Anda di halaman 1dari 17

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT. yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga makalah Ekofisiologi yaitu tentang Reproduksi dan
lingkungan pada hewan ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Shalawat
serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW, atas bimbingan Beliau sehingga kita dapat membedakan mana
yang benar dan mana yang salah.
Ucapan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah matrikulasi
Ekofisiologi yang telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini
sebagai pedoman, acuan, dan sumber belajar.
Akhir kata, Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan baik
dari segi bahasa, tulisan, maupun kalimat yang kurang tepat dalam makalah ini, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Makassar, 2 Juli
2014


Penulis



2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1
BAB I ........................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................. 3
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................. 4
C. TUJUAN ....................................................................................................................... 4
D. BATASAN MASALAH ............................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
a. Pengertian Ekologi ...................................................................................................... 5
b. Pengertian Fisiologi .................................................................................................... 6
c. Pengertian Ekofisiologi ................................................................................................. 6
1. Pengertian Reproduksi ............................................................................................... 7
2. Pengertian Lingkungan Hidup ......................................................................................... 7
3. Macam Macam Proses Reproduksi pada Hewan ......................................................... 8
a) Membelah Diri .............................................................................................................. 9
b) Fragmentasi .................................................................................................................. 9
c. Pembentukan Tunas .................................................................................................... 10
d. Sporulasi ................................................................................................................ 10
4. Interaksi Hewan dengan Lingkungan Hidup.............................................................. 13
5. Hubungan Reproduksi Hewan dengan Lingkungan Hidupnya ................................. 14
BAB III ................................................................................................................................... 16
PENUTUP .............................................................................................................................. 16
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

3

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos
("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah
ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain
suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah
makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi
juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen
ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang
(homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan memengaruhi
komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk
menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.
Sedangkan ekofisiologi hewan menggabungkan studi mengenai bagaimana
organisme berfungsi pada tingkat organ dan jaringan (fisiologi) dengan hubungan
hubungan antara organisme dan lingkungannya baik abiotik dan biotik (ekologi).
Ekologi terutama mempelajari bagaimana hewan dan tumbuhan dapat bertahan pada
perbedaan perbedaan lingkungan eksternal, ekstrasel dan intrasel.

4

Reproduksi merupakan salah satu ciri dari makhluk, disamping cirri-ciri lain
seperti; respirasi, transportasi, pencernaan, ekskresi, koordinasi, dan iritabilitas.
Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi atau proses
perkembangbiakan. Secara umum reproduksi pada makhluk hidup dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu reproduksi seksual (secara perkawinan) dan reproduksi
aseksual (tanpa perkawianan).
Reproduksi seksual disebut juga perkembangbiakan secara generative,
sedangkan reproduksi aseksual disebut juga perkembangbiakan secara vegetative.
Reproduksi seksual umumnya dilakukan oleh hewan tingkat tinggi dan sebagian
tunbuhan. Sedangkan reproduksi aseksual umum dilakukan hewan tingkat rendah dan
sebagian tumbuhan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian reproduksi ?
2. Apa pengertian lingkungan hidup?
3. Bagaimanakah macam-macam proses reproduksi pada hewan ?
4. Bagaimanakah interaksi hewan dengan lingkungannya?
5. Bagaimanakah hubungan reproduksi hewan dengan lingkungannya?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian reproduksi
2. Mengetahui pengertian lingkungan hidup
3. Mengetahui macam-macam proses reproduksi pada hewan
4. Mengetahui interaksi hewan dengan lingkungannya
5. Mengetahui hubungan reproduksi hewan dengan lingkungannya
D. BATASAN MASALAH
Makalah ini membahas tentang reproduksi hewan terhadap lingkungannya.


