Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah fokus jaringan atau jaringan normal yang terganggu akibat suatu kedaaan patologik. Lesi di otak tengah, thalamus dan korteks serebrum kemungkinan besar bersifat epileptogenik, sedangkan lesi di serebelum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang. Di tingkat membran sel, fokus kejang memperlihatkan beberapa fenomena biokimiawi, termasuk yang berikut : Instabilitas membran sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan Neuron neuron sensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan muatan menurun dan apabila terpicu akan melepaskan muatan secara berlebihan Kelainan polarisasi ! polarisasi berlebihan, hipopolarisasi atau selang waktu dalam repolarisasi" yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolin atau defisiensi asam gama#aminobutirat !$%&%" Ketidakseimbangan yang mengubah asam#basa atau elektrolit, yang mengganggu homeostasis kimiawi neuron. $angguan keseimbangan ini menyebabkan peningkatan berlebihan neurotransmiter eksitatorik atau deplesi neuron inhibitorik %danya lesi di otak tengah, talamus dan korteks cerebrum Lepasnya muatan paroksismal yang berlebih dari fokus kejang atau jaringan yang terganggu K'(%N$ PENYAKIT PENYAKIT IN)'K*I $'(%L% N+N#IN)'K*I $'(%L% ,eningitis *akit kepala, kaku kuduk, muntah $angguan metabolik : # karbohidrat # protein $likosuria, hiperglikemia Luka sukar sembuh, mudah terserang penyakit infeksi 'nsefalitis Demam, malaise, sakit kepala, sensitif terhadap cahaya $angguan elektrolit -- ,eningoensefalitis Kelumpuhan tubuh bagian kanan, kelopak mata mengecil, amnesia, kejang, stupor.koma $angguan /askular -- Keganasan -- 'pilepsi partial 0entakan berulang dengan teratur pada ibu jari, bertepuk tangan, mengecap bibir berulang, sadar selama serangan, tidak bisa ingat kejadian selama serangan, mata berkedip kedip, gangguan bicara, halusinasi Tael !asala"# dasar !asala" dan "i$otesis $asien MASA%AH &ASA' MASA%AH HIP(TESIS 1enurunan kesadaran 2idur terus, sulit dibangunkan Demam, keracunan, hipoksia, peningkatan 2IK, syok, penyakit metbolik !D,, pada koma ketosidosis", dehidrasi, epilepsi, pengaruh obat obatan, alcohol Kejang -- Demam, infeksi, trauma, post stroke, gangguan metabolisme, gejala putus obat, intoksikasi obat, ensefalopatia hipertensi Demam *uhu tubuh pasien 34 o 5 Infeksi : malaria, dengue, /irus Nyeri kepala -- --- 0epatosplenomegali -- --- Ikterik *klera ikterik, peningkatan bilirubin $angguan fungsi li/er: hepatitis, cirosis hepatis $angguan bilier %nemis Konjungti/a anemik, 0b menurun, 0t menurun %nemia megaloblastik ,ual, muntah -- --- &iagnosis kerja dan diagnosis anding &erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan, diagnosa kerja pada pasien ini adalah: Malaria Cerebral, sebagai diagnosis banding berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan pada pasien ini diantaranya : ,alaria 'ncephalitis D&D Leptospirosis Pe!eriksaan $en)njang $ada kas)s ini *%D2 !*ediaan %pus Darah 2epi" 1emeriksaan laboratorium darah rutin ''$ 52 # *can %AP('AN KASUS Sesi I *eorang laki laki 67 tahun dibawa oleh keluarganya ke Instalasi $awat Darurat 8umah *akit karena tidur terus, sulit dibangunkan dan mengalami kejang. 1asien mengalami demam dan sakit kepala sejak 9 hari yang lalu, kadang kadang disertai mual dan muntah. *udah berobat ke puskesmas sejak 6 hari yang lalu, diperiksa darah dikatakan baik, 0b :7, trombosit normal, diberi obat namun belum ada perbaikan.mulai : hari yang lalu pasien banyak tidur dan sulit dibangunkan. 2adi pagi pasien mengalami kejang ;< pada seluruh tubuh sekitar 3#= menit. 1asien adalah pegawai swasta, 3 minggu yang lalu baru pulang tugas dari papua. 1ada pemeriksaan didapatkan psien dengan kesadaran soporous, 2D ::>.9> mm0g, denyut nadi 9; <.menit, respirasi ;6 <.menit, suhu 34 o 5. Konjungti/a anemis, sklera dan kulit ikterik. 1emeriksaan dada : jantung dan paru normal. 1emeriksaan abdomen : hepatosplenomegali. 1emeriksaan neurologisdidapatkan $5* ! Glasgow Coma Scale
" : ';,=?;, pupil isokor, refleks cahaya @.@. Kaku kuduk (-), Lasegue -/-, Kernig -/-, rud!insk" # dan $ (-)% 'kstremitas kanan dan kiri dapat bergerak saat dirangsang nyeri, refleks fisiologis @.@, refleks patologis #.#. *aat dipasang dauer cateter keluar urin berwarna hitam. Sesi II ID'N2I2%* Nama : 2uan A Bsia : 67 tahun (enis kelamin : 1ria 8IC%D%2 1'ND%KI2 *'K%8%N$ !81*" 1asien tidur terus, sulit dibangunkan, kejang Demam dan sakit kepala sejak 9 hari yang lalu Kejang seluruh tubuh selama 3 = menit Brin berwarna hitam !black water &e'er" 8IC%D%2 1'ND%KI2 D%0BLB Diperlukan anamnesis yang lebih lanjut untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu pada pasien ini 8IC%D%2 1'ND%KI2 K'LB%8$% Diperlukan anamnesis yang lebih lanjut untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu pada pasien ini Ana!nesis yang $erl) ditanyakan : a. %da riwayat trauma sebelumnya - b. %da riwayat keluarga yang diabetes - c. %da pengobatan dengan insulin - d. 1ernah kejang sebelumnya - e. *ejak kapan kejang terjadi - berapa lama terjadinya kejang - f. %da penggunaan obat sedatif - g. %pakah ada riwayat penyakit berat dan pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama sebelumnya - h. %pakah kejang disertai keluarnya busa dari mulut, inkontinesia uri - epilepsi grandmal i. %pa ada gejala halusinasi - epilepsi lobus temporal.psikomotor j. %pakah pasien lebih suka menyendiri -