Anda di halaman 1dari 30

ETIKA KRISTEN

Etika dalam Berpacaran





Disusun Oleh:
Abdurrohman Wakhid | 672013110

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen SatyaWacana
2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Adapun judul dari makalah ini adalah ETIKA DALAM BERPACARAN.
Etika pergaulan adalah bagian dari hidup kita dalam bermasyarakat. Sehingga seakan-
akan hidup kita dibatasi oleh suatu jaringan norma berupa larangan, ketentuan, kewajiban, dan
sebagainya. Sekarang yang menjadi bahan pertanyaan dengan norma apakah kita memikirkan
etika pergaulan kita, karena etika sendiri merupakan penyelidikan filsafat tentang bidang moral,
mengenai kewajiban manusia serta tentang yang baik dan yang buruk.
Etika dalam Alkitab menitik beratkan bukan hanya pada ekspresi lahiriah, melainkan juga
pada pikiran dalam hati, motivasi, perasaan, imajinasi, dan sebagainya. Etika sendiri tidak
mempersoalkan apa atau siapa manusia itu, tetapi bagaimana manusia seharusnya bertindak
atau berbuat. Etika adalah pertimbangan tingkah laku yang harus bertanggung jawab terhadap
Allah dan manusia, bagaimana kita berbuat dan bertindak menurut Firman Tuhan.
Untuk urusan berpacaran, remaja juga harus punya etiket. Menembak atau mengutarakan cinta
juga ada etiketnya, demikian halnya sopan-santun dalam berkencan, yang paling utama adalah
say no to sex. Jangan tertipu oleh janji-janji manis cowok. Misalnya, Aku akan
bertanggungjawab kok, aku akan nikahin kamu. Cowok yang gampang berjanji biasanya
gampang mengingkari.
Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat pada pokok pembahasan apa saja yang berkaitan
dalam pacaran.
Namun saya menyadari bahwa di dalam makalah kami ini masih banyak terdapat
kelemahan-kelemahan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari segenap pembaca,agar
dilain kesempatan kami dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.
Atas perhatian nya kami mengucapkan terima kasih. Sekian.
Salatiga , 2 April 2014



Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Etika merupakan falsafah moral yang dilandasi agama, budaya, perilaku mana yang baik
dan buruk. Etiket itu penjabarannya berdasarkan etika. Etiket adalah aturan sopan santun dan tata
cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Etiket bisa disebut sebagai golden rules yang
menyatakan perlakukan orang lain sebagaimana kamu yang ingin diperlakukan. Karena itu,
orang yang memahami etiket memperlakukan orang lain dengan baik dan respek, sehingga akan
lebih diterima dalam pergaulan.
Etiket bisa diartikan sebagai rambu-rambu yang membantu mengetahui apa yang harus
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam situasi tertentu. Hal utama yang juga menjadi
dasar dari etiket adalah adat-istiadat atau tradisi dari daerah dan negara tertentu. Prinsip-prinsip
dalam etiket selalu tetap, tidak berubah, bersifat universal, dan tak terbatas waktu dan tempat.
Terdapat tiga prinsip dalam etiket, yaitu respek, empati dan kejujuran. Sangat penting untuk
menunjukkan penghargaan kepada setiap orang dengan kelebihan, kekurangan, kesamaan dan
perbedaan yang ada.
Pacaran merupakan suatu tahap menuju jenjang yang lebih tinggi atau pernikahan, atau
pacaran dapat juga sebagai tahap membentuk pribadi, atau belajar mempelajari sikap lawan jenis,
juga belajar bagaimana dalam menghadapi masalah dalam suatu hubungan, dan bagaimana cara
kita menyelesaikan masalah itu.
Pacaran merupakan dua orang dan dua sifat berbeda bertemu menjadi satu, tentu akan
banyak perbedaan, maka sangat diperlukan sikap pengertian. dan apabila terjadi ketidakcocokan
sangat diperlukan rekonsiliasi. tuntutan tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi malah
menambah masalah baru, maka sifat pengertian sangat diperlukan, disamping itu tentu harus ada
sikap kejujuran dan keterbukaan, dan kepercayaan.
Nah, bagaimana sesungguhnya pacaran yang sesuai etika,nilai dan norma yang berlaku??
Jawaban nya dapat kita temukan pada bagian PEMBAHASAN.




2. TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan makalah kami ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan Arti Atika
2. Menjelaskan Jenis jenis Etika
3. Menjelaskan Arti Etika dalam Berpacaran
4. Menjelaskan Dampak Positif dan Negatif dalam Pacaran
5. Menjelaskan Bagaimana Berpacaran Sesuai Etika yang Baik
BAB II
PEMBAHASAN

1. Arti Etika
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki
oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin [1993], etika didefinisikan
sebagai the discipline which can act as the performance index or reference for our control
system.
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok social (profesi) itu
sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat built-in mechanism berupa kode etik
profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan
di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan
keahlian (Wignjosoebroto, 1999).
Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam
diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat
mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis
(tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan
bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam
norma. Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma moral, norma agama dan
norma sopan santun.
Norma hukum berasal dari hukum dan perundangundangan, norma agama berasal dari
agama sedangkan norma moral berasal dari suara batin. Norma sopan santun berasal dari
kehidupan sehari-hari, sedangkan norma moral berasal dari etika. Etika (ethics) berarti moral
sedangkan etiket (etiquette)berarti sopan santun

2. Jenis-jenis Etika
Beberapa pandangan terhadap etika.
Etika dapat ditinjau dari beberapa pandangan. Dalam sejarah lazimnya pandangan ini
dilihat dari segi filosofis yang melahirkan etika filosofis, ditinjau dari segi teologis yang
melahirkan etika teologis, dan ditinjau dari pandangan sosiologis yang melahirkan etika
sosiologis.
A ) Etika filosofis
Etika filosofis adalah etika yang dipandang dari sudut filsafat. Kata filosofis sendiri
berasal dari kata philosophis yang asalnya dari bahasa Yunani yakni: philos yang berarti
cinta, dan sophia yang berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Etika filosofis adalah etika yang
menguraikan pokok-pokok etika atau moral menurut pandangan filsafat. Dalam filsafat yang
diuraikan terbatas pada baik-buruk, masalah hak-kewajiban, maslah nilai-nilai moral secara
mendasar. Disini ditinjau hubungan antara moral dan kemanusiaan secara mendalam dengan
menggunakan rasio sebagai dasar untuk menganalisa.
B ) Etika teologis
Etika teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan
ajaran-ajaran agama. Etika ini memandang semua perbuatan moral sebagai:
1. Perbuatan-perbuatan yang mewujudkan kehendak Tuhan ataub sesuai dengan kehendak
Tuhan.
2. Perbuatan-perbuatan sbegai perwujudan cinta kasih kepada Tuhan
3. Perbuatan-perbuatan sebagai penyerahan diri kepada Tuhan.
Orang beragama mempunyai keyakinan bahwa tidak mungkin moral itu dibangun tanpa
agama atau tanpa menjalankan ajaran-ajaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Sumber
pengetahuan dan kebenaran etika ini adalah kitab suci.

C ) Etika sosiologis
Etika sosiologis berbeda dengan dua etika sebelumnya. Etika ini menitik beratkan pada
keselamatan ataupun kesejahteraan hidup bermasyarakat. Etika sosiologis memandang etika
sebagai alat mencapai keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan hidup bermasyarakat. Jadi
etika sosiologis lebih menyibukkan diri dengan pembicaraan tentang bagaimana seharusnya
seseorang menjalankan hidupnya dalam hubungannya dengan masyarakat.
D ) Etika Diskriptif dan Etika Normatif
Dalam kaitan dengan nilai dan norma yang digumuli dalam etika ditemukan dua macam
etika, yaitu :
1. Etika Diskriptif
Etika ini berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia dan
apa yang dikejar oleh manusia dalam kehidupan sebagai sesuatu yang bernilai. Etika ini
berbicara tentang kenyataan sebagaimana adanya tentang nilai dan pola perilaku manusia sebagai
suatu fakjta yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit. Dengan demikian etika ini berbicara
tentang realitas penghayatan nilau, namun tidak menilai. Etika ini hanya memaparkab,
karenyanya dikatakan bersifat diskriptif.
2. Etika Normatif
Etika ini berusaha untuk menetapkan sikap dan pola perilaku yang ideal yang seharusnya
dimiliki oleh manusia dalam bertindak. Jadi etika ini berbicara tentang norma-norma yang
menuntun perilaku manusia serta memberi penilaian dan hiambauan kepada manusia untuk
bertindak sebagaimana seharusnya Dengan. Demikian etika normatif memberikan petunjuk
secara jelas bagaimana manusia harus hidup secara baik dan menghindari diri dari yang jelek.
Dalam pergaulan sehari-hari kita menemukan berbagai etika normative yang menjadi
pedoman bagi manusia untuk bertindak. Norma-norma tersebut sekaligus menjadi dasar
penilaian bagi manusia baik atau buruk, salah atau benar. Secara umum norma-norma tersebut
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a) Norma khusus
Norma khusus adalah norma yang mengatur tingkah laku dan tindakan manusia dalam
kelompok/bidang tertentu. Seperti etika medis, etika kedokteran, etika lingkungan, eyika
wahyu, aturan main catur, aturan main bola, dll. Di mana aturan tersebut hanya berlaku
untuk bidang khusus dan tidak bisa mengatur semua bidang. Misal: aturan main catur
hanya bisa dipakai untuk permainan catur dan tidak bisa dipakai untuk mengatur
permainan bola.

b) Norma Umum
Norma umum justru sebaliknya karena norma umum bersifat universal, yang artinya
berlaku luas tanpa membedakan kondisi atau situasi, kelompok orang tertentu. Secara
umum norma umum dibagi menjadi tiga (3) bagian, yaitu :
Norma sopan santun.Norma ini menyangkut aturan pola tingkah laku dan sikap
lahiriah seperti tata cara berpakaian, cara bertamu, cara duduk, dll. Norma ini lebih
berkaitan dengan tata cara lahiriah dalam pergaulan sehari-hari, amak penilaiannnya
kurang mendalam karena hanya dilihat sekedar yang lahiriah.
Norma hukum.Norma ini sangat tegas dituntut oleh masyarakat. Alasan ketegasan
tuntutan ini karena demi kepentingan bersama. Dengan adanya berbagai macam
peraturan, masyarakat mengharapkan mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan
bersama. Keberlakuan norma hukum dibandingkan dengan norma sopan santun lebih
tegasdan lebih pasti karena disertai dengan jaminan, yakni hukuman terhadap orang
yang melanggar norma ini. Norma hukum ini juga kurang berbobot karena hanya
memberikan penilaian secara lahiriah saja, sehingga tidak mutlak menentukan
moralitas seseorang.
Norma moral. Norma ini mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.
Norma moral menjadi tolok ukur untuk menilai tindakan seseorang itu baik atau
buruk, oleh karena ini bobot norma moral lebih tinggi dari norma sebelumnya. Norma
ini tidak menilai manusia dari satus segi saja, melainkan dari segi manusia sebagai
manusia. Dengan kata lain norma moral melihat manusia secara menyeluruh, dari
seluruh kepribadiannya. Di sini terlihat secara jelas, penilannya lebih mendasar
karena menekankan sikap manusia dalam menghadapi tugasnya, menghargai
kehidupan manusia, dan menampilkan dirinya sebgai manusia dalam profesi yang
diembannya. Norma moral ini memiliki ciri-ciri yaitu :
1. Norma moral merupakan norma yang paling dasariah, karena langsung
mengenai inti pribadi kita sebagai manusia.
2. Norma moral menegaskan kewajiban dasariah manusia dalam bentuk perintah
atau larangan.
3. Norma moral merupakan norma yang berlaku umum
4. Norma moral mengarahkan perilaku manusia pada kesuburan dan kepenuhan
hidupnya sebgai manusia.
E. ) Etika Deontologis
Istilah deontologis berasal dari kata Yunani yang berati kewajiban, etika ini menetapkan
kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Argumentasi dasar yang dipakai adalah bahwa
suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari
suatu tindakan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri baik pada dirinya sendiri.
Dari argumen di atas jelas bahwa etika ini menekankan motivasi, kemauan baik, dan watak
yang kuat dari pelaku, lepas dari akibat yang ditimbulkan dari pelaku. Menanggapi hal ini
Immanuel kant menegaskan dua hal:
Tidak ada hal di dinia yang bisa dianggap baik tanpa kualifikasi kecuali kemauan baik.
Kepintaran, kearifan dan bakat lainnya bisa merugikn kalau tanpa didasari oleh kemauan
baik. Oleh karena itu Kant mengakui bahwa kemauan ini merupakan syarat mutlak untuk
memperoleh kebahagiaan.
Dengan menekankan kemauan yang baik tindakan yang baik adalah tindakan yang tidak
saja sesuai dengan kewajiban, melainkan tindakan yang dijalankannya demi kewajiban.
Sejalan dengan itu semua tindakan yang bertentangan dengan kewajiban sebagai tindakan
yang baik bahkan walaupun tindakan itu dalam arti tertentu berguna, harus ditolak.
Namun, selain ada dua hal yang menegaskan etika tersebut, namun kita juga tidak bisa
menutup mata pada dua keberatan yang ada yaitu:
Bagaimana bila seseorang dihadapkan pada dua perintah atau kewajiban moral dalam
situasi yang sama, akan tetapi keduanya tidak bisa dilaksankan sekaligus, bahkan
keduanya saling meniadakan.
Sesungguhnya etika seontologist tidak bisa mengelakkan pentingnya akibat dari suatu
tindakan untuk menentukan apakah tindakan itu baik atau buruk.
F ) Etika Teleologis
Teleologis berasal dari bahasa Yunani, yakni telos yang berati tujuan. Etika teleologis
menjadikan tujuan menjadi ukuran untuk baik buruknya suatu tindakan. Dengan kata lain, suatu
tindakan dinilai baik kalau bertujuan untuk mencapai sesuatu yang baik atau kalau akibat yang
ditimbulkan baik.

Guna Etika:
1. Etika membuat kita memiliki pendirian dalam pergolakan berbagai pandangan moral
yang kita hadapi.
2. Etika membenatu agar kita tidak kehilangan orientasi dalam transformasi budaya,
sosial, ekonomi, politik dan intelektual dewasa ini melanda dunia kita.
3. Etika juga membantu kita sanggup menghadapi idiologi-idiologi yang merebak di
dalam masyarakt secara kritis dan obeyktif.
4. Etika membantu agamawan untuk menemukan dasar dan kemapanan iman
kepercayaan sehingga tidak tertutup dengan perubahan jaman.

3. Etika dalam berpacaran

1. Arti Pacaran

Pacaran merupakan suatu tahap menuju jenjang yang lebih tinggi atau pernikahan, atau
pacaran dapat juga sebagai tahap membentuk pribadi, atau belajar mempelajari sikap
lawan jenis, juga belajar bagaimana dalam menghadapi masalah dalam suatu hubungan,
dan bagaimana cara kita menyelesaikan masalah itu.

Dalam berpacaran juga sangat diperlukan restu orang tua, karena orang tua merupakan
wali Tuhan di dunia dan orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi kita

Pacaran merupakan dua orang dan dua sifat berbeda bertemu menjadi satu, tentu akan
banyak perbedaan, maka sangat diperlukan sikap pengertian. dan apabila terjadi
ketidakcocokan sangat diperlukan rekonsiliasi. tuntutan tidak akan menyelesaikan
masalah, tetapi malah menambah masalah baru, maka sifat pengertian sangat diperlukan,
disamping itu tentu harus ada sikap kejujuran dan keterbuakaan, dan kepercayaan.
Pacaran itu pasti akan timbul hal-hal yang baik maupun tidak, artinya kalau pacaran itu
dijalankan sesuai dengan aturannya, kemudian tidak macam-macam yang artinya tidak
melanggar jalur yang ditetapkan Tuhan, maka sebagian besar akan menjalankannya
dengan penuh kebahagiaan. Namun sebaliknya, apabila pacaran itu dijalankan dengan
semau saya, kemudian tidak takut pada Tuhan, maka jangan harap berkibat baik.

Di dunia bebas apalagi di Negara kita yang sudah 60 tahun merdeka, Anda bebas
berpacaran, tetapi bebas dalam pengertian bukan sembarangan. Tetap saja ada batas-
batasnya, ada batas etika, moral ,sopan santun. Kalau anda berani melanggarnya, maka
resiko akan ditanggung sendiri. Lalu sekarang apa yang dimaksud dengan berpacaran
yangcwajar?


Pacar Itu Jumlahnya Satu

Yang wajar tentunya seseorang itu berpacaran dengan satu orang, jadi tidak ada
istilah ban serep. Pacaran akan menjadi tidak wajar bila sang cowok atau cewek
mempunyai niat dalam waktu bersamaan berpacaran lebih dari satu orang. Teman,
sahabat biasa saja boleh lebih dari satu dan sebanyak-banyaknya, namun yang dipilih
menjadi pacar harus satu; kecuali kalau memang tidak cocok, maka kemudian
berpisah dan cari pacar yang lain lagi.

Tidak Mengikat

Pacaran berbeda dengan menikah, jadi sifatnya masih belum mengikat, jadi sangat
wajar kalau mereka yang sedang pacaran kalau masih memiliki banyak teman,
masalahnya memang tidak mengikat. Kalau seandainya masih pacaran saja sudah
terikat seperti ?terpenjara? , tidak dapat dibayangkan seandainya sudah menikah.
Kira-kira belasan tahun lalu ketika saya masih menjadi guru, ada seorang rekan kerja
saya yang wanita, pacarnya itu pencemburu sekali. Pernah terjadi karena pacarnya
tidak dapat menjemputnya hari itu, lalu ada seorang rekan lain guru Fisika
mengantarnya ke stasiun bis, maka keesokan harinya timbul masalah. Cowoknya itu
datang mencarinya, dan timbul perkelahian, sungguh memalukan.

Dewasa

Dalam hal berpacaran juga diperlukan kedewasaan, di depan kita sudah sebutkan
bahwa pacaran yang hanya hura-hura, makan-makan, jalan-jalan, nampaknya hanya
menghambur-hamburkan uang dan waktu. Tidak ada waktu untuk saling mengenal
satu dengan yang lain. Setiap orang itu unik, latar belakang berbeda, sifat dan cara
didik dari orang tua juga berbeda. Semua perbedaan ini akan coba dipersatukan dalam
jangka waktu yang tidak diketahui namun singkat. Ada orang yang hanya pacaran
setengah tahun sudah menikah, ada yang lebih dari itu. Diperkirakan tidak cukup
waktu untuk mengenal lebih dalam, oleh sebab itu pacaran merupakan kesempatan
yang ada untuk kedewasaan kita mengenal satu dengan lainnya. Perbedaan pendapat
dan konsep ada kemungkian terjadi, namaun mereka yang dewasa memiki sikap
hormat dan menghargai pendapat orang lain.

Seimbang

Seimbang di dalam arti yang luas, ekonomi, pendidikan, umur dan iman
kepercayaannya. Terlalu banyak ditemuakn persoalan kalau merka yang berpacaran
dan tidak memperhatikan keseimbangan ini. Memang tidak semua, tetapi umumnya,
mereka yang dari keluarga kaya akan menganggap remeh yang miskin, mereka yang
berpendidikan akan merasa lebih hebat. Demikian juga umur, memang cukup
mengagetkan kalau kita melihat ternyata ada pasangan yang perbedaan umurnya
menyolok. Beberapa pasangan menjalani hubungan dengan penuh kesetiaan, namun
tidak jarang juga mereka menjalaninya dengan berbagai motivasi, ada yang karena
melihat harta kekayaan sehingga si cewek bersedia menikah dengan yang beruban,
walaupun yang ganteng dan muda banyak menanti.

Kasih

Saling mengasihi adalah kunci utama di dalam berpacaran yang wajar. Mengasih juga
bukan di dalam pengertian merasa kasihan kepada pacar kita. Tetapi kasih yang
muncul dari hati yang terdalam, yang dimulai dengan pandangan pertama, kemudian
diteruskan dengan saling mengenal satu dengan yang lain. Pacaran yang wajar
seharusnya terjlain saling kasih-mengasihi, sebab ini merupakan pondasi pentingnya.
Tanpa cinta kasih namanya bukan pacaran , itu hanya teman atau sahabat karib.

Sabar & Menguasai diri

Cinta kasih itu menghasilkan kesabaran, dan pacaran yang wajar juga perlu
kesabaran, tidak boleh mendahului apabila belum saatnya. Mereka yang berpacaran
mesti menahan diri, tidak boleh melanggar wilayah dan batas etika serta moral,
terutama di dalam keeratan hubungan. Berpacaran bukan patokan mati untuk
menikah, itu sebabnya kalau suatu saat memang tidak cocok, maka tatkala kedua
insan itu mengambil keputusan untuk pisah, maka perpisahannya juga merupakan
perpisahan yang baik-baik, artinya mereka bukan menjadi musuh, tetapi terjadi
perubahan dari teman istimewa menjadi teman biasa.

2. Pacaran atau Pendidikan

Jika disuruh memilih antara pacaran atau pendidikan, dapat dipastikan jawaban para
remaja dan mahasiswa akan memilih pacaran dengan tanpa melalaikan pendidikan.
Akan tetapi, sering kita dapati pelajar atau mahasiswa yang terkadang anjlok nilainya
secara drastic, karena kebanyakan para pelajar ataupun pelajar melalaikan atau
menomor duakan pendidikan. Kalaupun ada yang bisa mengimbangi antara keduanya
merupakan hal yang langka bagi kalangan remaja danmahasiswa.
Masalah tersebut sangat dekat dengan jiwa para remaja baik taat maupun yang tidak,
dalam ajaran Islam pacaran dan ikhtilat dengan perempuan yang bukan mahramnya
itu sangat diharamkan. Namun problemanya dalam pendidikan kita terjadi ikhtilat
juga. Kedua permasalahan ini ibarat seperti mata uang. Jika salah satunya hilang
maka bukan mata uang. Begitu juga dengan para remaja, jika tidak pernah merasakan
tertarik pada lawan jenis. Pada kondisi seperti ini maka jiwa psikologis perlu
dipertanyakan. Untuk menghadapi problema semacam ini, ada obat penawarnya;
1. dalam pacaran hendaknya tolong menolong dalam berbuat kebaikan.
Sehingga hubungan yang kalian bisa berjalan dengan manis dan romantis.
2. pacar kalian hendaknya kalian jadikan sebagai teman curhat
3. khusus pria jangan serakah untuk menikmati tubuh pacar kalian. Karena itu
bukan hak kalian
3. Pandangan Pacaran menurut Agama
1. Menurut Agama Kristen
Tuhan menginginkan yang terbaik untuk kita dalam setiap aspek kehidupan. Termasuk
diantaranya hubungan kita dengan kekasih/pacar. Kita berkencan untuk mendapatkan
kesenangan, persahabatan, pengembangan kepribadian dan memilih kawan, bukan untuk
popularitas atau untuk merasa aman. Jangan biarkan lingkungan pergaulan memaksa
kamu memasuki situasi kencan yang kurang pantas. Ketahuilah bahwa lebih dari 50%
remaja putri dan lebih dari 40% remaja putra tidak pernah berkencan pada masa-masa
SMA. Alkitab memberikan kita beberapa pegangan yang jelas untuk membimbing kita
dalam membuat keputusan mengenai soal kencan/pacaran.
1. Jagalah hatimu.
Alkitab mengatakan kepada kita untuk berhati-hati dalam
memberikan/menyampaikan kasih sayang kita , karena hati kita
mempengaruhi segala sesuatu dalam hidup kita. "Jagalah hatimu dengan
segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." ( Amsal 4:23 )
2. Kamu akan menjadi seperti teman-temanmu bergaul.
Kita juga cenderung menjadi seperti teman-teman sepergaulan kita. Prinsip ini
berhubungan erat dengan yang hal yang pertama dan sama pentingnya dalam
pergaulan seperti dalam hubungan kencan/pacaran. "Janganlah kamu sesat:
Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." ( 1 Korintus 15:33)
3. Orang Kristen hanya boleh berkencan/berpacaran dengan sesama
Kristen.
Biarpun berteman dengan teman non-kristen tidak dilarang, mereka yang
khususnya dekat di hati haruslah orang percaya yang sudah dewasa yang
merupakan pengikut Kristus yang taat dalam hidupnya. "Janganlah kamu
merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak
percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan
kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? " ( 2
Korintus 6:14 ).
4. Apakah itu cinta yang sesungguhnya?
1 Korintus 13:4-7 mendeskripsikan cinta yang sesungguhnya. Tanyalah
hatimu pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apakah kalian sabar satu sama lain?
Apakan kalian baik terhadap satu sama lain?
Apakah kalian saling cemburuan?
Apakah kalian suka menyombongkan baik diri sendiri maupun sang
pasangan?
Apakah ada kerendah-hatian dalam hubungan kalian?
Apa kalian kasar memperlakukan satu sama lain?
Apa kalian saling mementingkan diri sendiri?
Apa kalian mudah marah terhadap satu sama lain?
Apa kalian suka mengingat-ingat kesalahan sang pasangan di masa lalu?
Jujurkah kalian satu sama lain?
Apakah kalian saling melindungi?
Apakah kalian saling mempercayai?
Kalau jawabanmu Ya untuk semua pertanyaan diatas, artinya 1 Korintus
13 seperti Firman Tuhan berkata, kalian sungguh saling mengasihi satu sama
lain. Kalau ada jawabanmu yang Tidak atas pertanyaan-pertanyaan di atas,
artinya mungkin kalian harus mendiskusikan hal-hal di atas dengan pacarmu.
Beberapa prinsip yang akan menolongmu untuk memutuskan apa yang
pantas dan yang tidak dalam berpacaran/berkencan:
1. Apakah situasi yang kuciptakan mengundang dosa seksual atau
menghindarinya?
1 Korintus 6:18 berkata "Jauhkanlah dirimu dari percabulan! " Kita tidak
dapat melakukan ini apabila kita mencobai diri kita sendiri karena
kecerobohan kita.
2. Bagaimanakah reputasi sang kekasih/pacar?
Ketika menerima undangan kencan pada dasarnya seperti berkata, "Aku
memiliki kesamaan pandangan dengan engkau." Hal inilah yang dapat
membuat kamu menyesal nantinya. Ingatlah 1 Korintus 15:33 , "Pergaulan
yang buruk merusak kebiasaan yang baik."
3. Apakah ada pengaruh obat-obatan atau alkohol?
Jangan merubah pandanganmu hanya untuk pacarmu.
4. Apa aku tertarik dengan tipe orang yg salah?
Yakinkan bahwa pesan yang kamu sampaikan dengan perbuatanmu tidak
membuat orang lain merubah pandanganmu.
5. Sadarkah aku kalau dosa itu terbit dari hati?
Matius 5:28 berkata, "Setiap orang yang memandang perempuan serta
menginginkannya sudah berzinah dengan dia dalam hatinya"
6. Apakah tempat berkencanmu tepat dan pantas?
Tujuan yang baik kadang terlupakan oleh godaan dan kesempatan yang terlalu
besar.
7. Apakah aku melakukan sesuatu yang merangsang secara seksual?
Jangan melakukan kontak yang merangsang seksual seperti 'petting'.
Kalau sudah terlanjur jauh, mengapa memutuskan untuk berhenti?
1. Tuhan itu pengampun.
1 Yohanes 1:9 berkata bahwa Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan. Kamu dapat mulai sesuatu yang baru dengan Tuhan
kapanpun.
2. Tuhan itu kudus.
FirmanNya berkata bahwa dosa sex itu salah, dan Dia tahu segala yang
terbaik.
3. Tuhan itu penuh kasih.
Tuhan tau bahwa hubungan yang terlalu jauh sebelum pernikahan cenderung
memisahkan sebuah pasangan dan mengakibatkan pernikahan yang kurang
bahagia. Ia tahu bahwa banyak pria tidak mau menikahi wanita yang pernah
berhubungan terlalu intim dengan pria lain
2. Pacaran menurut Agama Islam
Remaja adalah masa-masa yang paling indah, penuh dengan godaan dan larangan, namun
kadang-kadang para remaja sering merasa kalo yang dia perbuat adalah tidak ada
salahnya karena adanya sugesti, dan budaya barat semakin mempengaruhi pergaulan
remaja kita, kita pun perlu mengetahui bagaimana rule (peraturan) dalam Islam mengenai
pria dan wanita baligh bukan mukhrim (belum menikah), dalam berhubungan
Etika pergaulan dan batas pergaulan di antara lelaki dan wanita menurut Islam yaitu :

