kejadian
4 = Lebih dari separuh dari kejadian
5 = Hampir selalu

Dalam satu bulan terakhir ini berapa seringkah anda:
Merasakan masih terdapat sisa urine sehabis kencing ?
Harus kencing lagi padahal belum ada setengah jam yang lalu anda baru saja kencing ?
Harus berhenti pada saat kencing dan segera mulai kencing lagi dan hal ini dilakukan
berkali-kali?
Tidak dapat menahan keinginan untuk kencing ?
Merasakan pancaran urine yang lemah ?
Harus mengejan dalam memulai kencing ?





Untuk pertanyaan nomer 7, jawablah dengan skor seperti di bawah ini:
0 = Tidak pernah 3 = Tiga kali
1 = Satu kali 4 = Empat kali
2 - Dua kali 5 = Lima kali
Dalam satu bulan terakhir ini berapa kali anda terbangun dari tidur malam
untuk kencing ?
Total Skor (S) = ............
Pertanyaan nomer 8 adalah mengenai kualitas hidup sehubungan dengan
gejala di atas; jawablah dengan:
Sangat senang 2. Senang
3. Puas 4. Campuran antara puas dan tidak
puas
5. Sangat tidak puas 6. Tidak bahagia
7. Buruk sekali
Dengan keluhan seperti ini bagaimanakah anda menikmati hidup ini?
Kesimpulan: S__, L_I , Q_, R _ ,V_I
(S:Skor I-PSS, L:Kualitas hidup, Q: pancara urine dalam ml/detik, R: sisa
urine, V: volume prostat)

GEJALA KLINIS
Keluhan Saluran Kemih Bawah (LUTS)
GEJALA KLINIS
Gejala pada saluran kemih bagian atas:
Nyeri pinggang, benjolan di pinggang (hidronefrosis), demam
(infeksi)

Gejala di luar saluran kemih
Hernia inguinalis, hemoroid
PEMERIKSAAN FISIK

Rectal Toucher (RT) :
a. Konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat
konsistensinya kenyal)
b. Adakah asimetris
c. Adakah nodul pada prostate
d. Apakah batas atas dapat diraba
e. Sulcus medianus prostate
Pielonefritisginjal dapat teraba, NK CVA
Retensi urinVesica urinaria dapat teraba, NT (+)
suprasimfisis.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
Urinalisa&Sedimen urin infeksi/hematuri.
Kultur urine
Faal ginjal, ureum kreatinin
Pemeriksaan gula
penanda tumor PSA.

b. Gambaran Radiologis
BNO batu opak saluran kemih, adanya batu/kalkulosa prostat
USG transrektal/TRU
USG transabdominal
PIVfilling defect/indentasi prostat pada dasar kandung kemih
ujung distal ureter membelok keatas berbentuk seperti mata
kail (hooked fish), hidroureter, hidronefrosis


PEMERIKSAAN PENUNJANG
c. Uroflow metri
(1) pancaran urin maksimal (maximal flow rate-Qmax);
(2) volume urin yang keluar (voided volume);
(3) lama waktu miksi.
Pengukuran sisa urin yang tertinggal dalam buli-buli setelah buang air kecil
diukur dengan memasang kateter setelah buang air kecil.

Angka normal pancaran kemih rata-rata 10-12 ml/ detik dan pancaran
maksimal sampai sekitar 20 ml/detik.

obstruksi ringan pancaran 6-8 ml/detik, max.menjadi 15 ml/detik atau
kurang.


DIAGNOSA BANDING
ISK
Batu saluran kemih
Ca prostat
Striktur uretra
KOMPLIKASI
Batu Kandung Kemih
Hemoroid
ISK
Hidroureter
Hidronefrosis
Gagal Ginjal


Riwayat
Pemeriksaan fisik & DRE
Urinalisa
PSA (meningkat/tidak)
Indeks gejala
AUA
Gejala ringan
(AUA7)/
tdk ada
gejala
Gejala sedang
/berat
(AUA8)
Retensi urinaria+gejala yang
berhubungan dg BPH
Hematuria persistent
Batu buli
Infeksi saluran urinaria
berulang
Insufisiensi renal

