Anda di halaman 1dari 4

Endapan Mineral Hipothermal

Beberapa endapan mineral terbentuk pada larutan hidrotermal. Berdasarkan


temperatur, tekanan dan kondisi geologi pada saat pembentukannya endapan
hidrotermal dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu: endapan hipotermal, endapan
mesotermal dan endapan epitermal. Pada tulisan ini pembahasan terhadap proses
pembentukan endapan mineral lebih dikhususkan pada pembentukan endapan
hipotermal.
Mineralisasi hipotermal adalah proses pembentukan mineral pada suhu tinggi
(300C- 500
0
C) yang berada pada lingkungan jauh dengan permukaan pada
kedalaman kurang dari 4-6 km. prosesnya hamper sama dengan epithermal dan
endapan mesothermal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi secara umum pada lingkungan ini,
yang mencirikan karakteristik dari proses mineralisasi, temasuk kondisi geologi lokal
(permeabilitas dan reaktivitas dari host-rocks) dan tekanan beserta temperatur dari
fluida hydrothermal (air pada temperatur 100C dapat tetap menjadi cairan dibawah
tekanan yang tinggi tetapi ketika berada lingkungan tekanan yang rendah dapat
mendidih secara tiba-tiba bahkan meledak secara explosive). Fluida hydrothermal
mungkin dari residu magma asli, tetapi umumnya terbentuk ketika airtanah terpanaskan
oleh tubuh batuan yang meleleh, contohnya sebuah sub-volcanic magma-chamber.




Gambar (A) : Bedded facies : sphalerit dan galena interlaminasi dengan pirit,
hidrotermal karbonat, dancarbonaceus chert. (B) : Urat Kompleks : Pyrite, Sphalerite,
Galena, dan Ferroan Carbonaceous. (C) : Dystal hidrotermal sediments. (D) : breksi
yang terisikan oleh Sphalerite, dan calcopyrite. (E) : Urat Sphalerite pada Silicified
Shale (F)

A. Keberadaan
Endapan hipotermal terbentuk pada magma chamber pada kedalaman 4.000
6.000 meter. Pada endapan ini, biasa terdapat mineral logam yang berupa bornit,
kovelit, kalkosit, kalkopirit, pirit, tembaga, emas, wolfram, molibdenit, seng dan perak.
Mineral logam tersebut berasosiasi dengan mineral - mineral pengotor seperti piroksen,
amfibol, garnet, ilmenit, spekularit, turmalin, topaz, mika hijau dan mika cokelat
(Warmada, 2009).



Gambar Keberadaan Endapan Hipotermal

Keberadaan dari endapan hipotermal terkait dengan pembentukannya yang
dipengaruhi oleh aktivitas magmatisme yang berada pada lokasi di bawah permukaan,
yaitu pada kedalaman 4.000 6.000 meter. Selain itu, dengan adanya sistem
hidrotermal yang membutuhkan adanya aktivitas magmatisme, maka endapan
hipotermal akan dapat ditemukan pada daerah-daerah yang terdapat aktivitas
magmatisme seperti sepanjang zona subduksi ataupun ring of fire.

