Anda di halaman 1dari 6

Appendicitis Akut

Pengertian
Appendicitis merupakan suatu proses keradangan pada appendix atau
yang lebih dikenal sebagai usus buntu oleh masyarakat umum. Appendicitis yang
terjadi umumnya dikarenakan adanya obstruksi pada saluran appendix yang
menyebabkan tingginya flora normal usus. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh
berbagai macam faktor mulai dari genetik dimana terjadi saluran appendix
menjadi mudah buntu secara genetik, namun sebagian besar juga dikarenakan
faktor gaya hidup. Pola diet rendah serat diyakini memiliki hubungan yang erat
dengan kejadian appendicitis. Obstruksi yang terjadi membuat flora normal usus
yang seharusnya dapat bergerak di sepanjang colon dan appendix, menjadi
terakumulasi di dalam appendix. Appendix yang tidak mampu mengatasi flora
normal ini kemudian mengalami keradangan akibat invasi dari bakteri. Flora
normal ini pun kemudian berubah menjadi bakteri patogen yang menyebabkan
keradangan pada appendix.
Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti hubungan antara diet
rendah serat dengan berbagai macam gangguan di saluran pencernaan, namun
ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa serat yang tidak dicerna oleh tubuh
dapat mengangkut berbagai macam zat-zat patogen yang melekat di lumen usus.
Bagi orang yang memiliki pola diet rendah serat, maka proses ini akan menjadi
terhambat, sehingga zat-zat karsinogenik dan patogen terhadap tubuh menjadi
terakumulasi di lumen usus yang kemudian dapat menimbulkan berbagai
macam masalah saluran pencernaan mulai dari obstruksi hingga keganasan pada
saluran pencernaan.