Operasi
Tes diagnostic
Uroflow
Residu urin postvoid
Pilihan terapi
Terapi non-invasif Terapi invasif
Tes diagnostic
Pressure flow
Uretrosistoskopi
USG prostat
Watchful waiting Terapi medis
Terapi minimal invasif Operasi
Bagan Penatalaksanaan Benigna Prostat Hiperplasia
PENATALAKSANAAN
1. Watchful Waiting
BPH dengan gejala ringan(score 0-7).
Jangan mengkonsumsi alkohol atau rokok setelah makan malam
Kurangi makanan atau minuman yang mengiritasi buli-buli
Batasi penggunaan obat-obat influenza yang mengandung fenilpropanolamin
Kurangi makanan pedas atau asin
Jangan menahan kencing terlalu lama

PENATALAKSANAAN
2. Terapi Medis
I. Alpha Bloker
resistensi otot polos prostat,memperbaiki miksi & laju pancaran urin
Prazosin (2X1), terazosin, afluzosin, dan doksazosin (1X1)
Tamsulosin (penghambat adrenegik-a
1A
) selektif. Tidak menimbulkan efek
terhadap tekanan darah maupun denyut jantung.

II. Inhibitor 5 alpha-reduktase
Finasteridememblok perubahan hormon testosteron menjadi
dihydrotestosteron.

III. Fitofarmaka
anti-androgen, sex hormon binding globulin (SHBG), inhibisi basic fibroblast
growth factor (BFGF) dan epidermal growth factor (EGF), mengacaukan
metabolisme prostaglandin, efek anti inflamasi, outflow resistance, volume
prostat.
Pygeum africanum, serena repens, Hypoxis rooperi, Radix urtica

PENATALAKSANAAN
3. Terapi Operasi Konvesional
TURP
Reseksi prostat secara endoskopi yang di masukan melalui penis atau uretra
mempergunakan cairan irigasi (pembilas) agar daerah yang akan direseksi
tetap terang dan tidak tertutup oleh darah.
PENATALAKSANAAN
Transurethral Inscision Of The Prostat (TUIP)
BPH sedang - berat serta kelenjar prostat yang kecil, sering mempunyai
hyperplasia pada komisura posterior (leher buli-buli terangkat)
Pada cara ini melibatkan 2 potongan menggunakan pisau Colinns pada arah
jam 5 dan jam 7. kedua potongan ini dimulai dari arah distal sampai mulut
uretra dan meluas keluar sampai ke verumontirium


PENATALAKSANAAN
Open Simple Prostatektomi
Jika ukuran prostat terlalu besar (> 100g) untuk dipindahkan secara
endoskopi.


PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN
Terapi Invasif Minimal
I. Terapi Laser
4 sumber tenaga: Nd YAG, Holmium YAG, KTP YAG, & diode
1. Transurethral Laser Induced Prostatectomy (TULIP)
2. Visual Contact Ablative
3. Terapi Laser Intersitiel



PENATALAKSANAAN
II. Elektrovaporasi Prostat
Sama dengan TURP, hanya teknik ini memakai roller ball yang spesifik
dan dengan mesin diatermi yang cukup kuat, sehingga mampu membuat
vaporisasi kelenjar prostat. Hanya pada prostat yang tidak terlalu besar (<50
gram), operasi lebih lama.

III. Termoterapi
Energi panas bersamaan gelombang mikro dipancarkan melalui kateter
transuretra. Dapat melunakkan jaringan prostat yang membuntu uretra.
Direkomendasikan bagi prostat yang ukurannya kecil.

IV. Transurethral needle ablation of the prostate (TUNA)
memakai energi dari frekuensi radiomenimbulkan panas sampai 100
o

nekrosis jaringan prostat. Tdd kateter TUNA yang dihubungkan dengan
generator



PENATALAKSANAAN
V. High intensity focused ultrasound (HIFU)
USG dual fungsi,diletakkan direktum. Probenya memberikan gambaran
prostat & menghantarkan ledakan kecil dari energi USG mengakibatkan
panasnya jaringan prostat mengakibatkan suatu nekrosis koagulasi

VI. Intrauretrhal stenting
secara endoskopi diletakkan didalam fossa prostatika untuk menahan bentuk
dari uretrha pars prostatika.

VII.Transurethral balloon dilatation of the prostate
suatu kateter yang mampu mendilatasi fossa prostatika saja atau fossa
prosatika dan leher buli buli.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai