Anda di halaman 1dari 24

POLA KUMAN PENDERITA PATAH TULANG

TERBUKA DI IGD RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK


BANDAR LAMPUNG
PERIODE FEBRUARI-MARET
TAHUN 2014
Oleh :

WAWAN YUDHA IRIANDY
NPM. 09310074

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat di tahun 2010
terdapat lebih dari 5,6 juta orang meninggal dikarenakan
insiden kecelakaan lalu lintas dan sekitar 1,3 juta orang
mengalami patang tulang. Salah satu insiden kecelakaan
lalu lintas yang memiliki prevalensi cukup tinggi yaitu
insiden patah tulang terbuka III A sekitar 47% dari insiden
kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Tetapi ada faktor yang
lain seperti proses penuan 24% dan osteoporosis 28% juga
dapat berpengaruh terjadinya patah tulang.
PENDAHULUAN
Dilaporkan bahwa hasil kultur pada patah tulang
terbuka adalah kuman campuran yang didominasi
kuman staphylococcus aureus 52,8%, diikuti Escherichia
coli dan Enterobacter 32,5%, Streptococcus 26,0%,
Pseudomonas l7,1 % dan proteus l,6%. Pada penelitian
lain juga didapatkan bahwa kuman multipel yang
didominasi Staphylococcus aureus adalah penyebab
terbanyak.
Dikarenakan adanya hubungan dengan dunia luar, maka
pada patah tulang terbuka sering terjadi komplikasi
berupa infeksi. Insidensi terjadinya infeksi pada luka patah
tulang terbuka bervariasi. Berdasarkan data Departemen
Kesehatan RI dilaporkan jumlah infeksi pada patah tulang
terbuka dari 214 kasus patah tulang terbuka maka grade I
11%, grade II 15%, grade III 41%. Pada kasus ini, 65%
adalah patah tulang pada daerah ekstremitas bawah,
setelah dilakukan pemeriksaan didapat angka infeksi
superfisial 4,5%, infeksi jaringan bagian dalam 3%,
sedangkan osteolitis didapat 7%. Patah tulang terbuka
mudah mengalami infeksi, maka penanganan luka, pada
patah tulang terbuka harus benar. Pemberian antibiotika
termasuk salah satu yang memegang peranan penting
untuk mencegah infeksi
Bagaimana pola kuman penderita patah
tulang terbuka di IGD RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar lampung ?
RUMUSAN
MASALAH
Untuk mengetahui pola kuman penderita patah
tulang terbuka di IGD RSUD DR. H. Abdul Moeloek
TUJUAN
UMUM
Mengetahui adanya pola kuman Staphylococus
Aureus, Eschercia Coli , Enterobacter ,Streptococcus
Pseudomonas, dan Proteus pada penderita patah
tulang terbuka di IGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.
TUJUAN
KHUSUS
Bagi
penulis
dapat menerapkan ilmu yang sudah didapatkan dari perkulihan di
kampus dan menambah wawasan tentang infeksi patah tulang terbuka.
Bagi
institusi
pendidikan
dapat menjadi sarana untuk melatih mahasiswa untuk melakukan
penelitihan berdasarkan ilmu yang sudah didapatkan dari perkulihan.
Bagi instansi
terkait
dapat menjadi bahan masukan untuk melakukan kebijakan-kebijakan
kesehatan serta dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan
terkait dengan kuman yang terdapat pada patah tulang terbuka.
Bagi
masyarakat
dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan mengenai pola
kuman penderita patah tulang terbuka.
Bagi peneliti
lain
dapat menjadi bahan referensi penelitian dalam pengembangan
penelitian selanjutnya.
Manfaat Penelitihan
DEFINISI

Patah tulang terbuka adalah
terputusnya kontinuitas struktur
jaringan tulang atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh
trauma, baik trauma langsung
ataupun tidak lansung yang
berhubungan dengan dunia luar
atau rongga tubuh yang tidak
steril, sehingga mudah terjadi
kontaminasi bakteri dan dapat
menyebabkan komplikasi infeksi

