Anda di halaman 1dari 15

BAB III

PERANCANGAN TATA LETAK


A. Layout Awal
Objek yang diteliti perancangan tata letaknya adalah warnet Pabrik
PT.Pertani Persero yang terletak di kabupaten sidrap. Secara umum, layout awal
dari warnet PT.Pertani Persero tersebut dapat dijelaskan seperti berikut ini :

1. Secara keseluruhan, Pabrik PT.Pertani Persero mempunyai empat ruangan
khusus dalam menjalankan proses produksinya yaitu Ruanagan Kantor
produksi,ruangan pengoperasian mesin ayak, ruangan pengoperasian mesin
blower dan satu ruangan terbuka untuk menjemur benih.
2. Ruangan kantor produksi berada tepat di tengah-tengah dari lokasi pabrik
yang berfungsi sebagai tempat administrasi dan pemasaran barang-barang
produksinya.
3. Ruangan Tempat Pengoperasian mesin ayak berada di samping kanan dari
lokasi kantor pemasaran yang berfungsi sebagai tempat untuk menghilangkan
kotoran-kotoran gabah.
4. Ruangan tempat Pengoperasian mesin blower juga berada di samping kanan
ruangan pemasaran namum berada di sudut belakang dari lokasi pabrik dan
berdampingan langsung dengan ruangan mesin ayak.
5. Ruangan tempat jemuran berada di sebelah kiri dari lokasi pabrik dan
berdampingan langsung dengan ruangan kantor produksinya.
6. Pada saat proses produksi berlangsung ada dua tempat yang mesti disediakan
yang pertama yaitu proses produksi yang dilakukan dalam ruangan dan yang
kedua diluar ruangan sehingga pengaturan tata letak fasilitasnya saling
berjauhan.Pada dasarnya mesin yang digunakan oleh PT.PERTANI
PERSERO terbilang sangat sederhana karena hanya terdapat mesin ayak dan
mesin blower dalam memproduksinya menjadi sebuah benih atau beras.Dua
alat ini diletakkan secara berdekatan dalam satu ruangan.Namun,dalam
memproduksi benih atau beras.
7. secara garis besarnya,tahap-tahap yang mesti dilalui terdiri dari I nput proses
dan output :
Input
Input disini yaitu gabah atau padi yang akan diolah.
Proses.
1.Membersihkan kotoran gabah dengan menggunakan mesin ayak.
2.Membersihkan gabah dari tangkai-tangkainya dengan menggunakan
mesin blower.
3.Gabah kemudian dikuningkan dengan cara dijemur
Output
Outputnya berupa benih.

Adapun gambar layout saat ini dari Pabrik PT.Pertani Persero tersebut
adalah sebagai berikut :









Gambar Layout Pabrik PT.Pertani Persero







2 1 4

3
BAB IV
PERANCANGAN KEMBALI TATA LETAK

IV.1 Redesign Layout yang Diteliti
Dalam hal ini, untuk membuat kembali perancangan tata letak, maka ada tiga
alternatif yang coba diberikan sebagai solusi dari masalah yang dihadapi Pabrik
PT.Pertani Persero berkaitan dengan tata letak.
1. Alternatif Pertama
Adapun alternatif pertama yang coba diberikan berkaitan dengan redesain
objek yang diteliti adalah sebagai berikut :
a. Pada alternatif pertama ini mesin ayak dan mesin blower diletakkan di
ruangan tepat dibelakang kantor produksi dan diletakkan bersampingan. Hal
ini dilakukan agar mampu mengefisiensikan waktu dan meminimalkan
backtracking.
b. Ruangan tempat jemuran untuk mengkuningkan dan mengeringkan benih
diletakkan bersampingan dengan ruangan mesin blower hal ini dilakukan
karena sesuai dengan proses pengerjaannya setelah benih dibersihkan dengan
menggunakan mesin ayak selanjutnya dilakukan penjemuran benih di ruangan
terbuka sehingga memungkinkan proses produksi berjalan dengan lancar.
c. Jika digambarkan, alternatif pertama dari layout PT.Pertani Persero
berdasarkan penjelasan di atas adalah sebagai berikut :







