POLITEKNIK NEGERI MALANG Jalan Soekarno-Hatta No. 9, PO Box04, Malang-65141 Tel. (0341) 404424, 404425, Fax. (0341) 404420 1. Sebutkan macam-macam antena yang digunakan pada telekomunikasi beserta polaradiasi, polarisasi, gain, frekuensi, dan digunakan untuk apa (aplikasi) minimal 5 macam Jenis jenis antena : 1. Antena Kawat (Wire Antenna) Antena kawat, merupakan jenis antena yang paling populer karena sering dilihat sehari- hari pada kendaraan mobil, gedung, kapal-kapal, pesawat terbang, spacecraft, telepon, TV, dll. Bentuk antena kawat bermacam-macam : linier (dipole, monopole, whip/pecut), loop (sirkular, rektangular, segitiga, elips), dan helix.
Gambar 1 Macam Antena Kawat a. Antena Monopole
b. Antena Dipole
c. Antena Loop
d. Antena Helix
Aplikasi Antena Kawat Antena kawat dalam kehidupan penerapannya dalam kehidupan sehari hari yaitu: pada Mobil, gedung, Kapal, Pesawat terbang, spacecraft, telepon dan TV.
2. Antena Celah (Aperture Antenna) Antena apertur merupakan jenis antena yang banyak digunakan pada frekuensi tinggi. Biasanya terdapat pada aircraft dan spacecraft karena kemudahannya dalam pemasangannya. Bentuk antena celah bermacam-macam antara lain seperti Sectoral Horn, Piramidal Horn, Slot dan lainnya.
Gambar 2 Macam Antena Celah a. Antena Horn
b. Antena Slot
Aplikasi Antena Celah Adapun penerapan dari antena celah adalah pada pesawat terbang, satelit, stasiun bumi, misil, aplikasi mobile dan pesawat ruang angkasa.
3. Antena Pantul (Reflector Antenna) Antena reflektor, merupakan antena yang cocok digunakan untuk eksplorasi angkasa luar karena gain yang besar sebanding dengan dimensinya. Bentuk reflektor dapat berupa bidang datar, sudut, dan parabola antara lain pada antena Parabolic dish, corner reflector, dan lain lainnya.
Gambar 3 Antena Reflector a. Antena Corner Reflector
b. Antena Parabolic
Aplikasi Antena Reflector Salah satu aplikasi antena reflektor adalah sebagai pemancar tv sektoral pada band UHF.
c. Antena Yagi Antenna Type Pola Radiasi Karakteristik
Frequency : 2,4 Ghz Gain : 16 dBi Polarization : Vertical / Horizontal
Impedance : 50 Ohm Max. Input Power : 50 Watts
4. Antena Lensa. Antena Lensa digunakan terutama untuk mengkolimasi energi elektromagnetik agar tidak tersebar ke arah yang tidak diinginkan. Antena lensa diklasifikasikan berdasarkan bahan konstruksi, atau berdasarkan bentuk geometris.
Gambar 4. Tipe konfigurasi Antena Lensa
Aplikasi Antena Lensa Antena Lensa digunakan untuk memfokuskan pentransmisian dari antena horn ataupun antena mikrostrip.
5. Antena Mikrostrip Salah satu antena yang paling populer saat ini adalah antena mikrostrip. Hal ini disebabkan karena antena mikrostrip sangat cocok digunakan untuk perangkat telekomunikasi yang sekarang ini sangat memperhatikan bentuk dan ukuran. Berdasarkan asal katanya, mikrostrip terdiri atas dua kata, yaitu micro (sangat tipis/kecil) dan strip (bilah/potongan). Antena mikrostrip dapat didefenisikan sebagai salah satu jenis antena yang mempunyai bentuk seperti bilah/potongan yang mempunyai ukuran sangat tipis/kecil.
