Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

1. Definisi Zakat
2. Hukum Zakat
3. Penerima Zakat
4. Macam-macam Zakat
5. Zakat Harta (Mal)
1. Syarat Harta yang Wajib Dizakati
2. Jenis Harta yang Wajib Dizakati
1. Zakat Emas Perak
2. Zakat Pertanian dan Perkebunan
a. Zakat Hasil Pertanian Makanan Pokok
b. Zakat Hasil Pertanian Bukan Makanan Pokok
c. Perbedaan Ulama tentang Hasil Pertanian yang Wajib Zakat
d. Status Zakat Hasil Pertanian dari Tanah Sewa
e. Zakat Hasil Pertanian Bagi Hasil (Joint Venture)
3. Zakat Perdagangan
4. Zakat Tambang
5. Zakat Hewan Ternak
6. Zakat Profesi
6. Cara Menghitung Zakat
1. Cara Menghitung Zakat Emas dan Perak
2. Cara Menghitung Zakat Perniagaan
3. Cara Menghitung Zakat Profesi
1. Cara Bayar Zakat Profesi Bulanan
2. Cara Bayar Zakat Profesi Tahunan (Haul)
7. Zakat Fitrah
1. Bacaan Niat Zakat Fitrah
2. Bacaan Doa Penerima Zakat Fitrah
3. Orang Yang Wajib Zakat Fitrah
4. Waktu Bayar Zakat Fitrah
5. Dalil Dasar Zakat Fitrah
8. Zakat Bukan Pajak

















DEFINISI ZAKAT

Zakat adalah pemberian sebagian dari harta yang telah ditetapkan oleh agama kepada yang
berhak menerimanya

HUKUM ZAKAT

Hukum zakat adalah wajib. Baik zakat mal maupun zakat fitrah. Dalilnya adalah sebagai berikut:

1. Dalil Quran
Artinya : Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat. (QS Al-Baqarah 2:43; 110; Al-Bayyinah 98:5).

2. Dalil adits:



Artinya : Islam itu didirikan atas lima ; bersaksi bahwa tiada Tuhan sekain Allah dan Muhammad itu
utusan Allah, mendirikan shalat, Membayar zakat, menunaikan haji ke baitullah dan berpuasa di bulan
Ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim)

PENERIMA ZAKAT

Sahabat Bina Dhuafa Indonesia, inilah beberapa orang yang berhak menerima zakat 8 Asnaf Zakat
Allah SWT berfirman, Sesungguhnya zakat-zakat ini, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
untuk orang-orang yang berhutang, untuk di jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana. (At-Taubah:60).
Ibnu Katsir r.a. ketika menafsirkan ayat ini dalam kitab tafsirnya II: 364 mengatakan, Tatkala Allah
SWT menyebutkan penentangan orang-orang munafik yang bodoh itu atas penjelasan Nabi saw. dan
mereka mengecam Rasulullah mengenai pembagian zakat, maka kemudian Allah SWT menerangkan
dengan gamblang bahwa Dialah yang membaginya. Dialah yang menetapkan ketentuannya, dan Dialah
pula yang memproses ketentuan-ketentuan zakat itu, sendirian, tanpa campur tangan siapapun. Dia
tidak pernah menyerahkan masalah pembagian ini kepada siapapun selain Dia. Maka Dia membagi-
bagikannya kepada orang-orang yang telah disebutkan dalam ayat di atas :
Apakah Delapan Golongan Ini Harus Mendapatkan Bagian Semua ?
Pakar tafsir kenamaan Ibnu Katsir menegaskan bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai
delapan kelompok ini, apakah mereka harus mendapatkan bagian semua, ataukah boleh diberikan
kepada sebagian di antara mereka ? Dalam hal ini, ada dua pendapat :
Pendapat pertama, mengatakan bahwa zakat itu harus dibagikan kepada semua delapan kelompok itu.
Ini adalah pendapat Imam SyafiI dan sejumlah ulama yang lain.
Pendapat kedua, menyatakan bahwa tidak harus dibagikan kepada mereka semua, boleh saja,
dibagikan pada satu kelompok saja diantara mereka, seluruh zakat diberikan kepada kelompok tersebut,
walaupun ada kelompok-kelompok yang lain. Ini adalah pendapat Imam Malik dan sejumlah ulama
salaf dan khalaf, di antara mereka ialah Umar bin Khatab, Hudzifah Ibnul Yaman, Ibnu Abbas
AbulAliyah, Said bin Jubair, Maimun bin Mahcar, Ibnu Jarir mengatakan, Ini adalah pendapat
mayoritas ahli ilmu. Oleh karena itu, penulis, (Abdul Azhim bin Badawi) menyebutkan semua
kelompok yang berhak menerima zakat di sini hanyalah untuk menjelaskan pengertian masing-masing
kelompok, bukan karena keharusan memberikan zakat itu kepada semuanya.
Imam Ibnu Katsir mengatakan, bahwa ia akan menyebutkan hadits hadits yang bertalian dengan
masing-masing dari delapan kelompok kita:

Kelompok pertama ; Orang-orang fakir
Dari Abdullah Ibnu Umar bin al-Ash r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, Zakat tidak halal
bagi orang yang kaya dan tidak (pula) bagi orang yang sehat dan kuat, (Shahih : Shahihul Jami no:
7251, Tirmidzi II: 81 no: 647, Aunul Mabud V:42 no:1618, dan Abu Hurairah meriwayatkannya lihat
Ibnu Majah I:589 no: 1839 dan Nasai V:39).
Dari Ubaidillah bin Adi bin al-Khiyar r.a. bahwa ada dua orang sahabat mengabarkan kepadanya
bahwa mereka berdua pernah menemui Nabi saw. meminta zakat kepadanya, maka Rasulullah
memperhatikan mereka berdua dengan seksama dan Rasulullah mendapatkan mereka sebagai orang-
orang yang gagah. Kemudian Rasulullah bersabda, Jika kamu berdua mau, akan saya beri, tetapi
(sesungguhnya) orang yang kaya dan orang yang kuat berusaha tidak mempunyai bagian untuk
menerima zakat, (Shahih : Shahih Abu Daud no: 1438, Aunul Mabud V: 41 serta Nasai V:99).
Kelompok kedua; Orang-Orang Miskin
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, Orang miskin itu bukanlah mereka
yang berkeliling minta-minta agar diberi sesuap dua suap makanan dan satu biji kurma, (Kemudian)
para sahabat bertanya, Ya Rasulullah, (kalau begitu) siapa yang dimaksud orang miskin itu? Jawab
Beliau,Salah mereka yang yang hidupnya tidak berkecukupan dan dia tidak punya kepandaian untuk
itu, lalau diberi shadaqah, dan mereka tidak mau minta-minta kepada orang lain. (Muttafaqun
alaih:Muslim II : 719 no:1039 dan lafadz baginya, Fathul Bari III : 341 no: 1479, Nasai V:85 dan Abu
Daud V:39 no: 1615).
Kelompok ketiga: Para Amil Zakat
Mereka adalah orang-orang yang bertugas menarik dan mengumpulkan zakat. Mereka berhak
mendapatkan bagian dari zakat, namun mereka tidak boleh berasal dari kalangan kerabat Rasulullah
saw. yang haram menerima zakat. Hal ini ditegaskan oleh hadits shahih riwayat Imam Muslim dan
lain-lain :
Dari Abdul Mutthalib bin Rabiah al arits bahwa ia pernah berangkat di Fadhl bin al Abbas
r.a. menghadap Rasulullah saw. lalu memohon kepada beliau agar mereka diangkat sebagai penarik dan
pengumpul zakat. Maka (kepada mereka). Beliau bersabda, Sesungguhnya zakat itu tidak halal bagi
keluarga Muhammad dan tidak (pula) bagi keluarga Muhammad; karena zakat itu adalah kotoran
(untuk mensucikan diri) manusia. (Shahih ; Shahihul Jami no:1664, Muslim II : 752 no:1072, Aunul
Mabud VIII: 205.(Imam Nawawi berkata, Mana AUSAKUN NAAS ialah zakat itu sebagai
pembersih harta benda dan jiwa mereka, sebagaimana yang ditegaskan Allah Taala, Pungutlah
sebagian dari harta benda mereka sebagai zakat yang mensucikan mereka dan membersihkan (jiwa)
mereka. Jadi zakat adalah pembersih kotoran. Lihat Syarah Muslim VII:251).
Kelompok keempat : Orang-orang Muallaf
Kelompok muallaf ini terbagi menjadi beberapa bagian.
1.Orang yang diberi sebagian zakat agar kemudian memeluk Islam. Sebagai misal Nabi saw. pernah
memberi Shafwan bin Umayyah sebagian dari hasil rampasan perang Hunain, dimana waktu itu ia ikut
berperang bersama kaum Muslimin:
Nabi saw. selalu memberi kepada hingga beliau menjadi orang yang paling kucintai, setelah
sebelumnya beliau menjadi orang yang paling kubenci. (Shahih : Mukhtashar Muslim no: 1558,
Muslim II:754 no:168 dan 1072, Aunul Mabud VIII: 205-208 no: 2969, dan Nasai V:105-106).
2.Golongan orang yang diberi zakat dengan harapan agar keislamannya kian baik dan hatinya semakin
mantap.
Seperti pada waktu perang Hunain juga,ada sekelompok prajurit beserta pemukanya diberi seratus unta,
kemudian Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya aku benar-benar memberi zakat kepada seorang
laki-laki, walaupun selain dia lebih kucintai daripadanya (laki-laki tersebut) karena khawatir Allah
akan mencampakkannya ke (jurang) neraka Jahanam. (Muttafaqun alaih : Fathul Bari I: 79 no:27,
Muslim I:132 no:150, Aunul Mabud XII : 440 no:4659, dan Nasai VIII:103).
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan dari Abu Said r.a. bahwa Ali r.a. pernah diutus
menghadap kepada Nabi saw. dari Yaman dengan membawa emas yang masih berdebu, lalu dibagi
oleh beliau saw. kepada empat orang (pertama) al-Aqra bin abis, (kedua) Uyainah bin Badr, (ketiga)
Alqamah bin Alatsah, dan (keempat) Zaid al-Khair, lalu Rasulullah bersabda, Aku menarik hati
mereka. (Muttafaqun alaih : Fathul Bari III: 67 no:4351, Muslim II:741 no:1064, Aunul Mabud
XIII : 109 no:4738).
3.Bagian ini ialah orang-orang muallaf yang diberi zakat lantaran rekan-rekan mereka yang masih
diharapkan juga memeluk Islam.
4.Mereka yang mendapat bagian zakat agar menarik zakat dari rekan-rekannya, atau agar membantu
ikut mengamankan kaum Muslimin yang sedang bertugas di daerah perbatasan. Wallahu alam.
Apakah muallaf sepeninggal Nabi saw. masih berhak mendapatkan bagian dari zakat ?
Ibnu Katsir r.a. mengatakan bahwa dalam hal ini ada perbedaan pendapat di kalangan ulama bahwa
para muallaf tidak usah diberi bagian dari zakat setelah beliau wafat, karena Allah telah memperkuat
agama Islam dan para pemeluknya serta telah memberi kedudukan yang kuat kepada mereka di bumi
dan telah menjadikan hamba-hambaNya tunduk pada mereka (kaum muslimin).
Kelompok yang lain berpendapat, bahwa para muallaf itu tetap harus diberi, karena Rasulullah saw.
pernah memberi mereka zakat setelah penaklukan kota Mekkah dan penaklukan Hawazin, zakat ini
kadang-kadang amat dibutuhkan oleh mereka, sehingga mereka harus mendapat alokasi bagian dari
zakat.
Kelompok kelima :Untuk memerdekakan Budak
Diriwayatkan dari al-Hasan al-Bashri, Muqatil bin ayyan, Umar bin Abdul Aziz, Said bin Jubair, an-
Nakhai, az-Zuhri, Ibnu Zaid bahwa yang dimaksud riqab, bentuk jama dari raqabah budak belian
ialah hamba mukatab (hama yang telah menyatakan perjanjian dengan tuannya bilamana sanggup
menghasilkan harta dengan nilai tertentu dia akan dimerdekakan, pent). Diriwayatkan juga pendapat
yang semisal dengan pendapat tersebut dari Abu Musa al-Asyari, dan ini adalah pendapat Imam
Syafii dan al-Lain.
Ibnu Abbas dan al-asan berkata, Tidak mengapa memerdekakan budak belian dengan uang
dari zakat. Ini juga menjadi pendapat Mazhab Imam Ahmad, Imam Malik, dan Imam Ishaq. Yaitu
bahwa kata riqab lebih menyeluruh mananya daripada sekedar memberi zakat kepada hamba mukatab,
atau sekedar membeli budak lalu dimerdekakan.
Ada banyak hadits yang menerangkan besarnya pahala memerdekakan budak, dan Allah SWT untuk
setiap anggota badan budak tersebut memerdekakan satu anggota badan orang yang memerdekakannya
dari api neraka, sampai untuk kemaluan sang budak Allah memerdekakan kemaluan orang yang
memerdekakannya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits berikut :
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa yang telah
memerdekakan seorang budak mukmin, niscaya Allah dengan setiap anggota badannya akan
membebaskannya anggota badan (orang yang memerdekakannya) dari api neraka, hingga orang itu
memerdekakan (masalah) kemaluan dengan kemaluan. (Shahih : Shahihul Jamius Shaghir no:6051,
Tirmidzi III:49 no: 1581).
Hal itu tidak lain, karena balasan suatu amal perbuatan sejenis dengan amal yang dilakukannya. Allah
berfirman, Dan kamu tidak diberi pembalasan, melainkan apa yang telah kamu lakukan. (QS.ash-
Shaffat.39).
Kelompok keenam: Orang-orang yang Berhutang
Mereka terbagi menjadi beberapa bagian : Pertama, orang yang mempunyai tanggungan atau
dia menjamin suatu hutang lalu menjadi wajib baginya untuk melunasinya kemudian meludeskan
seluruh hartanya karena hutang tersebut; kedua, orang yang bangkrut; ketiga, orang yang berhutang
untuk menutupi hutangnya; dan keempat, orang yang berlumuran maksiat, lalu bertaubat. Maka mereka
semua layak menerima bagian dari zakat.
Dasar yang menjadikan pijakan untuk masalah ini ialah hadits dari Qubaishah bin Mukhariq al-
Hilali r.a. ia berkata, Aku pernah mempunyai tanggungan (untuk mendamaikan dua pihak yang
bersengketa), kemudian aku datang kepada Rasulullah saw. menanyakan perihal beban tanggungan itu.
Maka Beliau bersabda, Tegakkanlah, hingga datang zakat untuk kuberikan kepadamu! Rasulullah
saw. melanjutkan sabdanya, Ya Qubaishah sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi
tiga golongan: (Pertama) orang-orang yang memikul beban untuk mendamaikan dua pihak yang
bersengketa, maka dihalalkan baginya meminta, sampai berhasil mendapatkannya, sehingga berhenti
memintanya. (Kedua), orang yang tertimpa kebingungan yang sangat, karena rusaknya harta bendanya,
maka kepadanya dihalalkan meminta zakat, sehingga ia mendapatkan kekuatan untuk menutupi
kebutuhan hidupnya. (Ketiga), orang yang mendapatkan kesulitan hidup hingga tiga orang dari pemuka
kaumnya berdiri (lalu bertutur), bahwa kesulitan hidup telah menimpa si fulan, maka baginya
dihalalkan meminta hingga mempunyai kekuatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka tidak
ada hak bagi selain yang tiga kelompok itu untuk meminta wahai Qubaishah! (Shahih : Mukhtashar
Muslim no: 568, Muslim II: 722 no:1044, Aunul Mabud V:49 no: 1624, dan Nasai V:96).
Kelompok ketujuh : fi sabilillah ialah para mujahid sukarelawan yang tidak memiliki bagian atau gaji
yang tetap dari kas negara.
Menurut Imam Ahmad, al-Hasan al-Bashri dan Ishaq bahwa menunaikan ibadah haji termasuk fi
sabilillah. Menurut hemat penulis Syaikh Abdul Azhim bin Badawi, tiga imam itu mendasarkan
pendapatnya pada hadits berikut :
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bermaksud hendak menunaikan ibadah
haji. Lalu ada seorang wanita berkata kepada suaminya (tolong) hajikanlah aku bersama Rasulullah
saw. Maka jawabnya, Aku tidak punya biaya untuk menghajikanmu. Ia berkata (lagi) kepada
suaminya, (Tolong) hajikanlah diriku dengan biaya dari menjual untamu (yang berasal dari zakat) si
fulan itu. Maka jawabnya, Itu diperuntukkan fi sabilillah Azza Wa Jalla. Kemudian sang suami
datang menghadap Rasulullah saw. lalu bertutur, (Ya Rasulullah), sesungguhnya isteriku
menyampaikan salam kepadamu; dan ia meminta kepadaku agar ia bisa menunaikan ibadah haji
bersamamu. Ia mengatakan, kepadaku, (Tolong) hajikanlah aku dengan biaya dari hasil menjual
untamu (yang berasal dari zakat) si fulan itu, Lalu saya jawab, Itu diperuntukkan fi sabilillah, Maka
Rasulullah saw. bersabda, Ketahuilah sesungguhnya, kalau engkau menghajikannya dengan biaya
berasal dari hasil tersebut, berarti fi sabilillah juga). (Hasan Shahih : Shahih Abu Daud no : 1753,
Aunul Mabud V:465 no : 1974, Mustadrak akim I: 183, dan Baihaqi VI: 164).
Kelompok kedelapan : Ibnu Sabil
Adalah seorang yang musafir melintas di suatu negeri tanpa membawa bekal yang cukup untuk
kepentingan perjalanannya, maka dia pantas mendapat alokasi dari bagian zakat yang cukup hingga
kembali ke negerinya sendiri, meskipun ia seorang yang mempunyai harta.
Demikian juga hukum yang diterapkan kepada orang yang mengadakan safar dari negerinya ke
negeri orang dan dia ia tidak membawa bekal sedikitpun, maka ia berhak diberi bagian dari zakat yang
sekiranya cukup untuk pulang dan pergi. Adapun dalilnya ialah ayat enam puluh surah at-Taubah dan
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Ibnu Majah.
Dari Mamar dari Yasid bin Aslam, dari Atha bin Yassar dari Abi Said r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
Zakat tidak halal bagi orang yang kaya, kecuali bagi lima (kelompok): (pertama) orang kaya yang menjadi
amil zakat, (kedua) orang kaya yang membeli barang zakat dengan harta pribadinya, (ketiga) orang yang
berutang; (keempat) orang kaya yang ikut berperang di jalan Allah, (kelima) orang miskin yang mendapat
bagian zakat, lalu dihadiahkannya kembali kepada orang kaya, (Shahih: Shahihul Jamius Shaghir no: 7250,
Aunul Mabud V : 44 no : 1619, dan Ibnu Majah I: 590 no :1841).

MACAM-MACAM ZAKAT

Zakat ada dua macam yaitu zakat harta (mal) dan zakat fitrah.

Zakat harta (mal) adalah zakat yang wajib dikeluarkan dari harta seorang muslim apabila sudah
mencapai jumlah tertentu (nishab).

Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan seorang Muslim menjelang hari raya Idul Fitri pada
bulan Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram/3,5 liter makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan.


ZAKAT HARTA (MAL)

Zakat harta (mal) adalah zakat yang wajib dikeluarkan dari harta seorang muslim ap`bila sudah
mencapai jumlah tertentu (nishab).




SYARAT HARTA YANG WAJIB DIZAKATI

1. Milik penuh
2. Harta yang dapat berkembang
3. Sampai nishab (ambang batas minimal).
4. Melebihi kebutuhan pokok.
5. Bebas dari hutang.
6. Sampai haul (satu tahun) atau setelah panen untuk zakat pertanian.


JENIS HARTA YANG WAJIB DIZAKATI

Harta yang wajib dizakati apabila mencapai nishab (ambang batas minimum) adalah:

1. Emas dan Perak (At-Taubah 9:34)
2. Hasil Pertanian (Al-An'am 6:141)
3. Aset Perdagangan (Al-Baqarah 2:267)
4. Hasil yang dikeluarkan dari bumi (barang tambang)
5. Binatang ternak.
6. Zakat Profesi.


ZAKAT EMAS DAN PERAK

Nishab (ambang batas minimal) emas, perak dan uang yang wajib dizakati dan jumlah zakat adalah
sebagai berikut:

1. Emas : 85 gram emas murni atau 20 dinar.
2. Perak : 672 gram atau 200 dirham.
3. Uang tunai, tabungan, cek, saham, surat berharga, dan lain-lain, berpedoman pada nishab emas dan
perak

Jumlah: Zakat yang harus dikeluarkan adalah 2 1/2 % atau 2.5 persen.
Waktu: Zakat dikeluarkan apabila harta sudah mencapai setahun (haul).


ZAKAT HASIL PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Ada dua macam hasil pertanian. Yaitu, (a) makanan pokok seperti beras, gandum, jagung, kurma,
anggur dan lain-lain; dan (b) bukan makanan pokok seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daun, bunga,
dll.

a. ZAKAT PERTANIAN MAKANAN POKOK

Hasil pertanian makanan pokok seperti beras dan gandum adalah sebagai berikut:

Nishab: 5 wasaq yang setara dengan 652,8 kg atau 653 kg gabah kering atau 520 Kg beras.
Waktu mengeluarkan zakat: setelah panen.

Jumlah zakat yang harus dikeluarkan:

a. 1/10 atau 10% apabila disiram air hujan/mata air/sungai.
b. 1/20 atau 5% apabila pemeliharaannya menelan biaya pengairan seperti pakai pompa diesel, dll.

Cara menghitung zakat:

Pertama, biaya pupuk, insektisida, dan biaya lain selain pengairan diambilkan dari hasil panen.
Apabila hasil bersih mencapai 653 kg gabah kering/520 kg beras, maka berarti sudah wajib zakat.

Kedua, zakatnya hasil bersih panen x 5% apabila pengairan memakan biaya. Hasil bersih panen x 10%
apabila pengairan tidak memakan biaya seperti dengan air hujan, sungai, dll.


b. ZAKAT PERTANIAN BUKAN MAKANAN POKOK

Zakat hasil pertanian yang bukan makanan pokok adalah sebagai berikut:

Nishabnya disetarakan dengan harga nishab dari makanan pokok yang paling umum di daerah (negeri)
tersebut. Dalam konteks Indonesia itu berarti beras.
Jadi, nishabnya = seharga 653 kg gabah kering/520 kg beras.

Cara menghitung zakat:

Pertama, biaya pupuk, insektisida, pekerja dan biaya lain selain pengairan diambilkan dari hasil
panen. Apabila hasil bersih mencapai senilai 653 kg gabah kering/520 kg beras, maka berarti sudah
wajib zakat.

Kedua, jumlah zakatnya adalah hasil bersih panen x 5% apabila pengairan memakan biaya. Hasil bersih
panen x 10% apabila pengairan tidak memakan biaya seperti dengan air hujan, sungai, dll.


d. PERBEDAAN ULAMA TENTANG HASIL PERTANIAN YANG WAJIB DIZAKATI

Terdapat perbedaan ulama tentang apa saja dari hasil pertanian dan perkebunan yang wajib dizakati.
Yang secara singkat dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Gandum (hintah- riays) nial sinej mudnag ,( - aynniales ,gnugaj nad ruggna ,amrok ,(
tidak wajib zakat. Ini pendapat Musa bin Thalhah, al-Hasan, Ibnu Sirin, dan ulama terdahulu
(salaf/mutaqaddimin) lain.

b. Bahan makanan pokok, dapat disimpan dan dikeringkan seperti gandum, jagung, beras dan
sejenisnya. Selain itu, tidak wajib dizakati. Ini pendapat madzhab Syafi'i dan Maliki.

c. Seluruh hasil pertanian dan perkebunan yang dapat ditimbang atau ditakar, tahan lama, dan dapat
dikeringkan, baik berupa bahan makanan pokok seperti gandum, beras, jagung dan sebagainya maupun
berupa kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang kedele, kacang polong dan sebagainya, atau
berupa bumbu-bumbuan seperti jintan putih, atau biji-bijian seperti biji kol dan sebagainya. Adapun
sayur mayur tidak wajib dizakati karena tidak dapat ditimbang atau ditakar dan bukan biji-bijian. Ini
pendapat Madzhab Hanbali.

d. Semua hasil pertanian atau perkebunan wajib dikeluarkan zakatnya 10% atau 5% apabila dikerjakan
dengan tujuan untuk keperluan produksi. Baik itu makanan pokok, biji-bijian, sayur-sayuran, yang
sengaja ditanam. Ini pendapat madzhab Hanafi.

Catatan penting: seandainya hasil pertanian Anda termasuk jenis yang tidak wajib zakat menurut
sebagian pendapat di atas, dan Anda mengikuti pendapat itu, Anda tetap berkewajiban zakat dari jalur
lain, yaitu zakat emas perak yang senilai 85kg emas dan waktu pembayaran apabila sudah mencapai
setahun (haul).


d. STATUS ZAKAT HASIL PERTANIAN DARI TANAH SEWA

Menurut Jumhur (mayoritas ulama fiqih), penyewa adalah pihak yang berkewajiban membayar zakat
dari hasil pertanian. Bukan yang punya tanah. Walaupun ada pendapat dalam madzhab Hanafi yang
menyatakan sebaliknya. Yakni, bahwa pemilik tanah yang harus bayar zakat.


e. ZAKAT HASIL PERTANIAN BAGI HASIL (SYIRKAH, KONGSI, JOINT VENTURE)

Apabila hasil pertanian berasal dari usaha lebih dari satu orang (dua orang atau lebih) yang dikenal
dengan usaha kongsi/akad syirkah/joint venture, maka pelaku usaha tidak wajib mengeluarkan zakat
kecuali setelah hasil bersih penghasilan telah mencapai nishab (ambang minimal wajib zakat) untuk
masing-masing musytarik (pelaku bagi hasil).

Contoh, hasil bersih panen di sawah yang berasal dari akad kongsi antara A dan B adalah 1306 kg,
setelah dibagi dua maka masing-masing memperoleh 653 kg (berarti mencapai nishab), maka keduanya
harus mengeluarkan zakat. Kalau umpama hasil total panen senilai 1000 kg beras, setelah dibagi dua
ternyata masing-masing mendapatkan 500 kg beras, maka tidak wajib zakat karena tidak mencapai
nishab.


ZAKAT PERDAGANGAN/PERNIAGAAN

Syarat-syaratnya

1. Berbentuk suatu usaha yang terikat dengan adanya jual beli.
2. Ada usaha untuk memperoleh untung atau laba.
3.Nishab dan kadarnya
Nishabnya berpedoman pada emas (85 gr) yang dihitung dari modal + laba. Kadar zakat yang harus
dikeluarkan sebanyak 2 1/2-nya.


ZAKAT PERTAMBANGAN

Bentuk : semua hasil tambang yang berharga baik padat maupun cair.
Nishab dan kadar barang tambang adalah berpedoman kepada nishab emas.
Jumlah zakat yang harus dikeluarkan:
- 2 1/2 %, jika diperoleh dengan mencurahkan tenaga dan biaya.
- 20% (1/5) jika diperoleh dengan tidak menelan biaya dan banyak tenaga.


ZAKAT HEWAN TERNAK

a. Sapi, Kerbau dan Kuda

Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi. Perincian nishab dan zakatnya adalah sebagai
berikut:

30 ekor : 1 ekor berumur 1 - 2 tahun.
40 ekor : 1 ekor berumur 2 - 3 tahun.
60 ekor : 2 ekor berumur 1 -2 tahun.
70 ekor : 1 ekor berumur 1 -2 tahun dan 1 ekor berumur 2 - 3 tahun.

b. Kambing/domba

Nishab kambing dan zakatnya adalah sebagai berikut:

40 sampai dengan 120 ekor : 1 ekor .
121 sampai dengan 200 ekor : 2 ekor.
201 sampai dengan 399 ekor : 3 ekor.
400 sampai dengan 499 ekor : 4 ekor.
500 sampai dengan 599 ekor : 5 ekor.
Dan seterusnya.

c. Ternak Unggas(ayam,bebek,burung,dll) dan Perikanan

Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 85 gram emas.
Jumlah zakat: 2,5 %

d. Unta

Rinciannya nishab unta dan zakatnya adalah sebagai berikut:

5-9 ekor zakatnya 1 ekor kambing/domba. Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur
satu tahun atau lebih.
10-14 ekor zakatnya 2 ekor kambing/domba
15-19 ekor zakatnya 3 ekor kambing/domba
20-24 ekor zakatnya 4 ekor kambing/domba
25-35 ekor zakatnya 1 ekor unta bintu Makhad. Yaitu, Unta betina umur 1 tahun sempurna, masuk
tahun ke-2
36-45 ekor zakatnya 1 ekor unta bintu Labun. Yaitu, Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3.
45-60 ekor zakatnya 1 ekor unta Hiqah. Yaitu, Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4.
61-75 ekor zakatnya 1 ekor unta Jadz'ah. Yaitu, Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5
76-90 ekor zakatnya 2 ekor unta bintu Labun. Yaitu, Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3.
91-120 ekor zakatnya 2 ekor unta Hiqah. Yaitu, Unta betina umur 3 tahun sempurna, masuk tahun ke-4.


ZAKAT PROFESI ATAU HONOR GAJI BULANAN

(a) Batas minimum (nisab) untuk gaji yang harus dizakati adalah senilai 85 gram emas atau 595 gram
perak.
(b) Harta tersebut harus sampai 1 tahun (haul)
(c) Jumlah yang wajib dikeluarkan adalah 2.5 atau 2 1/2 %, dengan berpedoman pada harga emas pada
saat wajib mengeluarkan zakat.
Misalnya, hari ini 20 Juni 2013 harga emas adalah Rp. 428.000/gram maka nisah gaji yang harus
dizakati apabila mencapai Rp. 428.000 x 85 = Rp. 36.380.000 (tiga puluh enam juta tiga ratus delapan
puluh ribu)
(d) Penghitungan zakat memakai bulan Qomariyah Hijriyah. Bukan Masehi.
(e) Gaji yang dihitung zakat adalah yang tidak terpakai untuk keperluan sehari-hari.


CARA MENGHITUNG ZAKAT

Seperti disinggung di muka, harta wajib dizakati apabila (a) mencapai nishab atau batas minimum yaitu
85 gram emas; dan (b) mencapai satu tahun (haul). Zakat ternak dan pertanian sudah cukup jelas cara
mengeluarkan zakatnya. Yang agak rumit adalah cara menghitung zakat emas perak dan perdagangan.

a. Cara Menghitung Zakat Emas dan Perak

Contoh :
Seseorang memiliki simpanan harta sebagai berikut :

Tabungan: Rp 5 juta
Uang tunai (di luar kebutuhan pokok): Rp 2 juta
Perhiasan emas (berbagai bentuk): 100 gram
Utang yang harus dibayar (jatuh tempo): Rp 1.5 juta

Dengan demikian jumlah harta orang tersebut, sbb :
1.Tabungan: Rp 5.000.000
2.Uang tunai: Rp 2.000.000
2.Perhiasan (10-60) gram @ Rp 25.000: Rp 1.000.000
------------------------------
Jumlah Rp 8.000.000
Utang Rp 1.500.000
------------------------------
Saldo Rp 6.500.000

Besar zakat = 2,5% x Rp 6.500.000 = Rp 163.500,-

b. Cara Menghitung Zakat Perdagangan (Perniagaan)

Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak akan lepas dari salah satu atau lebih dari tiga bentuk di
bawah ini :

- Kekayaan dalam bentuk barang
- Uang tunai
- Piutang

Maka yang dimaksud dengan harta perniagaan yang wajib dizakati adalah yang harus dibayar (jatuh
tempo) dan pajak.

Contoh :
Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari tahun 1995 dengan keadaan sbb :

1.Mebel belum terjual 5 set: Rp 10.000.000
2.Uang tunai: Rp 15.000.000
3. Piutang: Rp 2.000.000
----------------------------
Jumlah Rp 27.000.000
Utang & Pajak Rp 7.000.000
----------------------------
Saldo Rp 20.000.000

Maka, zakat yang harus dibayar adalah: 2,5 % x Rp 20.000.000,- = Rp 500.000,-


c. Cara Menghitung Zakat Profesi

Zakat profesi adalah zakat yang diambil dari gaji bulanan seseorang. Ulama kontemporer seperti Yusuf
Qardhawi ( ), Muhammad Abu Zahrah ( ), Abdurahman asan (
) fallahK bahhaW ludbA ,( zA habhaW ,(-Zuhaili ( ), hasil
kajian majma fiqh dan fatwa MUI nomor 3 tahun 2003 dan lain-lain sepakat akan wajibnya zakat
profesi berdasarkan keumuman perintah dalam Quran Surah Al Baqarah 2:267 dan Adz-Dzaariyaat
51:19. Dan mengacu pada pendapat sebgian sahabat (Ibnu Abbas, Ibnu Masud dan Muawiyah), Tabiin
( Az-Zuhri, Al-Hasan Al-Bashri, dan Makhul) juga pendapat Umar bin Abdul Aziz, dll. (
( 668/2

Cara menunaikan zakat profesi ada dua macam yaitu (a) setiap bulan setelah gaji keluar; dan (b) setiap
tahun. Zakat profesi bulanan dianalogikan dengan zakat pertanian yang dikeluarkan setiap kali panen,
namun nilai zakat dianalogikan pada zakat emas perak yaitu 2.5 %. Sementara zakat profesi tahunan
dianalogikan (qiyas) pada zakat emas dan perak. Dengan demikian, cara penghitungan zakat profesi
bulanan berbeda dengan yang tahunan. Detailnya sebagai berikut:


c. Cara Menghitung Zakat Profesi Bulanan

Zakat profesi bulanan, sama dengan zakat pertanian dalam nishab dansama dengan zakat emas dalam
nilai zakat yakni 2.5 persen. Detailnya sbb:

Nishab (penghasilan minimal): senilai 653 kg gabah kering atau 520 Kg beras. Kalau harga beras Rp.
8.000/kg x 520 = Rp. 4.160.000,- Kalau gaji total perbulan sudah mencapai jumlah ini atau lebih, maka
wajib zakat.
Waktu bayar: setiap bulan.
Nilai zakat: 2.5%

Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa penghitungan zakat profesi ada dua cara yang sama-sama dapat
dipakai:

a. Secara langsung (bruto), zakat dihitung dari 2,5 persen dari penghasilan kotor secara langsung.
Contoh, gaji perbulan 5 juta (berarti sudah sampai nishab) x 2.5% = Rp. 125.000
b. Zakat dihitung setelah dipotong kebutuhan pokok termasuk hutang dan kredit (netto). Contoh, gaji
perbulan 5 juta dipotong kebutuhan pokok 3 juta. Sisa 2 juta berarti tidak sampai nishab dan tidak
wajib zakat.



c. Cara Menghitung Zakat Profesi Tahunan (Haul)

Zakat profesi tahunan dianalogikan dengan zakat emas perak.

Nishab: senilai 85 gram emas. Kalau satu gram = 400.000 x 85 gram = Rp. 34.000.000 (tiga puluh
empat juta)
Waktu bayar: akhir tahun tutup buku.
Nilai zakat: 2.5 %

Kalau nilai gaji selama setahun kurang dari Rp 34 juta, maka tidak wajjib zakat.

CARA MENGHITUNG ZAKAT DARI GAJI BULANAN MENURUT ULAMA
KONSERVATIF

Ulama fiqih salaf dan ulama kontemporer konservatif madzhab Hanbali seperti Ibnu Baz dan Ibnu
Uthaimin (Wahabi) berpendapat bahwa gaji bulanan wajib zakat tapi harus dianalogikan dengan zakat
emas dan perak yakni (a) nishabnya senilai 85 gram emas dan (b) harus haul (mencapai setahun
penuh). Pendapat ini didukung oleh mayoritas anggota muktamar zakat di Kuwait

Namun mereka juga membolehkan dua tipe cara pembayaran zakat yaitu tiap bulan atau pertahun itu
semua tetap dengan syarat harus mencapai setahun.

1. Cara konvensional:

Cara dasar dalam menghitung zakat gaji bulanan adalah dengan dihitung perbulan. Misalnya, gaji bulan
Ramadan tahun ke-1 yang sudah mencapai nisab dibayar pada bulan Ramadan tahun ke-2. Gaji bulan
Syawal tahun ke-1 dibayar zakatnya pada bulan Syawal tahun ke-2, dan seterusnya selama setahun.

2. Cara alternatif: Takjil Zakat

Teknis takjil zakat atau mempercepat zakat dari waktunya dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(a) Tentukan bulan apa untuk membayar zakat. Misalnya, bulan Ramadan.
(b) Maka, zakat pada bulan-bulan berikutnya diikutkan pada bulan Ramadan tersebut.


ZAKAT FITRAH

Seperti disebut di muka, zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan seorang Muslim menjelang
hari raya Idul Fitri pada bulan Ramadhan. Besaran Zakat fitrah adalah 1 sha' yang setara dengan 2,5
kilogram atau 3,5 liter makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.


WAKTU PEMBAYARAN ZAKAT FITRAH

Adapun waktu wajibnya zakat fitrah adalah sejak terbenamnya matahari pada hari akhir bulan
Ramadhan. Artinya, bayi yang lahir sebelum terbenam matahari atau orang yang mati setelah terbenam
matahari sudah dan masih berkewajiban membayar zakat fitrah.

Sedangkan waktu membayar zakat fitrah adalah sebelum shalat hari raya Idul Fitri. Dan boleh
dilakukan sejak awal bulan Ramadhan menurut madzhab Syafi'i. Yang utama menjelang sehari atau
dua hari sebelum lebaran Idul Fitri.

Jika lewat dari shalat Idul Fitri, maka jatuhnya sebagai sedekah.

ORANG YANG WAJIB MEMBAYAR ZAKAT FITRAH

Menurut Al-Ghazi dalam Fathul Qorib, syarat wajibnya zakat Fitrah ada 3 yaitu (a) Islam, (b)
terbenamnya matahari pada hari akhir bulan Ramadan dan (c) ada kelebihan makanan pokok untuk
menunaikan zakat fitrah pada malam dan siangnya hari raya Idul Fitri . Lebih detail.

Jadi, anak kecil maupun dewasa, tua dan muda, laki-laki dan perempuan wajib bayar zakat fitrah.
Khusus untuk bayi, anak kecil dan istri maka yang wajib menunaikan zakat adalah laki-laki yang wajib
menafkahinya yaitu ayah dan suami. Namun, bagi yang mampu dianjurkan membayar sendiri.


DALIL DASAR ZAKAT FITRAH

1. Hadits sahih riwayat Bukhari tentang wajibnya zakat fitrah dan jumlahnya 1 sha'


.

Artinya: Rasulullah mewajibkan zakat fitrah pada bulan Ramadan sebanyak 1 sha' kurma, atau biji-
bijian untuk .. laki-laki, perempuan, anak kecil, orang dewasa yang Islam.

2. Hadits sahih riwayat Bukhari tentang waktu mengeluarkan zakat fitrah
" :

Artinya: Ibnu Umar berkata, "Mereka memberikan zakat selang sehari atau dua hari sebelum lebaran
Idul Fitri."

3. Hadits hasan riwayat Abu Daud tentang hikmah zakat fitrah

.

Artinya: Nabi Muhammad mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari kesia-
siaan dan kekotoran dan untuk memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya
sebelum shalat Idul Fitri maka itu adalah zakat fitrah yang diterima dan barangsiapa yang membayar
zakat fitrah setelah shalat maka itu dianggap sedekah biasa.









BACAAN NIAT ZAKAT FITRAH

Teks lafadz bacaan Niat zakat fitrah dalam bahasa Arab dan terjemahannya adalah sebagai berikut:
- Teks Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk diri sendiri.


Artinya : Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas diri saya sendiri, Fardhu karena Allah Taala

- Teks Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk anak laki-laki

...


Artinya : Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas anak laki-laki saya (sebut namanya) Fardhu
karena Allah Taala

- Teks Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk anak perempuan

...


Artinya : Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas anak perempuan saya (sebut namanya), fardhu
karena Allah Taala

- Teks Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk orang yang diwakili

)..(


Artinya: Niat saya mengeluarkan zakat fitrah atas. (sebut nama orangnya), Fardhu karena Allah
Taala

- Teks Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk istri

Artinya: Niat saya mengeluarkan zakat fitrah atas istri saya, Fardhu karena Allah Taala

- Teks Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk diri sendiri dan keluarga



Artinya: Saya niat mengeluarkan zakat atas diri saya dan atas sekalian yang saya diwajibkan memberi
nafkah pada mereka secara syariat, fardhu karena Allah Taaala.


BACAAN DOA PENERIMA ZAKAT FITRAH

Yang menerima zakat fitrah disunnahkan baca doa berikut:



Artinya : Sengaja Allah senantiasa memberimu pahala, pada barang yang telah engkau berikan dan
mudah-mudahan Allah memberikanmu berkah pada apa saja yang tinggal padamu serta mudah-
mudahan dijadikannya kesucian bagi engkau

ZAKAT BUKAN PAJAK

Zakat berbeda dengan pajak. Oleh karena itu, zakat bukanlah pajak. Dan pajak bukan zakat. Pendapat
yang mengatakan bahwa kalau sudah membayar zakat maka tidak perlu bayar pajak. Atau yang sudah
bayar pajak tidak perlu membayar pajak adalah pendapat tidak valid dan tidak memiliki dasar hukum
Islam yang sahih. Info lebih detail.

==================
Rujukan dan Bacaan lanjutan:

1. Fiqhuz Zakah oleh Yusuf Qaradawi
2. Panduan Zakat Praktis oleh Hasan Rifa'i Al Faridy
3. Fiqhul Islami wa Adillatuhu oleh Wahbah Az-Zuhaili
4. Fatwa MUI nomor 3 tahun 2003
5. Baznaz
6. Kitab Al-Majmuk oleh Imam Nawawi




















JEMPUT BERKAH DENGAN ZAKAT

S
Oleh
H.Atang Setiawan S.Pd.I M.MPd

Keutamaan Zakat Infaq dan Shadaqah
Zakat merupakan salah satu pilar dari pilar islam yang lima, Allah SWT. telah mewajibkan
bagi setiap muslim utk mengeluarkannya sbgpenyuci harta mereka, yaitu bagi mereka yg telah
memiliki harta sampai nishab (batas terendah wajibnya zakat) & telah lewat atas kepemilikan harta
tersebut masa haul (satu tahun bagi harta simpanan & niaga, atau telah tiba saat memanen hasil
pertanian).
Banyak sekali dalil-dalil baik dari al-quran maupun as-sunnah sahihah yg menjelaskan tentang
keutamaan zakat, infaq & shadaqah. Sebagaimana firman Allah taala yg berbunyi:
Sesungguhnya orang-orang yg beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat & menunaikan
zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka & tdk
(pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 277 ).
Juga firman-Nya:
Dan sesuatu riba (tambahan) yg kamu berikan agar dia bertambah pd harta manusia, maka riba itu
tdk menambah pd sisi Allah. Dan apa yg kamu berikan berupa zakat yg kamu maksudkan utk mencapai
keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yg melipat gandakan (pahalanya).
(Q.S. Ar Ruum : 39 ) .
Orang-orang yg menafkahkan hartanya di malam & di siang hari secara tersembunyi & terang-
terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
& tdk (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 274 ) .
Dalam ayat lain Allah taala berfirman:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dgn zakat itu kamu membersihkan & mensucikan mereka
& mendoalah utk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. At Taubah : 103 ) .
Adapun hadist-hadits Nabi yg menjelaskan akan keutamaannya antara lain :
Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu bahwa seorang Arab Badui mendatangi Nabi shallallahu `alaihi
wasallam seraya berkata, Wahai Rasulullah! beritahu aku sesuatu amalan, bila aku mengerjakannya,
aku masuk surga?, Beliau bersabda : Beribadahlah kpd Allah & jangan berbuat syirik kepada-Nya,
dirikan shalat, bayarkan zakat yg diwajibkan, & berpuasa di bulan Ramadhan, ia berkata, Aku tdk
akan menambah amalan selain di atas, tatkala orang tersebut beranjak keluar, Nabi shallallahu `alaihi
wasallam bersabda : Siapa yg ingin melihat seorang lelaki dari penghuni surga maka lihatlah orang
ini. Muttafaq alaih.
Allah SWT, adl Dzat yg Maha Suci & tdk akan menerima kecuali hal-hal yg suci & baik, demikian
juga shadaqah kecuali dari harta yg suci & halal. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
) :

: -

.
Dari Abu uraira radhiyallahu `anhu , ia berkata : Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda :
Siapa yg bersedekah dgn sebiji korma yg berasal dari usahanya yg halal lagi baik (Allah tdk
menerima kecuali dari yg halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dgn
tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga & memeliharnya utk pemiliknya seperti seseorang di
antara kalian yg menjaga & memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar
gunung. Muttafaq alaih.
Zakat, infaq & shadaqah memiliki fadhilah & faedah yg sangat byk , bahkan sebagian ulama telah
menyebutkan lbh dari duapuluh faedah, diantaranya:
1. Ia bisa meredam kemurkaan Allah, Rasulullah SAW, bersabda: Sesunggunhnya shadaqah
secara sembunyi-sembunyi bisa memadamkan kemurkaan Rabb (Allah) (Shahih At-targhib)
2. Menghapuskan kesalahan seorang hamba, beliau bersabda: Dan Shadaqah bisa
menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api (Shahih At-targhib)
3. Orang yg besedekah dgn ikhlas akan mendapatkan perlindungan & naungan Arsy di hari
kiamat. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Tujuh kelompok yg akan
mendapatkan naungan dari Allah pd hari yg tdk ada naungan kecuali naungan-Nya
diantaranya yaitu: Seseorang yg menyedekahkan hartanya dgn sembunyi-sembunyi sehingga
tangan kirinya tdk mengetahui apa yg diinfakkan oleh tangan kanannya. (Muttafaq alaih)
4. Sebagai obat bagi berbagai macam penyakit baik penyakit jasmani maupun rohani. Rasulullah
saw, bersabda: Obatilah orang-orang yg sakit diantaramu dgn shadaqah. (Shahih At-
targhib) beliau juga bersabda kpd orang yg mengeluhkan tentang kekerasan hatinya: Jika
engkau ingin melunakkan hatimu maka berilah makan pd orang miskin & usaplah kepala anak
yatim. (Hadis Riwayat: Ahmad)
5. Sebagai penolak berbagai macam bencana & musibah.
6. Orang yg berinfaq akan didoakan oleh malaikat setiap hari sebagaimana sabda Rasulullah saw:
Tidaklah dating sesuatu hari kecuali akan turun 2 malaikat yg salah satunya mengatakan,
Ya, Allah berilah orang-orang yg berinfaq itu balasan, & yg lain mengatakan, Ya, Allah
berilah pd orang yg bakhil kebinasaan (hartanya). (Muttafaq alaihi)
7. Orang yg membayar zakat akan Allah berkahi hartanya, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda: Tidaklah shadaqah itu mengurangi harta. (Hadis Riwayat: Muslim)
8. Allah akan melipatgandakan pahala orang yg bersedekah, (Al Quran Surat: Al-Baqarah: 245)
9. Shadaqah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang, Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Shadaqah merupakan bukti (keimanan). (Hadis Riwayat: Muslim)
10. Shadaqah merupakan pembersih harta & mensucikannya dari kotoran, sebagaimana wasiat
beliau kpd para pedagang, Wahai para pedagang sesungguhnya jual beli ini dicampuri dgn
perbuatan sia-sia & sumpah oleh karena bersihkanlah ia dgn shadaqah. (Hadis Riwayat:
Ahmad, Nasai & Ibnu Majah juga disebutkan dalam Shahih Al-Jami).
Inilah beberapa manfaat & faidah dari zakat, infaq, & shadaqah yg disebutkan dalam Al-Quran
& Sunnah, kita memohon semoga Allah Subhanahu wa taala menjadikan kita termasuk orang-orang
yg senang berinfaq & bershadaqah serta menunaikan zakat dgn ikhlas karena mengharap wajah &
keridhaan-Nya, amin ya rabbal alamin.

Muhammad bin Abdullah At Tuwaijry

Anda mungkin juga menyukai