Anda di halaman 1dari 29

i

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA



JUDUL PROGRAM
Dipo Pure, Alat Pemurni Air dengan Media Membran Reverse Osmosis
sebagai Solusi Penangan Air Rob Masa Kini

BidangKegiatan:
PKM-KC

DiusulkanOleh:

ROQY HEYDAR (21030110130085/ Angkatan 2010)
MUDZOFAR SOFYAN (21030110130074/ Angkatan 2010)
MOHAMMAD MUSLIHUDDIN (21030110130107/ Angkatan 2010)
STEVEN SUHANDONO (21030111130041/ Angkatan 2011)
PRAFITRA ASIH R.S.P. (21030110120038/ Angkatan 2010)








UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
ii

PENGESAHAN PKM-KARSA CIPTA

1. J udul Kegiatan : Dipo Pure, Alat Pemurni Air dengan Media
Membran Reverse Osmosis sebagai Solusi
Penanganan Air Rob Masa Kini

2. Bidang Kegiatan : PKM-KC

3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Roqy Heydar
b. NIM : 21030110130085
c. J urusan : Teknik Kimia
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoro
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : J l. Gusti Putri II nomor 7 Semarang
(024) 6714510/ 085640845971
f. Alamat email : roqy.heydar@yahoo.co.id
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Noer Abyor Handayani, ST., MT.
b. NIDN : 0015018601
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : J l. Tmn Srikaton Selatan No. 27
Purwoyoso/ (024) 7607004
7. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti : Rp10.900.000,00
b. Sumber lain : Rp -
8. J angka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan


i

Ringkasan
Air rob merupakan bencana yang merajalela akhir-akhir ini yang umunya
terjadi di kota besar. Terjadi di kota besar karena adanya dorongan untuk maju
dan mengakibatkan adanya perubahan fungsi lahan yang akhirnya bisa
menimbulkan dampak buruk. Upaya yang telah dilakukan dalam menghadapi
bencana air rob ini hanyalah sebatas penaikaan permukaan tanah yang sepertinya
akan sia-sia pula apabila tanah juga semakin lama semakin turun. Oleh karena itu
harus ada solusi lain yang bisa menanggapi bencana air rob ini. Dipo pure
merupakan salah satu solusinya. Dipo pure ini adalah sebuah alat yang berfungsi
memurnikan air rob menjadi air layak pakai sehingga bisa mengakibatkan
pengurangan pemakaian air tanah yang akhirnya bisa mencegah adanya
penurunan tanah lebih lanjut. Dipo Pure ini menggunakan media membran reverse
osmosis dalam pemurniannya sehingga air hasil dari pemurnian menggunakan
dipo pure ini benar-benar bisa digunakan. Dari analisa laboratorium baik dari
analisa Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Tengah maupun dari laboratorium
Tirta Moedal menunjukkan bahwa air rob tidak layak digunakan maupun
diminum. Dan hingga saat ini, 27 J uni 2014, pengerjaan Dipopure sudah
mencapai 90% dan kegiatan PKM kami baru berjalan berkisar 80%. Tahapan
kami selanutnya adalah menyelesaikan dipopure dan menguji hasil air yang
dihasilkan oleh dipopure














iv

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... ii
RINGKASAN ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 2
1.3 Tujuan ..................................................................................... 3
1.4 Luaran yang Diharapkan.......................................................... 3
1.5 Kegunaan ................................................................................ 3
BAB II. TINJ AUAN PUSTAKA ...................................................... 4
2.1 Banjir Pasang Air Rob ............................................................. 4
2.2 Membran ................................................................................. 5
2.3 Membran Reverse Osmosi ....................................................... 6
BAB III. METODE PELAKSANAAN .............................................. 7
BAB . IV HASIL YANG DICAPAI .................................................. 8
BAB . V RENCANA TAHAP SELANJUTNYA ............................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 9
LAMPIRAN
Penggunaan Dana
Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan






v

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Keadaan Jalan ketika Terjadi Banjir Air Rob ........................ 1
Gambar 2.1 Mekanisme Pemisahan pada Membran ................................ 6
Gambar 3.1 DiagramAlir Metode Pelaksanaan ........................................ 8
Gambar 4.1 (a) tampak depan, (b) tampak belakang Prototype DipoPure . 9