1. Menundukkan pandangan:
ALLAH memerintahkan kaum lelaki untuk menundukkan pandangannya, sebagaimana
firman-NYA; Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya. (An-Nuur: 30)
Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada kaum wanita beriman, ALLAH
berfirman; Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya. (An-Nuur: 31)

2. Menutup Aurat
ALLAH berfirman dan jangan lah mereka mennampakkan perhiasannya, kecuali yang
biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka melabuhkan kain tudung ke dadanya.
(An-Nuur: 31) Juga Firman-NYA; Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka melabuhkan jilbabnya
ke seluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali, kerana itu mereka tidak
diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nuur: 59).
Perintah menutup aurat juga berlaku bagi semua jenis. Dari Abu Daud Said al-Khudri .a.
berkata: Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seseorang lelaki memandang aurat lelaki,
begitu juga dengan wanita jangan melihat aurat wanita.

3. Adanya pembatas antara lelaki dengan wanita
Kalau ada sebuah keperluan terhadap kaum yang berbeza jenis, harus disampaikan dari
balik tabir pembatas.Sebagaimana firman-NYA; Dan apabila kalian meminta sesuatu
kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab. (Al-Ahzaab: 53)

4. Tidak berdua-duaan Di Antara Lelaki Dan Perempuan
Dari Ibnu Abbas .a. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Janganlah
seorang lelaki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya.
(Hadis Riwayat Bukhari & Muslim)
Dari Jabir bin Samurah berkata; Rasulullah SAW bersabda: Janganlah salah seorang dari
kalian berdua-duan dengan seorang wanita, kerana syaitan akan menjadi ketiganya.
5. Tidak Melunakkan Ucapan (Percakapan)
Seorang wanita dilarang melunakkan ucapannya ketika berbicara selain kepada
suaminya. Firman ALLAH SWT; Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti
wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara
(berkata-kata yang menggoda) sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit di dalam
hatinya tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik. (Al-Ahzaab: 32)
Berkata Imam Ibnu Kathir; Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh ALLAH
kepada para isteri Rasulullah SAW serta kepada para wanita mukminah lainnya, iaitu
hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam pengertian
janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan
suaminya. (Tafsir Ibnu Kathir 3/350)
6. Tidak Menyentuh Kaum Berlawanan Jenis
Dari Maqil bin Yasar .a. berkata; Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi
itu masih lebih baik daripada menyentuh kaum wanita yang tidak halal baginnya. (Hadis
Hasan Riwayat Thabrani dalam Mujam Kabir) Berkata Syaikh al-Abani Rahimahullah;
Dalam hadis ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita
yang tidak halal baginya. (Ash-Shohihah 1/44 Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh
wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lainnya. Dari Aishah
berkata; Demi ALLAH, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama
sekali meskipun saat membaiat. (Hadis Riwayat Bukhari)
Inilah sebahagian etika pergaulan lelaki dan wanita selain mahram, yang mana apabila
seseorang melanggar semuanya atau sebahagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW; Dari Abu Hurairah .a. dari Rasulullah SAW
bersabda: Sesungguhnya ALLAH menetapkan untuk anak adam bahagiannya dari zina,
yang pasti akan mengenainya. Zina mata dengan memandang, zina lisan dengan
berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan-angan, lalu farji yang akan
membenarkan atau mendustakan semuanya. (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim & Abu
Daud)
Padahal ALLAH SWT telah melarang perbuatan zina dan segala sesuatu yang boleh
mendekati kepada perbuatan zina. Sebagaimana Firman-NYA; Dan janganlah kamu
mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang
buruk. (al-Isra: 32)

