Anda di halaman 1dari 81

TS KECIL Ujian Apoteker 2005

SUSPENSI
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase
cair. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat yang
harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan (FI IV,
Thn. 1995, Hlm 17).
Suspensi oral adalah sediaaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair
dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral (FI IV, Thn. 1995, Hlm
18)
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
suspensi oral dengan olume ml. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .mg" # ml .
V.$ F%&mul# Umum
$" %at aktif
&embawa (air, sirup, dll'
&embasah
&ensuspensi
&engawet
&emanis
&ewarna
&ewangi
(nti)caplocking
&endapar
(ntioksidan
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(lasan pembuatan bentuk suspensi oral dari zat aktif
Bahas mengenai data kelarutan zat aktif
(lasan pemilihan bentuk aktif dari zat aktif (misalnya digunakan bentuk zat aktif berupa garam atau
ester dari bahan aktif dalam soal'.
*ika bentuk zat aktif yang digunakan berubah dari soal, maka diperlukan perhitungan kesetaraan
dosis karena dosis yang tercantum pada kesimpulan analisis farmakologi bab ++.,- masih dinyatakan
seperti dalam soal.
e. / dosis dalam bentuk pirantel dan akan dibuat sediaan pirantel pamoat dengan kekuatan sediaan
,0# mg"#ml.
1enurut martindale ed 22, hal ,-3
, gram pirantel 4 0, 5 pirantel pamoat.
*adi dalam # ml sediaan terdapat pirantel palmoat sebanyak
,0# mg pirantel 4 -,,0# . 0,5 6 270,# mg pirantel pamoat
catatan / dalam etiket ditulis tiap # ml suspensi mengandung pirantel pamoat yang setara dengan
pirantel base ,0# mg
&embahasan formula dipustaka, fungsi dari setiap eksipien, keuntungan dan kerugian pemilihan
eksipien tersebut.
8elaah dan analisis penggunaan bahan eksipien yang dipilih disertai data)data pendukung.
!euntungan dari bahan eksipien lain dalam pembuatan sediaan yang sama, jumlah"konsentrasi
eksipien yang digunakan dalam jumlah yang optimal. *ika data)data diperoleh dari jurnal penelitian
maka judul dan peneliti jurnal yang bersangkutan dicantumkan.
o suspending agent
metil selulosa 0 9 dapat menyerap metil paraben sebanyak 5 9 dan propil paraben sebanyak ,2
9 (L#.hm#n, )!%&/ "#n 0&#*)#*, !" ', 1%l $ h#l 11$7) sehingga konsentrasi keduanya harus
ditingkatkan agar konsentrasi yang tidak terikat berada pada rentang konsentasi efektif.
:atatan / untuk suspensi alukol tidak boleh pakai ;a :1: karena ada ;a sebagai elektrolit
o pembasah
digunakan untuk zat yang sangat hidrofob dan sukar terbasahi. &embasah yang dapat digunakan
polisorbat dengan konsentrasi -,, 9, dengan konsentarasi tersebut sudah dapat memberikan
efek pembasahan yang cukup untuk zat aktif. &engguanaan lebih dari -,, 9 dapat menimbulkan
efek laksatif dan menimbulkan busa pada sediaan selama pengocokan yang dapat
mempengaruhi jumlah sediaan saat penuangan. Selain itu polysorbat 3- larut dalam air dan
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
tidak memerlukan perlakuan khusus untuk melarutkannya. (H#n"-%%* O2 E3./0/!n)(, !".$,
h#l 1'75)
o pengawet
metil paraben -,-,# @ 0 9 (HOPE !" $, h#l '14)
propil paraben -,-, @ - -0 9 (HOPE !" $, h#l '14)
kedua pengawet ini digunakan dalam kombinasi untuk meningkatkan efektiitas pengawet
sehingga efektif melawan jamur dan bakteri
o anticaplocking
dapat digunakan sorbitol pada konsentrasi ,# 9. Sorbitol dapat berfungsi sebagai pembasah dan
anticaplocking. Selain itu juga dapat menambah rasa manis pada sediaan.
:atatan / sorbitol inkompatibel dengan metil paraben dan propil paraben (HOPE !" +, h#l '9$)
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan suspensi X, dengan olume # ml per botol. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........mg"#ml, dengan jumlah 6 botol (coklat'.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol A # ml, ditambah untuk keperluan uji mutu sediaan akhir
sebagai berikut /
Bomogenitas
Cistribusi ukuran partikel
&enentuan bobot jenis
&enetapan pB
Dolume sedimentasi , botol
!emampuan redispersi , botol
&enetapan iskositas dan rheologi(isk Brookfield' ...... botol
Dolume terpindahkan (tidak destruktif' 2- botol
+dentifikasi 2 botol
&enetapan kadar 2 botol
&enetapan potensi antibiotika (jika zat aktifnya antibiotika' ... botol
Eji efektifitas pengawet # botol
&enetapan kapasitas penetralan asam (khusus untuk suspensi antasid'
Eji batas mikroba (khusus untuk suspensi antasida'
!arena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif sehingga dapat digunakan untuk uji
ealuasi yang lain. *adi jumlah suspensi yang akan dibuat adalah 6 F '4 6 7 botol
Dolume tiap botol dilebihkan 29 untuk menjamin ketepatan olume sediaan setelah dituang dari
botol. &ersentase penambahan olume mengacu pada FI IV 811'19, h#l 14++. Dolume sediaan tiap botol 6 #
ml : (' ; 3 # ml' 6 " ml
8otal olume sediaan yang akan dibuat / 7 botol . " ml 6 - ml
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 . ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
8iap # ml mengandung /
$" zat aktif m mg
%at tambahan , n 9
(Hua ad # ml
&enimbangan / (untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan'
;o. Bahan yang ditimbang Entuk olume # ml Entuk olume . ml
,. %at aktif m mg
ml c x
ml
mg m
#
0. %at tambahan , n 9 . # ml n 9 . . ml
2. (Hua ad # ml . ml
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
,. Botol di cuci, dikeringkan dan ditara sesuai dengan olume sediaan yang akan dibuat.
0. (Huades yang akan digunakan sebagai fasa pendispersi dididihkan, kemudian didinginkan dalam
keadaan tertutup.
2. Bahan aktif dan eksipien ditimbang.
I. Bahan pensuspensi yang akan digunakan (sebagai contoh adalah ;a :1:' dikembangkan dengan
cara / dibuat dispersi hidrokoloid dengan menaburkan serbuk :1: ;a secara perlahan)lahan dan
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck
, botol
, botol
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang telah diisi air panas. Setelah semua serbuk :1: ;a
terbasahi, lalu aduk dengan cepat.
#. *ika pemanis yang digunakan berupa sirupus simpleks maka sirupus simpleks dibuat dengan cara /
melarutkan 7# bagian sukrosa dalam air hingga terbentuk ,-- bagian sirupus simpleks yang
berfungsi sebagai pengental dan pemanis. !emudian saring dan timbang sirupus simple. sesuai
dengan yang dibutuhkan.
7. *ika digunakan pembasah, maka bahan aktif dihaluskan dengan penambahan sedikit demi sedikit
pembasah sampai homogen dalam mortir dan pindahkan ke dalam matkan.
J. Suspending agent yang telah dikembangkan ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah dibasahi
kemudian diaduk sampai homogen dengan stirer di dalam matkan.
3. !e dalam campuran tersebut di atas, dimasukkan eksipien lain (pendapar, pengawet, antioksidan, dll
yang telah dilarutkan dalam beberapa bagian air sesuai dengan kelarutannya' sambil terus diaduk
sampai homogen.
5. Setelah itu, sirupus simpleks, pewarna, flaour ditambahkan dan adkan dengan air sampai dengan .
ml (untuk eksipien berupa bahan pewarna dan flaour dibuat larutan stok terlebih dahulu sebelum
ditambahkan pada campuran bahan dalam matkan'.
,-. Suspensi dimasukkan ke dalam botol yang telah ditara, kemudian tutup botolnya.
,,. Botol diberi etiket,dimasukkan ke dalam wadah sekunder disertai dengan brosur dan sendok.
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan suspensi ...X..., dengan olume # ml per botol. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........mg"#ml, dengan jumlah 6 botol (coklat'.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
Dolume tiap botol dilebihkan 29 untuk menjamin ketepatan olume sediaan setelah dituang dari
botol. &ersentase penambahan olume mengacu pada penetapan olume injeksi dalam wadah (FI IV 811'19,
h#l 14++). Dolume sediaan tiap botol 6 # ml : (' ; 3 # ml' 6 " ml
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol . " ml 6 - ml. *umlah ini sudah termasuk untuk +&: (+n
&rocess :ontrol' dan ealuasi uji mutu sediaan akhir.
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 . ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
8iap # ml mengandung /
$" zat aktif m mg
%at tambahan , n 9
Cll
&enimbangan / (untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan'
;o. Bahan yang ditimbang Entuk olume # ml Entuk olume . ml
,. %at aktif m mg
ml c x
ml
mg m
#
0. %at tambahan , n 9 . # ml n 9 . . ml
2. dll
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
,. gunakan aHua C1 (demineralisata' (sebagai pelarut atau pembawa' yang sudah dididihkan selama
,# menit untuk seluruh proses.
0. seluruh bahan (zat aktif dan eksipien' ditimbang
2. tampung dalam wadah bersih zat aktif (bila menggumpal ayak melalui mesh 2-'.
I. jika menggunakan pembasah, tambahkan pembasah ke dalam zat aktif, aduk hingga homogen dalam
ultra turax. 8ambahkan aHua C1 matang (2-)2#
o
:' sedikit demi sedikit, aduk kemudian coloid mill
hingga suspensi halus sampai terbentuk massa yang cukup basah.
#. dalam wadah bersih kembangkan suspending agent dan tambahkan pengawet.
7. dalam wadah steam doule jacketed larutkan eksipien lain (kecuali flaor' dalam wadah beberapa
aHua C1. (duk sampai larut, biarkan mendidih selama , menit, lewatkan melalui saringan mesh
,--, tampung dalam wadah bersih.
J. tuangkan K bagian (7' kedalam (J' lalu diaduk
3. masukkkan lagi L bagian (7' kedalam (J' lalu diaduk
5. campur (I' dan L bagian yang tersisa dari (7', panaskan pada temperatur 5-)5#
o
: selama 2- menit,
sambil di strirrer. Cinginkan sampai temperatur I-
o
:.
,-. larutkan flaor dalam pelarut yang sesuai, aduk selama ,# menit.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
,,. tuangkan (5' ke dalam (3' sambil di stirrer kemudian tambahkan flaor yang telah dilarutkan
sebelumnya, aduk
,0. pindahkan (,,' melalui saringan mesh ,--, tampung dalam wadah bersih
,2. sampling M:
,I. lakukan pengisian suspensi ke dalam botol dengan menggunakan li!uid "illing automatic mac#ine,
selama pengisian juga dilakukan sampling M:
,#. botol diberi etiket dan kelengkapan penandaan sediaan, meliputi nomor register, batch dan tanggal
kadaluarsa.
,7. dimasukkan ke dalam kemasan sekunder disertai dengan brosur dan sendok.
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Sediaan akhir yang dihasilkan diuji berdasarkan persyaratan sesuai yang tertera pada farmakope dan
atau buku resmi lainnya.
I<.1 %n%,&#2/ S!"/##n
+dentifikasi, penetapan kadar, dll seperti yang tertera di G+ +D atau buku resmi lainnya.
I<.$ E1#lu#(/ F/(/*#
,. Nrganoleptik
Cilakukan pengamatan terhadap warna (intensitas warna', bau (terjadinya perubahan bau'.
0. Cistribusi ukuran partikel (#&)!!n, >Ph?(/.#l Ph#&m#.?@, h#l +'4A+'1)
Cigunakan 1etode mikroskopik
1ikroskopik merupakan metode langsung yang sering digunakan pada penentuan ukuran partikel
terutama sediaan suspensi dan emulsi.
B#&# 1 /
Capat digunakan mikroskop biasa untuk menentukan ukuran partikel antara -,0),-- Om.
&ada metode ini suspensi (yang sebelumnya diencerkan ataupun tidak' diteteskan pada slide
(semacam objek glass'. !emudian besarnya akomodasi mikroskop diatur sehingga partikel
terlihat dengan jelas.
Grekuensi ukuran yang diperoleh diplot terhadap range ukuran partikel sehingga diperoleh
kura distribusi ukuran partikel.
*umlah partikel yang harus dihitung untuk memperoleh data yang baik adalah antara 2--)#--
partikel. =ang penting jumlah partikel yang ditentukan harus cukup sehingga diperoleh data
yang representatif. British standard bahkan menetapkan pengukuran terhadap 70# partikel.
*ika distribusi ukuran partikel luas, dianjurkan untuk menentukan ukuran partikel dengan
jumlah yang lebih besar lagi. Sedangkan, jika distribusi ukuran partikel sempit, 0-- partikel
sudah mencukupi.
Entuk memudahkan pengerjaan dan perhitungan akan lebih baik bila dilakukan pemotretan.
1etode ini membutuhkan ketelitian, konsentrasi dan waktu yang cukup lama. *ika partikel yang
ada dalam larutan lebih dari satu macam, sebaiknya tidak digunakan metode ini.
&enafsiran hasil / distribusi ukuran partikel yang baik adalah distribusi normal pada kuranya.
G
% !et/ G6 frekuensi, %6ukuran partikel
B#&# $ C
?arutkan sejumlah sampel yang cocok dengan olume yang sama dengan gliserol dan
kemudian encerkan lebih lanjut. Bila perlu dengan campuran sejumlah olume yang sama dari
gliserol dan air, sebagai alternatif digunakan paraffin sebagai pelarutnya (sesuai monografinya'.
8eteskan cairan yang telah diencerkan tadi pada kaca objek.
&eriksalah sebaran acaknya secara mikroskopik dengan menggunakan mikroskop resolusi yang
cukup untuk mengobserasi partikel yang kecil.
Nbserasi dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada partikel atau tidak lebih dari beberapa
partikel di atas ukuran maksimum yang diperbolehkan pada monografinya dan karena itu
hitunglah presentasi partikel yang mempunyai diameter maksimum dalam batas yang
ditetapkan.
&ersentase harus dikalkulasi dari obserasi paling sedikit ,--- partikel.
2. Bomogenitas (D%!(E/n A,u(, )!*%n%l%,/ 2#&m#(/ l/Fu/"# "#n (!m/(%l/"#, 1$7)
Bomogenitas dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel maupun distribusi ukuran partikelnya
dengan pengambilan sampel pada berbagai tempat (ditentukan menggunakan mikroskop untuk hasil
yang lebih akurat'.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
*ika sulit dilakukan atau membutuhkan waktu yang lama, homogenitas dapat ditentukan secara
isual, prosedurnya adalah sebagai berikut /
Sampel diambil pada bagian atas, tengah, atau bawah setelah suspensi dikocok terlebih dahulu.
Sampel diteteskan pada kaca objek kemudian diratakan dengan kaca objek lain sehingga
terbentuk lapisan tipis.
Susunan partikel yang terbentuk atau ketidakhomogenan diamati secara isual.
&enafsiran hasil / suspensi yang homogen akan memperlihatkan jumlah atau distribusi ukuran
partikel yang relatif hampir sama pada berbagai tempat pengambilan sampel.
I. Dolume sedimentasi (T!%&/ "#n P&#*)!* F#&m#(/ In"u()&/ L#.hm#n, '&" !". H#l +9$A+9')
&rinsip / &erbandingan antara olume akhir (Du' sedimen dengan olume asal (Do' sebelum terjadi
pengendapan. Semakin besar nilai Du, semakin baik suspendibilitasnya.
&rosedur /
,. Sediaan dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi yang berskala.
0. Dolume yang diisikan merupakan olume awal (Do'
2. Setelah beberapa waktu"hari diamati olume akhir dengan terjadinya sedimentasi. Dolume
terakhir tersebut diukur (Du'.
I. Bitung olume sedimentasi (G'
Du
#. Buat kura"grafik antara G (sumbu =' terhadap waktu (sumbu X'
&enafsiran hasil /
Bila G6, dinyatakan sebagai PGlocculation eHuilibriumQ, merupakan sediaan yang baik.
Cemikian bila G mendekati ,.
Bila GR, terjadi PGlocQ sangat longgar dan halus sehingga olume akhir lebih besar dari
olume awal. 1aka perlu ditambahkan zat tambahan.
Gormulasi suspensi lebih baik jika dihasilkan kura garis yang horizontal atau sedikit
curam.
G
terbaik
baik

jelek (dapat terjadi caking'
t
&arameter sedimentasi terdiri dari (L/!-!&m#n, D/(0!&(! S?()!m V%l $, h#l '4')
,. Dolume sedimentasi (G'
G dapat dinyatakan dalam 9 yaitu dengan G 6 9 ,-- x
$o
$u
G6 olume sedimentasi
Du 6 olume endapan atau sedimen
Do 6 olume keseluruhan
0. 8ingkat Glokulasi (S'
S 6
ulasi terdeflok yang i sedimentas Dolume
si terflokula yang i sedimentas Dolume
6
%u
%
:atatan / Entuk pengukuran olume sedimentasi suspensi yang berkonsentrasi tinggi yang mungkin
sulit untuk membandingkannya karena hanya ada cairan supernatan yang minimum maka dilakukan
dengan cara berikut / Tncerkan suspensi dengan penambahan pembawa yaitu dengan formula total
semua bahan kecuali fasa yang tidak larut. 1isal #- m? suspensi menjadi ,-- m?.
Bu 6 olume sedimentasi dalam sampel yang diencerkan
Bo 6 olume awal sampel sebelum pengenceran
$asio Bu"Bo mungkin lebih dari ,.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck
G6 Du"Do
Do
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
#. !emampuan $edispersi (L#.hm#n, T!%&/ "#n P&#*)!* F#&m#(/ In"u()&/ h#l +9'G L/!-!&m#n,
D/(0!&(! S?()!m V%l $ h#l '4+)
!emampuan meredispersi kembali merupakan salah satu pertimbangan utama dalam menaksir
penerimaan pasien terhadap suatu suspensi dan karena endapan yang terbentuk harus dengan mudah
didispersikan kembali dengan pengocokan sedang agar menghasilkan sistem yang homogen,
maka pengukuran olume endapan dan mudahnya mendispersikan kembali membentuk dua
prosedur yang paling umum.
. 1etode penentuan reologi dapat digunakan untuk membantu menentukan sifat suatu cairan dan
penentuan pembawa dan bentuk struktur partikel untuk tujuan perbandingan.
. &enentuan redispersi dapat ditentukan dengan cara mengocok sediaannya dalam wadahnya atau
dengan menggunakan pengocok mekanik. !euntungan pengocokan mekanik ini dapat
memberikan hasil yang reprodusibel bila digunakan dengan kondisi terkendali.
. Suspensi yang sudah tersedimentasi (ada endapan' ditempatkan ke silinder bertingkat ,-- m?.
Cilakukan pengocokan (diputar' 27-U dengan kecepatan 0- rpm. 8itik akhirnya adalah jika pada
dasar tabung sudah tidak terdapat endapan.
&enafsiran hasil /
!emampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna dengan pengocokan tangan
maksimum 2- detik.
7. &enetapan iskostas dan sifat aliran dengan Diskosimeter Brookfield (%"ul P&#*)/*um
F#&m#(/ F/(/*#, $44$, h#l 17A18 )
Diskosimeter Brookfield merupakan iskosmeter banyak titik dimana dapat dilakukan pengukuran
pada beberapa harga kecepatan geser sehingga diperoleh rheogram yang sempurna. Diskosimeter ini
dapat pula digunakan baik untuk menentukan iskositas dan rheologi cairan ;ewton maupun non)
;ewton.
&rosedur /
a. &enyiapan sampel
Sampel yang akan diukur ditempatkan pada gelas piala dengan permukaan rata (sedapat
mungkin penuh' dan tidak boleh ada gelembung udara didalamnya
b. Nrientasi spindel
*enis spindel / 8(, 8B, 8:, 8C, 8T, 8G (diurut dari yang besar sampai yang kecil'
Semakin kental sampel yang akan diuji, gunakan spindel yang semakin kecil. Salah satu spindel
dipilih, dicoba pada I kecepatan (rpm' yaitu -.# V ,V 0.#V dan # $&1. *ika masing)masing $&1
memberikan harga diantara 2-)3- maka spindel dapat digunakan, jika diluar rentang harga
tersebut maka spindel diganti dengan yang lain
c. &engukuran
Cilakukan pada suhu kamar
&embacaan skala dilakukan pada rentang waktu tertentu misalnya 0 menit. Setiap formula
dapat dilakukan 0)2 . pengukuran. &emabacaan dilakukan dengan menyatakan jenis
spindel dan kecepatan putarnya
d. :ara kerja /
,. kocok suspensi lalu masukkan ke dalam beker gelas sebanyak F I--)#-- ml.
0. &asang spindel pada gantungan spindel.
2. 8urunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas spindel tercelup ke dalam cairan yang
akan diukur iskositasnya.
I. pasang stop kontak.
#. nyalakan motor sambil menekan tombol.
7. biarkan spindel berputar dan lihatlah jarum merah pada skala.
J. bacalah angka yang ditunjukkan oleh jarum tersebut. Entuk menghitung iskositas, maka
angka pembacaan tersebut dikalikan dengan suatu faktor yang dapat dilihat pada tabel yang
terdapat pada brosur alat.
3. dengan mengubah)ubah $&1, maka didapat iskositas pada berbagai $&1.
Entuk mengetahui sifat aliran, dibuat kura antara $&1 dan usaha yang dibutuhkan untuk memutar
spindel. Esaha dapat dihitung dengan mengalikan angka yang terbaca pada skala dengan J,,3J
dyne cm (untuk iskometer Brookfield tipe $D'
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
J. Dolume terpindahkan (K%0)!m FI IV 81$H19 h#l 1489)
3. &enentuan bobot jenis ( *%0)!m FI IV 89819, h#l 14'4)
5. &enetapan pB (K%0)!m FI IV 814719, h#l 14'9)
I<.$ E1#lu#(/ K/m/#
&rosedur ealuasi kimia harus mengacu terlebih dahulu pada data monografi sediaan (dibuku G+ +D
atau buku resmi lainnya
,. +dentifikasi
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
0. &enetapan kadar
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
2. &enetapan kapasitas penetralan asam (!&(' h#n?# un)u* (!"/##n (u(0!n(/ #n)#(/"# (K%0)!m FI
IV 8+519, h#l 9+$)
Kalau monogra"i sediaan tidak ada& aru ditulis prosedur seperti dia'a# ini
Cilakukan prosedur ekstraksi terlebih dahulu dengan cara
,. +dentifikasi (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
0. &enetapan kadar (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip dan persyaratan monografi zat aktif X seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
2. &enetapan kapasitas penetralan asam (!&(' h#n?# un)u* (!"/##n (u(0!n(/ #n)#(/"# (K%0)!m FI
IV 8+519, h#l 9+$)
I<.' E1#lu#(/ 5/%l%,/
,. Eji efektiitas pengawet antimikroba (FI IV 8H19, h#l. 85+A855)
8ujuan /
&engujian dimaksudkan untuk menunjukkan efektiitas pengawet antimikroba yang ditambahkan
pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair.
1ikroba uji, media, pembuatan inokula, prosedur dan penafsiran *%0)!m FI IV h#l 85+A 855.
0. Eji potensi antibiotika (jika zat aktifnya antibiotik' (K%0)!m FI IV 81'19, h#l 891A899)
2. Eji batas mikroba (h#n?# un)u* (u(0!n(/ #n)#(/"#) (K%0)!m FI IV 8519, h#l 8+7A85+)
SUSPENSI KERIND
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase
cair. Beberapa susupensi dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat yang
harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan (FI IV,
Hlm 17).
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
suspensi kering dengan olume ml. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .mg" # ml.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
V.$ F%&mul# Umum
$" %at aktif
&embasah
&ensuspensi
&engawet
&emanis
&ewarna
&ewangi
(nticaplocking
(nticaking
(ntioksidan
&endapar
&emflokulasi
(ntifoam
&enghancur granul
?ubrikan
&engisi
&engikat
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(lasan pembuatan bentuk suspensi kering dari zat aktif, berdasarkan /
A kelarutan zat aktif
A stabilitas zat aktif dalam pelarut air terbatas
(lasan pemilihan bentuk aktif dari zat aktif (misalnya digunakan bentuk zat aktif berupa garam atau
ester dari bahan aktif dalam soal'.
*ika bentuk zat aktif yang digunakan berubah dari soal, maka diperlukan perhitungan kesetaraan
dosis karena dosis yang tercantum pada kesimpulan analisis farmakologi bab ++.,- masih dinyatakan
seperti dalam soal.
e. / sirup kering ampicilin, digunakan ampicillin trihidrat karena bentuk trihidrat lebih stabil
daripada bentuk anhidratnya (8&:W 5I hal J2'.
&erhitungan kesetaraan sebagai berikut /
Bobot molekul ampicillin anhidrat 6 2I5,I-
ampicillin trihidrat 6 I-2,I#
, g ampicillin anhidrat 6 2I5,I-
. g ampicillin trihidrat 6 I-2,I#
. g ampicillin trihidrat 6
g x ,
I- , 2I5
I# , I-2
6 ,,,# g
*adi , g ampicillin anhidrat 4 ,,,# g ampicillin trihidrat
&embahasan formula dipustaka, fungsi dari setiap eksipien, keuntungan dan kerugian pemilihan
eksipien tersebut.
8elaah dan analisis penggunaan bahan eksipien yang dipilih disertai data)data pendukung.
!euntungan dari bahan eksipien lain dalam pembuatan sediaan yang sama, jumlah"konsentrasi
eksipien yang digunakan dalam jumlah yang optimal. *ika data)data diperoleh dari jurnal penelitian
maka judul dan peneliti jurnal yang bersangkutan dicantumkan.
(lasan pemilihan cara pembuatan (tanpa granulasi"dengan granulasi', misalnya berdasarkan sifat
alir bahan
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan suspensi kering X dengan olume # ml per botol. !ekuatan sediaan yang
dibuat adalah ..........mg"#ml, dengan jumlah 6 botol (coklat', dengan metoda ..
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol A # ml. Entuk keperluan uji mutu sediaan akhir sebagai
berikut /
&enentuan kelembaban
Sifat aliran granul (tidak destruktif'
Bomogenitas
&enetapan pB
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck
, botol
I botol
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
&enetapan B*
Cistribusi ukuran partikel
&enetapan waktu rekonstitusi , botol
Dolume sedimentasi , botol
!emampuan redispersi , botol
&enetapan iskositas dan rheologi . botol
Dolume terpindahkan (tidak destruktif' 2- botol
+dentifikasi 2 botol
&enetapan kadar 2 botol
penetapan potensi antibiotika (jika zat aktifnya antibiotika' ...... botol
Eji efektifitas pengawet # botol
!arena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif sehingga dapat digunakan untuk uji
ealuasi yang lain. *adi jumlah suspensi kering yang akan dibuat adalah 6 F '4 6 7 botol
Dolume tiap botol dilebihkan 29 untuk menjamin ketepatan olume sediaan setelah dituang dari
botol. &ersentase penambahan olume mengacu pada FI IV 811'19, h#l 14++. Dolume sediaan tiap botol 6 #
ml : (' ; 3 # ml' 6 " ml
8otal olume sediaan yang akan dibuat / 7 botol . " ml 6 - ml
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 . ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
8iap # ml mengandung /
$" zat aktif m mg
%at tambahan , n 9
Cll
&enimbangan / (untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan'
;o. Bahan yang ditimbang Entuk olume # ml Entuk olume . ml
,. %at aktif m mg
ml c x
ml
mg m
#
0. %at tambahan , n 9 . # ml n 9 . . ml
2. dll
:ontoh perhitungan fines bila menggunakan metoda semi granulasi /
1isalkan %at aktif yang digunakan adalah X dengan kadar 0# mg"#m? sebanyak I# botol (sudah
termasuk untuk ealuasi' A 7- ml.
Dolume tiap botol 6 7- ml F (7- . 29' 6 7,,3 ml
Entuk I# botol 6 I# . 7,.3 ml 6 0J3, ml
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 0J3, ml : (,-9 . 0J3,' ml 6 2-#5,, ml dibulatkan 2-7- ml.
*umlah botol yang diperoleh 6
otol
ml
ml
#, , I5
3 , 7,
2-7-
=
8otal massa yang akan digranulasi teoritis adalah 1'+4,97H gram.
1isal / Setelah granul dikeringkan, diperoleh bobot granul menjadi 1$44 gram dengan kadar air ,9.
1aka /
*umlah botol suspensi yang diperoleh (kadar air -9' 6
otol x
g
g x
#, , I5
5J7 , ,2I-
,0-- 55 , -
6 I2,37 botol.
:ontoh &erhitungan fines
untuk zat aktif yang tidak tahan pemanasan, &ensuspensi (;a :1:', dan aerosil dengan cara /
*umlah zat aktif X (0# mg"#ml' yang ditambahkan sebagai fines 6
otol x ml x
ml
mg
37 , I2 3 , 7,
#
0#
6 ,2##0,JI mg 6 ,2,##2 g.
:1:);a -,# 9 6
otol x ml x
ml
g
37 , I2 3 , 7,
,--
# , -
6,2,## gram
(erosil -,# 9 6
otol x ml x
ml
g
37 , I2 3 , 7,
,--
# , -
6 ,2,## gram
8otal fines 6 (,2,##2 F ,2,## F ,2,## ' gram 6 I-,7#2 gram
1aka bobot massa sirup kering yang dimasukkan ke dalam tiap botol
6
diperoleh yang suspensi botol jumlah
fines total diperoleh yang granul +
6
otol g
otol
g
" -7 , 0#
#, , I5
' 7#2 , I- ,0-- (
=
+
.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
:ara tanpa digranulasi
,. botol ditara sesuai olume yang akan dibuat dan dikeringkan
0. zat aktif dan eksipien ditimbang sejumlah yang dibutuhkan
2. masing)masing zat digerus dan dicampurkan sampai homogen
I. campuran sediaan ditimbang dan dimasukkan ke dalam botol yang sudah ditara, kemudian tutup
botolnya.
#. botol diberi etiket, dimasukkan ke wadah sekunder, disertakan dengan brosur dan sendok.
:ara granulasi
,. botol ditara sesuai olume yang akan dibuat dan dikeringkan
0. masing)masing zat ditimbang sejumlah yang dibutuhkan
2. masing)masing zat yang telah ditimbang dihaluskan
I. massa granulasi dibuat dengan mencampurkan zat aktif (jika tahan pemanasan,umumnya
dicampur sebagai fine', pemanis, pewarna, pengawet, pengikat kemudian ditambahkan pelarut
untuk membuat granul sedikit demi sedikit dengan pipet sampai terbentuk massa yang dapat
dikepal
#. massa granulasi diayak dengan ayakan mesh ,0, lalu dikeringkan sampai kadar air maksimal 0
9. >ranul kering diayak dengan ayakan mesh ,I atau ,7. !emudian lakukan ealuasi terhadap
granul yang dihasilkan
7. ke dalam massa granul yang telah dikeringkan ditambahkan fines (zat aktif, suspending agent,
glidan, e./ aerosil' sesuai dengan perhitungan terhadap massa granul yang didapat.
J. bila diperlukan pembasah untuk zat yang hidrofob, maka ditambahkan zat pembasah dengan
jalan disemprotkan ke dalam massa granul
3. flaor dibuat dalam bentuk larutan stok dalam etanol secukupnya. &enambahan flaor
dilakukan dengan cara penyemprotan secara merata.
5. campuran massa granul dan fines ditimbang dan dimasukkan ke dalam botol yang telah ditara,
kemudian tutup botolnya.
,-. botol diberi tiket dan dimasukkan ke wadah sekunder, disertakan dengan brosur dan sendok.
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan suspensi kering, dengan olume # ml per botol. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........mg"#ml, dengan jumlah 6 botol (coklat', dengan metoda ..
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
Dolume tiap botol dilebihkan 29 untuk menjamin ketepatan olume sediaan setelah dituang dari
botol. &ersentase penambahan olume mengacu pada FI IV 811'19, h#l 14++. Dolume sediaan tiap botol 6 #
ml : (' ; 3 # ml' 6 " ml.
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol . " ml 6 - ml. *umlah ini sudah termasuk untuk +&: (+n
&rocess :ontrol' dan ealuasi uji mutu sediaan akhir.
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 . ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
8iap # ml mengandung /
$" zat aktif m mg
%at tambahan , n 9
Cll
&enimbangan / (untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan'
;o. Bahan yang ditimbang Entuk olume # ml Entuk olume . ml
,. %at aktif m mg
ml c x
ml
mg m
#
0. %at tambahan , n 9 . # ml n 9 . . ml
2. dll
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
:ara tanpa granulasi
,. zat aktif dan eksipien yang diperlukan ditimbang dan diayak dengan mesh 2-.
0. lakukan pencampuran bahan hingga homogen dalam (ixer selama F ,- menit
2. sampling M:
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck ,-
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
I. lakukan pengisian botol"kemasan primer (setelah sebelumnya dilakukan pengaturan alat
pengisian, meliputi pengaturan bobot campuran yang masuk dan kecepatan pengisian.
#. botol diberi etiket dan kelengkapan penandaan sediaan, meliputi register, batch dan tanggal
kadaluarsa.
7. masukkan ke dalam wadah sekunder, disertai dengan brosur dan sendok.
:ara granulasi
,. zat aktif dan eksipien yang diperlukan ditimbang dan diayak dengan mesh 2-.
0. campurkan massa yang akan digranulasi dalam mi.er dan diaduk selama ,- menit.
2. tambahkan larutan pengikat atau pelarut pengikat (bila pengikat sudah dicampurkan dalam
keadaan kering', aduk hingga diperoleh massa yang dapat digranulasi.
I. granulasi basah dengan granulator mesh ,-, lalu tampung dalam wadah bersih.
#. keringkan dalam GBC pada suhu 7-)J-
o
: selama F 2- menit.
7. ukur kadar air
,,. granulasi kering dengan granulator mesh 0-. !emudian lakukan ealuasi terhadap granul yang
dihasilkan
J. tambahkan fines (zat aktif dan atau suspending agent, glidan (e./ aerosil'', aduk dalam mi.er
selama F ,- menit.
3. bila diperlukan pembasah untuk zat aktif yang hidrofob, maka ditambahkan zat pembasah
dengan jalan disemprotkan ke dalam massa granul.
5. sampling M: hasil pencampuran akhir.
,-. lakukan pengisian botol "kemasan primer (setelah sebelumnya dilakukan pengaturan alat
pengisian, meliputi pengaturan bobot campuran yang masuk dan kecepatan pengisian'.
,,. botol diberi etiket dan kelengkapan penandaan sediaan, meliputi nomor register, batch dan
tanggal kadaluarsa.
,0. masukkan ke dalam wadah sekunder, disertai dengan brosur dan sendok.
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
I<.1 %n%,&#2/ S!"/##n
+dentifikasi, penetapan kadar, dll seperti yang tertera di G+ +D atau buku resmi lainnya.
I<.$ E1#lu#(/ F/(/*#
,. Taluasi granul
Taluasi granul dilakukan pada granul sebelum ditambah fines, meliputi /
a. !ecepatan aliran
&rinsip / menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat selama waktu tertentu.
(lat / Glow 8ester
&rosedur /
)
Sejumlah ,-- g granul dimasukkan ke dalam corong dengan ukuran tertentu.
)
:orong digetarkan sampai seluruh granul mengalir keluar dari lubang corong.
)
Baca waktu yang diperlukan untuk mengalirkan seluruh granul keluar dari corong.
&enafsiran hasil/ (liran granul baik jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan ,-- g granul
X ,- detik
b. !elembaban
!elembaban granul perlu dianalisa, sebab kadar air yang tinggi dalam granul akan merusak
stabilitas zat aktif.
(lat / P1oisture balanceQ
&rosedur /
)
timbang # @ ,- g granul
)
masukkan dalam alat Pmoisture balanceQ, kemudian alat ditara.
)
&anaskan granul pada suhu 7-)J-
o
: sampai skala pada alat tidak berubah (stabill'.
)
Baca kadar air yang tertera pada skala (9'.
&enafsiran hasil V kadar air yang baik adalah ,)0 9
0. &enentuan waktu rekonstitusi (%"ul P&#*)/*um L/*u/"# "#n S!m/(%l/"#)
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck ,,
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
&enentuan waktu rekonstitusi dilakukan untuk menjamin cepatnya pembentukan suspensi dari
suspensi kering.
&rosedur /
a. !e dalam botol kering dan bersih, dimasukkan serbuk rekonstitusi.
b. ?alu masukkan air sampai batas
c. Botol dikocok sampai terdispersi dalam air.
d. Yaktu rekonstitusi adalah mulai dari air dimasukkan sampai serbuk terdispersi sempurna.
&enafsiran hasil / kemampuan rekonstitusi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna dengan
pengocokan tangan maksimum 2- detik.
2. Nrganoleptik
I. &enentuan distribusi ukuran partikel
#. &enentuan homogenitas
7. &enentuan olume sedimentasi
J. kemampuan redispersi
3. &enentuan iskositas dan sifat aliran
5. Dolume terpindahkan (*%0)!m 81$H19, FI IV , h#l 1489)
,-. &enentuan pB (K%0)!m FI IV 814719, h#l 14'9)
,,. &enentuan B* ( *%0)!m FI IV 89819, h#l 14'4)
I<.' E1#lu#(/ K/m/#
&rosedur ealuasi kimia harus mengacu terlebih dahulu pada data monografi sediaan (dibuku G+ +D
atau buku resmi lainnya
,. +dentifikasi
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
0. &enetapan kadar
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
Kalau monogra"i sediaan tidak ada& aru ditulis prosedur seperti dia'a# ini
Cilakukan prosedur ekstraksi terlebih dahulu dengan cara
,. +dentifikasi (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
0. &enetapan kadar (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip dan persyaratan monografi zat aktif X seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
I<.+ E1#lu#(/ 5/%l%,/
,. Eji efektiitas pengawet antimikroba (FI IV 8H19, h#l. 85+A855)
8ujuan /
&engujian dimaksudkan untuk menunjukkan efektiitas pengawet antimikroba yang ditambahkan
pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair.
1ikroba uji, media, pembuatan inokula, prosedur dan penafsiran *%0)!m FI IV h#l 85+A 855.
0. &enetapan potensi antibiotika (untuk antibiotik' (K%0)!m FI IV 81'19, h#l 891A899)
LOTIO
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Beberapa suspensi yang dibuat etiket sebagai
ZlotioZ termasuk dalam kategori ini (FI IV, h#l 18).
?otio adalah sediaan cair berupa suspensi"dispersi, digunakan sebagai obat luar. Capat berbentuk
suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak
dalam air dengan surfaktan yang cocok.
&ada penyimpanan mungkin terjadi pemisahan. Capat ditambahkan zat warna, zat pengawet dan zat
pewangi yang cocok.
&enandaan harus tertera /
,. Pobat luarQ
0. Pkocok dahuluQ
(FI III, h#l 19A$4)
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck ,0
?ihat keterangannya di bagian
suspensi halaman I
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
lotio..X.. dengan olume ..ml. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .9.
V.$ F%&mul# Umum
$" %at aktif
%at pembasah"humectan
bahan pensuspensi
bahan untuk peningkat kelarutan
zat pendapar
zat pengawet
zat pewangi
zat pewarna
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(nalisis masalah dan pemecahan masalah
) sifat dan kelarutan zat aktif
) bentuk zat aktif yang digunakan
e. / lotio sulfur digunakan sulfur endap (sulfur presipitation', karena sulfur presipitation berbentuk
serbuk halus sehingga memiliki luas permukaan yang lebih besar (permukaan reaktifnya lebih besar'
dibandingkan sulfur tersublimasi dan sulfur koloidal sehingga sulfur presipitation lebih efektif pada
penggunaan secara topikal (D%%"m#n I D/llm#n !" 7, h#l 97$)
pembawa yang digunakan
,. (pabila cairan pembawa yang digunakan air maka diperlukan pengawet. &engawet yang biasa
digunakan adalah nipagin -,0 9 karena memiliki rentang pB efektiitas yang luas, efektif
terhadap jamur dan mikroba. (ir yang digunakan adalah air yang telah dimurnikan karena
adanya ion :a dan kebasaan akan menurunkan iskositas sediaan.
0. :a(NB'0 digunakan sebagai pembawa bila data kestabilan zat aktif dapat menyerap lembab dan
:N0 bila terpapar udara. Selain itu :a(NB'0 juga berfungsi sebagai pemberi suasana basa.
Sebagai adsringen (FI III, h#l 1$+).
B#)#)#n / &enggunaan :a(NB'0 sebagai pembawa akan menurunkan iskositas sediaan bila
suspending agent yang digunakan adalah tragacanth
8elaah teoritis bahan pembantu dan fungsinya
o bahan pembasah (humectan'
&embasah yang dapat digunakan
gliserin 0 @ I 9
&ropilen glikol ,) 2 9
8ween 3- -,, @ -,# 9
umumnya digunakan gilserin yang berfungsi sebagai pembasah yang memberikan efek emolien
pada kulit sehingga kulit tetap lembab dalam waktu tertentu dan dapat meningkatkan iskositas
sediaan serta berfungsi sebagai antimikroba (handbook of e.cipients'. Selain itu gliserin
menyebabkan partikel dalam suspensi mudah didispersikan kembali (pharmaceutical
compounding and dispensing, hal 027)07#'
o bahan pensuspensi
Bahan pensuspensi yang dapat digunakan /
Bentonit , @2 9
8ragacanth , @0 9
:1: ;a -,# @ , 9
Deegam , @ 2 9
B#)#)#n / bentonit sebagai suspensing agents memiliki sifat tiksotropik yang baik dan tidak
mengiritasi kulit tapi kerugiannya adalah memberikan warna coklat sehingga penampilan
kurang menarik. (B%%0!& I ,unJ(, h#l 149)
&enggunaan etanol 5#9 dalam lotio akan mempercepat proses pengeringan dan memberikan efek
pendinginan.
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan lotioX., dengan olume # ml per botol. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........9, dengan jumlah 6 botol (coklat'.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck ,2
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol A # ml. Entuk keperluan uji mutu sediaan akhir sebagai
berikut /
homogenitas
penentuan ukuran partikel
&enentuan bobot jenis
&enetapan pB
olume sedimentasi , botol
kemampuan redispersi , botol
penentuan iskositas dan rheologi .. botol
+dentifikasi 2 botol
&enetapan kadar 2 botol
Eji potensi antibiotika (bila zat aktifnya antibiotika' ..... botol
Eji efektiitas pengawet (bila pakai pengawet' # botol F
8otal 6 T botol
*adi, total sediaan yang akan dibuat sebanyak (6 : T' botol . # m? 6 - m?
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 . ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
8iap ml mengandung /
$" zat aktif m 9
%at tambahan , n 9
&embawa ad ,-- 9
&enimbangan / (untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan'
;o. Bahan yang ditimbang Entuk olume . ml
,. %at aktif 9 . . ml
0. %at tambahan , n 9 . . ml
2. &embawa (d . ml

VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
&embuatan larutan :a(NB'0 (FI IV, h#l 1+H) (jika dipakai pembawanya larutan :a(NB'0 '
,. ... gram :a(NB'0 & pada . ml air dingin (2 g :a(NB'0 4 ,--- ml air dingin'
0. kocok kuat dan berulang kali selama , jam
2. biarkan kelebihan :a(NB'0 mengendap.
I. (mbil bagian beningnya.
&rosedur pembuatan lotio zat aktif X
,. Botol di cuci, dikeringkan dan ditara sesuai dengan olume sediaan yang akan dibuat.
0. 8imbang bahan berkhasiat dan bahan pembantu lain sesuai dengan yang dibutuhkan
2. bahan pensuspensi yang akan digunakan dikembangkan.
I. haluskan bahan berkhasiat sampai kehalusan tertentu.
#. *ika digunakan pembasah, maka bahan aktif dihaluskan dengan penambahan sedikit demi sedikit
pembasah sampai homogen dalam mortir dan pindahkan ke dalam matkan.
7. Suspending agent yang telah dikembangkan ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah dibasahi
kemudian diaduk sampai homogen dengan stirer di dalam matkan, encerkan dengan pembawa
J. kemudian tambahkan pengawet (larutan pengawet dalam alkohol' dan pewangi sambil terus digerus.
3. 8ambahkan pembawa sampai olume . ml. !ocok dengan stirrer hingga homogen
5. kemudian masukkan ke dalam botol yang telah ditara, kemudian tutup botolnya.
,-. Beri etiket, masukkan ke wadah sekunder disertai dengan brosur.
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan lotioX. dengan olume # ml per botol. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........9, dengan jumlah 6 botol (coklat'.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol . " ml 6 - ml. *umlah ini sudah termasuk untuk +&: (+n
&rocess :ontrol' dan ealuasi uji mutu sediaan akhir.
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 . ml.
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck ,I
, botol
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
Sediaan akhir yang dihasilkan diuji berdasarkan persyaratan sesuai yang tertera pada farmakope dan
atau buku resmi lainnya.
I<.1 %n%,&#2/ S!"/##n
+dentifikasi, penetapan kadar, dll seperti yang tertera di G+ +D atau buku resmi lainnya
I<.$ E1#lu#(/ F/(/*#
,. organoleptik
0. &enentuan distribusi ukuran partikel
2. &enentuan homogenitas
I. &enentuan olume sedimentasi
#. kemampuan redispersi
7. &enentuan iskositas dan sifat aliran
J. &enentuan pB (K%0)!m FI IV 814719, h#l 14'9)
3. &enentuan B* ( *%0)!m FI IV 89819, h#l 14'4)
I<.' E1#lu#(/ K/m/#
&rosedur ealuasi kimia harus mengacu terlebih dahulu pada data monografi sediaan (dibuku G+ +D
atau buku resmi lainnya
,. +dentifikasi
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
0. &enetapan kadar
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
Kalau monogra"i sediaan tidak ada& aru ditulis prosedur seperti dia'a# ini
Cilakukan prosedur ekstraksi terlebih dahulu dengan cara
,. +dentifikasi (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
0. &enetapan kadar (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip dan persyaratan monografi zat aktif X seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
I<.+ E1#lu#(/ 5/%l%,/
,. Eji efektiitas pengawet antimikroba (FI IV 8H19, h#l. 85+A855)
8ujuan /
&engujian dimaksudkan untuk menunjukkan efektiitas pengawet antimikroba yang ditambahkan
pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair.
1ikroba uji, media, pembuatan inokula, prosedur dan penafsiran *%0)!m FI IV h#l 85+A 855.
0. &enetapan potensi antibiotika (untuk zat aktif antibiotika' (*%0)!m FI IV 81'19, h#l. 891A
899)
EULSI
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
Tmulsi adalah sistem dua fasa, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk tetesan kecil. *ika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air merupakan fase pembawa
maka system disebut emulsi dalam air. Sebaliknya jika air atau larutan air merupakan fase terdispersi dan
minyak atau bahan seperti minyak merupakan fase pembawa maka system disebut emulsi air dalam minyak.
(FI IV, h#l H)
VI. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
emulsi..X.. dengan olumeml !ekuatan sediaan yang dibuat adalah ..
V.$ F%&mul# Umum
$" zat aktif
pembawa (air atau minyak'
emulgator
wetting agent
pengawet (multidose'
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck ,#
?ihat keterangannya di bagian
suspensi halaman I
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
antioksidan
pengental
pendapar
pemanis
pewarna
pewangi
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
8ujuan penggunaan emulsi (oral"topical', berhubungan dengan tipe emulsi (m"a atau a"m'
(lasan pemilihan bentuk zat aktif dan penggunaan zat aktif
Barus memperhatikan/
) Sifat fisika (kelarutan, titik leleh, sifat aktif permukaan'.
) Sifat kimia (antaraksi kimia'.
) Stabilitas (cahaya, panas, oksidasi)reduksi, hidrolisa'.
1asalah yang berkaitan dengan emulgator
,. &emilihan emulgator
Casar pemilihan dalam menggunakan zat pengemulsi /
(L#.hm#n, Th! Th!%&? #n" P&#.)/.! %2 In"u()&/#l Ph#&m#.?, 1974, hlm. +H9)
a. 8oksisitas yang mungkin timbul bila dipaparkan.
b. N88 kimia.
c. Barga
d. 8ipe emulsi yang diinginkan
e. Stabilitas (shelf life yang diinginkan'
f. 8ujuan penggunaan " rute pemberian
Secara umum gom arab merupakan emulgator yang baik untuk pembuatan sediaan emulsi oral
karena menghasilkan emulsi yang baik dengan iskositas yang rendah, rasa dimulut yang baik
!arena iskositas yang rendah maka emulsi yang dihasilkan dapat mengalami flokulasi. Entuk
mencegah flokulasi ini dapat ditambah sedikit tragakan (kombinasi gom arab dan tragakan
(,-/,' L#.hm#n, h#l $'$'
0. &embawa (minyak atau air'
&emilihan fase minyak tergantung pada pertimbangan/
) *enis minyak/ minyak alam"sintetik
) !onsistensi minyak/ encer"padat
) $asa
2. &enambahan zat pembantu (kegunaan, stabilitas, N88'
) zat pengawet
!arena emulgator berasal dari alam dan sediaan yang dibuat mengandung air maka
ditambahkan pengawet biasa digunakan kombinasi metil paraben (fungisida' dan propil
paraben (bakteriostatik' dengan konsentrasi masing)masing -,,3 9 dan -,-0 9. !alau
digunakan tragakan, untuk menghindari berkurang efektiitas pengawet akibat penyerapan
oleh tragakan maka konsentrasi pengawet dinaikkan menjadi metil paraben -,0 9 dan
propil paraben -,-I9
) untuk mencegah oksidasi (zat yang mudah teroksidasi' maka ditambah antioksidan
) pemilihan flaour agent dan pewarna
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan emulsi X., dengan olume # ml per botol. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah .........., dengan jumlah 6 botol (coklat'.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol A # ml, ditambah untuk keperluan uji mutu sediaan akhir
sebagai berikut /
&enetapan tipe emulsi
penentuan ukuran globul
&enetapan pB
&enentuan bobot jenis
Taluasi stabilitas fisik emulsi 0 botol
&enetapan iskositas dan rheologi .. botol
Dolume terpindahkan (tidak destruktif' 2- botol
+dentifikasi 2 botol
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck ,7
, botol
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
&enetapan kadar 2 botol
Eji efektifitas pengawet # botol
!arena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif sehingga dapat digunakan untuk uji
ealuasi yang lain. *adi jumlah emulsi yang akan dibuat adalah 6 F '4 6 7 botol
Dolume tiap botol dilebihkan 29 untuk menjamin ketepatan olume sediaan setelah dituang dari
botol. &ersentase penambahan olume mengacu pada FI IV 811'19, h#l 14++. Dolume sediaan tiap botol 6 #
ml : (' ; 3 # ml' 6 " ml
8otal olume sediaan yang akan dibuat / 7 botol . " ml 6 - ml
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 . ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
a. =/*# m!m#*#/ !mul,#)%& #l#m
Gormula yang akan dibuat /
8iap # ml mengandung /
$" zat aktif m mg
%at tambahan , n 9
Cll
&enimbangan / (untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan'
;o. Bahan yang ditimbang Entuk olume # ml Entuk olume . ml
,. %at aktif m mg
ml c x
ml
mg m
#
0. %at tambahan , n 9 . # ml n 9 . . ml
2. Cll
b. K/*# m!m#*#/ !mul,#)%& (u&2#*)#n
&erhitungan jumlah emulgator
:ontoh Gormula /
$" zat aktif (minyak' 0- 9 B?B 6 J
Tmulgator 2 9
(ir ad ,-- 9
:ontohnya emulgator yang dipakai/ 8ween 3- B?B 6 ,7
Span 3- B?B 6 I,2
1isal, 8ween 3- 6A, maka Span 3- 6 (2 @A'
*adi / ,7 . AF I,2 (2 @(' 6 J . 2
,7AF,0,5@ I,2A 6 0,
A 6 -,75
1aka / 8ween 3- 6 -,75 Span 3- 6 0,2,
Un)u* . ml m#*# "/-u)uh*#n C
%at aktif 6 0-9 . . ml
8ween 3- 6 -,75 . . ml
Span 3- 6 0,2, . . ml
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
,. Botol di cuci, dikeringkan dan ditara sesuai dengan olume sediaan yang akan dibuat.
0. Semua bahan yang diperlukan ditimbang sebanyak yang dibutuhkan.
2. Cidihkan air yang akan digunakan sebagai pembawa, dinginkan sebelum digunakan.
I. ?anjutkan sesuai metoda pembuatan metoda emulsi yang dipilih (Th! #&) %2 B%m0%un"/n,, 1957,
9
)h
!"., H#l '$7A'$9 I P!n,#n)#& 5!n)u* S!"/##n)
a. Tmulgator hidrofilik
(. 1etode !ontinental (>om kering' ( prosesnya cepat'
,. 1embuat emulsi primer"utama (corpus emulsi' terlebih dahulu dengan perbandingan
minyak / air / emulgator 6 I / 0 / ,. :ara membuatnya/ 1asukkan emulgator"gom
dalam mortir, tambahkan minyak. (duk hingga tercampur baik. 8ambahkan sekaligus
air, aduk cepat hingga terbentuk corpus emulsi yang stabil dan mengeluarkan bunyi
khas pada pergerakan alu.
0. 8ambahkan bahan formulatif lain (zat pengawet, penstabil, perasa, dll dilarutkan
dahulu dalam sedikit fase luar baru dicampur dengan emulsi utama'.
(%at yang mengganggu stabilitas emulsi ditambahkan terakhir (misalnya elektrolit,
garam logam, alcohol'.
2. Bila semua bahan sudah ditambahkan, emulsi dipindahkan ke gelas ukur dan sisa fase
luar ditambah sedikit demi sedikit sambil diaduk cepat hingga olume yang
diinginkan.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck ,J
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
B. 1etode +nggris (>om basah' ( prosesnya lama '
:ocok untuk membuat emulsi dari minyak)minyak yang sangat kental.
,. Tmulgator (alcohol :1:, 8ilosa, Deegum, Bentonit' sebanyak.... dikembangkan
terlebih dahulu sesuai dengan sifat masing)masing emulgator.
0. Cibuat emulsi primer"utama terlebih dahulu dengan perbandingan minyak / air /
emulgator 6 I / 0 / ,. :ara membuatnya / , bagian emulgator dicampur dengan 0
bagian air hingga terbentuk corpus emulsi. 8ambahkan minyak sedikit demi sedikit,
aduk cepat dan kekentalan dijaga dengan menambahkan air. Setelah terbentuk emulsi
primer, teruskan pengocokan selama ,)2 menit.
2. Bahan formulatif lainnya (zat pengawet, perasa, dll' ditambahkan dengan cara
dilarutkan terlebih dahulu ke dalam sedikit fasa luar baru kemudian dicampurkan
dengan emulsi utama.
(%at yang mengganggu stabilitas emulsi ditambahkan terakhir (misalnya elektrolit,
garam logam, alkohol'.
#. Bila semua bahan sudah ditambahkan, emulsi dipindahkan ke gelas ukur dan sisa fase
luar ditambah sedikit demi sedikit sambil diaduk cepat hingga olume yang diinginkan
b. Tmulgator surfaktan
,. Bahan yang larut minyak dicampurkan dengan fasa minyak dan bahan yang larut air
dicampur dengan fasa air.
0. 1asing)masing bahan tersebut dipanaskan pada suhu J-)J#: (fasa air J- : dan fasa
minyak J# :'
2. Setelah larut sempurna, fasa internal dicampurkan ke dalam fasa eksternal sambil distirer
dengan kecepatan tinggi selama waktu tertentu (sampai dingin'
I. Tmulsi yang telah homogen dimasukkan ke dalam botol yang telah ditara, kemudian tutup botolnya.
#. Botol diberi etiket, kemudian di masukkan ke dalam wadah sekunder yang dilengkapi dengan brosur
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan emulsiX., dengan olume # ml per botol.. !ekuatan sediaan yang
dibuat adalah .........., dengan jumlah 6 botol (coklat'.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
Dolume tiap botol dilebihkan 29 untuk menjamin ketepatan olume sediaan setelah dituang dari
botol. &ersentase penambahan olume mengacu pada FI IV 811'19, h#l 14++. Dolume sediaan tiap botol 6 #
ml : (' ; 3 # ml' 6 " ml
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol . " ml 6 - ml. *umlah ini sudah termasuk untuk +&: (+n
&rocess :ontrol' dan ealuasi uji mutu sediaan akhir.
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 . ml.
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
,. >unakan aHua demineralisata (sebagai pelarut dan pembawa' yang sudah dididihkan selama ,#
menit untuk seluruh proses
0. Seluruh bahan (zat aktif dan eksipien' yang diperlukan ditimbang
2. Tmulgator (alkohol :1:, tilosa, eegum, Bentonit' dikembangkan terlebih dahulu sesuai
dengan sifat masing)masing emulgator.
a. &embuatan corpus emulsi (sesuai dengan metoda yang dipilih'dengan menggunakan emulgator
yang telah dikembangkan dalam doule jacket container, diaduk dengan menggunakan mi.er
hingga terbentuk emulsi utama. Setelah terbentuk emulsi primer, teruskan pengocokan selama
,)2 menit.
b. pemanis dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan ke dalam emulsi primer
c. &engawet yang telah dilarutkan dalam air panas didinginkan dan dimasukkan ke dalam emulsi
primer
d. 8ambahkan perasa ke dalam emulsi primer
(6#) ?#n, m!n,,#n,,u ()#-/l/)#( !mul(/ "/)#m-#h*#n )!&#*h/& m/(#ln?# !l!*)&%l/), ,#&#m
l%,#m, #l*%h%l).
I. Bila semua bahan sudah ditambahkan sisa fase luar ditambah sedikit demi sedikit sambil distirer
cepat hingga olume yang diinginkan
#. Sampling M:
7. botol diberi etiket dan kelengkapan penandaan sediaan, meliputi register, batch dan tanggal
kadaluarsa.
J. masukkan ke dalam wadah sekunder, disertai dengan brosur dan sendok.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck ,3
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Sediaan akhir yang dihasilkan diuji berdasarkan persyaratan sesuai yang tertera pada farmakope dan
atau buku resmi lainnya.
I<.1 %n%,&#2/ S!"/##n
+dentifikasi, penetapan kadar, dll seperti yang tertera di G+ +D atau buku resmi lainnya
I<.$ E1#lu#(/ F/(/*#
,. Taluasi organoleptik (D%!(E/n A,%!(, D/*)#) *ul/#h T!*n%l%,/ F#&m#(/ (!"/##n l/*u/"# "#n
(!m/(%l/", h#l 1$7)
Cilakukan pengamatan pada suhu kamar terhadap adanya pemisahan fasa dan pecahnya emulsi, bau
tengik, dan perubahan warna.
2) &enentuan 8ipe Tmulsi
a. Eji kelarutan zat warna (#&)/n, Ph?(/.#l Ph#&m#.?, h#l +57)
&rosedur /
Sedikit zat warna larut air (e. V metilen biru, amaranth' diteteskan pada permukaan emulsi
diatas kaca objek. *ika zat warna terlarut dan berdifusi homogen pada fase eksternal berupa air
maka tipe emulsi adalah m/n?#* "#l#m #/&.
*ika zat warna tidak mewarnai fase kontinu " pendispersinya maka pengujian diulang dengan
menggunakan zat warna larut minyak (e./ sudan'. (pabila zat warna terdistribusi merata pada
fase kontinu maka tipe emulsi adalah #/& "#l#m m/n?#*.
b. Eji pengenceran (#&)/n, Ph?(/.#l Ph#&m#.?, h#l +57)
&rosedur C
Casar penetapan adalah kenyataan bahwa perubahan fase kontinu dapat dilakukan tanpa
mengganggu ketidakcampuran emulsi (emulsi dapat diencerkan sampai batas tertentu.
Sebaliknya penambahan fasa pendispersi akan menambah"menyebabkan ketidakcampuran.
Eji ini dilakukan dengan mengencerkan emulsi dengan air, jika emulsi tercampur baik dengan
air tanpa memperlihatkan ketidakcampuran maka tipe emulsinya adalah m/n?#* "#l#m #/&.
Bal ini dapat diamati menggunakan mikroskop untuk untuk memberikan isualisasi yang baik
tentang adanya ketidakcampuran.
2. &enentuan Ekuran >lobul (#&)/n h#l +'4+'1G L#.hm#n P&#.)/.! !" III, h#l 5'1)
1etode ini cukup banyak digunakan untuk ealuasi emulsi. =ang ditetapkan adalah ukuran droplet
rata)rata berikut distribusinya pada selang waktu waktu tertentu. Ciasumsikan terjadi pembesaran
ukuran droplet. (nalisis ukuran droplet ini dapat dilakukan dengan mikroskop (mengukur diameter'
atau penghitung elektronik (electronic counter', yang mengukur olume droplet.
&rosedur /
untuk mempermudah penentuan ukuran droplet, sediaannya diencerkan dulu dengan gliserin. Cari
sediaan yang telah diencerkan tadi, diambil ,)0 tetes, disimpan di atas kaca objek, lalu diberi
beberapa tetes larutan Sudan +++, diaduk sampai rata. Setelah diberi kaca penutup, dilihat di bawah
mikroskop bermikrometer. &artikel yang diukur paling sedikit berjumlah 2--.
Studi menggunakan emulsi yang stabil menunjukkan bahwa pada awalnya akan terjadi perubahan
ukuran droplet yang sangat cepat, yang menunjukkan kekurangsempurnaan pelapisan permukaan
droplet oleh emulgator selama proses emulsifikasi. Selanjutnya perubahan ukuran droplet yang
lambat menunjukkan adanya koalesensi droplet sampai tercapai kondisi yang relatif lebih stabil.
I. &enetapan iskositas dan sifat aliran dengan Diskosimeter Brookfield (%"ul P&#*)/*um
F#&m#(/ F/(/*#, $44$, h#l 17A18)
Diskosimeter Brookfield merupakan iskosimeter banyak titik dimana dapat dilakukan pengukuran
pada beberapa harga kecepatan geser sehingga diperoleh rheogram yang sempurna. Diskosimeter ini
dapat pula digunakan baik untuk menentukan iskositas dan rheologi cairan ;ewton maupun non)
;ewton.
&rosedur /
a. &enyiapan sampel
Sampel yang akan diukur ditempatkan pada gelas piala dengan permukaan rata (sedapat
mungkin penuh' dan tidak boleh ada gelembung udara didalamnya
b. Nrientasi spindel
*enis spindel / 8(, 8B, 8:, 8C, 8T, 8G (diurut dari yang besar sampai yang kecil'
Semakin kental sampel yang akan diuji, gunakan spindel yang semakin kecil. Salah satu spindel
dipilih, dicoba pada I kecepatan (rpm' yaitu -.# V ,V 0.#V dan # $&1. *ika masing)masing $&1
memberikan harga diantara 2-)3- maka spindel dapat digunakan, jika diluar rentang harga
tersebut maka spindel diganti dengan yang lain
c. &engukuran
Cilakukan pada suhu kamar
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck ,5
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
&embacaan skala dilakukan pada rentang waktu tertentu misalnya 0 menit. Setiap formula
dapat dilakukan 0)2 . pengukuran. &emabacaan dilakukan dengan menyatakan jenis
spindel dan kecepatan putarnya
d. :ara kerja /
,. emulsi yang akan diukur dimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak F I--)#-- ml.
0. &asang spindel pada gantungan spindel.
2. 8urunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas spindel tercelup ke dalam cairan yang
akan diukur iskositasnya.
I. pasang stop kontak.
#. nyalakan motor sambil menekan tombol.
7. biarkan spindel berputar dan lihatlah jarum merah pada skala.
J. bacalah angka yang ditunjukkan oleh jarum tersebut. Entuk menghitung iskositas, maka
angka pembacaan tersebut dikalikan dengan suatu faktor yang dapat dilihat pada tabel yang
terdapat pada brosur alat.
3. dengan mengubah)ubah $&1, maka didapat iskositas pada berbagai $&1.
Entuk mengetahui sifat aliran, dibuat kura antara $&1 dan usaha yang dibutuhkan untuk memutar
spindel. Esaha dapat dihitung dengan mengalikan angka yang terbaca pada skala dengan J,,3J dyne
cm (untuk iskometer Brookfield tipe $D'
#. &enentuan olume terpindahkan (FI IV 81$H19, h#l 1489)
7. &enentuan Berat *enis (FI IV 89819, h#l 14'4).
J. &enetapan pB (FI IV 814719, h#l 14'9)
3. Taluasi stabilitas fisik emulsi
a. &enentuan 8inggi Sendimentasi
&engamatan terhadap emulsi akibat pengaruh waktu dan temperatur merupakan hal yang rutin
dilakukan untuk memprediksi shelf life produk emulsi.
&rosedur/
Sediaan emulsi yang diuji disimpan dalam tabung sedimentasi selama beberapa waktu pada
temperatur kamar dan temperatur di atas temperatur kamar. Selang waktu tertentu dilakukan
pengamatan terhadap sediaan emulsi yang diuji dengan melihat terjadinya pembentukan lapisan
seperti susu. Stabilitas fisik emulsi ditentukan dengan berdasarkan perbandingan harga Bu dan
Bo selama penyimpanan.
Bu 6 tinggi lapisan seperti susu
Bo 6 tinggi seluruh sediaan
Tmulsi dikatakan stabil jika harga =
*o
*u
, atau mendekati satu.
Tfek penyimpanan pada temperatur tinggi adalah percepatan laju koalesensi atau creaming,
yang lazimnya juga diikuti dengan berkurangnya iskositas. !ebanyakan emulsi akan menjadi
encer jika disimpan pada temperatur tinggi dan akan menjadi keras jika dikembalikan pada
temperatur kamar. &engerasan ini akan lebih intensif jika pendinginan tersebut tidak disertai
dengan pengadukan.
Emumnya pendinginan akan lebih cepat merusak emulsi dibandingkan dengan pemanasan,
karena lazimnya kelarutan emulsi lebih sensitif terhadap pendinginan.
Beberapa emulsi diketahui sangat stabil pada temperatur I-)I#
o
:, tetapi tidak dapat
mentoleransi temperatur di atas #-
o
: atau di atas 7-
o
: selama beberapa jam.
&erubahan temperatur dapat menimbulkan efek terhadap/ iskositas, partisi emulgator,
inersi fasa dan kristalisasi jenis lipid tertentu.
b. &engaruh sentrifugasi (l#.hm#n, "/(0!&(! (?()!m 1%l I h#l $+4)
:ara ini untuk memprediksi s#el" li"e emulsi pada temperatur kamar adalah dengan sentrifugasi,
yang akan menyebabkan terjadinya pemisahan fasa akibat koalesensi atau creaming.
&rosedur / (%"ul P&#*)/*um T!*n%l%,/ S!"/##n L/Fu/" "#n S!m/ S%l/", &!1/(/ $44',
h#l '8)
Sentrifugasi pada 2J#- $&1 dalam tabung setinggi ,- cm selama # jam dikatakan ekialen
dengan pengaruh selama kurang lebih , tahun sedangkan sentrifugasi pada kecepatan yang
sangat tinggi 0#.--- $&1'dapat memprediksi ketidakstabialan emulsi yang tidak terlihat pada
penyimpanan normal.
I<.' E1#lu#(/ K/m/#
&rosedur ealuasi kimia harus mengacu terlebih dahulu pada data monografi sediaan (dibuku G+ +D
atau buku resmi lainnya
,. +dentifikasi
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 0-
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
0. &enetapan kadar
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
Kalau monogra"i sediaan tidak ada& aru ditulis prosedur seperti dia'a# ini
Cilakukan prosedur ekstraksi terlebih dahulu dengan cara
,. +dentifikasi (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
0. &enetapan kadar (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip dan persyaratan monografi zat aktif X seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
I<.+ E1#lu#(/ 5/%l%,/
,. Eji efektiitas pengawet antimikroba (FI IV 8H19, h#l. 85+A855)
Semua emulsi memerlukan bahan anti mikroba karena fase air mempermudah pertumbuhan
mikroorganisme. !esulitan muncul pada pengawetan sistem emulsi, sebagai akibat dari memisahnya
bahan anti mikroba dari fasa air yang sangat memerlukannya, atau terjadinya kompleksasi dengan
bahan pengemulsi yang akan mengurangi efektiitas. Nleh karena itu, efektiitas sistem pengawetan
harus selalu diuji pada sediaan akhir. (FI IV, h#l 7)
1ikroba uji, media, pembuatan inokula, prosedur dan penafsiran *%0)!m FI IV h#l 85+A 855.
SIRUP
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
?arutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal /
terdispersi secara molekular dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
?arutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat
dengan atau tanpa bahan pengaorma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolen air.
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dengan kadar tinggi. ?auran
sukrosa hamper jenuh dalam air dikenal sebagai sirup"sirup kompleks (FI IV, h#l 15).
.
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
sirup ..X.. dengan olumeml. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .mg"# ml.
V.$ F%&mul# Umum
$" %at aktif
&embasah (jika perlu'
&engsolubilisasi (jika perlu'
&engental
(nti caplocking
&endapar
&engawet
(ntioksidan
&emanis
&ewarna
&ewangi
pengompleks
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(lasan pembuatan bentuk sediaan larutan sirup dari zat aktif.
Bahas mengenai kelarutan zat aktif
(lasan pemilihan bentuk aktif dari zat aktif.
Entuk mendapatkan sediaan sirup yang baik, maka dipilih zat aktif dalam bentuk garamnya.
*ika bentuk zat aktif yang digunakan berubah dari soal, maka diperlukan perhitungan kesetaraan
dosis karena dosis yang tercantum pada kesimpulan analisis farmakologi bab ++.,- masih dinyatakan
seperti dalam soal.
&embahasan formula di pustaka.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 0,
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
(nalisis dasar pemilihan eksipien yang digunakan, keuntungan dan kerugiannya, beserta data)data
pendukung (jika data diperoleh dari penelitian, maka judul penelitian " jurnal tersebut dicantumkan'.
:atatan / untuk mencegah kemungkinan terjadi caplocking, maka perlu ditambah anti caplocking
seperti sorbitol. Selain itu sorbitol berfungsi sebagai pengental yang mempermudah proses
penuangan sirup dan meningkatkan iskositas sirup
pB stabilitas zat aktif
(nalisis prosedur pembuatan.
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan sirup X., dengan olume # ml per botol.. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........mg"#ml, dengan jumlah 6 botol (coklat'.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol A # ml. Entuk keperluan uji mutu sediaan akhir sebagai
berikut /
&enentuan bobot jenis
&enetapan pB
&enetapan iskositas (iskometer Boopler' ..... botol
Dolume terpindahkan (uji ini tidak bersifat destruktif' 2- botol
Eji kejernihan ..... botol
+dentifikasi 2 botol
&enetapan kadar 2 botol
Eji efektifitas pengawet # botol
&enetapan potensi antibiotika (jika zat aktifnya antibiotika' ..... botol
!arena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif sehingga dapat digunakan untuk uji
ealuasi yang lain. *adi jumlah sirup yang akan dibuat adalah 6 F '4 6 7 botol
Dolume tiap botol dilebihkan 09 untuk menjamin ketepatan olume sediaan setelah dituang dari
botol. &ersentase penambahan olume mengacu pada FI IV 811'19, h#l 14++). Dolume sediaan tiap botol 6
# ml : (0 9 . # ml' 6 " ml
8otal olume sediaan yang akan dibuat / 7 botol . " ml 6 - ml
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 . ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
8iap # ml mengandung /
$" zat aktif m mg
%at tambahan , n 9
Cll
&enimbangan / (untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan'
;o. Bahan yang ditimbang Entuk olume # ml Entuk olume . ml
,. %at aktif m mg
ml c x
ml
mg m
#
0. %at tambahan , n 9 . # ml n 9 . . ml
2. Cll
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
,. Botol di cuci, dikeringkan dan ditara sesuai dengan olume sediaan yang akan dibuat.
0. air sebagai pelarut atau pembawa harus dididihkan, kemudian didinginkan (dengan ditutup
menggunakan kaca arloji'.
2. zat aktif dan eksipien dihaluskan dan ditimbang.
I. dibuat sirupus simple. sebagai pemanis dan pengental, dengan cara /
7# bagian sakarosa dilarutkan dalam air sehingga diperoleh ,-- bagian sirup. !emudian saring dan
timbang sirupus simple. sesuai dengan yang dibutuhkan.
#. zat aktif dan eksipien berbentuk serbuk dihaluskan dalam mortir yang berbeda.
7. zat aktif dilarutkan ke dalam sejumlah olume pelarut dengan cara ditambahkan sedikit)sedikit
sambil diaduk sampai larut sempurna. 8ambahkan sirupus simpleks ke dalamnya.
J. eksipien dilarutkan dengan cara yang sama ke dalam sebagian pelarut yang diperlukan. !emudian
masukkan ke (#'. (duk sampai homogen.
3. flaour ditambahkan dalam bentuk terlarut (dalam pelarut yang dapat bercampur dengan pelarut
yang digunakan'.
5. sisa pelarut ditambahkan sampai olume sediaan yang dibuat, aduk hingga homogen
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 00
, botol
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
,-. seluruh larutan disaring, kemudian dimasukkan ke dalam wadah botol yang sudah ditara
sebelumnya. !emudian tutup botolnya.
,,. botol diberi etiket, dimasukkan ke wadah sekunder dengan disertakan brosur dan sendok.
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan sirup ..X...., dengan olume # ml per botol. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........mg"#ml, dengan jumlah 6 botol (coklat'.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
Dolume tiap botol dilebihkan 09 untuk menjamin ketepatan olume sediaan setelah dituang dari
botol. &ersentase penambahan olume mengacu pada FI IV 811'19, h#l 14++. Dolume sediaan tiap botol 6 #
ml : (' ; 3 # ml' 6 " ml
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol . " ml 6 - ml. *umlah ini sudah termasuk untuk +&: (+n
&rocess :ontrol' dan ealuasi uji mutu sediaan akhir.
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 . ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
8iap # ml mengandung /
$" zat aktif m mg
%at tambahan , n 9
Cll
&enimbangan / (untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan'
;o. Bahan yang ditimbang Entuk olume # ml Entuk olume . ml
,. %at aktif m mg
ml c x
ml
mg m
#
0. %at tambahan , n 9 . # ml n 9 . . ml
2. dll
VIII.' P&%(!"u& 0!m-u#)#n
,. gunakan aHua C1 (sebagai pelarut atau pembawa' yang sudah dididihkan selama ,# menit untuk
seluruh proses.
0. zat aktif dan eksipien yang diperlukan ditimbang dan dihaluskan dengan mesh 2-
2. dalam wadah doule jacketed, dibuat sirupus simpleks dengan cara /
7# bagian sukrosa dilarutkan dalam (metil paraben -,0# 9 b"' aHua C1 sehingga diperoleh ,--
bagian sirup (FI III, 5H7). (duk hingga larut dan biarkan mendidih , menit. &eriksa kejenuhan
larutan, dinginkan hingga temperature larutan tidak lebih dari 7-
o
:.
I. melalui saringan mesh 7-, pindahkan (2' ke dalam wadah yang sesuai +doule jacketed,. (duk
#. dalam wadah bersih larutkan zat aktif (dengan air atau etanol atau salah satu pelarut dengan
kelarutan zat aktif paling tinggi. (duk hingga larut sempurna.
7. dalam wadah bersih lain larutkan pengawet.
J. dalam wadah bersih lain larutkan eksipien lain (selain flaor'.
3. tuang (#', (7', (J' ke dalam (I' melalui saringan atau mesh ,#-. aduk selama ,- menit, dinginkan
hingga temperature 2#)I-
o
:.
5. periksa pB, syarat..
,-. jka pB memenuhi syarat, tambahkan dapar ..
,,. dalam wadah bersih larutkan flaor, melalui mesh ,#- masukkan ke dalam (I'.
,0. tambahkan ke dalam (I' aHua C1 matang dingin hingga olume batch yang diperlukan. (duk
selama 2- menit.
,2. periksa pB akhir lakukan pengisian ke dalam botol (kemasan primer'
,I. botol diberi etiket dan kelengkapan penandaan sediaan, meliputi register, batch dan tanggal
kadaluarsa.
,#. masukkan ke dalam wadah sekunder, disertai dengan brosur dan sendok.
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
I<.1 %n%,&#2/ S!"/##n
+dentifikasi, penetapan kadar, dll seperti yang tertera di G+ +D atau buku resmi lainnya.
I<.$ E1#lu#(/ F/(/*#
1. Taluasi organoleptik
1eliputi bau, rasa, warna.
$. Taluasi kejernihan larutan (*%0)!m FI IV 88819 h#l 998)
'. &enetapan pB (*%0)!m FI IV 814719 h#l 14'9)
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 02
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
+. &enetapan bobot jenis (*%0)!m FI IV 89819 h#l 14'4)
5. &enentuan iskositas (kekentalan' (P!)unKu* 0#*)/*um F#&m#(/ F/(/*# h#l 9, 1$G F#&m#(/ F/(/*#,
#&)/n h#l +H')
(lat / Diskometer Boeppler
&rinsip / mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada temperature tetap.
:ara /
) +si tabung dengan cairan yang akan diukur iskositasnya (jangan sampai penuh'
) 1asukkan bola yang sesuai (bola yang sesuai akan melewati garis m, dan m2 dalam #-)#--
detik'.
) 8ambahkan cairan sampai penuh dan tabung ditutup (jangan sampai ada gelembung udara'
) Bila bola sudah turun melampaui garis awal, kembalikan bola ke posisi semula dengan cara
membalikkan tabung.
) Bitung waktu (detik' yang dibutuhkan oleh bola untuk menempuh jarak dari garis m, sampai
dengan garis m2 melalui cairan tabung.
) Bitung bobot jenis cairan dengan menggunakan piknometer
) Diskositas cairan dihitung dengan rumus /
6 B (, ) 0' t
!eterangan / 6 iskositas cairan
B 6 konstanta bola
, 6 bobot jenis bola
0 6 bobot jenis cairan
t 6 waktu yang dibutuhkan bola untuk menempuh jarak tertentu
H. Dolume terpindahkan (*%0)!m FI IV 81$419 h#l 1489)
I<.' E1#lu#(/ K/m/#
&rosedur ealuasi kimia harus mengacu terlebih dahulu pada data monografi sediaan (dibuku G+ +D
atau buku resmi lainnya
,. +dentifikasi
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
0. &enetapan kadar
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
Kalau monogra"i sediaan tidak ada& aru ditulis prosedur seperti dia'a# ini
Cilakukan prosedur ekstraksi terlebih dahulu dengan cara
,. +dentifikasi (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
0. &enetapan kadar (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip dan persyaratan monografi zat aktif X seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
I<.+ E1#lu#(/ 5/%l%,/
,. Eji efektiitas pengawet antimikroba(jika memakai pengawet' (FI IV 8H19, h#l. 85+A855)
8ujuan /
&engujian dimaksudkan untuk menunjukkan efektiitas pengawet antimikroba yang ditambahkan
pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair.
1ikroba uji, media, pembuatan inokula, prosedur dan penafsiran *%0)!m FI IV h#l 85+A855.
0. &enetapan potensi antibiotika (untuk antibiotik' (K%0)!m FI IV 81'19, h#l 891A899)
SIRUP KERIND
K!-#n?#*#n (%#l uK/#n (/&u0 *!&/n, (L#) #*)/2n?# #n)/-/%)/*) "/-u#) "#l#m -!n)u* (u(0!n(/
*!&/n,, K#"/ l/h#) #K# "/ -#,/#n (u(0!n(/ *!&/n,.
T#0/, #"# Ku,# ?#n, -!n#&A-!n#& "/-u#) "#l#m -!n)u* (/&u0 *!&/n, "/ "#l#m E#"#h (#.h!).
(l/h#) "/Ku&n#l M(/&u0 *!&/n, A(!)%(#l (144 (#.h!))M UE/!, 9474$1+8. T#0/, (!.#&# umum m/&/0 "!n,#n
(/&u0 -/#(# *!.u#l/ -#hE# (/&u0 *!&/n, -!&#"# "#l#m *!#"##n *!&/n,
:atatan / Sediaan sirup kering biasanya dibuat atas dasar pertimbangan stabilitas zat aktif. Entuk
sediaan dengan zat aktif yang larut dalam air tetapi tidak stabil dalam air, atau untuk sediaan yang
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 0I
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
mengandung zat aktif dengan kelarutan kecil dalam air (tapi larut dalam dosis yang dibuat' sangat cocok
dibuat dalam bentuk padatan kering. !arena tidak dapat dibuat dalam dosis ganda biasanya sirup kering
dibuat untuk sekali pemakaian dalam sachet
DROPS
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
?arutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal /
terdispersi secara molekular dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
?arutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat
dengan atau tanpa bahan pengaorma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolen air.
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dengan kadar tinggi. ?auran
sukrosa hamper jenuh dalam air dikenal sebagai sirup"sirup kompleks (FI IV, h#l 15).
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
..X.. drops dengan olumeml. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .mg"ml.
V.$ F%&mul# Umum
$" %at aktif
&elarut
&embasah (jika perlu'
&engsolubilisasi (jika perlu'
&engental
(nti caplocking
&endapar
&engawet
(ntioksidan
&emanis
&ewarna
&ewangi
pengompleks
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(lasan pembuatan bentuk sediaan drops dari zat aktif.
Bahas mengenai kelarutan zat aktif
(lasan pemilihan bentuk aktif dari zat aktif.
Entuk mendapatkan sediaan sirup yang baik, maka dipilih zat aktif dalam bentuk garamnya.
*ika bentuk zat aktif yang digunakan berubah dari soal, maka diperlukan perhitungan kesetaraan
dosis karena dosis yang tercantum pada kesimpulan analisis farmakologi bab ++.,- masih dinyatakan
seperti dalam soal.
&embahasan formula di pustaka.
(nalisis dasar pemilihan eksipien yang digunakan, keuntungan dan kerugiannya, beserta data)data
pendukung (jika data diperoleh dari penelitian, maka judul penelitian " jurnal tersebut dicantumkan'.
) untuk zat yang mudah teroksidasi ditambahkan antioksidan
) Sediaan yang digunakan untuk pemakaian berulang sehingga perlu penambahan pengawet.
:atatan / untuk mencegah kemungkinan terjadi caplocking, maka perlu ditambah anti caplocking
seperti sorbitol. Selain itu sorbitol berfungsi sebagai pengental yang mempermudah proses
penuangan sirup dan meningkatkan iskositas sirup
pB stabilitas zat aktif
(nalisis prosedur pembuatan.
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan dropsX., dengan olume # ml. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........mg"ml, dengan jumlah 6 botol (coklat'.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol A # ml. Entuk keperluan uji mutu sediaan akhir sebagai
berikut /
&enentuan bobot jenis
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 0#
, botol
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
&enetapan pB
&enetapan iskositas (iskometer Boopler' ..... botol
Dolume terpindahkan (uji ini tidak bersifat destruktif' 2- botol
Eji kejernihan ..... botol
+dentifikasi 2 botol
&enetapan kadar 2 botol
Eji efektifitas pengawet # botol
&enetapan potensi antibiotika (jika zat aktifnya antibiotika' ...... botol
!arena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif sehingga dapat digunakan untuk uji
ealuasi yang lain. *adi jumlah sediaan yang akan dibuat adalah 6 F '4 6 7 botol
8otal olume sediaan yang akan dibuat / 7 botol . " ml 6 - ml
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 . ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
8iap ml mengandung /
$" zat aktif m mg
%at tambahan , n 9
Cll
&enimbangan / (untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan'
;o. Bahan yang ditimbang Entuk olume . ml
,. %at aktif m mg . . ml
0. %at tambahan , n 9 . . ml
2. Cll
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
,. Botol di cuci, dikeringkan dan ditara sesuai dengan olume sediaan yang akan dibuat.
0. air sebagai pelarut atau pembawa harus dididihkan, kemudian didinginkan (dengan ditutup
menggunakan kaca arloji'.
2. zat aktif dan eksipien dihaluskan dan ditimbang.
I. zat aktif dan eksipien berbentuk serbuk dihaluskan dalam mortir yang berbeda.
#. zat aktif dilarutkan ke dalam sejumlah olume pelarut dengan cara ditambahkan sedikit)sedikit
sambil diaduk sampai larut sempurna.
7. 1asing)masing eksipien dilarutkan dengan cara yang sama ke dalam sebagian pelarut yang
diperlukan. !emudian masukkan ke (#', bilas masing)masing wadah bekas larutan eksipien dengan
air dan air bekas bilasan dimasukkan ke (#', (duk sampai homogen.
J. flaour ditambahkan dalam bentuk terlarut (dalam pelarut yang dapat bercampur dengan pelarut
yang digunakan'. ?akukan pengecekan pB
3. sisa pelarut ditambahkan sampai olume sediaan yang dibuat, aduk hingga homogen.
5. seluruh larutan disaring menggunakan kertas saring yang telah dibasahi dengan air.
,-. 1asukkan sejumlah larutan ke dalam wadah botol yang sudah ditara sebelumnya. !emudian tutup
botolnya.
,,. botol diberi etiket, dimasukkan ke wadah sekunder dengan disertakan brosur dan sendok.
SKALA PRODUKS+
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Sama semua dengan sirup, lihat di halaman 02
ELIKSIR
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
?arutan adalah sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal /
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. !arena
molekul @ molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan,
umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan
atau dicampur.
Bentuk sediaan larutan digolongkan menurut cara pemberiannya, misalnya larutan oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam
air atau campuran kosolen air.
&engenceran larutan oral dengan air yang mengandung kosolen seperti etanol, dapat menyebabkan
pengendapan bahan terlarut.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 07
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
?arutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai sirup.
?arutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai sirup atau sirup simpleks. &enggunaan istilah sirup
juga digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi
oral.
Cisamping sukrosa dan gula lain, senyawa poliol tertentu seperti sorbitol dan gliserin dapat
digunakan dalam larutan oral untuk menghambat penghabluran dan untuk mengubah kelarutan, rasa dan sifat
lain zat pembawa. Emumnya juga ditambahkan anti mikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri, jamur
dan ragi. ?arutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolen dinyatakan sebagai eliksir (FI IV, h#l 15).
Tliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung selain
obat juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat pengawet, zat warna dan zat pewangi,
untuk digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol 5-9 yang dimaksudkan untuk
mempertinggi kelarutan obat. Capat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilen glikol.sebagai pengganti gula
dapat ditambahkan sirup simpleks (F%&n#( E". II, h#l. '1').
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
eliksir..X.. dengan olumeml. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .mg"# ml.
V.$ F%&mul# Umum
$" zat aktif
pelarut utama (etanol dan air sesuai dengan daya melarut zat aktif'
pelarut tambahan (gliserol, propilen glikol, sorbitol'
anti)caplocking
pendapar
pengawet
antioksidan
pemanis
pewarna
pewangi
pengompleks
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(lasan pembuatan bentuk sediaan eliksir dari zat aktif
(lasan pemilihan bentuk aktif dari zat aktif
*ika bentuk zat aktif yang digunakan berubah dari soal, maka diperlukan perhitungan kesetaraan
dosis karena dosis yang tercantum pada kesimpulan analisis farmakologi bab ++.,- masih dinyatakan
seperti dalam soal.
&erhitungan !d pelarut campur dan persentase masing)masing pelarut yang digunakan
B%n)%h /
Berdasarkan data kelarutan maksimum hasil penelitian dipustaka tentang kelarutan zat aktif X
misalnya pelarut campur yang digunakan etanol / gliserin / air 6 ,# / ,# / J-.
;amun dalam hal ini kadar etanol tidak melebihi ,- 9, karena sediaan biasa ditujukan untuk anak)
anak. Selain itu konsentrasi yang tinggi dari etanol akan memberikan rasa membakar (.%%0!& #n"
,un, h#l 7H). *umlah etanol yang digunakan harus dicantumkan dalam penandaan.
Calam hal ini dapat digunakan pelarut campur dengan komposisi etanol / gliserin / air 6 ,- / 0- /J-
;amun gliserin disini mencapai 0- 9, yang dapat menyebabkan diare karena gliserin konsentrasi
tinggi mempunyai efek laksan. Cisamping itu pemakaian gliserin dalam eliksir maksimum 0- 9
(h#n" 5%%* %2 !3./0/!n), h#l 1$'). Entuk menghindari efek laksan tersebut dapat digunakan
pelarut lain yaitu propilen glikol
*umlah propilen glikol yang ditambahkan dihitung dan diperkirakan berdasarkan konstanta
elektrik komposisi pelarut campur etanol / gliserin / air 6 ,- / 0- /J-
!onstanta dielektrik dari komposisi pelarut campur ini adalah (m#&)/n, Ph?(/.#l 0h#&m#.?, 1$9)
!d air 6 3-,I
!d gliserin 6 I2,-
!d etanol 6 0#,J
!d etanol 57 9 6 (57 9 . 0#,J' F (I 9 . 3-,I' 6 0J,35
!d propilen glikol 6 22
1aka !d campuran dari pelarut campur etanol / gliserin / air 6 ,- / 0- /J-
!d campuran 6 (,- 9 . 0J,35 'F (0-9 . I2' F (J-9 . 3-,I' 6 7J,775
>liserin yang digunakan direncanakan ,- 9 maka propilen yang ditambahkan adalah
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 0J
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
7J,775
,--
.'3-,I ) ,- ) ,- ) (,-- 22' (.. I2' . (,- ' 0J,35 . (,- + + +
=
7J77,5 6 0J3,5 F I2- F 22. F (3-).' 3-,I
7J77,5 6 J,I-,5F 22. ) 3-,I.
IJ,I . 6 2JI
. 6 J,5 9
*adi pelarut campur yang digunakan adalah etanol / gliserin / propilen glikol / air 6 ,- 9 / ,- 9 /
J,5 9 / J0,,,
B#)#)#n / &ropilen glikol tidak digunakan untuk anak)anak karena efek toksiknya pada system saraf
pusat anak (m#&)/n"#l! !" '$ h#l 1H$$)
(nalisis dasar pemilihan eksipien yang digunakan, keuntungan dan kerugiannya, beserta data)data
pendukung (jika data diperoleh dari penelitian, maka judul penelitian"jurnal tersebut dicantumkan'
,. kosolen yang digunakan dalam formula
0. komposisi pelarut yang digunakan
2. pemanis yang digunakan
I. pewarna dan pewangi yang dipilih
(nalisis prosedur pembuatan
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan eliksirX., dengan olume # ml per botol. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........mg"#ml, dengan jumlah 6 botol (coklat'.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol A # ml, ditambah untuk keperluan uji mutu sediaan akhir
sebagai berikut /
&enetapan B*
&enetapan pB
Taluasi kejernihan .... botol
Dolume terpindahkan (tidak destruktif' 2- botol
&enentuan iskositas (iskometer Boopler' ... botol
+dentifikasi 2 botol
&enetapan kadar 2 botol
Eji efektiitas pengawet # botol
Eji potensi antibiotika (jika zat aktifnya antibiotika' ..... botol
!arena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif sehingga dapat digunakan untuk uji
ealuasi yang lain.
Dolume tiap botol dilebihkan 09 untuk menjamin ketepatan olume sediaan setelah dituang dari
botol. &ersentase penambahan olume mengacu pada FI IV 811'19, h#l 14++. Dolume sediaan tiap botol 6 #
ml : ($ ; 3 # ml' 6 " ml
*adi, sediaan yang akan dibuat sebanyak (6 F 2-' botol . " m? 6 - m?
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; . -) ml 6 . ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
8iap # ml mengandung /
$" zat aktif m mg
%at tambahan , n 9
Cll
&enimbangan / (untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan'
;o. Bahan yang ditimbang Entuk olume # ml Entuk olume . ml
,. %at aktif m mg
ml c x
ml
mg m
#
0. %at tambahan , n 9 . # ml n 9 . . ml
2. dll
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n (Sum-!& C %"ul P&#*)/*um S!m/(%l/"#, $44', h#l 15,18).
,. botol dicuci, dikeringkan dan ditara sesuai dengan olume sediaan yang akan dibuat.
0. (ir sebagai pembawa harus dididihkan kemudian didinginkan (dengan ditutup menggunakan kaca
arloji'
2. %at aktif dan bahan pembantu ditimbang.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 03
, botol
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
I. &embuatan sirupus simplek. (FI III h#l 5H7) larutkan 7# bagian sukrosa dalam larutan metil
paraben -,0#9 b" hingga terbentuk ,-- bagian sirupus simpleks yang berfungsi sebagai pengental
dan pemanis. !emudian saring dan timbang sirupus simple. sesuai dengan yang dibutuhkan.
#. %at aktif dihaluskan dalam mortir kemudian dilarutkan dalam pelarut. (da 0 cara untuk melarutkan
zat aktif /
a. %at aktif dilarutkan dalam pelarut yang paling melarutkan zat)zat tersebut, kemudian baru
ditambahkan dengan pelarut lainnya.
B#)#)#n G L#) #*)/2 h#&u( l#&u) -#/*, )/"#* -%l!h K!nuh NN
b. Cibuat kombinasi pelarut campur terlebih dahulu, kemudian baru zat aktifnya dilarutkan sedikit
demi sedkit ke dalam sistem pelarut campur tersebut. (pabila kelarutan zat aktif di dalam
masing)masing pelarut yang akan dikombinasikan tidak tinggi, maka zat aktif dilarutkan sedikit
demi sedikit ke dalam pelarut campur tersebut.
7. Bahan pembantu dihaluskan dalam mortir kemudian dilarutkan dalam pelarut yang paling
melarutkan zat)zat tersebut.
J. 8ambahkan berturut)turut larutan pengawet, larutan pewangi, larutan pewarna kedalam larutan zat
aktif (Sedapat mungkin penambahan zat)zat pembantu dalam keadaan terlarut
3. 1asukkan sirupus simplek
5. >enapkan dengan air sampai olume yang diinginkan.
,-. Seluruh larutan disaring, kemudian di masukkan ke dalam botol yang telah ditara sebelumnya dan
tutup.
,,. Beri etiket, masukkan ke wadah sekunder yang disertai dengan brosur dan sendok
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan eliksirX., dengan olume # ml per botol. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........mg"#ml, dengan jumlah 6 botol (coklat'.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
Dolume tiap botol dilebihkan 09 untuk menjamin ketepatan olume sediaan setelah dituang dari
botol. &ersentase penambahan olume mengacu pada FI IV 811'19, h#l 14++. Dolume sediaan tiap botol 6 #
ml : (' ; 3 # ml' 6 " ml
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol . " ml 6 - ml. *umlah ini sudah termasuk untuk +&: (+n
&rocess :ontrol' dan ealuasi uji mutu sediaan akhir.
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 . ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
8iap # ml mengandung /
$" zat aktif m mg
%at tambahan , n 9
Cll
&enimbangan / (untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan'
;o. Bahan yang ditimbang Entuk olume # ml Entuk olume . ml
,. %at aktif m mg
ml c x
ml
mg m
#
0. %at tambahan , n 9 . # ml n 9 . . ml
2. dll
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
,. >unakan aHua demineralisata (sebagai pelarut dan pembawa' yang sudah dididihkan selama ,#
menit untuk seluruh proses
0. zat aktif dan eksipien yang diperlukan ditimbang dan dihaluskan dengan mesh 2-
2. dalam wadah double jacketed, larutkan sukrosa dalam aHua C1. (duk hingga larut dan biarkan
mendidih satu menit. &eriksa kejenuhan larutan, dinginkan hingga temperatur larutan tidak lebih
dari 7- :
I. 1elalui saingan mesh 7-, pindahkan (2' ke dalam wadah yang sesuai.
#. (duk melalui saringan mesh 7-, tambahkan ke dalam (I'..(pelarut campur seperti sorbitol,
propilen glikol dll', aduk.
7. Calam wadah bersih larutkan zat aktif (dengan air atau etanol atau salah satu pelarut dengan
kelarutan zat aktif yang paling tinggihingga larut sempurna.
J. dalam wadah bersih lain larutkan pengawet
3. dalam wadah bersih lain larutkan eksipien lain kalau ada selain flaour
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 05
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
5. 8uang (7', (J', (3' ke dalam (I' melalui saringan atau mesh ,#- (rangkap I'. (duk selama ,- menit.
Cinginkan hingga temperatur 2#)I-:
,-. &eriksa pB, syarat.
,,. *ika pB memenuhi syarat , tambahkan dapar..
,0. Calam wadah bersih larutkan flaour, melalui saringan"mesh ,#- (rangkap I'masukkan kedalam
(I', lalu bilas dengan etanol sisa dan aduk
,2. 8ambahkan kedalam (I' aHua C1 matang dingin hingga olume batch yang diperlukan. (duk
selama 2- menit
,I. &eriksa pB akhir dan kejernihan larutan
,#. ?akukan pengisian ke dalam botol (kemasan primer'.
,7. botol diberi etiket dan kelengkapan penandaan sediaan, meliputi register, batch dan tanggal
kadaluarsa.
,J. masukkan ke dalam wadah sekunder, disertai dengan brosur dan sendok.
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Sama semua dengan uji mutu sediaan sirup, jadi lihat aja di bagian sirup halaman 02, tapi pada
bagian ealuasi kimia ditambah dengan penetapan kadar etanol (*%0)!m FI IV 814+19, h#l 14'H,
umumn?# "/0/l/h m!)%"# II (*&%m#)%,&#2/ ,#(A.#/& h#l 14'7)
IN=EKSI
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
+njeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan
atau disuspensikan dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir (FI III, h#l 1').
+njeksi diracik dengan cara melarutkan, mengemulsikan, mensuspensikan sejumlah obat ke dalam
sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat ke dalam wadah dosis tunggal atau dosis ganda.
+njeksi olume kecil adalah injeksi yang dikemas dalam wadah ,-- ml atau kurang (FI IV, h#l 14).
Sediaan steril untuk kegunaan parenteral digolongkan menjadi # jenis yaitu (FI IV, h#l 9A14) /
,. obat atau larutan atau emulsi yang digunakan untuk injeksi, ditandai dengan nama injeksi .............
0. sediaan padat kering atau cairan pekat tidak mengandung dapar, pengencer, atau bahan lain dan
larutan yang diperoleh setelah penambahan pelarut yang sesuai memenuhi persyaratan injeksi, dan
dapat dibedakan dari nama bentuknya, ..........steril
2. sediaan seperti tertera pada 0, tetapi mengandung satu atau lebih dapar, pengencer, atau bahan
tambahan lain dan dapat dibedakan dari nama bentuknya, ..........untuk injeksi
I. sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara i atau
ke dalam saluran spinal, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya, suspensi ...........steril
#. sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai membentuk larutan yang memenuhi
semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai,
dibedakan dengan nama ...........steril untuk suspensi
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
injeksi ..X.. dengan olumeml. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .9.
V.$ F%&mul# Umum
#., ?($E8(;
a. zat aktif
b. pembawa (air'
c. dapar
d. pengawet
e. antioksidan
f. pengatur tonisitas
g. peningkat kelarutan
h. anastesi lokal
i. stabilisator
#.0 SES&T;S+ &T1B(Y( (+$
a. zat aktif
b. pembawa (air'
c. suspending agent
d. wetting agent
e. pengawet
f. antibusa
g. antioksidan
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 2-
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
h. dapar
#.2 SES&T;S+ &T1B(Y( 1+;=(!
a. zat aktif
b. pembawa (minyak'
c. suspending agent
d. pengawet
e. antioksidan
#.I T1E?S+
a. zat aktif
b. pembawa (air F minyak'
c. emulgator
d. wetting agent
e. pengawet (multidose'
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
. (lasan pemilihan bentuk zat aktif (garam atau basanya' berdasarkan data kelarutan, stabilitas,
dll
*ika bentuk zat aktif yang digunakan berubah dari soal, maka diperlukan perhitungan kesetaraan
dosis karena dosis yang tercantum pada kesimpulan analisis farmakologi bab ++.,- masih dinyatakan
seperti dalam soal.
. (lasan pemilihan bentuk sediaan (larutan pembawa air, larutan pembawa minyak, pelarut
campur, emulsi, atau suspensi' berdasarkan data kelarutan, stabilitas, dll
. :ara sterilisasi yang dipilih berdasarkan data stabilitas zat aktif
. 1asalah dan pemecahan masalah berikut telaah teoritis bahan pembantu yang digunakan
meliputi kegunaan, stabilitas, N88, dsb
o (ntioksidan larut air yang biasa digunakan / ;atrium meta bisulfit -,, @ -,0 9 untuk
larutan bersifat asam (pB 2)#', ;atrium bisulfit -,, 9 untuk pB sedang, dan ;a bisulfit -,# 9
untuk larutan bersifat basa (pB tinggi' (TPB 9+, h#l 14H)
o &engawet diperlukan bila obat suntik diberikan dalam multidose
. (lasan pemilihan formula
. (lasan pemilihan dapar, disertai perhitungannya
. &erhitungan tonisitas
:ontoh Gormula yang diusulkan per ml sediaan /
$" ;atrium tiosulfat 0#- mg
Benzalkonium klorida-,-,9
(Hua pro injeksi ad , ml
;aNB adjust pB 3
;atrium tiosulfat 6 0#- mg"ml 6 0# g",-- ml 6 0#9
Benzalkonium klorida 6 -,-, 9
N#m# L#) E N#Bl
;atrium tiosulfat -,2, (FI IV, h#l 1$5$)
Benzalkonium klorida -,,3 (FI IV, h#l 1$'9)
L#) E N#Bl
=uml#h L#) "#l#m
144 ml (,)
K!(!)#&##n
N#Bl
;atrium tiosulfat -,2, 0# J,J#
Benzalkonium klorida -,,3 -,-, -,--,3
8onisitas larutan (sediaan' 6 J,J# 9 F (-,--,39' 6 J,J#,39 ;a:l (Sediaan sangat hipertonis'
. Yadah yang digunakan berdasarkan data stabilitas zat aktif (misal / ampul coklat untuk zat yang
tidak stabil terhadap cahaya'
. &engerjaan dalam ruang khusus berdasarkan data stabilitas zat (misal / untuk zat aktif yang
tidak stabil terhadap cahaya maka dilakukuan pengerjaaan pada ruang tertutup cahaya, di bawah
lampu natium'
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan injeksi ..X.. dengan olume # ml per ampul"ial. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ....9, dengan jumlah 6 ampul"ial.
&embuatan sediaan injeksi ...X... dilakukan sterilisasi akhir dengan cara .......
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 2,
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
Sediaan yang dibuat adalah 6 ampul"ial yang A # ml, ditambah untuk keperluan ealuasi sebagai
berikut /
&enetapan olume injeksi dalam wadah / ampul"ial (tergantung olume
sediaan, baca di FI IV h#l 14++'
Eji kebocoran / semua ampul"ial (tidak destruktif'
Eji kejernihan dan warna / semua ampul"ial (tidak destruktif'
Eji bahan partikulat / 0- ampul"ial
&enetapan pB / 0 ampul"ial
+dentifikasi / 2 ampul"ial
&enetapan kadar / 2 ampul"ial
Eji endotoksin / 0 ampul"ial
Eji sterilitas / 0- ampul"ial
Eji potensi antibiotika / .....ampul"ial
Eji pirogen (bila olume penyuntikan sediaan R ,- ml' / 0 ial
Eji efektiitas pengawet antimikroba / # ial F
8otal uji sediaan akhir / 7 ampul"ial
8otal sediaan yang akan dibuat adalah (6F7' 6 O ampul"ial
+si tiap ampul"ial dilebihkan seperti yang tertera pada FI IV h#l 14++, untuk olume sediaan # ml
dilebihkan - ml, sehingga olume sediaan menjadi (#:-'ml 6 . ml.