Gambar Redesain Layout Alternatif I

1
4
2 3

Keterangan :
1. Ruangan Kantor Produksi
2. Ruangan Mesin Ayak
3. Ruangan Mesin Blower
4. Ruangan Jemuran

2. Alternatif Kedua
Adapun alternatif kedua dari perancangan kembali layout pabrik
PT.Pertani Persero tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Ruangan Kantor Produksi diletakkan agak ke samping dari lokasi pabrik
PT.Pertani tetapi Pintu utamanya tetap berada pada bagian depan lokasi
pabriknya sedangkan ruangan mesin ayak dan mesin blower tetap berada di
berdampingan di samping ruangan kantor produksi. Hal ini memungkinkan
agar para karyawan dengan mudah dapat meneliti langsung di ruangan mesin
blower dan mesin ayak sehingga mengurangi waktu non produktif yang
mungkin dapat terjadi.
b. Ruangan tempat jemuran untuk mengkuningkan dan mengeringkan benih
diletakkan bersampingan dengan ruangan mesin blower dan mesin ayak hal ini
dilakukan karena sesuai dengan proses pengerjaannya setelah benih
dibersihkan dengan menggunakan mesin ayak selanjutnya dilakukan
penjemuran benih di ruangan terbuka sehingga memungkinkan proses
produksi berjalan dengan lancar dan mampu mengurangi waktu non produktif.
c. Jika digambarkan, alternatif pertama dari layout PT.Pertani Persero
berdasarkan penjelasan di atas adalah sebagai berikut :







Gambar Redesain Layout Alternatif I I

2
1 4
3
Keterangan :
1. Kantor Produksi
2. Ruangan Mesin Ayak
3. Ruangan Mesin Blower
4. Ruangan Jemuran

3. Alternatif Ketiga
Pada alternatif ketiga dari perancangan kembali tata letak (layout) dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Sebenarnya alternatif ketiga dari perancangan kembali layout tidak terlalu jauh
berbeda dengan alternatif kedua dari redesain layout. Ruangan Kantor Produksi
diletakkan agak ke samping dari lokasi pabrik PT.Pertani tetapi Pintu
utamanya tetap berada pada bagian depan lokasi pabriknya.
b. Yang membedakan antara alternatif kedua dengan alternatif ketiga yaitu
ruangan jemuran berada tepat di samping kantor produksi hal ini di
maksudkan agar mengurangi kebisingan yang mungkin di timbulkan dari
pengoperasian mesin ayak dan mesin blower.
c. Ruangan mesin blower berada di tengah-tengah ruangan mesin ayak dan
ruangan jemuran hal ini bertujuan untuk mengurangi waktu menganggur yang
mungkin terjadi dan sesuai dengan proses pengerjaannya.
d. Berdasarkan penjelasan di atas, maka gambar layout alternatif ketiga dari
perancangan kembali tata letak warnet dapat digambarkan seperti
berikut ini :







Gambar Redesain Layout Alternatif I I I





1 2 3 4
Keterangan :
1. Kantor Produksi
2. Ruangan Mesin Ayak
3. Ruangan Mesin Blower
4. Ruangan Jemuran

IV.2. Activity Relationship Chart (ARC) masing-masing Alternatif Layout
Activity Relationship Chart untuk masing-masing alternatif baik alternatif
I,II, dan III sama dengan ARC pada Lyout awal. Hal ini dikarenakan derajat
keterdekatan dari masing-masing alternatif layout dengan layout awal tidak akan
berubah walaupun telah dilakukan perancangan kembali tata letak. Adapun
Activity Relationship Chart (ARC) dari masing-masing alternatif I, II, dan III
dapat digambarkan pada chart berikut ini :