1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kota besar di Indonesia biasanya memiliki jumlah penduduk yang cukup
besar pula. Selain jumlah penduduk yang banyak terdapat pula dorongan untuk
membuat kota semakin maju. Namun langkah untuk membuat kota semakin maju
mengakibatkan perubahan pada kondisi fisik kota salah satunya adalah perubahan
fungsi lahan. Dan hal ini pun juga bisa memberikan dampak yang cukup buruk
bagi lingkungan, mengakibatkan musibah banjir misalnya.
Proses terjadinya banjir sendiri pada dasarnya dikarenakan oleh faktor
antroposentrik, faktor alam dan faktor teknis. Faktor antroposentrik adalah
aktivitas dan perilaku manusia yang lebih cenderung mengakibatkan luasan banjir
semakin meningkat (Setyanto, Heru. 2002).
Salah satu banjir yang terjadi di negara ini adalah bencana banjir air rob.
Bencana banjir ini diakibatkan karena aktivitas dan perilaku manusia yakni
pengambilan air tanah secara besar-besaran. Pemanfaatan air tanah secara besar-
besaran yang tidak diimbangi dengan pengisian kembali air tanah dapat
menyebabkan amblesnya permukaan air tanah dan intruisi air laut (Asdak, 1995).
Dan akibatnya amblesnya permukaan air tanah ini pun juga mengakibatkan
turunnya permukaan tanah dan akhirnya dapat mengakibatkan air laut lebih tinggi
dari permukaan tanah. Hal inilah yang dikenal dengan banjir pasang air laut (rob).

Gambar 1.1 Keadaan J alan ketika Terjadi Banjir Air Rob
Umumnya cara penanggulangan air rob saat ini adalah dengan cara
penaikkan permukaan tanah. Penaikkan permukaan tanah ini tentu membutuhkan
2

dana yang tidak sedikit dan hal ini akan menjadi sia-sia untuk beberapa tahun ke
depan apabila pengambilan air tanah ini masih besar-besaran yang mengakibatkan
permukaan tanah turun lagi.
Berdasarkan masalah yang timbul akibat adanya air rob ini perlu adanya
sebuah solusi yang tidak hanya sekedar menaikkan permukaan tanah saja. Solusi
bisa dialihkan kepada pemanfaatan kembali air rob yang menjadi bencana. Saat
ini teknologi pemurnian air telah berkembang pesat terkait berkembang pula
beberapa sistem pemurnian air seperti teknologi membran. Dalam hal ini,
membran digunakan sebagai alat pemisah zat yang menjadi pengotor dan tidak
diperlukan dalam air bersih yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Teknologi membran juga telah bisa mengubah air laut menjadi air siap pakai
bahkan siap minum. Dipo Pure, dalam desainnya menggunakan membran tipe
reverse osmosis untuk memurnikan air rob yang berasal dari air laut menjadi air
siap pakai untuk kebutuhan masyarakat. Harapannya alat ini dapat di scale up
untuk diaplikasikan dalam pengurangan penggunaan air tanah dan mencegah
adanya penurunan tanah yang bisa mengakibatkan makin parahnya bencana banjir
air rob.
1.2 Perumusan Masalah
Air rob merupakan air yang berasal dari air laut dengan salinitas tinggi yang
menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan masyarakat pesisir. Salah satu
solusi pemanfaatan air rob adalah mengadakan unit desalinasi untuk air tersebut
sebagai usaha pemurniannya agar bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Reverse osmosis adalah metode yang semakin umum untuk desalinasi,
karena konsumsi energi yang relatif rendah. Menurut Asosiasi Desalinasi
Internasional, pada tahun 2011, reverse osmosis digunakan di 66% dari kapasitas
terpasang desalinasi (44,5 dari 67,4 juta m
3
/hari), dan hampir semua unit
desalinasi yang baru (International Desalination Association, 2012).
Dari beberapa indikasi di atas, maka perlu diadakannya unit pemurnian air
robdengan segala perlengkapannya dalam skala prototype.
1.3 Tujuan
Tujuan dari program ini adalah :
3