4. Keuntungan dan Kerugian dari Pacaran
Keuntungan selalu dinilai dari hasil yang didapat.Tampa hasil berarti bukan berarti
keuntungan.Sedangkan kerugian adalah hasil yang buruk yang ditimbulkan dalam melakukan
suatu usaha maupun tindakan inilah kerugian.Kalau baik dapat berarti keuntungan ,Kalau buruk
tentunya bermakna kerugian.
Pacaran yang dibahas di sini adalah hubungan sebelum menikah. Pacaran sebelum
menikah bermakna sebuah hubungan coba coba yang belum jelas arahnya,dengan tujuan
mengenal pribadi lawan jenisnya.Kadang bukan sekadar mengenal tapi lebih kedalam.
Adapun keuntungan serta kerugian dari pacarn yang dapat kami simpulkan adalah sebagai
berikut.
Keuntungan Pacaran antara lain :
1. Mendapatkan perhatian lebih dari orang lain alias pacar yang kita pacari.
2. Mudah membuang keluhan,unek-unek,alias berbagai curhat permasalahan yang terjadi
dalam hidup kepada pacar kita.
3. Ada pendengar setia di saat senang maupun duka.
4. Ada yang mentraktir baik makan,pulsa,dsb disaat kantong kosong.
5. Tidak akan kesepian diri kita,karena ada yang setia menemani everytime everywhere.
Kerugian Pacaran antara lain :
1. Mengurangi waktu kita,waktu kita 24 jam.Untuk berkomunikasi dengan pacar
membutuhkan waktu -/+ 5 10 jam perhari.
2. Menghambat kerja otak,karena memikirkan satu obyek saja [pacar] akan membuat otak
kita semakin sempit dan dangkal.Belum lagi si pria Playboy
3. Membuat berbohong,jelas sudah daripada aib kita ketahuan ,lebih baik berbohong.
4. Menghabiskan uang,apalagi zaman modern seperti ini.Habis uang pulsa,uang bensin,dan
uang uang lainnya
5. Menghambat cita- cita.Cita-cita di dapat dari suatu imajinasi dalam pikiran kita,jika
pikiran kita sudah berimajinasi kepada pacar,tentunya akan menghambat.
6. Menambah dosa,karena dapat menimbulkan nafsu birahi.
7. Memunculkan fitnah,nanti kalau berduan di dalam rumah.Bisa Digerebek warga..
8. Menambah aib keluarga,jika tidak dapat menjaga nafsu tentunya bisa married accident.
9. Mengulur ulur pernikahan.Sudah tidak heran lagi,karena keasikan pacaran,sehingga
mengulur ulur pernikahan.
10. Dapat menimbulkan efek sakit hati,apabila putus sehingga menimbulkan Mantan
Pacar.Mantan Pacar ini berbahaya ,karena bisa main hati setelah sudah beristri besok.
11. Mengurangi kewibawaan lelaki,memang hanya wanita yang dapat membuat lelaki
luluh.Tapi kalau tidak tepat waktunya,akan menghancurkan lelaki itu sendiri.
5.Dampak positif dan negatif kemesraan dalam pacaran

1.Proses Terangsang & Kepuasaan Wanita dan Pria

Wanita jangan tertipu oleh perasaanmu bahwa engkau tidak apa-apa, engkau tidak
terangsang, engkau lain dengan cowokmu, ketika engkau belum apa-apa, cowokmu
sudah mengelora. Laki-laki sangat mudah terangsang hanya karena punggungnya
tersentuh oleh buah dadamu ketika engkau membonceng dibelakang motornya, atau dia
sekejap saja melihat beberapa bagian tubuhmu, atau ketika tangannya menyentuh
beberapa area wilayahmu. Ketika engkau hanya geli si dia sudah gelisah.

2. Point of No Return'
Ada titik tertentu dimana seseorang terangsang dan tidak mungkin kembali lagi
untuk bisa menguasai dirinya secara normal. Akan muncul rasa gelisah, tidak bisa tidur
dengan tenang. Beberapa orang tidak bisa mengendalikan dan terus melangkah lebih
intim sampai mengalami orgasme atau ejakulasi (pria) walaupun tanpa melakukan
persetubuhan. Beberapa orang tidak bisa meneruskan karena kondisi, tetapi karena telah
mencapai titik ini, maka menyalurkannya melalui onani dan masturbasi setelah pulang
pacaran.
Sering timbul pertengkaran ketika pacaran telah mencapai tahap keintiman dan
mulai melakukan kemesraan semacam ini. Terjadi tarik ulur antara tuntutan, permintaan
dan penolakan. Sering masuk dalam konflik batin bahwa si dia tidak suka, tidak sayang
sama saya, buktinya tidak mau melakukan keintiman yang diinginkan, sedang pihak
lainnya masuk dalam konflik batin bahwa si dia tidak mengasihi saya, tetapi bernafsu
dengan saya.
Setiap orang memiliki tingkat penguasaan diri berbeda-beda, tergantung dengan
jenis kelamin, usia, kedewasaan dan kerohaniannya. Secara umum wanita lebih mampu
menguasai diri dan butuh waktu lebih lama dan terlibat perasaan yang mendalam untuk
mencapai titik ini, sedangkan laki-laki secara umum sangat mudah untuk terangsang dan
mencapai titik ini.