5

BAB II
PEMBAHASAN


a. Pengertian Ekologi
Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal dari
bahasa Yunani, yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah) Logos = Ilmu, telaah. Oleh
karena itu Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan lingkungnya. Odum (1993) menyatakan
bahwa ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan
manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari
sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme,
biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia
lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut.
Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara
keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi
merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua
komponen yang ada di sekitarnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik.
Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan
faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi
makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi
dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan
zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba
6

memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai
makanan manusia dan tingkat tropik.
Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara
tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat
menjawab pertanyaan; dimana mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan mengapa
mereka hidup disana. Hubungan- hubungan tersebut demikian kompleks dan erat
sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah Environmental Biology

b. Pengertian Fisiologi
Fisiologi atau ilmu faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang
biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi"
dipinjam dari bahasa Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuna:
, physis, berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan , logia, yang berarti
"kajian". Istilah "faal" diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda", "fungsi", "kerja".
Fisiologi menggunakan berbagai metode untuk mempelajari biomolekul, sel,
jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi
fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Fisiologi merupakan salah satu
bidang ilmu yang menjadi objek pemberian Penghargaan Nobel (Penghargaan Nobel
dalam Fisiologi atau Kedokteran).
c. Pengertian Ekofisiologi
Banyak bidang yang berkaitan dengan fisiologi, di antaranya adalah Ekofisiologi
yang mempelajari pengaruh lingkungan terhadap perubahan fisiologi dalam tubuh
hewan dan tumbuhan. Genetika bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi
fisiologi hewan dan tumbuhan. Tekanan lingkungan juga sering menyebabkan
kerusakan pada organisme eukariotik. Organisme yang tidak hidup di habitat akuatik
harus menyimpan air dalam lingkungan seluler. Pada organisme demikian, dehidrasi
dapat menjadi masalah besar.
7

1. Pengertian Reproduksi
Reproduksi merupakan salah satu ciri dari makhluk, disamping ciri-ciri lain
seperti; respirasi, transportasi, pencernaan, ekskresi, koordinasi, dan iritabilitas.
Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi atau proses
perkembangbiakan. Secara umum reproduksi pada makhluk hidup dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu reproduksi seksual (secara perkawinan) dan reproduksi
aseksual (tanpa perkawianan).
Pada reproduksi seksual mengunakan alat/organ seksual berupa sel kelamin
jantan dan sel kelamin betina, sedangkan pada reproduksi aseksual, tidak
menggunakan alat/organ seksual, sehingga proses perkembanganbiakan
menggunakan organ tubuh, seperti akar dan batang pada tumbuhan.
Reproduksi seksual disebut juga perkembangbiakan secara generative,
sedangkan reproduksi aseksual disebut juga perkembangbiakan secara vegetative.
Reproduksi seksual umumnya dilakukan oleh hewan tingkat tinggi dan sebagian
tunbuhan. Sedangkan reproduksi aseksual umum dilakukan hewan tingkat rendah dan
sebagian tumbuhan.

2. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makluk lain (UURI 23
TH 1997).
Manusia bersama tumbuhan, hewan, dan jasad renik menempati suatu
ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak
hidup, seperti misalnya udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap,
cair, dan padat,tanah dan batu. Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama
8

