Anda di halaman 1dari 38

2.

1 Tinjauan Umum Pariwisata

2.1.1 Definisi Pariwisata


Berikut merupakan beberapa definisi kepariwisataan berdasarkan berbagai sumber antara lain
:
Pariwisata menurut Anomius (1992)
• Usaha pariwisata adalah kegiataan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau
menyediakan dan mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha barang pariwisata dan
usaha lain yang terkait di bidang tersebut.
• Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disedikan
untuk memenuhi kebutuhan wisatawan
• Wisata adalah kegiatan untuk mencipatakan kembali baik fisik maupun psikis agar dapat
berprestasi lagi.
Pariwisata menurut Lundberg (1997)
• Pariwisata adalah konsep umum yang sejarahnya kembali ke masa yang lampau, dan
definisi selalu berubah. Istilah touris atau kepariwisataan mencakup orang-orang yang
melakukan perjalanan pergi dari rumahnya, dan perusahaan-perusahaan yang memperlancar
atau mempermudah perjalanan mereka atatu membuat lebih menyenangkan. UU no. 9 tahun
1999 tentang kepariwisataan
• Wisata adalah kegiatan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata ;
• Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan
objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
• Objek dan daya tarik wisata adalah perwujudan daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni
budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk
dikunjungi wisatawan.
• Atraksi wisata adalah segala perwujudan dan sajian alam dan atau kebudayaan, yang secara
nyata dapat dikunjungi, disaksikan dan dinikmati wisatawan di suatu kawasan wisata atau
daerah tujuan wisata. Karyono (1997 : 14)
• Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara
perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara sendiri atau di negara lain. Kegiatan
tersebut dengan menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan
oleh pemerintah dan atau masyarakat agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan. Tim
pariwisata LPP-ITB
• Wisatawan adalah seseorang yang memiliki banyak waktu luang yang bersifat sementara,
yang sengaja mengunjungi suatu tempat yang jauh dari rumahnya, dengan tujuan untuk
mencari pengalaman (“The Anthropology OF Tourism“ oleh Valene Smith, University of
Pensylvania, 1989).
• Objek wisata adalah suatu tempat yang menjadi tujuan kunjungan karena mempunyai
sumber daya tarik secara alamiah/ buatan serta faktor sosial budaya penduduk (BPS,1991).

2.1.2 Bentuk dan jenis Pariwisata


2.1.2.1 Bentuk Pariwisata
Bentuk pariwisata menurut Pendit (Ilmu pariwisata, sebuah pengantar perdana, 1990), dapat
dibagi menurut kategori antara lain: menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap
neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan dan menurut alat
angkut yang dipergunakan (Karyono,1997:16).

2.1.2.2 Jenis Pariwisata


Definisi jenis-jenis pariwisata menurut Valene L. Smith (1991) yang terdapat dalam kosakata
kepariwisataan antara lain :

• Pariwisata Pantai (Marine Tourism)


Kegiatan pariwisata yang ditunjang oleh sarana dan prasrana untuk berenang, memancing,
menyelam dan olah raga air lain termasuk sarana prasana akomodasi, makan dan minum.

• Pariwisata Etnik (Ethnic Tourism)


Kegiatan pariwisata yang mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat
yang dianggap menarik.

• Pariwisata Budaya (Culture Tourism)


Perjalanan untuk meresapi suatu gaya hidup yang hilang dari ingatan manusia.

• Pariwisata Rekreasi (Recreational Tourism)


Kegiatan wisata yang berkisar pada olah raga, menghilangkan ketegangan dan melakukan
kontak sosial dalam suasana santai.

• Pariwisata Alam (Ecotourism)


Perjalanan ke suatu tempat yang relatif masih alami dengan tujuan untuk mempelajari,
mengagumi, menikmati pemandangan, tumbuhan dan binatang liar, serta perwujudan budaya
yang ada/ pernah ada pada suatu tempat.

• Pariwisata Kota (City Tourism)


Perjalanan dalam satu kota untuk melihat/ mempelajari/ mengalami objek, sejarah, dan daya
tarik yang terdapat di kota tersebut.

• Resort City
Suatu kota yang memiliki tumpuan kehidupan pada penyediaan sarana dan prasarana wisata,
yaitu penginapan, restoran, olahraga, hiburan dan penyedia jasa wisata lainnya.

• Pariwisata Agro (Agro Tourism)


Merupakan kegiatan perjalanan untuk menikmati kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan
dan kehutanan. Jenis wisata ini bertujuan untuk mengajak wisatawan untuk lebih
memperhatikan sumber daya alam dan kelestariannya.

• Urban Tourism
Bentuk pariwisata yang umum terjadi di kota besar, dimana pariwisata merupakan kegiatan
kegiatan yang cukup penting, namun bukan merupakan kegiatan utama di kota tersebut.

• Pariwisata Sosial (Social Tourism)


Suatu pendekatan untuk menyelenggarakan liburan bagi kelompok masyarakat berpengasilan
rendah serta orang-orang yang tidak memiliki inisiatif untuk melakukan perjalanan.

• Pariwisata Alternatif (Alternative Tourism)


Suatu bentuk pariwisata yang sengaja disusun dalam skala kecil, memperhatikan kelestarian
lingkungan dan segi-segi sosial. Dalam pariwisata ini keuntungan ekonomi yang diperoleh
dari kegiatan pariwisata langsung dirasakan oleh masyarakat setempat sebagai pemilik dan
penyelanggara jasa wisata.

2.4 Tinjauan Komponen Pariwisata


Kegiatan pariwisata mencakup dua komponen utama yaitu sediaan/ penawaran (supply) dan
permintaan (demand).
2.4.1 Komponen sediaan/ penawaran pariwisata (supply)

Komponen sediaan/ penawaran pariwisata meliputi segala sesuatu yang ditawarkan


kepada wisatawan, yaitu berupa produk wisata. Produk wisata harus sudah siap dikonsumsi
oleh wisatawan. Produk wisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan
atau dinikmati wisatawan, semenjak ia meninggalkan rumah dimana biasanya ia tinggal,
sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya dan kembali ke rumahnya (Yoeti,
1996:172). Ditambahkan oleh Baud-Bovy (Yoeti, 2002:128)
bahwa produk wisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan
diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu sumber daya yang
terdapat pada suatu Daerah Tujuan Wisata, fasilitas yang terdapat di suatu Daerah Tujuan
Wisata dan transportasi yang membawa dari tempat asalnya ke suatu Daerah Tujuan Wisata
tertentu.
Masing-masing komponen tersebut memiliki fungsi yang saling mendukung dalam
mewujudkan produk wisata yang siap untuk disajikan kepada wisatawan guna memberikan
pengalaman perjalanan serta kepuasan kunjungan yang optimal.

1. Atraksi ( obyek dan daya tarik wisata)


Atraksi atau obyek dan daya tarik wisata adalah. Atraksi merupakan salah satu
dimensi yang unik karena seringkali hanya terjadi atau dapat dinikmati pada kawasan
tertentu dan pada masa atau waktu tertentu. Biasanya, seringkali tidak dapat ditiru oleh
destinasi-destinasi di tempat lain (Soekadijo,1996; French 1996:124)
Atraksi wisata dapat berupa atraksi alam (natural attractions), seni budaya (cultural
attractions), dan buatan (built attractions). Atraksi atau daya tarik alam adalah “... attraction
that occur naturally and neither created by human being nor exist for the purpose of
tourism”. Atraksi atau daya tarik budaya adalah daya tarik yang berupa hasil olah budi
manusia, seperti kesenian (seni pertunjukkan dan seni kerajinan), peninggalan bersejarah,
cultural events atau special events, adat istiadat masyarakat (upacara tradisional, tata
kehidupan sehari-hari), museum, dan lain-lain. Sedangkan atraksi atau daya tarik buatan
adalah daya tarik yang diciptakan oleh manusia dan terdapat kecenderungan diciptakan untuk
kepentingan pariwisata.
Karyono dalam Anik (2005 : 38) menjelaskan supaya suatu daerah tujuan wisata mempunyai
daya tarik, di samping harus ada objek dan atraksi wisata, suatu DTW harus mempunyai tiga
syarat daya tarik, yaitu sebagai berikut:
• Ada sesuatu yang bisa dilihat (something to see);
• Ada sesuatu yang dapai dikerjakan (something to do); dan
• Ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy).