1. Memurnikan air rob yang mempunyai karakter seperti air laut menjadi
air siap pakai dalam kebutuhan sehari-hari masyrakat.
2. Membuat Dipo Pure, prototypeunit pemurni air dengan bantuan
membran reverse osmosis.
3. Karakterisasi hasil akhir air keluaran Dipo Pure.

1.4 Luaran yang diharapkan
Secara keseluruhan programini akan memberikan luaran penelitian terpadu
antara lain:
1. Prototipe alat penjernih air dengan sistem reverse osmosis dengan
kapasitas 1500 liter/hari dengan nama dipo pure.
2. Data-data teknis eksperimen untuk desain proses
3. Manual prosedur penggunaan dipo pure, alat pemurni air sistemreverse
osmosis.
4. Satu artikel ilmiah publikasi nasional
5. Satu draft usulan paten

1.5 Kegunaan
Manfaat yang dapat diperoleh dengan diterapkannya teknologi penjernihan
air sistem reverse osmosis ini adalah
1. Masyarakat sekitar dapat memanfaatkan teknologi tepat guna dalam
upaya pengolahan air rob menjadi air layak pakai dengan biaya
operasional yang murah dan proses yang sederhana.
2. Dengan adanya teknologi ini dapat memberikan informasi dan pelatihan
bagi masyarakat tentang penggunaan kembali air rob yang sebelumnya
dianggap sebagai musibah berubah menjadi anugerah.
3. Mengurangi ketergantungan masyarakat dengan air tanah yang kadang
kala bisa mati.




4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Banjir Pasang Air Rob
Banjir rob adalah kejadian atau fenomena alam dimana air laut masuk
kewilayah daratan pada waktu permukaan air laut mengalami pasang (Wahyudi,
2007:28). Pasang surut air laut merupakan gejala fisik yang terjadi periode
tertentu dan mempengaruhi daerah pesisir sehingga dapat menyebabkan genangan
bahkan banjir yang pengaruhnya dirasakan langsung oleh masyarakat sampai jauh
masuk kearah hulu dari muara sungai (Rastihat, 2004). Banjir pasang air rob
sering terjadi di berbagai kota di Indonesia. Dampak banjir rob yaitu genangan rob
hingga 2.800-an Ha dan penyebabnya adalah letak topografi yang landai dengan
kemiringan 0 - 2 % dengan sebagian besar wilayahnya hampir sama tingginya
dengan permukaan laut seperti pada kasus di kota Semarang(Bappeda, 2000).
Penyebab lain banjir air rob karena kontur yang relatif datar sehingga
menyulitkan drainase dalam mengalirkan air ke daerah perkotaan. Relief atau
tinggi rendahnya kawasan daratan dan sistem drainase berpengaruh terhadap
daratan dalam terjadinya rob pada saat terjadi pasang naik. Masalah rob dapat
diperparah juga oleh adanya banjir yang diakibatkan oleh air hujan dan banjir
kiriman dari daerah yang lebih tinggi. Sistem drainase yang dioptimalkan menjadi
salah satu solusi bagi kota-kota yang pada daerah tertentu mengalami rob. Genan-
gan rob ini menimbulkan dampak negatif pada penduduk yaitu kerugian harta
benda dan bangunan. Selain itu, banjir rob juga mempengaruhi perekonomian
masyarakat dan pembangunan kota secara keseluruhan(Oktavia,2012). Beban fisik
bangunan dan pengambilan air tanah menyebabkan kondisi tanah mengalami
pemampatan yang dapat dilihat dari subsiden bangunan yang mengakibatkan
turunya permukaan lahan (Setyawan, 2009).
2.2 Membran
Membran adalah lapisan tipis, mempunyai stuktur planar dan merupakan
material yang memisahkan dua lingkungan. Karena membran terletak diantara dua
lingkungan atau dua fasa dan mempunyai volume yang terbatas, maka membran
lebih layak disebut sebagai interphase daripada interface. Membran secara
selektif mengontrol transport massa antara dua fasa atau lingkungan. Membran
5