3.Positif dan Negatif Kemesraan dalam Pacaran

Kemesraan, keintiman dalam pacaran diperlukan untuk membedakan dengan
persahabatan. Kemesraan menumbuhkan rasa sangat dekat, intim, rasa diperlukan dan
memerlukan serta memperkuat rasa sayang, rasa cinta satu dengan lain. Keintiman adalah
ungkapan rasa cinta dan sayang secara fisik. Kemesraan membuat hubungan menjadi
istimewa. Kemesraan dalam batas-batas etika dan moral bisa dilakukan dalam
berpacaran.
Sisi negatif yang timbul jika dalam pacaran memfokuskan hal-hal sex dan
bermesraan adalah gejolak perasaan yang kuat, seperti yang dialami Amnon dalam kisah
dengan Tamar, antara cinta dan kesal, senang dan gelisah, sayang dan benci bisa muncul
dengan gelombang yang kuat, yang sebenarnya muncul sebagai dampak psikologis
dicapainya titik Point of No Return yang tidak tersalurkan. Sering pasangan masuk
dalam pertengkaran, kesal, marah-marah dan gejolak emosi bahkan putus pacar.
Banyak laki-laki segera mengambil keputusan bahwa pacarnya bukanlah calon
isteri yang dicarinya, karena dia begitu mudah. Laki-laki ada yang egois dan tetap
mempertahankan ceweknya yang mudah sebagai pacarnya untuk hiburannya, untuk
temannya, tetapi bukan untuk isterinya.

Sisi negatif lainnya dengan sibuk bermesraan dalam pacaran adalah tenggelamnya
issue-issue lain yang seharusnya didiskusikan sebagai persiapan pernikahan, menjadi
tidak terpikirkan, terabaikan, terlupakan, karena memang cinta, sex itu kuat seperti maut.
Makanya Salomo sering menulis; Jangan membangkitkan cinta sebelum waktunya.

Jika hubungan hanya dibangun atas kenikmatan sexual, maka hubungan itu rapuh,
beberapa tahun setelah menikah, ketika kekecewaan, kekesalan, pertengkaran terjadi, saat
itu sex tidak nikmat lagi, membosankan, mencapai kejenuhan, tidak mengairahkan lagi
dan dengan mudahnya akan jatuh cinta, kagum dan simpati dengan orang lain yang
berkarakter, yang memiliki integritas, tujuan hidup mulia.



4. AKIBAT BERPACARAN YANG MELANGGAR RAMBU ETIKA DAN
ETIKET
Bila ajaran agama, etiket dan etika dalam berpacaran dilanggar secara lambat dan
pasti akan berakibat kondisi yang mengerikan. Diantaranya adalah kehamilan akibat
perbuatan hubungan yang terlalu jauh. Kehamilan usia muda sangat menghancurkan
masa depan anak remaja.
Kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita dan spermatozoa
pihak pria. Dan hal itu biasanya didahului oleh hubungan seks. Kehamilan pada remaja
sering disebabkan ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja terhadap proses kehamilan.
Bahaya kehamilan pada remaja:
1. Hancurnya masa depan remaja tersebut.
2. Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan
karena jiwa dan fisiknya belum siap.
3. Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya
karena terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).
4. Pasangan pengantin remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya.
5. Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis
(dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis.
6. Pengguguran kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali
indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan
kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang
mengantar dapat dihukum.
7. Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan
kejiwaan saat ia dewasa.
8. Disamping terjadinya kehamilan yang tidak dikehendaki, seks yang dilakukan
sebelum menikah akan mengandung berbagai masalah antara lain tuntutan suami
akan keperawanan
9. Berbagai penyakit kelamin PMS (Penyakit Menular Seksual) seperti AIDS, sifilis,
gonoroe stress berkepanjangan, kemandulan (karena infeksi) dan lain-lain akan
dapat terjadi.

6. Tips berpacaran yang sesuai etika dan Etiket yang baik

Berkomunikasi dengan sesama manusia tidak akan terlepas dalam melakukan
interaksi dengan lawan jenisnya. Proses interaksi yang lebih lanjut yang diwujudkan
dengan berpacaran merupakan hal yang manusiawi dan baik bagi pengembangan aspek
kematangan emosional remaja itu sendiri.


Hindari Berhubungan fisik lebih jauh. Setelah melalui fase ketertarikan maka
mulailah pada fase saling mengenal lebih jauh alias berpacaran. Saat ini adalah saat
paling tepat untuk mengenal pribadi dari masing-masing pasangan. Sayangnya, tujuan
untuk mengenal pribadi lebih dekat, sering disertai aktivitas seksual yang berlebihan.
Makna pengenalan pribadi berubah menjadi pelampiasan hawa nafsu dari masing-
masing pasangan. Ungkapan kasih sayang tidak seharusnya diwujudkan dalam bentuk
aktivitas seksual.
Saling memberi perhatian.Merancang cita-cita serta membuka diri terhadap
kekurangan masing-masing merupakan bagian penting dalam masa berpacaran.
Aktivitas fisik seperti saling menyentuh, mengungkapkan perasaan kasih sayang
adalah hal tidak terlalu penting, namun sering dianggap sebagai bagian yang indah
dari masa berpacaran. Pada batas-batas tertentu hal ini dapat diterima, namun lebih
dari aktivitas tersebut, apalagi pada hal-hal yang menjurus pada hubungan seksual
tidak dapat diterima oleh norma yang kita anut. Karena justru aktivitas seksual akan
mengotori makna dari pacaran itu sendiri.
No Seks Katakan tidak, jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran
melebihi batas. Terutama bagi remaja putri permintaan seks sebagai bukti cinta,
jangan dipenuhi, karena yang paling rugi adalah pihak wanita. Ingat, sekali wanita
kehilangan kegadisannya, seumur hidup ia akan menderita, karena norma yang dianut
dalam masyarakat kita masih tetap mengagungkan kesucian.
memegang baik ajaran agama. Justru penilaian kepribadian pasangan dapat dinilai
saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal-hal yang melanggar norma-norma yang
dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi pasangan yang baik. Seandainya
iapun menjadi suami atau istri kelak tentunya keinginan untuk melanggar norma-
norma pun selalu ada. Untuk itu, Say Good Bye sajalah! Masih banyak kok pria
dan wanita yang mempunyai iman dan moral yang baik yang kelak dapat membantu
keluarga bahagia.
Kiat Sadar Diri Yang sering terjadi adalah pasangan lepas kendali karena terbuai
aktivitas berpacaran. untuk itu beberapa tips agar tidak terbuai:
o Niatkan bahwa tujuan berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat.
o Hindari tempat yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung aktivitas
seksual.
o Hindari makan makanan yang merangsang sebelum/selama pacaran.
o Hindari bacaan/film porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.
o Jangan dituruti kalau pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan,
sambil mengingatkan bahwa hal itu akan mengotori tujuan dari berpacaran.
Niatkan bahwa tujuan berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat.
Hindari tempat yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung aktivitas seksual.
Hindari makan makanan yang merangsang sebelum/selama pacaran.
Hindari bacaan/film porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.
Jangan dituruti kalau pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan, sambil
mengingatkan bahwa hal itu akan mengotori tujuan dari berpacaran.
Gaya pacaran yang sehat mencakup berbagai unsur yaitu sebagai berikut:
1. Sehat Fisik
Tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Dilarang saling memukul, menampar ataupun
menendang.
2. Sehat Emosional.
Hubungan terjalin dengan baik dan nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Harus
mengenali emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Harus mampu mengungkapkan dan
mengendalikan emosi dengan baik.
3. Sehat Sosial.
Pacaran tidak mengikat, maksudnya hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga
agar tidak merasa asing di lingkungan sendiri. Tidak baik apabila seharian penuh bersama
dengan pacar.
4. Sehat Seksual.
Dalam berpacaran kita harus saling menjaga, yaitu tidak melakukan hal-hal yang
beresiko. Jangan sampai melakukan aktivitas-aktivitas yang beresiko,apalagi melakukan
hubungan seks.
ETIKA DAN ETIKET BERPACARAN YANG BAIK DAN BENAR
Kasihnya bersifat obyektif, dengan memberi apa yang baik dan dibutuhkan dengan tidak
memanipulatif
Ubah rasa cemburu buta menjadi cemburu yang obyektif yang menuntut sesuatu yang
memang sudah menjadi haknya
Pahami cinta romantis menjadi cinta yang realistis, sehingga tidak hanya berkisar pada
hal-hal yang indah dan romantis saja, melainkan realistis sesuai keadaan
Fokus utama pada kegiatan-kegiatan menjadi berpusat pada komunikasi dan dialog,
sehingga dapat lebih mengenal secara pribadi
Pemusatan perhatian dialihkan dari orientasi seksual menjadi orientasi masa depan
Menerapkan dan menjujung tinggi nilai moral, budaya dan agama dalam seluruh aktifitas
berpacaran
Buat kesepakatan dengan pasangan untuk tidak berbuat lebih jauh yang menyimpang dari
agama dan budaya
Menjadikan pacaran menjadi kesempatan yang menarik, kreatif dan menjadi persekutuan
yang baik dalam Tuhan
Hindari situasi dan kondisi yang merangsang dorongan seks seperti tempat gelap dan
sepi, tempat tertutup dan terkunci
Batasi waktu dan frekuensi berpacaran agar tidak terlalu sering



