Atraksi wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan sebanyakbanyaknya,


menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan memberi kepuasan
kepada wisatawan yang datang berkunjung. Untuk mencapai hasil itu, beberapa syarat harus
dipenuhi, yaitu (Yoeti, 1997:10):

1. Kegiatan (act) dan objek (artifact) yang merupakan atraksi itu sendiri harus dalam keadaan
baik;
2. Karena atraksi wisata itu harus disajikan di hadapan wisatawan maka cara penyajiannya
(presentasinya) harus tepat;
3. Atraksi wisata merupakan terminal suatu mobilitas spasial, suatu perjalanan. Oleh karena
itu juga harus memenuhi semua determinan mobilitas spasial, yaitu akomodasi, transportasi,
dan promosi serta pemasaran;
4. Keadaan di tempat atraksi harus dapat menahan wisatawan cukup lama;
5. Kesan yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi wisata harus diusahakan
supaya bertahan selama mungkin. Seorang wisatawan datang ke Daerah Tujuan Wisata
(DTW) dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) dan kepuasan (satisfaction).
Manfaat dan kepuasan tersebut dapat diperoleh apabila suatu DTW mempunyai daya tarik.
Daya tarik suatu daerah tujuan wisata disebut juga dengan attractive spontanee, yaitu segala
sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang mau
datang berkunjung ke tempat tersebut. Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung
ke suatu daerah tujuan wisata antara lain:
1. Natural amanities/ benda yang terdapat di alam semesta, meliputi iklim, bentuk tanah dan
pemandangan, hutan belukar, fauna dan flora serta pusatpusat kesehatan.
2. Hasil ciptaan manusia, meliputi benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan.
3. The way of life/ tata cara hidup masyarakat, meliputi kebiasaan hidup, adat istiadat dan tata
cara masyarakat.

2. Amenitas
Amenitas adalah infrastruktur yang sebenarnya tidak langsung terkait dengan pariwisata
tetapi sering menjadi bagian dari kebutuhan wisatawan.
Amenitas mencakup sarana dan prasarana wisata yang ditujukan untuk memberikan
kenyamanan kepada wisatawan demi kelancaran kegiatan pariwisata. Menurut Yoeti
(1992:184), sarana wisata dapat dibagi dalam tiga unsur pokok
yaitu:

1. Sarana pokok kepariwisataan, adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat
tergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata. Termasuk
dalam kelompok ini adalah travel agent atau tour operator, perusahaan-perusahaan angkutan
wisata, hotel,dan jenis akomodasi lainnya, restoran dan rumah makan lainnya serta obyek
wisata dan atraksi wisata.
2. Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat yang
menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok
kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah menjadikan para wisatawan lebih lama tinggal
pada suatu daerah tujuan wisata. Yang termasuk dalam kelompok ini seperti sarana olahraga
dan lainnya.
3. Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap
dan sarana pokok dan berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada
suatu daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih
banyak engeluarkan atau membelanjakan uangnya ditempat yang dikunjunginya. Yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain nightclub dan steambath, casino dan entertainment,
souvenir shop dan lain-lain. Yoety (1996:8) menyatakan baik prasarana maupun sarana
kepariwisataan
sesungguhnya merupakan tourist supply yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila hendak
mengembangkan industri pariwisata. Prasarana (infrastrukture) adalah semua fasilitas yang
memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikin rupa, sehingga
dapat memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi fungsinya adalah
melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana
mestinya. Prasarana dasar yang melayani komunitas penduduk lokal di suatu area seringkali
dapat pula melayani kegiatan pariwisata hanya dengan sedikit menambah jumlah pelayanan.
Demikian pula sebaliknya, prasarana yang dibangun untuk kegiatan pariwisata dapat
melayani kebutuhan penduduk lokal secara umum (Inskeep, 1991:120). Prasarana kegiatan
pariwisata dapat meliputi jaringan jalan, listrik, komunikasi, air bersih, drainase serta sanitasi
dan
pengelolaan sampah.

Masyarakat setempat
Masyarakat lokal adalah pihak yang akan menerima dampak paling besar dari
kegiatan wisata yang dikembangkan didaerahnya. Aspirasi masyarakat setempat merupakan
komponen permintaan yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam rangka
pengembangan suatu kegiatan wisata sehingga kegiatan wisata yang diselenggarakan tidak
akan menimbulkan kerugian-kerugian bagi masyarakat lokal. Industri pariwisata akan
memberi peluang bagi pemberdayaan sumber daya lokal dan menjadi stimulan multiplier
effects positif bagi perekonomian dan kemajuan masyarakat lokal. Supriana, 1997
mengemukakan bahwa dengan adanya pengusahaan pariwisata alam, peran serta masyarakat
dalam menjaga kelestarian alam dan konservasi sumber daya alam dapat diharapkan
dilaksanakan sendiri oleh masyarakat atau bersama-sama pengusaha secara aktif maupun
pasif. Peran serta aktif dilaksanakan secara langsung baik perorangan maupun bersama-sama
secara terorganisir, yang secara sadar ikut membantu program pemerintah dengan inisiatif
dan berkreasi melibatkan diri dalam suatu kegiatan yang terdapat dalam kegiatan
pengusahaan pariwisata alam atau melalui pembinaan rasa memiliki sehingga tercipta
hubungan timbal balik antara pemanfaatan dan kesempatan usaha.

Faktor – faktor permintaan/ demand antara lain (Yoeti,1997 : 31)


• Lama tinggal wisatawan
Semakin lama wisatawan tinggal dalam objek maka semakin meningkat
daya dukung kepariwisataan.
• Tipe aktivitas wisatawan
Semakin banyak aktivitas yang bisa dilakukan oleh wisatawan di dalam objek maka
akan mempengaruhi semakin tingginya kunjungan yang dilakukan wisatawan pada objek
tertentu.
• Tingkat kepuasan wisatawan
• Pemanfaatan objek wisata

Tinjauan Unsur-unsur Pokok Kepariwisataan


Mengembangkan kepariwisataan disuatu objek wisata berarti mengembangkan
potensi fisik pada objek tersebut, sehingga fungsinya meningkat sebagai objek pariwisata
yang dapat dipasarkan. Di setiap objek atau lokasi pariwisata sebetulnya memiliki berbagai
unsur saling tergantung yang diperlukan agar para wisatawan dapat menikmati suatu
pengalaman memuaskan. Pola persyaratan terhadap daya tarik pariwisata dapat dijadikan
sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan-pertimbangan menurut Pendit S. Nyoman
(1994:79) antara lain :

Faktor Kriteria Pertimbangan


Keindahan Topografi umum seperti flora dan fauna di sekitar pantai sungai, laut, dsb
Alam Sosial budaya Iklim Sinar matahari, suhu udara, cuaca, angin, curah hujan, panas,
kelembapan.
Adat istiadat Pakaian, makanan dan tata cara hidup daerah, pesta rakyat, kerajinan
tangan dan produk lokal Seni bangunan Arsitektur setempat seperti candi, masjid, pura,
gereja, monument, bangunan adat, bangunan kuno, dan sebagainya. Pentas dan pagelaran,
festival Gamelan musik, seni tari, pekan olahraga, kompetisi, dan pertandingan dan
sebagainya Pameran, pekan raya Pekan raya bersifat industri komersial. Sejarah
Peninggalan purbakala Bekas-bekas istana, tempat peribadatan, kota tua dan bangunan-
bangunan purbakala peningglan sejarah, dongeng atau legenda
Agama Kegiatan masyarakat Kehidupan beragam tercermin dari kegiatan Fasilitas
rekreasi penduduk setempat sehari-hari dalam soal beribadat, upacara, pesta dan sebagainya.
Olahraga Berburu, memancing, berenang, berlayar, dan berselancar Edukasi Museum,
bangunan bersejarah, akuarium.
 Fasilitas kesehatan Untuk istirahaT, berobat
 Fasilitas berbelanja dan ketenangan Toko-toko souvenir, toko-toko barang
keseniandan hadiah, kelontong toko-toko keperluan seharihari

Waktu hiburan Waktu malam Jalan raya, taman, listrik, air, pelayanan
keamanan, pelayanan kesehatan, komunikasi,
kendaraan umum dan lain sebagainya.
Infrasturktur Kualitas wisata
Jalan raya, taman, listrik, air, pelayanan
Faktor Kriteria Pertimbangan
 keamanan, pelayanan kesehatan, komunikasi, kendaraan umum, dsb.
 Fasilitas pangan dan akomodasi
 Makanan dan penginapan :Hotel, motel, bungalow, inn, cottage, restoran,
coffeshop, rumah makan, dsb.
Daya tarik (attraction)
Merupakan pusat dari industri pariwisata. Menurut pengertiannya attraction mampu
menarik wisatawan yang ingin mengunjunginya. Meliputi jenis objek yang akan dijual, yang
memenuhi syarat antara lain :
_ Apa yang dapat dilihat (Something to See)
_ Apa yang dapat dilakukan (Something to Do)
_ Apa yang dapat dibeli (Something to Buy)
Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat wisata adalah untuk memenuhi
atau memuaskan beberapa kebutuhan dan permintaan. Biasanya wisatawan tertarik pada
suatu lokasi karena ciri-ciri khas tertentu.