bertindak sebagai penghalang yang mengijinkan beberapa fluida masuk
sedangkan fluida yang lain tidak. Dalam hal ini, membran bisa digunakan untuk
memisahkan suatu zat di dalam campurannya.
Teknologi pemisahan dengan membran memiliki banyak keunggulan yang
tidak dimiliki oleh metode-metode pemisahan lainnya. Beberapa keuntungan
menggunakan membran sebagai alat pemisah adalah tidak membutuhkan zat
kimia tambahan, konsumsi energi yang rendah, sistem desain yang compact,
ramah lingkungan, mudah dalam instalasi dan operasi, sistem modular, dan
mudah dalam upscaling, downscaling dan melakukan integrasi terhadap proses
lain (Samsudin, 2013).
Ada tiga mekanisme pemisahan yang tergantung pada satu sifat spesifik
komponen untuk dihilangkan secara selektif oleh membrane (Wenten, 2000)
yaitu:
1. Pemisahan berdasarkan perbedaan ukuran. Operasi utamanya antara lain
Microfiltrasi, Ultrafiltrasi, dan dialysis.
2. Pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan dan diffusivitas bahan.
Operasi yang dilakukan biasanya permeasi gas, pervaporasi dan Reverse
Osmosis.
3. Pemisahan berdasarkan perbedaan elektrokimia, dipisahkan dengan
elektrodialisis dan dialysis Donnan.
Proses membran dicirikan bahwa aliran umpan dipilah menjadi dua aliran,
yaitu aliran permeat/filtrat dan aliran retentat/konsentrat. Dua proses pemisahan
Dead-End Filtration dan Crossfloq Filtration digambarkan sebagai berikut:





Gambar 2.1 Mekanisme Pemisahan pada Membran
6

2.3 Membran Reverse Osmosis
Reverse osmosis RO (Osmosis terbalik) adalah suatu metode penyaringan
yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan
dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu
sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut
terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir
ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa
memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari
larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan
ion-ion. Osmosis adalah sebuah fenomena alam yang terjadi dalam sel makhluk
hidup dimana molekul "solvent" (biasanya air) akan mengalir dari daerah
berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran
semipermeabel. Membran semipermeabel ini menunjuk ke membran sel atau
membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran
sel. Gerakan dari "solvent" berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang
tercapai di kedua sisi membran (Crittenden, 2005).
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari
sebuah daerah konsentrasi "solute" tinggi melalui sebuah membran ke sebuah
daerah "solute" rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan
osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah
solusi melalui filter yang menangkap "solute" dari satu sisi dan membiarkan
pendapatan "solvent" murni dari sisi satunya. Proses ini telah digunakan untuk
mengolah air laut untuk mendapatkan air tawar, sejak awal 1970-an (Glater,
1998).
Reverse osmosis adalah metode yang semakin umum untuk desalinasi,
karena konsumsi energi yang relatif rendah. Dalam beberapa tahun terakhir
konsumsi energi telah turun menjadi sekitar 3 kWh/m
3
, dengan pengembangan
perangkat pemulihan energi efisien dan peningkatan bahan membran. Menurut
Asosiasi Desalinasi Internasional, pada tahun 2011, reverse osmosis digunakan di
66% dari kapasitas terpasang desalinasi (44,5 dari 67,4 juta m
3
/hari), dan hampir
semua unit desalinasi yang baru (International Desalination Association, 2012).
7

