Anda di halaman 1dari 10

1

ANALISIS DINAMIKA STRUKTUR DAN DESAIN STRUKTUR BAGIAN


ATAS DERMAGA PONTON DI BABO, PAPUA

Rakhman Santoso
1
dan Muslim Muin
2

Program Studi Teknik Kelautan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,
Jl Ganesha 10 Bandung 40132
1
rakhman_santoso@yahoo.com dan
2
m_muin@ocean.itb.ac.id
Kata kunci: analisis, dermaga, ponton, dinamika, struktur,

PENDAHULUAN

Sebuah struktur dibangun tentu dengan tujuan untuk mempermudah kinerja manusia.
Untuk memenuhi tujuan tersebut, struktur harus didesain sedemikian rupa agar memenuhi tujuan
awalnya secara optimal. Dalam mendesain sebuah struktur tentu harus memperhitungkan kondisi
kerja struktur baik kondisi yang diinginkan dan kondisi dari lingkungan di sekitar struktur.
Pada tugas akhir ini, analisis yang akan dilakukan adalah studi kasus di lapangan. Oleh karena
itu penulis akan menganalisis desain dari struktur tersebut. Struktur ini merupakan struktur
gangway ponton, jadi penulis akan menganalisis kekuatan dari struktur gangway dan
menganalisis respon dinamik dari struktur ponton.
Struktur statik dalam hal ini struktur gangway, harus dapat menahan kondisi yang
diinginkan. Maksudnya disini adalah beban yang berlaku pada gangway tersebut, baik itu beban
dari struktur gangway itu sendiri (dead load) dan beban rencana (live load). Oleh karena itu
diperlukan analisa untuk mengetahui kekuatan dari struktur tersebut sehingga desain struktur
gangway tersebut aman dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Sedangkan struktur dinamik yang dimaksud adalah struktur ponton. Struktur ponton
dianggap sebagai struktur dinamik karena merupakan struktur terapung (floating structure).
Sebuah struktur terapung di laut akan mengalami respon dinamik akibat adanya gaya-gaya
dinamik yang bekerja pada struktur tersebut dengan besaran dan arah yang berubah-ubah. Salah
satu gaya yang bekerja adalah gaya gelombang. Gaya gelombang bekerja secara terus-menerus
dengan besaran dan arah gaya yang berubah-ubah terhadap waktu. Menganalisa gaya gelombang
terhadap struktur terapung sangat penting agar dapat mengetahui perilaku respon dinamik dari
struktur tersebut sehingga dapat diketahui apakah struktur tersebut aman atau tidak.

TEORI DAN METODOLOGI

Secara umum, metodologi analisis dinamika dan desain struktur ini dapat dilihat pada
gambar 1

2

Gambar 1 Metodologi Analisis Dinamika dan Desain Struktur
Perhitungan kekuatan gangway menggunakan metode LRFD (Agus Setiawan, 2008).
Beberapa syarat yang harus dipenuhi dari metode LRFD, yakni :
n u
M M
(1)
n u
V V
(2)
(3)

(4)
Dalam menghitung kekuatan struktur gangway juga dilakukan dengan memodelkan
struktur gangway dengan menggunakan software SAP2000.
375 , 1 625 , 0
n
u
n
u
V
V
M
M


3

Gambar 2 Pemodelan sruktur gangway dengan software SAP2000
Setelah menghitung kekuatan struktur gangway maka beban gangway dapat diketahui,
baik itu beban dead load maupun beban live load. Setengah dari total beban struktur gangway ini
akan terdistribuai ke struktur pontoon. Jadi total beban pada pontoon adalah beban dead load dan
live load pada pontoon ditambah dengan setengah total beban struktur gangway. Setelah
mengetahui total beban yang bekerja pada struktur pontoon maka draft pontoon dapat
ditentukan. Untuk mencari draft pontoon menggunakan hukum Archimedes dimana :

(5)
Langkah berikutnya adalah menghitung gaya gelombang linier, dalam hal ini terdapat dua
kondisi yakni gaya gelombang akibat gelombang reguler dan gelombang panjang. Untuk gaya
gelombang akibat gelombang reguler menggunakan teori difraksi (R. Dean dan R. Dalrymple,
1984) :

= 1. 2. 3
sinh (3 2 )
3 2
sin (1 2
1 2

(6)
Sedangkan untuk gaya gelombang akibat gelombang panjang menggunakan :