B. Potensi
Menurut M. Bateman, terdapat beberapa proses pembentukan mineral yang dari
proses-proses tersebut akan menghasilkan mineral dengan karakteristik yang khusus.
Proses-proses pembentukan mineral menurut Bateman antara lain proses
magmatisme, pegmatisme, pneumotalisis, dan hidrotermal. Dalam tulisan ini, telah
dipersempit objek studi yaitu berupa endapan mineral hipothermal yang merupakan
salah satu bentukan dari proses pembentukan mineral secara hidrotermal.
Endapan hipotermal terbentuk pada temperatur dan tekanan yang tinggi, dan pada
umumnya terbentuk kedalaman 4.000 6.000 meter, dimana tidak ada perantara yang
bisa menghubungakan dengan permukaan. Tekstur dan strukutur pada endapan
hipotermal menunjukan bahwa endapan ini merupakan endapan hasil replacement, dan
pengisian mineral pada rekahan (vein), sehingga karakter dari endapan dangkal tidak
terlihat lagi. Batuan pada endapan hipotermal dapat terlapiskan atau tergeruskan,
terkadang mengandung fragmen-fragmen dari batuan dinding.
Pada umumnya, endapan hipotermal berupa perlapisan endapan yang tersusun
oleh butiran yang kasar. Endapan mineral yang terdapat pada zona hipotermal antara
lain emas, wolframite, scheelite, pyrrhotite, pentlandite, pyrite, arsenopyrite,
chalcopyrite, sphalerite, galena, uranite, dan cobalt. Flourite,
barite, magnetite, dan ilmenite, dalam jumlah kecil juga mungkin terdapat pada zona ini.
Selain mineral-mineral tersebut, terdapat juga mineral mineral lain yang merupakan
penyusun dari batuan beku dan metamorf yang juga dapat dimungkinkan terdapat pada
zona hipotermal, biasanya ditemukan bersamaan dengan urat hipotermal.
Berdasarkan data-data eksperimen dan pemodelan memperlihatkan bahwa logam-
logam pada umumnya termobilisasi (berasosiasi) dengan magma. Berdasarkan
pengukuran-pengukuran pada material hasil letusan gunung api memperlihatkan bahwa
gas-gas yang terlepas dari magma (degassing magma) dapat membawa logam-logam.
Berdasarkan studi terhadap beberapa tipe endapan, memperlihatkan adanya hubungan
antara jenis (komposisi) magma yang berasosiasi dengan kandungan unsur-unsur
logam tertentu, antara lain :
Magma (batuan beku) dengan kandungan K2O dan Na2O yang tinggi dapat menjadi
host untuk unsur-unsur lithophile seperti Zr, Nb dan Lanthanides.
Magma dengan komposisi aluminous yang kaya dengan F secara spesifik
berasosiasi dengan Sn, Mo, dan B.
Timah (Sn) dan tungsten (W) memperlihatkan kecenderungan berasosiasi dengan
reduced magma (dicirikan dengan absen-nya magnetite).
Tembaga (Cu) dan Molibdenum (Mo) memperlihatkan kecenderungan berasosiasi
dengan oxided magma (dicirikan dengan kehadiran magnetite).
Berdasarkan pemetaan terhadap keberadaan (sebaran) endapan-endapan pada
lingkungan hydrothermal memperlihatkan korelasi antara lingkungan tektonik (busur
magmatik) dengan distrik (komplek) bijih.

C. Penggunaan/Manfaat
Endapan hipotermal, seperti yang telah dibahas pada poin sebelumnya, memiliki
berbagai macam asosiasi dengan mineral lain. Dari masing-masing endapan hipotermal
tersebut, akan dapat bernilai ekonomis jika dalam jumlah tertentu. Berikut ini adalah
beberapa contoh penggunaan dari macam-macam endapan hipotermal.
1. Emas
Emas termasuk golongan native element, dengan sedikit kandungan perak,
tembaga, atau besi. Warnanya kuning keemasan dengan kekerasan 2,5-3 skala Mohs.
Bentuk kristal isometric octahedron atau dodecahedron. Specific gravity 15,5-19,3 pada
emas murni. Makin besar kandungan perak, makin berwarna keputih-putihan. Dengan
kondisi fisik dari emas yang berwarna menarik dan termasuk dalam golongan logam
mulia, sehingga endapan ini menjadi komoditas yang memiliki harga tinggi. Dengan
kestabilan harganya, maka dibeberapa negara sejak dulu emas dijadikan sebagai
standar keuangan. Selain itu, dengan warnanya yang menarik, emas dijadikan sebagai
perhiasan dan benda-benda yang memiliki estetika.
2. Wolframite
Wolframite merupakan mineral series yang biasanya dapat ditemukan pada urat
kuarsa dan pegmatite yang merupakan asosiasi dengan intrusi granit. Wolframite
merupakan sumber utama dari metal tungsten yang merupakan logam dengan
kekuatan yang tinggi dan massanya yang rendah (ringan) sehingga digunakan sebagai
bahan alat-alat militer.
3. Galena
Galena merupakan mineral sulfida, yang pembentukannya masuk dalam kategori
pembentukan hipothermal. Endapan dari mineral ini mengandung sejumlah besar perak
yang menyatu pada struktur yang ada. Galena merupakan mineral semikonduktor yang
digunakan dalam peralatan komunikasiwireless.
Selain endapan dari mineral-mineral hipotermal di atas, masih ada beberapa macam
endapan mineral hipotermal lain dengan kegunaan masing-masing. Secara umum,
endapan hipotermal memiliki kegunaan yang hampir sama sebagai mineral logam hasil
altrasi pada sistem hipotermal.

DAFTAR PUSTAKA

Edwards, and Atkinson., Ore Deposit Geology., Chapman and Hall., London, 1986
Guilbert, J.M. and C.F. Park, The Geology of Ore Deposits, W.H. Freeman & Company, New
York, 1985
Jensen, M. and A.M. Bateman., Economic Mineral Deposits., Third Edition, Wiley and Sons, 1981

Anda mungkin juga menyukai