Anda di halaman 1dari 18

Kendala Pelaksanaan Program

ANC di Puskesmas
Pembimbing:
Dr.Nanny Djaja, SpGK
Penyusun:
Esther R Haris 2011.061.171
Pitoyo Marbun 2011.061,173
Timoteus Richard 2012.061.
PRINSIP PENGELOLAHAN
PROGRAM KIA
Tujuan:
Memantapkan dan meningkatkan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan
efisien.
Kegiatan Pokok Program KIA
1. Peningkatan pelayanan antenatal
2. Peningkatan pertolongan persalinan
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu
nifas
4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh
neonatus
5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan
komplikasi kebidanan dan neonatus oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat.

Kegiatan Pokok Program KIA
6. Peningkatan penanganan komplikasi
kebidanan dan neonatus
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi
seluruh bayi sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi
seluruh anak balita sesuai standar di semua
fasilitas kesehatan.
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.

Upaya menurunkan angka kematian ibu
sudah dilakukan badan internasional
maupun pemerintah untuk meningkatkan
kesadaran tentang pengaruh kematian
dan kesakitan ibu serta mencari
pemecahan masalah
MPS (Making Pregnancy Safer) Indonesia
sehat 2010
MDG (Milenium Development Goals) 2015
Making Pregnancy Safer
3 pesan kunci :
Setiap persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih
Setiap komplikasi obstetri dan neonatal
mendapat pelayanan yang adekuat
Setiap wanitausia subur mempunyai akses
terhadap upaya pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran

4 strategi :
Peningkatan kualitas dan akses pelayanan
kesehatan ibu dan bayi dan balita di tingkat
dasar dan rujukan
Mendorong pemberdayaan perempuan,
keluarga, dan masyarakat
Meningkatkan sistem surveilans, pembiayaan,
monitoring, dan survei KIA
Millenium Development Goals
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan
2. Mencapai pendidikan dasar universal
3. Mempromosikan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan kematian balita
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi penyakit HIV/AIDS, malaria, dan
penyakit lainnya
7. Menjamin kelestarian lingkungan
8. Mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan
Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal adalah
pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi:
anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan),
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus
intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang
ditemukan dalam pemeriksaan).
Pelayanan Antenatal
Dalam penerapannya terdiri atas:
1.Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2.Ukur tekanan darah.
3.Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4.Ukur tinggi fundus uteri.
5.Tentukan presentasi janin dan denyut jantung
janin (DJJ).

Pelayanan Antenatal
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet
selama kehamilan.
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
hepatitis B, HIV, Sifilis, malaria, tuberkulosis,
kecacingan dan thalasemia.
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
serta KB pasca persalinan.

Pelayanan Antenatal
Frekuensi Antenatal:
Minimal 1 kali pada triwulan pertama.
Minimal 1 kali pada triwulan kedua.
Minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
Standar waktu pelayanan antenatal tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan
kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor
risiko, pencegahan dan penanganan
komplikasi.
INDIKATOR Keberhasilan
Program ANC di Puskesmas
Indikator Dampak
Penurunan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Penurunan angka kematian neonatal menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup.
Eliminasi tetanus neonatorum sebesar < 1.
Jumlah ibu hamil dengan anemia menurun menjadi < 20%.

Indikator Keluaran
Cakupan kunjungan ibu hamil K-1, termasuk cakupan Fe1 dan TT1 sebesar
95%.
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4, termasuk cakupan Fe3 dan TT2 sebesar
90%.
Cakupan deteksi ibu hamil dengan risiko tinggi oleh masyarakat sebesar
5%.
Cakupan deteksi ibu hamil dengan risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
sebesar 10%.
Persentase Drop out rate TT1 - TT2 sebesar < 10%.
Kendala dan Masalah Pelaksanaan
program ANC di Puskesmas
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 rendah
Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet
besi Fe-3 masih rendah
Cakupan ibu hamil yang mendapat
imunisasi TT-1 masih rendah
Cakupan ibu hamil yang mendapat
imunisasi TT-2 masih rendah
Cakupan deteksi ibu hamil risiko tinggi
oleh masyarakat masih sangat rendah
Penyebabnya:
promosi kesehatan mengenai pelayanan
antenatal yang belum berjalan dengan baik
sehingga motivasi ibu hamil untuk
melakukan kunjungan antenatal juga rendah
karena ibu hamil masih belum mengerti
pentingnya melakukan kunjungan antenatal
selama periode kehamilannya.



(Saran untuk solusi)
meningkatkan pembinaan kader dan posyandu
dijadwalkan adanya penyuluhan yang ditujukan bagi
masyarakat baik di dalam gedung maupun di luar gedung,
membuat suatu rencana kerja yang teratur,

Anda mungkin juga menyukai