invest in
Invest in remarkable indonesia Invest in
remarkable indonesia indonesia
Invest in remarkable indonesia
Invest in remarkable indonesia
Invest in remarkable indonesia
indonesia
Invest in
Invest in remarkable indonesia
Invest in remarkable indonesia
Invest in remarkable indonesia
indonesia
Invest in
Invest in
Invest in
able indonesia Invest
2011 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved
Jakarta, 21 April 2012
Dr. Riyatno, S.H., LL.M.
Kepala Pusat Bantuan Hukum
Badan Koordinasi Penanaman Modal
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
2
Daftar Isi
I. Alasan-Alasan Masuknya Modal Asing dan
Syarat-Syarat Untuk Menarik Modal Asing
II. Iklim Investasi
III. Kinerja Investasi
IV. Kebijakan Penanaman Modal
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
3
I. Alasan-Alasan Masuknya Modal Asing dan Syarat-Syarat
Untuk Menarik Modal Asing
I. ALASAN-ALASAN MASUKNYA MODAL ASING DAN SYARAT-
SYARAT UNTUK MENARIK MODAL ASING
A. Alasan-Alasan Masuknya Modal asing :
- Upah buruh yang murah
- Dekat dengan sumber bahan mentah
- Menemukan pasar baru
- Royalti dari alih teknologi
- Penjualan bahan baku dan suku cadang
- Insentif
-Status khusus negara-negara tertentu dalam
perdagangan internasional
4
B. Syarat-Syarat Untuk Menarik Modal Asing :
1) - Adanya keuntungan ekonomi (economic
opportunity)
2) - Stabilitas politik (political stability)
3) - Kepastian hukum (legal certainty)
5
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
6
II. Iklim Investasi
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
7
Indonesias current position
Investment grade
January
2012
BB +
BB
B
Baa3
Ba1
January 2012
Desember 2011
Iklim Investasi: Kinerja perekonomian Indonesia di mata dunia
o Agen Rating Internasional seperti
Fitch Ratings dan Moody's Investors
Service telah meningkatkan
peringkat Indonesia menjadi
peringkat investasi (Investment
Grade)
o Analis Ekonomi memperkirakan
bahwa S&P akan memasukkan
Indonesia menjadi peringkat
investasi di Semester Pertama
tahun 2012.
o The Japan Credit Rating Agency, Ltd.
(JCR) telah meningkatkan peringkat
Indonesia menjadi peringkat
investasi sejak Juli 2011
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
8
No. Negara
Peringkat (Periode Tahun)
2009-2011 2010-2012
1. China 1 1
2. India 3 2
3. Brazil 4 3
4. USA 2 4
5. Rusia 5 5
6. Mexico 12 6
7. United Kingdoms 6 7
8. Vietnam 11 8
9. Indonesia 9 9
10. Jerman 7 10
11. Thailand n/a 11
12. Polandia 13 12
13. Australia 8 13
14. Perancis 14 14
15. Malaysia n/a 15
16. Jepang n/a 16
17. Kanada 10 17
18. Cili n/a 18
19. Afrika Selatan n/a 19
20. Spanyol n/a 20
Sumber: World Investment Prospects Survey 2010 2012, UNCTAD
Iklim Investasi: Kinerja perekonomian Indonesia di mata dunia
World Investment Prospects Survey 2008 - 2012
the most attractive economies for the location of FDI
Indonesia berada pada peringkat 9
tujuan utama Foreign Direct
Investment (FDI).
Berdasarkan hasil suvei UNCTAD
dengan responden dari para korporat/
eksekutif Transnational Corporation
(TNCs) negara-negara maju dan
berkembang.
UNCTAD beranggotakan 193 negara.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
9
World Economic Forum (WEF)
Sumber: The Global Competitiveness Report 20092010, World Economic Forum Geneva, Switzerland 2010
Global Competitiveness Index (GCI)
20112012 and 20102011
Negara
Peringkat
2010-2011 2011-2012
Swiss 1 1
USA 4 5
Singapura 3 2
Jepang 6 9
Malaysia 26 21
China 27 26
Thailand 38 39
Indonesia 44 46
India 51 56
Brazil 58 53
Rusia 63 66
Vietnam 59 65
Filipina 85 75
Iklim Investasi: Kinerja perekonomian Indonesia di mata dunia
Mengapa Indonesia: Remarkable Indonesia
o Tahun ini, survei GCI diikuti oleh 133
negara. Terdapat sekitar 100 indikator
yang digunakan yang yang direfleksikan
dalam 12 pilar persaingan, diantaranya
institusi, infrastruktur, stabilitas
makroekonomi, kesehatan dan
pendidikan dasar, pendidikan tinggi
danm pelatihan, efisiensi pasar, efisiensi
tenaga kerja, ukuran pasar, efisiensi
bisnis dan inovasi.