benda hidup dan tak hidup di dalamnya di sebut lingkungan hidup makhluk hidup
tersebut.
Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh bermacam-macam faktor. Pertama,
oleh jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup tersebut. kedua,
hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup. Misalnya, dalam suatu
ruang terdapat delapan buah kursi, empat buah meja, dan empat buah pot dengan
tanaman kuping gajah. Dalam ruangan itu kuris diletakkan disepanjang satu dinding,
dengan sebuah meja di muka setiap kursi dan sebuiah pot diatas masing-masing meja.
Sifat ruangan berbeda jika dua kursi dengan sebuah meja diletakkan diitengah
masing-masing dinding dan sebuah pot dimasing-masing sudut.
Hal serupa juga berlaku untuk hubunganm atau interaksi social dalam hal
unsur-unsur itu terdiri atas benda hidup yang mobil, yaitu manusia dan hewan.
Dengan demikian lingkungan hidup tidak saja menyangkut komponen biofisik,
melainkan juga hubungan social budaya manusia.
Ketiga, kelakuan atau kondisi unsure lingkungan hidup. Misalnya, suatu
kota yang penduduknya aktif dan bekerja keras merupakan lingkungan hidup yang
berbeda dari sebuah kota yang serupa, tetapi penduduknya santai dan malas.
Demikian pula suatu daerah dengan lahan yang landai dan subur merupakan
lingkungan yang berbeda dari daerah dengan lahan yang berlereng dan tererosi.
Keempat, factor non materiil suhu, cahaya, dan kebisingan. Kita dapat
dengan mudah merasakannya. Suatu lingkungan yang panas, silau, dan bising
sangatlah berbeda dengan lingkungan yang sejuk, cahaya yang cukup, tapi tidak silau
dan tenang.

3. Macam Macam Proses Reproduksi pada Hewan
Terdapat dua cara utama reproduksi pada hewan. Reproduksi aseksual
(Bahasa Y unani, tanpa seks ) adalah pencipta individu baru yang semua gen nya
berasal dari satu induk tanpa pelebur telur dan sperma. Pada sebagian kasus,
9

reproduksi aseksual secara keseluruhan mengandalkan pembelahan sel secara
mitosis. Reproduksi seksual adalah penciptaan keturunan melalui peleburan gamet
haploid untuk membentuk zigot (telur yang sudah dibuahi),yang diploid. Gamet di
bentuk melalui meiosis. Gamet betina, ovum (telur yang belum di buahi), umumnya
adalah sel relatif lebih besar dan tidak motil. Gamet jantan, spermatozoon, umumnya
adalah sel yang kecil namun motil. Reproduksi seksual meningkatkan keragaman
genetik di antara keturunan dengan cara membangkitkan kombinasi unik gen yang di
wariskan dari dua induk.

Macam-macam Reproduksi Aseksual :
a) Membelah Diri
Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada protozoa (hewan
bersel satu), misalnya Amoeba, Paramaecium, dan Euglena. Proses pembelahan
diawali dengan proses pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan
sitoplasma menjadi dua bagian yang masing-masing menyelubungi masing-masing
nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menyempit dan diikuti
pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat keadaan lingkungan kurang
menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri dengan membentuk kista yang
berdinding sangat kuat.
Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan
banyak individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan
membaik, dinding kista akan pecah dan individu-individu baru akan keluar, tumbuh
dan berkembang menjadi Amoeba dewasa.

b) Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh,
kemudian potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang
melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planaria. Cacing Planaria
10

mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong
menjadi dua bagian, masing-masing potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi
dua ekor cacing Planaria.

c. Pembentukan Tunas
Tunas adalah cara perkembangbiakan di mana individu baru merupakan
bagian tubuh dari induk yang terlepas kemudian tumbuh. contoh Hewan yang
berkembang biak dengan membentuk tunas ialah Hydra sp. Individu baru Hydra
terbentuk dari bagian tubuh Hydra dewasa. Setelah cukup besar, tunas akan
melepaskan diri dari tubuh induknya. Hewan lain yang melakukan reproduksi dengan
tunas misalnya ubur-ubur, hewan karang, dan anemon laut

d. Sporulasi
Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang
menghasilkan spora. Hewan yang melakukan reproduksi dengan sporulasi adalah
Plasmodium sp. Plamodium adalah protozoa bersel satu yang dikenal sebagai
penyebab penyakit malaria. Dalam siklus hidupnya, plasmodium mengalami dua fase,
yaitu fase generatif dan fase vegetatif. Fase generatif berlangsung di dalam tubuh
nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase vegetatif berlangsung di dalam tubuh
penderita penyakit malaria.