Entuk ampul / Dolume larutan yang akan dibuat adalah / ( O F 0' (.' ml F 7 ml 6 " ml
Entuk ial / Dolume larutan yang akan dibuat adalah 6 (O . . ml' F 7 ml 6 " ml
:atatan / 7 ml digunakan untuk membilas buret 0 kali yaitu 0 . 2 ml 6 7 ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
$" zat aktif m 9
zat tambahan n 9
aHua pro injeksi ad # ml
&enimbangan untuk " ml /
,. zat aktif 6 m 9 . " ml 6 % gram
Entuk menghindari kemungkinan hilangnya zat aktif X akibat kemungkinan adsorpsi pada
saringan"membran filtrasi, maka pada penimbangan zat aktif X dilebihkan # 9 dari kadar
sebenarnya. *adi, zat aktif yang ditimbang 6 % gram F (#9 . % ' gram 6 0 gram
0. zat tambahan 6 n 9 . " ml
2. aHua pro injeksi ad " ml
VIII.' S)!&/l/(#(/ &u#n,, #l#), "#n E#"#h
lihat lampiran di halaman J3
VIII.+ P&%(!"u& P!m-u#)#n
&enyiapan air untuk injeksi
&embuatan aHua pro injeksi yang telah dididihkan 2- menit sejak air mendidih, kemudian
didinginkan dan digunakan sebagai pembawa larutan injeksi yang mengandung air. *ika diperlukan bebas
oksigen maka air tersebut didinginkan sambil dialiri gas nitrogen.
&rosedur pembuatan tergantung metoda sterilisasi akhir /
1etode Sterilisasi (khir
,. zat aktif ditimbang # 9 berlebih menggunakan kaca arloji, kemudian dimasukkan ke dalam
gelas piala. !aca arloji dibilas dua kali dengan aHua pro injeksi.
0. zat aktif dilarutkan dalam sejumlah tertentu aHua pro injeksi
2. setelah semua zat larut, larutan tersebut dituang ke dalam gelas ukur hingga olume tertentu di
bawah olume akhir
I. kertas saring yang akan digunakan untuk menyaring dibasahi sejumlah tertentu air pro injeksi
terlebih dahulu
#. corong dipindahkan ke erlenmeyer lain yang bersih dan kering
7. larutan zat di dalam gelas ukur disaring ke dalam labu erlenmeyer yang telah disiapkan melalui
corong dengan kertas saring rangkap dua yang telah dibasahi. ukur pB larutan. !ekurangan aHua pro
injeksi dipakai sedikit demi sedikit untuk membilas gelas piala lalu dituang ke gelas ukur
sebanyak......ml. (ir bilasan tersebut kemudian disaring lagi ke dalam erlenmeyer yang telah berisi
filtrat larutan hingga olume total seluruh larutan genap.....ml
J. larutan yang telah disaring, disaring melalui glassfilter >2 ke dalam kolom reseroir.
3. larutan dituang ke dalam buret steril dan ditutup dengan aluminium foil
5. sebelum diisikan ke dalam wadah, jarum buret diseka dengan kapas yang telah dibasahi dengan
alkohol J- 9. Yadah diisi dengan larutan.......ml sesuai dengan persyaratan olume G+ +D
,-. ampul"ial yang telah berisi zat aktif dialiri uap air dan gas nitrogen bila perlu
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 20
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
,,. ampul ditutup dengan api (jika menggunakan wadah ampul', ampul disterilkan menggunakan
autoklaf secara terbalik dalam gelas piala yang telah dialasi kapas (,0,
o
: selama ,# menit' atau
metode lain yang sesuai
,0. ial ditutup dengan penutup karet ial lalu ditutup dengan cap aluminium, ial disterilkan
menggunakan autoklaf dalam gelas piala yang telah dialasi kapas (,0,
o
: selama ,# menit' atau
metode lain yang sesuai
,2. setelah sterilisasi akhir, lakukan ealuasi sediaan
,I. sediaan ampul"ial diberi etiket, masukkan ke dalam kemasan sekunder dan disertakan brosur
informasi obat
1etode (septik
Semua pengerjaan pembuatan sediaan dilakukan di bawah ?(G (jika zat sensitf terhadap cahaya, maka
pengerjaan dilakukan pada ruangan tertutup cahaya, di bawah lampu natrium'
,. prosedur ke ,)J sama dengan pada metode sterilisasi akhir
3. larutan yang telah disaring, dituang ke dalam kolom reseroir melalui membran filter bakteri yang
diletakkan di atas glass filter >2 (ukuran pori -,00 Om'
5. larutan dituang ke dalam buret steril dan ditutup dengan aluminium foil
,-. sebelum diisikan ke dalam wadah, jarum buret diseka dengan kapas yang telah dibasahi dengan
alkohol J- 9. Yadah diisi dengan larutan.......ml sesuai dengan persyaratan olume G+ +D
,,. ampul"ial yang telah berisi zat aktif dialiri uap air dan gas nitrogen bila perlu
,0. ampul ditutup dengan api
ial ditutup dengan penutup karet ial lalu ditutup dengan cap aluminium
,2. dilakukan ealuasi sediaan
,I. sediaan dikemas di dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur informasi obat
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan injeksi ..X.., dengan olume # ml per ampul"ial. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..9, dengan jumlah 6 ampul"ial.
&embuatan sediaan injeksi ...X... dilakukan cara sterilisasi akhir dengan cara .......
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
8otal sediaan yang akan dibuat adalah 6 ampul"ial, sudah termasuk untuk +&: (+n &rocess :ontrol'
dan ealuasi akhir.
+si tiap ampul"ial dilebihkan seperti yang tertera pada FI IV h#l 14++, untuk olume sediaan # ml
dilebihkan - ml, sehingga olume sediaan menjadi (#:-' ml 6 . ml.
*adi, olume sediaan yang akan dibuat adalah 6 . . ml 6 ! ml. Entuk mencegah kehilangan selama
proses pembuatan, maka total olume sediaan dilebih ,- 9 6 ! ml F (,-9 . ! ml' 6 " ml
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
8iap ml injeksi mengandung /
$" zat aktif m mg
%at tambahan , (untuk ial' n 9
(Hua pro injeksi ad # ml
&enimbangan untuk " ml /
,. zat aktif 6 m 9 . " ml 6 % gram
Entuk menghindari kemungkinan hilangnya zat aktif X akibat kemungkinan adsorpsi pada
saringan"membran filtrasi, maka pada penimbangan zat aktif X dilebihkan # 9 dari kadar
sebenarnya. *adi, zat aktif yang ditimbang 6 % gram F (#9 . % ' gram 6 0 gram
0. zat tambahan , 6 n 9 . " ml
2. aHua pro injeksi ad " ml
VIII.' S)!&/l/(#(/ &u#n,, #l#), "#n E#"#h
a. sterilisasi ruang
$uang yang dipakai adalah ruang dengan jumlah kandungan mikroba dan kelembabannya diatur
menggunakan sistem (BE ((ir Bandling Enit' terbagi atas ruang grey dan white.
&ersyaratan grey area adalah tidak mengandung R,--.--- partikel berdiameter -,# O. $uang ini
meliputi stagging area, ruang mi.ing, ruang +&:, ruang pencucian alat ruang persiapan ampul, dan
ruang pencucian ampul dan ial. white area dibagi menjadi kelas, yaitu /
)
kelas , dimana jumlah partikel diatur sehingga terdapat [,-- partikel berdiameter -,# O.
$uangannya ditandai dengan lantai putih kebiruan dan merupakan daerah steril dibawah ?(G.
)
kelas 0 di mana jumlah partikel diatur [,-.--- partikel berdiameter -,# O.
Yhite area ini digunakan sebagai ruang filling yang dilengkapi dengan BT&( filter.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 22
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
$uang disterilkan dengan penyinaran lampu ED selama 0I jam. !ondisi ruangan diatur dalam
keadaan steril (ruang white'.
b. pencucian dan sterilisasi alat dan wadah
peralatan mesin
&eralatan disterilkan dengan cara yang cocok, setelah disinari dengan lampu ED 0I jam
peralatan berat seperti mesin mi.ing dan mesin filling dapat didisinfeksi dengan etanol J- 9
atau gas etilen oksida.
&akaian kerja, masker, sarung tangan dan alas kaki karyawan disterilkan dalam autoklaf ,,#)
,,7: selama 2- menit dan hanya boleh digunakan di ruang white (kelas +'
ampul
(mpul dicuci dengan mesin ampule 'as#ing unit ((YE' yang dilengkapi dengan mesin
sterilisasi, sedangkan ial atau botol dicuci secara semi manual dan disterilkan dengan oen
L-t.en. Beberapa tahap pencucian ampul dengan mesin (YE V
,. ampul direndam dengan air aHua C1 suhu I-
o
:
0. ampul disemprot dengan kompresor yang sudah difilter -,0 Om.
2. ampul disemprot dengan aHua C1 tanpa filter untuk bagian luar, dan bagian dalam aHua
C1 yang sudah difilter 0,# Om.
I. ampul disemprot dengan ion pure 'ater yang sudah difilter -,0 Om.
#. ampul disemprot dengan kompresor yang telah difilter -,0 Om.
(ir yang digunakan adalah air yang telah dibebaskan dari pirogen menggunakan alat Kemitern)
ial
&enyiapan Dial
Dial dicuci dengan mesin pencuci ial, prosesnya /
. Dial disemprot dengan kompresor yang sudah difilter -,0 Om
. Dial disemprot dengan aHua dm tanpa filter untuk bagian luar dan bagian
dalam dengan aHua dm yang sudah difilter 0,# Om
. Dial disemprot dengan aHua dm yang sudah disaring di bagian dalam
dengan filter 0,# Om sebanyak 0 kali
. Dial disemprot dengan aHua proinjeksi yang sudah di filter -,0 Om
. Dial disemprot dengan kompresor yang sudah difilter -,0 Om
. Dial dikumpulkan setelah dicuci ke dalam kontainer di bawah ?aminar
(ir Glow (?(G'
. Dial disterilisasi dalam oen 0#-
o
: selama 2- menit
&enyiapan karet penutup ial /
. !aret penutup ial dicuci dengan Ppurified waterP dan aHua p.i
!aret penutup ial dimasukkan ke dalam kontainer stainless steel lalu disterilisasi
dalam otoklaf ,0,
o
: selama 0- menit.
VIII.+ P&%(!"u& P!m-u#)#n
&enyiapan (ir Entuk +njeksi
(ir untuk injeksi (YG+ 6 Yater Gor +njection' diperoleh dengan mendestilasi air hasil reerse
osmosis dan TC+ (Tlectrolyte delonized'. Cestilasi dilakukan bertingkat (I tingkat' agar air yang dihasilkan
bebas pirogen. (ir ditampung dalam tangki dan disirkulasi pada suhu 3-
o
: selama proses dilakukan +&:. (ir
dapat diambil dengan membuka kran khusus yang terdapat pada ruang produksi +.
&enyiapan Bahan
Bahan yang digunakan harus bebas pirogen. Bal ini dapat dilakukan dengan pemilihan endor yang
dapat menyediakan bahan baku bebas pirogen. Bahan aktif dan bahan pembantu yang sudah steril dan bebas
pirogen dibawa ke ruang penimbangan di ruang produksi + dalam kemasan original pack, kemasannya
disinari dengan sinar gamma, ditimbang dan disimpan di tempat yang dapat menjaga sterilitasnya.
&rosedur pembuatan tergantung metoda sterilisasi akhir zat aktif
1etoda sterilisasi akhir
,. timbang semua bahan yang dibutuhkan menggunakan timbangan yang secara berkala telah
dikalibrasi. +&: dilakukan oleh M: meliputi pengawasan nama bahan, bobot bahan, label, nomor
batch, dan nomor M:.
0. larutkan semua bahan dalam sejumlah tertentu air steril bebas pirogen pada mi.er terpisah sesuai
data kelarutannya.
2. semua bahan yang telah larut dicampur (mi.ing' sampai membentuk larutan homogen
menggunakan mesin CB 7- atau CB ,--. >as ;0 yang telah disaring dengan filter -,0 Om dialirkan
ke dalam sediaan selama proses pencampuran untuk menghilangkan N0. +&: yang dilakukan oleh
bagian M: dan produksi meliputi pemeriksaan pB, kelarutan zat, kejernihan, urutan proses, kadar
zat aktif.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 2I
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
I. lakukan penyaringan (proses filtrasi' larutan menggunakan filter yang sesuai (cth V 1iliphore
Bolder'. +&: yang dilakukan oleh bagian produksi adalah ukuran filter dan pemeriksaan kejernihan
dan Bubble &oint 8est.
#. lakukan filling atau pengisian larutan ke dalam wadah primer (ampul atau ial'. &engisian ke dalam
ampul ukuran 0),- ml digunakan mesin strunk. &engisian ke dalam ial 0),- ml menggunakan
mesin zeta, dan ial R ,- ml digunakan mesin TC1. &eralatan tersebut sudah mencakup proses
penutupan wadah primer secara otomatis. +&: yang dilakukan oleh bagian M: dan produksi yaitu
pemeriksaan olume pengisian, kejernihan, kebocoran wadah, pengapian, dan penggunaan gas.
7. sediaan sterilisasi akhir menggunakan mesin getting yang bekerja seperti autoklaf (,0,
o
: selama ,#
menit'. +&: yang dilakukan oleh M: dan produksi adalah pemeriksaan alat dan metode sterilisasi
yang dilakukan, suhu, tekanan, dan waktu sterilisasi, kadar zat aktif, sterilitas, dan pirogen.
J. lakukan pemeriksaan" inspeksi ,--9 terhadap sediaan jadi meliputi pemeriksaan terhadap adanya
partikel asing, serat, dan partikel kaca.
3. lakukan proses pemberian label (labelling' lalu sediaan dikemas dalam wadah sekunder, diberi
etiket dan brosur informasi obat.
1etoda aseptik
Semua pengerjaan dilakukan dalam ruang white area yaitu ruang steril dibawah ?(G yang jumlah
partikel diatur sehingga terdapat [,-- partikel berdiameter -,# mikron. Entuk zat yang sensitif terhadap
cahaya, pengerjaan dilakukan pada ruang tertutup cahaya dan wadah primer yang digunakan adalah ampul
atau ial coklat. ?angkah)langkah pembuatan sama seperti pembuatan dengan metoda sterilisasi akhir kecuali
bahwa tidak dilakukan proses sterilisasi akhir.
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Sediaan akhir yang dihasilkan diuji berdasarkan persyaratan sesuai yang tertera pada farmakope dan
atau buku resmi lainnya.
I<.1 %n%,&#2/ S!"/##n
+dentifikasi, penetapan kadar, dll seperti yang tertera di G+ +D atau buku resmi lainnya
I<.$ E1#lu#(/ F/(/*#
,. &enetapan olume injeksi dalam wadah (FI IV 811'19 hlm. 14++)
8ujuan / olume injeksi dalam wadah yang tertera pada penandaan harus dilebihkan olumenya dan
kelebihan olume yang dianjurkan dipersyaratkan oleh G+ +D. !elebihan ini dimaksudkan agar
olume sediaan yang akan digunakan tepat seperti olume yang tertera pada penandaan.
&rosedur \ interprestasi hasil / *%0)!m FI IV 811'19 hlm. 14++
0. Eji !ebocoran (D%!(E/n A,u(, L#&u)#n P#&!n)!&#l, h#l 9$)
8ujuan / memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga sterilitas dan olume serta kestabilan sediaan.
&rosedur /
a. wadah takaran tunggal yang masih panas setelah selesai disterilkan, dimasukkan ke dalam
larutan biru metilen -,,9. *ika ada wadah yang bocor maka larutan biru metilen akan masuk ke
dalam karena perubahan tekanan di luar dan di dalam wadah tersebut sehingga larutan dalam
wadah akan berwarna biru, atau /
b. dengan posisi terbalik, wadah takaran tunggal ditempatkan diatas kertas saring atau kapas. *ika
terjadi kebocoran, maka kertas saring atau kapas akan basah.
&enafsiran hasil / sediaan memenuhi syarat jika larutan dalam wadah tidak menjadi biru (prosedur a'
dan kertas saring atau kapas tidak basah (prosedur b'
2. Eji kejernihan dan warna (D%!(E/n A,%!(, L#&u)#n P#&!n)!&#l h#l $41A$4$)
Setiap larutan obat suntik harus jernih dan bebas dari kotoran sehingga diperlukan uji kejernihan
secara isual.
&rosedur / wadah)wadah kemasan akhir diperiksa satu persatu dengan menyinari wadah dari
samping dengan latar belakang bewarna hitam atau putih. ?atar belakang hitam dipakai untuk
menyelidiki kotoran yang bewarna muda, sedangkan berlatar putih untuk kotoran)kotoran berwarna
gelap.
&enafsiran / memenuhi syarat jika tidak ditemukan kotoran dalam larutan
I. pemeriksaan bahan partikulat dalam injeksi (FI IV 87519 hlm. 981 A 985)
tujuan / larutan injeksi termasuk larutan yang dikonstitusi dari zat padat steril untuk penggunaan
parenteral, maka sediaan harus bebas dari partikel yang dapat diamati pada pemeriksaan secara
isual.
&rosedur / *%0)!m "#&/ FI IV hlm.98$ untuk injeksi olume kecil [ ,-- ml, dosis tunggal"ganda,
larutan"rekonstitusi.
Sebelum pemeriksaan, dilakukan /
)
penetapan resolusi sensor dengan metode manual atau metode elektronik
)
pencucian alat kaca dan penutup
)
uji kontrol partikulat
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 2#
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
)
kalibrasi alat uji
K%0)!m "#&/ FI IV Hlm. 98+A985.
#. &enetapan pB (K%0)!m FI IV 81471) hlm. 14'9)
8ujuan / mengetahui pB sediaan aktif agar sesuai monografi sediaan.
I<.' E1#lu#(/ K/m/#
&rosedur ealuasi kimia harus mengacu terlebih dahulu pada data monografi sediaan (dibuku G+ +D
atau buku resmi lainnya
,. +dentifikasi
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
0. &enetapan kadar
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
Kalau monogra"i sediaan tidak ada& aru ditulis prosedur seperti dia'a# ini
Cilakukan prosedur ekstraksi terlebih dahulu dengan cara
,. +dentifikasi (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
0. &enetapan kadar (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip dan persyaratan monografi zat aktif X seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
I<.+ E1#lu#(/ 5/%l%,/
1. uji sterilitas (FI IV 8719, Hlm. 855A8H')
tujuan / prosedur uji sterilitas digunakan untuk menetapkan apakah bahan"sediaan farmakope yang
harus steril memenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing)
masing monografi.
Sebelum melakukan uji sterilitas terlebih dahulu dilakukan /
)
uji fertilitas untuk mengetahui apakah media yang digunakan fertile untuk mikroba.
)
Eji bakteriostatik"fungsistatik untuk mengetahui apakah sediaan uji mengandung zat
bakteriostatik"fungistatik.
&rosedur umum / *%0)!m FI IV H#l. 858A859.
&enafsiran hasil / *%0)!m FI IV H#l. 8H$A8H'.
$. uji endotoksin bakteri (FI IV 8$419, hlm. 945A947)
tujuan / untuk memperkirakan kadar endotoksin bakteri yang mungkin ada didalam atau pada bahan
uji.
Sebelumnya dilakukan persiapan /
)
uji konfirmasi kepekaan pereaksi ?(?
)
uji penghambatan atau pemacuan
)
pengenceran maksimum yang absah (&1('
(untuk bentuk sediaan yang direkonsitusi atau sediaan yang diencerkan'
&rosedur / K%0)!m FI IV h#l. 945A947)
&enafsiran hasil / dari masing)masing zat aktif X.
'. uji pirogen (FI IV 8$'19, hlm. 948A949)
*hu(u( un)u* (!"/##n /n2u( "#n /nK!*(/ ?#n, 1%lum! 0!n?un)/*#nn?# 9 14 ml (1/#l).
8ujuan / untuk membatasi resiko reaksi demam pada tingkat yang dapat diterima oleh pasien pada
saat pemberian sediaan injeksi.
&rosedur / *%0)!m "#&/ FI IV hlm. 948A949.
+. uji efektiitas pengawet antimikroba (FI IV 8H19, hlm. 85+A855), un)u* 1/#l (#K#.
8ujuan /
&engujian dimaksudkan untuk menunjukkan efektiitas pengawet antimikroba yang ditambahkan
pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair.
1ikroba uji, media, pembuatan inokula, prosedur dan penafsiran *%0)!m FI IV,h#l. 85+A855.
5. penetapan potensi antibiotika (untuk zat aktif antibiotik' (FI IV 81'19, hlm. 891A899)
INFUS
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 27
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
+nfus intraenous adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat
mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam ena dalam olume relatif banyak.
Tmulsi dibuat dengan air sebagai fase luar. Ciameter fase dalam tidak lebih dari # m. !ecuali dinyatakan
lain, infus intraenous tidak diperbolehkan mengandung bakterisida dan zat dapar. ?arutan untuk infus
intraenous harus jernih dan praktis bebas partikel. Tmulsi untuk infus intraenous setelah dikocok harus
homogen dan tidak menunjukkan pemisahan fasa ( FI III, h#l. 1$)
?arutan intraena olume besar adalah injeksi dosis tunggal untuk intraena dan dikemas dalam
wadah bertanda olume lebih dari ,-- ml (FI IV h#l 14).
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
infus..X.. dengan olume ml. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .9.
V.$ F%&mul# Umum
$" zat aktif
pembawa (air'
zat tambahan (pengisotonis, dapar, adjust pB'
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
8ulis masalah dan pemecahan masalah dan telaah teoritis bahan pembantu yang digunakan, meliputi
kegunaan, stabilitas, N88 dan sebagainya.
(lasan pemilihan formula
&erhitungan (dari masing)masing komponen' /
8onositas / isotonis 4 -,5 9 ;a:l
Nsmolalitas 4 0J-)203 miliosmol"?
Nsmolaritas zat aktif dalam sediaan infus harus dinyatakan / 8iap. ml mengandung. .mg atau.
1iliosmol
,---
"
x ion jumla# x
terlarut .at /(
terlarut .at L g
s osmolarita mili =
D/*)#) *ul/#h )!*n%l%,/ 2#&m#(/ (!"/##n ()!&/l, h#l 178A179
Nsmolaritas (miliosmol"liter' tonisitas
>2#- Bipertonis
205)2#- Sedokit hipertonis
0J-)203 isotonis
0#-)075 Sedikit hipotonis
-)0I5 hipotonis
=ang harus diperhatikan /
Bentuk zat aktif
&embawa yang digunakan adalah aHua pro injeksi, harus bebas pirogen
8+C(! 1T;>>E;(!(; &T;>(YT8
Semua zat harus larut karena biasanya digunakan i
&erlu tidaknya penggunaan dapar, perhatikan pB kestabilan untuk sediaan obat dan olume yang
diinjeksikan. *ika menggunakan dapar, perhitungan dapar disertakan
Berdasarkan repititorium teknologi farmasi, sediaan infus sebaiknya ISOHIDRI, (&erhatikan pB
kestabilan zat aktif dalam sediaan'
pada saat pembuatan perlu dilakukan pengecekan pB, sehingga pada sediaan akhir dilakukan adjust
pB hanya apabila pB larutan diluar rentang.
1etoda sterilisasi
?ihat kestabilan terhadap suhu, berkaitan dengan dapat"tidaknya sterilisasi dengan otoklaf. &ilih
metoda sterilisasi yang tepat
Yadah yang digunakan dan penyimpanan
Entuk mencegah kristalisasi , sediaan harus disimpan pada suhu kamar (0#
o
:' dan tidak boleh
disimpan dalam freezer.
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan infusX., dengan olume # ml per botol. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah .........9, dengan jumlah 6 botol.
&embuatan sediaan infus ...X... dilakukan secara (sterilisasi akhir"tidak' dengan cara .......
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 2J
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol A # ml. Entuk keperluan uji mutu sediaan akhir sebagai
berikut /
Eji bahan partikulat
&enetapan pB
&enetapan olume injeksi dalam wadah , botol atau lebih
Eji kejernihan dan warna semua (tidak destruktif'
Eji kebocoran semua (tidak destruktif'
+dentifikasi 2 botol
&enetapan kadar 2 botol
Eji sterilitas (untuk olume ,--)#-- ml' ,- botol
Eji pirogen 0 botol
Eji endotoksin bakteri 0 botol
Eji kandungan zat antimikroba , botol
Eji potensi antibiotika (jika zat aktifnya antibiotika' ...... botol F
7 botol
8otal sediaan yang akan dibuat adalah (6F7' 6 O botol.
+si olume tiap wadah dilebihkan, untuk cairan encer dengan olume #- ml atau lebih ( FI IV, h#l
14++) adalah 0 9 6 ]# F (0 9 . # ml'^6 - ml
*umlah olume total 6 O botol . - ml olume infus 6 . ml
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 . ml : (,-9 3 .) ml 6 " ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
$" zat aktif m 9
zat tambahan n 9
aHua pro injeksi ad # ml
&enimbangan untuk " ml /
,. zat aktif 6 m 9 . " ml 6 % gram
Entuk menghindari kemungkinan hilangnya zat aktif X akibat kemungkinan adsorpsi oleh karbon
aktif, maka pada penimbangan zat aktif X dilebihkan # 9 dari kadar sebenarnya.
%at aktif 6 % gram F (# 9 . % gram' 6 0 gram
0. karbon aktif -,,9 b" (terhadap olume total' 6 -,,9 . " ml 6 F gram
2. zat tambahan 6 n 9 . " ml
I. aHua pro injeksi ad " ml
VIII.' S)!&/l/(#(/ &u#n,, #l#), "#n E#"#h
?ihat di lampiran halaman J3
VIII.+ P&%(!"u& P!m-u#)#n
Sterilisasi akhir
,. tara botol infus - ml
0. %at aktif ditimbang dengan menggunakan spatel dan kaca arloji.
2. %at aktif dimasukkan ke dalam gelas piala steril yang telah dikalibrasi.
I. (Hua pro injeksi dituangkan untuk melarutkan zat aktif dan membilas kaca arloji. Bila zat aktif tidak
dapat terlarut semua, lakukan pemanasan perlahan sambil diaduk hingga zat aktif larut.
#. !arbon aktif digerus, ditimbang sejumlah -,, 9 b" dan dimasukkan ke dalam gelas piala,
kemudian masukkan ke dalam larutan. 8ambahkan aHua pro injeksi hingga olume yang diminta.
7. >elas piala ditutup dengan kaca arloji dan disisipi dengan batang pengaduk.
J. ?arutan dipanaskan di atas api Bunsen pada suhu 7-)J-
o
: selama ,# menit sambil sesekali diaduk,
cek suhu dengan termometer (dilakukan diluar lemari steril'
3. !ertas saring lipat rangkap 0 steril dibasahi dengan air bebas pirogen, air ditampung di Trlenmeyer
lain (disiapkan 0 Trlenmeyer'.
5. !ertas saring dan corong dipindahkan ke dalam labu Trlenmeyer steril bebas pirogen.
,-. ?arutan disaring hangat)hangat ke dalam Trlenmeyer.
,,. Cari erlenmeyer larutan dipindahkan ke gelas ukur dan diukur olumenya. !ekurangan olume di
ad dengan aHua aHua pro injeksi bebas pirogen (yang telah disiapkan'.
,0. ?arutan dituang ke dalam kolom melalui saringan >2 dengan bantuan pompa penghisap.
,2. Giltrat dari kolom ditampung ke dalam botol infus steril yang telah ditara.
,I. Botol ditutup dengan tutup botol, diikat dengan simpul champagne.
,#. Sterilisasi akhir / Ntoklaf pada suhu ,0,
o
: selama ,# menit (Ci Benny ?ogawa suhu ,,#),,7
o
:
selama 2- menit'
,7. botol diberi etiket dan masukkan ke dalam wadah sekunder yang disertai dengan brosur
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 23
, botol
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
metoda aseptis
&rosedurnya sama dengan diatas, tetapi point no.,# tidak ditulis"diperlukan.
=ang perlu disiapkan
&embuatan aHua pro injeksi yang telah dididihkan 2- menit sejak air mendidih, kemudian
didinginkan dan digunakan sebagai pembawa larutan infus yang mengandung air. *ika diperlukan
bebas oksigen maka air tersebut didinginkan sambil dialiri gas nitrogen.
&embuatan aHua bidestilata bebas pirogen untuk menggenapkan olume selama proses, dibuat
dengan cara menambahkan karbo adsorbens -,, 9 pada aHua bidestilata yang telah dipanaskan pada
suhu 7-)J-
o
: selama ,# menit sambil sesekali diaduk (tidak perlu disaring'.
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan infusX., dengan olume # ml per botol. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah .........9, dengan jumlah 6 botol.
&embuatan sediaan infus ...X... dilakukan secara (sterilisasi akhir"tidak' dengan cara .......
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
8otal sediaan yang akan dibuat adalah 6 botol, sudah termasuk untuk +&: (+n &rocess :ontrol' dan
ealuasi akhir.
+si olume tiap wadah dilebihkan, untuk cairan encer dengan olume #- ml atau lebih ( FI IV, h#l
14++) adalah 0 9 6 ]# F (0 9 . # ml'^6 . ml
*adi, olume sediaan yang akan dibuat adalah 6 . . ml 6 - ml. Entuk mencegah kehilangan selama
proses pembuatan, maka total sediaan dilebihkan ,- 9 6 - ml F (,-9 . - ml' 6 " ml
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
$" zat aktif m 9
%at tambahan , % 9
aHua pro injeksi ad # ml
&enimbangan untuk " ml /
,. zat aktif 6 m 9 . " ml 6 % gram
Entuk menghindari kemungkinan hilangnya zat aktif X akibat kemungkinan adsorpsi oleh karbon
aktif, maka pada penimbangan zat aktif X dilebihkan # 9 dari kadar sebenarnya.
%at aktif 6 % gram F (# 9 . % gram' 6 0 gram
0. karbon aktif -,,9 b" (terhadap olume total' 6 -,,9 . " ml 6 F gram
2. zat tambahan 6 n 9 . " ml
I. aHua pro injeksi ad " ml
VIII.' S)!&/l/(#(/ &u#n,, #l#), "#n E#"#h
VIII.+ P&%(!"u& P!m-u#)#n
,. Calam container bersih, larutkan zat aktif larut air dengan air untuk injeksi
(aHua pro injeksi'
0. Siapkan mi.ing tank sesuai dengan olume batch yang akan dibuat
2. 1asukkan (,' ke dalam (0', aduk dengan kecepatan dan waktu tertentu
(alidasi'
I. Calam container bersih lain dilarutkan ;a:l" pengisotonis dengan aHua pro
injeksi, lalu dialirkan ke dalam (0', bilas wadah container dengan aHua pro injeksi
#. 8ambahkan ke dalam (0' bahan untuk pengisotonis (B:l atau
;aNB'jumlahnya telah dialidasi
7. 8ambahkan aHua pro injeksi adliter, aduk lagi dengan kecepatan dan waktu
tertentu (alidasi'
J. Sampling M: (in prosess :ontrol' misal pB, kadar dll (sesuai dengan syarat monografi sediaan'
3. &roses filtrasi 0. dengan membran milipore ,.2 dan -.00 m
5. &roses pengisian wadah, selama pengisian dilakukan +&: (misalnya keseragaman olume,
kejernihan dan warna'
,-. Cisterilisasi akhir (jika sterilisasinya memakai uap panas'
,,. &engujian sediaan akhir (disebutkan uji apa saja yang tertera dalam syarat monografi dan
persyaratan produsen'
,0. botol diberi kelengkapan penandaan sediaan, meliputi register, batch dan tanggal kadaluarsa untuk
etiket kemasan primer.
.#)#)#n C aHua pro injeksinya sudah harus bebas pirogen
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 25
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Sama dengan uji mutu sediaan akhir injeksi di halaman 2#, kecuali untuk ealuasi biologi / pada
infus tidak ada uji efektiitas pengawet.
O5AT TETES ATA
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
?arutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan
dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. &embuatan larutan obat mata membutuhkan
perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan
pengawet (dan jika perlu pemilihan pengawet', sterilisasi dan kemasan yang tepat (FI IV h#l 1')
8etes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi, digunakan untuk mata dengan cara
meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata (FI III, h#l 14).
Suspensi obat mata adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel)partikel yg terdispersi
dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada obat mata seperti yg tertera pada Suspensiones)(FI IV h#l 1+)
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
tetes mata..X.. dengan olumeml. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .9.
V.$ F%&mul# Umum
,. N81 bentuk larutan
$" zat aktif
pembawa (air, minyak'
pengental
dapar
pengawet
antioksidan
pengisotonis
0. N81 bentuk suspensi
$" zat aktif
suspending agents
wetting agents
pembawa (air, minyak'
pengental
antioksidan
pengawet
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(nalisis data preformulasi untuk pemilihan bentuk zat aktif dan pembawa
Sebagian besar zat aktif untuk sediaan optalmik adalah basa lemah. Bentuk garam yang biasa
digunakan adalah garam hidroklorida, sulfat, dan nitrat. Sedangkan untuk zat aktif yang berupa
asam lemah, biasanya digunakan garam natrium (B%"!3 h#l 1H1)
Sifat)sifat fisikokimia zat aktif
,. !elarutan
0. !etahanan pada saat sterilitas
2. pB stabilitas
I. !emungkinan dapat disaring,
#. !etidakbercampuran dengan bahan)bahan lain.