Ciri-ciri khas yang menarik wisatawan adalah :


1. Keindahan Alam
Yang dimaksud dengan alam adalah alam fisik, flora dan faunanya. Meskipun sebagai
atraksi wisata ketiga- ketiganya selalu berperan bersama-sama, bahkan biasanya juga
bersama-sama modal kebudayaan dan manusia. Alasan mengapa alam menarik bagi
wisatawan adalah :
• Banyak wisatawan tertarik oleh kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di alam terbuka.
Daerah terpenting untuk wisatawan yang demikian itu dalah pegunungan, hutan dan pantai.
• Dalam kegiatan pariwisata jangka pendek, pada akhir pekan atau dalam masa liburan, orang
sering mengadakan perjalanana sekedar untuk menikmati pemandangan atau suasana
pedesaan atau kehidupan di luar kota.
• Banyak wisatawan yang mencari ketenangan di tengah alam yang iklimnya nyaman,
suasananya tentram, pemandangannya bagus dan terbuka luas.
• Ada wisatawan yang menyukai tempat-tempat tertentu dan setiap kali ada kesempatan
untuk pergi, mereka kembali ke tempat-tempat tersebut.
• Pihak wisatawan tidak perlu ada pengeluaran biaya dan adanya keseragaman (variety)
disuatu daerah bisa sebagai sesuatu yang menambah daya tarik dan dapat dipakai sebagai
bagian pokok dari promosi.
• Alam juga sering menjadi bahan studi untuk wisatawan budaya, khususnya wisatawan
widya.

2. Iklim dan cuaca


Merupakan tema pemasaran yang paling umum sebagai dasar promosi suatu daerah wisata
sesudah didirikan beberapa attraction pariwisata yang sesuai.

3. Kebudayaan
Yang dimaksud kebudayaan disini adalah kebudayaan dalam arti luas, tidak hanya
meliputi “ kebudayaan tinggi “ seperti kesenian atau perilaku kraton dan sebagainya.
Kebudayaan disini juga meliputi adat istiadat dan segala kebiasaan yang hidup ditengah-
tengah suatu masyarakat, seperti pakaiannya, cara berbicara, kegiatan di pasar dan
sebagainya. Dalam hal ini semua art dan artifact (tingkah laku dan hasil karya) sesuatu
masyarakat, dan tidak hanya kebudayaan yang hidup, akan tetapi juga kebudayaan yang
berupa peninggalan-peninggalan atau tempat-tempat bersejarah.
Tiap daerah memiliki suatu kebudayaan yang unik, adat istiadat, selera dan
perkembangan intelektual. Kebudayaan dari suatu daerah sebetulnya sangat dipengaruhi oleh
faktor sejarahnya dan hal ini mempunyai implikasi bagi industri paiwisata, sehingga dengan
kebudayaan daerah yang dikunjungi.

4. Sejarah
Sumber daya historis (historical resources) dapat dibagi antara perang, agama,
perumahan atau tempat tinggal dan pemerintahan.

5. Sumber daya manusia


Bahwa manusia dapat menjadi atraksi wisata dan menarik kedatangan wisatawan
bukan hal yang luar biasa. Manusia sebagai atraksi wisata yang baik apabila orang-orang
tidak mengeksploitasi sifat-sifat manusia yang tidak baik untuk mencari keuntungan.

6. Aksesbilitas (kemampuan atau kemudahan mencapai tempat tertentu)


Salah satu komponen penting dalam kegiatan pariwisata adalah aksesbilitas atau
kelancaran perpindahan seseorang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Perpindahan bisa
dalam jarak dekat dan bisa juga dalam jarak menengah atau jarak jauh. Untuk melakukan
diperlukan alat-alat transportasi dan dalam melakukan perpindahan tersebut dibutuhkan
berbagai keinginan terkait didalamnya (Andi, 2001). Beberapa daerah wisata tertentu sangat
terkenal karena cukup dekat atau mudah dijangkau atau mudah dikunjungi dari berbagai
daerah. Aksesbilitas dapat diukur menurut waktu, biaya, frekuansi dan kesenangan.

Fasilitas
Fasilitas dibutuhkan untuk melayani wisatawan selama perjalanan. Fasilitas
cenderung berorentasi pada attraction disuatu lokasi karena fasilitas harus terletak dekat
pasarnya. Fasilitas cenderung mendukung bukan mendorong pertumbuhan dan cenderung
berkembang pada saat yang sama atau sesudah attraction berkembang. Suatu attraction juga
dapat merupakan fasilitas. Sarana wisata dapat dibagi dalam tiga unsur pokok menurut Oka
A. Yoeti (1992:184)

a. Sarana Pokok Kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat
tergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanana wisata. Termasuk
dalam kelompok ini adalah travel agent atau tour operator, perusahaan-perusahaan angkutan
wisata, hotel, dan jenis akomodasi lainnya, restoran dan rumah makan lainnya serta objek
wisata dan atraksi wisata.
b. Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan- perusahaan atau tempat-tempat yang
menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinyatidak hanya melengkapi sarana pokok
kepariwisatan, tetapi yang terpenting adalah menjadikan para kelompok ini seperti sarana
olahraga dan lainnya.
c. Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap
dan sarana pokok dan berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada
suatu daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih
banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya ditempat yang dikunjungi. Yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain nightclub dan steambath, casino, dan entertainment,
souvenir shop dan lain-lain.

Infrastruktur
Atraksi dan fasilitas tidak dapat dicapai dengan mudah kalau belum ada infrastruktur. Yang
dimaksud dengan prasarana (infrastruktur) adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan
proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikan rupa, sehingga dapat memudahkan
manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Prasarana pariwisata dibagi menjadi dua
bagian yang penting yaitu:
1. Prasarana perekonomian (Economic Infrastructures) yang dapat digolongkan menjadi :
• Pengangkutan (Transportation)
Ialah penggangkutan yang dapat membawa wisatawan dari daerah asal ke tempat
tujuan wisata, dengan menggunakan pesawat udara untuk jarak jauh, kapal laut, kereta api,
bus, taksi dan kendaraan lainnya. Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada
transportasi karena faktor jarak dan waktu sangat mempengaruhi keinginan orang untuk
melakukan perjalanan wisata. Dengan demikian transportasi dapat memudahkan wisatawan
mengunjungi suatu daerah tertentu.
• Prasarana komunikasi (Communication Infrastructure)
Dengan mengadakan prasarana komunikasi akan dapat mendorong para wisatawan
untuk mengadakan perjalanan jauh. Yang dimaksud dalam kelompok ini ialah telepon,
telegrap, radio, TV, surat kabar, dan pelayanan kantor pos.
• Kelompok yang termasuk utilitas
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah penerangan, listrik, persediaan air minum,
sistem irigasi, dan sumber energi.

2. Prasarana Sosial (Social Infrastructure)


Adalah semua faktor yang menunjang kemajuan atau menjamin kelangsungan
prasarana perekonomian yang ada. Termasuk dalam kelompok ini adalah :
• Pelayanan kesehatan (Health Service Facilities)
• Faktor keamanan (Safety) dan keramahan (Hospitality)
Wisatawan yang sedang mengadakan perjalanan berada dalam lingkungan yang tidak
mereka kenal, maka kepastian atau jaminan keamanan sangat penting. Citra yang baik dari
suatu produk wisata akan mendorong berkembangnya usaha pariwisata.
• Petugas yang langsung melayani wisatawan (Goverment Apparatus)
Termasuk dalam kelompok ini ialah petugas imigrasi, petugas bea cukai, petugas
kesehatan, polisi dan pejabat-pejabat lain yang berkaitan dengan pelayanan pariwisata.