Macam-macam Reproduksi Seksual :
Mekanisme fertilasi, yaitu peleburan sperma dengan telur memainkan
peranan penting dalam reproduksi seksual. Beberapa spesies melakukan fertilisasi
eksternal, telur di lepaskan betina dan di buahi oleh jantan dalam lingkungan
sekitarnya. Spesies lain melakukan fertilisasi internal, sperma didepositkan di dalam
atau di dekat saluran reproduksi betina, dan fertilisasi terjadi di dalam saluran
tersebut.
11

Fertilasi internal memerlukan perilaku kooperatif, yang mengarah ke
populasi. Pada beberapa kasus, perilaku seksual yang tidak karakteristik (sesuai
karakter atau ciri) dihilangkan oleh seleksi alam secara langsung, sebagai contoh, laba
laba betiba akan memakan jantan jika sinyal-sinyal reproduksi spesifik tidak diikuti
selama perkawinan. Fertilisasi internal juga memerlukan sistem sistem reproduksi
yang canggih, termasuk organ kopulasi yang mengirimkan sperma dan resptakel atau
penyangga untuk penyimpanannya dan pengangkutanya menuju telur yang matang.
Fertilasi eksternal memerlukan suatu lingkungan dimana sebuah telur dapat
berkembang tanpa kekeringan atau cekaman panas, maka fertilisasi jenis tersebut
terjadi hampir secara eksklusif di habitat yang lembap. Banyak invertebrata akuatik
hanya sekedar melepaskan telur dan spermanya ke dalam lingkungan sekitar, dan
fertilisasi terjadi tanpa adanya kontak fisik yang sesungguhnya di antara kedua induk.
Pengaturan waktu sangat penting untuk menjamin bahwa sperma yang sudah dewasa
memerlukan telur yang sudah matang.
Banyak ikan dan amfibi yang melakukan fertilisasi eksternal memperlihatkan
perilaku kawin yang spesifik, yang berakhir dengan seekor jantan membuahi telur-
telur seekor betina . Perilaku percumbuan adalah pemicu bagi jantan maupun betina
untuk melepaskan gamet, dengan dua pengaruh. Peluang keberhasilan pembuahan
akan meningkat dan pilihan pasangan kawin jadi selektif.

Reproduksi seksual/generative
Sebagian besar invertebrata melakukan reproduksi secara seksual. Reproduksi
seksual dicirikan dengan penyatuan gamet (fertilisasi), yaitu sperma dan ovum.
Fertilisasi pada invertebrata sering dijumpai pada cacing tanah yang bersifat
hermafrodit (satu individu menghasilkan sperma dan ovum.
Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi
sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada
Paramaecium sp.
12

Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan
jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang
sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya
sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang
tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.

Reproduksi Pada Vertebrata
Class Pisces yaitu dengan ovipar dan secara fertilisasi eksternal, ovovivipar dan
vivipar. Organ reproduksinya meliputi testis, vas deferens, lubang urogenitalia untuk
jantan dan untuk betina adalah ovarium, oviduk dan lubang urogenitalia.
Class Amphibia yairu dengan fertilisasi eksternal. Organ reproduksinya meliputi
testis, vasa efferentia dan kloakauntuk jantan dan untuk betina yaitu ovarium, oviduk
dan kloaka.
Class Reptilia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksinya meliputi
testis, hemipenis, vas deferens, epididimis dan kloaka. Untuk betina yaitu ovarium,
oviduk dan kloaka.
Class Aves yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi bagi yang jantan
yaitu testis, vas deferens dan kloaka. Untuk yang betina meliputi ovarium kiri,
oviduk, dan kloaka.
Class Mammalia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi jantan
meliputi penis, vas deferens, testis dan anus. Untuk yang betina meliputi ovarium,
oviduk, uterus dan anus. Memiliki sistem menstruasi yang disebut dengan fase estrus
serta tipe uterus yang kompleks.



