Anda di halaman 1dari 13

Ekohidrolika 2013

Sekolah Pascasarjana IPB-Teknik Sipil dan Lingkungan Page 1



TUGAS
EKOHIDROLIKA


DESAIN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR (KANAL)
SUNGAI CIDANAU, BANTEN












Oleh :
RESKIANA
F451120011



Dosen Pengampu :
Dr. Ir Roh Santoso Budi Waspodo, MT







DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

Ekohidrolika 2013

Sekolah Pascasarjana IPB-Teknik Sipil dan Lingkungan Page 2

Pendahuluan
Banjir merupakan suatu keadaan sungai dimana aliran airnya tidak tertampung
oleh palung sungai, karena debit banjir lebih besar dari kapasitas sungai yang ada.
Dalam kepentingan yang lebih teknis, banjir dapat di sebut sebagai genangan air
yang terjadi di suatu lokasi yang diakibatkan oleh : (1) Perubahan tata guna lahan di
Daerah Aliran Sungai (DAS); (2) Pembuangan sampah; (3) Erosi dan sedimentasi; (4)
Kawasan kumuh sepanjang jalur drainase; (5) Perencanaan sistem pengendalian banjir
yang tidak tepat; (6) Curah hujan yang tinggi; (7) Pengaruh fisiografi/geofisik sungai;
(8) Kapasitas sungai dan drainase yang tidak memadai; (9) Pengaruh air pasang; (10)
Penurunan tanah dan rob(genangan akibat pasang surut air laut); (11) Drainase lahan;
(12) Bendung dan bangunan air; dan (13) Kerusakan bangunan pengendali banjir.
(Kodoatie, 2002),
Pengendalian banjir Merupakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan pekerjaan
pengendalian banjir, eksploitasi dan pemeliharaan, yang pada dasarnya untuk
mengendalikan banjir, pengaturan penggunaan daerah dataran banjir dan mengurangi
atau mencegah adanya bahaya/kerugian akibat banjir.
Ada dua metode pendekatan untuk analisis pengendalian banjir yaitu metode
struktur dan non-struktur.

Ekohidrolika 2013

Sekolah Pascasarjana IPB-Teknik Sipil dan Lingkungan Page 3

Beberapa metode struktur diuraikan sebagai berikut :
Bendungan (dam)
Bendungan digunakan untuk menampung dan mengelola distribusi aliran sungai.
Pengendalian diarahkan untuk mengatur debit air sungai disebelah hilir bendungan.
Kolam Penampungan (retention basin)
Kolam penampungan (retention basin) berfungsi untuk menyimpan sementara volume
air banjir sehingga puncak banjir dapat dikurangi dan dilepaskan kembali pada saat air
surut. Wilayah yang digunakan untuk kolam penampungan biasanya didaerah dataran
rendah.
Tanggul Penahan Banjir
Tanggul penahan banjir adalah penghalang yang didesain untuk menahan banjir di
palung sungai untuk melindungi daerah sekitarnya.
Saluran By pass
Saluran bay pass adalah saluran yang digunakan untuk mengalihkan sebagian atau
seluruh aliran air banjir dalam rangka mengurangi debit banjir pada daerah yang
dilindungi.
Sistem pengerukan sungai/normalisasi sungai
Sistem pengerukan atau pengerukan saluran adalah bertujuan memperbesar kapasitas
tampung sungai dan memperlancar aliran. Normalisasi diantaranya mencakup kegiatan
melebarkan sungai, mengarahkan alur sungai dan memperdalam sungai (pengerukan).
Flood way (Kanal Banjir)
Bangunan pengendali banjir yang berfungsi untuk mengendalikan aliran air dari hulu
sungai dan mengatur volume air yang masuk ke wilayah pemukiman. Umumnya kanal
merupakan bagian dari aliran sungai dengan pelebaran atau pendalaman pada bagian
tertentu.
Tinjauan Hidrologi
Analisis hidrologi diperlukan untuk memperoleh besarnya debit banjir rencana suatu
wilayah. Debit banjir rencana merupakan debit maksimum dengan periode ulang
Ekohidrolika 2013

Sekolah Pascasarjana IPB-Teknik Sipil dan Lingkungan Page 4

tertentu yaitu besarnya debit maximum yang rata-rata terjadi satu kali dalam periode
ulang yang ditinjau.

