S t U
t C
Respon transiennya:
2.3. Orde Dua
Fungsi alih sistem orde dua
dinyatakan sebagai berikut:
25 6
25
) (
) (
2
S S t U
t C
Respon transiennya:
t-det
V
o
(
t
)
unit-step response of H(S)=1/0.02S+1
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
From: U(1)
T
o
:
Y
(
1
)
3
2.4. Kinerja Peralihan
Untuk mengetahui ukuran kinerja
peralihan dari suatu sistem dengan input unit-
step function, maka perlu memperhatikan hal-
hal berikut ( response-nya terlihat pada
gambar 6.6 ) :
Waktu tunda (Delay time), td
Waktu yang diperlukan oleh response
untuk mencapai dari tanggapan akhir
Waktu naik (Rise time), tr
Waktu yang diperlukan oleh response
untuk naik dari 10-90 %,5-95 %, atau 0-
100 %.
Waktu puncak (peak time), tp
Waktu yang diperlukan oleh response
untuk mencapai puncak lewatan pertama
kali
(Persen) lewatan maksimum, Mp
harga puncak maksimum dari response
yang diukur dari satu. Bila keadaan tunak
tidak sama dengan satu, maka biasanya
digunakan persen lewatan maksimum.
Dengan mempelajari analisis
transien orde-1, kita akan :
Mampu menurunkan persamaan
rangkaian yang merupakan
rangkaian orde-1.
memahami bahwa tanggapan
rangkaian terdiri dari tanggapan
paksa dan tanggapan alami.
mampu melakukan analisis transien
pada rangkaian orde
III. PERANCANGAN
Pada perancangan ini menggunakan
fungsi alih system S
2
+4S+5 yang dirangkai
menjadi system close loop, sehingga tampak
rangkaian seperti dibawah ini.
Pada system menggunakan nilai gain
yang diubah-ubah dari 0 sampai 100, sehingga
dapat dilihat respon transien dari sistem
tersebut. Setelah didapatkan nilai gain paling
baik, maka nilai tambahan pole dan zero yang
diubah-ubah
IV. PENGUJIAN DATA DAN ANALISA
Pada pengujian system ini
menggunakan kontroller proportional close
loop yang pada sistemnya didapatkan
parameter karakteristik respon sistem sebagai
berikut:
k p1 p2 mov tr ts
10 -4 0,77 1,57 5,4
20 1,003 1,38 5,3
30 1,134 1,32 4,7
40 1,211 1,2 4,4
50 1,28 1,23 5,2
60 1,33 1,24 5,3
70 1,375 1,26 5,5
80 1,39 1,28 5,6
90 1,44 1,3 5,65
100 1,45 1,31 5,68
0 0.5 1 1.5 2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
t-det
c
(
t
)
unit-step response of H(s)=25/s
2
+6s+25
% 100 .
) (
) ( ) (
tan %
c
c tp c
maksimum lewa
4
Pada saat menggunakan nilai gain 20
didapatkan respon system seperti dibawah
ini:
Dapat dilihat pada tabel bahwa respon system
paling stabil terdapat pada saat diberi gain
sebesar 20, yang terlihat pada gambar diatas.
Pada percobaan nilai gain dinaikkan,
maka kondisi stabil sistem dibawah satu dan
parameter Overshoot akan semakin tinggi,
sehingga gain bisa disebutkan sebagai
penguat dari sistem. Besarnya overshoot dan
turunnya Steadystate bisa merugikan
meskipun gain dapat memperbaiki rise time
dan settling time.
Setelah didapatkan nilai gain terbaik,
yang kemudian ditambahkan nilai pole dan
zero pada sistem, sebagai contoh respon
sistemnya, dengan nilai zero (1) dan nilai pole
(0 dan 1), yaitu:
Untuk tabelnya sebagai berikut:
V. KESIMPULAN
Respon transien transien suatu sistem
timbul akibat adanya perubahan
sinyal input, baik berupa start
ataupun saat terjadi gangguan.
Semakin besar orde suatu sistem,
akan membutuhkan waktu yang lama
untuk mendapatkan kondisi steady
state atau stabil.
Respon transien tidak hanya terjadi
pada rangkaian listrik, namun juga
terjadi pada beberapa permasalahan
sehari-hari.
Terdapat beberapa sinyal input
sistem, namun yang lebih sering
dipakai adalah sinyal input dengan
jenis Step signal, karena lebih stabil.