Anda di halaman 1dari 5

27

Bab III Metodologi Penelitian



Metodologi penalaran secara deduksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengacu pada konsep-konsep struktur, stratigrafi dan utamanya tektonostratigrafi
yang diasumsikan benar untuk menentukan paket-paket fasies seismik yang
berkembang di bawah batas sekuen 25,5 ma (Grup Pematang). Selanjutnya
digunakan metode induksi akumulasi dengan menggabungkan hasil-hasil
interpretasi struktur geologi, pemetaan ketebalan masing-masing sedimen (peta
isokron), interpretasi data sumur pemboran (utamanya GR dan Resistivity) dan
hasil analisis inti batuan untuk mengetahui lingkungan dan fasies pengendapan
yang ada dalam kaitannya dengan tatanan arsitektur rift yang mengontrolnya.
III.1. Data Yang Digunakan dan Metode Pemerolehannya
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pusat basis data
(database center) yang ada di Chevron Pacific Indonesia.
III.1.1. Data Utama
Data utama yang digunakan adalah data seismik yang telah diproses dan data
sumur pemboran yang diperoleh dari pemrosesan data mentah (rawdata) yang
diambil dari sumur pemboran dan telah dikoreksi oleh ahli petrofisik di Chevron
Pacific Indonesia.

Data Seismik
Data seismik 3-dimensi Pager-Sidingin FWY yang melingkupi sebagian besar
Sub-Cekungan Aman Utara. Parameter akuisisi data seismik 3-dimensi Pager-
Sidingin FWY sebagai berikut:
Selesai diproses pada bulan Juli 2004, seluas 342,4 km2, SP interval inline 90 m
xline 180 m, grup interval inline 30 m xline 180 m, rollout inline 180 m xline
360 m, coverage 32 fold, sample rate 2ms, bin size 45 m x 15 m, hasil proses
akhir migrasi postack 3D finite different migration.


28
Data Sumur Pemboran
1. Sumur SN-1 (tahun 1989): log gamma ray dan log resistivity
2. Sumur KK-1 (tahun 1989): log gamma ray, log resistivity dan checkshot.
3. Sumur RO-1 (tahun 2005): log gamma ray dan log resistivity.
4. Sumur TN-1 (tahun 1975): log gamma ray, log resistivity dan checkshot.
5. Sumur TG-1 (tahun 2006): log gamma ray, log resistivity dan checkshot.
6. Sumur GO-1 (tahun 1988): log gamma ray, log resistivity dan checkshot.
7. Sumur GA-1 (tahun 1976): log gamma ray dan log resistivity.
8. Sumur AA-1 (tahun 2004): log gamma ray dan log resistivity.
9. Sumur CW-1 (tahun 2003): log gamma ray, log resistivity dan checkshot.
III.1.2. Data Pendukung
Data pendukung yang digunakan dalam penelitian ini meliputi hasil analisis
batuan inti (core) dari beberapa sumur pemboran yang ada di daerah penelitian,
misalnya:
1. Sumur SN-1 (1989)
2. Sumur CI-1 (1985)
3. Sumur GO-1 (1988)
4. Sumur KK-1 (1989)
III.2. Metode Pemrosesan dan Interpretasi Data
Secara berurutan alur dari penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan
gambar III.1.
III.2.1. Interpretasi data seismik
1. Melakukan pengikatan data sumur dengan data seismik (well-seismic tie)
dengan menggunakan seismogram sintetik sumur-sumur referensi seperti
sumur KK-1, TN-1, CI-1, CW-1 dan GO-1.
2. Interpretasi struktur geologi dan perlapisan batuan melalui data seismik
dengan mengacu pada konsep-konsep tektonostratigrafi yang berlaku
umum di Cekungan Sumatra Tengah.
3. Identifikasi fasies-fasies seismik dilakukan dengan melihat even-even
reflektifitas seismiknya, seperti tipe terminasi refleksi seismiknya,
29
konfigurasi dari pola-pola seismik refleksi, geometri dari kumpulan
refleksi seismik.
4. Ekstraksi atribut seismik terutama atribut-atribut amplitudo dan frekuensi
untuk membantu proses interpretasi data seismik.
5. Pemrosesan dan interpretasi data seismik menggunakan metode
dekomposisi spektral transformasi Fourier diskret (DFT, Dicrete Fourier
Transform). Transformasi Fourier ini digunakan untuk men-transformasi-
kan data dari domain waktu ke dalam domain frekuensi.
6. Integrasi hasil interpretasi data seismik baik menggunakan metode
konvensional maupun menggunakan metode atribut seismik dan
dekomposisi spektral untuk menafsirkan paleogeografi daerah penelitian
dalam tiap tahap pembentukan sistem rift-nya.