Gambar 2. Bagan Alir Perhitungan Hidrologi


Ekohidrolika 2013

Sekolah Pascasarjana IPB-Teknik Sipil dan Lingkungan Page 5

Debit Air Maksimum
Debit air maksimum merupakan kondisi puncak/kritis yang terjadi pada saat volume
Kanal Banjir (Floodway) penuh. Hal ini disebabkan masuknya air ke Kanal Banjir
(Floodway) secara bersamaan yang menyebabkan kemampuan untuk mengalirkan air
tersebut menjadi lambat.
Asumsi debit desain QD dengan Periode Ulang T-tahunan yaitu :
1. (QD10-tahunan) Setiap tahunnya, kemungkinan terjadinya debit Q > Q
D
adalah 10%
2. (QD25-tahunan) Setiap tahunnya, kemungkinan terjadinya debit Q > QD adalah 4% .
3. (QD50-tahunan) Setiap tahunnya, kemungkinan terjadinya debit Q > QD adalah 2%
4. (QD100-tahunan) Setiap tahunnya, kemungkinan terjadinya debit Q > QD adalah 1%
Karakteristik DAS Cidanau
Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidanau memiliki luas sebanyak 22.620 ha dan merupakan
salah satu sumberdaya yang mendukung pembangunan di wilayah Barat Provinsi
Banten serta merupakan salah satu lokasi industri yang sangat penting dan strategis
bagi Indonesia. DAS Cidanau tersusun sub sub DAS dengan rata-rata debit air yang
dihasilkan oleh DAS Cidanau adalah 2.590 liter/detik, dan sekitar 1.690 liter/detik,
merupakan kebutuhan air masyarakat dan dunia industri di daerah Cilegon yang
memiliki nilai investasi sekitar US$ 1,936,463,291. Sampai saat ini sekitar 4300 ha
kawasan DAS Cidanau meupakan lahan kritis yang membutuhkan penanganan serius.
Didalam kawasan DAS Cidanau, dijumpai pula Cagar Alam Rawa Danau dengan luas
2.500 ha dan merupakan salah satu kawasan endemis berupa rawa pegunungan dengan
keanekaragaman hayati yang cukup tinggi.
Rencana desain bangunan pengendali banjir
Konsep pengendali banjir di wilayah DAS Cidanau ini direncanakan dengan pembuatan
tanggul di sepanjang Sungai Cidanau. Dalam merencanakan bangunan air, analisis awal
yang perlu ditinjau adalah analisis hidrologi. Analisis hidrologi diperlukan untuk
menentukan besarnya debit banjir rencana yang mana debit banjir rencana akan
berpengaruh besar terhadap besarnya debit maksimum maupun kestabilan konstruksi
Ekohidrolika 2013

Sekolah Pascasarjana IPB-Teknik Sipil dan Lingkungan Page 6

yang akan dibangun. Perhitungan hidrologi sebagai penunjang pekerjaan desain,
dibutuhkan data meteorology dan hidrometri. Data curah hujan selanjutnya akan diolah
menjadi data curah hujan rencana, yang kemudian akan diolah menjadi debit banjir
rencana. Alur perhitungan debit banjir rencana dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Bagan Alir Desain Kanal Banjir

Perhitungan curah hujan maksimum rata-rata DAS Cidanau
Perhitungan curah hujan maksimum rata-rata DAS Cidanau menggunakan
metode rata-rata aljabar, yaitu dengan menjumlahkan curah hujan dari semua tempat
pengukuran selama waktu tertentu dan membaginya dengan banyaknya tempat
pengukuran. Dari data curah hujan Kota Serang Provinsi Banten, hanya menggunakan
satu stasiun pengamatan yaitu Stasiun Taktakan. Tabel 1 berikut menunjukkan curah
hujan rata-rata per bulan DAS Cidanau.
Ekohidrolika 2013

Sekolah Pascasarjana IPB-Teknik Sipil dan Lingkungan Page 7


Sumber : Data Sekunder, 2013

Gambar 4. Curah hujan maksimum harian DAS Cidanau tahun 1996 2005
Perhitungan curah hujan rencana
Setelah mendapatkan curah hujan wilayah selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan distribusi sebaran untuk mendapatkan pola sebaran yang sesuai dengan
sebaran curah hujan wilayah DAS Cidanau. Jenis distribusi sebaran yang terpilih
(dengan nilai deviasi terendah) merupakan dasar untuk menentukan curah hujan
rencana dengan periode ulang tertentu. Jenis distribusi sebaran yang digunakan yaitu
Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Person III, Distribusi Log Person
Ekohidrolika 2013

Sekolah Pascasarjana IPB-Teknik Sipil dan Lingkungan Page 8

III, dan Distribusi Gumbel. Data hasil perhitungan untuk masing masing distribusi
disajikan dalam tabel berikut.

Sumber : Data Sekunder, 2013

Perhitungan besarnya curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa Distribusi Gumbel memberikan nilai deviasi
terendah sebesar 3,32. Distribusi Gumbel akan digunakan sebagai acuan nilai curah
hujan dengan periode ulang T tahun. DAS Cidanau yang memiliki luas 22.620 ha
termasuk DAS yang banyak terdapat aktivitas industri dan pemukiman di bagian
hilirnya. Kondisi seperti ini bisa dijadikan asumsi untuk menghitung curah hujan
Ekohidrolika 2013

Sekolah Pascasarjana IPB-Teknik Sipil dan Lingkungan Page 9

rencana periode ulang 10 tahun. Nilai curah hujan rencana periode ulang Tr 10 tahun
dengan Distribusi Gumbel pada Tabel 2 yaitu sebesar 106,76 mm/hari.
Perhitungan debit banjir rencana
Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum
dipakai adalah metode rasional USCS. Rumus untuk menghitung debit banjir rencana
dengan metode rasional adalah sebagai berikut:

di mana Qp adalah debit maksimum rencana (m
3
/detik), I adalah intensitas hujan
(m/detik) dan A luas daerah tangkapan hujan (km
2
) dan C adalah koefisien aliran,
dapat dilihat pada Tabel 4. DAS Cidanau termasuk memiliki kondisi permukaan tanah
berupa permukiman padat dengan nilai c 0,60 0,80.