13

4. Interaksi Hewan dengan Lingkungan Hidup

Faktor lingkungan abiotik adalah faktor yang paling berperan dalam
menyebabkan stres fisiologis (Yousef, 1984). Komponen lingkungan abiotik utama
yang pengaruhnya nyata terhadap hewan adalah temperatur, kelembaban. Hewan
akan selalu beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya. Adaptasi lingkungan ini
tergantung pada ciri fungsional, struktural atau behavioral yang mendukung daya
tahan hidup hewan maupun proses reproduksinya pada suatu lingkungan. Apabila
terjadi perubahan maka hewan akan mengalami stres. Stres adalah respon fisiologi,
biokimia dan tingkah laku hewan terhadap variasi faktor fisik, kimia dan biologis
lingkungan Dengan kata lain, stres terjadi apabila terjadi perubahan lingkungan yang
ekstrim, seperti peningkatan temperatur lingkungan atau ketika toleransi hewan
terhadap lingkungan menjadi rendah. Stres panas terjadi apabila temperatur
lingkungan berubah menjadi lebih tinggi di atas ZTN (upper critical temperature).
Faktor lingkungan abiotik adalah faktor yang paling berperan dalam
menyebabkan stres fisiologis (Yousef, 1984). Komponen lingkungan abiotik utama
yang pengaruhnya nyata terhadap hewan adalah temperatur, kelembaban.
Hewan akan selalu beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya. Adaptasi
lingkungan ini tergantung pada ciri fungsional, struktural atau behavioral yang
mendukung daya tahan hidup hewan maupun proses reproduksinya pada suatu
lingkungan. Apabila terjadi perubahan maka hewan akan mengalami stres. Stres
adalah respon fisiologi, biokimia dan tingkah laku hewan terhadap variasi faktor fisik,
kimia dan biologis lingkungan Dengan kata lain, stres terjadi apabila terjadi
perubahan lingkungan yang ekstrim, seperti peningkatan temperatur lingkungan atau
ketika toleransi hewan terhadap lingkungan menjadi rendah. Stres panas terjadi
apabila temperatur lingkungan berubah menjadi lebih tinggi di atas ZTN (upper
critical temperature). Pada kondisi ini, toleransi hewan terhadap lingkungan menjadi
rendah atau menurun, sehingga hewan mengalami cekaman Stres panas ini akan
14

berpengaruh terhadap pertumbuhan, reproduksi dan laktasi sapi perah termasuk di
dalamnya pengaruh terhadap hormonal, produksi susu dan komposisi susu.
5. Hubungan Reproduksi Hewan dengan Lingkungan Hidupnya

1. Porifera dapat bereproduksi baik secara seksual maupun aseksual. Pada umumnya,
Porifera adalah hermafrodit (memiliki dua alat kelamin dalam tubuhnya). Porifera
memproduksi baik sel telur maupun sperma. Sel telur dan sel sperma diproduksi
oleh amoebosit atau sel-sel kolar melalui meiosis. Pembuahan pada Porifera terjadi
di luar tubuh atau disebut pembuahan luar. Hasil pembuahan menghasilkan zigot
yang akan membelah dan membentuk larva berflagel. Larva tersebut berada di
permukaan air dan akan tumbuh menjadi bentuk dewasa yang sesil (menempel).
Secara aseksual, porifera bereproduksi dengan cara bertunas. Cara reproduksi
aseksual lainnya adalah dengan memproduksi amoebosit yang dikelilingi oleh
suatu dinding. Struktur ini dinamakan gemule. Gemule dapat bertahan di cuaca
yang sangat dingin atau di musim dingin. Pada saat musim semi, dinding gemule
terurai dan amoebosit berdiferensiasi menjadi individu baru.
2. Hewan dapat bereproduksi hanya secara aseksual atau seksual, atau bisa
bergantian kedua modus tersebut. Pada afid (aphid, kutu daun), rotifera, dan
krustase air tawar daphinia, setiap betina dapat menghasilkan dua jenis telur,
tergantung pada kondisi lingkungan, misalnya waktu-waktu dalam setahun. Satu
jenis telur di buahi, tetapi jenis telur yang lain berkembang dengan cara
partenogenesis yaitu, proses perkembangan telur tanpa di buahi
3. Perilaku seksual pada kadal partenagenetik yaitu kadal whiptail yang hidup di
gurun dan padang rumput (Cnemidophorus uniparens) adalah spesies yang semua
anggotanya betina. Repilia ini bereproduksi secara partenogenesis, telor
mengalami pengandaan kromosom setelah meiosis dan berkembang menjadi kadal
tanpa harus di buahi
15