I.Kantor Produksi U
II.Ruangan Mesin Ayak U
III.Ruangan Mesin Blower
A
IV.Ruangan Jemuran

Gambar Activity Relationship Chart (ARC) Redesain Tata Letak Pabrik
PTPertani Pesero Alternatif I, II, dan III






Adapun keterangan dari derajat hubungan/tingkat kepentingan dari gambar
Activity Relationship Chart (ARC) di atas adalah sebagai berikut :

No. TINGKAT KEPENTINGAN KODE WARNA
1 MUTLAK PENTING A MERAH
2 PENTING TERTENTU E KUNING
3 PENTING I HIJAU
4 BIASA O BIRU
5 TIDAK PENTING U PUTIH
6 TIDAK DIINGINKAN X COKLAT

II.3. Activity Relationship Diagram (ARD) Masing-Masing Alternatif Layout
Sama halnya dengan Activity Relationship Chart (ARC), Activity
Relationship Diagram untuk masing-masing alternatif layout juga sama. Hal ini
dikarenakan tidak ada perubahan dari ARC yang menunjukkan derajat
keterdekatan antar masing-masing fasilitas. Sebelum membuat ARD, terlebih
dahulu data yang diperoleh dari ARC dimasukkan dalam lembaran kerja
(worksheet) seperti berikut ini :


Nomor dan Nama
Fasilitas
Derajat
Keterdekatan
A E I O U X
I
Ruangan Kantor
Produksi IV - - - II,III -
II
Ruangan Mesin
Ayak III - IV - I -
III
Ruangan Mesin
Blower II,IV - - - I

IV Ruangan Jemuran I,III - II - - -

Tabel Lembaran Kerja (Work Sheet) Pembuatan ARDAlernatif Layout I , I I ,
dan I I I

Sehingga Activity Relationship Diagram (ARD) dari masing-masing
alternatif layout I, II, dan III, adalah seperti berikut ini :










Gambar Activity Relationship Diagram (ARD) dari Alternatif Layout I , I I , dan
I I I PT.Pertani Persero
Keterangan :
1. Kantor Produksi
2. Ruangan Mesin Ayak
3. Ruangan Mesin Blower
4. Ruangan Jemuran

II.4. Analisis Masing-Masing Alternatif Layout dan Pemilihan Alternatif
Layout
Adapun analisis dari ketiga alternatif layout yang ditawarkan adalah
sebagai berikut :
a. Pada alternatif pertama ini mesin ayak dan mesin blower diletakkan di
ruangan tepat dibelakang kantor produksi dan diletakkan bersampingan.
Hal ini dilakukan agar mampu mengefisiensikan waktu dan meminimalkan
backtracking.Ruangan tempat jemuran untuk mengkuningkan dan
mengeringkan benih diletakkan bersampingan dengan ruangan mesin
blower hal ini dilakukan karena sesuai dengan proses pengerjaannya
setelah benih dibersihkan dengan menggunakan mesin ayak selanjutnya
I