o Peringkat Indonesia berdasarkan GCI
lebih baik dibandingkan Brazil, Rusia
dan India.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
10
Iklim Investasi: dunia merangkul kinerja ekonomi Indonesia
0 1 2 3 4
Colombia
Egypt
Turkey
Italy
Russia
Australia
India
Canada
USA
Indonesia
Indonesia adalah tempat terbaik bagi pengusaha untuk memulai usaha
Indeks berasal dari nilai rata-rata (pada skala dari 1 sampai
4) dari empat pertanyaan, yaitu:
Berdasarkan penilaian kreativitas / inovasi di negara sendiri
Kesulitan untuk memulai usaha di negara sendiri
Penilaian orang yang memulai bisnis sendiri
Kemudahan dalam mempraktekan ide-ide bisnis
Supporting New Businesses Index
Mean Index, 2010
Sumber: BBC/Globescan
T
o
p
F
i
v
e
B
o
t
t
o
m
F
i
v
e
Hasil tersebut
berasal dari survei terhadap lebih dari
24.000 orang di seluruh 24 negara.
Survei ini dilakukan untuk BBC World
Service oleh GlobeScan perusahaan
jajak pendapat internasional dengan
Program on International Policy
Attitudes di Universitas Maryland
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
11
Emerging
Markets
12%
Growth
Markets
23%
Developed
Markets
65%
DUNIA
Pertumbuhan pasar
N11
Banglades, Mesir, Iran, Nigeria, Pakistan,
Filipina, Vietnam, Mexico, Korea,
Turki, Indonesia
New Growth Markets dikategorikan terhadap Indonesia bersama-sama dengan negara lain seperti China,
Mexico, Korea, Turki, Brazil, Rusia, India
Mexico
2%
Korea
2% Turki
1%
Indonesia
1%
Brazil
3%
Rusia
3%
India
2%
China
9%
Sumber: GSAM, Jim ONeil Presentation
Iklim Investasi: Klasifikasi negara oleh 2010 GDP Share
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
12
III. Kinerja Investasi
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
13
(Rp Trillion) 2010 2011 2012* 2013* 2014*
TOTAL
(2010-2014)
PMA 147.9 175.2 204.1 272.6 329.0
1,126.4
PMDN 60.6 67.2 79.4 117.7 177.9
502.8
Total Target 208.5 240.0 283.5 390.3 506.9
1,629.2
(US$ 183.1 miliar)
Asumsi : US$ 1 = Rp 8,900,-)
*) Target
Target: Rencana Strategik BKPM 2010-2014
Target Realisasi Investasi (Rp. Trillion)
Total realisasi investasi yang
dapat dicapai pada
2010-2014:
US$ 183.1 Miliar
Source: BKPM
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
14
Singapore
US$ 5.1 M
26.3 %
Japan
US$ 1.5 M
7.8 %
USA
US$ 1.5 M
7.6%
Netherland
US$ 1.4 M
7%
South Korea
US$ 1.2 M
6.3%
Others
US$ 8.8 M
45.1%
5 Besar Peringkat Investasi
(US$ M)
Realisasi Investasi 2011
Total realisasi investasi Januari-Desember 2011 Rp 251.3 trilyun atau 104.7% dari target 2011 (Rp 240.0
trilyun). Dibandingkan periode yang sama tahun 2010 (Rp 208.5 trilyun), meningkat 20.5%.
Sebaran lokasi proyek pada periode Januari sampai dengan Desember tahun 2011 di luar Jawa sebesar Rp 103,2
triliun (41,1%) meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2010 sebesar Rp 68,5 triliun
(32,9%).
Realisasi penyerapan bagi tenaga kerja Indonesia sampai dengan Desember 2011 mencapai 404.039 orang yang
terdiri dari proyek PMDN sebanyak 137.217 orang dan proyek PMA sebanyak 266.822 orang.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
15
Realisasi Investasi : Berdasarkan Sektor dan Lokasi
LIMA BESAR SEKTOR REALISASI PMA LIMA BESAR SEKTOR REALISASI PMDN
1. Transportasi, Gudang dan Komunikasi(US$ 3.8 billion);
2. Pertambangan (US$ 3.6 billion);
3. Listrik, Gas dan Air(US$ 1.9 billion);
4. Industri Logam dasar, Produk Logam, Permesinan dan
Elektronik (US$ 1.8 billion);
5. Industri Kimia Dasar, Produk Kimia dan Farmasi (US$ 1.5
billion).
1. Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 9.4 T);
2. Industri Kertas dan Percetakan (Rp 9.3 T);
3. Listrik, Gas dan Air (Rp 9.1 T);
4. Transportasi, Gudang dan Komunikasi (Rp 8.1 T);
5. Industri Makanan (Rp 8.0 T).
LIMA BESAR LOKASI REALISASI PMA LIMA BESAR LOKASI REALISASI PMDN
1. Jawa Barat (Rp 11.2 T);
2. Jawa Timur (Rp 9.7 T);
3. DKI Jakarta (Rp 9.3 T);
4. Riau (Rp 7.5 trillion);
5. Kalimantan Timur (Rp 6.6 T).
1. DKI Jakarta (US$ 4.8 billion);
2. Jawa Barat (US$ 3.8 billion),
3. Banten (US$ 2.2 billion);
4. Papua (US$ 1.3 billion);
5. Jawa Timur (US$ 1.3 billion).
Sektor:
Lokasi :
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
16
IV. Kebijakan Penanaman Modal Terkini
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
17
Rencana Umum Penanaman Modal
TUJUH ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN
MODAL
1. Perbaikan Iklim Penanaman Modal;
2. Persebaran Penanaman Modal;
3. Fokus Pengembangan Pangan,
Infrastruktur, dan energi;
4. Penanaman Modal yang Berwawasan
Lingkungan(Green Investment);
5. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, dan Koperasi(UMKMK);
6. Pemberian Fasilitas, Kemudahan, dan
Insentif Penanaman Modal; dan
7. PromosiPenanamanModal.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012
Tentang Rencana Umum Penanaman Modal yang
ditandatangani tanggal 17 Februari 2012
RUPM
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
18
PENETAPAN
PEMBERIAN
FASILITAS,
KEMUDAHAN,
DAN INSENTIF
PERTIMBANGAN EKSTERNAL
Strategi negara pesaing, bagaimana
negara lain melakukannya
Intensitas persaingan merebut
Foreign Direct Investment (FDI)
Praktek terbaik internasional
Komitmen internasional
PERTIMBANGAN INTERNAL
Strategi/kebijakan pembangunan
ekonomi dan sektoral;
Kepentingan pengembangan wilayah;
Tujuan pemberian fasilitas,
kemudahan, dan insentif;
Pengaruh (importance) dari sektor
yang bersangkutan dari segi
keterkaitan dengan sektor lain,
besaran sektor secara ekonomi,
penyerapan tenaga kerja;
Sinkronisasi dengan kebijakan lain
yang terkait.
PERLUNYA PEMBERIAN FASILITAS,
KEMUDAHAN, DAN INSENTIF
PRINSIP DASAR
Efisiensi administratif;
Efektif;
Sederhana;
Transparan;
Keadilan;
Perhitungan dampak
ekonomi (analisis B/C).
Jangka waktu
KRITERIA KEGIATAN PENANAMAN MODAL
Pionir;
Prioritas tinggi;
Menyerap banyak tenaga kerja;
Pembangunan infrastruktur;
Melakukan alih teknologi;
Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah
perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu;
Menjaga kelestarian lingkungan hidup;
Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi;
Bermitra dengan UMKMK;
Menggunakan barang modal dalam negeri.
KRITERIA KLASIFIKASI WILAYAH
Wilayah maju;
Wilayah berkembang;
Wilayah tertinggal.
KOMBINASI
FASILITAS,
KEMUDAHAN, DAN
INSENTIF
MENURUT
KEGIATAN
PENANAMAN
MODAL
Pionir;
Prioritas Tinggi.
FASILITAS,
KEMUDAHAN, DAN
INSENTIF
MENURUT
WILAYAH
Wilayah maju;
Wilayah
berkembang;
Wilayah
tertinggal.
Pola Umum Pemberian Fasilitas, Kemudahan, dan/atau Insentif Penanaman
Modal
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
19
Mendorong
kelompok
industri yang
cepat
menghasilkan
bahan baku /
setengah jadi
bagi industri
lainnya,
penunjang
infrastruktur
Quick
Wins and
Low
Hanging
Fruits
Fokus pada
percepatan
pembangunan
infrastruktur
fisik,
diversifikasi
dan konversi
energi serta
peningkatan
kualitas SDM
yang
dibutuhkan
Infra-
struktur
dan
Energi
Pengembangan
industri skala
besar yang
terintegrasi
(upstream ->
downstream)
Industri
Skala
Besar
Pengembangan
investasi
berteknologi
tinggi maupun
inovasi
teknologi tinggi
Know-
ledge
based
Econo-
my
Roadmap Implementasi Penanaman Modal
FASE I FASE II
FASE
III
FASE
IV
2025
Sampai dengan
Catatan : Fase dapat berlangsung secara paralel dan simultan
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
20
Investment Opportunities: Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025
Pada dasarnya, kerangka desain MP3EI
didasarkan pada Inisiatif Strategis sebagai
berikut:
1. Mendorong realisasi investasi skala besar di
22 kegiatan ekonomi utama