Gambar 5. Antena Mikrostrip Antenna Type Pola Radiasi Karakteristik
Polarisasi :
Linier
Melingkar
Elips Gain : 9 dBi
Frekuensi kerja : 5.62 GHz - 5.85 GHz
Polarisasi a. Linier : terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu pada suatu titik di ruang memiliki vector medan elektrik (atau magnet) pada titik tersebut selalu berorientasi pada garis lurus yang sama pada setiap waktu. b. Polarisasi melingkar: terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu pada suatu titik memiliki vektor medan elektrik (atau magnet) pada titik tersebut berada pada jalur lingkaran sebagai fungsi waktu. c. Polarisasi elips: terjadi ketika gelombang yang berubah menurut waktu memiliki vektor medan (elektrik atau magnet) berada pada jalur kedudukan elips pada ruang.
Gain Penguatan (G) pada antena mikrostrip merupakan perbandingan intensitas radiasi pada arah tertentu terhadap intensitas radiasi yang diterima jika daya yang diterima berasal dari antena isotropik. Penguatan dapat dirumuskan sebagai
Berbagai macam model matematika telah dianjurkan untuk memprediksikan karakteristik radiasi dari radiatorantena mikrostrip patch segitiga sama sisi. Ungkapan mengenai daerah jauh diperoleh dengan menggunakan model rongga yang sederhana dan memenuhi syarat untuk tujuan praktis. Pola radiasinya dapat digambarkan dengan menggunakan persamaan :
Pola Radiasi Pola radiasi adalah bentuk radiasi gelombang EM dari sebuah antena sebagai fungsi dari koordinat ruang. Koordinat ruang yang digunakan adalah koordinat bola (spherical coordinate).
Gambar 6. Titik Koordinat Bola Pengukuran dilakukan pada beberapa bidang dua dimensi. Pola bidang dua dimensi ini disebut potongan pola (pattern cut) atau principal plane.
Gambar 7. Pola bidang dua dimensi Polarisasi Antena Mikrostrip mempunyai polarisasi melingkar.
Gambar 10. Pola Radiasi Melingkar
Aplikasi dan Frekuensi Antena Mikrostrip a. WiMAX Dalam penggunaan mikrostrip untuk WiMAX yang bekerja pada frekuensi 2,3 GHz b. WLAN Contoh mikrostrip dalam penggunaan WLAN mikrostrip yang digunakan adalah antena mikrostrip array yang berfungsi untuk menambah penguatan padaWLAN. c. Bandpass Filter Bandpass filter bertugas untuk menyaring sinyal yang berada di tengah, sinyal rendah dan tinggi ditolak. Mikrostrip adalah teknologi yang paling fleksible untuk merancang filter. Filter Hairpin bekerja pada frekuensi 2,45 GHz d. Mobile Satellite Antena microstrip array digunakan dalam sistem komunikasi mobile satellite pada rentang frekuensi 2,5 - 2,6 GHz
6. Antenna Susun (array) Antena susunan, merupakan susunan beberapa antena sejenis sedemikian sehingga karakteristik radiasi yang diinginkan dapat diperoleh. Beberapa macam antenna array : yagi uda, susunan aperture, susunan slot.
Gambar 6 Macam Antena Susun (Array) a. Antena Yagi
Gain Gain atau memperoleh kekuatan dari Yagi diukur relatif terhadap setengah gelombang dipole (dBd) dalam banyak kasus. Mendapatkan kekuatan yang lebih penting dalam hal transmisi rasio front-to-back adalah penting dalam hal menerima directivity. Gain-nya rendah biasanya antara 7 sampai 15 dBi. Polarisasi Bentuk dari polarisasi antena yagi seperti pada gambar 4. Antena Yagi disebut pengarah, karena antena ini memiliki polarisasi berbentuk memanjang dari belakang kedepan. Artinya bahwa radiasi yang ditimbulkan mengarak kepada arah director diarahkan. Gambaran dari polarisasi antena yagi adalah sebagai berikut. Gambar 4. Polarisasi antena Yagi. Dari gambar tersebut kita bisa melihat ada dua pola yang perlu kita amati. Pola 1 adalah polariasasi antena yagi yang dipancarkan oleh driven sedangkan pola 2 adalah polarisasi antena ke titik terjauh karena adanya pengerucutan polarisasi yang terjadi karena adanya director. Dengan gambaran inilah maka kita dapat mengarahkan antena yagi ke titik terkuat dari pancaran antena untuk mengirimkan dan menerima sinyal ke BTS terdekat. Pola Radiasi
Aplikasi Antena Yagi Uda diterapkan diberbagai kebutuhan. di Indonesia Antena Yagi Uda sangat banyak digunakan untuk antena televisi. Selain itu Antena Yagi Uda juga bisa digunakan sebagai antena radio dan antena penguat sinyal Wi-Fi. Aplikasi Antena Susun (Array) Mobile WiMAX Wireless LAN Sistem GPS dan GSM
7. Antena Directional Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak bisa menjangkau area yang luas, contohnya : antena Yagi, Panel, Sektoral dan antena Parabolik 802.11b yang dipakai sebagai Station atau Master bisa menggunakan jenis antena ini di kedua titik, baik untuk Point to Point atau Point to Multipoint. Pola Radiasi Antena Directional
Gambar 5. Macam Antena Directional Pola radiasi Pola radiasi antena ini digambarkan pada gambar 1 seperti dibawah ini.
Gambar 6 Pola Radiasi Antena Directional
Gambar 7 Bentuk pola radiasi gelombang antena Directional: (a) Pola radiasi bidang medan magnet (H) (b) Pola radiasi bidang medan listrik (E) Polarisasi Antena Directional adalah antenna yang pola radiasi pancarannya terarah sehingga efektifitas pancaran radio hanya ke satu arah saja.
Gambar 8 Polarisasi Linear Gain Antena Gain (penguatan) bukanlah kuantitas yang bisa didefinisikan dalam bentuk fisik seperti watt atau ohm, tetapi gain adalah rasio yang tidak berdimensi. Gain diberikan sesuai dengan rujukan kepada antena standar. Gain antena (Gt) dapat dihitung dengan menggunakan antena lain sebagai antena yang standar atau sudah memiliki gain yang standar (Gs). Dimana membandingkan daya yang diterima antara antena standard (Ps) dan antena yang akan diukur (Pt) dari antena pemancar yang sama dan dengan daya yang sama. .. (1)
Jika dirubah dalam satuan decibel maka menjadi, Gt (dB) = Pt (dBm) Ps (dBm) + Gs (dB).. (2) Frekuensi Kerja Frekuensi kerja antena directional 900 MHz. Aplikasi Antena Directional Antena Directional adalah antenna model yang seperti kebanyakan yang dipakai sebagai antenna penerima siaran TV. 8. Antena Omnidirectional Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu 360 derajat; dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani area yang luas Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena sifatnya yang terlalu luas se-hingga ada kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang akan menyebabkan interferensi.
Gambar 7 Macam Antena Omnidirectional
Pola Radiasi
Gambar 8 Pola Radiasi Antena Omnidirectional
Polarisasi Antena Omnidirectional adalah antenna yang pola pancaran gelombangnya ke segala arah.
Gambar 9. Pola Radiasi Melingkar (Circular)
Gain Gain antenna Omnidirectional antara 3 dBi sampai 12 dBi. Frekuensi yang Digunakan Berdasarkan konfigurasinya antenna Omnidirectional pada frekuensi 2,4 GHz. Aplikasi Antena Groundplane 2. Jenis konektor yang digunakan pada RF minimal 5 macam 1. Konektor BNC
Gambar 7 Konektor BNC Konektor BNC adalah jenis umum dari RF konektor digunakan untuk kabel koaksial . Hal ini digunakan dengan radio , televisi , dan lain frekuensi radio elektronik peralatan, instrumen tes, sinyal video, dan pernah konektor jaringan komputer populer. Konektor BNC dibuat untuk mencocokkan impedansi karakteristik kabel baik di 50 ohm atau 75 ohm. Hal ini biasanya diterapkan untuk frekuensi di bawah 3 GHz dan tegangan di bawah 500 Volt. konektor Mirip menggunakan prinsip bayonet koneksi ada, dan sebuah konektor berulir juga tersedia. Penggunaan e. Konektor BNC digunakan untuk koneksi sinyal seperti: f. analog dan digital interface serial sinyal video g. amatir radio antena h. penerbangan elektronik ( avionik ) i. peralatan uji . 2. Konektor RF Konektor RF merupakan konektor elektrik yang dirancang untuk bekerja pada frekuensi radio pada rentang multi-megahertz. Konektor ini umumnya digunakan pada kabel coaxial dan desainnya sesuai dengan shielding yang dimiliki kabel coaxial, sehingga dapat meminimalkan efek perubahan impedansi saluran transmisi pada bagian sambungan. Desain konektor ini juga memungkinkan sambungan yang dihasilkan cukup kuat dengan mekanisme pengikatan (sekrup, bayonet, braces, pushpull), dan pegasan untuk menghasilkan kontak listrik berhambatan rendah dengan permukaan emas pada bayonet.