Informasi dan promosi


Meliputi cara-cara publikasi dan promosi yang akan dilakukan sebagai unsur
pendukung pengembangan suatu obyek wisata. Menurut RG. Soekadijo (2000) kegiatan
promosi wisata dapat berupa promosi langsung dan promosi tidak langsung. Promosi
langsung dapat dilaksanakan dengan menggunakan cara seperti peragaan, barang cetakan,
pameran khusus dan lainnya. Sedangkan promosi tidak langsung dapat dengan cara
pemberian informasi dalam bentuk cetakan, publikasi di majalah, kunjungan perusahaan
penyalur. Berhasil tidaknya promosi dapat di ukur dari banyaknya informasi yang diminta
dan besarnya volume kedatangan
wisatawan.

Tinjauan Pesona Wisata sebagai Tolak Ukur Meningkatkan Kualitas Produk Wisata
Berkaitan dengan produk wisata menurut Marrioti (dalam Yoeti, 1996:172-173)
manfaat dan kepuasan berwisata ditentukan oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu
pertama, tourist resources yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang
merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke suatu tempat daerah
tujuan wisata dan kedua, tourist service yaitu semua fasilitas yang dapat digunakan dan
aktifitas yang dapat dilakukan yang pengadaannya disediakan oleh perusahaan lain secara
komersial.
Wisatawan akan melakukan perjalanan wisata bila terdapat hubungan antara motif
melakukan wisata dengan daerah yang dituju. Sedangkan perjalanan wisata dapat dilakukan
bila ada sarana untuk mencapai tempat tersebut, seperti pesawat terbang, kereta api, kapal
laut dan kereta. Sarana ini tidak cukup memenuhi syarat bila di area yang menjadi Daerah
Tujuan
Wisata tidakdilengkapi sarana untuk keperluan hidup wisatawan selama berwisata,
seperti jasa makanan dan minuman, akomodasi, hiburan, tempat perbelanjaan dan sarana
transportasi yang dapat mengantarkan ke tempat-tempat wisata yang lainnya. Tingkat
kepuasan pengunjung sangat tergantung pada kualitas produk wisata yang akan dijual, apakah
produk wisata itu benar-benar memenuhi keinginan/ harapan pengunjung atau tidak. Menurut
Yoeti (1985), situasi yang ideal untuk menjual produk wisata adalah kombinasi dari
penciptaan harapan yang tinggi (creating hight expectation) dan memuaskan dengan
kenyataan/ pelayanan sesuai atau melebihi apa yang diharapkan dari sebuah kualitas produk
wisata.
Pesona wisata ialah unsur yang terkandung di setiap produk pariwisata serta
dipergunakan sebagai tolak ukur meningkatkan kualitas produk pariwisata. Unsur tersebut
akan memperbesar daya tarik pariwisata dan akan mendorong para wisatawan untuk
berkunjung dan merasa betah di tempat yang dikunjunginya. Pesona wisata pada
hakekatnya, terdiri atas tujuh unsur yang dikenal dengan istilah Sapta Pesona Wisata (Pendit,
1999: 28).

Berikut akan dikemukakan makna dari Sapta Pesona Wisata:


1. Aman, ialah suatu keadaan/kondisi lingkungan, dimana seseorang merasa tentram, tidak
merasa takut, terlindung jiwa dan raga termasuk barangnya dari:
a) bahaya tindak pidana, kekerasan, ancaman, misalnya pencopetan, pemerasan,
penodongan, penipuan dan lain sebagainya
b) ancaman terserang penyakit menular, atau penyakit berbahaya lainnya
c) bahaya kecelakaan karena alat perlengkapan dan fasilitas seperti kendaraan, peralatan
untuk makan dan minuman, lift, alat perlengkapan untuk rekreasi atau olahraga bila tidak
berada dalam keadaan yang baik, akan mengakibatkan kecelakaan
d) gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh pedagang asongan,
gangguan kelompok masyarakat tertentu, ucapan, dan tindakan serta perilaku yang tidak
bersahabat

2. Tertib, ialah suatu keadaan/kondisi yang mencerminkan suasana yang teratur, rapi dan
lancar serta adanya disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat, misalnya:

a) lalu lintas tertib, teratur, dan lancar, alat angkutan datang dan berangkat tepat pada
waktunya
b) tidak nampak orang yang berdesakan atau berebutan untuk mendapatkan atau membeli
sesuatu yang diperlukan
c) bangunan, tanaman terletak secara teratur dan rapi
d) bila memberi pelayanan dilakukan secara cepat dan tepat
e) informasi yang diberikan benar adanya

3. Bersih, ialah suatu keadaan/kondisi lingkungan dan suasana yang menampilkan kebersihan
dan kesehatan di semua tempat yang menjadi tempat kegiatan manusia. Kebersihan yang
dikehendaki, meliputi:
a) kebersihan lingkungan dan tempat-tempat umum seperti hotel, restoran, angkutan umum
tempat rekreasi, tempat buang air kecil/besar dan lain sebagainya
b) kebersihan dan kesehatan untuk bahan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi
c) kebersihan dari alat perlengkapan yang dipakai seperti sendok, piring, tempat tidur, alat
olahraga dan lain sebagainya
d) kebersihan dan kesehatan pramuwisata maupun pakaian yang digunakan, hendaknya rapi
dan tidak mengeluarkan bau yang tidak sedap, dan lain sebagainya.

4. Nyaman, ialah suatu keadaan/kondisi yang menampilkan lingkungan dan suasana yang
sejuk dan tentram oleh karena lingkungan yang serba hijau, bersih, segar dan rapi. Keadaan
yang serba hijau semata-mata tidak akan menjadi daya tarik bila tidak bersih dan rapi.
Kesejukan yang dikehendaki tidak saja harus berada di luar ruangan atau bangunan, akan
tetapi juga di dalam ruangan.

5. Indah atau keindahan, ialah sesuatu yang dinilai dan dirasakan oleh seseorang, dan sangat
erat kaitannya dengan selera seseorang. Indah itu tidak selalu mewah dan dikaitkan dengan
sesuatu yang mahal harganya. Ada patokan-patokan yang dapat dipakai untuk membuat
sesuatu itu menjadi indah. Patokan-patokan yang dimaksud, ialah menciptakan
keadaan/kondisi yang menampilkan suasana yang menunjukkan keserasian dan keselarasan
suatu lingkungan, misalnya dalam hal tata warna, tata letak, tata ruang, bentuk ataupun gaya
dan gerak yang serasi dan selaras sehingga memberi kesan yang enak dan cantik dilihat.

6. Ramah tamah, ialah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan keakraban, sopan, suka,
tersenyun dan menarik hati. Ramah tamah sebagaimana yang dimaksud di atas, tidaklah
berarti bahwa harus kehilangan kepribadian ataupun tidak tegas dalam menentukan sesuatu
keputusan atau sikap. Bahkan sebaliknya kepribadian yang kuat dan ketegasan seseorang itu
akan menjadikan keramah-tamahannya lebih menarik. Hanya saja dalam mewujudkan sikap
tegas itu harus luwes. Suatu contoh dalam sikap tegas tidak perlu seseorang itu mengatakan
”tidak”,
seseorang dapat mengatakannya dengan senyum, akan tetapi dengan hasil tetap tidak.

7. Kenangan/Keunikan, ialah kesan pada sesuatu yang melekat dengan kuat pada ingatan dan
perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya. Kenangan dapat
berupa hal yang indah dan menyenangkan, maupun hal yang tidak menyenangkan. Kenangan
yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan perasaan wisatawan dari pengalaman
berpariwisata di Indonesia, dengan sendirinya adalah yang indah dan menyenangkan.
Sungguh banyak kenangan yang dapat diberikan kepada wisatawan, misalnya aman, tertib,
sejuk, indah dan ramah-tamah sebagaimana yang diuraikan di atas akan memberi kenangan
yang indah dan menyenangkan, disamping hal-hal tersebut di atas. Kenangan yang indah ini
dapat pula diciptakan dengan antara lain:

a) Menyediakan akomodasi yang nyaman, bersih dan sehat, pelayanan yang cepat, tepat dan
ramah, suasana yang mencerminkan ciri-ciri khas daerah dalam bentuk dan gaya bangunan
serta dekorasinya dan lain sebagainya.
b) Menyediakan atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona, baik itu berupa seni
tari, seni suara, berbagai macam upacara. Kegemaran dan tradisi masyarakat dan lain
sebagainya, yang hanya dapat disaksikan di Indonesia.
c) Menyediakan makanan dan minuman khas daerah, dengan penampilan dan penyajian yang
menarik. Makanan dan minuman ini, merupakan salah satu daya tarik yang kuat, dan dapat
pula dijadikan jati diri/identitas suatu daerah atau negara.
d) Menyediakan cinderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri khas daerah, bermutu
tinggi, mudah dibawa dan dengan harga yang terjangkau. Cinderamata itu mempunyai arti
tersendiri bagi seseorang karena cinderamata itu merupakan salah satu bukti dan kenangan
dari kunjungan ke suatu tempat/daerah/negara. Cinderamata biasanya dibeli tidak hanya
untuk diri sendiri, akan tetapi juga dibeli sebagai oleholeh bagi keluarga dan teman-teman.
Melalui cinderamata ini pula suatu bangsa dan negara diperkenalkan kepada negara dan
bangsa lain.
wisata paket
Menurut Gamal Suwantoro, 1997:15 dalam bukunyanya Dasar-dasar pariwisata bahwa
package tour (wisata paket atau paket wisata) yaitu produk perjalanan yang dijual oleh suatu
perusahaan biro perjalanan atau perusahaan transport yang bekerja sama dengannya dimana
harga paket wisata tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel ataupun fasilitas lainnya.
Sedangkan menurut Yoeti, 1997 paket wisata merupakan suatu perjalanan wisata yang
direncanakan dan diselenggarakan oleh suatu travel agent atau biro perjalanan atas resiko dan
tanggung jawab sendiri baik acara, lama waktu wisata dan tempat yang akan dikunjungi,
akomodasi, transportasi, serta makanan dan minuman telah ditentukan oleh biro perjalanan
dalam suatu harga yang telah ditentukan jumlahnya
Robert T.Reilly memberikan arti package tour sebagi berikut :
“All of the service a tour member purchase when paying a tour Typically
this includes accommodation, some meals, sightseeing, some entertaiment,
porterage, an escort, and other items. Air may or may not be include”.
• Wisata paket disusun dengan harga tertentu
• Harga paket wisata pada umumnya sudah termasuk semua komponen yang termasuk
kedalam wisata, seperti transportasi, makan, akomodasi, guide, dan lain-lain.
• Program wisata paket disusun secara lengkap, sehingga wisatawan jika tidak dapat
mengikuti program secara keseluruhan, ia dapat menuntut kompensasi atas program yang
tidak diikuti, kecuali atas perjanjian tertentu.
• Wisata paket biasanya memiliki jangka waktu tertentu, misalnya Lebaran Package yang
hanya dilaksanakan pada saat lebaran (Hari Raya Idul Fitri). Berdasarkan uraian diatas, maka
secara umum paket wisata dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk wisata yang
diselenggarakan dalam jangka waktu lebih dari 24 jam, disusun dengan progaram dan harga
tertntu yang didalamnya sudah termasuk seluruh komponen yang terlibat didalam paket
tersebut.
Komponen wisata dalam penyusunan paket wisata
Komponen wisata meliputi fasilitas-fasilitas yang terlibat dalam penyelenggaraan
wisata, dimana wisata terjadi karena adanya keterpaduan antara berbagai fasilitas yang saling
mendukung dan berkesinambungan. Setiap fasilitas memiliki peranan yang sama pentingnya
dalam mewujudkan wisata dan fasilitasfasilitas tersebut diperlukan dalam penyusunan paket
wisata.
Adapun penjabaran dari tiap komponen wisata yang meliputi hal-hal berikut :

1. Sarana tranportasi
Sarana transportasi terkait dengan mobilisasi wisatawan, dalam
perkembangan pariwisata dewasa ini alat transportasi tidak hanya dipakai
sebagai sarana untuk membawa wisatawan dari satu tempat ke tempat lain
saja, namun juga dipakai sebagai atraksi wisata yang menarik. Sebagai
komponen wisata beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan
dengan sarana transportasi yaitu model transportasi, jenis fasilitas, biaya
dan lokasi.
2. Sarana akomodasi
Sarana akomodasi dibutuhkan apabila wisata diselenggarakan dalam
waktu lebih dari 24 jam dan direncanakan untuk mengunakan sarana
akomodasi tertentu sebagai tempat menginap. Akomodasi sebagai
komponen wisata memiliki beberapa jenis mulai dari home stay, losmen,
motel, hotel melati hingga hotel berbintang. Untuk menempatkan sebagai
bagian dari wisata maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu lokasi, jenis
fasilitas, harga dan lain-lain.
3. Sarana makan dan minum (restoran)
Dilihat dari lokasi ada restoran yang berada di hotel dan menjadi
bagian atau fasilitas hotel yang bersangkutan, ada pula restoran yang
berdiri sendiri secara independen. Dimanapun restoran itu berada ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu jenis atau kelas, menu, fasilitas,
harga, lokasi dan lain-lain.
4. Objek dan atraksi wisata
Objek dan atraksi wisata dapat dibedakan atas dasar asal-usul yang
menjadi karakteristik objek atau atraksi tersebut, yaitu : objek atau atraksi
39

wisata yang bersifat alami, buatan manusia serta perpaduan antara buatan
manusia dan alami. Selain itu objek dan atraksi dapat dibedakan menurut
bentuknya yaitu :
• Objek wisata alam
• Objek wisata sejarah
• Objek wisata budaya
• Objek wisata ziarah
• Objek wisata hiburan
Objek dan atraksi wisata hal yang harus diperhatikan yaitu daya tarik,
lokasi, fasilitas, biaya dan kemudahan-kemudahan lainnya.
5. Sarana hiburan
Hiburan pada hakikatnya adalah salah satu atraksi wisata. Hiburan
bersifat massal, digelar untuk masyarakat umum dan dan bahkan
melibatkan masyarakat secara langsung serta tidak ada pemungutan biaya
yang menikmatinya, dimana hiburan semacam ini disebut amusement.
Tetapi hiburan yang digelar secara khusus dan ada pemungutan biaya
untuk menikmatinya, dimana hiburan semacam ini disebut entertainment.
Entertainment dapat terjadi di hotel, restoran atau tempat –tempat
yang khusus dipersiapkan untuk penyelengaraan hiburan tersebut. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dari sarana hiburan yaitu daya tarik, kapasitas,
fasilitas, lokasi dan biaya.
6. Toko cenderamata
Toko cenderamata erat kaitannya dengan oleh-oleh atau kenang-
kenangan dalam bentuk barang tertentu. Barang-barang yang dijual
biasanya memiliki ciri khusus sesuai dengan kondisi daerah tempat toko
cenderamata tersebut berada. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain yaitu jenis barang, lokasi, harga dan kualitas barang.
7. Pramuwisata dan pengatur wisata (guide dan tour manager)
Pramuwisata dan pengatur wisata adalah petugas purna jual yang
bertindak sebagai wakil perusahaan yang mengelola wisata untuk
membawa, memimpin, memberi informasi dan layanan lain kepada
40

wisatawan sesuai dengan acara yang disepakati. Dalam kaitannya dengan


penyelenggaraan wisata dibedakan menjadi dua yaitu :
• Tour guide yaitu pramuwisata yang bertugas memandu wisatawan
dari awal keberangkatan hingga kembali lagi ke tempat semula.
• Local guide yaitu pramuwisata yang bertugas memandu wisatawn
hanya di objek wisata tertentu.
Pada jenis wisata tertentu, selain melibatkan pramuwisata diperlukan juga
pengatur wisata. Secara organisator, pengatur wisata memiliki kedudukan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pramuwisata. Beberapa hal yang harus
diperhatikan untuk kedua komponen tersebut yaitu keahlian, jenis dan biaya.
Dalam pengembangan paket wisata di Kabupaten Sumenep komponenkomponen

penyusun paket wisata yang akan diperhatikan yaitu terdiri dari :


sarana transportasi, akomodasi, restauran, objek dan atraksi wisata, toko
cenderamata dan rute wisata serta lama perjalanan wisata.
2.7.3 Prinsip-prinsip penyusunan paket wisata
Dalam penyusunan paket wisata yang sempurna diperlukan pengalaman,
pengetahuan serta pengenalan tentang objek wisata yang akan dikunjungi oleh
para calon peserta paket wisata dan pelaksanaannya di lapangan. Adapun
berdasarkan buku panduan milik balai pendidikan dan latihan Pariwisata Bandung
(1985) yang berjudul Tour Conducting bahwa dalam penyusunan dan perencanaan
sebuah paket wisata diperlukan pemahaman terhadap prinsip-pinsip yang
melatarbelakangi yaitu :
A. Perencanaan
Perencanaan merupakan tugas utama seorang tour planning dimana
sebagai seorang perencana yang baik harus menguasai dan mengetahui
dalam hal :
• Objek wisata
• Even yang sedang atau akan berlangsung ditempat tujuan wisata
• Fasilitas
• Kalkulasi biaya
• Biro perjalanan wisata lain yang menjadi saingan
41

