Anda di halaman 1dari 23

PELAT

Elemen pelat merupakan salah satu elemen yang dominan


menerima beban lentur. Pada kondisi tertentu secara struktur
pelat tersebut menerima beban satu arah jika bentang
memanjang besarnya lebih dari 2,5 kali bentang pendek (Lx).
Pelat 1 arah : Ly/Lx > 2,5 Pelat 2 arah : Ly/Lx < 2,5
Lx
Lx
Ly Ly
Model struktur pelat satu arah :
Pelat satu arah sering ditemukan pada :
1. Lantai jembatan
3. Box culvert
4. Talang air
Pada pelat satu arah, momen yang diperhitungkan hanya dalam 1 arah.
Lx
Lx
qx
qx
jepit -jepit
sendi - sendi
Lx
Ly
Sedangkan Pelat dua arah ditemukan pada :
1. Lantai jembatan
3. Kepala jembatan
4. Dinding bak air
PELAT
Struktur sendi sendi
terjadi jika balok yang
ditumpu relatif kecil,
sehingga pelat dan balok
berotasi bersama-sama,
atau pada pelat yang
terpisah dengan balok.



Struktur jepit jepit terjadi
jika balok yang ditumpu
relatif besar (kaku),
sehingga balok tidak
berotasi, dan juga terjadi
pada pelat yang menerus
Terpisah
Ukutran Balok
terlalu kecil
PELAT
Di cor satu
kesatuan
Ukuran Balok
terlalu besar
Pelat menerus
BEBAN PADA PELAT
Beban pada pelat dapat berupa beban terbagi
rata, beban segi tiga dan beban terpusat
NO BEBAN AKIBAT BENTUK
1 MERATA BEBAN q sebesar 0,8 ton.m2
pada pelat lantai jembatan,
atau beban timbunan tanah
pada pelat atas tunnel
2 Segi tiga Beban tekanan tanah dan air
pada dinding vertikal ( kep
jembatan, tunnel, dan talang)

3 TERPUSAT Beban roda kendaraan pada
lantai jembatan sebesar 10 ton
Perhitungan gaya dalam momen lentur untuk pelat
satu arah dengan tumpuan lebih dari dua, dianggap
seperti balok dengan beberapa tumpuan yang diatur
dalam SNI pasal 10.3.3. dengan syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Jumlah bentang minimum 2
2. Memiliki panjang bentang yang tidak terlalu berbeda,
dg rasio panjang bentang terbesar dg bentang
terpendek tidak lebih dari 1,2.
3. Beban hidup persatuan panjang tidak melebihi 3 x
beban mati per satuan panjang.
4. Komponen struktur adalah prismatis


MOMENT PELAT
Tabel Koefisien untuk menghitung momen pada pelat satu arah:
Momen = koefisien x Wu x L
n
2

1/16
1/16
1/14 1/14
1/9
1/24
1/24
1/11
1/11
1/9
1/16
1/16
1/14 1/16
1/10 1/10
1/14
1/24 1/24
1/11
1/11
1/10
1/16
1/10
1/16 1/16
1/14 1/16
1/10 1/10
1/14 1/16
1/11
1/24 1/24
1/11 1/11
1/10
1/16
1/10 1/11
1/16
1/16 1/16
1/14 1/16
1/10 1/10
1/14
1/16
1/11
1/16
1/11
1/24 1/24
1/11
1/11
1/10
1/16
1/10 1/11
1/16
1/11
1/16
TABEL MOMENT PELAT PELAT SEARAH
TABEL MOMEN PELAT TERBAGI RATA
TABEL
MOMEN
BEBAN
TERPUSAT
TABEL MOMEN BEBAN TERPUSAT
TABEL MOMEN BEBAN SEGI TIGA
Setelah momen diperoleh/dihitung, maka desain kebutuhan
tulangan dapat dihitung seperti pada balok untuk tulangan
tunggal dengan lebar balok / pelat diambil sebesar 100 cm.
Cara penulisan tulangan pelat : 10 20
Artinya dipasang tulangan pelat 10mm sebanyak 5 buah untuk 100 cm lebar
pelat. Jika 1 buah tulangan 10 mempunyai luas = 79 mm2, maka 10 -20
mempunyai besar tulangan As = 390 mm2.
DIMENSI PELAT
100 cm
h
h = tebal pelat
Tebal pelat pada lantai
jembatan ditentukan sbb:
h > 200 mm
h > (100 + 40 l ) mm
L dalam m
Untuk jenis pelat yang lain dapat menggunakan ketentuan di bawah:
JENIS PERLETAKAN SENDI-SENDI SENDI -JEPIT JEPIT - JEPIT JEPIT- BEBAS
MUTU BAJA (fy) (Mpa) 240 400 240 400 240 400 240 400
h min ( x l ) 1/20 1/27 1/24 1/32 1/28 1/37 1/10 1/13
mak
s s
min
y
f
4 , 1
min
=
Dalam desain pelat, penulangan dapat dihitung dengan
menggunakan lengan momen (d-a/2) atau 0,9 d
Penulangan pelat harus memenuhi syarat :

TULANGAN PELAT
Tulang min Pelat lantai yang ditumpu balok atau dinding dan palt telapak
1, 0
s
y
A
b d f
=
max
0, 75.
balance
=
Untuk menahan susut dan tegangan akibat perubahan
suhu, perlu dipasang tulangan susut/tulangan bagi dalam
arah tegak lurus tulangan utama.

Besarnya tulangan susut/tulangan bagi menurut SNI 03-
2847-2002 pasal 9.12 adalah :
Untuk tul ulir dg fy= 400 MPa, As. Susut = 0,0018.b.h
Untuk tul dg. Fy=240 MPa, As. Susut = 0,0020.b.h

Tulangan susut dipasang maksimum dengan jarak,
s
mak
susut = 450 mm atau 5 x tebal pelat
Tulangan bagi 20% tulangan pokok.

TULANGAN SUSUT dan TUL. BAGI
DAFTAR TULANGAN PELAT
PENENTUAN BANYAKNYA TULANGAN
PENENTUAN BANYAKNYA TULANGAN
DIAGRAM
BANYAK
TULANGAN
UNTUK
TULANGAN
POLOS
DIAGRAM
BANYAK
TULANGAN
UNTUK
TULANGAN
D FORM
KONTROL PELAT TERHADAP GESER PONDS
RODA KENDARAAN
Roda kendaraan : a1=20 cm
b1=50 cm

P = beban roda kendaraan
P=10T
d
b
1

a1
a1+d
b
1
+
d

( ) ( )
,
1 1
2
6
fc
Vc d b d a d
(
( = + + + (

(

.1, 6
0.7
P
Vc >
Vc = kemampuan beton menahan geser
1,6 = faktor beban
0.7 = faktor reduksi kekuatan
Fc dalam Mpa, setelah diakar dan
dibagi 6, lalu dirubah dalam kg/cm2
BEBAN RODA KENDARAAN (T)
CONTOH KASUS
Lantai dasar
Girder beton prategang
Lantai jembatan
Shear Connector

Anda mungkin juga menyukai