III
II
IV
dilakukan penjemuran benih di ruangan terbuka sehingga memungkinkan
proses produksi berjalan dengan lancar.
b. Alternatif kedua Ruangan Kantor Produksi diletakkan agak ke samping
dari lokasi pabrik PT.Pertani tetapi Pintu utamanya tetap berada pada
bagian depan lokasi pabriknya sedangkan ruangan mesin ayak dan mesin
blower tetap berada di berdampingan di samping ruangan kantor produksi.
Hal ini memungkinkan agar para karyawan dengan mudah dapat meneliti
langsung di ruangan mesin blower dan mesin ayak sehingga mengurangi
waktu non produktif yang mungkin dapat terjadi.Ruangan tempat jemuran
untuk mengkuningkan dan mengeringkan benih diletakkan bersampingan
dengan ruangan mesin blower dan mesin ayak hal ini dilakukan karena
sesuai dengan proses pengerjaannya setelah benih dibersihkan dengan
menggunakan mesin ayak selanjutnya dilakukan penjemuran benih di
ruangan terbuka sehingga memungkinkan proses produksi berjalan dengan
lancar dan mampu mengurangi waktu non produktif
c. Sebenarnya alternatif ketiga dari perancangan kembali layout tidak terlalu
jauh berbeda dengan alternatif kedua dari redesain layout. Ruangan Kantor
Produksi diletakkan agak ke samping dari lokasi pabrik PT.Pertani tetapi
Pintu utamanya tetap berada pada bagian depan lokasi pabriknya.Yang
membedakan antara alternatif kedua dengan alternatif ketiga yaitu
ruangan jemuran berada tepat di samping kantor produksi hal ini di
maksudkan agar mengurangi kebisingan yang mungkin di timbulkan dari
pengoperasian mesin ayak dan mesin blower. Ruangan mesin blower
berada di tengah-tengah ruangan mesin ayak dan ruangan jemuran hal ini
bertujuan untuk mengurangi waktu menganggur yang mungkin terjadi dan
sesuai dengan proses pengerjaannya.
Berdasarkan analisis masing-masing alternatif layout di atas, maka yang
dipilih adalah alternatif layout III. Hal ini dikarenakan pada alternatif III,
Ruangan Pengoperasian mesin ayak dan mesin blower diletakkan berjauhan
dengan kantor produksi hal ini bertujuan untuk menghindari suara bising yang di
akibatkan suara-suara mesin pada saat proses pengoperasian berlangsung. Selain
itu ruangan mesin ayak telah diletakkan bersampingan dengan ruangan mesin
blower sehingga mampu mengurangi waktu non produktif pada saat proses
pengoperasian berlangsung. Sesuai dengan Proses pengerjaannya alternatif ketiga
ini telah memberikan solusi yang kompleks karena lokasi ruangan tersebut telah
mempertimbangkan juga bagaimana mengefisiensikan waktu dan meminimalkan
backtracking.





















BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout)
dapat didefenisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik
guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan
coba memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau
fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan material,
penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun
permanen, personel pekerja, dan sebagainya.
2. Tujuan dari perancangan tata letak antara lain Memanfaatkan area yang
ada, pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja dan fasilitas produksi
lebih besar, meminimumkan material handling, mengurangi waktu tunggu
dan mengurangi kemacetan, dan lain-lain.
3. Persoalan tata letak antara lain pemindahan bahan (material handling),
penerangan tempat, kebutuhan akan gudang untuk menyimpan bahan atau
produk, dan lain-lain.
4. Secara umum, tata letak produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga
macam yaitu :
a. Tata letak berdasarkan aliran produk (product layout)
b. Tata letak berdasarkan aliran proses (process layout)
c. Tata letak berdasarkan posisi tetap (fixed position layout)
5. Activity Relationship Chart (ARC) dan Activity Relationship Diagram
(ARD) adalah suatu hubungan yang menggambarkan derajat keterdekatan
antara departemen/fasilitas yang ditunjukkan dengan kode huruf dan garis
berwarna.





B. Saran
1. Untuk Laboratorium
Agar tata letak (layout) dari ruang laboratorium PTI dirubah terutama Belt
Conveyor yang diletakkan di depan papan tulis sehingga Belt Conveyor
tersebut sering ditindis yang dapat mempengaruhi kecepatan dari Belt
Conveyor itu sendiri.
2. Untuk Asisten
Karena asistennya sangat baik, maka saya belum memiliki saran kepada
kakak mengenai proses asistensi karena kakak sangat baik kepada
praktikan.

















BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah
Disiplin industri merupakan bagian dari disiplin enjinering yang
didefinisikan sebagai suatu ilmu rekayasa/teknik yang berkaitan dengan
perancangan, perbaikan serta instalasi sistem-sistem yang terintegrasi, yaitu
setiap sistem yang terdiri dari manusia, mesin/peralatan, informasi dan energi.
Industry Engineering memanfaatkan ilmu dan keterampilan tertentu (seperti
matematika, fisika, ilmu-ilmu sosial, prinsip-prinsip, methoda analisa serta
perancangan dalam bidang teknik) untuk menyatakan, memperkirakan serta
mengevaluasi hasil kerja dari sistem terintegrasi di atas. Tidak seperti disiplin
enjinering yang lain, yaitu lebih bersifat product oriented, disiplin Teknik
Industri lebih berorientasi pada menghasilkan proses (process oriented).
Salah satu tahapan penting dalam penyusunan suatu sistem pembuatan
barang dan jasa yaitu perancangan tata letak fasilitas. Tata letak fasilitas
produksi dikatakan sangat berperan penting dalam suatu perusahaan karena
dapat mengoptimumkan hubungan antara para pekerja, aliran bahan, aliran
informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha dengan
baik, ekomonis dan aman.
Masalah penting dalam perencanaan tata letak fasilitas adalah bagaimana
mengatur fasilitas-fasilitas agar diperoleh tata letak efektif sehingga diperoleh
efisiensi yang tinggi dalam pengoperasiannya. Apabila suatu kumpulan
fasilitas tidak memiliki perancangan tata letak fasilitas yang baik maka akan
mempersulit kegiatan produksi atau pelayanan yang pada akhirnya akan
menghambat tahapan proses dari suatu pekerjaan dan akan menghambat dalam
pencapaian suatu tujuan dari usaha tersebut.
Untuk menghindari hal tersebut, tentunya dibutuhkan penataan dan
pengelolaan fasilitas produksi yang tertib dan teratur dengan cara
mengklasifikasikannya menurut sistem tertentu yang disesuaikan dengan
keadaan usaha. Salah satu cara yang dapat dilakukan guna penataan yang baik
adalah dengan cara mendesain ulang (redesign) tataletak fasilitas produksi
atau pelayanan sebelumnya sehingga diperoleh suatu desain baru yang lebih
optimal.
Dalam laporan ini penulis ingin mendesain ulang (redesign) tata letak
fasilitas yang ada pada Kantor Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin. Menurut penulis, kantor jurusan tersebut belum memiliki
penataan fasilitas yang optimal, dikerenakan sering terjadi bottle neck di
beberapa titik di kantor tersebut salah satunya di pintu masuk kantor jurusan
mesin tersebut.

I.2 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan dari praktikum Perancangan Teknik Industri 3 adalah
sebagai berikut:
1. Mengerti konsep perancangan tata letak fasilitas (facility layout design).
2. Mengidentifikasi jenis dan karakteristik tata letak fasilitas pada kantor
jurusan mesin fakultas teknik univesitas hasanuddin.
3. Merancang tata letakfasilitas yang optimal dan menganalisa hasil
rancangan pada kantor jurusan mesin.

I. 3 Batasan Masalah
Dalam laporan ini, penulis membatasi masalah hanya pada
perancangan ulang (redesign) tata letak fasilitas pada pabrik PT.Pertani
Persero sehingga tata letak fasilitas pabriknya tersebut menjadi optimal.
Namun, penulis tidak membahas sampai pada tahap persiapan dan
penginstalasian hasil rancangan.

I.4 Metode Pengambilan Informasi
Adapun metodologi yang digunakan penulis untuk memperoleh data
dan informasi yang diperlukan dalam menyusun laporan ini yaitu:
1. Observasi
Metode ini merupakan suatu bentuk penelitian dimana penulis mengamati
secara langsung ke tempat yang menjadi obyek penelitian untuk
mendapatkan data yang lebih tepatsesuai dengan kebutuhan
2. Penelitian Kepustakaan
Metode ini merupakan studi literatur untuk mencari data atau informasi
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
3. Wawancara
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan opini dari berbagai sudut
pandang yang terkait dengan obyek kajian. Obyek yang menjadi
koresponden antara lain pegawai jurusan, mahasiswa mesin dan dosen
pengajar.

Anda mungkin juga menyukai