• Cara mempromosikan paket wisata dengan melakukan kerjasama


dengan bagian marketing.
Adapun konsep yang digunakan oleh tour planner untuk menyusun paket wisata
adalah :
a. Where to go : menentukan daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi
b. What to see : menentukan objek wisata apa saja
c. Where to stay : menentukan dan memilih hotel apa yang akan digunakan
beserta dengan lokasinya
d. Where to eat : menentukan dimana peserta tour akan makan dan
memilihkan jenis makanan yang sesuai untuk para peserta.
e. How to see it : mencari tahu bagaimana peserta tour dapat menikmati
objek wisata yang dikunjungi
f. How long : berapa lama perjalanan wisata itu akan dilakukan
g. How to go : memilih dan menentukan sarana transportasi yang akan
digunakan
h. Menentukan tanggal keberangkatan
i. Harga
B. Pengorganisasian
Tour planing memiliki peran dari awal pembuatan paket wisata hingga
setelah paket wisata tersebut dijalankan, dimana tour planner memiliki
peranan untuk :
• Memilih sarana tranportasi yang akan digunakan
• Melakukan reservasi pesawat dan hotel
• Melakukan koordinasi dengan tour operator di daerah tujuan wisata
guna menetukan jadwal yang pasti
• Menentukan dan memilih tour leader yang siap dan sesuai untuk
memimpin perjalanan wisata yang akan dilakukan
• Mengurus dan memastikan semua dokumen perjalanan telah siap
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan paket wisata merupakan tugas dari tour leader sebagai orang
yag memimpin pada saat acara berlangsung dimana seorang tour leader
42

memegang peranan kunci yang menentukan berhasil atau tidaknya sebuah


paket perjalanan wisata.
D. Pengawasan
Pelaksanaan perjalanan wisata juga menjadi tugas tour planner untuk
mengawasi pelaksanaan tour dimana tour planner harus memantau acara
paket wisata melalui tour leader untuk mengetahui bagaimana jalannya
acara paket wisata dan memonitor apakah ada masalah selama acara paket
berlangsung.

Jenis-jenis wisata paket


Ditinjau dari paket penyusunannya, wisata paket dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu Ready Made Tour dan Tailored Made Tour.
1. Ready Made Tour
Ready Made Tour adalah wisata paket yang disusun oleh tour operator
tanpa menunggu permintaan calon peserta. Dengan kata lain, penyusunan produk
sepenuhnya atas inisiatif tour operator. Jumlah peserta yang akan mengikuti faktor
pendukung tour.
2. Tailored Made Tour
Tailored Made Tour adalah wisata paket yang penyusunannya setelah ada
permintaan dari calon peserta. Dengan kata lain, inisiatif muncul dari calon
peserta. Wisata paket jenis ini memiliki tiga jenis kemungkinan, yaitu ;
• Disusun dari beberapa komponen wisata menjadi satu produk
• Merupakan penggabungan Ready Made Tour
• Kombinasi harga dengan fasilitas lainnya
Ditinjau dari kegiatan/aktivitas yang dilakukan wisatawan, paket wisata
digolongkan seperti yang dijelaskan oleh M. Kesrul (2003:39-40) sebagai berikut :
1. Recreation Tourism, yaitu paket wisata yang digunakan untuk memanfaat
hari libur untuk kegiatan beristirahat, memulihkan ketegangan jasmani dan
rohani.
2. Cultural Tourism, yaitu paket wisata khusus yang mempelajari adat
istiadat dan cara hidup suatu kaum, peninggalan sejarah dan keagamaan,
dan festival musik.
43

3. Adventure Tourism, yaitu paket wisata yang dilakukan dialam terbuka,


memerlukan keahlian khusus dan fisik yang fit, dengan resiko yang cukup
berbahaya. Tour ini dipandu oleh pramu wisata yang berpengalaman.
Harga paket tour ini agak mahal.
4. Sport Tourism, yaitu paket wisata yang disusun untuk suatu kegiatan yang
terkait dengan penyelenggaraan even olahraga seperti Olimpiade, Asian
Games, dan lain-lain
5. Bussines Tourism, yaitu paket wisata yang diikuti berkaitan dengan
pekerjaan dan jabatan (pemerintah atau swasta) sebagai Incentive Tour
sekaligus berbisnis
6. Convention Tourism, yaitu paket wisata yang bertujuan untuk menghadiri
suatu konvensi, seminar, muktamar, kongres, dan lain-lain.
7. Special Interest Tourism, yaitu suatu paket khusus dengan asumsi perserta
terbatas karena paket tour ini tidak umum.
Dalam penelitian ini akan dikelompokan paket wisata yang dapat
dikembangkan di Kabupaten Sumenep berdasarkan 8 jenis paket wisata dengan
pertimbangan variabel sarana prasarana wisata (akomodasi, restauran, toko
cenderamata), objek dan atraksi wisata, sarana transportasi dan rute perjalanan
wisata serta lama perjalanan wisata.
2.7.5 Penyusunan program paket wisata
Penyusunan program wisata paket pada dasarnya hampir sama dengan
program penyusunan program wisata pada umumnya. Hal pokok yang harus
diperhatikan adalah kesinambungan program dari hari ke hari (hari ke-1, ke-2, dan
seterusnya hingga kembali ketempat asal). Untuk memudahkan penyusunan
program, sebelum langkah pendistribusian terlebih dahulu harus dilakukan
pengalokasian program.
Pengalokasian program maksudnya adalah membagi program yang akan
dilakukan secara garis besar pada waktu yang tersedia. Tujuannya adalah sebagai
berikut :

• Untuk mengetahui jumlah fasilitas yang disediakan


• Untuk menghindari tumpang tindih program
• Untuk memudahkan dalam pendistribusian waktu
44

2.7.6 Penyusunan acara wisata


A. Acara Wisata (Itinerary)
Acara wisata (itinerary) merupakan sebuah dokumen yang dapat
digunakan untuk mengilustrasikan penyelenggaraan sebuah wisata. Acara wisata
dapat juga dikatakan sebagai produk bayangan, karena ia memberi bayangan atau
gambaran mengenai suatu wisata sedangkan itinerary bukanlah wisata itu sendiri
seperti yang telah diungkapkan oleh suyitno (1999:29)
Acara wisata (itinerary) merupakan sebuah dokumen yang memuat hal
ikhwal tentang penyelenggaraan wisata sejak pemberangkatan, di tempat tujuan,
hingga kembali ke tempat asal. Hal-hal yang dimunculkan dalam dokumen
tersebut antara lain untuk penyelenggaraan, tempat obyek kunjungan, dan tempat
makan.

B. Manfaat Bagi Pengelola Wisata


- Sebagai media dalam mempromosikan wisata
- Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan wisata
- Sebagai media dalam pemberian gambaran mengenai kondisi
wisata kepada calon wisata
- Sebagai salah satu sarana evaluasi penyelenggaraan wisata
Manfaat Bagi Wisatawan
- Sebagai media untuk memberikan gambaran mengenai produk
yang dibeli
- Sebagai media untuk memberikan gambaran mengenai: tujuan,
kegiatan, atraksi dan waktu yang diperlukan dalam berwisata
- Sebagai media informasi tentang hal-hal yang harus dipersiapkan
jika mengikuti wisata yang diselenggarakan

C. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan acara wisata


Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan acara wisata yaitu :
- Rute perjalanan: sebaiknya berbentuk putaran (cirle) kecuali bila
jarak terlalu dekat.
- Variasi objek: objek yang dikunjungi disusun sedemikian rupa
sehingga mencerminkan variasi dan tidak monoton. Dasar
45

pertimbangan membuat proyek kunjungan tersebut bervariasi


berdasarkan karakteristik objek.
- Tata urutan kunjungan : tata urutan kunjungan menyangkut
pemilihan objek-objek mana yang didahulukan atau yang terakhir
dikunjungi. Pemilihan didasarkan pada kondisi dan kebutuhan
wisatawan serta kondisi objek wisata.
Linkage

mengenai pengembangan pariwisata harus memuat tiga


kriteria antara lain (R.W. Mc. Intosh, C.R Goeldener & JRB Ritchie, 1995:294):
1. Batas daya dukung lingkungan, yaitu intensitas konstruksi yang didukung
oleh panorama atau kota
2. Fisik, batas perluasan wisata sesuai dengan sumber daya kawasan (darat,
perairan, termasuk sumber daya wisata alami)
3. Kenyamanan, batas-batas dari kepadatan wisata terhadap lahan, kepadatan
penduduk dan ketersediaan akan ruang untuk menghindarkan
kepenuhsesakan dan menurunnya mutu daya tarik wisata.
2.9.2 Komponen pengembangan pariwisata
Terwujudnya keberhasilan dalam pengembangan pariwisata suatu daerah
tergantung dari 2 (dua) faktor, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi segala sesuatu yang berada dan ditawarkan sebagai suatu produk wisata
dan fasilitasnya, misalnya: obyek dan daya tarik wisata, aksesibilitas, sarana dan
prasarana, akomodasi, dan lainnya. Faktor ini biasanya disebut faktor supply.
Sedangkan faktor eksternal atau demand (permintaan) meliputi besarnya
permintaan terhadap suatu obyek wisata oleh wisatawan. Secara rinci komponen
dalam pengembangan pariwisata dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber daya lingkungan alam & sosial budaya
Seluruh lingkungan fisik alam dan sosial budaya dengan potensi sumber
daya wisata alam, budaya dan sumber daya wisata khusus yang ada dan
dapat dikelola serta dikembangkan untuk menjadi daya tarik kunjungan
bagi wisatawan.
2. Atraksi & kegiatan wisata
Berbagai jenis atraksi dan kegiatan wisata yang telah dikembangkan dan
siap dipasarkan sebagai objek dan daya tarik kunjungan wisata.
_ Alam: pantai, danau, gunung, perkebunan/ agro, taman nasional.
_ Budaya: museum, bangunan bersejarah, desa tradisional, kota lama,
monumen nasional, dsbnya.
3. Akomodasi
Berbagai jenis fasilitas akomodasi/ penginapan (hotel bintang/ non bintang)
yang digunakan wisatawan untuk beristirahat dalam kunjungan
perjalanannya ke suatu tempat.
4. Transportasi
Berbagai jenis moda/ angkutan transportasi baik darat, laut dan udara yang
berfungsi sebagai alat pendukung pergerakan wisatawan dari satu tempat
ke tempat lainnya.
5. Infrastruktur lainnya
Berbagai jenis infrastruktur/ sarana prasarana fisik seperti: jaringan
perhubungan (jalan, pelabuhan, bandara, kereta api), jaringan
telekomunikasi, listrik, air minum dan sebagainya.
6. Fasilitas pendukung wisata lainnya
Berbagai jenis fasilitas pendukung kepariwisataan yang berfungsi
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan selama
melakukan perjalanan di suatu tempat/ kota (misalnya: rumah makan, biro
perjalanan, toko cinderamata, pusat informasi wisata, fasitas perbelanjaan,
dsbnya).
7. Unsur institusi/ kelembagaan dan SDM
Unsur kelembagaan atau institusi pengelola maupun SDM yang terkait
dengan pengembangan kepariwisataan baik dari pemerintah maupun
swasta (Dinas Pariwisata, ASITA, PHRI, pelaku pariwisata, dsbnya).
8. Pasar wisatawan domestik dan mancanegara
Pengunjung atau wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara yang
datang mengunjungi kota/ lokasi wisata.
9. Masyarakat lokal
Masyarakat yang tinggal /berada di sekitar lokasi objek wisata.
2.9.3 Syarat pengembangan pariwisata berkelanjutan
Syarat pengembangan pariwisata berkelanjutan (sustainability of tourism
development), antara lain: (sumber: Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan
Alam, Ir. Chafiid Fandeli, Liberty, Yogyakarta, 2001)

1. Prinsip pengembangan yang berpijak pada keseimbangan aspek pelestarian


dan pengembangan serta berorientasi kedepan (jangka panjang)
2. Penekanan pada nilai manfaat yang besar bagi masyarakat setempat
3. Prinsip pengelolaan aset/ sumber daya yang tidak merusak namun
berkelanjutan untuk jangka panjang baik secara sosial, budaya, ekonomi,
4. Adanya keselarasan sinergis antara kebutuhan wisatawan, lingkungan
hidup dan masyarakat lokal. Antisipasi dan monitoring terhadap proses
perubahan yang terjadi akibat kegiatan pengembangan pariwisata.
Pengembangan pariwisata harus mampu mengembangkan apresiasi yang
lebih peka dari masyarakat terhadap warisan budaya dan lingkungan hidup.
2.10 Tinjauan Persepsi
2.10.1 Pengertian persepsi
Asngari menyebutkan dalam penentuan persepsi diawali dari perolehan
informasi kemudian orang tersebut membentuk persepsi dari pemilihan /
penyaringan kemudian informasi tersebut disusun menjadi satu kesatuan yang
bermakna dan akhirnya diinterpretasikan fakta dari keseluruhan informasi. Proses
pembentukan perilaku sesorang melalui persepsi tentang sesuatu terjadi dalam
beberapa tahapan proses belajar, yaitu sebagai berikut :
• Menyeleksi tentang obyek yang akan dituju.
• Memberikan makna dari obyek yang ada.
• Melakukan pemahaman terhadap obyek yang akan dituju selanjutnya
diikuti dengan pengambilan tindakan dan pemilihan alternatif dari
tindakan yang langsung dilakukan tersebut.
50

Persepsi adalah salah satu faktor psiklogi yang sangat erat hubungannya
dengan keberhasilan manusia dalam berinteraksi dengan masyarakat. Davidoff
memamdang persepsi sebagai salah satu proses yang antara satu dengan yang lain
sifatnya berbeda (individualistik) dari apa yang diperkirakan orang, sehingga apa
yang dipersepsikan oleh orang bisa jadi secara substansial berbeda dengan
kenyataan obyek tersebut, karena individu-individu melihat obyek yang semu tapi
memandangnya berbeda.
2.10.2 Pengukuran kepuasan wisatawan dengan IPA (Importance-

Performance Analysis)
Pengukuran terhadap kinerja suatu pelayanan dapat dilakukan dengan cara
membandingkan antara harapan terhadap pelayanan dengan hasil kinerja
pelayanan yang dicapai, tetapi saat ini terjadi kecenderungan untuk menggunakan
suatu ukuran yang subjektif (soft measure) sebagai indikator mutu (Supranto,
1997: 224). Data yang digunakan untuk analisis ini, adalah hasil kuisioner
persepsi masyarakat terhadap kinerja suatu pelayanan berdasarkan indikator
penilaian yang telah ditetapkan.
Dalam analisis ini akan digunakan variabel x untuk kepuasan dan variabel y untuk
kepentingan. Indikator tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja
dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang menentukan urutan
prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan
(Supranto, 1997: 241)
Rumus yang digunakan:
X
Tki
%100×=
Y
i
i

dengan:
Tki : Kesesuaian Responden
Xi : Skor Penilaian Kinerja
Yi : Skor Penilaian Kepentingan

Skor rata-rata penilaian kinerja dari responden ini selanjutnya akan di tempatkan
pada diagram kartesian dengan sumbu x merupakan skor rata-rata penilaian
persepsi (x) dan sumbu y adalah skor rata-rata penilaian kepentingan indikator (y).
Diagram kartesian ini akan dibagi menjadi 4 kuadran dengan perpotongan sumbu
merupakan nilai rata-rata dari total skor penilaian kinerja (x) dan total skor
51

kepentingan (y), dengan rumusan:

x
=

n
Xi
dan
y
=

n
Yi
dimana n adalah
jumlah responden.