Intensitas hujan (I) didapat dengan rumus :

Ekohidrolika 2013

Sekolah Pascasarjana IPB-Teknik Sipil dan Lingkungan Page 10

I adalah intensitas curah hujan (mm/jam), R24 adalah curah hujan rencana dengan
Distribusi Gumbel sebesar 106,76 mm/hari, L adalah panjang Sungai Cidanau sebesar
90 km = 90000 m, S adalah beda elevasi antara hulu dan hilir sungai sebesar 65 %
(Irsyad, 2011), sedangkan tcadalah waktu konsentrasi (jam). Sehingga nilai tc dan I
didapat sebagi berikut :


Dengan luas area DAS Cidanau sebesar 22.620 ha = 22,62 x 10
11
mm
2
, dan koefisien
aliran sebesar 0,6, maka besar debit rencana (Qp ) adalah :




Maka untuk merancang suatu bangunan pengendali banjir, bangunan tersebut harus
dapat menampung debit maksimum sebesar 2.601 m
3
/dt.
Perencanaan desain kanal banjir
Desain kanal banjir dapat menggunakan beberapa bentuk penampang melintang.
Penampang melintang kanal banjir dapat berupa persegiempat, trapesium atau
lingkaran.
Masing-masing penampang melintang memiliki elemen geometri yang berbeda
seperti terlihat pada Tabel 5 di bawah ini :

Ekohidrolika 2013

Sekolah Pascasarjana IPB-Teknik Sipil dan Lingkungan Page 11

Pada desain kanal banjir ini akan digunakan penampang melintang berbentuk persegi
empat. Desain kanal yang akan dilakukan berupa penentuan panjang kanal (L), lebar
(b), dan kedalaman (h)

Dimensi kanal banjir dapat ditentukan berdasarkan debit banjir puncak rencana (Q)
pada periode ulang 10 tahun yaitu 2.601 m
3
/dt dengan menggunakan rumus Q = V x A,
dengan V menggunakan rumus Manning dan A adalah luas penampang melintang kanal
banjir.


Dimana S merupakan beda elevasi sungai sebesar 65 %. Nilai kekasaran Manning (n)
dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini :

Kanal banjir ini dikonstruksi dengan menggunakan beton yang memiliki nilai n sebesar
0,011. Sehingga penentuan dimensi kanal banjir digunakan metode try and error
sampai debit yang diperoleh mendekati atau lebih besar debit puncak rencana 10 tahun.
Adapun hasil perhitungan Try and Error disajikan pada table berikut :
Luas Penampang (A) :
h b A
Perimeter terbasahkan (P) :
h b P 2

P
A
R
Ekohidrolika 2013

Sekolah Pascasarjana IPB-Teknik Sipil dan Lingkungan Page 12

Tabel 7. Dimensi Kanal Banjir
Kemungkinan b (m) h (m) A (m
2
) P (m) R (m)
V
(m/dt) Q (m
3
/dt)
1 5 7 35 19 1.84 110.36 3862.7
2 5 6 30 17 1.76 107.23 3217.0
3 4 6 24 16 1.50 96.17 2308.1
4 5 5.5 27.5 16 1.72 105.36 2897.3
5 4.5 5 22.5 14.5 1.55 98.38 2213.6
6 4.5 5.5 24.75 15.5 1.60 100.29 2482.1
7 4.7 5.5 25.85 15.7 1.65 102.37 2646.2
Sumber : Data Sekunder, 2013
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka 2 kemungkinan dimensi yang bisa
digunakan dalam mendesain kanal banjir yaitu kemungkinan 4 dan 7 dimana masing
debit yang bisa ditampung mendekati dan lebih besar dari debit rencana (Q = 2601
m
3
/detik).

Gambar 5. Penampang melintang desain Kanal Banjir
Kesimpulan
Kanal banjir yang didesain dengan dimensi lebar = 5 m dan kedalaman basah 5.5
m dan ketinggian kanal 8 m mampu menampung debit 2897 m
3
/detik. Debit tersebut lebih
besar dari debit puncak rencana banjir dengan periode ulang 10 tahun. Dengan demikian
dimensi ini reperesentatif untuk kanal banjir sungai Cidanau.
Referensi :
Irsyad, F, 2011. Analisis Debit Sungai Cidanau Aplikasi SWAT. Thesis. IPB-Bogor.
Kadoatie, 2002. Analisis Hidrologi Daerah Aliran Sungai. UGM Press. Yogyakarta.
Ekohidrolika 2013

Sekolah Pascasarjana IPB-Teknik Sipil dan Lingkungan Page 13

Anda mungkin juga menyukai