N81 sebaiknya mempunyai pB isohidri dengan cairan mata J,I. dengan mempertimbangkan pB
stabilitas sediaan dan rentang pB yang masih dapat diterima oleh mata ( 2,# @ 3, # (FI IV, h#l 1')'
maka N81 dibuat pada pB ..(sesuai dengan pB stabilitasnya'
8elaah teoritis bahan pembantu / fungsi dari masing)masing komponen, konsentrasi, stabilitas, N88
zat pengawet
8etes mata merupakan sediaan dosis ganda dengan pembawa air, sehingga diperlukan pengawet
karena air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba. &engawet yang bisa
digunakan adalah benzalkonium klorida -,-, 9. Benzalkonium ini kurang efektif terhadap
beberapa galur seperti pseudomonas aeruginosa m-coacterium tuerculose, tetapi
benzalkonium klorida tidak toksik dan tidak mengiritasi serta stabil dalam larutan. Entuk
meningkatkan kemampuannya ditambahkan dinatrium edetat -,-# 9 (lazimnya -,-,)-,, 9'
(HOPE h#l 17H4). Selain itu benzalkonium dipengaruhi oleh logam, dengan adanya TC8(
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck I-
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
maka logam akan dikompleks sehingga benzalkonium tetap efektif. Selain itu TC8( dapat
meningkatkan permeabelitas bakteri terhadap benzalkonium klorida (B%%0!& h#l H'H)
:atatan C %ink sulfat N88 dengan semua pengawet kecuali asam borat, tapi asam borat dilarang
penggunaannya oleh &N1.
zat pendapar
Syarat dapar (B%"!3, 1H1A1H5) /
,. Capat menstabilkan pB selama penyimpanan
0. !onsentrasinya tidak cukup tinggi sehingga secara signifikan dapat mengubah pB air mata.
:atatan /
Capar yang boleh digunakan untuk sediaan optalmik hanya dapar fosfat dan sitrat.
Capar yang digunakan sebaiknya adalah dapar yang telah dimodifikasi dengan penambahan
;a:l yang berfungsi untuk menurunkan kapasitas daparnya. Entuk dapar fosfat dapat
digunakan dapar yang terdapat di G+ +++.
&engental
&ada formula dapat ditambahkan pengental
Entuk meningkatkan iskositas"kekentalan sediaan ditambahkan pengental seperti &D&
sebanyak 0 9 (lazimnya 0),- 9' (HOPE, '9$). &eningkatan kekentalan ini memperlama
kontak antara sediaan dengan kornea mata sehingga jumlah bahan aktif yang berpenetrasi
dalam mata akan semakin tinggi sehingga efek terapi dapat dicapai (D/*)#) *ul/#h )!*n%l%,/
2#&m#(/ (!"/##n ()!&/l, h#l '4').
*adi, pemilihan bahan pengental dalam obat tetes mata didasarkan pada ( D/*)#) *ul/#h
)!*n%l%,/ ()!&/l, '4+)/
&engental yang sering dipakai adalah / 1etilselulosa, B&1: dan &D&
&engenceran
1isalnya ats #,3 mg
(ts larut di kurang dari , ml air. *adi , gram larut dalam , ml air
,---", ml 6 #- " .
*adi untuk melarutkan #- mg ats butuh air -,-# ml.
*adi #- mg . -,-# ml 6 #,3 mg . a
0,# mg"ml 6 #,3 mg . a
( 6 -,I2 ml yang diambil.
&erhitungan yg gag larut dngan air
1isal furosemid (bikin reaksinya dengan pelarutnya jika bisa, seperti kesetimbangan kimia'
1mol furosemid 6 mg"mr 6 0#- (yg mo dibuat umtuk semua batch'"22-,JI 6 -,J7 mmol
Entuk naoh yg dipake 6 mmol . mr
-.J7 . I- 6 2-,I mg naoh untuk mlarutkan furosemid
*adi konsentrasi naoh dalam jumlah semua larutan per batch ditambah # 9 mis 0# ml
-,-2-I " 0# ml . ,--9 6 -,,0 9 (persen ini yg dipake di catelin'
&ersyaratan yang harus diperhatikan
,. &erhitungan tonositas sediaan/ 4 -,5 9 ;a:l
Tkialensi ;a:l / kesetaraan , gram zat dengan sejumlah massa ;a:l (gram'
&erhitungan tonisitas
Gormula (contoh'
tiap ,- ml mengandung /
$" (tropin sulfat ,-- mg
Benzalkonium klorida , l
Cinatrii edetas # mg
&D& 0- mg
(Hua proinjeksi hingga ,- ml
Ciketahui V
N#m# L#) E N#Bl
(tropin sulfat -,,2
Benzal konium klorida -,,3
Cinatrium edetat -,0I
&D& -,-,
L#) E N#Bl
=uml#h L#) "#l#m
144 ml (,)
K!(!)#&##n
N#Bl
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck I,
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
(tropin sulfat -,,2 , -,,2
Benzal konium klorida -,,3 -,-, -,--,3
Cinatrium edetat -,0I -,-# -,-,0
&D& -,-, 0 -,-0
;a:l yang ditambahkan agar isotonis 6 -,5 9 @ (-,,2F-,--,3F-,-,0F-,-0' 9 6 -,J270 g",--
ml
$entang tonisitas yang masih dapat diterima oleh mata adalah -,7 9 )0 9 (FI IV, h#l 1')
0. pB
pB sediaan dalam range pB yang diperbolehkan. $ange pB yang diperbolehkan, lihat pada tiap
pustaka
FI IV, h#l 1' 6 2,#)3,#, normal pB air mata 6J,I
&emilihan metoda sterilisasi yang tepat
Yadah dan penyimpanan
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan tetes mata X.., dengan olume # ml per botol.. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........9, dengan jumlah 6 botol (coklat'.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah yang akan dibuat adalah 6 botol A # ml. ditambah untuk keperluan ealuasi sediaan akhir
sebagai berikut/
_&enentuan homogenitas
_!emampuan redispersi , botol
_&enentuan distribusi ukuran partikel
_Dolume sedimentasi ,- botol
_&enentuan iskositas dan aliran (iscometer Brookfiled' .. botol
__Eji kejernihan dan warna semua (tidak destruktif)
__&enentuan iskositas (iscometer Boopler' ..... botol
&enentuan bobot jenis 2 botol
&enetapan pB , botol
+dentifikasi 2 botol
&enetapan kadar zat aktif 2 botol
Eji sterilitas 0- botol
Eji efektiitas pengawet # botol
Eji kandungan zat antimikrob# , botol
&enetapan potensi antibiotik (jika zat aktifnya antibiotik' .....botol F
8otal 6. T botol
!eterangan _ 6 khusus untuk N81 suspensi
__6 khusus untuk N81 larutan
=ang tidak dikasih tanda, dilakukan baik N81 larutan maupun suspensi
*adi, jumlah sediaan yang akan dibuat 6 6 F T botol 6 U botol
*umlah olume total 6 U botol . # ml 6 - ml
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 " ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
$" zat aktif m 9
%at tambahan , n 9
aHua pro injeksi ad # ml
(untuk mudahnya diurutkan berdasarkan formula sediaan'
;o. Bahan yang ditimbang
Bobot untuk " ml
(gram'
,. %at aktif m 9 . " ml
0. %at tambahan , n 9 . " ml
2. Can lain)lain
VIII.' S)!&/l/(#(/ #l#), E#"#h, "#n #l#) *!&K#
?ihat lampiran dihalaman J3
VIII.+ P&%(!"u& P!m-u#)#n
N81 larutan
,. Semua zat yang digunakan ditimbang dan disterilkan sesuai dengan sifat masing)masing.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck I0
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
0. zat aktif dan bahan pembantu yang digunakan masing)masing dilarutkan dalam aHua pro injeksi
kedalam gelas piala yang telah dilengkapi dengan batang pengaduk.
2. !emudian secara aseptis campurkan bahan pembantu dan zat aktif kemudian tuang ke dalam gelas
ukur hingga olume tertentu dibawah olume total.
I. Basahi terlebih dahulu kertas saring lipat rangkap 0 dengan menggunakan aHua pro injeksi.
(sebelum disaring pB di cek terlebih dahulu'
#. Saring larutan dalam gelas ukur ke dalam Trlenmeyer bersih dan steril melalui corong dan kertas
saring yang telah dibasahi (filtrat pertama dibuang beberapa ml'.
7. sejumlah kekurangan olume total ditambahkan dengan aHua pro injeksi yang digunakan sedikit
demi sedikit untuk membilas gelas piala lalu dituang ke dalam gelas ukur hingga tepat sesuai
dengan olume yang diinginkan, dan saring ke dalam erlemenyer berisi filtrat larutan sebelumnya.
J. ?arutan dituang ke dalam kolom melalui saringan >2 dengan bantuan pompa penghisap.
3. &engemasan dilakukan sesuai dengan proses sterilisasi sediaan
a. Sterilisasi akhir terhadap bahan yang tahan suhu sterilisasi /
*ika sterilisasi adalah sterilisasi akhir maka larutan hasil penyaringan dengan saringan >2
diisikan ke botol sesuai dengan olumenya (" ml'. Botol ditutup dengan tutup karet, diikat
dengan simpul champagne kemudian disterilkan (autoklaf'.
Setelah disterilkan, larutan dituang ke dalam buret steril dan diisikan ke dalam botol tetes
steril sesuai dengan olume sediaan (# ml'. &engisian dilakukan secara aseptik.
b. Sterilisasi dengan cara filtrasi
*ika sterilisasi dilakukan dengan cara filtrasi maka setelah ad olume, larutan langsung
difiltrasi dengan penyaring bakteri.
Setelah filtrasi, larutan diisikan ke dalam botol tetes yang telah dikalibrasi secara aseptik.
5. &asang tutup botol (jika memaki botol tetes mata dari kaca Zdilengkapi dengan pipet tetes sterilZ'
,-. Beri etiket dan masukan ke dalam wadah sekunder yang disertai dengan brosur
&enandaan pada etiket harus tertera > T/"#* -%l!h "/,un#*#n l!-/h "#&/ 1 -ul#n (!)!l#h )u)u0
"/-u*#@
N81 suspensi
&embuatan suspensi obat mata (mikronisasi' / Suspensi obat mata dibuat secara aseptik, diisikan
langsung dari gelas ukur ke dalam botol steril yang telah dikalibrasi. 8utup dengan pipet tetesnya kemudian
dipasang.
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan tetes mataX., dengan olume # ml per botol. !ekuatan sediaan yang
dibuat adalah ..........9, dengan jumlah 6 botol (coklat'.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 botol . " ml 6 - ml. *umlah ini sudah termasuk untuk +&: (+n
&rocess :ontrol' dan ealuasi uji mutu sediaan akhir.
Entuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan ,- 9 , sehingga
olume total yang dibuat 6 - ml : (14; 3 -) ml 6 . ml.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
$" zat aktif m 9
%at tambahan n 9
aHua pro injeksi ad # ml
(untuk mudahnya diurutkan berdasarkan formula sediaan'
;o. Bahan yang ditimbang
Bobot untuk " ml
(gram'
,. %at aktif m 9 . " ml
0. %at tambahan n 9 . " ml
2. (Hua pro injeksi (d " ml
VIII.' S)!&/l/(#(/ &u#n,, #l#), "#n E#"#h
?ihat di lampiran halaman J3
VIII.+ P&%(!"u& P!m-u#)#n
N81 larutan
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck I2
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
,. Bahan)bahan ditimbang sesuai dengan perhitungan dan penimbangan dilakukan diruang
penimbangan
0. Bahan aktif dan bahan pembantu lain dilarutkan dalam aHua pro injeksi dalam mi.er yang terpisah,
kemudian dimasukkan ke dalam mi.ing tank kapasitas ,- ?, kemudian ditambahkan aHua pro
injeksi sampai panel dinding mi.ing tank menunjukkan ,- ?. (duk dengan kecepatan 0-- rpm
selama 2- menit
2. 1asukkan ke dalam storage tank melalui pipa yang dilengkapi dengan penyaring ukuran pori -,2
meter. Sebelum disaring dilakukan pengecekan pB
I. &engemasan dilakukan sesuai dengan proses sterilisasi sediaan
)
Giltrat disterilkan dengan autoklaf ,0, : selama ,# menit (jika bahan yang tahan suhu sterilisasi'
)
Giltrat langsung difiltrasi dengan penyaring bakteri (jika bahan tidak tahan suhu sterilisasi'
#. sediaan ditempatkan dalam wadah secara aseptik
7. Cilakukan +&: meliputi penetapan kadar dan identifikasi, efektiitas pengawet dan uji sterilitas
J. dilakukan pengisian ke dalam botol secara aseptis di bawah laminar air flow
3. dilakukan pengemasan sekunder, dilengkapi dengan etiket dan brosur
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Sediaan akhir yang dihasilkan diuji berdasarkan persyaratan sesuai yang tertera pada farmakope dan
atau persyaratan produsen.
I<.1 %n%,&#2/ S!"/##n
+dentifikasi, penetapan kadar, dll seperti yang tertera di G+ +D atau buku resmi lainnya
I<.$ E1#lu#(/ F/(/*#
a. N81 ?arutan
,. Eji kejernihan dan warna (D%!(E/n A,%!(, L#&u)#n P#&!n)!&#l h#l $41A$4$)
&rosedur / wadah)wadah kemasan akhir diperiksa satu persatu dengan menyinari wadah dari
samping dengan latar belakang bewarna hitam atau putih. ?atar belakang hitam dipakai untuk
menyelidiki kotoran yang bewarna muda, sedangkan berlatar putih untuk kotoran)kotoran
berwarna gelap.
&enafsiran / memenuhi syarat jika tidak ditemukan kotoran dalam larutan
0. &enetapan bobot jenis (FI IV 89819, h#l. 14'4)
&rinsip / penetapan bobot jenis didasarkan pada perbandingan bobot zat diudara pada suhu 0#
o
:
terhadap bobot air dengan olume dan suhu sama.
&rosedur / (*%0)!m FI IV 89819, h#l. 14'4)
2. &enetapan &B (*%0)!m FI IV814719, h#l. 14'9)
I. penentuan Diskositas (P!)unKu* 0#*)/*um F#&m#(/ F/(/*# h#l 9, 1$G F#&m#(/ F/(/*#, #&)/n
h#l +H')
(lat / Diskometer Boeppler
&rinsip / mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada temperature tetap.
:ara /
,. +si tabung dengan cairan yang akan diukur iskositasnya (jangan sampai penuh'
0. 1asukkan bola yang sesuai (bola yang sesuai akan melewati garis m, dan m2 dalam #-)
#-- detik'.
2. 8ambahkan cairan sampai penuh dan tabung ditutup (jangan sampai ada gelembung udara'
I. Bila bola sudah turun melampaui garis awal, kembalikan bola ke posisi semula dengan cara
membalikkan tabung.
#. Bitung waktu (detik' yang dibutuhkan oleh bola untuk menempuh jarak dari garis m,
sampai dengan garis m2 melalui cairan tabung.
7. Bitung bobot jenis cairan dengan menggunakan piknometer
J. Diskositas cairan dihitung dengan rumus /
6 B (, ) 0' t
!eterangan / 6 iskositas cairan
B 6 konstanta bola
, 6 bobot jenis bola
0 6 bobot jenis cairan
t 6 waktu yang dibutuhkan bola untuk menempuh jarak tertentu
b. N81 Suspensi
,. Nrganoleptik
0. &enentuan distribusi ukuran partikel
2. &enentuan homogenitas
I. &enentuan olume sedimentasi
#. kemampuan redispersi
7. &enentuan iskositas dan sifat aliran
J. &enentuan pB (K%0)!m FI IV 814719, h#l 14'9)
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck II
?ihat keterangannya di bagian
suspensi halaman 02
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
3. &enentuan B* (*%0)!m FI IV 89819, h#l 14'4)
I<.' E1#lu#(/ K/m/#
&rosedur ealuasi kimia harus mengacu terlebih dahulu pada data monografi sediaan (dibuku G+ +D
atau buku resmi lainnya
,. +dentifikasi
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
0. &enetapan kadar
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
2. !andungan zat antimikroba (FI IV 8++19, h#l 9'9'
:atatan /
cara penetapan / benzil alkohol, klorobutanol, fenol, metil paraben dan propil paraben secara
kromatografi gas. Sedangkan untuk fenil raksa (++' nitrat dan timerosal secara polarografi.
Benzalkonium klorida dengan titrasi dengan kalium iodat (FI IV, h#l 1'1)
Kalau monogra"i sediaan tidak ada& aru ditulis prosedur seperti dia'a# ini
Cilakukan prosedur ekstraksi terlebih dahulu dengan cara
,. +dentifikasi (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
0. &enetapan kadar (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip dan persyaratan monografi zat aktif X seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
2. !andungan zat antimikroba (FI IV 8++19, h#l 9'9)
:atatan /
cara penetapan / benzil alkohol, klorobutanol, fenol, metil paraben dan propil paraben secara
kromatografi gas. Sedangkan untuk fenil raksa (++' nitrat dan timerosal secara polarografi.
Benzalkonium klorida dengan titrasi dengan kalium iodat (FI IV, h#l 1'1)
I<.+ E1#lu#(/ 5/%l%,/
,. uji sterilitas (FI IV 8719, Hlm. 855A8H')
tujuan / prosedur uji sterilitas digunakan untuk menetapkan apakah bahan"sediaan farmakope yang
harus steril memenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing)
masing monografi.
Sebelum melakukan uji sterilitas terlebih dahulu dilakukan /
)
uji fertilitas untuk mengetahui apakah media yang digunakan fertile untuk mikroba.
)
Eji bakteriostatik"fungsistatik untuk mengetahui apakah sediaan uji mengandung zat
bakteriostatik"fungistatik.
&rosedur umum / *%0)!m FI IV H#l. 858A859.
&enafsiran hasil / *%0)!m FI IV H#l. 8H$A8H'.
0. Eji efektiitas pengawet antimikroba(jika memakai pengawet' (FI IV 8H19, h#l. 85+A855)
8ujuan /
&engujian dimaksudkan untuk menunjukkan efektiitas pengawet antimikroba yang ditambahkan
pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair.
1ikroba uji, media, pembuatan inokula, prosedur dan penafsiran *%0)!m FI IV h#l 85+A855.
2. &enetapan potensi antibiotika (untuk zat aktif antibiotika' (FI IV 81'19, h#l. 891A899)
O5AT BUBI ATA (BOLL7RIU)
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
?arutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan
dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. &embuatan larutan obat mata membutuhkan
perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan
pengawet (dan jika perlu pemilihan pengawet', sterilisasi dan kemasan yang tepat (FI IV h#l 1')
!olirium adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonis, digunakan untuk
membersihkan mata. Capat ditambahkan zat pengawet.
!olirium dibuat dengan melarutkan obat dalam air, saring hingga jernih, masukkan dalam wadah,
tututp dan sterilkan dengan :ara Sterilisasi (, B, atau :, pindahkan ke dalam wadah steril secara aseptik.
(lat dan wadah yang digunkan dalam pembutan kolirium harus bersih dan steril.
K!K!&n/h#n D#n ()!&/l/)#(. 1emenuhi syarat yang tertera pada injectiones, pada Garmakope +ndonesia.
P!n?/m0#n#n. Calam wadah kaca atau plastik tertutup kedap.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck I#
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
B#)#)#n C
,. &ada etiket harus tertera /
a. ?ama penggunaan setelah botol dibuka tutupnya
b. Q obat cucimataQ
0. !olirium yang tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan paling lama 0I jam setelah botol
dibuka tutupnya
2. !olirium yang mengandung zat pengawet dapat digunakan paling lama J hari setelah botol dibuka
tutupnya. (F%&n#(, h#l '14)
O-#) .u./ m#)# (!.#&# umum (#m# "!n,#n %-#) )!)!( m#)#, -!"#n?# 0#"# 1%lum! (!"/##nn?#
l!-/h -!(#&, K#"/ m!n,#.u (#K# *! OT l#&u)#n h#l#m#n '9.
O5AT TETES TELINDA
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
?arutan otik (tetes telinga' adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan
bahan pendispersi, untuk penggunaan dalam telinga luar (FI IV, h#l 15).
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel)partikel halus yang ditujukan untuk
diteteskan pada telinga bagian luar (FI IV, h#l 18).
8etes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam
telinga. !ecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air. :airan
pembawa yang digunakan harus mempunyai kekentalan yang cocok agar obat mudah menempel pada
dinding telinga, umumnya digunkan gliserol dan propilenglikol. Capat juga digunakan etanol, heksilenglikol
dan minyak lemak nabati. (FI II, h#l 14)
.
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
obat tetes telinga ..X.. dengan olume ml. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah 9.
V.$ F%&mul# Umum
$" %at aktif
&embawa (minyak, air untuk B0N0'
&engental (jika perlu'
&endapar (untuk pembawa air'
&ensuspensi (untuk suspensi'
&engawet
(ntioksidan (jika perlu'
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
Sifat zat aktif.
tujuan penggunaan Nbat 8etes 8elinga
8elaah teoritis bahan pembantu / fungsi dari masing)masing komponen, konsentrasi, stabilitas, N88.
)
&enggunaan pengawet untuk tetes telinga / penggunaan berulang Pmulti doseQ, (kecuali sediaan
itu sendiri memiliki aktiitas antimikroba, e. V resorsinol memiliki aktiitas
antibakteri"antifungi sehingga tidak perlu penambahan pengawet'.
)
&enggunakan antioksidan disesuaikan dengan pembawa yang digunakan jika mudah " dapat
teroksidasi.
:airan pembawa / yang memiliki kekentalan yang cocok agar mudah menempel pada dinding
telinga sehingga dapat bekerja optimal. !ecuali dikatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan
cairan pembawa bukan air (FI III, 14). Emumnya pembawa yang digunakan adalah gliserin atau
propilenglikol karena relatif iskos dan dapat berkontak baik dengan saluran telinga (CN1, hal
,#I'. &embawa dipilih berdasarkan kelarutan zat aktif dan sifat inkompatibilitasnya. !arena
pembawa telah memiliki kekentalan yang cukup untuk membantu meningkatkan kontak antara obat
dengan permukaan mukosa telinga maka tidak perlu ditambahkan pengental secara khusus.
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATA;
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
O5AT TETES HIDUND
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck I7
1erujuk ke N81 hal I,
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
Nbat tetes hidung (N8B' adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan
obat kedalam rongga hidung, dapat megandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet ( FI III, h#l 14)
8etes hidung adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam
rongga hidungV dapat mengandung zat pensuspensi, zat dapar, dan zat pengawet. (F%&n#( h#l '1H)
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
tetes hidung..X.. dengan olumeml !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .9.
V.$ F%&mul# Umum
N8B bentuk larutan
$" zat aktif
pembawa (air, tidak boleh minyak'
antioksidan (jika perlu'
pengawet
pendapar
pengisotonis
pengental
N8B bentuk suspensi
$" zat aktif
suspending agents
wetting agents
pendapar
pembawa (air, tidak boleh minyak'
pengisotonis
pengawet
antioksidan (jika perlu'
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(nalisis sifat)sifat zat aktif
8elaah teoritis bahan pembantu / fungsi dari masing)masing komponen, konsentrasi, stabilitas, N88
a. :airan pembawa
umumnya digunakan air (FI III, h#l 14)
:airan pembawa sedapat mungkin mempunyai pB antara #,#)J,# (F%&n#(, h#l '1H),
kapasitas dapar sedang, isotonis atau hampir isotonis (FI III, h#l 14)
:atatan / pB larutan N8B dapat dibuat antara #,#)7,# agar dapat dipergunakan pada dewasa
dan anak)anak (AOB, h#l 5')
/n?#* l!m#* atau m/n?#* m/n!&#l tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa (FI
II, h#l 14)
:airan pembawa lain / propilenglikol dan parafin liHuid.
b. zat pensuspensi (FI III, h#l '1H)
Capat digunakan sorbitan (span', polisorbat (tween' atau surfaktan lain yang cocok, kadar tidak
boleh melebihi dari -,-, 9b".
c. pengental (R!0!)/)%&/um, F%&n#(, h#l '1H)
Entuk menghasilkan iskositas larutan yang seimbang dengan iskositas mucus hidung (agar
aksi cillia tidak terganggu'. Sering digunakan /
) 1etil selulosa (8ylosa' 6 -,, )-.# 9 V
) :1:);a 6 -.#)0 9
) &ropilen glikol , 9
?arutan yang sangat encer"sangat kental menyebabkan iritasi mukosa hidung.
Citambahkan pengental untuk menghasilkan iskositas larutan yang seimbang dengan
iskositas mukus hidung sehingga aktiitas cilia tidak terganggu. (&!0!)/)%&/um)
d. &engawet (FI III. F%&n#(, h#l '1H)
Emumnya digunakan /
) Benzolkonium !lorida 6 -.-, @ -,, 9b"
) !lorbutanol 6 -.#)-.J 0 b"
&engawet antimikroba digunakan sama dengan yang digunakan dalam pengawetan larutan
obat mata.
e. 8onisitas (R!0!)/)%&/um).
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck IJ
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
!alau dapat larutan dibuat isotonis (-.5 0 ;a:+' atau sedikit hipertonis dengan memakai ;a:l
atau dekstrosa
1etoda sterilitas (1etoda &roduksi Sediaan Steril (#.,.,' (5P $44$,1879)
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATA;
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
TA5LET
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
8ablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa pengisi. Berdasarkan metode
pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak atau tablet kempa (FI IV, h#l. +).
8ablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau
sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa zat tambahan. %at tambahan yang dapat digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (FI III, h#l. H)
.
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
tablet ..X.. dengan bobot mg. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .mg"tablet.
V.$ F%&mul# Umum
S!(u#/*#n 2#(# "#l#m "#n 2#(# lu#& "!n,#n m!)%"# 0!m-u#)#n ?#n, "/0/l/h.
$" %at aktif
&engisi
&engikat
&enghancur
?ubrikan
>lidan
(ntiadheren
&emanis
&ewarna
&embasah
&engawet (bila teman)teman pakai aja'
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(nalisis data preformulasi zat aktif, berupa /
)
kelarutan zat aktif
)
stabilitas zat aktif terhadap panas"lembab"hidrolisis"cahaya"mudah teroksidasi
)
Sifat alir dan kompresibilitas
)
bentuk zat aktif (serbuk amorf atau kristal'
(nalisis data farmakologi zat aktif
) dosis zat aktif (dosis kecil biasanya menggunakan granulasi basah'
Berdasarkan data preformulasi, metoda pembuatan tablet yang dipilih adalah metoda
(>B">!"!?'. (lasan pemilihan metoda adalah......(keuntungan'.
pembahasan formula pustaka \ analisis eksipien " bahan formula yang digunakan dalam formulasi
sesuai dengan metoda yang dipilih
o pengisi
:atatan / untuk zat aktif yang memiliki gugus amin primer jangan gunakan laktosa karena dapat
menyebabkan reaksi maillard yang menghasilkan reaksi warna coklat.
o lubrikan (e. / 1g stearat'
Bertujuan menyeragamkan massa catak ke dalam ruang cetak, mencegah massa cetak melekat
pad apunch dan dinding cetakan selama dan sesudah kompresi.
:atatan / 1g stearat dapat menyebabkan laktosa berwarna coklat
o glidan dan antiadheren (e./ talk'
glidan berfungsi memperbaiki karakteristik aliran granul. Sedangkan antiadheren berfungsi
mencegah sticking(pelengketan' terhadap punch dan dinding dye.
:atatan / talk tidak digunakan untuk zat yang mudah teroksidasi. !arena talk adalah bahan alam
yang dapat mengandung camaran besi dan mempercepat terjadinya oksidasi. (dapat diganti
aerosil, dimana aerosil dapat menyerap lembab'
Berdasarkan pertimbangan di atas maka formula utama yang digunakan yaitu /
Gormula , / $ " .................
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck I3
1erujuk ke N81 hal I,
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
(nalisis bahan formula alternatif " metoda alternatif
Gormula alternatif yang diusulkan / Gormula 0 / $ " ...................
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan tablet X..., dengan bobot # mg. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........mg"tablet, dengan jumlah S tablet.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
$" zat aktif
%at tambahan
Can lain)lain
(untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan'/
;o. Bahan yang ditimbang Entuk , tablet (mg' Entuk S tablet (g'
Gasa dalam(GC'
,. %at aktif
0. %at tambahan
*umlah GC GC
Gasa luar
,. %at tambahan G? , ,
0. %at tambahan G? 0 0
2. Cst
*umlah G? G?
:ara >ranulasi Basah (>B'
1isal diperoleh granul fasa dalam A g dengan kadar air 0 9, maka untuk kadar air - 9, bobot
granulnya 6 -,53 . A g 6 5 g
*umlah tablet yang diperoleh 6
talet talet a x
g %1
g /
=
' (
' (
Bitung masing)masing fasa luar yang akan ditimbang dengan cara /
%at tambahan G? , 6
g / x
g %1
g
' (
' ( ,
6 G? ,
%at tambahan G? 0 6
g / x
g %1
g
' (
' ( 0
6 G? 0
%at tambahan G? 2 , dst
8otal fasa luar yang akan ditambahkan adalah 6 G? , F G? 0 F 6 B
*adi, bobot"tablet 6
talet g 1
talet
g C /
"
' (
=
+
:ara >ranulasi !ering (>!'
Slug yang diperoleh 6 A gram
Slug teoritis 6 GC F K G? 6 5 gram
*umlah tablet yang diperoleh 6
talet talet a x
g /
g A
=
' (
Bitung masing)masing zat tambahan fasa luar yang akan ditimbang dengan cara /
%at tambahan G? , (gram' 6
g x
g /
g A
,
' (
' (
6 G? ,
%at tambahan G? 0 6
g x
g /
g A
0
' (
' (
6 G? 0
%at tambahan G? 2 , dst
8otal sisa G? yang akan ditambahkan adalah 6 G? , F G? 0 F 6 B
*adi, bobot"tablet 6
talet
g C A ' ( +
6 D gram"tablet
:ara !empa ?angsung (!?'
Bahan)bahan yang telah ditimbang siap dikempa menjadi tablet (tidak ada fasa dalam dan luar'.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck I5
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n.
>ranulasi Basah /
,. zat aktif dan eksipien yang diperlukan dihaluskan dan ditimbang sesuai kebutuhan.
0. fase dalam dicampur menggunakan alat pencampur sampai homogen ( F,- menit'.
=/*# m!n,,un#*#n 0!n,/*#) PVP C
. PVP "/)#m-#h*#n "#l#m -!n)u* *!&/n, "#n "/.#m0u&*#n -!&(#m# 2#(# "#l#m ATAU
. D/-u#) l#&u)#n 0!n,/*#) PVP "#l#m #l*%h%l "!n,#n *%n(!n)&#(/ 14 ;.
2. Entuk 1ucilago (myli / buat larutan pengikat, kemudian tambahkan sedikit demi sedikit ke dalam
fasa dalam sampai terbentuk massa lembab yang dapat dikepal dan dipatahkan.
Entuk &D& / ditambahkan etanol " cairan pengikat sedikit demi sedikit ke fasa dalam yang telah
dicampur sampai terbentuk massa lembab yang dapat dikepal dan dipatahkan.
I. massa lembab diayak menggunakan pengayak 7),0 mesh.
#. granul dikeringkan di lemari pengering (7-)J-
o
:'
(K/*# L#) #*)/2 )/"#* )#h#n 0#n#( #)#u .#h#?#, ,&#nul "/*!&/n,*#n 0#"# (uhu *#m#& #)#u "/
"#l#m %1!n).
7. dilakukan penentuan kadar air granul menggunakan alat Pmoisture balanceP.
J. jika kadar air telah memenuhi syarat (,)0 9' granul diayak menggunakan pengayak ,I)0- mesh.
3. dilakukan ealuasi granul.
5. granul ditimbang dan dihitung fasa luar yang dibutuhkan, lalu fasa luar ditimbang sesuai kebutuhan.
,-. granul dan fasa luar dicampur dengan alat pencampur sampai homogen ( F # menit'.
,,. massa cetak dikempa menjadi tablet. Selama proses percetakan tablet dilakukan Pin process controlP
meliputi kekerasan, bobot tablet, ukuran, dan friabilitas tablet.
,0. dilakukan ealuasi mutu sediaan akhir
,2. tablet yang diperoleh dikemas dengan kemasan primer yang sesuai, dilengkapi brosur, etiket, dan
kemasan sekunder.
>ranulasi !ering /
,. zat aktif dan eksipien yang diperlukan dihaluskan dan ditimbang sesuai kebutuhan.
0. fasa dalam dan K fasa luar dicampur menggunakan alat pencampur sampai homogen (#),- menit'.
2. dilakukan slugging untuk memperoleh tablet yang besar.
I. tablet dihancurkan kembali dan diayak menggunakan pengayak ,I mesh, kemudian ,7 mesh.
#. granul yang diperoleh diuji sifat alirannya. *ika belum memenuhi syarat, granul di)slug kembali
hingga diperoleh granul dengan sifat aliran yang memenuhi syarat.
7. dilakukan ealuasi granul.
J. granul dicampur dengan sisa fasa luar ( F # menit'.
3. massa cetak dikempa menjadi tablet. Selama proses percetakan tablet dilakukan Qin process
control Q meliputi kekerasan, bobot, ukuran, dan friabilitas tablet.
5. dilakukan ealuasi mutu sediaan akhir.
,-. tablet yang diperoleh dikemas dengan kemasan primer yang sesuai, dilengkapi brosur, etiket, dan
kemasan sekunder.
!empa ?angsung /
,. zat aktif dan eksipien yang diperlukan dihaluskan dan ditimbang sesuai kebutuhan.
0. semua bahan kecuali lubrikan dicampur menggunakan alat pencampur sampai homogen ( F 0-
menit', kemudian ditambahkan lubrikan dan dicampur kembali selama F # menit.
2. dilakukan ealuasi terhadap massa cetak.
I. massa cetak dikempa menjadi tablet. Selama proses pencetakan tablet dilakukan Pin process
controlQ meliputi kekerasan, bobot, ukuran, dan friabilitas tablet.
#. dilakukan ealuasi mutu sediaan akhir.
7. tablet yang diperoleh dikemas dengan pengemas primer yang sesuai, dilengkapi brosur, etiket, dan
kemasan sekunder.
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan tablet X..., dengan bobot # mg. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........mg"tablet, dengan jumlah S tablet.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
8otal sediaan yang akan dibuat adalah S tablet, sudah termasuk untuk +&: (+n &rocess :ontrol' dan
ealuasi akhir.
Gormula yang akan dibuat /
$" zat aktif
%at tambahan
Can lain)lain
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck #-
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
(untuk mudahnya, diurutkan berdasarkan formula sediaan'/
;o. Bahan yang ditimbang Entuk , tablet (mg' Entuk S tablet (g'
Gasa dalam(GC'
,. %at aktif
0. %at tambahan
*umlah GC GC
Gasa luar
,. %at tambahan G? , ,
0. %at tambahan G? 0 0
2. dst
*umlah G? G?
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
>ranulasi Basah
,. zat aktif dan eksipien yang diperlukan ditimbang.