Unit lain kebanyakan menggunakan metode distilasi termal: Multi efek distilasi
dan flash multi-tahap.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode pelaksanaan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan IKJ P (Indikator
Keberhasilan J angka Pendek) yaitu didapatkan desain alat yang lebih efektif..
Terdapat tujuh tahap pelaksanaan pada program ini, tujuh tahap yaitu:
1. Tahap pertama yaitu survey lokasi air rob, tahap ini bertujuan untuk
mengobservasi air rob yang akan dimurnikan. Observasi air rob bertujuan
untuk mengamati keadaan makro air terhadap segala pengotor yang masih
kasat mata dan untuk meyakinkan air rob memang berasal dari laut.
2. Tahap kedua yaitu analisa awal air rob. Analisa ini terdiri dari analisa kadar
garam, perbandingan air rob dengan air laut, dan meyakinkan apakah air rob
layak untuk dimurnikan dengan sistem pemisahan dengan membran.
3. Tahap ketiga terkait dengan persiapan alat, maka diperlukan survey bahan
pembuat alat, seperti tanki, pipa, pompa dan membran RO sendiri.
4. Tahap keempat adalah pengumpulan alat pada satu tempat (bengkel) untuk
perakitan alat.
5. Tahap kelima adalah perakitan alat.
6. Tahap keenam adalah penerapan alat yang sudah siap ke media sampel air rob
yang telah disediakan.
7. Tahap ketujuh merupakan analisa akhir dari air bersih (murni) yang
dihasilkan dari keluaran akhir alat yang dibuat. Analisa akhir meliputi analisa
kadar garam akhir, dan karakterisasi air. Karakterisasi air bertujuan untuk
menganalisa apakah air yang dihasilkan layak untuk digunakan kebutuhan
sehari-hari.





8
















BAB 4. HASIL YANG DICAPAI
Sampai saat ini progress yang telah kami capai adalah 80%. Dari mulai
survey lokasi air rob, analisa awal air rob, survey bahan untuk pembuatan alat,
pengumpulan Bahan, dan perakitan alat. Kami melakukan Survey lokasi air rob di
area stasiun Tawang, karena di area tersebut sangat sering tergenang air rob.
Menurut hasil Balai Laboraturium Kesehatan J awa Tengah dan analisa
laboratorium PDAM Tirta Moedal menyatakan bahwa air tersebut tidak layak
dipakai maupun diminum. Kami juga telah melakukan Survey bahan unutuk
pembuatan alat dan akhirnya bahan-bahan untuk pembuatan alat kami dapatkan di
Perusahaan Karya Utama Silba yang bertempat di daerah simongan, Semarang.
Proses perakitan alat sudah mencapai 90% seperti yang terlihat pada gambar di
bawah.

Survei Lokasi Air
Rob
Analisa kadar Garam
awal
Perbandingan Air
Rob dengan Air laut
Studi kelayakan
Sistem Pemunian
Air Rob dengan
Membran
Survey Bahan untuk
Pembuatan Alat
Pengumpulan Bahan
Perakitan Alat
Penerapan Alat
Analisa Akhir Air
Rob
Analisa kadar
Garam akhir
(Tahap 1)
(Tahap 2)
(Tahap 3)
(Tahap 4)
(Tahap 5)
(Tahap 6)
(Tahap 7)
Karakterisasi Air
Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Pelaksanaan
Analisa Awal Air
Rob
9