2. Sinkronisasi rencana aksi nasional untuk
merevitaliasasi kinerja sektor riil
3. Pengembangan center of excellence di
setiap koridor ekonomi
Strategi Utama MP3EI:
1. Pengembangan Potensi Ekonomi melalui
Koridor Ekonomi
2. Penguatan Konektivitas Nasional
3. Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Nasional
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
21
Sumber: Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian RI, 2011
Sumatera
Corridor
Kalimantan Corridor
Java Corridor
Sulawesi Corridor
Papua
Maluku Corridor
Pendorong Industri
dan Jasa Nasional"
'Pintu Gerbang Pariwisata dan
Pendukung Pangan Nasional''
'Pusat produksi pertanian,
perkebunan, perikanan
nasional''
Sentra Produksi dan
Pengolahan Hasil
Bumi dan Lumbung
Energi Nasional "
Pusat Produksi dan
Pengolahan Hasil
Tambang & Lumbung
Energi Nasional "
Pusat pengembangan
makanan, perikanan
nasional
Bali - Nusa Tenggara
Corridor
Koridor Ekonomi Indonesia
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
22
Investment Opportunities: Kegiatan Ekonomi Utama
Kegiatan Ekonomi Utama Sumatera Java Kalimantan Sulawesi Bali
Nusa Tenggara
Papua Maluku
Islands
Besi Baja
Makanan Minuman
Tekstil
Peralatan transportasi
Perkapalan
Nikel
Tembaga
Bauksit
Kelapa Sawit
Karet
Pertanian Pangan
Pariwisata
Telematika
Batubara
Migas
Jabodetabek Area
KSN Selat sunda
Alutsista
Peternakan
Perkayuan
Kakau
Perikanan
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
23
Ease of Doing
Business
DB 2012
Rank
DB
2011
Rank
Change
in Rank
Doing Business 129 121 -8
Starting a Business 155 155
No
change
Dealing with
Construction
Permits
71 60 -5
Registering Property 99 98 -1
Getting Credit 126 116 -10
Protecting Investors 46 44 -2
Paying Taxes 131 130 -1
Trading Across
Border
39 47 8
Enforcing Contracts 156 154 -2
Closing a Business 146 142 -2
Getting electricity 161 - -
Sumber: IFC, World Bank. (Doing Business Book 2012)
1
4
20
17
20
83
91
98
120
126
129
132
136
0 50 100 150
Singapura
USA
Thailand
Malaysia
Japan
Brunei
China
Vietnam
Rusia
Brazil
Indonesia
India
Filipina
Perbandingan Peringkat Indonesia Dengan Beberapa Negara
Dalam Doing Business Survey 2012
Perbandingan IndikatorIndikator Doing Business
Survey 2011 dan 2012
Doing Business Survey 2012
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
24
Indikator Indonesia Singapura Malaysia Thailand Laos Vietnam Brunei
Jumlah hari 45 3 6 29 93 44 101
Jumlah prosedur 8 3 4 5 7 9 15
Biaya yang dikeluarkan
(%)
17,9 0,7 16,4 6,2 7,6 10,6 11,8
Jumlah modal awal
(dana deposit) yang
dimiliki sebelum
pendaftaran (%)
46,6 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Perbandingan Indikator Penilaian Starting a Business Doing Business Survey 2012
di Beberapa Negara
Indikator Penilaian Starting a Business
Berdasarkan survey IFC, untuk masing-masing item penilaian starting a business, prosedur yang diterapkan di Indonesia antara
lain jumlah prosedur yang diterapkan sebanyak 8 prosedur dengan total hari penyelesaian sebanyak 45 hari, besar biaya yang
dikeluarkan sebesar 17,9% dari Pendapatan Per Kapita, dan minimal awal sebelum pendaftaran sebesar 46,6% dari Pendapatan Per
Kapita.
Berdasarkan survei IFC, Indonesia jauh tertinggal dengan Thailand dan Malaysia yang berhasil meningkatkan ranking starting a
businessnya. Thailand berhasil naik sebanyak 19 peringkat, dari sebelumnya rangking 97 menjadi ranking 78. Yang dilakukan
Thailand adalah mempersingkat hari penyelesaian dari sebelumnya 32 hari menjadi 29 hari. Sedangkan Malaysia berhasil naik
sebanyak 61 peringkat, dari sebelumnya ranking 111 menjadi ranking 50. Hal yang dilakukan oleh Malaysia adalah mempersingkat
jumlah prosedur yang ada menjadi hanya 4 prosedur dan mempercepat waktu penyelesaian dari sebelumnya 17 hari menjadi 6 hari.
Untuk negara-negara dengan peringkat lebih tinggi dari Indonesia, tidak ada minimal modal awal yang harus disetor investor, hal ini
berbeda jauh dengan Indonesia dimana investor harus memiliki minimal modal awal, yaitu menurut survei IFC Tahun 2012 adalah
46,6% dari Pendapatan Per Kapita.
