Anda di halaman 1dari 70

1

Bab II
Tinjauan Kepustakaan

1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, Indonesia ditantang untuk memasuki perdagangan bebas
sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah di sektor industri akan bertambah sejalan dengan
pertambahan industri. Dengan pcrtambahan tersebut, maka konsekuensi permasalahan industri
juga semakin kompleks, termasuk masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Tenaga manusia sebagai salah satu faktor produksi di perusahaan, merupakan satu
kesatuan biologis yang mempunyai peran sama dengan faktor produksi lainnya (dana
permodalan, alat produksi, dan sebagainya). Karena itu pemeliharaan dan pengembangan tenaga
manusia, memerlukan perhatian khusus di samping perhatian terhadap faktor produksi lainnya.
Tanpa pemeliharaan dan pengembangan tenaga manusia, pemeliharaan dan pengembangan
faktor produksi lainnya, tidak akan punya arti apa-apa ditinjau dari produktivitas kerja di
perusahaan.
Kesehatan kerja merupakan program kesehatan yang sangat penting. Keselamatan kerja
adalah salah satu fokus tujuan meningkatkan program K3 di sampmg biaya, mutu, dan waktu.
Karena kesehatan dan keselamatan para pekerja merupakan suatu yang harus diperhatikan oleh
masing-masing perusahaan. Kecelakaan yang sering terjadi di lingkungan para pekerja dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor fisik seperti bising, suhu, radiasi, pencahayaaan.
Faktor kimia seperti bahan-bahan kimia berbahaya yang terdapat disekeliling para pekerja.
Faktor psikologi, serta faktor biologi.
Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat
penting dalam mempengaruhi sosial, mental, dan fisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu
lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja,
seperti peningkatan moral kerja, penurunan absensi, dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya
tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat dapat meningkatkan angka kesakitan dan
kecelakaan. Rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatkan angka kesakitan dan
kecelakaan. Rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan dampak-
dampak negatif lainnya.
2

1.2 Tujuan Pengamatan
1.2.1 Tujuan umum
Tujuan dari plant survey kami di PT. Sinar Sosro secara umum adalah :
Mengetahui prevalensi timbulnya penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang mungkin terjadi
pada pekerja PT. Sinar Sosro
Mengidentifikasi kemungkinan adanya faktor-faktor risiko yang memungkinkan timbulnya
penurunan produktifitas kerja para pekerja di seluruh bagian yang ada. Serta memberikan
masukan bagi manajemen PT. Sinar Sosro terutama berkaitan dengan bidang kesehatan dan
keselamatan kerja untak perbaikan di masa yang akan datang.
Meningkatkan kenyamanan dan kesehatan di seluruh bagian kalangan pekerja.

1.1.2. Tujuan Khusus
Mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja para
karyawan PT. Sinar Sosro terutama yang berkaitan dengan risiko kecelakaan dan penyakit
akibat kerja bagi para pekerja serta mengevalusi dan memberikan masukan bagi pihak
manajemen PT. Sinar Sosro untuk keperluan pengembangan di masa yang akan datang.
Menjelaskan lebih detail mengenai apa saja yang termasuk pajanan faktor fisik, faktor kimia,
faktor biologi, faktor limbah, dan faktor gizi kerja yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan.
Diketahuinya proses penggunaan mesin dan peralatan/instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, gangguan fisik pekerja, kebakaran, atau bahkan peledakan .
Diketahuinya bahan-bahan yang mempunyai faktor risiko seperti dapat membahayakan
kesehatan pekerja, dapat meledak, mudah terbakar, beracun, menimbulkan gangguan
lingkungan.
Diketahuinya proses pembuangan sampah dan limbah yang tidak merugikan lingkungan
kerja dan sekitarnya.
Diketahuinya faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit pada pekerja,
dan kecelakaan kerja seperti penyebaran suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap,
3

gas, hembusan angin, cuaca, sinar/radiasi, serta suara dan getaran.
Diketahuinya higine makanan para pekerja dan dukungan gizi yang seimbang untuk turut
serta dalam mendukung produktivitas pekerja.
Diketahui pentingnya pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan/riset penelitian yang
menggunakan alat teknis untuk mengurangi faktor risiko terjadinya kecelakaan kerja.
Diketahuinya tingkat kesadaran perusahaan terhadap kenyamanan dan kesehatan pekerja.

1.3 Manfaat Pengamatan
1. Manfaat bagi mahasiswa
Memahami akan kedokteran okupasi sebagai salah satu cabang ilmu kedokteran
Memahami tugas dokter perusahaan.
Dapat mengetahui proses pengolahan bahan baku, pembuatan, dan cakupan pemasaran di
PT. Sinar Sosro
Dapat memperluas pengetahuan yang dapat bermanfaat dikemudian hari.

2. Manfaat bagi perusahaan
Mengidentifikasi dan menentukan faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja pada karyawan.
Mengamati faktor risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada karyawan PT
AMOCO MITSUI PTA INDONESIA serta memberi masukan bagi manajemen PT
AMOCO MITSUI PTA INDONESIA untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Memaparkan informasi kesehatan dan meminimalisasi terjadinya kecelakaan yang
dimungkinkan guna meningkatkan hasil produksi, kualitas produksi dan produktivitas
tenaga kerja.
Memonitor dan memberikan masukan tentang pengaturan lingkungan kerja.
Memberikan masukan terhadap masalah kesehatan, beban kerja, beban tambahan kepada
pckerja dan pemecahan permasalahan yang ada.
Membina kesehatan tenaga kerja dan mencegah terjadinya penyakit dan kecelakaan akibat
kerja.
4

Dapat memperluas dan mempererat hubungan antara PT AMOCO MITSUI PTA
INDONESIA dengan Universitas Kristen Krida Wacana.

3. Manfaat bagi perguruan tinggi:
Realisasi tridarma perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsi/tugas perguruan tinggi
sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan penelitian dan pengabdian bagi
masyarakat.
Berperan serta dalam pengembangan riset Universitas Kristen Krida Wacana untuk
pengernbangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berperan serta dalam penerapan ilmu yang ada untuk lingkungan sosial.
Dapat memperluas dan mempererat hubungan antara Universitas Kristen Krida Wacana
dengan PT. Sinar Sosro

5

Bab II
Tinjauan Kepustakaan

II.1. Definisi
Saat ini, Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
mendefinisikan kesehatan kerja sebagai peningkatan dan pemeliharaan keadaan kaum pekerja
dalam semua pekerjaan baik secara fisik, mental dan sosial pada derajat tertinggi. Kesehatan
kerja adalah kesehatan total setiap pekerja. Pelayanan kesehatan kerja dipandang sebagai
mekanisme untuk mencapai tujuan. Dimensi baru kesehatan kerja adalah pengenalan dua arah
antara pekerjaan dan kesehatan.
1
Keselamatan kerja ialah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan. Dan proses pengelolaannya, landasan tempat kerja dan lingkunagnnya serta cara-cara
melakukan pekerjaan.
Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yang terjadi secara tidak diduga dan tidak
diharapkan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor
pekerja dan lingkungan kerja sehingga mengakibatkan kerugian bagi pekerja dan perusahaan dari
yang paling ringan sampai yang paling berat.

II.2. Etiologi
Penyebab kecelakaan kerja antara lain:
1. Alat kerja/ lingkungan
2. Faktor manusia, yang meliputi:
Kecenderungan untuk celaka
Pendidikan dan pengalaman
Keterampilan dan keselamatan
Sikap terhadap keselamatan\komunikasi dan keselamatan



6

II.3. Klasifikasi
Penyakit akibat kerja digolongkan menjadi dua yakni:
1. Penyakit akibat kerja
Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan



























7



Bab III
Hasil Kunjungan Pabrik

I. Pendahuluan
1. Nama perusahaan : PT Sinar Sosro
2. Alamat : Jl. Sultan Agung Km. 28 Kelurahan Medan Satria Bekasi 17132
Telp: +62.21.8840855, Fax: +62.21.8843319
3. Berdiri pada : tahun 1974
4. Lingkungan sekitar perusahaan :
terlihat bersih, rapih, dan ditanami pepohonan. Di daerah sekitarnya juga terdapat
perumahan
5. Jumlah karyawan : 530 karyawan secara keseluruhan,
terdiri dari karyawan laki-laki dan perempuan
6. Bidang / jenis usaha : Perusahaan minuman dalam kemasan

Sejarah singkat PT. Sinar Sosro
SOSRO merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di
Indonesia. Nama SOSRO diambil dari nama keluarga pendirinya yakni SOSRODJOJO.

Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah
kota kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya,
produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol
dimana daerah penyebarannya masih di seputar wilayah Jawa Tengah.


8

Tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke
ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di
daerah Jawa Tengah.
Perjalanan memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini dimulai
dengan melakukan strategi CICIP RASA (product sampling) ke
beberapa pasar di kota Jakarta.

Awalnya, datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara
memasak dan menyeduh teh langsung di tempat.Setelah seduhan tersebut siap,
teh tersebut dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Tetapi cara ini
kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses
penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin
mencicipinya tidak sabar menunggu.
Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-
panci besar untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-
lagi cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan
dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat tersebut jalanan di kota Jakarta masih
berlubang dan belum sebagus sekarang.

Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di
kantor, dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara
ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa
langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara
sebelumnya.

Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam
9

kemasan botol, dan pada tahun 1974 didirikan PT SINAR SOSRO yang merupakan pabrik teh
siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia.
Model botol untuk kemasan Tehbotol Sosro mengalami tiga kali perubahan yakni :

1. Botol Versi I
Dikeluarkan pada tahun 1970 dengan merek TEHCAP BOTOL SOFT DRINK
SOSRODJOJO

2. Botol Versi II
Dikeluarkan pada tahun 1972 dengan merek TEH CAP BOTOL (dengan penulisan
CAP lebih kecil, sehingga orang lebih membaca TEH BOTOL), selain itu Penulisan
Soft Drink dihilangkan, dan tulisan TEH BOTOL diganti dengan warna merah putih yang
menggambarkan produk asli Indonesia. Penulisan Sosrodjojo juga disingkat menjadi
SOSRO dalam logo bulat merah.

3. Botol Versi III
Pada tahun 1974, terjadi perubahan design botol yang ke-III. Design botolnya tidak
seperti botol versi I & II. Dengan bentuk botol yang baru dan perubahan pada penulisan
merk TEHBOTOL SOSRO pada kemasannya. Design botol ke-III ini diperkenalkan
10

seiring dengan didirikannya pabrik PT. SINAR SOSRO yang pertama di daerah Cakung,
Jakarta.

Bisnis SOSRO sampai dengan saat ini sudah dijalankan oleh tiga Generasi SOSRODJOJO
yakni :

Generasi Pertama (Pendiri Grup Sosro) :
o Bapak Sosrodjojo (Alm.)
Generasi Kedua
o Bapak Soemarsono Sosrodjojo (Alm.)
o Bapak Soegiharto Sosrodjojo
o Bapak Soetjipto Sosrodjojo
o Bapak Surjanto Sosrodjojo
Sejak awal tahun 1990, bisnis ini telah mulai dikelola oleh cucu Bapak Sosrodjojo atau
dapat juga disebut dengan Generasi Ketiga

11


Pengembangan bisnis minuman teh selanjutnya dilakukan oleh dua perusahaan :
PT. SINAR SOSRO, perusahan yang memproduksi Teh Siap Minum Dalam Kemasan.
Produk-produknya adalah Tehbotol Sosro, Fruit Tea Sosro, Joy Tea Green Sosro, TEBS,
Happy Jus, dan Air Minum Prim-A.
PT. GUNUNG SLAMAT, perusahaan yang memproduksi Teh Kering Siap Saji. Produk-
produknya adalah Teh Celup Sosro, Teh Cap Botol, Teh Poci, Teh Terompet, Teh Sadel,
Teh Sepatu dan Teh Berko.
PT. GUNUNG SLAMAT mendapatkan penghargaan sebagai Top Brand Award 2008
untuk kategori Teh Celup.

II. Materi
A. Observasi
Bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan
produk PT. Sinar Sosro adalah sebagai berikut:

a. Teh Botol
Pada proses pembuatan teh botol sosro (TBS), bahan baku yang digunakan adalah teh wangi
yang merupakan perpaduan antara teh hijau, bunga gambir dan bunga melati. Bahan baku utama
lainnya adalah gula industry dan air.

Bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan teh botol sosro adalah pasir kuarsa, softener
pada water treatment dan karbon. Sedangkan bahan tambahan yang digunakan adalah botol kaca
dan crown (tutup botol).

Proses produksi ketiga jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Sinar Sosro Deli Serdang adalah:
a. Teh Botol
1. Proses Pemasakan Teh Manis Cair

12

Air tanah, sebagai bahan baku utama, diambil dari kedalaman 200 m di bawah tanah kemudian
disterilkan melalui proses water treatment. Air yang mengalami proses water treatment
mengalami tiga perlakuan yaitu air disaring dengan pasir kuarsa di tanki 1, kemudian dialirkan
ke tanki 2 yang berisi karbon, setelah itu dimasukkan ke tanki 3 yang berisi softener. Setelah
melalui proses water treatment, air dimasak hingga 100
o
C. Air panas tersebut dialirkan ke tanki
teh untuk menyeduh teh wangi yang telah dimasukkan ke dalam tanki teh. Air panas juga
dialirkan ke tanki yang berisi gula untuk melarutkan gula menjadi sirup gula. Setelah diseduh,
teh dialirkan ke tanki filtrox untuk memisahkan ekstrak teh dari ampas teh. Dari tanki filtrox
ekstrak teh dialirkan ke tanki pencampuran. Pada saat yang sama, sirup gula juga dialirkan ke
tanki pencampuran. Hasil campuran antara ekstrak teh dan sirup gula menjadi teh manis cair
yang siap diisi ke dalam botol melalui mesin filler.