(a) (b)
Gambar 4.1 (a) tampak depan, (b) tampak belakang Prototype DipoPure

BAB 5. RENCANA TAHAP SELANJUTNYA
Tahapan yang akan kami lakukan selanjutnya ialah menyempurnakan alat
kami. Setelah itu kami akan melakukan pengujian alat prototype menggunakan air
rob yang telah kami dapatkan. Hasil filter kemudian akan dianalisakan di Balai
Laboraturium Kesehatan Jawa Tengah dan analisa laboratorium PDAM Tirta
Moedal untuk mengetahui kualitas air hasil filter,
DAFTAR PUSTAKA
Crittenden, J ohn; Trussell, Rhodes; Hand, David; Howe, Kerry and
Tchobanoglous, George. 2005. Water Treatment Principles and Design,
Edition 2. John Wiley and Sons. New J ersey. ISBN 0-471-11018-3
Glater, J . 1998. "The early history of reverse osmosis membrane development".
Desalination 117: 297309. doi:10.1016/S0011-9164(98)00122-2.
International Desalination Association. Yearbook 2012-2013
Samsudin, A.M. 2013. Membrane Separation: Introduction. Teknik Kimia Undip.
Semarang
Wenten, I . G . Wiguna. 2000. Teknologi Membran Industri. ITB. Bandung.
LAMPIRAN
PENGGUNAAN DANA
No. Hari, Tanggal Kegunaan Biaya
1
Minggu, 23
Februari 2014
Konsumsi
Rp 20.000,00

Komunikasi Rp 11.500,00
2
Selasa, 25
Februari 2014
memeriksakan air secara
laboratorium
Rp 31.000,00

Transportasi Rp 10.000,00

Konsumsi Rp 15.000,00

Komunikasi Rp 11.500,00
3
Rabu, 26
Februari 2014
Pemeriksaan kualitas air
secara kimia dan fisika
Rp 132.000,00

Transportasi Rp 15.000,00
4
J umat, 7
Maret 2014
Konsumsi
Rp 21.000,00

Komunikasi Rp 10.000,00
5
Senin, 10
Maret 2014
Pembelian Solder
Rp 45.000,00

Pembelian Lem Rp 8.000,00

Transportasi Rp 10.000,00
6
Kamis, 13
Maret 2014
Transportasi
Rp 20.000,00

Konsumsi Rp 15.000,00
7
Selasa, 18
Maret 2014
Pembelian jerigen
Rp 17.000,00

Transportasi Rp 15.000,00

Konsumsi Rp 15.000,00

Komunikasi Rp 11.500,00
8
Kamis, 20
Maret 2014
Konsumsi
Rp 20.000,00

Pemesanan Zeolit
Aktif,Arang Aktif
Rp 180.000,00

Pembelian Lem Rp 8.000,00
9
J umat, 21
Maret 2014
Pembelian filter aquarium
555, biofoam hitam
Rp 13.500,00

Pembelian sarung tangan,
baume HCl, Soda Api
Rp 34.500,00

Transportasi Rp 15.000,00
10
Senin, 24
Maret 2014
Membeli gelas ukur
plastic, gelas ukur herma,
masker
Rp 116.000,00

Transportasi Rp 10.000,00
11
Rabu, 26
Maret 2014
Pembelian selang dan lem
Rp 17.500,00

Transportasi Rp 10.000,00
12
Kamis, 27
Maret 2014
Konsumsi
Rp 20.000,00

Komunikasi Rp 11.500,00
13
Selasa, 1
April 2014
Pembelian ember cat
Rp 8.000,00

Transportasi Rp 10.000,00
14
Kamis, 3
April 2014
konsumsi
Rp 20.000,00

Komunikasi Rp 21.000,00
15
Sabtu, 5 April
2014
FilterCP B 10" 01 micron
Rp 20.000,00


houing Clear DBR 10" 1/2 Rp 75.000,00


Housing Refill 10 " Rp 25.000,00


Carbon Local Rp 24.000,00


Silica Rp 6.000,00


Zeolite Rp 10.000,00


Naple 1068 Rp 20.000,00


Selang RO 1/4 Rp 30.000,00

Transportasi Rp 15.000,00

Konsumsi Rp 15.000,00
16
Kamis, 10
April 2014
Konsumsi
Rp 20.000,00

Komunikasi Rp 11.500,00
17
Senin, 5 Mei
2014
Pembelian Flash disk
Rp 55.000,00

Pembelian modem Rp 140.000,00

Pembelian nomor modem Rp 50.000,00

Konsumsi Rp 17.550,00

Transportasi Rp 20.000,00
18
J umat, 9 Mei
2014
Pajak / pemotongan
Rp 457.800,00
19
Senin 12 Mei
2014
Konsumsi
Rp 107.000,00
20
Rabu, 14 Mei
2014
Housing Clear DBR 10"
3/4
Rp 150.000,00


