Anda di halaman 1dari 8

KULIAH VIII.

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN


LINGKUNGAN RIDUP (KSDA & PLH)

1. Apakah konservasi sumber daya?
UUPLH 1997 Bab I, pasal 1, ayat 15 :
Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya tak terbaharui
untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang
terbaharui untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.
2. Apakah pengelolaan lingkungan hidup?
UUPLH 1997 Bab I, pasal 1, ayat 2:
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
Iingkungan hidup.
(Anonimus 1997)



KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (KSDA & PLH)

1. Penataan Lingkungan Hidup
Penataan lingkungan yang baik dapat dilaksanakan pada kawasan
pemukiman dan industri. Contohnya adalah pemakaian tanaman hijau, seperti
mahoni, ketapang, dan beringin. Karena tanaman dan tumbuhan disebut sebagai
universal absorber (Tandjung 1998), mereka akan menyerap materi dan energi,
misalnya materi debu, zarah, gas beracun, dan energi berupa panas (suhu tinggi)
dan suara bising. Pada Gambar 23, diperlihatkan penghijauan di kawasan
pemukiman dan industri. Ditengah-tengah kompleks perumahan hams ada
penghijauan sederhana. Jalan lingkungan diteduhi pepohonan di kin dan kanan.
Sebelum sampai di jalan raya utama atau jalan umum ada 2 jalur hijau. Pada
kawasan industri 2 jalur hijau mengelilingi pabrik. Model mi bisa dipakai di kota,
sehingga hutan kota dapat menyejukkan dan menyegarkan kawasan tersebut.


Gambar 23. Penataan lingkungan pemukiman dan industri dengan penghijauan.


Gambar 23. Penataan lingkungan pemukiman dan industri dengan penghijauan.
(Tandjung 1998)


Gambar 23. Penataan lingkungan pemukiman dan industri dengan penghijauan.
(Tandjung 1998)
KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (KSDA & PLH)
2. Pemanfaatan gulma

Gambar 24. Eceng gondok (Eichhornia crassipes Soims.) yang memusingkan karena
memperdangkal perairan, dapat dimanfaatkan untuk
dan untuk pakan grass carp, Cienopharyngodon ideihis.


KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (KSDA & PLH)
Gambar 24. Eceng gondok (Eichhornia crassipes Soims.) yang memusingkan karena
memperdangkal perairan, dapat dimanfaatkan untuk pembersih badan air
dan untuk pakan grass carp, Cienopharyngodon ideihis.
(Tandjung 1998)

KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN

Gambar 24. Eceng gondok (Eichhornia crassipes Soims.) yang memusingkan karena
pembersih badan air
(Tandjung 1998)
KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (KSDA & PLH)
3. Pemanfaatan limbah.





Gambar 25. Kotoran ternak untuk penyubur kolam
buah dan sayur, kulit buah dan sayur yang cacat untuk


KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (KSDA & PLH)
Gambar 25. Kotoran ternak untuk penyubur kolam ikan dan sebagal pemupuk tanaman
buah dan sayur, kulit buah dan sayur yang cacat untuk makanan ternak.
(Tandjung 1998)

KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN

ikan dan sebagal pemupuk tanaman
makanan ternak.
(Tandjung 1998)
KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (KSDA & PLH)
4. Pengembangan penataan hijauan pekarangan

Gambar 26. Pengembangan fiingsi dalam penataan tanaman di pekarangan. Tajuk
bertingkat mengurangi pengikisan (erosi, surface run off) tanah karena
mengurangi tenaga percikan air hujan. Seresah yang kering dan
membusuk menyuburkan lahan pekarangan.


KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (KSDA & PLH)
Pengembangan penataan hijauan pekarangan
bar 26. Pengembangan fiingsi dalam penataan tanaman di pekarangan. Tajuk
bertingkat mengurangi pengikisan (erosi, surface run off) tanah karena
mengurangi tenaga percikan air hujan. Seresah yang kering dan
membusuk menyuburkan lahan pekarangan.
(Tandjung 1992b)

KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN
.
bar 26. Pengembangan fiingsi dalam penataan tanaman di pekarangan. Tajuk
bertingkat mengurangi pengikisan (erosi, surface run off) tanah karena
mengurangi tenaga percikan air hujan. Seresah yang kering dan
992b)
KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (KSDA & PLH)
5. Pengembangan fungsi rantai makanan dengan polikultur ikan




Gambar 27. Menghemat tenaga. Gulma dimakan (dibersihkan)
kotoran di dasar
carpio (4), hama berupa moluska dimangsa black carp
Mylophaiyngodon pisceus (5). Ikan (2) dan (3) pemangsa zooplankton
dan fitoplankton.


KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (KSDA & PLH)
Pengembangan fungsi rantai makanan dengan polikultur ikan
Menghemat tenaga. Gulma dimakan (dibersihkan) ikan grass carp (1),
asar kolam dimakan Cirrhinus sp (mud carp) dan Cyprirnis
carpio (4), hama berupa moluska dimangsa black carp
Mylophaiyngodon pisceus (5). Ikan (2) dan (3) pemangsa zooplankton
dan fitoplankton.
(Tandjung 1997b)

KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN

ikan grass carp (1),
kolam dimakan Cirrhinus sp (mud carp) dan Cyprirnis
carpio (4), hama berupa moluska dimangsa black carp
Mylophaiyngodon pisceus (5). Ikan (2) dan (3) pemangsa zooplankton
997b)
KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN
LINGKUNGAN HIDUP (KSDA & PLH)
6. Pemulihan agar air yang tercemar menjadi jernih




Gambar 28. Mat penjernih air. Air yang kotor dimasukkan ke bejana A, diaduk setelah
diberi bahan kimia; setelah mengendap air dialirkan ke bejana
disaring dengan pecahan genteng dan pasir serta krikil. Air
ditampung di ember C.



KULIAH VIII. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (KSDA & PLH)
Pemulihan agar air yang tercemar menjadi jernih
Mat penjernih air. Air yang kotor dimasukkan ke bejana A, diaduk setelah
diberi bahan kimia; setelah mengendap air dialirkan ke bejana
disaring dengan pecahan genteng dan pasir serta krikil. Air
ditampung di ember C.
(Soerjani, dkk. dalam Tandjung 1998)
PENGELOLAAN

Mat penjernih air. Air yang kotor dimasukkan ke bejana A, diaduk setelah
diberi bahan kimia; setelah mengendap air dialirkan ke bejana B untuk
disaring dengan pecahan genteng dan pasir serta krikil. Air bersih
(Soerjani, dkk. dalam Tandjung 1998)

Anda mungkin juga menyukai