4. Fertilasi eksternal memerlukan suatu lingkungan dimana sebuah telur dapat
berkembang tanpa kekeringan atau cekaman panas, maka fertilisasi jenis tersebut
terjadi hampir secara eksklusif di habitat yang lembap. Banyak invertebrata
akuatik hanya sekedar melepaskan telur dan spermanya ke dalam lingkungan
sekitar, dan fertilisasi terjadi tanpa adanya kontak fisik yang sesungguhnya di
antara kedua induk. Pengaturan waktu sangat penting untuk menjamin bahwa
sperma yang sudah dewasa memerlukan telur yang sudah matang.
Banyak ikan dan amfibi yang melakukan fertilisasi eksternal memperlihatkan
perilaku kawin yang spesifik, yang berakhir dengan seekor jantan membuahi telur-
telur seekor betina . Perilaku percumbuan adalah pemicu bagi jantan maupun
betina untuk melepaskan gamet, dengan dua pengaruh. Peluang keberhasilan
pembuahan akan meningkat dan pilihan pasangan kawin jadi selektif.
Hewan yang melakukan fertilisasi eksternal menghasilkan sperma atau ovum
dalam jumlah yang sangat banyak. Hal ini dilakukan untuk mengatasi banyaknya
hambatan dari lingkungan yang merintangi terjadinya pertemuan antara sperma
dan ovum. Hal hal yang tidak menguntungkan bagi terjadinya fertilisasi
ekternal antara lain : arus air yang deras, dan hewan pemakan telur (predator).







16

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Reproduksi aseksual menghasilkan keturunan yang semua gennya berasal dari
satu induk. Reproduksi seksual memerlukan penyatuan gamer jantan dan
betina untuk membentuk suatu zigot diploid.
2. Hewan bisa bereproduksi secara seksual atau aseksual saja, atau bergantian
satu sama lain antara keduanya, tergantung pada kondisi lingkungan. Siklus
reproduksi dikontrol ole hormon dan petunjuk lingkungan, seperti perubahan
dalam suhu, curah hujan, panjang siang hari, dan sekitar bulan musiman.
3. Pada fertilisasi eksternal, telur yang di lepaskan oleh betina dibuahi atau
difertilisasi oleh sperma pada lingkungan eksternal. Pada fertilisasi internal,
telur dan sperma menyatu di dalam tubuh betina.














17

DAFTAR PUSTAKA

Anonym, 2011. Ekologi Pembangunan. Pancor : Perpustakaan STKIP Hamzanwadi Pancor
Anoniym, 2011. Ekologi Hutan. Pancor : Perpustakaan STKIP Hamzanwadi Pancor
Dhiaf, 2041. Hewan Dan Lingkungannya. http://dhiaf.wordpress.com/. Download : 24
oktober 2014, 10.00
Agus, 2014. Interaksi hewan dengan lingkungannya.
http://www.slideshare.net/agus_43/ekologi-dan-lingkungan. Download : 24 oktober
2014, 10. 15
Anonym, 2014. Ekologi hewan. http://www.averroes.or.id/research/ekologi-manusia-dan-
kesadaran-individu-dalam-pengelolaan-lingkungan.html. Download : 26 oktober
2014, 16.30

Anda mungkin juga menyukai