Housing Refill 10" Rp 50.000,00


Housing Membran 10" Rp 85.000,00


Bracket House Plastic Rp 12.000,00


Flow Restrictor 400 Rp 55.000,00

Membrane Filmtec 100
gpd
Rp 325.000,00


Naple 1042 Rp 20.000,00


Naple 1048 Rp 40.000,00


Selang RO 1/4 Rp 10.000,00


Pump RO Micron 24V Rp 550.000,00

Fotokopi materi Rp 52.500,00

Konsumsi Rp 9.300,00

Transportasi Rp 10.000,00
21
Sabtu, 17 Mei
2014
Penjilidan untuk monev
Rp 14.000,00


konsumsi Rp 38.000,00
22
Rabu, 21 Mei
2014
Konsumsi
Rp 10.500,00
23
Sabtu, 31 Mei
2014
Fotocopy
Rp 17.800,00


Konsumsi Rp 8.400,00
24
Senin, 2 Juni
2014
Pembelian CLPN17
Rp 90.000,00


Pembelian Container Rp 126.000,00


Konsumsi Rp 9.200,00


Transportasi Rp 10.000,00
25
Selasa, 3 J uni
2014
Pembelian roda
Rp 125.000,00


Konsumsi Rp 9.250,00


Transportasi Rp 15.000,00
26
Rabu, 4 J uni
2014
Pembelian roda
Rp 50.000,00


Pembelian pulsa modem Rp 100.000,00
27
Minggu, 15
J uni 2014
Pembuatan buku mengenai
membran sebagai reffrensi
Rp 613.100,00

Transportasi
Rp 15.000,00
28
Rabu, 18 J uni
2014
Kran Gucci Lidah Blue
Rp 3.000,00


Saklar Double Phillip Rp 20.000,00


Seal Tape Onda Rp 4.000,00


Stecker Single Omi Rp 10.000,00


Stop Kontak Engkel Rp 30.000,00


Kran Backwash RO Rp 300.000,00


Naple 4044 Rp 15.000,00


Naple 7044 Rp 22.500,00


Kran Hasil RO/Kran
Angsa
Rp 125.000,00


Selang RO 1/4 Rp 12.000,00


Pump RO Micron 24V Rp 550.000,00


SDL 1,2" PVC Rp 6.000,00


Kabel Eterna Rp 14.000,00


Jasa Rakit +Almari Rp 750.000,00


Fotocopy Rp 17.500,00


Konsumsi Rp 20.000,00


Pendaftaran PIM UNDIP Rp 15.000,00


Transportasi Rp 70.000,00
29
Kamis, 19
J uni 2014
Fotocopy
Rp 21.300,00


Konsumsi Rp 25.000,00
30
J umat, 20
J uni 2014
Konsumsi
Rp 44.800,00
Total Pemakaian
Dana
Rp 6.755.500,00


BUKTI-BUKTI PENDUKUNG KEGIATAN

Alat penjernih air yang sudah ada yang diterapkan di Desa Bandaharjo,
Semarang



Alat penjernih air yang sudah ada di pasaran

Diskusi mengenai kemajuan PKM

Percobaan alat penjernih air sederhana

Serabut kelapa dalam ember sebagai pembersih kotoran ukuran besar

Penelitian penjernihan air

Dipopure yang 90% jadi



Hasil analisa air yang dilakukan oleh laboratorium PDAM Tirta Moedal

Hasil analisa air yang dilakukan oleh laboratorium Balai Laboratorium
Kesehatan Jawa Tengah











Berbagai Macam Nota

Anda mungkin juga menyukai