TINJAUAN PUSTAKA
Patah Tulang Traumatik
Trauma terjadi secara tiba
tiba
Patah Tulang Stress
Trauma terjadi terus menerus
pada suatu tempat tertentu
Patah Tulang Patologis
Terjadi karena Kelemahan
tulang sebelumnya akibat
kelainan patologis pada tulang
KLASIFIKASI PATAH TULANG
Klasifikasi fraktur terbuka menurut Gustillo
Tipe I lukanya bersih dan panjangnya kurang dari 1 cm
Tipe II panjang luka lebih dari 1 cm dan tanpa kerusakan jaringan lunak
yang luas.

Tipe IIIa luka dengan kerusakan jaringan yang luas, biasanya lebih dari
10 cm dan mengenai periosteum.
Tipe IIIb kerukan atau kehilangan jaringan lunak yang luas disertai
pengelupasan periosteum dan kerusakan vaskular

Tipe IIIc Kerusakan pada pembuluh darah/saraf perifer yang harus
diperbaiki, tanpa melihat kerusakan jaringan lunak
DERAJAT GUSTILLO - ANDERSON
Penanganan patah tulang terbuka
life saving, dilanjutkan dengan resusitasi
cairan
Pembidaian, bersihkan luka, hentikan
perdarahan penutupan luka primer
Antibiotika
Rujuk ke bagian bedah orthopedi


Komplikasi
Komplikasi dini
1. Pada tulang
Infeksi, terutama pada fraktur terbuka.
Osteomielitis
2. Pada jaringan lunak
Lepuh kulit yang melepuh
Dekubitus
3. Pada otot
Terputusnya serabut otot
Sindroma crush
4. Pada pembuluh darah
Robekan arteri inkomplit akan terjadi perdarahan terus menerus
Robekan yang komplit ujung pembuluh darah mengalami retraksi dan
perdarahan berhenti spontan
5. Pada saraf
Terputusnya saraf
Kerusakan akson












Komplikasi lanjut
Delayed union
Non union
Mall union
Osteomielitis kronis
Kekakuan sendi
Kerangka Teori
Trauma Langsung Trauma tidak langsung Kondisi patologis
Patah tulang
Terbuka
Laserasi kulit
Kerusakan
intergritas kulit
Resiko infeksi
Invasif kuman
1. Staphylococus
Aureus
2. Eschericha Coli
3. Enterobacter
4. Streptococus
5. Pseudomonas
6. Proteus
tertutup
KERANGKA KONSEP
PENDERITA PATAH TUKANG
TERBUKA
POLA KUMAN PATAH
TULANG TERBUKA
DESAIN PENELITIAN
Deskriptif dengan pendekatan Crossectional
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar
lampung dan bekerjasama dengan laboratorium
Kesehatan Daerah Bandar lampung. Penelitian
ini dimulai pada bulan Februari-Maret 2014
SUBYEK
PENELITIAN
Populasi Penelitian
Penderita patah tulag terbuka yang datang di
IGD RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung.
Kriteria Inklusi
Penderita patah tulang terbuka akibat trauma
karena jatuh, trauma kecelakaan lalu lintas,
trauma benda tumpul, akibat luka tembak dan
dengan semua grade.
Keriteria Eksklusi
Penderita patah tulang terbuka yang
meninggal.
Penentuan Sampel
Penelitihan ini menggunakan 30 sampel.
Subyek yang
diikutkan dalam
penelitian ini
adalah semua
penderita patah
tulang terbuka
dan memenuhi
kriteria sebagai
berikut:
CARA PENGAMBILAN SAMPEL
Tindakan sebelum pengambilan sampel pemeriksaan adalah
menjelaskan terlebih dahulu pada penderita yang memenuhi
kriteria tentang keikutsertaan dalam penelitihan. Apabila
penderita setuju diikutsertakan dalam penelitihan ini, maka
dilakukan informed consent kemudian dicatat identitasnya.

Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang
akan dilakukan
Bersihkan luka dengan kain kasa yang telah
dibasahi dengan NaCL fisiologis sebanyak 3 kali
untuk menghilangkan kotoran dan lapisan eksudat
yang mengering
Buka kultur swab dari pembungkusnya kemudian
usapkan bagian kapasnya pada luka tanpa
menyentuh bagian luka
Kemudian masukan kapas tersebut kedalam media
pembawa
Kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
pemeriksaan.


Pengambilan
sampel
dengan cara
kultur
Definisi
Operasional
Definisi
Indikator
Pengukuran
Cara Pengukuran Alat Ukur
Patah
Tulang
Terbuka
Terputusnya kontinuitas
struktur jaringan tulang
atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan
karena trauma yang
berhubungan dengan
dunia luar atau rongga
tubuh yang tidak steril
Penderita
Patah tulang
terbuka di
IGD RSUD
Abdul
Moeloek
Menghitung jumlah kuman
penderita patah tulang terbuka di
IGD RSUD Abdul Moeloek
Distribusi
frekuensi
Pola
Kuman
Gambaran Kuman yang
terdapat pada penderita
patah tulang terbuka
Penderita
Patah tulag
terbuka yang
telah
dilakukan
pemeriksaan
histopatologi
Menghitung jumlah
penderita patah tulang
terbuka di IGD RSUD Abdul
Moeloek yang memiliki
gambaran pola kuman:
-Staphylococcus
-E.Coli
-Enterobacter
-Streptococcus
-Pseudomonas
-Proteus
Distribusi
frekuensi
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Alat Bahan
1. Ose/ Sengkelit
2. Lampu Spritus/ Bunsen
Burner
3. Objek Gelas
4. Anaerobic Jar
5. Rak Tabung
6. Ingkubator
7. Pinset
8. Rak pewarnaan
9. Mikroskop

1. Lempeng Agar Darah
(LAD)
2. Blod Agar
3. Mac Conkey Agar
4. Larutan Kristal Violet
5. Larutan Lugol
6. Alkohol 95%

ALAT DAN BAHAN
Dilakukan pengecetan gram yang kemudian
bahan ditanam pada media Blod Agar dan Mac
Conkey Agar yang kemudian dieramkan dalam
inkubator pada suhu 37
0
C selama 24 jam,
kemudian dibaca dan dilihat pertumbuhan dari
bakterinya
Pewarnaan Gram adalah pewarnaan yang sering
dilakukan untuk identifikasi bakteri awal dari
spesimeen karena dengan pewarnaan ini akan
dapat dilihat bentuk dan warna dari bakteri yang
ada, selain itu pewarnaan Gram sebelum
dilakukan tindakan kultur untuk memastikan
representasi dari bahan sampel berdasarkan
bakteri, sel leukosit, maupun sel epitel yang ada.
Pemeriksaan
Laboratorium
PROSEDUR PENELITIAN
Buat hapusan diatas kaca objek kemudian
difikasi diatas nyala api
Letakan sediaan diatas rak
pewarnaanTuang larutan kristal violet
diatas sediaan diamkan selama 1 menit
Cuci dengan air mengalir, tuangkan dengan
larutan lugol, diamkan selama 1 menit
kemudian larutan tersebut dibuang
Beri larutan alkohol 95% selama 15 detik
Cuci dengan air
Tuangkan sediaan dengan larutan safranin
sebanyak 1 tetes diamkan selama 30 detik
Cuci dengan air dan keringkan diudara
Lihat dibawah mikroskop dengan
menggunakan perbesaran 100x
Pewarnaan
Gram
Teknik pengumpulan data yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah
teknik observasi.
PENGUMPULAN
DATA
Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan program pengolahan
data SPSS Windows 17.0.
PENGOLAHAN
DATA
Analisis data menggunakan tabel
dan grafik.
ANALISA DATA

Anda mungkin juga menyukai