Gambar 8 Konektor RF tipe N Male Konektor ini mempunyai banyak tipe standard, salah satunya adalah konektor BNC, dan tipe yang lain diantaranya 7/16 DIN connector 50 ohm, konektor N (Neil), C (Concelman), F (75 ohm), TNC, konektor UHF, dan lain-lain. 3. Konektor UHF Konektor UHF disebut juga konektor coaxial Amphenol, yang merupakan desain konektor RF pada era perang dunia II, yang pada saat itu UHF mengacu pada frekuensi lebih dari 30 MHz. Pada perang dunia II konektor ini digunakan sebagai konektor video pada aplikasi RADAR, dan kemudian berkembang penggunaannya pada aplikasi RF (radio frequency).
Gambar 9 Konektor UHF
4. Konektor FC Digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang bisa diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat, akurasinya tidak akan mudah berubah.
5. Konektor UHF Konektor UHF, juga kadang-kadang dikenal sebagai konektor coaxial Amphenol dirancang dalam 1930s oleh seorang desainer di perusahaan Amphenol untuk digunakan dalam industri radio. Steker dapat disebut sebagai konektor coaxial PL259, dan soket sebagai konektor SO239 yang merupakan nomor bagian militer aslinya.
6. Konektor N-type Konektor N-type adalah konektor coaxial RF kinerja tinggi yang digunakan dalam banyak aplikasi RF. Konektor ini dirancang oleh Paul Neill dari Bell Laboratories. N-Type konektor coaxial digunakan untuk banyak aplikasi frekuensi radio termasuk siaran dan peralatan komunikasi di mana kemampuan penanganan daya yang memungkinkan untuk digunakan untuk pemancar daya menengah, namun juga digunakan untuk banyak penerima dan aplikasi RF umum.
7. Konektor Sub Miniature (SM) Konektor SMA Konektor kabel RF dan microwave koaksial ini sering digunakan untuk menyediakan konektivitas RF antara papan, dan banyak komponen microwave termasuk filter, attenuators, mixer dan osilator, menggunakan konektor SMA. Konektor memiliki antarmuka kopling luar ulir yang memiliki bentuk heksagonal, yang memungkinkan untuk diperketat dengan kunci pas. Konektor SMA ini awalnya dirancang untuk digunakan dengan kabel coax 141 semi- kaku. Namun penggunaannya diperluas ke kabel fleksibel lainnya, dan konektor dengan pin pusat diperkenalkan. Konektor SMB Konektor SMB mendapatkan namanya seperti yang disebut konektor Sub-Miniature B. Ini dikembangkan sebagai hasil dari kebutuhan untuk konektor yang mampu menghubungkan dan memutuskan dengan cepat. Ini tidak memerlukan kacang diperketat ketika dua konektor yang dikawinkan. Sebaliknya konektor dibawa bersama-sama dan mereka jepret cocok bersama-sama. Selain konektor menggunakan kontak batin dan struktur isolator dielektrik tumpang tindih untuk memastikan konektivitas yang baik dan impedansi konstan. Konektor coaxial SMB tidak banyak digunakan sebagai rekan-rekan SMA mereka. Mereka digunakan untuk papan antar atau koneksi perakitan di dalam peralatan, meskipun mereka tidak banyak digunakan untuk majelis microwave dibeli dalam pandangan kinerja rendah mereka. Konektor SMC Sebuah konektor tipe SM ketiga adalah tidak mengherankan Sub Miniatur C atau konektor kabel koaksial SMC. Hal ini mirip dengan konektor SMB, tetapi menggunakan antarmuka kopling berulir daripada snap-on koneksi. Ini menyediakan antarmuka yang jauh lebih unggul untuk koneksi dan sebagai hasilnya, SMC kabel konektor coaxial biasanya ditentukan untuk beroperasi pada frekuensi hingga 10 GHz. SMC konektor kabel koaksial memberikan kombinasi yang baik dari ukuran kecil dan kinerja. Mereka juga dapat digunakan dalam lingkungan di mana getaran diantisipasi. Dalam pandangan kinerja mereka, mereka menemukan aplikasi dalam peralatan microwave, meskipun mereka biasanya tidak digunakan untuk aplikasi militer di mana konektor SMA cenderung lebih disukai.