0. zat aktif, pengisi dan penghancur (dan bahan fasa dalam lain dalam formula tablet' dihaluskan
melalui granulator mesh 2-, lalu ditimbang dalam wadah bersih.
2. masukkan ke dalam mi.er, aduk selama ,- menit.
I. Calam wadah bersih buat larutan pengikat.
Un)u* ?#n, m!n,,un#*#n PVP (!-#,#/ 0!n,/*#), .#&# 0!n#m-#h#n #"# $ .#&# C
I. PVP "/)#m-#h*#n "#l#m *!#"##n *!&/n, "/.#m0u& -!&(#m#A(#m# "#l#m n%.($), #)#u
II. PVP "/)#m-#h*#n (!)!l#h "/l#&u)*#n )!&l!-/h "#hulu "!n,#n l#&u)#n 0!n,/*#) (!)#n%l
95;)
#. tuangkan larutan pengikat ke dalam (2', aduk hingga diperoleh massa yang dapat digranulasi. *ika
kurang basah tambahkan aHua C1 atau larutan pengikat.
7. lalu dilakukan granulasi basah dengan granulator mesh ,0, tampung dalam wadah bersih.
J. keringkan bulk dalam GBC (Gludi Bed Cryer' pada suhu 7-)J-
o
: selama kurang lebih 2- menit.
3. lakukan granulasi kering dengan granulator mesh ,I, tampung dalam wadah bersih.
5. tuang ke dalam Barrel Boop 1i.er.
,-. melalui saringan mesh 7-, ayak secara manual fasa luar, langsung ke dalam (5', aduk selama ,-
menit.
,,. sampling M:
,0. siapkan mesin tablet dengan ukuran punch dan dies yang sesuai.
,2. siapkan alat penyedot debu (e.haust'
,I. masukkan massa cetak ke dalam hooper, atur olume dies sesuai dengan bobot tablet yang akan
dicetak.
,#. jalankan mesin, periksa bobot tablet sampai stabil.
,7. jika berat sudah stabil, atur tekanan sehingga kekerasan tablet memenuhi spesifikasi.
,J. jka memenuhi syarat, mesin dijalankan dan diatur kecepatannnya.
,3. selama pencetakan dilakukan sampling M: (in process control'.
,5. tablet ditampung dalam wadah bersih
0-. dilakukan proses pengemasan dengan kemasan primer, dilengkapi penandaan lalu kemasan
sekunder.
>ranulasi !ering
,. zat aktif dan eksipien yang diperlukan ditimbang, fasa luar ditimbang ke dalam 0 wadah
0. seluruh fasa dalam dan K fasa luar yang dihaluskan melalui granulator mesh 2-, lalu ditampung
dalam wadah bersih
2. masukkan ke dalam mi.er, aduk selama ,- menit.
I. campuran di slugging untuk memperoleh tablet yang besar
#. tablet dihancurkan kembali dan diayak menggunakan mesh ,0, kemudian mesh ,I.
7. granul yang diperoleh diuji sifat alirannya. *ika belum memenuhi syarat, granul di slugging kembali
hingga diperoleh granul dengan sifat aliran yang baik.
J. dilakukan ealuasi granul.
3. granul dituang ke dalam Barrel Boop 1i.er.
5. melalui saringan mesh 7-, ayak secara manual sisa K fasa luar, langsung ke dalam (3', aduk selama
,- menit.
,-. sampling M:
,,. siapkan mesin tablet dengan ukuran punch dan dies yang sesuai.
,0. siapkan alat penyedot debu (e.haust'
,2. masukkan massa cetak ke dalam hooper, atur olume dies sesuai dengan bobot tablet yang akan
dicetak.
,I. jalankan mesin, periksa bobot tablet sampai stabil
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck #,
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
,#. jika berat sudah stabil, atur tekanan sehingga kekerasan tablet memenuhi spesifikasi
,7. jika memenuhi syarat, mesin dijalankan dan diatur kecepatannya.
,J. selama pencetakan dilakukan sampling M: (+n process :ontrol'
,3. tablet ditampung dalam wadah bersih.
,5. dilakukan proses pengemasan dengan kemasan primer, dilengkapi penandaan, lalu kemasan
sekunder.

!empa langsung
,. zat aktif dan eksipien yang diperlukan ditimbang.
0. seluruh bahan kecuali lubrikan dihaluskan melalui granulator mesh 2-, lalu ditampung dalam wadah
bersih
2. masukkan ke dalam mi.er, aduk hingga homogen (F selama 0- menit'
I. tambahkan lubrikan dan dicampur kembali selama F selama # menit
#. dilakukan ealuasi terhadap massa cetak
7. siapkan mesin tablet dengan ukuran punch dan dies yang sesuai.
J. siapkan alat penyedot debu (e.haust'
3. masukkan massa cetak ke dalam hooper, atur olume dies sesuai dengan bobot tablet yang akan
dicetak.
5. jalankan mesin, periksa bobot tablet sampai stabil
,-. jika berat sudah stabil, atur tekanan sehingga kekerasan tablet memenuhi spesifikasi
,,. jika memenuhi syarat, mesin dijalankan dan diatur kecepatannya.
,0. selama pencetakan dilakukan sampling M: (+n process :ontrol'
,2. tablet ditampung dalam wadah bersih.
,I. dilakukan proses pengemasan dengan kemasan primer, dilengkapi penandaan, lalu kemasan
sekunder.
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Sediaan akhir yang dihasilkan diuji berdasarkan persyaratan sesuai yang tertera pada farmakope dan
atau buku resmi lainnya.
I<.1 %n%,&#2/ S!"/##n
+dentifikasi, penetapan kadar, dll seperti yang tertera di G+ +D atau buku resmi lainnya
I<.$ E1#lu#(/ F/(/*#
I<.$.1 E1#lu#(/ ,&#nul
,. !ecepatan (liran (Th! Th!%&? #n" P&#.)/.! %2 In"u()&/#l Ph#&m#.?, ' !",'17)
a. 1etode :orong.
&rinsip / menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat selama waktu tertentu.
(lat / Glow 8ester
&rosedur/
)
Sejumlah ,-- g granul dimasukkan ke dalam corong dengan ukuran tertentu.
)
:orong digetarkan sampai seluruh granul mengalir keluar dari lubang corong.
)
Baca waktu yang diperlukan untuk mengalirkan seluruh granul keluar dari corong.
&enafsiran Basil/
(liran granul baik jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan ,-- g granul X ,- detik
b. 1etode Sudut +stirahat (Th! Th!%&? #n" P&#.)/.! %2 In"u()&/#l Ph#&m#.?, ' !", '17)
&rinsip / &engukuran sudut yang terbentuk dari lereng timbunan granul yang mengalir
bebas dari corong terhadap suatu bidang datar.
(lat / :orong"Silinder.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck #0
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
&rosedur /
)
8imbang sejumlah granul, masukkan ke dalam corong.
)
>ranul dibiarkan mengalir bebas dari lubang corong"silinder dan ditampung pada suatu
bidang datar hingga timbunan granul tersebut membentuk kerucut.
)
Cari timbunan ini diukur sudut istirahat (sudut antara lereng granul dengan bidang datar'
&enafsiran Basil/
*ika / *ika ` 6 0#) 2- artinya sangat mudah mengalir
2-) I- artinya mudah mengalir
I-) I# artinya mengalir
R I# artinya kurang mengalir
0. !elembaban
!elembaban granul perlu dianalisa, sebab kadar air yang tinggi mengganggu aliran granul kedalam
lubang cetakan dan mempengaruhi mutu tablet. (ir juga dapat menyebabkan lekatan)lekatan pada
cetakan dan mempengaruhi mutu tablet. (ir juga dapat menyebabkan lekatan)lekatan pada cetakan.
Sedangkan granul yang terlalu kering menyebabkan kohesi dalam tablet kurang sehingga friabilitas
tablet tinggi.
(lat / 1oisture balance
&rosedur /
)
8imbang granul sebanyak # atau ,- g
)
1asukkan dalam alat 1oisture Balance, kemudian alat ditara
)
&anaskan granul pada suhu 7-)J-
-
: sampai skala pada alat tidak berubah (stabil'
)
Baca kadar air yang tertera pada skala (9'
&erhitungan /
9 !B 6 Y,"Y . ,-- 9 9 !B 6 !andungan bobot
9 !? 6 Ya"Y, . ,-- 9 9 !? 6 !andungan lembab
Ya 6 Y @ Y, Y 6 bobot mula)mula
Y, 6 bobot setelah pengeringan
&enafsiran Basil / !adar air yang baik ,)09
2. Bobot *enis (Th! Th!%&? #n" P&#.)/.! %2 In"u()&/#l Ph#&m#.?, ' !", '1H)
a. B* sejati
B* sejati merupakan massa granul dibagi olume granul yang tidak termasuk pori granul.
(lat / piknometer
' ( ' (
' (
c a d
/2 a
/2
i pendispers cairan
sejati
+ +

=
a 6 bobot piknometer kosong
b 6 bobot piknometer F , g granul
c 6 bobot piknometer F , g granul F cairan pendispersi (paraffin cair'
d 6 bobot piknometer F cairan pendispersi
b. B* nyata
&rosedur / 8imbang ,-- g granul dan masukkan dalam gelas ukur. :atat olumenya
$
3
=
!et / 6 B* nyata (g"ml'
Y 6 Bobot >ranul (g'
D 6 Dolume granul tanpa pemampatan (ml'
c. B* mampat
&rosedur /
)
8imbang ,-- g granul dan masukkan dalam gelas ukur lalu catat olumenya (Do'
)
1ampatkan #-- . dengan alat Dolumeter. :atat olumenya (D#--'
#--
$
3
mampat /2 =
!et / Y 6 bobot granul (g'
D#-- 6 Dolume granul pada #-- ketukan (ml'
I. !adar &emampatan
&rosedur / sama dengan B* 1ampat
9 ,--
#--

=
$o
$ $o
Kp
!et / !p 6 !adar pemampatan
Do 6 Dolume granul sebelum pemampatan
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck #2
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
D#--6 olume granul setelah #-- kali pemampatan
&enafsiran hasil / >ranul memenuhi syarat jika !pX0-9 (memiliki aliran yang baik'
#. &erbandingan Baussner
&rosedur / Sama dengan pada prosedur B* 1ampat
(ngka Baussner 6
tan
tan
pemampa seelum
pemampa setela#
/2
/2
&enafsiran hasil / >ranul memenuhi syarat jika angka Baussner ,
7. 9 !ompresibilitas (9!'
&rosedur / Sama pada prosedur B* mampat dan B* nyata
9 ,-- 9

=
mampat
n-ata mampat
/2
/2 /2
K
*ika 9 ! 6 # @ ,- 9 artinya aliran sangat baik
,, @ 0- 9 artinya aliran cukup baik
0, ) 0# 9 artinya aliran cukup
R07 9 artinya aliran buruk
I<.$.$ E1#lu#(/ )#-l!)
,. !eseragaman ukuran (FI III h#l H)
!etebalan tablet berhubungan dengan kekerasan tablet. Selama proses pencetakan, perubahan
ketebalan merupakan indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada pengisian granul
ke dalam die.
(lat / *angka Sorong
&rosedur / 0- tablet diukur tebal dan diameternya satu per satu.
&enafsiran / Ciameter tablet tidak lebih dari 2 kali dan tidak kurang dari ,a kali tebal tablet.
0. !eseragaman Sediaan (FI IV 89119, h#l. 999A1441)
!eseraman sediaan dapat ditetapkan dengan salat satu dari 0 metode, yaitu / keseragaman bobot dan
keseragaman kandungan. &ersyaratan keragaman bobot dapat diterapkan pada produk kapsul lunak
berisi cairan atau produk yang mengandung zat aktif #- mg atau lebih yang merupakan #-9 atau
lebih dari bobot satuan sediaan. !eseragaman sediaaan dari zat aktif lain, jika ada dalam jumlah
lebih kecil ditetapkan dengan persyaratan keseragaman kandungan.
a. !eragaman bobot
Capat diterapkan pada sediaan padat (termasuk sediaan padat steril', dengan atau tanpa dengan
bahan inaktif atau zat aktif yang ditambahkan, yang dibuat dari larutan asli dan dikeringkan
dengan cara pembekuan dalam wadah akhir.
&rosedur (untuk tablet tidak bersalut ' / *%0)!m FI IV h#l. 999
b. !eseragaman kandungan
Capat diterapkan pada semua jenis sediaan, diperlukan untuk sediaan padat atau termasuk
sediaan padat steril yang mengandung bahan yang inaktif atau aktif yang ditambahkan kecuali
bahwa uji keragaman bobot diatas dapat diterapkan untuk situasi khusus yang telah disebutkan
diatas.
&rosedur / *%0)!m FI IV h#l. 999A1444
2. Eji Cisolusi (FI IV 81$'19, h#l. 148'A1485)
8ujuan / uji ini untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam
masing)masing monografi untuk sediaan tablet"kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet
harus dikunyah (seperti tablet antasida', uji ini untuk mengetahui kapan zat aktif mulai dilepaskan
dan kapan kadar maksimum di dalam media disolusi zat aktif secara in itro
&ersyaratan uji disolusi zat X mengacu pada monografi sediaan zat X.
&rosedur / *%0)!m FI IV h#l. 148'A1485. sesuaikan syarat prosedur disolusi dengan monografi
sediaan
I. Eji waktu hancur (FI IV 81$519, h#l. 148H P 1487)
8ujuan / uji ini untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan waktu hancur yang tertera
dalam masing)masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul
&rosedur / *%0)!m FI IV h#l 148HA1487.
&enafsiran hasil / semua tablet hancur sempurna. Bila , atau 0 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pengujian ,0 tablet lain. 8idak kurang dari ,7 dari ,3 tablet uji harus hancur sempurna.
#. Griabilitas (USP I NF $7 h#l $H$1A$H$$)
&rinsip / &resentase bobot tablet yang hilang selama diputar dalam waktu tertentu. Griabilitas
merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap benturan yang dialaminya sewaktu produksi,
pengemasan, distribusi dan penyimpanan.
(lat / Griabilitator $oche
&rosedur /
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck #I
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
)
Sejumlah 0- tablet dibersihkan dari debu. Bila bobot tablet [ 7#- mg digunakan sejumlah tablet
yang sebanding dengan 7,# g. Bila bobot tablet R 7#- mg digunakan sebanyak ,- tablet.
)
8imbang tablet secara akurat (Yo'
)
1asukkan tablet ke dalam alat dan rotasikan alat ,-- kali putaran dengan kecepatan 0# b , rpm (I
menit'
)
Setelah I menit hentikan alat. 8ablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu.
)
8imbang bobot tablet (Yf'
)
Bitung indeks friabilitas
9 ,--

=
3o
3" 3o
%
&enafsiran hasil/
)
*ika tablet pecah maka tidak memenuhi syarat dan tidak dimasukan dalam penimbangan tablet
akhir.
)
*ika hasil meragukan"kehilangan bobot lebih besar dari yang ditargetkan maka pengujian diulang
0)2 kali.
)
!ehilangan bobot tidak boleh lebih besar dari ,9
)
Bila formula baru, tablet memenuhi syarat bila G 6 -,3 @ , 9
7. !ekerasan (L#.hm#n, )h! )h!%&? #" 0&#.)/.! %2 /n"u()&/#l 0h#&m#.?,'
)h
!".,h #l. $97A$98).
!ekerasan tablet menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat produksi,
pengemasan, dan pengangkut. &rinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet
sampai tablet retak kemudian pecah.
(lat / P Bardness testerQ
&rosedur /
)
8ablet diletakkan ertikal tepat di tengah di antara pegas penekan kemudian alat dihidupkan.
)
*arum penunjuk tekanan akan bergerak sesuai dengan tekanan yang diberikan kepada tablet.
)
Saat tablet pecah"retak jarum akan berhenti pada suatu angka sebagai penunjuk kekerasan tablet
yang dinyatakan dalam !g"cm
0
&enafsiran / kekerasan tablet yang baik adalah untuk tablet kecil I)J !g"cm
0
dan tablet besar J),,
!g"cm
0
I<.' E1#lu#(/ K/m/#
&rosedur ealuasi kimia harus mengacu terlebih dahulu pada data monografi sediaan (dibuku G+ +D
atau buku resmi lainnya
,. +dentifikasi
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
0. &enetapan kadar
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
Kalau monogra"i sediaan tidak ada& aru ditulis prosedur seperti dia'a# ini
Cilakukan prosedur ekstraksi terlebih dahulu dengan cara
,. +dentifikasi (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
0. &enetapan kadar (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip dan persyaratan monografi zat aktif X seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
I<.+ E1#lu#(/ 5/%l%,/
,. Eji efektiitas pengawet (K%0)!m FI IV 8H19, h#l 85+A855)
0. Eji potensi antibiotik (untuk zat aktifnya antibiotik' (K%0)!m FI IV 81'19, h#l 891A899)
8ujuan / untuk memastikan aktiitas antibiotik tidak berubah selama proses pembuatan tablet.
(ktiitas antibiotik dapat dilihat dengan dua kriteria yaitu konsentrasi hambat minimum (!B1' dan
diameter hambat. Barga !B1 berlainan untuk setiap mikroorganisme, tergantung pada kepekaan
masing)masing mikroba. 1akin rendah harga !B1, makin kuat potensinya. &ada umumnya
antibiotik yang berpotensi tinggi mempunyai !B1 yang rendah dan diameter hambat yang besar.
SUPOSITORIAQOVULA
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck ##
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
;b / kedua sediaan ini digabung karena hanya berbeda pada bagian umum dan formula umum, sisanya sama
semua.
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
Suppositoria adalah sediaan padat berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal, agina
atau uretra. Emumnya meleleh, melunak, atau melarut pada suhu tubuh (FI IV, H#l 1H).
Nula adalah sediaan padat yang digunakan melalui agina, umumnya berbentuk bulat telur, dapat
melarut, melunak dan meleleh pada suhu tubuh (FI III, h#l $$).
VII. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
suppositoria"oula ..X.. dengan bobotgram. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .mg.
V.$ F%&mul# Umum
Suppositoria
$" %at (ktif
Basis (oleum cacao, cera flaa, cetyl alcohol, &T>'
Nula
$" %at (ktif
Basis (&T>"basis larut air'
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(lasan pembuatan suppositoria zat aktif X dalam bentuk suppositoria
8ujuan pemakaian suppositoria"oula, sistemik atau lokal" cepat atau lambat
?okasi pemakaian (rektal, agina, uretra'
Sifat fisika (kelarutan'dan kimia zat aktif
(lasan pemilihan bentuk zat aktif (e./ kortison " hidrokortison'
&embahasan formula di pustaka, fungsi sistem basis, perbandingan basis kombinasi, keuntungan dan
kerugian pemilihan kombinasi basis tersebut
8elaah alasan penggunaan basis, berdasarkan /
!euntungan dan kerugian basis tersebut cbasis larut air yang sering digunakan kombinasi &T>
dengan berbagai bobot molekul (H%E#&" I An(!l, h#l 59H)
N88
1ekanisme penghancuran basis (melarut, meleleh atau melunak'
!ompensasi efek zat aktif terhadap basis (e./ cera alba'
B#)#)#n /
&ada etiket supositoria &T> harus tetera petunjuk P Basahi dengan air sebelum digunakan P (FI IV,
H#l 17), karena &T> dapat mengiritasi mukosa rectal"agina (L#.hm#n, h#l 578)
Basis lemak jarang digunakan pada oula karena meninggalkan residu dan tidak nyaman bagi
penggunanya
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan Suppositoria"oulaX., dengan bobot .gram. !ekuatan sediaan yang
dibuat adalah ..........mg, dengan jumlah S buah.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat S suppositori"oula A . gram. Citambah untuk keperluan uji
mutu sediaan akhir suppositoria"oula sebagai berikut V
keragaman bobot 0- (tidak destruktif'
keseragaman kandungan 2-
waktu hancur 2
uji kehancuran 2 (hanya untuk suppo dengan basis
lemak)
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck #7
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
uji penetrasi 2
uji penampilan ,
uji ketegaran '
uji titik leleh 2 (hanya untuk suppo dengan basis
lemak)
penetapan kadar 2
identifikasi 2
penetapan potensi antibiotik(utk zat aktifnya antibiotik' ..... F
8otal 6 V suppositoria"oula
!arena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif sehingga bisa dipakai untuk uji lainnya,
maka jumlah suppositoria"oula yang dibutuhkan untuk ealuasi V P $4 R T. *adi jumlah suppositoria"oula
yang akan dibuat adalah S : T R U
Entuk mengantisipasi terjadinya kehilangan selama proses pembuatan, maka akan dibuat O
suppositoria"oula (dibuat lebih dari jumlah U'
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
PERHITUNDAN 5ILANDAN PENDDANTI
Entuk zat aktif yang diketahui bilangan penggantiny#
:ontoh formula /
$" (minofilin ,- 9 density factor / ,,,
Genobarbital , 9 replacement factor / -,3,
mf supo no D+ A 0 gram
Berapa banyak masing @ masing zat ditimbangd
*awab /
*ika diminta membuat 7 buah supo maka umumnya dibuat berlebih, misalnya 3 buah.
&erhitungan (untuk basis oleum cacao'
T. / suppo 6 y gram (basis F aminofillin ,- 9 F &henobarbital , 9'
e (minofilin
*umlah aminofilin tiap supo/ -,,y gram 4 -,,y",,,
e Genobarbital
*umlah Genobarbital tiap supo/-,-,y 4 -,-,y . -,3,
e Basis
basis 6 -,35y
berat suppo total 6 -,35y F-,,y",,, F-,-,y . -,3,
misal berat suppo yang berisi basis saja (melalui percobaan' 6 0,, gram
berat suppo (y'6 -,35y F-,,",,, F-,-,y . -,3, 6 0,, gram
y 6 0,,022
jadi basis yang ditimbang untuk , suppo 6 -,35. 0,,022 6 ,,3353 gram
&enimbangan (untuk 3 supo'
(minofilin 6 -,,y",,,. 3
Genobarbital 6 -,-,y . -,3, . 3
Basis 6 ,,3353 g . 3 6 ,I.0J-I g
Entuk zat aktif yang tidak diketahui bilangan penggantinya
Gormula suppositoria"oula yang akan dibuat /
$" %at aktif # 9
Basis (,--)#'9
(misal basis kombinasi & (5I9' dan M (,79'
Buat dan timbang 7 suppo tanpa zat aktif (basis saja' dan dibuat dan 7 buah suppo yang
mengandung basis F # 9 zat aktif (umumnya untuk percobaan ini digunakan kadar zat aktifnya
,-9'.
1asing)masing suppo ditimbang, lalu hitung bobot rata)ratanya, misalnya,
A 6 bobot rata)rata suppo yang mengandung basis saja.
5 6 bobot rata)rata suppo yang mengandung basis F # 9 zat aktif
, suppo mengandung zat aktif sebanyak 6 # 9 . 5 gram 6 B gram
*umlah basis (&T>"Nl.cacao' adalah (,--9)a9' . 5 gram 6 D gram.
*adi jumlah basis (&T>"Nl.cacao' yang dapat digantikan oleh B gram zat aktif adalah /
A gram P D gram 6 E gram basis
1aka displacement alue (bilangan pengganti' zat aktif R BQE (m/(#ln?# P) #&)/n?# C
P ,&#m L#) #*)/2 "#0#) m!n,,#n)/*#n 1 ,&#m -#(/(
*adi, displacement alue 6 T asis gram x
4
akti" .at gram
= ,
,

Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck #J
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
&enimbangan bahan untuk , suppo dan untuk. buah Suppo
Entuk , suppo jumlah yang ditimbang /
%at aktif dalam formula 6 gram
Berdasarkan bilangan pengganti, 6 gram zat aktif dapat menggantikan 6 . T (misalnya R gram'
basis
Basis , suppo 6 A gram P R gram 6 7 gram
B#)#)#n / basis , suppo 6 berat suppo orientasi tanpa zat aktif @ (zat aktif . bilangan penganti'
) Basis & 6 ](5I 9 . 7 gram'^ 6 gram
) Basis M 6 ]7 9 . 7 gram'^ 6..gram
Entuk .. buah suppo
%at aktif 6 6 gram . .buah suppo
Basis 6 = gram
) Basis & 6 ](5I 9 . 7 gram' ... buah suppo 6 gram
) Basis M 6 ]7 9 . 7 gram' . . buah suppo 6. gram
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
,. un)u* L#) #*)/2 ?#n, l#n,(un, "/)#m-#h*#n *! "#l#m -#(/(
%at aktif ditimbang berlebih ,-9 kemudian digerus dalam mortir, lalu di ayak dan ditimbang sesuai
kebutuhan
Un)u* L#) #*)/2 ?#n, 0!&lu "/l#&u)*#n )!&l!-/h "#hulu
zat aktif ditimbang sesuai dengan yang diperlukan, kemudian dilarutkan dalam pelarut yang sesuai
dan ditambahkan ke dalam cetakan sampai berlebih (perhatikan aliran cetakan'
0. Basis dan eksipien lain ditimbang sesuai dengan perhitungan
2. Nlesi cetakan dengan paraffin cair (jika perlu' dan letakkan terbalik diatas penyerap agar paraffin
cair yang berlebih tidak mengenang diatas cetakan.
I. ?elehkan terlebih dahulu basis yang titik lelehnya lebih tinggi pada suhu sedikit diatas titik lelehnya.
&elelehan ini dilakukan dalam cawan penguap diatas tanggas air, aduk hingga homogen dan angkat
dari tanggas air. (dimulai dari yang titik lelehnya paling tinggi'
#. %at aktif ditambahkan ke dalam campuran basis yang masih panas dan aduk hingga homogen.
7. 8uang massa perlahan ke dalam cetakan yang telah dihangatkan terlebih dahulu. &enuangan
dilakukan perlahan agar tidak terbentuk lubang pada suppositoria akibat terperangkapnya udara.
&enuangan dilakukan pada suhu ruangan dan berlebih dalam cetakan agar suppositoriasitoria yang
dihasilkan berbentuk mulus dan halus.
J. Suppositoria"oula dibiarkan mengeras pada suhu kamar
3. Suppositoria"oula yang telah mengeras dikeluarkan dari cetakan
5. Suppositoria"oula dikemas dengan kemasan (wadah' yang sudah diberi etiket. Yadah primer
berupa aluminium foil.
,-. 1asukan ke dalam wadah sekunder yang disertai dengan brosur.
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan Suppositoria"oulaX., dengan bobot .gram. !ekuatan sediaan yang
dibuat adalah ..........mg, dengan jumlah .......buah.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
1. %at aktif dan eksipien yang diperlukan ditimbang, untuk yang berbentuk padat"serbuk dihaluskan
dengan mesh 2-
$. Basis dan eksipien lain dalam jumlah yang sama dengan zat aktif dilelehkan pada suhu sedikit diatas
titik lelehnya. &elelehan dilakukan dalam .............. 1achin!
'. 8ambahkan zat aktif sambil diaduk. Sisa basis yang dilelehkan ditambahkan kedalam campuran
(suhu dipertahankan pada suhu awal pelelehan basis'
(Un)u* L#) #*)/2 ?#n, 0!&lu "/l#&u)*#n )!&l!-/h "#hulu C L#) #*)/2 "/l#&u)*#n "#l#m 0!l#&u)
?#n, (!(u#/ *!mu"/#n "/)#m-#h*#n "#l#m -#(/( ?#n, )!l#h "/l!l!h*#n)
+. 1assa siap cetak disikan ke dalam wadah"kemasan primer dengan automatial filling machine
5. Setelah selesai, dikemas dengan kemasan sekunder (dilengkapi etiket dan brosur'
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Sediaan akhir yang dihasilkan diuji berdasarkan persyaratan sesuai yang tertera pada farmakope dan
atau persyaratan produsen.
I<.1 %n%,&#2/ S!"/##n
+dentifikasi, penetapan kadar, dll seperti yang tertera di G+ +D atau buku resmi lainnya
I<.$ E1#lu#(/ F/(/*#
,. Eji penampilan((ppearance' (Ph#&m#.!u)/.#l "%(#,! 2%&m, "/(0!&(! (?()!m, h#l 55$)
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck #3
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
8es ini lebih ditekankan pada distribusi zat berkhasiat di dalam basis suppositoria.
Suppositoria"oula dibelah secara longitudinal kemudian dibuat secara isual pada bagian
internal dan bagian eksternal dan harus nampak seragam.
0. !eragaman bobot (5P $44$, A00!n"/3 <II H, A.$5')
timbang masing)masing suppositoria"oula sebanyak 0- buah, diambil secara acak. ?alu tentukan
bobot rata)rata. 8idak lebih dari 0 suppositoria"oula yang bobotnya menyimpang dari bobot rata)
rata lebih dari # 9 dan tidak satupun suppositoria"oula yang bobotnya menyimpang dari ,-9.
2. Yaktu hancur ( *%0)!m FI IV h#l 1487A1488)
I. !etegaran suppositoria"oula
caranya masukkan bagian batang suppositoria"oula yang tumpul ke dalam tabung lipstick
kemudian bagian leher suppositoria"oula digantung kantung plastik besar yang diberi kawat halus
dan ke dalam kantung plastik tersebut ditetesi air melalui buret #- m? sampai suppositoria"oula
putus menjadi 0 bagian. &ada saat itu dicatat jumlah penggunaan air.
!etegaran suppositoria"oula adalah hasil kali olume air yang tercatat dengan
berat jenis air pada suhu percobaan dalam gram. &ercobaan dilakukan dengan ,)0
suppositoria"oula.
#. &enentuan titik leleh, hanya untuk basis lemak sajadddd
Cilakukan dengan menggunakan 2 suppositoria"oula. Sekeping suppositoria"oula dimasukkan
dalam pipa yang kedua ujungnya berlubang dan pipa tersebut dimasukkan ke dalam chamber
kosong yang sebagian terendam dalam air. &asang termometer utama dan termometer pembantu
pada lubang yang telah disediakan untuk mencatat suhu leleh suppositoria"oula yang diuji.
&anaskan air dalam chamber dengan pemanas elektrik. Suhu yang dicatat pada pada saat kepingan
suppositoria"oula yang berada di dalam pipa tepat menetes. 8itik leleh suppositoria"oula /
8r 6 8 F -,---,# ; (;.t'
!eterangan /
8r / titik leleh suppositoria"oula yang telah dikoreksi
8 / suhu yang tercatat pada termometer utama
t / suhu yang tercatat pada termometer pembantu
; / jumlah skala termometer pembantu terhitung dari permukaan penangas pada saat kepingan
suppositoria"oula tepat menetes
H. !eseragaman kandungan (K%0)!m FI IV, h#l 999A1444)
!eseragaman kandungan (B& 0---, appendi. X++ :, ( 0,#'
2- suppositoria"oula diambil secara acak, kemudian dilakukan penentuan kadar terhadap ,- suppo.
(pabila jumalah zat aktif masing)masing dari ,- suppositoria"oula tersebut terletak antara 3#, - 9
hingga ,,#,- 9 dari yang tercantum dalam etiket dan simpangan baku relatifnya 7, - 9 maka
suppo tersebut memenuhi keseragaman kandungan. *ika satu suppositoria"oula terletak diluar
rentang 3#, - 9 hingga ,,#,- 9 seperti yang tertera pada etiket dan tidak ada suppositoria"oula
yang terletak diluar rentang J#, - 9 hingga ,0#,- 9 dari jumlah yang tetera pada etiket dan tidak
ada suppositoria"oula yang terletak di luar rentang J# 9),0#9 dari yang tertera pada etiket dan
simpangan baku relatif dari 2- suppositoria"oula tidak lebih dari J,3 9atau jika simpangan baku
relatif R 7 9 atau jika kedua kondisi tersebut tidak dipenuhi maka perlu dilakukan uji 0-
suppositoria"oula tambahan.
&ersyaratan keseragaman kndungan dipenuhi jika satu dari 2- suppositoria"oula terletak di luar
rentang 3#,-9),,#,-9 dari yang tertera pada etiket dan tidak ada suppositoria"oula yang terletak di
luar rentang J#,-9),0#,-9 dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif dari 2-
suppositoria"oula tidak lebih dari J,39.
J. Eji penetrasi (l#.hm#n, 0h#&m#.!u)/.#l "%(#,! 2%&m, h#l 55$A55')
Eji ini dilakukan untuk menentukan waktu melunak atau melarut suppositoria"oula. (lat yang
digunakan mempunyai tiga tabung uji yang dicelupkan dalam wadah penangas air suling dengan
suhu 2J:. &ada tabung uji ini diamati waktu yang diperlukan oleh batang penetrasi untuk
menembus suppositoria"oula. Yaktu pelunakan atau pelarutan suppositoria"oula adalah rata)rata
dari 2 penentuan yang dilakukan
3. Eji kehancuran (5&/)/(h Ph#&m#.%0%!/#, A0!n"/3 <VIIL, A '41), hanya untuk basis lemak sajadd
(lat dipasang ertikal dan wadah dipanaskan pada suhu 0#:. Suppositoria"oula yang akan diuji
dijaga sekurang)kurngnya 0I jam pada suhu yang akan diukur. Suppositoria"oula ditempatkan
secara ertical diantara jepitan penyangga sampel dengan ujung menghadap ke atas.
Suppositoria"oula dibiarkan , menit, lalu tambahkan bahan seberat 0-- g, setelah itu tunggu ,
menit lagi dan tambahkan beban berikutnya (berbobot sama'. &enambahan beban terus diulangi
hingga suppositoria"oula hancur. Beban yang dibutuhkan untuk menghancurkan suppositoria
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck #5
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
dihitung dengan menjumlahkan beban yang diterima suppositoria"oula hingga sebelum
suppositoria"oula hancur.
&enilaian bobot beban yang diperhitungkan sebagai kekerasan suppositoria"oula adalah sebagai
berikut yaitu V
,. *ika suppositoria"oula hancur dalam waktu 0- detik setelah penambahan beban terakhir, maka
berat beban trsebut tidak ikut ditambahkan.