III.2.2. Interpretasi data sumur pemboran
1. Interpretasi log sumur pemboran dilakukan pada data log yang telah
mengalami serangkaian koreksi yang dilakukan oleh para ahli petrofisis di
Chevron.
2. Interpretasi jenis batuan, fasies dan lingkungan pengendapannya melalui
hasil analisis terhadap contoh inti batuan (core samples).
3. Integrasi data log sumur dan interpretasi contoh inti batuan dalam bentuk
korelasi sumur. Korelasi sumur ini akan digunakan untuk mem-validasi
interpretasi data seismik 3-dimensi tentang penyebaran fasies
pengendapannya.
III.2.3. Pemrosesan dan Interpretasi Data Menggunakan Metode
Dekomposisi Spektral dan Ekstraksi Atribut Seismik
1. Ekstraksi atribut seismik terutama atribut-atribut amplitudo dan frekuensi
untuk membantu proses interpretasi data seismik.
2. Pemrosesan dan interpretasi data seismik menggunakan metode
dekomposisi spektral transformasi Fourier diskret (DFT, Dicrete Fourier
Transform). Transformasi Fourier ini digunakan untuk men-transformasi-
kan data dari domain waktu ke dalam domain frekuensi.
30
3. Integrasi hasil interpretasi data seismik baik menggunakan metode
konvensional maupun menggunakan metode atribut seismik dan
dekomposisi spektral untuk menafsirkan paleogeografi daerah penelitian
dalam tiap tahap pembentukan sistem rift-nya.
4. Endapan-endapan yang berkembang di sub-cekungan Aman Utara
ditafsirkan dari hasil interpretasi data seismik dengan mengacu pada
model-model yang telah dikembangkan oleh para peneliti sebelumnya
pada cekungan-cekungan rift di lingkungan darat (non-marine).
5. Analisis lanjutan yang dilakukan adalah menguantifikasikan ketebalan
fasies pengendapan yang dapat diidentifikasi dengan menggunakan
metode dekomposisi spektral.
6. Pembuatan model paleogeografi berdasarkan interpretasi secara kualitatif
terhadap hasil pemrosesan data. Model paleogeografi ini berupa peta 2-
dimensi maupun diagram blok 3-dimensi untuk menjelaskan tatanan
struktur dan juga penyebaran fasies pengendapan yang ada (Miall, 1984).
















Gambar III.1. Diagram alir umum penelitian

31
Pemrosesan data menggunakan metode dekomposisi spektral, secara umum terdiri
dari 7 langkah utama (gambar III.2), yaitu:
1. Persiapan data
2. Analisis Awal (observasi, reconnaissance) untuk mencari zone of interest
(zona target)
3. Penentuan parameter dekomposisi spektral yang tetap berdasarkan analisis
awal (Parameterization)
4. Pemrosesan dekomposisi spektral
5. Analisis hasil (zona target) dekomposisi spektral
6. Interpretasi Volume Frekuensi Diskrit
7. Estimasi ketebalan




















Gambar III.2. Diagram alir pemrosesan dekomposisi spektral.

TAHAP
OBSERVASI
DATA
TAHAP PEMROSESAN
LANJ UT TERHADAP
HASIL OBSERVASI
DATA

Anda mungkin juga menyukai