8. Konektor MCX Salah satu konektor yang termasuk dalam kategori ini adalah MCX (MicroCoaX) konektor coax. Ini dikembangkan dalam 1980s oleh Huber dan Suhner yang MCX adalah nama dagang. Konektor MCX memiliki banyak kesamaan dengan pembangunan konektor SMB menggunakan antarmuka snap-on cepat, dan memanfaatkan kontak batin dan struktur isolator dielektrik tumpang tindih. Konektor MCX biasanya ditentukan untuk operasi hingga 6 GHz, dan menemukan aplikasi dalam berbagai arena termasuk peralatan untuk telekomunikasi seluler, data telemetri, Global positioning (GPS) dan aplikasi lain di mana ukuran dan berat yang penting dan frekuensi umumnya di bawah 5 GHz. 9. Konektor MMCX Konektor lain yang sedang banyak digunakan adalah konektor MMCX. Menjadi beberapa 45% lebih kecil dari konektor SMB, MMCX sangat ideal di mana garis low profile adalah elemen kunci. Oleh karena itu sangat ideal untuk aplikasi dimana tinggi papan terbatas, termasuk aplikasi di mana papan dapat ditumpuk. Karena itu sedang banyak digunakan di banyak aplikasi telekomunikasi seluler. Konektor ini menyediakan pas sekejap dan juga menggunakan desain slot-less untuk meminimalkan kebocoran.
Gambar 10 Macam-macam Konektor RF 3. Macam-macam kabel koaksial yang digunakan untuk radio frekuensi 1) Kabel Koaksial RG-58/U
Gambar 1. Kabel Koaksial RG-58/U RG-58 / U adalah jenis kabel koaksial sering digunakan untuk sinyal daya rendah dan koneksi RF. Kabel ini memiliki impedansi karakteristik baik 50 atau 52 . "RG" awalnya indikator satuan untuk kabel RF massal di Joint Electronics Type Penunjukan Sistem militer AS. Ada beberapa versi yang meliputi perbedaan bahan inti (padat atau dikepang kawat) dan perisai (cakupan 70% sampai 95%). Diameter luar RG-58 adalah sekitar 0,2 inci (5 mm). RG-58 beratnya sekitar 0,025 / ft (37 g / m), menunjukkan sekitar 25 pF / ft (82 pF / m) kapasitansi dan dapat mentolerir maksimum 300 V potensial (1800 W). Plain RG-58 kabel memiliki pusat konduktor padat. The RG-58A / U memiliki 7 atau 19 pusat untai konduktor fleksibel. Banyak digunakan untuk sistem komunikasi radio dua arah, seperti laut, radio CB, amatir, polisi, pemadam kebakaran, WLAN antena dll, yang dirancang untuk bekerja dengan kabel 50 . RG-58 kabel sering digunakan sebagai pembawa generik sinyal di laboratorium, dikombinasikan dengan konektor BNC yang umum pada uji dan peralatan pengukuran seperti osiloskop. Kabel RG-58 dapat digunakan untuk frekuensi yang cukup tinggi. Pelemahan sinyal tergantung pada frekuensi, misalnya dari 3.3dB/100feet pada 50 MHz ke kaki 21.5dB/100 pada 1 GHz.