0. Bila suppositoria"oula hancur antara 0-)I- detik setelah penambahan beban terakhir, maka
hanya setengah dari bobot beban ini yang ditambahkan dalam perhitungan
2. *ika suppositoria"oula tetap tidak hancur lebih dari I- detik setelah penambahan beban
terakhir maka bobot beban ini diperhitungkan seluruhnya
I<.' E1#lu#(/ K/m/#
&rosedur ealuasi kimia harus mengacu terlebih dahulu pada data monografi sediaan (dibuku G+ +D
atau buku resmi lainnya
,. +dentifikasi
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
0. &enetapan kadar
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
Kalau monogra"i sediaan tidak ada& aru ditulis prosedur seperti dia'a# ini
Cilakukan prosedur ekstraksi terlebih dahulu dengan cara
,. +dentifikasi (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
0. &enetapan kadar (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip dan persyaratan monografi zat aktif X seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
I<.+ E1#lu#(/ 5/%l%,/
,. Eji potensi (untuk antibiotik' (K%0)!m FI IV 81'19, h#l 891A899)
SALEP
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput
lendir. Casar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam empat kelompok yaitu dasar salep
senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan dasar salep larut dalam
air. Salep obat menggunakan salah satu dari dasar salep tersebut (FI IV, h#l. 18).
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
salep ..X.. dengan bobotgram. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah 9.
V.$ F%&mul# Umum
$" zat aktif
basis (hidrokarbon, absorpsi, larut air, emulsi'
zat yang dapat memperbaiki konsistensi
pengawet
emollient
antioksidan
pengompleks
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(lasan pemilihan bentuk zat aktif berdasarkan efek farmakologi, stabilitas dan lain)lain
Sifat fisika dan kimia bahan aktif
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 7-
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
(lasan pemilihan basis disertai telaah teoritis
pemilihan kombinasi basis
Entuk memperoleh sediaan salep yang lebih halus maka sejumlah aselin dapat diganti dengan
paraffin cair, sehingga salep tidak terlalu lengket dibanding penggunaan aselin tunggal
(lasan pemilihan bahan pembantu disertai telaah teoritis berdasarkan stabilitas, N88, kegunaan dan
lain)lain
penggunaan basis hidrokarbon tidak memerlukan pengawet karena basis ini tidak mengabsorbi air
(daya absorbsi sekitar #),- 9' (B%%0!&, h#l 19')
pemilihan kombinasi basis
keuntungan dan kerugian basis yang digunakan
1etoda pembuatan (metoda fusi atau triturasi'
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan salepX., dengan bobot # gram. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........9, dengan jumlah 6 tube.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat S tube A # gram. Entuk keperluan uji mutu sediaan akhir sebagai
berikut /
Bomogenitas , tube
+si minimum (tidak destruktif' 2- tube
&enetapan pB 2 tube
Eji konsistensi (0#- g, kapasitas minimal isko brookfiled ' .tube
Eji kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan , tube
Eji difusi bahan aktif dari sediaan
(*ika dipersyaratkan dalam monografi"pustaka sediaan' , tube
+dentifikasi , tube . triplo 2 tube
&enetapan kadar zat aktif , tube . triplo 2 tube
Eji efektifitas pengawet (jika memakai pengawet' # tube
Eji potensi antibiotika (bila zat aktifnya antibiotik' ..... tube F
8otal jumlah ealuasi sediaan 6 U tube
!arena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif, sehingga dapat digunakan untuk uji
ealuasi yang lain. 1aka jumlah sediaan yang dibutuhkan untuk ealuasi 6 U @ 2- 6 T tube.
*adi, jumlah sediaan yang akan dibuat adalah 6 F T 6 7 tube
8otal sediaan yang akan dibuat adalah 6 7 . # 6 - gram. Entuk mengantisipasi kehilangan selama
proses pembuatan maka total massa salep dilebihkan ,- 9 6 - gram F (,-9 . - gram' 6 . gram
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat adalah /
$" %at aktif m 9
Basis (,--) m ' 9
(misal basis kombinasi & dan M (5 / ,'
metoda triturasi
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M6 ,",- . ! gram
Basis dilebihkan ,- 9 karena pada proses pembuatan basis ada kemungkinan kehilangan basis,
maka total basis yang diperlukan / ! F(,- 9 . !) R 2 gram
) basis & 6 5",- . 2 gram
) basis M 6 ,",- . 2 gram
metoda fusi
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M6 ,",- . ! gram
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
1etoda triturasi
,. un)u* L#) #*)/2 ?#n, l#n,(un, "/)#m-#h*#n *! "#l#m -#(/(
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 7,
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
(da 0 alternatif /
a. untuk zat aktif yang mau diayak
%at aktif ditimbang berlebih ,-9 dari " gram, kemudian digerus dalam mortir, lalu di ayak
dengan ayakan mesh 0-- menurut L#.hm#n, Th!%&? I P&#.)/.! In"u()&/#l Ph#&m.,5++ atau
mesh ,-- menurut IO, h#l 59, kemudian ditimbang sesuai kebutuhan (" gram'.
b. untuk zat aktif yang tidak mau diayak
8imbang sejumlah zat aktif yang diperlukan saja ( " gram'
Un)u* L#) #*)/2 ?#n, 0!&lu "/l#&u)*#n )!&l!-/h "#hulu
zat aktif ditimbang sesuai dengan yang diperlukan sebesar " gram, kemudian dilarutkan dalam
pelarut yang sesuai.
0. timbang bahan basis sebesar 2 gram.
2. &embuatan basis salep (tergantung pada masing)masing basis' di cawan penguap, kemudian
pindahkan ke mortir gerus hingga dingin dan timbang sebesar ! gram.
I. masukkan zat aktif ke dalam mortir, digerus halus sambil ditambahkan sedikit demi sedikit basis
salep hingga bercampur homogen. Capat juga digunakan pelarut organik untuk melarutkan terlebih
dahulu zat aktifnya, kemudian baru dicampur dengan basis yang akan digunakan.
#. Salep yang sudah jadi ditimbang sebanyak # gram dan dimasukkan ke dalam tube secara aseptis
7. ujung tube ditutup dengan alat penekuk lalu diberi etiket dan dikemas didalam kotak disertai brosur.
1etoda fusi
,. zat aktif ditimbang sebesar " gram dan basis ditimbang sebesar ! gram.
0. zat aktif dan basis dilelehkan bersama dalam cawan penguap dan diaduk sampai membentuk fasa
yang homogen
2. massa (0' dipindahkan ke mortir, gerus halus sampai membentuk massa salep yang homogen.
I. Salep yang sudah jadi ditimbang sebanyak # gram dan dimasukkan ke dalam tube secara aseptis
#. ujung tube ditutup dengan alat penekuk lalu diberi etiket dan dikemas didalam kotak disertai brosur.
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan salepX., dengan bobot # gram. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........9, dengan jumlah 6 tube.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 tube . # gram 6 - gram. *umlah ini sudah termasuk untuk +&:
(+n &rocess :ontrol' dan ealuasi uji mutu sediaan akhir.
Entuk mengantisipasi kehilangan selama proses pembuatan maka total massa salep dilebihkan ,- 9
6 - gram F (,-9 . - gram' 6 . gram
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat adalah /
$" %at aktif m 9
Basis (,--) m ' 9
(misal basis kombinasi & dan M (5 / ,'
metoda triturasi
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M6 ,",- . ! gram
Basis dilebihkan ,- 9 karena pada proses pembuatan basis ada kemungkinan kehilangan basis,
maka total basis yang diperlukan / ! F(,- 9 . !) R 2 gram
) basis & 6 5",- . 2 gram
) basis M 6 ,",- . 2 gram
metoda fusi
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M6 ,",- . ! gram
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
1etoda fusi (pelelehan'
5) Semua bahan (bahan berkhasiat, bahan basis salep tambahan lain' ditimbang sesuai dengan
perhitungan
2) Bahan berkhasiat yang akan digunakan digerus halus
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 70
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
6) (Hua C1 dipanaskan dalam doule jacket container (dengan mengalirkan air panas dalam doule
jacket', suhu dilihat pada termometer di tangki doule jacket. 1asukkan semua bahan fasa air (zat
aktif (bila larut air', bahan pembantu lain seperti pengawet dan dapar', diaduk dengan mixer (mesin/
moto7ario mixer& sil7erson stirrer /8' selama waktu tertentu (tergantung jenis zat, umumnya #
menit' dengan kecepatan tertentu
9) Semua bahan fasa minyak (basis salep, zat aktif (bila larut minyak' dipanaskan hingga J-)3- :
dalam doule jacket container
5) 1asukkan fasa air ke dalam fasa minyak, diaduk dengan mixer pada suhu J-)J# : dalam waktu
tetentu (umumnya ,- menit' dengan kecepatan tertentu
:) (duk terus dengan kecepatan yang sama dengan tahap sebelumnya tetapi dilakukan pendinginan
hingga #- : dengan mengalirkan air dingin dalam doule jacket selama waktu tetentu (umumnya
,# menit'
;) (duk dengan kecepatan yang lebih rendah, lakukan pendinginan kembali hingga 0#: selama
waktu tertentu (umumnya ,# menit'
<) &asang 7akum doule jacket. (duk dengan kecepatan yang sama dengan tahap sebelumnya selama
2- menit (hasil salep bebas gelembung udara' !ekuatan hisap akum tidak terlalu tinggi agar
sediaan tidak ikut terhisap (hanya udara saja yang terhisap'
=) Bentikan akum, hentikan mixer, lepaskan doule jacket dari mixer, masukkan sediaan dalam
#ooper di mesin "illing tue (mesin/ kentex 4%>:0' atur tube pada no..les, atur olume pengisian,
jalankan mesin. 1esin secara otomatis akan mengisikan sediaan ke dalam tube, melipat ujung tube
0. dan mencetak nomor batch dan kadaluarsa.
1etoda triturasi
1etoda ini digunakan bila zat aktif tidak tahan panas. &roses pengerjaan sama dengan metoda fusi,
tetapi bahan aktif dimasukkan setelah proses (g'. Sebelumnya bahan aktif dilarutkan dahulu dalam
air"minyak (tergantung sifatnya', dan masukkan dalam doule jacket, aduk dengan kecepatan rendah
]sedikit diatas tahap (g'^, tetapi di bawah tahap (f' selama waktu yang agak lama (umumnya 7-
menit. ?angkah selanjutnya sama dengan prosedur metoda pelelehan.
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Sediaan akhir yang dihasilkan diuji berdasarkan persyaratan sesuai yang tertera pada farmakope dan
atau buku resmi lainnya.
I<.1 %n%,&#2/ S!"/##n
+dentifikasi, penetapan kadar, dll seperti yang tertera di G+ +D atau buku resmi lainnya
I<.$ E1#lu#(/ F/(/*#
,. Taluasi penampilan (S%!(E/n A,%!(, )!*n%l%,/ 2#&m#(/ l/*u/" I (!m/(%l/", h#l 1$7)
Cilihat warna dan bau dari sediaan salep yang telah dibuat
0. Bomogenitas (D%!(E/n A,u(, )!*%n%l%,/ 2#&m#(/ l/Fu/"# "#n (!m/(%l/"#, 1$7)
Bomogenitas dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel maupun distribusi ukuran partikelnya
dengan pengambilan sampel pada berbagai tempat (ditentukan menggunakan mikroskop untuk hasil
yang lebih akurat'.
*ika sulit dilakukan atau membutuhkan waktu yang lama, homogenitas dapat ditentukan secara
isual, prosedurnya adalah sebagai berikut /
Sampel diambil pada bagian atas, tengah, atau bawah.
Sampel dioleskan pada kaca objek kemudian diratakan dengan kaca objek lain sehingga
terbentuk lapisan tipis.
Susunan partikel yang terbentuk atau ketidakhomogenan diamati secara isual.
&enafsiran hasil / sediaan yang homogen akan memperlihatkan jumlah atau distribusi ukuran
partikel yang relatif hampir sama pada berbagai tempat pengambilan sampel.
2. &enentuan konsistensi (P!)unKu* 0&#*)/*um 2#&m#(/ 2/(/*# , h#l. 17 )
Sediaan semisolid termasuk system non newton, konsistensi ditentukan dengan iscometer
Brookfield
&rinsip / melakukan pengukuran konsistensi salep pada suhu kamar dengan 7iscometer /rook"ield
*elipat# Stand yang memakai spindel pada kecepatan (rpm' tertentu.
&rosedur /
a. &enyiapan sampel
Sampel yang akan diukur ditempatkan pada gelas piala ,#- ml dengan permukaan rata (sedapat
mungkin penuh' dan tidak boleh ada gelembung udara didalamnya
b. Nrientasi spindel
*enis spindel / 8(, 8B, 8:, 8C, 8T, 8G (diurut dari yang besar sampai yang kecil'
Semakin kental sampel yang akan diuji, gunakan spindel yang semakin kecil. Salah satu spindel
dipilih, dicoba pada I kecepatan (rpm' yaitu -.# V ,V 0.#V dan # $&1. *ika masing)masing $&1
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 72
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
memberikan harga diantara 2-)3- maka spindel dapat digunakan, jika diluar rentang harga
tersebut maka spindel diganti dengan yang lain
c. &engukuran
Cilakukan pada suhu kamar
&embacaan skala dilakukan pada rentang waktu tertentu misalnya 0 menit. Setiap formula
dapat dilakukan 0)2. pengukuran. &emabacaan dilakukan dengan menyatakan jenis spindel
dan kecepatan putarnya
:ara kerja /
,. Spindel yang sesuai dipasang pada gantungan spindel
0. Salep yang akan diukur ditempatkan pada gelas kimia dengan permukaan rata
2. Spindel diturunkan hingga batas spindel tercelup dalam salep yang akan diukur
I. pasang stop kontak.
#. nyalakan motor sambil menekan tombol
7. Spindel dibiarkan berputar dan amati jarum merah pada skala. (ngka yang ditunjukkan oleh
jarum merah tersebut dibaca
J. Entuk menghitung iskositas maka angka tersebut dikalikan dengan suatu faktor yang
tercantum pada tabel. Bal yang harus diperhatikan pada tabel adalah jenis alat, $&1, dan
nomor spindel.
3. Cengan mengubah $&1 maka didapat iskositas pada berbagai kecepatan geser
Entuk mengetahui sifat aliran, dibuat kura antara $&1 dan usaha yang dibutuhkan untuk memutar
spindel. Esaha dihitung dengan mengalikan angka yang tertera pada skala dengan J,,3J dynee.
I. +si 1inimum (K%0)!m FI IV 88H19, h#l 997)
8ujuan / untuk mengetahui kesesuaian bobot dari isi terhadap bobot yang tertera pada etiket.
#. &enetapan pB (K%0)!m FI IV 814719, h#l 14'9)
7. Eji kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan salep (Tu,#( A*h/& I1#n)/n#, )!n)#n, 0!l!0#(#n
"/*l%2!n#* "#&/ (!"/##n (#l!0)
&rinsip / mengukur kecepatan pelepasan bahan aktif dari sediaan salep dengan cara mengukur
konsentrasi zat aktif dalam cairan penerima pada waktu)waktu tetentu
&rosedur V
,. Sejumlah salep dioleskan pada cawan petri, dibuat permukaan serata mungkin
0. :airan penerima disiapkan (dapar, larutan ;a:l -,5 9, dll' dalam gelas kimia 7-- ml dengan
olume tertentu (0#- ml'. !emudian gelas direndam dalam penangas air bersuhu 2J
o
:.
&engaduk dipasang tepat ditengah)tengah antara permukaan cairan penerima dan salep dengan
kecepatan 7- $&1
2. :awan petri yang telah diolesi salep dimasukkan
I. :airan penerima dipipet pada waktu)waktu tertentu, misal pada menit ke #, ,-, ,#, 0-, 0#, 2-,
7-, 5-, ,0-, ,3-, dan 0I-
:atatan / pemipetan pada awal diusahakan range waktunya kecil dan semakin lama semakin
besar
#. :airan yang dipipet diganti dengan cairan penerima yang sama bersuhu 2J:
7. !adar zat aktif dalam sampel ditentukan dengan metoda yang sesuai. *ika perlu diencerkan
:atatan / apabila komponen salep mengandung bahan yang dapat bercampur dengan cairan
penerima, maka pada permukaan salep harus dipasang membran selofan (diusahakan antara
permukaan salep dengan membran tidak ada udara' sehingga salep tidak kontak langsung dengan
cairan penerima
&enafsiran hasil C Bahan aktif dinyatakan mudah melepas dari sediaan apabila waktu tunggu (waktu
pertama kali zat aktif ditemukan dalam cairan penerima' semakin kecil. Can ini tergantung dari
pembawa, penambahan komponen lain dan jenis cairan penerima.
J. &engujian difusi bahan aktif dari sediaan salep (Tu,#( A*h/& S&/n/n,(/h, K!.!0#)#n D/2u(/
Kl%&#m2!n/*%l D#&/ S!"/##n S#l!0' (=/*# "/0!&(?#&#)*#n "#l#m m%n%,&#2/Q0u()#*# (!"/##n)
&rinsip / 1enguji difusi bahan aktif dari sediaan salep menggunakan suatu sel difusi dengan cara
mengukur konsentrasi bahan aktif dalam cairan penerima pada selang waktu tertentu.
&rosedur /
,. Sejumlah salep dioleskan pada pelat difusi sampai rata, ditutup dengan membran, diusahakan
tidak terjadi rongga udara, antara permukaan salep dan membran
0. &elat dipasang pada penyangga bawah dan ditutup dengan cincin, kemudian dihubungkan
dengan penyangga atas.
2. Sel difusi dimasukkan ke dalam penangas air bersuhu 2J
o
:, dihubungkan dengan pompa
peristaltic, wadah penerima dan tabung pencegah masuknya udara dengan memakai selang
I. :airan penerima disirkulasikan dengan kecepatan ,- m? per menit memakai pompa peristaktik
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 7I
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
#. :airan penerima dipipet pada waktu)waktu tertentu dan diganti dengan cairan yang sama
bersuhu 2J
o
:
7. !adar zat aktif ditentukan dengan metode yang sesuai.
I<.' E1#lu#(/ K/m/#
&rosedur ealuasi kimia harus mengacu terlebih dahulu pada data monografi sediaan (dibuku G+ +D
atau buku resmi lainnya
,. +dentifikasi
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
0. &enetapan kadar
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
Kalau monogra"i sediaan tidak ada& aru ditulis prosedur seperti dia'a# ini
Cilakukan prosedur ekstraksi terlebih dahulu dengan cara
,. +dentifikasi (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
0. &enetapan kadar (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip dan persyaratan monografi zat aktif X seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
I<.+ E1#lu#(/ 5/%l%,/
,. Eji potensi (untuk antibiotik' (K%0)!m FI IV 81'19, h#l 891A899)
0. uji efektiitas pengawet antimikroba (jika memakai pengawet' (FI IV 8H19, hlm. 85+A855)
8ujuan /
&engujian dimaksudkan untuk menunjukkan efektiitas pengawet antimikroba yang ditambahkan
pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair.
1ikroba uji, media, pembuatan inokula, prosedur dan penafsiran *%0)!m FI IV h#l 85+A855
SALEP ATA
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata.Sediaan dibuat dari bahan yang sudah
disterilkan dengan perlakuan aseptic yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas (FI IV h#l 1$).
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
salep mata..X.. dengan bobotgram. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah 9.
V.$ F%&mul# Umum
$" zat aktif
basis (hidrokarbon, absorpsi, larut air, emulsi, )/"#* -%l!h 1#(!l/n #l-um'
zat yang dapat memperbaiki konsistensi
pengawet
antioksidan
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(lasan pemilihan bentuk zat aktif berdasarkan efek farmakologi, stabilitas dan lain)lain
Sifat fisika dan kimia bahan aktif
(lasan pemilihan basis disertai telaah teoritis
Daselin album tidak digunakan dalam salep mata (TPB, h#l 14HH), karena aselin album berasal
dari dari aselin flaum yang mengalami pemutihan sehingga ada kemungkinan tertinggal sesepora
zat pengoksidasi dan asam yang dapat mengiritasi mata.
?anolin (adep lanae' juga tidak boleh digunakan untuk salep mata karena dapat menimbulkan
sensitisasi sehingga dapat memicu pengeluaran air mata yang dapat menghambat kontak zat aktif
dengan mata
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 7#
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
Setil alcohol dalam basis berguna untuk mengabsorbsi air yaitu air mata yang berlebihan yang
keluar pada kondisi peradangan.
keuntungan dan kerugian basis yang digunakan
pemilihan kombinasi basis
Entuk memperoleh sediaan salep yang lebih halus maka sejumlah aselin dapat diganti dengan
paraffin cair, sehingga salep tidak terlalu lengket dibanding penggunaan aselin tunggal
(lasan pemilihan bahan pembantu disertai telaah teoritis berdasarkan stabilitas, N88, kegunaan dan
lain)lain
penggunaan basis hidrokarbon tidak memerlukan pengawet karena basis ini tidak
mengabsorbi air (daya absorbsi sekitar #),- 9' (B%%0!&, h#l 19')
1etoda pembuatan yang dipilih serta alasannya
:ara sterilisasi
Yadah dan penyimpanan berdasarkan data stabilitas zat aktif
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan salep mataX., dengan bobot # gram. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........9, dengan jumlah 6 tube.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 tube A # gram. Entuk keperluan uji mutu sediaan akhir sebagai
berikut /
Bomogenitas
Cistribusi ukuran partikel
Eji kebocoran tube ,- tube
&enetapan partikel logam ,- tube
+si minimum (tidak destruktif' 2- tube
&enetapan pB 2 tube
Eji konsistensi (0#- g, kapasitas minimal isko brookfiled ' .tube
Eji kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan , tube
Eji difusi bahan aktif dari sediaan
(*ika dipersyaratkan dalam monografi"pustaka sediaan' , tube
+dentifikasi , tube . triplo 2 tube
&enetapan kadar zat aktif , tube . triplo 2 tube
Eji efektifitas pengawet (jika memakai pengawet' # tube
Eji sterilitas 0- tube
Eji potensi antibiotika (bila zat aktifnya antibiotik' ..... tube F
8otal jumlah ealuasi sediaan 6 U tube
!arena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif, sehingga dapat digunakan untuk uji
ealuasi yang lain. 1aka jumlah sediaan yang dibutuhkan untuk ealuasi 6 U @ 2- 6 T tube.
*adi, jumlah sediaan yang akan dibuat adalah 6 F T 6 7 tube
8otal sediaan yang akan dibuat adalah 6 7 3 # R - gram. Entuk mengantisipasi kehilangan selama
proses pembuatan maka total massa salep dilebihkan ,- 9 6 - gram F (,-9 . - gram' 6 . gram
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat adalah /
$" %at aktif m 9
Basis (,--) m ' 9
(misal basis kombinasi & dan M (5 / ,'
metoda triturasi
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M 6 ,",- . ! gram
Basis dilebihkan 0- 9 karena pada proses pembuatan basis ada kemungkinan kehilangan basis,
maka total basis yang diperlukan / ! F(0- 9 . !) R 2 gram
) basis & 6 5",- . 2 gram
) basis M 6 ,",- . 2 gram
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 77
, tube
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
metoda fus/
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M6 ,",- . ! gram
VIII.' S)!&/l/(#(/ &u#n,, #l#), "#n E#"#h
?ihat lampiran di halaman J3
VIII.+ P&%(!"u& P!m-u#)#n
1etoda triturasi
,. timbang zat aktif, sterilisasi dilakukan menurut masing)masing monografi.
un)u* L#) #*)/2 ?#n, l#n,(un, "/)#m-#h*#n *! "#l#m -#(/(
(da 0 alternatif /
b. untuk zat aktif yang mau diayak
%at aktif ditimbang berlebih ,-9 dari " gram, kemudian digerus dalam mortir, lalu di ayak
dengan ayakan mesh 0-- menurut L#.hm#n, Th!%&? I P&#.)/.! In"u()&/#l Ph#&m.,5++ atau
mesh ,-- menurut IO, h#l 59, kemudian ditimbang sesuai kebutuhan (" gram'.
b. untuk zat aktif yang tidak mau diayak
8imbang sejumlah zat aktif yang diperlukan saja ( " gram'
Un)u* L#) #*)/2 ?#n, 0!&lu "/l#&u)*#n )!&l!-/h "#hulu
zat aktif ditimbang sesuai dengan yang diperlukan sebesar " gram, disterilkan, kemudian dilarutkan
dalam pelarut yang sesuai.
0. timbang bahan basis sebesar 2 gram.8imbang bahan basis di atas cawan penguap yang telah dialasi
dengan kain batis"kasa steril yang telah ditara.
2. sterilkan dalam oen ,#-: selama , jam.
I. Setelah , jam basis salep diperas panas)panas dengan cara menjepitkan kain batis dengan pinset
steril.
#. basis dipindahkan ke dalam mortir, lalu digerus sampai homogen.
7. 8imbang sejumlah basis yang diperlukan (! gram'
J. %at aktif dimasukkan dalam mortir steril, digerus halus sambil ditambahkan sedikit basis salep,
gerus lagi agar bercampur dan homogen.
3. Salep mata yang sudah jadi ditimbang sebanyak # gram dan dimasukkan ke dalam tube secara
aseptis
5. Ejung tube ditutup dengan alat penekuk.
,-. tube diberi etiket dan dikemas dalam kotak disertai brosur.
1etoda fusi
,. timbang zat aktif, sterilisasi dilakukan menurut masing)masing monografi.
un)u* L#) #*)/2 ?#n, l#n,(un, "/)#m-#h*#n *! "#l#m -#(/(
(da 0 alternatif /
c. untuk zat aktif yang mau diayak
%at aktif ditimbang berlebih ,-9 dari " gram, kemudian digerus dalam mortir, lalu di ayak
dengan ayakan mesh 0-- menurut L#.hm#n, Th!%&? I P&#.)/.! In"u()&/#l Ph#&m.,5++ atau
mesh ,-- menurut IO, h#l 59, kemudian ditimbang sesuai kebutuhan (" gram'.
b. untuk zat aktif yang tidak mau diayak
8imbang sejumlah zat aktif yang diperlukan saja ( " gram'
Un)u* L#) #*)/2 ?#n, 0!&lu "/l#&u)*#n )!&l!-/h "#hulu
zat aktif ditimbang sesuai dengan yang diperlukan sebesar " gram, disterilkan, kemudian dilarutkan
dalam pelarut yang sesuai.
0. timbang bahan basis sebesar ! gram.8imbang bahan basis di atas cawan penguap yang telah dialasi
dengan kain batis"kasa steril yang telah ditara.
2. sterilkan dalam oen ,#-: selama , jam.
I. Setelah , jam basis salep diperas panas)panas dengan cara menjepitkan kain batis dengan pinset
steril.
#. basis dipindahkan ke dalam mortir, masukkan zat aktif kedalamnya, gerus halus sambil ditambahkan
sedikit basis salep, gerus lagi agar bercampur dan homogen.
,,. Salep mata yang sudah jadi ditimbang sebanyak # gram dan dimasukkan ke dalam tube secara
aseptis
,0. Ejung tube ditutup dengan alat penekuk.
,2. tube diberi etiket dan dikemas dalam kotak disertai brosur.
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 7J
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
(kan dibuat sediaan salep mataX., dengan bobot # gram. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........9, dengan jumlah 6 tube.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat adalah /
$" %at aktif m 9
Basis (,--) m ' 9
(misal basis kombinasi & dan M (5 / ,'
metoda triturasi
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M6 ,",- . ! gram
Basis dilebihkan 0- 9 karena pada proses pembuatan basis ada kemungkinan kehilangan basis,
maka total basis yang diperlukan / ! F(0- 9 . !) R 2 gram
) basis & 6 5",- . 2 gram
) basis M 6 ,",- . 2 gram
metoda fusi
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M6 ,",- . ! gram
VIII.' S)!&/l/(#(/ &u#n,, #l#) "#n E#"#h
a. sterilisasi ruang
$uang yang dipakai adalah ruang dengan jumlah kandungan mikroba dan kelembabannya diatur
menggunakan sistem (BE ((ir Bandling Enit' terbagi atas ruang grey dan white.
&ersyaratan grey area adalah tidak mengandung R,--.--- partikel berdiameter -,# O. $uang ini
meliputi stagging area, ruang mi.ing, ruang +&:, ruang pencucian lat, ruang persiapan ampul, dan
ruang pencucian ampul dan ial.
Yhite area dibagi menjadi 0 kelas, yaitu /
)
kelas , dimana jumlah partikel diatur sehingga terdapat [,-- partikel berdiameter -,# O.
$uangannya ditandai dengan lantai putih kebiruan dan merupakan daerah steril dibawah ?(GR
)
kelas 0 di mana jumlah partikel diatur [,-.--- partikel berdiameter -,# O.
Yhite area ini digunakan sebagai ruang filling yang dilengkapi dengan BT&( filter.
b. &encucian alat dan wadah
c. Sterilisasi (lat dan Yadah
(ir yang digunakan adalah air yang telah dibebaskan dari pirogen menggunakan alat Kemitern)
VIII.+ P&%(!"u& P!m-u#)#n
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Sediaan akhir yang dihasilkan diuji berdasarkan persyaratan sesuai yang tertera pada farmakope dan
atau persyaratan produsen.
I<.1 %n%,&#2/ S!"/##n
+dentifikasi, penetapan kadar, dll seperti yang tertera di G+ +D atau buku resmi lainnya
I<.$ E1#lu#(/ F/(/*#
;omor ,)J ealuasi salep mata sama dengan ealuasi salep biasa di halaman 70, dan ditambah /
3. &enetapan partikel logam dalam salep mata (*%0)!m FI IV 814H19, h#l 14'8)
5. Eji kebocoran tube (*%0)!m FI IV 81$+19, h#l 148H)
,-. &enentuan ukuran partikel (L#.hm#n, T!%&/ I P&#*)!* F#&. In", H#l 148HQ Th!%&? I P&#.)/.!
%2 In"u()&/#l Ph#&m#.?, '
)h
!". H#l 5'1G P&%(!"u& 5P J9' m!n,#.u 0#"# !1#lu#(/ un)u* (#l!0
m#)#, H#l 7'8)
&rinsip / perubahan reflektan pada panjang gelombang dimana fase dalam berwarna mengabsorbsi
sebagian cahaya yang masuk, ternyata berbanding terbalik dengan suatu kekuatan dari diameter
partikel.
&rosedur / sebarkan sejumlah krim yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop. ?ihat di
bawah mikroskop.
Syarat / 8idak boleh lebih dari 0- partikel berukuran R0-Om, tidak boleh lebih dari 0 partikel
berukuran R#-Om, dan tidak satupun partikel berukuran R5-Om.
I<.' E1#lu#(/ K/m/#
&rosedur ealuasi kimia harus mengacu terlebih dahulu pada data monografi sediaan (dibuku G+ +D
atau buku resmi lainnya
,. +dentifikasi
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 73
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
0. &enetapan kadar
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
Kalau monogra"i sediaan tidak ada& aru ditulis prosedur seperti dia'a# ini
Cilakukan prosedur ekstraksi terlebih dahulu dengan cara
,. +dentifikasi (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
0. &enetapan kadar (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip dan persyaratan monografi zat aktif X seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
I<.+ E1#lu#(/ 5/%l%,/
,. uji sterilitas (FI IV 8719, Hlm. 855A8H')
tujuan / prosedur uji sterilitas digunakan untuk menetapkan apakah bahan"sediaan farmakope yang
harus steril memenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing)
masing monografi.
Sebelum melakukan uji sterilitas terlebih dahulu dilakukan /
)
uji fertilitas untuk mengetahui apakah media yang digunakan fertile untuk mikroba.
)
Eji bakteriostatik"fungsistatik untuk mengetahui apakah sediaan uji mengandung zat
bakteriostatik"fungistatik.
&rosedur umum / *%0)!m FI IV H#l. 858A859.
&enafsiran hasil / *%0)!m FI IV H#l. 8H$A8H'.
0. Eji efektiitas pengawet antimikroba(jika memakai pengawet' (FI IV 8H19, h#l. 85+ A 855)
8ujuan /
&engujian dimaksudkan untuk menunjukkan efektiitas pengawet antimikroba yang ditambahkan
pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair.
1ikroba uji, media, pembuatan inokula, prosedur dan penafsiran *%0)!m FI IV h#l 85+A855.
2. &enetapan potensi antibiotika (untuk zat aktif antibiotika' (FI IV 81'19, h#l. 891A899)
PASTA
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
&asta merupakan sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan
untuk pemakaian topikal (FI IV, h#l 1+).
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
pasta..X.. dengan bobotgram !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .9.
V.$ F%&mul# Umum
$" zat aktif
basis
zat tambahan (pengawet, antioksidan, emolien, emulsifier, surfaktan, zat penstabil, peningkat
penetrasi, dan lainnya'
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(lasan pemilihan bentuk zat aktif berdasarkan efek farmakologi, stabilitas dan lain)lain
(lasan pemilihan basis disertai telaah teoritis
(lasan pemilihan bahan pembantu disertai telaah teoritis berdasarkan stabilitas, N88, kegunaan dan
lain)lain
1etoda pembuatan
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 75
1aaf ya teman0, karena tidak ada rujukan
jurnal sediaan pasta. !ebetulan juga dari 8S
besar kedua bagian ini juga mengacu pada
salep. *adi, merujuk ke bagian salep aja ya di
halaman 7-.
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
KRI
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
!rim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (FI IV, h#l H).
!rim adalah sediaan setengahpadat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 7- 9 dan
dimaksudkan untuk pemakaian luar. (da 0 tipe krim, krim tipe minyak)air dan krim tipe air)minyak (FI III,
h#l 8).
!rim adalah sediaan semi solid kental, umumnya berupa emulsi 1"( (krim berair' atau emulsi ("1
(krim berminyak' (Th! Ph#&m#.!u)/.#l B%"!3 199+, h#l 1'+'
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat krim
..X.. dengan bobotgram. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .9.
V.$ F%&mul# Umum
$" zat aktif
Basis (1"( atau ("1'
&engawet
Tmolien
Bumektan
(ntioksidan
&engompleks
&endapar
%at untuk memperbaiki konsistensi
%at pengemulsi"emulgator
&eningkat penetrasi
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(lasan pemilihan bentuk zat aktif.
&emilihan zat aktif untuk sediaan krim harus dalam bentuk aktifnya.
(lasan pemilihan krim 1"( atau ("1 (keunggulan bentuk sediaan krim 1"( atau ("1'.
Bila zat aktif larut lemak, maka sebaiknya tipe krim ("1 demikian pula sebaliknya
8elaah formula pustaka dipilih menurut tipe krim yang akan dibuat 1"( atau ("1.
8elaah formula meliputi /
o !esesuaian basis krim dengan sifat dan stabilitas zat aktif
,. Basis krim yang umum digunakan pada berbagai zat berkhasiat adalah formula basis krim
yang terdapat pada F%&n#( 1978 h#l. 1'5
$" Setomakrogol ,--- 2-- mg (Setomakrogol 6 &T>'
Setostearil alkohol ,,0 g
&arafin liH. , g
Daselin album 0,# g
aHuades ad ,- g
Cengan pertimbangan bahwa basis ini bersifat netral dan dapat digunakan untuk zat
berkhasiat dan bahan pembantu yang lain. Sebagai emulgator dipilih !ombinasi
Setomakrogol dengan stearil alkohol ini merupakan emulgator non ionik yang dapat
bercampur dengan zat anionik, kationik dan nonionik serta stabil pada rentang ph yang laus
(B%%0!& I Dun(, h#l 1'4)
0. atau A=HP 1%l $H F!- 19H9 h#l. 9+ (0#l/n, (!&/n, "/,un#*#n N...)