= 1. 2. . . (7)
Untuk mengetahui respon dinamik struktur pontoon terlebih dahulu merumuskan
persamaan gerak dengan prinsip dalembert (Mario Paz, 1980) dimana gaya inersia struktur
dianggap sebagai gaya luar, karena struktur juga dikenai gaya luar (gaya gelombang) maka dapat
ditulis sebagai berikut:
+ + =
0
(
0
) (8)
Dari persamaan ini agar dapat menemukan respon dinamik yang terjadi pada struktur
pontoon dilakukan pendekatan dengan prinsip kerja virtual :
= 0 (9)
+ +
0

0
= 0 (10)

dimana :
M
u
,M
n
= momen ultimate , momen ijin (kg.m)


V
u
,V
n
= geser ultimate , gaya ijin (kg)

, = lendutan , lendutan ijin (m)
m = massa (kg)

4
V = volume (m
3
)
L1,L2,L3 = panjang , lebar , dan draft pontoon (m)

0
= frekuensi gelombang (rad/s)
k = bilangan gelombang (rad/m)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s
2
)
= massa jenis air laut (kg/m
3
)
= elevasi permukaan laut (m)
T,t = periode , waktu (s)

Kemudian untuk proses lifting struktur pontoon akan dilakukan pemodelan menggunakan
software SAP2000 ditunjukan dengan gambar 3.

Gambar 3 Pemodelan proses lifting untuk struktur ponton

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil perhitungan dan pemodelan struktur gangway, didapatkan bahwa struktur
gangway memenuhi syarat aman metode LRFD.
Hasil dari perhitungan adalah sebagai berikut :
n u
M M

m kg m kg . 63063 . 49 , 27824

n u
V V

kg x kg x
4 4
10 142 , 9 10 228 , 8

375 , 1 625 , 0
n
u
n
u
V
V
M
M


375 , 1 478 , 0




5
m m 056 , 0 052 , 0

Hasil dari pemodelan ditunjukkan dengan gambar 4 :

Gambar 4 Hasil pemodelan struktur gangway
Baik hasil perhitungan dan hasil pemodelan menyatakan bahwa struktur gangway
memenuhi syarat aman sehingga struktur gangway layak untuk dibangun dengan desain sesuai
dengan yang di atas.
Sedangkan hasil dari perhitungan respon dinamik struktur pontoon adalah sebagai
berikut:
Untuk gaya gelombang akibat gelombang localized :
Simpangan yang terjadi akibat gelombang localized pada respon dinamik struktur
pontoon dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5 Respon dinamik ponton akibat gelombang localized

-0.05
-0.04
-0.03
-0.02
-0.01
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0 20 40 60 80
S
i
m
p
a
n
g
a
n

(
m
)
Waktu (sekon)
Response
Transient
Steady
Total

6
Kemudian untuk respon maksimum untuk setiap periode pada gelombang localized
dengan tinggi gelombang berbeda-beda dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6 Perbandingan antara simpangan dengan rasio akibat tinggi gelombang-berbeda-beda
Kemudian untuk respon maksimum untuk setiap periode pada gelombang localized
dengan nilai damping ratio berbeda-beda dapat dilihat pada gambar 7.


Gambar 7 Perbandingan antara simpangan dengan rasio akibat damping ratio -berbeda-beda

0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0 5 10 15 20 25
S
i
m
p
a
n
g
a
n

(
m
)
T0 (sekon)
Response Maksimum/T0
H=0,95
H=1,5
H=2
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0 5 10 15 20 25
S
i
m
p
a
n
g
a
n

(
m
)
T0 (sekon)
Response Maksimum/T0
D=0,1
D=0.08
D=0.05

7
Untuk gaya gelombang akibat gelombang panjang :
Simpangan yang terjadi akibat gelombang generalized pada respon dinamik struktur
pontoon dapat dilihat pada gambar 8.


Gambar 8 Respon dinamik ponton akibat gelombang generalized
Kemudian untuk respon maksimum untuk setiap periode pada gelombang localized
dengan tinggi gelombang berbeda-beda dapat dilihat pada gambar 9.


Gambar 9 Perbandingan antara simpangan dengan rasio akibat tinggi gelombang-berbeda-beda

-3
-2
-1
0
1
2
3
0 20 40 60 80
S
i
m
p
a
n
g
a
n

(
m
)
Waktu (sekon)
Response
Transient
Steady
Total
Batas
0
1
2
3
4
5
6
0 5 10 15 20 25
S
i
m
p
a
n
g
a
n

(
m
)
T0(sekon)
Response Maksimum/T0
H=0,95
H=1,5
H=2
Batas

8
Kemudian untuk respon maksimum untuk setiap periode pada gelombang localized
dengan nilai damping ratio berbeda-beda dapat dilihat pada gambar 10.