2. Kabel Koaksial H155
Gambar 2. Kabel Koaksial H155 Kabel koaksial jenis ini sesuai untuk frekuensi jangkauan hingga 3 GHz. RF- konduktor fleksibel dan direkomendasikan untuk aplikasi komunikasi radio. Nilai- nilai redaman yang baik dicapai oleh low-loss PE-dialectric media dengan komponen udara lebih dari 50%, serta dengan konduktor batin dan perisai ganda tembaga dan foil alu-cladded. H-155 PVC adalah kabel koaksial untuk sebagian besar aplikasi di media dan wifi teknologi komunikasi: hal ini sangat fleksibel, dengan redaman rendah dan tahan radiasi liar.
3. Kabel Koaksial LMR240 Kabel LMR240 menawarkan transmisi sinyal terhormat jarak pendek dari 10 sampai 20 meter. Tidak seperti kabel murah lainnya yang menurunkan sinyal Anda sebanyak 50% jarak pendek, kabel LMR240 memberikan gain sinyal sebanyak dari antena ke perangkat Anda, sehingga Anda mendapatkan kualitas sinyal yang baik sepanjang hari, sepanjang malam. Secara default semua antena SkyWave yang dibundel dengan kabel 10 meter yang LMR240.
Gambar 3. Kabel Koaksial LMR240 4. Kabel Koaksial EMR400
Gambar 4. Kabel Koaksial EMR400 Kabel ECore 50 Ohm Low Loss 400 (EMR400) adalah solusi biaya rendah untuk LMR-400. Pembungkus polyethilene membuat kabel ini dapat digunakan indoor dan outdoor. Pusat konduktor tembaga padat membuat kabel ini memiliki nilai yang sangat baik dengan kinerja yang unggul. Atenuasi 900 MHz/100 ft: 7.6dB/100ft , atenuasi 2.4 GHz/100 ft: 13.1dB/100ft. EMR-400 Coaxial Cable membawa revolusi ECore yang paling populer 50 ohm coaxial kabel video. EMR-400 sangat cocok untuk WLL, GPS, WLAN, WISP, WiMax, SCADA, dan aplikasi antena mobile. Hal ini sangat cocok untuk transmisi jarak jauh, yang membuatnya menjadi favorit installer. Jaket (pembungkus) yang fleksibel namun kasar membuat pentransmisian pada kabel mudah di hampir setiap lingkungan. 5. Kabel Koaksial 75 ohm 5C-2V
Gambar 5 Kabel Koaksial 5C-2V 75 ohm kabel digunakan untuk semua aplikasi video (baseband video, kabel Monitor, TV kabel jaringan antena, CCTV dll), dan untuk aplikasi telekomunikasi. CATV (Community Antenna Television) dan MATV (Master Antenna Television) 75 Ohm kabel koaksial dibagi menjadi tiga kelompok instalasi yang lain: Batang atau Feeder Cable: Hubungan antara pemancar di perusahaan kabel ke amplifier batang. Kabel Distribusi: Sambungan dari penguat trunk ke kabel drop di pinggir jalan. Jatuhkan Kabel: Kabel yang menghubungkan dari garis Distribusi ke dalam rumah.
4. Alokasi Frekuensi untuk radio komunikasi mulai VLF EHF Amatir radio mungkin terlibat dalam satelit dan ruang kerajinan komunikasi. Namun, frekuensi yang diperbolehkan untuk kegiatan tersebut dialokasikan secara terpisah dari lebih penggunaan umum radio band amatir. Berikut alokasi frekuensi di bawah International Telecommunication Union (ITU). Frekuensi Panjang Gelombang Penunjuk Singkatan 3-30 Hz 10 ^ ^ 5km-10 4km Sangat rendah frekuensi ELF 30 - 300 Hz 10 ^ ^ 4km-10 3km Super frekuensi rendah SLF 300 - 3000 Hz 10 ^ 3km-100km Ultra frekuensi rendah ULF 3-30 kHz 100km 10km Sangat frekuensi rendah VLF