$" Setil alkohol 0- 9
1ineral oil 0-9
Span 3- -,# 9
8ween 3- I,#9
1etil paraben -,I9 (;ipagin'
&ropil paraben -,-39 (;ipasol'
(Huades ad ,--9
o Gungsi emulgator dan eksipien
Setil alkohol digunakan untuk meningkatkan iskositas krim. 1inyak mineral sebagai fasa
minyak dan emulgator yang digunakan adalah tween 3- dan span 3- (kombinasi yang biasa
masing)masing # 9'
o !euntungan dan kekurangan eksipien yang digunakan
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck J-
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
&engawet yang biasa digunakan adalah metil paraben dan propil paraben. ;amun bila
emulgator yang digunakan tween dan span dapat mengakibatkan adsorbsi pengawet. 1etil
paraben terikat pada tween 3- sebanyak #J 9 sedangkan propil paraben dapat terikat pada
tween sebanyak 5- 9 (L#.h#mn, )!%&/"#n 0&#*)!* /n"u()&/ 2#&m#(/, h#l 14HH) Sehingga
agar metil paraben dan propil paraben tetap efektif sebagai antimikroba (-,,39 \-,-09', maka
konsentrasi harus ditingkatkan menjadi /
1etil paraben 6 ,--"I2 . -,,39 6 -,I 9
&ropil paraben 6 ,--",- . -,-0 9 6 -,0 9
!lorokresol -,, 9 efektif sebagai pengawet dalam sediaan krim (Aul)%n, h#l 11+)
Gormula yang dipilih beserta telaah penggunaan eksipien dan alasan pemilihannya
&emilihan metoda pembuatan beserta alasannya yang didasarkan pada data monografi zat aktif dan
eksipien.
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan krimX., dengan bobot # gram. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........9, dengan jumlah 6 tube.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 tube A # gram. Entuk keperluan uji mutu sediaan akhir sebagai
berikut /
Bomogenitas , tube
&enentuan tipe emulsi , tube
Eji stabilitas krim 2 tube
+si minimum (tidak destruktif' 2- tube
&enetapan pB 2 tube
Eji konsistensi (0#- g, kapasitas minimal isko brookfiled ' .tube
Eji kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan , tube
Eji difusi bahan aktif dari sediaan
(*ika dipersyaratkan dalam monografi"pustaka sediaan' , tube
+dentifikasi , tube . triplo 2 tube
&enetapan kadar zat aktif , tube . triplo 2 tube
Eji efektifitas pengawet (jika memakai pengawet' # tube
Eji potensi antibiotika (bila zat aktifnya antibiotik' ..... tube F
8otal jumlah ealuasi sediaan 6 U tube
!arena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif, sehingga dapat digunakan untuk uji
ealuasi yang lain. 1aka jumlah sediaan yang dibutuhkan untuk ealuasi 6 U @ 2- 6 T tube.
*adi, jumlah sediaan yang akan dibuat adalah 6 F T 6 7 tube
8otal sediaan yang akan dibuat adalah 6 7 . # gram 6 - gram. Entuk mengantisipasi kehilangan
selama proses pembuatan maka total massa krim dilebihkan ,-96 - gram F (,-9 . - gram'6 . gram
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat adalah /
$" %at aktif m 9
Basis (,--) m ' 9
(misal basis kombinasi & dan M (5 / ,'
metoda triturasi
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M6 ,",- . ! gram
Basis dilebihkan ,- 9 karena pada proses pembuatan basis ada kemungkinan kehilangan basis,
maka total basis yang diperlukan / ! F(,- 9 . !) R 2 gram
) basis & 6 5",- . 2 gram
) basis M 6 ,",- . 2 gram
metoda fusi
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M6 ,",- . ! gram
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck J,
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
(da dua metoda yang dapat digunakan (pilih salah satu' /
1etoda &elelehan (Gusi'
,. Semua bahan (bahan berkhasiat, bahan basis krim, dan bahan tambahan lain' ditimbang.
0. Bahan berkhasiat yang akan digunakan digerus halus. (&ilih / jika zat aktif larut air, maka
dipanaskan bersama fasa air dan jika zat aktif larut minyak maka dilelehkan bersama fasa minyak'.
2. Bahan basis krim dan bahan tambahan yang tidak larut air serta tahan terhadap pemanasan,
dipanaskan di atas penangas air hingga melebur dimulai dari bahan dengan titik leleh paling tinggi.
I. Bahan)bahan yang larut air dan tahan panas, serta air yang diperlukan dipanaskan sampai J-
o
:.
#. Gasa air dan fasa minyak yang telah dipanaskan hingga suhu J-
o
: dicampurkan dalam mortir
hangat (dengan cara membakar alkohol di dalam mortir', kemudian diaduk sampai terbentuk massa
krim yang homogen. (:atatan / bahan yang mudah menguap ditambahkan setelah basis dingin F I-
o
:'.
7. !rim didinginkan hingga suhu kamar.
J. !rim ditimbang dengan kertas perkamen sejumlah yang diperlukan, lalu kertas perkamen digulung
menutupi sediaan krim.
3. !rim yang digulung dalam gulungan perkamen dimasukkan ke dalam tube dalam kondisi ujung tube
keluar dalam keadaan tertutup. !emudian tube ditutup dengan melipat bagian belakang yang
terbuka.
5. Ttiket ditempelkan pada tube basis krim, diberi brosur, dan dimasukkan ke dalam kotak.
1etoda 8riturasi
,. Bahan aktif dan eksipien ditimbang
0. Bahan basis krim dan bahan tambahan yang tidak larut air serta tahan terhadap pemanasan,
dipanaskan di atas penangas air hingga melebur dimulai dari bahan dengan titik leleh paling tinggi.
2. Bahan)bahan yang larut air dan tahan panas, serta air yang diperlukan dipanaskan sampai J-
o
: di
atas penangas air.
I. Gasa air dan fasa minyak yang telah dipanaskan hingga suhu J-
o
: dicampurkan dalam mortir hangat
(dengan cara membakar alkohol di dalam mortir', kemudian diaduk menggunakan Pultrathura.P
sampai terbentuk massa basis krim yang homogen. (:atatan / bahan yang mudah menguap
ditambahkan setelah basis dingin F I-
o
:'.
#. Basis krim didinginkan hingga suhu kamar.
7. Sejumlah basis krim ditimbang sesuai dengan yang diperlukan.(! gram'
J. %at aktif digerus halus dalam mortir kemudian basis ditambahkan secara geometris dan digerus
hingga homogen.
3. !rim ditimbang dengan kertas perkamen sejumlah yang diperlukan, lalu kertas perkamen digulung
menutupi sediaan krim.
5. !rim yang digulung dalam gulungan perkamen dimasukkan ke dalam tube dalam kondisi ujung tube
keluar dalam keadaan tertutup. !emudian tube ditutup dengan melipat bagian belakang yang
terbuka.
,-. Ttiket ditempelkan pada tube basis krim, diberi brosur, dan dimasukkan ke dalam kemasan
sekunder.
SKALA PRODUKSI
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan krimX., dengan bobot # gram. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........9, dengan jumlah 6 tube.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat adalah /
$" %at aktif m 9
Basis (,--) m ' 9
(misal basis kombinasi & dan M (5 / ,'
metoda triturasi
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M6 ,",- . ! gram
Basis dilebihkan ,- 9 karena pada proses pembuatan basis ada kemungkinan kehilangan basis,
maka total basis yang diperlukan / ! F(,- 9 . !) R 2 gram
) basis & 6 5",- . 2 gram
) basis M 6 ,",- . 2 gram
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck J0
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
metoda fusi
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M6 ,",- . ! gram
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
. metoda pelelehan (fusi'
,. semua bahan (bahan berkhasiat, bahan basis krim, dan bahan tambahan lain' ditimbang berlebih
,-9.
0. bahan berkhasiat yang akan digunakan digerus halus.
2. aHua C1 dipanaskan hingga #-
o
: dalam double jacket container (dengan mengalirkan air panas
dalam double jacket', suhu dilihat pada termometer di tangki double jacket. 1asukkan semua bahan
fasa air (zat aktif (bila larut air', bahan pembantu lain seperti pengawet dan dapar', diaduk dengan
mi.er (mesin V motoario mi.er, silerson stirrer BX' selama waktu tertentu (bergantung jenis zat,
umumnya # menit' dengan kecepatan tertentu (bergantung jenis sediaan'
I. semua bahan fasa minyak (basis krim, bahan berkhasiat ]bila larut minyak^' dipanaskan hingga J-)
3-
o
: dalam double jacket container.
#. masukkan fasa air ke dalam fasa minyak, diaduk dengan mi.er pada suhu J-)J#
o
: dalam waktu
tertentu (umumnya ,- menit' dengan kecepatan tertentu.
7. aduk terus dengan kecepatan sama dengan tahap sebelumnya tetapi dilakukan pendinginan hingga
0#
o
: selama waktu tertentu (umumnya ,# menit'
J. pasang mesin akum pada double jacket. (duk dengan kecepatan sama dengan tahap sebelumnya
selama 2- menit (hasil / krim bebas gelumbung udara'. !ekuatan hisap akum tidak terlalu tinggi
agar sediaan tidak ikut terhisap (hanya udara saja yang terhisap'.
3. hentikan akum, hentikan mi.er, lepaskan double jacket dari mi.er, masukkan sediaan dalam
hooper dimesin filling tube (mesin / kente. &G)7-'. (tur tube pada nozzles, atur olume pengisian,
jalankan mesin. 1esin secara otomatis akan mengisikan sediaan ke dalam tube, melipat ujung tube
0., dan mencetak nomor batch dan kadaluarsa.
metoda triturasi
1etoda ini digunakan bila zat aktif tidak tahan panas. &roses pengerjaan sama dengan metoda fusi,
tetapi bahan aktif dimasukkan setelah proses J. Sebelumnya bahan aktif dilarutkan dahulu dalam air"minyak
(tergantung sifatnya', dan masukkan dalam double jacket, aduk dengan kecepatan rendah (sedikit diatas
tahap J, tetapi di bawah tahap 7' selama waktu yang agak lama (umumnya 7- menit'. Selanjutnya sama.
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
!eterangannya sama dengan salep di halaman 70, tetapi pada bagian ealuasi fisika selain nomor ,)
J ditambah ujinya, yaitu /
3. Stabilitas krim
Cilakukan uji percepatan dengan /
(gitasi atau sentrifugasi (mekanik' (L#.hm#n, T!%&/ "#n P&#*)!* F#&. In"., H#l 1481'.
&rosedur / sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (F 2---- $&1'. (mati adanya
pemisahan atau tidak.
1enurut Becher / sentrifugasi 2J#- rpm, radius ,- cm, # jam sebanding dengan efek graitasi ,
tahun. Eltrasentrifugasi 0#--- rpm atau lebih sebanding dengan efek yang tidak diamati selama
umur normal emulsi"krim.
1anipulasi suhu (termik' (L#.hm#n, h#l 1481'.
&rosedur / krim dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 2-, I-, #-, 7- dan J-
o
:.
(mati dengan bantuan indikator (e.. Sudan merah', mulai suhu berapa terjadi pemisahan.
1akin tinggi suhu, krim makin stabil.
5. &enentuan tipe emulsi
Eji kelarutan zat warna (#&)/n, F#&2/(, H#l 11++A11+5'
&rinsip / uji ini didasarkan pada kelarutan zat warna dalam fasa terdispersi (fasa internal' dan
fasa pendispersi (fasa eksternal'
&rosedur / Sedikit zat warna larut air, misal metilen biru atau biru brillian :G: diteteskan pada
permukaan emulsi. *ika zat warna terlarut dan berdifusi homogen pada fase eksternal yang
berupa air, maka tipe emulsi adalah 1"(.
+nterprestasi / *ika zat warna tampak sebagai tetesan di fase internal, maka tipe emulsi adalah
("1. Bal yang terjadi adalah sebaliknya jika digunakan zat warna larut minyak (Sudan +++'.
Eji pengenceran (#&)/n, F#&2/(, H#l 11+5'
Eji ini dilakukan dengan mengencerkan emulsi dengan air. *ika emulsi tercampur baik dengan
air, tanpa memperlihatkan ketidakcampuran, maka tipe emulsi adalah 1"(. Bal ini dapat
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck J2
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
dilakukan dengan mikroskop untuk memberikan isualisasi yang baik tentang tidak adanya
ketidakcampuran.
KRI STERIL
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
!rim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (FI IV, h#l H).
!rim adalah sediaan semi solid kental, umumnya berupa emulsi 1"( (krim berair' atau emulsi ("1
(krim berminyak' (Th! Ph#&m#.!u)/.#l B%"!3 199+, h#l 1'+'
(pabila sediaan terutama ditujukan untuk penggunaan pada luka terbuka yang besar atau pada kulit
yang terluka parah, maka krim harus steril (5P J9' h#l. 75H).
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
krim steril ..X.. dengan bobot gram,. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah 9.
V.$ F%&mul# Umum
$" zat aktif
Basis (1"( atau ("1'
&engawet
(ntioksidan
%at untuk memperbaiki konsistensi
Tmulien
&engompleks
&endapar
Bumenktan
%at pengemulsi"emulgator
&eningkat penetrasi
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(lasan pemilihan bentuk zat aktif (e. / prednison yang digunakan bentuk aktifnya yaitu
prednisolon'
(lasan pemilihan krim 1"( atau ("1 (keunggulan bentuk sediaan krim'.
8elaah formula pustaka, dipilih menurut tipe krim yang akan dibuat 1"( atau ("1.
8elaah formula meliputi /
o !esesuaian basis krim dengan sifat dan stabilitas zat aktif
o Gungsi emulgator dan eksipien
o !euntungan dan kekurangan eksipien yang digunakan
Gormula yang dipilih beserta telaah penggunaan eksipien dan alasan pemilihannya.
&emilihan metoda pembuatan beserta alasannya yang didasarkan pada data monografi zat aktif dan
eksipien (1etoda pembuatan krim ada 0 <<'
&emilihan cara sterilisasi
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
SKALA LA5ORATORIU
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan krim sterilX., dengan bobot # gram. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........9, dengan jumlah 6 tube.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
VIII.$.1 P!&h/)un,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 tube A # gram. Entuk keperluan uji mutu sediaan akhir sebagai
berikut /
Bomogenitas
Cistribusi ukuran partikel
Eji kebocoran tube ,- tube
&enentuan tipe emulsi , tube
Eji stabilitas krim 2 tube
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck JI
, tube
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
+si minimum (tidak destruktif' 2- tube
&enetapan pB 2 tube
Eji konsistensi (0#- g, kapasitas minimal isko brookfiled ' .tube
Eji kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan , tube
Eji difusi bahan aktif dari sediaan
(*ika dipersyaratkan dalam monografi"pustaka sediaan' , tube
+dentifikasi , tube . triplo 2 tube
&enetapan kadar zat aktif , tube . triplo 2 tube
Eji efektifitas pengawet (jika memakai pengawet' # tube
Eji sterilitas 0- tube
Eji potensi antibiotika (bila zat aktifnya antibiotik' ..... tube F
8otal jumlah ealuasi sediaan 6 U tube
!arena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif, sehingga dapat digunakan untuk uji
ealuasi yang lain. 1aka jumlah sediaan yang dibutuhkan untuk ealuasi 6 U @ 2- 6 T tube.
*adi, jumlah sediaan yang akan dibuat adalah 6 F T 6 7 tube
8otal sediaan yang akan dibuat adalah 6 7 . # gram 6 - gram. Entuk mengantisipasi kehilangan
selama proses pembuatan maka total massa krim steril dilebihkan dilebihkan ,-96 - gram F (,-9 . -
gram'6 . gram.
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat adalah /
$" %at aktif m 9
Basis (,--) m ' 9
(misal basis kombinasi & dan M (5 / ,'
metoda triturasi
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M 6 ,",- . ! gram
Basis dilebihkan 0- 9 karena pada proses pembuatan basis ada kemungkinan kehilangan basis,
maka total basis yang diperlukan / ! F(0- 9 . !) R 2 gram
) basis & 6 5",- . 2 gram
) basis M 6 ,",- . 2 gram
metoda fus/
%at aktif 6 m 9 . . 6 " gram
Basis (,--)m' 9 . . R ! gram
A basis & 6 5",- . ! gram
) basis M6 ,",- . ! gram
VIII.' S)!&/l/(#(/ &u#n,, #l#), "#n E#"#h
?ihat lampiran di halaman J3
VIII.+ P&%(!"u& P!m-u#)#n
!)%"# )&/)u&#(/
1. timbang zat aktif, sterilisasi dilakukan menurut masing)masing monografi.
un)u* L#) #*)/2 ?#n, l#n,(un, "/)#m-#h*#n *! "#l#m -#(/(
(da 0 alternatif /
d. untuk zat aktif yang mau diayak
%at aktif ditimbang berlebih ,-9 dari " gram, kemudian digerus dalam mortir, lalu di ayak
dengan ayakan mesh 0-- menurut L#.hm#n, Th!%&? I P&#.)/.! In"u()&/#l Ph#&m.,5++ atau
mesh ,-- menurut IO, h#l 59, kemudian ditimbang sesuai kebutuhan (" gram'.
b. untuk zat aktif yang tidak mau diayak
8imbang sejumlah zat aktif yang diperlukan saja ( " gram'
Un)u* L#) #*)/2 ?#n, 0!&lu "/l#&u)*#n )!&l!-/h "#hulu
zat aktif ditimbang sesuai dengan yang diperlukan sebesar " gram, disterilkan, kemudian dilarutkan
dalam pelarut yang sesuai.
$. timbang basis sebesar 2 gram.
'. &embuatan basis krim steril
1asukkan fasa minyak dalam cawan penguap dan disterilisasi di oen selama ,J- : selama ,
jam
Gasa air dilarutkan dalam air dan dimasukkan ke dalam botol tertutup rapat dan disterilkan pada
autoklaf ,0,
o
: selama 2- menit.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck J#
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
+. Gasa air ditambahkan ke fasa minyak dalam mortir yang telah dibakar pada saat suhu ke dua fasa
(7-)J-
o
:' kemudian diaduk hingga homogen
5. 8imbang basis sesuai kebutuhan. (! gram'
H. ?arutan zat aktif yang steril ditambahkan ke dalam basis sedikit demi sedikit hingga krim homogen
7. 8imbang krim yang diperlukan pada kertas perkamen steril, masukkan ke dalam tube dan tutup tube
dengan penekuk tube.
8. 8ube diberi etiket, kemudian dimasukkan kedalam kotak disertai brosur.
SKALA PRODUKS+
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Sediaan akhir yang dihasilkan diuji berdasarkan persyaratan sesuai yang tertera pada farmakope dan
atau persyaratan produsen.
I<.1 %n%,&#2/ S!"/##n
+dentifikasi, penetapan kadar, dll seperti yang tertera di G+ +D atau buku resmi lainnya
I<.$ E1#lu#(/ F/(/*#
!eterangannya sama dengan krim di halaman J0, tetapi selain nomor ,)5 ditambah ujinya, yaitu /
,-. Eji kebocoran tube (*%0)!m FI IV 81$+19, h#l 148H)
,,. &enentuan ukuran partikel (L#.hm#n, T!%&/ I P&#*)!* F#&. In", H#l 148HQ Th!%&? I P&#.)/.!
%2 In"u()&/#l Ph#&m#.?, '
)h
!". H#l 5'1G P&%(!"u& 5P J9' m!n,#.u 0#"# !1#lu#(/ un)u*
(#l!0 m#)#, H#l 7'8)
&rinsip / perubahan reflektan pada panjang gelombang dimana fase dalam berwarna mengabsorbsi
sebagian cahaya yang masuk, ternyata berbanding terbalik dengan suatu kekuatan dari diameter
partikel.
&rosedur / sebarkan sejumlah krim yang membentuk lapisan tipis pada slide mikroskop. ?ihat di
bawah mikroskop.
Syarat / 8idak boleh lebih dari 0- partikel berukuran R0-Om, tidak boleh lebih dari 0 partikel
berukuran R#-Om, dan tidak satupun partikel berukuran R5-Om.
I<.' E1#lu#(/ K/m/#
&rosedur ealuasi kimia harus mengacu terlebih dahulu pada data monografi sediaan (dibuku G+ +D
atau buku resmi lainnya
,. +dentifikasi
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
0. &enetapan kadar
1etode utama /
&rinsip /
&rosedur / .
Kalau monogra"i sediaan tidak ada& aru ditulis prosedur seperti dia'a# ini
Cilakukan prosedur ekstraksi terlebih dahulu dengan cara
,. +dentifikasi (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
0. &enetapan kadar (sesuai monografi zat aktif masing)masing'
1etode utama /
&rinsip dan persyaratan monografi zat aktif X seperti yang tertera pada +++.2.,
&rosedur seperti yang tertera pada D++.,.,
I<.+ E1#lu#(/ 5/%l%,/
,. uji sterilitas (FI IV 8719, H#l. 855A8H')
tujuan / prosedur uji sterilitas digunakan untuk menetapkan apakah bahan"sediaan farmakope yang
harus steril memenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing)
masing monografi.
Sebelum melakukan uji sterilitas terlebih dahulu dilakukan /
)
uji fertilitas untuk mengetahui apakah media yang digunakan fertile untuk mikroba.
)
Eji bakteriostatik"fungsistatik untuk mengetahui apakah sediaan uji mengandung zat
bakteriostatik"fungistatik.
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck J7
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
&rosedur umum / *%0)!m FI IV H#l. 858A859.
&enafsiran hasil / *%0)!m FI IV H#l. 8H$A8H'.
0. Eji efektiitas pengawet antimikroba(jika memakai pengawet' (FI IV 8H19, h#l. 85+A855).
8ujuan /
&engujian dimaksudkan untuk menunjukkan efektiitas pengawet antimikroba yang ditambahkan
pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair.
1ikroba uji, media, pembuatan inokula, prosedur dan penafsiran *%0)!m FI IV h#l 85+A855.
2. &enetapan potensi antibiotika (untuk zat aktif antibiotika' (FI IV 81'19, h#l. 891A899)
DEL
I. PENDAHULUAN
I.1 Umum
>el merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang @ kadang disebut jeli. *ika massa
gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase. Calam sistem
dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang)kadang dinyatakan sebagai
magma.
>el fasa tunggal terdiri dari makromolekul organis yang tersebar serba sama dalam suatu cairan
sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dalam cairan. >el fase
tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya karbomer' atau dari gom alam (misalnya
tragakan'. Yalaupun gel)gel ini umumnya mengandung air, etanol dan minyak dapat digunakan sebagai fase
pembawa. >el dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (FI IV, h#l. 7A8).
V. PENDEKATAN FORULASI
V.1 P!n"#hulu#n
Berdasarkan analisis farmakologi dan data preformulasi zat aktif X., maka akan dibuat sediaan
gel ..X.. dengan bobotgram. !ekuatan sediaan yang dibuat adalah .9.
V.$ F%&mul# Umum
$" %at aktif
>elling agents (basis gel'
&eningkat penetrasi
&eningkat konsistensi
&engawet
&endapar
&elembab
&lastilizer
(ntioksidan
&engompleks
:helating agent
V.' F%&mul# Pu()#*#
V.+ P!n,!m-#n,#n F%&mul#
(lasan pemilihan bentuk sediaan gel
(lasan pemilihan bentuk zat aktif.
8elaah formula pustaka, meliputi /
o !esesuaian basis gel dengan sifat dan stabilitas zat aktif
o Gungsi eksipien
) &enggunaan plastilizer diperlukan karena gel bersifat sineresis (mudah rapuh dan tidak elastis'.
:ontoh plastilizer / gliserin
o !euntungan dan kekurangan eksipien yang digunakan
Gormula yang dipilih beserta telaah penggunaan eksipien dan alasan pemilihannya.
&emilihan metoda pembuatan beserta alasannya yang didasarkan pada data monografi zat aktif dan
eksipien.
VIII. ETODA DAN PROSEDUR PE5UATAN
VIII.1 P!n"#hulu#n
(kan dibuat sediaan gel X., dengan bobot # gram. !ekuatan sediaan yang dibuat
adalah ..........9, dengan jumlah 6 tube.
VIII.$ P!&h/)un,#n "#n P!n/m-#n,#n
*umlah sediaan yang akan dibuat 6 tube A # gram. Entuk keperluan uji mutu sediaan akhir sebagai
berikut /
Bomogenitas , tube
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck JJ
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
Eji stabilitas gel 2 tube
+si minimum (tidak destruktif' 2- tube
&enetapan pB 2 tube
Eji konsistensi (0#- g, kapasitas minimal isko brookfiled ' .tube
Eji kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan , tube
Eji difusi bahan aktif dari sediaan
(*ika dipersyaratkan dalam monografi"pustaka sediaan' , tube
+dentifikasi , tube . triplo 2 tube
&enetapan kadar zat aktif , tube . triplo 2 tube
Eji efektifitas pengawet (jika memakai pengawet' # tube
Eji potensi antibiotika (bila zat aktifnya antibiotik' ..... tube F
8otal jumlah ealuasi sediaan 6 U tube
!arena dari seluruh uji diatas ada uji yang tidak destruktif, sehingga dapat digunakan untuk uji
ealuasi yang lain. 1aka jumlah sediaan yang dibutuhkan untuk ealuasi 6 U @ 2- 6 T tube.
*adi, jumlah sediaan yang akan dibuat adalah 6 F T 6 7 tube
8otal sediaan yang akan dibuat adalah R 7 . # R - gram. Entuk mengantisipasi kehilangan selama
proses pembuatan maka total massa gel dilebihkan ,-96 - gram F (,-9 . - gram'6 . gram
VIII.$.$ P!n/m-#n,#n
Gormula yang akan dibuat /
$" %at aktif m 9
%at tambahan , n 9
Basis gel ad # gram
&enimbangan untuk . gram
) %at aktif 6 m 9 . . gram 6 " gram
) %at tambahan , 6 n 9 . . gram 6 ! gram
) Basis gel 6 . gram P (":!) gram 6 2 gram
*umlah basis dilebihkan ,-9 untuk mengantisipasi kehilangan bahan selama proses pembuatan.
Basis yang ditimbang 6 2 : (14;:2) 6 , gram
VIII.' P&%(!"u& P!m-u#)#n
,. %at aktif ditimbang
un)u* L#) #*)/2 ?#n, l#n,(un, "/)#m-#h*#n *! "#l#m -#(/(
(da 0 alternatif /
e. untuk zat aktif yang mau diayak
%at aktif ditimbang berlebih ,-9 dari " gram, kemudian digerus dalam mortir, lalu di ayak
dengan ayakan mesh 0-- menurut L#.hm#n, Th!%&? I P&#.)/.! In"u()&/#l Ph#&m., h#l 5++
atau mesh ,-- menurut IO, h#l 59, kemudian ditimbang sesuai kebutuhan (" gram'.
b. untuk zat aktif yang tidak mau diayak
8imbang sejumlah zat aktif yang diperlukan saja ( " gram'
Un)u* L#) #*)/2 ?#n, 0!&lu "/l#&u)*#n )!&l!-/h "#hulu
zat aktif ditimbang sesuai dengan yang diperlukan sebesar " gram, kemudian dilarutkan dalam
pelarut yang sesuai.
0. 8imbang sejumlah gelling agent dan bahan)bahan lain.
2. >elling agent dikembangkan sesuai dengan caranya masing)masing, kemudian ditimbang sesuai
kebutuhan.
I. zat aktif dan bahan lain dilarutkan dalam pelarut yang sesuai (misal / air, etanol, air)etanol, pelarut
campur'.
#. zat aktif dan bahan lain yang telah dilarutkan, didispersikan ke dalam basis gel yang telah
dikembangkan sambil terus diaduk sampai homogen dengan stirrer dalam matkan dengan kecepatan
rpm hingga homogen atau sebaliknya sambil diaduk terus)menerus hingga homogen tapi jangan
terlalu kuat karena akan menyerap udara sehingga menyebabkan timbulnya gelembung udara dalam
sediaan yang nantinya dapat mempengaruhi pB sediaan.
7. gel ditimbang sebanyak # gram mengunakan kertas perkamen, kemudian kertas perkamen yang
berisi gel digulung sampai menutupi semua sediaan gel.
J. gulungan kertas perkamen yang berisi gel dimasukkan ke dalam tube dengan kondisi ujung tube
keluar dalam keadaan tertutup, kertas perkamen dikeluarkan dengan cara ditarik sambil menjepit
bagian belakang tube, kemudian tube ditutup dengan melipat bagian belakang yang terbuka.
3. Ejung tube ditutup lalu diberi etiket dan dikemas dalam wadah kemasan sekunder disertai dengan
brosur.
SKALA PRODUKS+
I<. U=I UTU SEDIAAN AKHIR
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck J3
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
!eterangannya sama dengan salep di halaman 70, khusus untuk ealuasi fisik selain nomor ,)J
ditambah ujinya, yaitu /
3. Stabilitas gel (D%(#,! F%&m, "/(0!&(! (?()!m 1%l.$ h#l 547)
a. =ield alue suatu sediaan iskoelastis dapat ditentukan dengan menggunakan penetrometer.
(lat ini berupa logam kerucut atau jarum. Calamnya penetrasi yang dihasilkan dilihat dari
sudut kontak dengan sediaan dibawah suatu tekanan. =ield alue ini dapat dihitung dengan
rumus /
n p
g m K
So
.
. .
,
=
SN 6 yield alue
m 6 massa kerucut dan fasa gerak (g'
g 6 percepatan graitasi
p 6 dalamnya penetrasi (cm'
n 6 konstanta material mendekati 0
0
0
,
cos .

Cos
K =
=ield alue antara ,--),--- dines"cm
0
menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar. ;ilai
dibawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mengalir., diatas nilai ini
menunjukkan terlalu keras dan tidak dapat tersebar.
b. Cilakukan uji dipercepat dengan /
(gitasi atau sentrifugasi (1ekanik'
Sediaan disentrifugasi dengan kecepatan tinggi (sekitar 2---- $&1'. (mati apakah terjadi
pemisahan atau tidak (L#.hm#n, h#l 1481)
1anipulasi suhu
>el dioleskan pada kaca objek dan dipanaskan pada suhu 2-, I-, #-, 7-, J- :. (mati
dengan bantuan indicator (seperti sudan merah' mulai suhu berapa terjadi pemisahan,
makin tinggi suhu bearti makin stabil'
DEL STERIL
&ada dasarnya sama dengan gel biasa, cuman ada penambahan pada hal)hal berikut /
VIII.' ()!&/l/(#(/ &u#n,, #l#) "#n E#"#h.
lihat lampiran di halaman J3
VIII.+ P&%(!"u& 0!m-u#)#n
I<.$ EVALUASI FISIK
;omor ,)3 sama dengan gel di halaman JJ, tetapi ditambah ujinya, yaitu /
5. Eji kebocoran tube (*%0)!m FI IV 81$+19, h#l 148H)
,-. &enentuan ukuran partikel, l/h#) "/ (#l!0 m#)# h#l H7
I<.' EVALUASI 5IOLODI
;omor ,)0 sama dengan gel dihalaman JJ, tetapi ditambah dengan uji sterilitas.
LAPIRAN
VIII.' S)!&/l/(#(/ &u#n,, #l#) "#n E#"#h
SKALA LA5ORATORIU
(P!nun)un P&#*)/*um T!*n%l%,/ F#&m#(/ S!"/#n S)!&/l, !"/(/ II, 5!nn? L%,#E#, S%!n"#n/
N%!&%n% S%!E#n"h/, 1985, h#l '8, ++).
a. Sterilisasi ruangan dan lemari kerja
$uangan kerja disterilkan /
Cengan sinar u selama 0I jam

?emari kerja (bo. steril'
Cisterilkan selama 0I jam dengan formaldehida yang ditaburi ke dalam cawan penguap yang
terlebih dahulu dipanaskan (kedua lubang bo. ditutup oleh lembar plastik'
?aminar (ir Glow (?(G'
&enyinaran ?(G dengan lampu ED selama 0I jam. Sebelumnya ?(G dibersihkan"dilap dengan
etanol J- 9
b. &akaian kerja, masker, sarung tangan dan alas kaki disterilkan dalam autoklaf ,,#),,7: selama 2-
menit.
c. &encucian alat dan wadah
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck J5
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
&encucian dilakukan menggunakan deterjen, dibilas dengan air, kemudian dibilas lagi dengan etanol
J- 9. Setelah itu dilanjutkan dengan pembilasan dengan air dan dikeringkan. Entuk alat)alat gelas
(seperti/ gelas piala, gelas ukur, labu erlemeyer' setelah dicuci mulutnya ditutup dengan kapas
berlemak, lalu ditutup dengan aluminium foil, baru disterilkan.
d. Sterilisasi alat dan wadah (pilih sesuai kebutuhan'
;ama alat :ara sterilisasi keterangan
Spatel logam
pinset
Batang pengaduk gelas
&inset
Sendok persolen
Glambier 0- detik
>unting
&ipet tetes
&ipet ukur
>elas ukur
!artu salap
:orong
!ertas perkamen
!ertas saring
!ain kasa
!apas
Saringan >2">#
Slang karet buret
*arum buret
(mpul
Dial
Botol kaca untuk obat tetes
(utoklaf ,0,
o
: selama ,# menit
Cibungkus dengan
aluminium foil
Buret ?arutan fenol #9, 0I jam
:awan penguap
>elas piala
Trlemenyer
!olom reseroir
:orong serbuk
(yakan BI-
tube aluminium
!aca arloji
Nen ,#-
o
: selama , jam
Botol infus
&eralatan bebas pirogen
Nen ,#-
o
:, 0 jam
%alf filter
Ciseka dengan kapas yang telah
dibasahi etanol J- 9
?umpang dan alu Cibakar dengan spritus 579
8utup tube plastik
direndam dalam etanol J- 9 selama 0I
jam, keringkan dalam oen sebenta&
Botol kaca untuk obat tetes
Botol plastik untuk obat tetes
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 3-
TS KECIL Ujian Apoteker 2005
Semangat<<< *ia =ou<<< >ood ?uck 3,

Anda mungkin juga menyukai