PENUTUP

1. KESIMPULAN
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki
oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin [1993], etika didefinisikan
sebagai the discipline which can act as the performance index or reference for our control
system.
Contoh pemahaman tentang etika yang dapat kami berikan adalah salah satu nya
mengenai ETIKA DALAM BERPACARAN.
Pacaran merupakan suatu tahap menuju jenjang yang lebih tinggi atau pernikahan, atau
pacaran dapat juga sebagai tahap membentuk pribadi, atau belajar mempelajari sikap lawan jenis,
juga belajar bagaimana dalam menghadapi masalah dalam suatu hubungan, dan bagaimana cara
kita menyelesaikan masalah itu.
Dalam berpacaran juga sangat diperlukan restu orang tua, karena orang tua merupakan
wali Tuhan di dunia dan orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi kita
Pacaran merupakan dua orang dan dua sifat berbeda bertemu menjadi satu, tentu akan banyak
perbedaan, maka sangat diperlukan sikap pengertian. dan apabila terjadi ketidakcocokan sangat
diperlukan rekonsiliasi. tuntutan tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi malah menambah
masalah baru, maka sifat pengertian sangat diperlukan, disamping itu tentu harus ada sikap
kejujuran dan keterbukaan, dan kepercayaan.
Pacaran memang tidak dilarang. Semua agama mengijinkan umatnya melakukan
pacaran.Namun apabila tidak sesuai aturan nilai dan norma yang berlaku,maka wajar bila ada
yang mengatakan bahwa pacaran itu dilarang.
2. SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa disarankan untuk memahami mengenai etika dan melaksanakan
nya dalam kehidupan sehari hari.
2. Mahasiswa disarankan memahami arti dari pacaran yang sesuai dengan etika
3. Mahasiswa disarankan menjalani masa pacaran masing-masing sesuai nilai
dan norma.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.studiokita.net/2010/06/tips-berpacaran-yang-sesuai-etika-dan.html
http://www.gii-usa.org/viewArticle.php?articleId=24
http://proyekaly.wordpress.com/2010/06/16/pengertian-etika-jenis-jenis-etika/






















Study Kasus
Pacaran setahun kandas, pembunuh Ade Sara belum bisa 'move on'


Merdeka.com - Ironis, hubungan yang kandas dan ingin dijalin kembali berujung maut bagi Ade
Sara (19). Mahasiswi jurusan Psikologi Universitas Bunda Mulia (UBM) itu tewas di tangan
Ahmad Imam Al Hafiz (19), yang pernah selama setahun jadi kekasih korban.

Hubungan keduanya diketahui kandas di akhir tahun 2012. "Korban dan pelaku Hafiz berpacaran
sejak tahun 2012 dan putus akhir tahun 2012," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes
Rikwanto , di kantornya, Jumat (7/3).

Usai kandas berpacaran dengan Ade Sara, Hafid pu menjalin hubungan dengan Asyifa
Ramadhani (19) sejak tahun 2013. "Ade Sara, Hafiz dan Asyifa itu satu SMA, yakni SMA 36,"
tuturnya.

Kendati telah mempunyai kekasih baru, rupanya Hafid belum bisa 'move on' untuk melupakan
Ade Sara. "Motif pelaku Hafiz dendam dan kecewa karena Ade Sara sudah tidak mau dihubungi
lagi. Dan setiap diajak ketemuan korban tidak mau," ungkap Rikwanto .

Padahal, lanjutnya, Hafiz bermaksud ingin menjalin kembali hubungan dengan Ade Sara yang
sudah kandas.
"Pelaku Hafiz ingin berpacaran lagi dengan korban sementara korban tidak mau," jelasnya.

Sedangkan, niat jahat pelaku Asyifa yang ingin menghabisi nyawa teman satu almamater di
SMA 36 ini lantaran kekhawatirannya jika Hafiz yang kini pacarnya kembali menjalin hubungan
dengan Ade Sara.

"Sedangkan Asyifa melakukannya karena merasa cemburu dan takut/khawatir bila Hafiz kembali
berpacaran dengan korban," tandasnya.
Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/ganjilnya-cinta-segitiga-hafiz-ade-asyifa-
berujung-pembunuhan.html

Anda mungkin juga menyukai