Gejala Klinis
Kasus appendicitis merupakan kasus yang khas, karena diagnosis dapat
ditegakkan hanya dengan anamnesa dan pemeriksaan yang baik. Gejala yang
timbul pada kasus appendicitis merupakan gejala yang khas untuk nyeri
abdomen. Nyeri yang dirasakan oleh pasien umumnya nyeri persisten yang
progresif bertambah hebat apabila pasien bergerak.
Gejala klasik yang sering timbul pada kasus appendicitis adalah nyeri
tumpul yang samar-samar yang bermula dari epigastrium di sekitar umbilikus,
nyeri ini termasuk ke dalam nyeri visceral sehingga nyeri yang dirasakan lebih
berupa perasaan tidak enak atau pasien tidak mampu menentukan lokasi nyeri.
Keluhan ini kemudian sering disertai dengan mual muntah dan nafsu makan
menurun. Dalam beberapa jam, nyeri akan berpindah ke titik McBurney. Titik
Mcburney merupakan daerah khas untuk kasus appendicitis akut, terletak pada
1/3 lateral antara SIAS hingga umbilikus.
Selain itu, nyeri juga dirasakan dengan rangsangan peritoneum tidak
langsung, seperti nyeri kanan bawah pada tekanan kiri, nyeri kanan bawah bila
tekanan di sebelah kiri dilepaskan, nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak
(seperti gerakan nafas dalam, berjalan, batuk atau mengejan).
Pada awal kasus appendicitis akut dapat dijumpai demam ringan dengan
suhu sekitar 37,5
0
38,5
0
C. Peningkatan suhu dapat menjadi suatu penanda
adanya perforasi. Selain itu, pada kasus appendicitis akut juga kerap ditemui
bersamaan dengan konstipasi dan kekakuan otot.
Appendicitis pada bayi ditandai dengan rasa gelisah, mengantuk,
menangis tanpa sebab dan terdapat nyeri local. Pada usia lanjut, rasa nyeri tidak
nyata. Pada wanita hamil rasa nyeri terasa lebih tinggi di daerah abdomen
dibandingkan pada umumnya. Nyeri tekan juga mungkin ditemukan di daerah
panggul sebelah kanan jika appendix terletak retrocaecal.
Apabila appendix yang meradang berada di dalam rongga pelvis, maka
dapat terjadi peningkatan peristaltis dan peningkatan pengosongan rectum
menjadi lebih cepat. Jika appendix yang meradang menempel ke kandung kemih,
maka dapat terjadi peningkatan frekuensi kencing akibat dari rangsangan
appendix terhadap dinding kandung kemih.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi pada appendicitis akut tidak ditemukan gambaran yang spesifik
dan terlihat distensi perut.
Palpasi pada daerah perut kanan bawah, akan timbul nyeri tekan dan
apabila tekanan dilepaskan maka akan terasa nyeri juga. Nyeri tekan kanan
bawah di titik McBurney merupakan kunci utama di dalam diagnosa
appendicitis. Selain itu pada pasien appendicitis, Rovsing sign positif. Tes rovsing
sign dilakukan dengan melakukan penekanan pada perut kiri bawah, rovsing
sign dikatakan positif apabila nyeri yang dirasakan pada kuadran kanan bawah.
Apabila tekanan pada perut kiri bawah dilepaskan nyeri juga akan dirasakan
pada perut kuadran kanan bawah, tes ini disebut sebagai Blumberg test positif.
Pemeriksaan rectum atau Rectal Touch (RT) dilakukan pada pasien yang
diduga appendicitis untuk mengetahui letak appendix apabila letaknya sulit
diketahui. Jika apabila pada saat dilakukan RT pasien merasa nyeri, maka
kemungkinan appendiks yang meradang terletak di daerah pelvic.
Pemeriksaan lainnya yang dapat digunakan untuk menentukan letak
appendix yang mengalami keradangan dapat diketahui melalui uji psoas dan uji
obturator. Uji psoas dilakukan dengan rangsangan otot psoas melalui
hiperekstensi sendi panggul kanan, kemudian paha kanan atau fleksi aktif sendi
panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Apabila appendix yang
mengalami keradangan menempel di musculus psoas mayor, maka akan timbul
nyeri pada uji psoas. Pada uji obturator tindakan yang dilakukan adalah fleksi
dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang. Bila appendix yang
mengalami keradangan berhubungan atau kontak dengan musculus obturator
internus maka akan terasa nyeri ketika melakukan uji obturator, disebut sebagai
uji obturator positif.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan
darah lengkap dan C-reactive protein (CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap
dapat ditemui terjadi leukositosis dengan dominasi dari sel PMN khususnya
Neutrofil. CRP serum meningkat akibat dari adanya proses keradangan akut. CRP
merupakan protein fase akut yang akan meningkat 4-6 jam setelah terjadinya
inflamasi.
Pada pemeriksaan radiologi dilakukan dengan USG dan CT-scan. Pada
pemeriksaan USG ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi
proses keradangan. Sedangkan pada pemeriksaan CT-scan ditemukan bagian
yang menyilang dengan fekalith dan perluasan dari appendix yang mengalami
peradangan serta dapat ditemui pelebaran caecum.
Urinalisis diperlukan untuk menegakkan diagnosa pasti dari appendicitis,
karena seringkali infeksi saluran kemih maupun batu ureter juga dapat
menyebabkan nyeri perut kanan bawah.
Pemeriksaan pada foto polos abdomen tidak memberikan pemaknaan
yang berarti

DAFTAR PUSTAKA
De Jong. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Schwartz, et al, 2000, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi Keenam,
EGC, Jakarta

Soda, K., et al, 2001, Detection of Pinpoint Tenderness on the Appendix
Under Ultrasonography Is Useful to Confirm Acute Appendicitis.

Hugh, A.F.Dudley. 1992. Ilmu Bedah Gawat Darurat edisi kesebelas. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.

Lugo,. V.H., 2004. Periappendiceal Mass. Pediatric Surgery Update. Vol.23
No.03 September 2004.

Mansjoer,A., dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua.
Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai