Anda di halaman 1dari 4

Resume

PORT
Perdagangan masuk dan keluar dari Indonesia sedang berkembang pesat.Perdagangan antar
pulau-pulau utama di Indonesia diramalkan juga akan marak.Akan tetapi kapasitas pelabuhan di
Indonesia ini sangat tidak memadai untuk mengakomodasikan pertumbuhan perdagangan curah
(bulk) maupun dalam peti kemas.dibandingan Negara-negara lain seperti china dan
Vietnam.Untuk menangulangi hal tersebut direktorat perhubungan Laut telah menyusun rencana
Induk Pelabuhan Nasional dengan bantuan Prakarsa Infrastruktur Indonesia (IndII), yang
memaparkan kebutuhan investasi untuk memperluas pelabuhan yang ada dan membangun yang
baru.
Setiap tahunnya terjadi peningkatan yang cukup deras arus peti kemas pada pelabuhan (lihat
ramalan pada Gambar 1). Kondisi ini mengartikan sangat diperlukan peningkatan produktivitas
dan efisiensi pengoperasian pelabuhan.










Gambar 1.Ramalan jumlah kargo peti kemas
Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2011 menangani hampir 6 juta TEU1. Para pakar pelabuhan
memperkirakan, dengan peralatan dan jalan akses yang ada, kapasitas idealnya adalah sedikit di
atas 5 juta TEU. Pelindo II, perusahaan pengelola pelabuhan milik negara, memperkirakan
bahwa arus peti kemas melalui Tanjung Priok akan meningkat paling sedikit 2 juta TEU lagi
sebelum akhir 2014. Pada saat itu, perluasan pelabuhan mungkin belum siap. Artinya, kemacetan
di pelabuhan akan semakin parah. Diperlukan lebih banyak waktu untuk memindahkan peti
kemas yang masuk agar keluar dari pelabuhan dan memindahkan peti kemas yang keluar agar
dimuat di atas kapal, dan diperkirakan, penanganan peti kemas masuk akan terkena dampak
terbesar.
Perkiraan waktu tunggu bagi peti kemas yang masuk di Jakarta International Container Terminal
(JICT) di Tanjung Priok pada bulan Juli dan Agustus 2011 adalah 6 hari. Ini merupakan
peningkatan 22 persen dari waktu tunggu yang diukur bulan Oktober 2010 (4,9 hari) dan cukup
mengkhawatirkan, mengingat Tanjung Priok menangani lebih dari dua-per-tiga seluruh
perdagangan internasional Indonesia, sedangkan jumlah lalu lintas peti kemas diramalkan
bertumbuh 160 persen pada tahun 2015.
Jika dibandingkan dengan Negara-negara lainnya.Angka waktu tunggu indonesia kinerja ini jauh
lebih buruk (lihat Gambar 2). Kemungkinan besar keadaan ini akan menjadi lebih parah di
terminal- terminal
lainnya di pelabuhan.





.





Gambar 2.Waktu tunggu dibeberapa Negara lain
Bertambahnya waktu tunggu di pelabuhan memberi dampak negatif pada perekonomian Negara.
Pertama, industri yang berorientasi ekspor menghadapi ketidakpastian akibat keterlambatan,
sehingga mengurangi daya saing produk Indonesia di luar negeri.Kedua, waktu adalah uang:
hambatan dan kemacetan di pelabuhan mendongkrak biaya bagi usaha domestic.
Data mengenai tingkat okupansi tambatan kapal,rata-rata waktu persiapan perjalanan pulang
(turn-around) dan waktu kerja sebagai persentase waktu trun-around berada dibawah standar
internasional dan mengindikasikan bahwa kapal-kapal terlalu banyak menghabiskan waktu
ditempat tambatan kapal atau untuk mengantri diluar pelabuhan.













Ga
mba
r 4.
Pela
buhan Jakarta : Daya saing dikawasan pada tahun 2002

Grafik diatas (Gambar 4) adalah data yang menunjukkan (kurangnya) daya saing relatif yang
dimiliki yang dimiliki oleh pelabuhan utama Indonesia yang ada dijakarta.Walaupun Data yang
di ambil tersebut tertinggal beberapa tahun namun menurut berbagai perusahaan sampai saat ini
tidak ada perbedaan yang signifikan.Hal ini mengartikan bahwa pelabuhan Jakarta masih mahal
dan tidak efisien.
Untuk data kinerja pelabuhan-pelabuhan di Indonesia,terdapat sebagian besar data didapati.Pada
Tabel 1 menunjukan bahwa pelayanan jasa pada pelabuhan ini memprihatinkan.Hal ini tercermin
darri beberaa indikator kinerja utama seperti rasio-rasio tingkat okupansi tambatan kapal atau
berth occupancy rate (BOR) waktu persiapan perjalanan pulang kapal atau vessel turn-around
time (TRT) dan waktu kerja tau working time (WT) . Serta ditambah dengan PT (waktu tunda
akibat administrasi pelabuhan,AT adalah waktu pelayanan panduan,NOT adalah waktu jeda,ET
adalah waktu kerja efektif dan IT adalah waktu kerja tidak efektif.
Tabel 1

Anda mungkin juga menyukai