Gambar 10 Perbandingan antara simpangan dengan rasio akibat damping ratio-berbeda-beda
Dari dua kondisi yang mungkin akan terjadi dapat diketahui bahwa respon dinamik
struktur pontoon akibat gaya gelombang yang dihasilkan oleh gelombang panjang jauh lebih
besar. Namun, dengan kondisi lingkungan yang terjadi pada lokasi studi kasus, struktur pontoon
aman karena simpangan yang terjadi tidak membuat struktur pontoon tersebut tenggelam,
sehingga desain struktur pontoon layak untuk dibangun.
Kemudian untuk hasil pemodelan dari proses lifting struktur pontoon dapat dilihat dari
gambar 11 :

Gambar 11 Hasil pemodelan proses lifting struktur ponton
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
0 5 10 15 20 25
S
i
m
p
a
n
g
a
n

(
m
)
T0 (sekon)
Response Maksimum/T0
D=0,1
D=0.08
D=0.05
Batas

9
Sedangkan hasil yang didapat dari pemodelan struktur pontoon untuk lifting menyatakan
bahwa terdapat 44 rangka yang tidak aman (gagal) atau melebihi syarat batas aman yang
diperbolehkan. Oleh karena itu desain struktur pontoon tidak memenuhi syarat batas aman untuk
proses lifting.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil perhitungan dan pemodelan studi kasus, didapatkan kesimpulan berupa:
1. Desain struktur gangway aman, dibuktikan dengan hasil perhitungan dan pemodelan
menggunakan SAP2000.
2. Dari hasil perhitungan respon dinamik pada struktur pontoon. Simpangan yang terjadi
baik akibat gaya gelombang dari gelombang reguler maupun dari gelombang panjang
tidak membuat struktur pontoon tenggelam sehingga struktur pontoon aman. Akan tetapi
respon dinamik akibat gelombang panjang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan
respon dinamik akibat gelombang reguler.
3. Namun apabila respon dinamik pada struktur ponton terjadi resonansi terhadap
gelombang panjang, maka struktur pontoon rawan tenggelam atau tidak aman, khususnya
untuk karakteristik gelombang dengan tinggi 0,95 m dan dengan periode 6,46 7,43 s.
4. Baik dalam kondisi gelombang reguler maupun gelombang panjang struktur pontoon
beresonansi ketika nilai frekuensi gelombang sama dengan nilai frekuensi natural
struktur.
5. Semakin besar tinggi gelombang yang terjadi, maka semakin besar pula simpangan yang
dihasilkan oleh struktur, hal ini berlaku untuk kedua kondisi baik akibat gelombang
reguler maupun gelombang panjang.
6. Namun semakin besar nilai damping ratio semakin kecil simpangan yang dihasilkan oleh
struktur, hal ini berlaku untuk kedua kondisi baik akibat gelombang reguler maupun
gelombang panjang.
7. Dari pemodelan yang dilakukan, desain struktur pontoon tidak memenuhi syarat aman
ketika proses lifting, karena sebagian rangkanya mengalami overstressed sehingga
struktur dinyatakan tidak aman.
Dari hasil perhitungan dan pemodelan menggunakan software SAP2000 struktur
gangway hanya terdapat selisih nilai UCR (Unity Check Ratio) sebesar 0,03. Dengan selisih
sebesar itu dapat dikatakan bahwa software SAP2000 akurat sehingga untuk mempermudah
dalam menganalisa kekuatan struktur maka dapat menggunakan software SAP2000.
Ketika akan membangun sebuah struktur dermaga pontoon harus dilakukan studi
lapangan untuk mengetahui karakteristik gelombang, karena desain struktur sebaiknya tidak
memiliki frekuensi natural yang sama dengan frekuensi gelombang sehingga tidak terjadi
resonansi. Ketika terjadi resonansi resiko struktur pontoon tenggelam sangat besar. Dalam
mendesain struktur dermaga pontoon tentu harus memperhitungkan respon dinamik akibat
gelombang panjang karena tidak menutup kemungkinan gelombang panjang masuk ke dalam
area dermaga pontoon tersebut. Disamping itu gelombang panjang meberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap respon dinamik dari struktur pontoon.
Karena dalam pemodelan proses lifting struktur pontoon terdapat rangka yang tidak
memenuhi syarat aman maka diperlukan untuk mendesain ulang struktur pontoon dan atau
menentukan lifting point baru agar lebih aman.


10
DAFTAR PUSTAKA

Dean, R. dan Dalrymple, R., Water Wave Mechanics For Engineers and Scientists, 2
nd
Edition,
Routledge, Singapore, 1984

Setiawan, Agus, Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD, PT Penerbit Erlangga,
Jakarta, Indonesia, 2008

Paz, Mario, Structural Dynamics Theory and Computation, Van Nostrand Reinhold Ltd., New
York, NY, 1980

Anda mungkin juga menyukai