Y
Y
A
Prioritas Utama
C
Prioritas Rendah

B
Lanjutkan
Prestasi
D
Berlebihan
Gambar 2. 2 Diagram Kartesius Importance Performance Analysis
X
Penjelasan dari kuadran diatas adalah (Supranto, 1997: 242):
Kuadran A : merupakan indikator yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan
pengguna terhadap kinerja yang kondisinya tidak memuaskan perlu mendapatkan
prioritas peningkatan
Kuadran B : merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna
terhadap kinerja yang kondisinya telah memenuhi harapan dan perlu
dipertahankan.
Kuadran C : merupakan indikator yang tidak begitu penting dalam pemenuhan
tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja yang pelaksanaanya dianggap cukup
atau biasa saja.
Kuadran D : merupakan indikator yang tidak begitu penting dalam pemenuhan
tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja yang pelaksanaannya dilakukan
dengan baik.
2.10.3 Hasil dari persepsi
Adapun hasil dari persepsi yaitu berupa tanggapan dan pembentukan sikap
yang selanjutnya menjadi dasar pengetahuan dalam proses persepsi. Sikap adalah
determinan perilaku, sebab sikap berkaitan dengan persepsi kepribadian dan
52

motivasi. Sikap adalah perasaan positif dan negatif atau keadaan mental yang
selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan
pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek-obyek, dan
keadaan. (Gibson:1991).
Sedangkan dampak dari adanya persepsi yang terdapat dalam diri
seseorang sangatlah beragam. Gibson (1991) menyebutkan bahwa persepsi
berperan dalam penerimaan rangsangan, mengaturnya, dan menerjemahkannya
atau menginterpretasikan rangsangan yang sudah teratur itu untuk mempengaruhi
perilaku dan membentuk sikap. Dengan kata lain persepsi berpengaruh terhadap
perilaku dan dapat membentuk sikap.
Teori tentang persepsi dalam penelitian digunakan sebagai dasar dalam
mengetahui pandangan / pendapat / kesan wisatawan serta kepuasaan pengunjung,
sehingga dapat diketahui tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke
Kabupaten Sumenep. Dalam pariwisata, kepuasaan pengunjung dapat dinyatakan
sebagai pernyataan partisipatif pada kawasan wisata yang dikunjungi berdasarkan
sudut pandang daya tarik wisata (Yoeti, 1997: 32).
2.11 Hasi Penelitian Terdahulu
Studi-studi terdahulu merupakan studi yang pernah dilakukan yang dapat
menambah wawasan bagi penyusun Hasil-hasil penelitian terdahulu juga
digunakan sebagai perbandingan dan acuan dalam mengerjakan penelitian ini.
Namun, penggunaan hasil-hasil penelitian terdahulu tidak sama persis seperti
yang dilakukan dalam penelitian ini. Perbedaan antara hasil-hasil penelitian
terdahulu dengan penelitian ini dijabarkan dalam variabel perbedaan berupa
locus
(lokasi studi),
focus (materi studi), dan modus (metode studi), antara lain sebagai
berikut :
No. Nama Peneliti
Tahun
1. Akhfian
Mustika
Agung,

Tabel 2. 2 Studi Terdahulu


Penelitian
Locus Focus Modus Manfaat
2006 Kabupaten
Malang
Identifikasi karakteristik dan
potensi wisata di Kabupaten
Malang, serta karakteristik
wisatawan berdasarkan
motivasi, kunjungan asal
wisatawan kabupaten Malang
dengan menggunakan
pendapat/ persepsi wisatawan.
Memberikan rekomendasi
pengembangan pariwisata
kabupaten Malang
berdasarkan pendapat
wisatawan
Metode penelitian yang
digunakan adalah metode
deskriptif. Metode analisis
yang digunakan, yaitu
analisis kebijakan, analisis
supply-demand, analisis
pengelolaan, analisis cluster,
analisis linkage system dan
analisis SWOT.

53
Penelitian tersebut
memberikan manfaat
dalam
mengidentifikasi
karakteristik
wisatawan di
Kabupaten Sumenep.
Variabel yang
dipergunakan seperti
motovasi, asal
wisatawan, lama
kunjungan,dan
frekuensi kunjungan

No. Nama Peneliti


Tahun
2. Riandina
Wahyu
Oktaviani dan
Rita Nurmalina
Suryana
3. Dian
Rustyawati
4.
Pratitis Sukma
Rani
Penelitian
Locus Focus Modus Manfaat
2006 Obyek
Wisata
Kebun
Wisata
Pasirmukti,
Bogor
2006 Obyekobjek

Wisata

di
Kabupaten
Malang
2008 Obyekobjek

Wisata
di
Kabupaten
malang
Identifikasi karakteristik
pengunjung, proses keputusan
kunjungn, respon pengunjung
dan tingkat kepuasan
pengunjung terhadap atribut
yang ditawarkan oleh Kebun
Wisata Pasirmukti, serta
fasilitas yang perlu
ditambahkan untuk
menunjang kinerja Kebun
Wisata Pasirmukti.
Identifikasi karakteristik
potensi objek wisata,
karakteristik pengunjung dan
kunjungan, linkage sistem,
pengembangan produk wisata,
penyusunan paket wisata dan
pemasaran paket wisata
Penggalian potensi pariwisata
secara umum untuk kemudian
menentukan peluang untuk
pengadaan pengembangan
paket wisata dengan
pertimbangan RIPP
Kabupaten Malang tahun
2006.
Penelitian ini menggunakan
alat analisis yaitu:
1. Analisis Deskriptif
digunakan untuk
menjelaskan proses
pengambilan keputusan
kunjungan konsumen ke
kebun Wisata
Pasirmukti,
2. ImportancePerformance
Analysis,

3. Customer Satisfaction
Index
digunakan untuk
menganalisis tingkat
kepuasan responden
secara keseluruhan.
Penelitian ini menggunakan
3 alat analisis yaitu
1. analisis deskriptif
digunakan untuk
menjelaskan
karakteristik objek dan
wisatawan
2. analisis evaluatif untuk
mengghitung perjalanan
wisata dan biaya wisata
3. analisis SWOT
Penelitian ini menggunakan
3 alat analisis yaitu
1. analisis deskriptif
eksploratif
2. analisis kualitatif
3. analisis kuantitatif
54
Penelitian tersebut
memberikan manfaat
dalam mengevalusi
tingkat kepuasan
pengunjung di
Kabupaten Sumenep
dengan menggunakan
alat analisis IPA
Penelitian tersebut
memberikan manfaat
dalam penentuan
variabel paket wisata
Penelitian tersebut
memberi manfaat dalam
penentuan variabel
demand dan variabel
paket wisata

BAB II............................................................................................................... 17
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 17

2.1 Tinjauan Umum Pariwisata .....................................................17


2.1.1 Definisi Pariwisata...................................................................... 17
2.1.2 Bentuk dan jenis Pariwisata ........................................................ 18
2.1.2.1 Bentuk Pariwisata ................................................................... 18
2.1.2.2 Jenis Pariwisata....................................................................... 18
2.2 Tinjauan Wisatawan..............................................................20
2.2.1 Jenis Wisatawan ......................................................................... 21
2.3 Tinjauan Motif Wisata.............................................................22
2.4 Tinjauan Komponen Pariwisata ...............................................23
2.4.1 Komponen sediaan/ penawaran pariwisata (
supply) .................... 23
2.4.2 Komponen permintaan pariwisata (demand) ............................... 26
2.5 Tinjauan Unsur-unsur Pokok Kepariwisataan............................28
2.5.1 Daya tarik (attraction) ................................................................ 29
2.5.2 Fasilitas ...................................................................................... 31
2.5.3 Infrastruktur................................................................................ 32
2.5.4 Informasi dan promosi ................................................................ 33
2.6 Tinjauan Pesona Wisata sebagai Tolak Ukur Meningkatkan
Kualitas Produk Wisata .....................................................................33
2.7 Tinjauan Wisata Paket ............................................................37
2.7.1 Pengertian wisata paket............................................................... 37
2.7.2 Komponen wisata dalam penyusunan paket wisata ..................... 39
2.7.3 Prinsip-prinsip penyusunan paket wisata..................................... 41
2.7.4 Jenis-jenis wisata paket............................................................... 43
2.7.5 Penyusunan program paket wisata .............................................. 44
2.7.6 Penyusunan acara wisata............................................................. 45
2.8 Tinjauan Linkages System (Sistem keterkaitan)........................46
2.8.1 Definisi dan konsep linkages system ........................................... 46
2.9 Tinjauan Pengembangan Pariwisata ........................................47
2.9.1 Definisi dan tujuan pengembangan pariwisata............................. 47
2.9.2 Komponen pengembangan pariwisata ......................................... 48
2.9.3 Syarat pengembangan pariwisata berkelanjutan .......................... 50
2.10 Tinjauan Persepsi ...................................................................50
2.10.1 Pengertian persepsi ..................................................................... 50
2.10.2 Pengukuran kepuasan wisatawan dengan IPA (
ImportancePerformance
Analysis)
............................................................................... 51
2.10.3 Hasil dari persepsi ...................................................................... 52
2.11 Hasi Penelitian Terdahulu ......................................................53

Tabel 2. 1 Persyaratan Penelitian Daya Tarik Pariwisata .................................... 28


Tabel 2. 2 Studi Terdahulu................................................................................. 53

Gambar 2. 1 Konsep
linkage system................................................................... 47
Gambar 2. 2 Diagram Kartesius Importance Performance Analysis.............. 52
55
56

Anda mungkin juga menyukai