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
25
Keterangan
Didukung oleh KemenPAN & RB
Bekerjasama dengan KPPOD
sebagai pelaksana survei
Doing Business di Indonesia 2010:
Laporan pertama dalam seri
Memperbandingkan 14 Kota
Diluncurkan Desember 2009
Doing Business di Indonesia 2012
20 Kota : Kota-kota yang disurvei di DB
di Indonesia 2010 Plus Batam, Jambi,
Gorontalo, Mataram, Medan, Pontianak
Diluncurkan akhir Januari 2012
Kota
Kemudahan
Dalam Pendirian
Usaha
(Starting a
Business)
Kemudahan Dalam
Pengurusan Izin - Izin
Mendirikan Bangunan
(Dealing with construction
permit)
Kemudahan
Dalam
Pendaftaran
Properti
(Registering
property)
Balikpapan 8 8 14
Banda Aceh 6 10 8
Bandung 5 3 1
Denpasar 10 11 8
Jakarta 7 13 2
Makasar 9 2 10
Manado 14 12 3
Palangkaraya 3 3 5
Palembang 4 6 6
Pekanbaru 11 7 4
Semarang 13 5 11
Surabaya 11 14 6
Surakarta 2 9 13
Yogyakarta 1 1 12
Perbandingan Indikator Penilaian
Sub National Doing Business Survey 2010 & 2012 di Beberapa Daerah di Indonesia
Data diambil dari Doing Business di Indonesia 2010
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
26
Indikator Kinerja Indonesia Secara
Global di DB2010
(diwakili oleh Jakarta)
Kota dengan kinerja terbaik
di Indonesia
Praktek Lokal Terbaik Peringkat Global Rank
(183 perekonomian)
Bagaimana prestasi kota-
kota di Indonesia jika
dibandingkan secara
global
Jumlah prosedur untuk
mengurus perizinan untuk
mendirikan bangunan
14 prosedur Yogyakarta 8 prosedur 5
Hari untuk mengurus
perizinan untuk mendirikan
bangunan
160 hari Makassar 56 hari 9
Hari untuk mendaftarkan
properti
22 hari Manado 12 hari 24
Biaya untuk mengurus
perizinan untuk mendirikan
bangunan
194,8 % pendapatan per
kapita
Semarang 107,6 % pendapatan per
kapita
78
Jumlah prosedur untuk
mendirikan usaha
9 prosedur Yogyakarta, Palangka Raya,
Surakarta
8 prosedur 93
Hari untuk mendirikan
usaha
60 hari Yogyakarta, Bandung 43 hari 143
Doing Business in Indonesia 2012 kembali akan mengidentifikasi praktik-praktik terpuji di Indonesia termasuk
reformasi-reformasi yang telah berjalan sejak 2009
Doing Business Survey 2012
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
27
Langkah-Langkah yang telah ditempuh Pemerintah Indonesia untuk perbaikan
Doing Business 2012
Starting a
Business
Registering
Property
Getting Credit
Paying Taxes
Enforcing
Contract &
Closing a
Business
Standard Operating Procedure pelayanan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar
Perusahaan (TDP) selama 3 hari, nantinya akan dimasukkan dalam revisi Peraturan Gubernur DKI
Jakarta No. 53. (sudah diperkenalkan per 1 Juni 2011).
Telah berkurang 1 prosedur dari semula 6 prosedur menjadi 5 prosedur saja dan waktu
pengurusan dari 21 hari menjadi 20 hari.
Di tahun 2011 BI berencana menerbitkan ketentuan yang mengatur perizinan, pengaturan, dan
pengawasan Biro Kredit Swasta .
Dalam rangka mendukung kemudahan akses masyarakat untuk memperoleh kredit, BI telah
mengeluarkan beberapa kebijakan yang tercakup dalam Paket Kebijakan Desember 2010, a.l.:
Penerapan standar operasi administrasi sekuritisasi kredit pemilikan rumah.
Wajib Pajak (WP) dengan kriteria tertentu dapat menyampaikan 1 (satu) Surat Pemberitahuan
Masa saja yang meliputi beberapa Masa Pajak sekaligus. WP tersebut meliputi WP usaha kecil atau
WP di daerah tertentu sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 182/PMK.03/2007 Tahun 2007.
Berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU), gugatan wanprestasi diselesaikan paling lama 6 bulan (Surat Edaran MA RI No.
6/1994), sedangkan untuk kepailitan disidangkan paling lama 60 hari kalender. PKPU yang
dimohonkan oleh kreditur, disidangkan paling lama 20 hari, sedangkan PKPU yang dimohonkan
oleh debitur, 3 hari sudah diputus.
Pengadilan Niaga juga dapat mengadili gugatan atas merk, hak cipta, paten dengan waktu yang
relatif singkat. Gugatan kepailitan dan lain-lain, 7 hari kerja sudah harus diputuskan.
Usaha Pemerintah Dalam Mempercepat Memulai Usaha
Starting a Business
Sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri
Perdagangan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kepala BKPM tentang Percepatan
Pelayanan Perizinan dan Non perizinan untuk Memulai Usaha.
28
No. Prosedur
Waktu
Penyelesaian
(Time to complete)
Biaya
(Cost to complete)
Keterangan
1 Persetujuan penggunaan nama
perusahaan
8 hari Rp. 200.000,- (PNBP) Masing-masing
telah ada peratuan
pelaksanaannya,
seperti pelimpahan
SIUP dari Dinas
Perdagangan DKI
Jakarta ke Badan
Penanaman Modal
dan Promosi
(BPMP) DKI
Jakarta, namun
perlu dimonitor
secara intens
implementasinya di
lapangan dan
kesesuaiannya
dengan Peraturan
Bersama.
2 Penandatanganan akta
pendirian perusahaan (notaris)
Rp 2.526.816,-
3 Pengesahan status badan
hukum perseroan &
pengumuman di Tambahan
Berita Negara
Total Rp 1.550.000 yang terdiri
dari Rp 1.000.000 (pengesahan
akta) + Rp 550.000 (penerbitan di
TBNRI)
4 Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) dan Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (NPPKP)
1 hari Tidak ada biaya
5 Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP)
3 hari
(simultan)
Tidak ada biaya untuk SIUP baru
6 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Tidak ada biaya untuk TDP baru
7 Pendaftaran wajib lapor
ketenagakerjaan di instansi
setempat
5 hari
(simultan)
Tidak ada biaya
8 Pendaftaran kepesertaan dlm
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek)
Tidak ada biaya
Total 17 hari Rp. 4.276. 816,-
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
29
POLICIES SUPPORTING INVESTMENT COMPETITIVENESS
INSENTIF FISKAL
1. Tax Holiday
2. Tax Allowences
3. Fasilitas Impor Mesin, Barang Modal dan Bahan
4. Insentif Lainnya
INSENTIF NON FISKAL
1. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
2. Sistem Pelayanan Informasi Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE)
DAFTAR NEGATIF INVESTASI (DNI)
Kebijakan Penanaman Modal
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
30
NO SEKTOR LEBIH TERBUKA LEBIH KETAT
1. Agriculture - 2
2. Forestry 1 -
3. Maritime and Fishery 1 -
4. Energy and Mineral Resources 1 -
5. Industry 2 3
6. Public Works 1 -
7. Trade 1 -
8. Culture and Tourism 17* 1
9. Transportation 4* 1
10. Communication and
Information
2 2
11. Manpower and Transmigration 2 -
12. Health 8* -
13. Security - 1
Total 40 10
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha
Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di
Bidang Penanaman Modal.
Ada sekitar 40 sektor usaha yang terbuka untuk investor dan 10 sektor
usaha yang lebih ketat. Format lampiran baru DNI lebih memperjelas peraturan
dan bidang usaha yang terkait dengan investasi, meningkatkan daya tarik investasi
sehingga lebih mudah dipahami oleh investors/stakeholders.
DAFTAR NEGATIF INVESTASI
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
31
Salah satu contoh lampiran DNI
No. Bidang Usaha KBLI
Persyaratan Uraian Persyaratan
Keterangan
a b c d e f g h i j c d e
1.
Jasa Bisnis/
Jasa
Konsultansi
Konstruksi:
- Jasa
Rekayasa
Desain
Konstruksi
untuk
Pondasi dan
Struktur
Bangunan
- Jasa
Rekayasa
selama
Konstruksi
untuk
Pekerjaan
Teknik Sipil
7110
0
7110
0
-
-
-
- -
-
-
-
-
Maksimal
55%
-
-
a. Dicadangkan untuk Usaha
Mikro, Kecil, Menengah dan
Koperasi
b. Kemitraan
c. Kepemilikan modal asing
d. Lokasi tertentu
e. Perizinan Khusus
f. Modal dalam negeri 100%
g. Kepemilikan modal asing serta
lokasi
h. Perizinan khusus dan
kepemilikan modal asing
i. Modal dalam negeri 100% dan
perizinan khusus
j. Persyaratan kepemilikan modal
asing dan/atau lokasi bagi
penanaman modal dari negara-
negara ASEAN
DAFTAR NEGATIF INVESTASI (Lanjutan...)
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
32
Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, PMK No. 130/PMK.011/2011 yang
dikeluarkan pada 15 Agustus tahun 2011.
Fasilitas yang diberikan:
Pembebasan pajak 5 - 10 tahun setelah perusahaan /proyek mulai produksi
komersial (100 realisasi% & memiliki IUT).
Setelah periode ini, wajib pajak dapat diberikan pengurangan PPh 50% dari
PPh terutang selama 2 tahun setelah masa bebas pajak (tarif PPh 12,5%
selama 2 tahun).
Lima sektor prioritas:
1. Logam dasar;
2. Kilang minyak bumi dan / atau bahan kimia organik dasar berasal dari minyak
bumi dan gas alam;
3. Mesin industri,
4. Industri sumber daya terbarukan, dan
5. Industri peralatan telekomunikasi.
Syarat :
Minimum investasi Rp. 1 triliun, berbentuk badan hukum Indonesia yang telah
ditetapkan setidaknya 12 bulan sebelum PMK Tax Holiday dikeluarkan, dan harus
deposit minimal 10% dari investasi di perbankan Indonesia.
INSENTIF FISKAL
TAX HOLIDAY
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
33
Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang Usaha Tertentu
dan/atau di Daerah Tertentu
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 1 Tahun 2007 jo No. 62 Tahun 2008 jo
No. 52 Tahun 2011
Fasilitas yang diberikan:
Pengurangan pendapatan bersih 30% dari total investasi, dibebankan dalam 6
tahun dengan masing-masing 5% per tahun.
Pembebanan biaya penyusutan dan amortisasi yang dipercepat (bangunan
dan non-bangunan)
Kompensasi kerugian diperpanjang dari 5 tahun menjadi paling lama 10
tahun.
Ketentuan khusus dalam PP No. 52 Tahun 2011:
Fasilitas ini juga dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak yang telah mendapat izin
penanaman modal sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini sepanjang:
a. Memiliki rencana penanaman modal paling sedikit Rp1 Triliun; dan
b. Belum beroperasi secara komersial pada saat PP 52/2011 diundangkan.
TAX
ALLOWANCE
INSENTIF FISKAL
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
34
Fasilitas PPh PP 1/2007 PP 62/2008 PP 52/2011
Lampiran I 53 67 52
Lampiran II 19 34 77
Jumlah 72 101 129
Penyesuaian bidang usaha dan daerah tertentu dilakukan dengan memperhatikan:
Mendukung hilirisasi;
Mendukung Kebijakan Industri Nasional dan MP3EI;
Pengembangan di wilayah Indonesia Bagian Timur, antara lain:
Industri Garam di Nusa Tenggara Timur
Industri Ingot Kuningan, Ingot Alumunium, Ingot Tembaga, dan Logam Dasar Bukan Besi
Lainnya di Kalimantan, Papua, Maluku, dan Sulawesi.
Pengembangan UMKM melalui usaha kemitraan dengan usaha yang mendapat fasilitas.
Perkembangan Jumlah Bidang Usaha dan Daerah Tertentu Penerima Fasilitas
Tax Allowance
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
35
Pembebasan bea masuk atas impor mesin, barang dan bahan untuk
pembangunan atau pengembangan industri dalam rangka penanaman modal
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.011/2009
Diberikan kepada industri yang menghasilkan barang dan industri yang
menghasilkan jasa.
Pembebasan bea masuk diberikan sepanjang mesin, barang dan bahan
tersebut :
a. Belum diproduksi di dalam negeri;
b. Sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi
yang dibutuhkan; atau
c. Sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi
kebutuhan industri
Daftar Industri Jasa yang mendapat Fasilitas Pembebasan Bea Masuk:
1. Pariwisata dan Kebudayaan
2. Transportasi/Perhubungan (untuk Jasa Transportasi Publik)
3. Pelayanan Kesehatan Publik
4. Pertambangan
5. Konstruksi
6. Industri Telekomunikasi
7. Kepelabuhan
IMPOR
BARANG
MODAL
INSENTIF FISKAL
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
36
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008
tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan
Penanaman Modal di Daerah.
Pemberian insentif dapat berbentuk:
a. pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah;
b. pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi daerah;
c. pemberian dana stimulan; dan/atau
d. pemberian bantuan modal.
Pemberian kemudahan dapat berbentuk:
a. penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal;
b. penyediaan sarana dan prasarana;
c. penyediaan lahan atau lokasi;
d. pemberian bantuan teknis; dan/atau
e. percepatan pemberian perizinan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2007.
Pengurangan tarif pajak penghasilan 5% dari tingkat tertinggi (dari
25% 20%) apabila jumlah kepemilikan saham publiknya 40%
(empat puluh persen) atau lebih dari keseluruhan saham yang
disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga
ratus) Pihak.
PENGURANGAN
TARIF PPh
INSENTIF
LAINNYA
INSENTIF FISKAL
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
37
Pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan
nonperizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga
atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan yang proses
pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen
yang dilakukan dalam satu tempat.
PTSP
Permohonan
Proses Izin/non-izin
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
INSENTIF NON FISKAL
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
38
PUSAT
PROVINSI
KAB/KOTA
PENYELENGGARA
PELIMPAHAN/PENDELEGASIAN
KEWENANGAN SELURUH IZIN
PENANAMAN MODAL
TINGKAT
BKPM
Perangkat Daerah
Provinsi bidang
Penanaman Modal
(PDPPM)
Perangkat Daerah
Kab/Kota bidang
Penanaman Modal
(PDKPM)
Menteri/Kepala
LPNK
Gubernur
Bupati/Walikota
Mekanisme Pelimpahan/Pendelegasian
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
39
1. Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi
2. Menteri Hukum & HAM
1. Menteri Pekerjaan Umum
2. Menteri Pertanian
3. Menteri Perindustrian
4. Menteri Perdagangan
5. Menteri Keuangan
6. Menteri Kebudayaan & Pariwisata
7. Menteri Kesehatan
8. Menteri Perhubungan
9. Menteri Perumahan Rakyat
10. Menteri Komunikasi & Informatika
11. Menteri Kelautan & Perikanan
12. Menteri Kehutanan
13. Mentri ESDM
14. Menteri Pendidikan Nasional
15. Kapolri
Tindak Lanjut Pelaksanaan Perpres No. 27/2009
TELAH ADA PENDELEGASIAN/PELIMPAHAN WEWENANG PEMBERIAN PERIZINAN DAN
NONPERIZINAN DARI 14 MENTERI DAN KAPOLRI KEPADA KEPALA BKPM, YAITU:
PENEMPATAN PEJABAT TEKNIS DI BKPM DARI:
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
40
Di tingkat provinsi:
1. Gubernur segera menetapkan PDPPM sebagai penyelenggara fungsi PTSP di bidang
penanaman modal;
2. Gubernur segera melimpahkan sepenuhnya kewenangan pemberian perizinan dan
nonperizinan di bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan pemerintah
provinsi kepada PDPPM;
3. Gubernur menetapkan PDPPM sebagai lembaga pelaksana SPIPISE;
4. Bagi provinsi yang sudah terbentuk PPTSP yang terpisah dengan PDPPM dan telah
menerima pelimpahan kewenangan pemberian pelayanan penanaman modal, agar
Gubernur segera menetapkan PPTSP sebagai lembaga pelaksana SPIPISE.
Di tingkat kabupaten/kota:
1. Bupati/Walikota segera melimpahkan sepenuhnya kewenangan pemberian pelayanan
perizinan dan nonperizinan di bidang penanaman modal yang menjadi urusanpemerintah
kabupaten/kota kepada PPTSP ;
2. Bupati/Walikota segera menetapkan PPTSP sebagai lembaga pelaksana SPIPISE.
Dalam rangka optimalisasi dan efektifitas pelayanan penanaman modal, PDPPM dan PPTSP di
kabupaten/kota harus didukung ketersedian Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara
Elektronik (SPIPISE), yang diintegrasikan dengan SPIPISE yang berada di BKPM, maka:
Surat Edaran Bersama (SEB) No. 570/3727A/SJ, No. SE/ 08/M.PAN-RB/9/2010, No.
12 Tahun 2010 perihal Sinkronisasi Pelaksanaan Pelayanan Penanaman Modal di
Daerah (15 September 2010), antara Mendagri, Menpan dan RB dan Ka BKPM
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
41
Dari 33 Provinsi and
497 Kabupaten/Kota
di Indonesia.
33 Provinsi
362 Kabupaten/kota
Telah membentuk PTSP
Dari PTSP yang telah terbentuk,
33 PTSP Provinsi dan
265 PTSP Kab/Kota
(229 Kabupaten dan 36 Kota)
Telah memenuhi kualifikasi
nasional
Seluruh 33 Provinsi and 90
Kabupaten/Kota telah
terintegrasi dengan Sistem
Pelayanan Informasi Perizinan
Investasi Secara Elektronik
(SPIPISE)
Sampai Maret 2012, 46 PTSP telah menggunakan Online System
(SPIPISE) untuk melakukan pelayanan perizinan
20 PTSP Provinsi
26 PTSP Kab/Kota
Notes:
Masih ada 13 PTSP Provinsi dan 64 PTSP Kab/Kota yang
belum memanfaatkan Online System (SPIPISE) untuk
melakukan pelayanan perizinan
15 PTSP Kab/Kota menyatakan siap untuk menggunakan
online system (SPIPISE) pada tahun 2012
PTSP
SPIPISE
Perkembangan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Implementasi Sistem
Pelayanan Informasi Perizinan Investasi Secara Elektronik
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
42
Standard Operating Procedure (SOP)
Jenis Perizinan
SOP (Jumlah Hari Kerja)
1 2 3 4 5 6 7
Pendaftaran Penanaman Modal
Izin Prinsip Penanaman Modal
Izin Perluasan Penanaman Modal
Izin Prinsip Perubahan
Izin Kantor Perwakilan Perusahaan Asing (KPPA)
Izin Usaha
Izin Usaha Perluasan
Izin Usaha Penggabungan Perusahaan/Merger
Izin Usaha Perubahan
Angka Pengenal Importir-Produsen (API-P)
SP Fasilitas Pembebasan Bea Masuk
SP Fasilitas PPh Badan
SP Fasilitas Tax Holiday
THANK YOU
Invest in...
2011 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved
CONTACT US
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM)
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190
P.O. Box 3186, Indonesia
P : +62 21 5292 1334
F : +62 21 5264 211
E : info@bkpm.go.id
International Representatives Office