2. Proses Pencucian Botol
Botol-botol kosong yang telah kembali dari pasar harus dicuci terlebih dahulu. Krat-krat botol
kosong dilewatkan melalui roller yang terhubung dengan conveyor untuk diangkat oleh mesin
crater ke lintasan conveyor menuju bottle washer. Botol-botol yang telah melewati mesin crater
menuju bottle washer harus disortir oleh operator pos I untuk mengambil botol-botol yang pecah
atau gumpil, botol-botol yang terlalu kotor dan sampah seperti sedotan yang ikut terangkat.
Kemudian botol-botol dicuci pada mesin bottle washer dimana botol-botol tersebut direndam
pada air caustic dengan suhu hingga 90
o
C untuk membunuh bakteri sekaligus membersihkan
botol. Pada saat akan dikeluarkan dari mesin bottle washer, botol-botol disemprot dengan hot
water untuk membilas botol dari sisa-sisa air caustic.Setelah itu, botol-botol bergerak melalui
conveyor menuju mesin EBI optiscan. Mesin E.B.I scan berfungsi untuk mendeteksi benda asing
yang masih menempel di bagian dalam dinding botol. Kemudian botol-botol melewati pos II,
dimana operator pos II bertugas untuk mengambil botol-botol gumpil dan kusam yang terlewat
dari pos I dan mesin bottle washer. Botol-botol yang telah melalui pos II akan menuju ke filler,
sementara itu teh manis cair dialirkan melalui pipa menuju pasteurizer. Pasteurizer berfungsi
untuk memanaskan kembali teh manis cair untuk membunuh bakteri yang terikut pada saat
dialirkan melalui pipa. Kemudian, botol-botol diisi dengan teh manis cair oleh mesin filler dan
ditutup dengan crown. Kemudian botol-botol yang telah terisi teh dan ditutup crown akan
melewati mesin video jet untuk diberikan barcode tanggal dan jam produksi. Setelah itu, produk
13

jadi tersebut melalui pos III untuk disortir apakah tutup crown telah rapat dan baik, produk yang
tidak terkena barcode. Seteleh melewati pso III, produk kemudian diangkat melalui mesin
decrater ke crate. Produk yang telah jadi harus diinkubasi selama tiga hari sebelum dipasarkan.

Diagram alih proses produksi : AIR

Gula Industri Air Baku Sosro Teh Wangi Sosro

Sirup Gula Mixing Tank Ekstrak Teh

Sterilisasi Suhu Tinggi

Pengisian

Pembentukan Teh Manis

Lingkungan di dalam pabrik
Ventilasi : di dalam pabrik minuman kemasan ini terdapat ventilasi di langit-langit
gedung pabrik, di atap dari pabrik juga terdapat ventilasi yang diberi exhaust fan.
Kebersihan lantai : kebersihan pabrik minuman kemasan ini cukup baik. Lantai pabrik
terbuat dari beton yang dilapisi cat berwarna hijau, terlihat bersih, namun di spot mesin
pencucian botol terlihat ada air yang menetes di lantai, terlihat aliran selokan air di
beberapa sudut yang merupakan selokan untuk mengalirkan limbah ke tempat
penampungan limbah.
Tata letak barang : tata letak barang di pabrik minuman kemasan ini sangat teratur.
Terdapat batas yang jelas dengan adanya garis batas bagi pekerja dan pengunjung yang
14

ingin melihat proses produksi di pabrik ini. Penataan produk hasil produksi, produk sisa
dan bahan mentah pun terlihat sangat rapi.
Kotak P3K : Kami sempat mencari kotak P3K di areal pabrik ini, namun tidak kami
temukan. Setelah kami tanyakan ternyata kotak P3K disediakan di beberapa titik di dalam
ruangan yang terletak di areal produksi pabrik. Apabila terjadi kecelakaan kerja maka
pekerja akan segera dilarikan ke klinik yang terdapat di areal pabrik.
Alat pemadam kebakaran : Di dalam pabrik minuman kemasan ini disediakan alat
pemadam kebakaran berupa tabung gas di beberapa sudut yang rawan kebakaran. Selain
di dalam pabriknya, dibagian luar pabrik juga ada. Menurut petugas alat pemadam
kebakaran yang tersedia selalu dicek berkala.
MSDS: kami tidak menemukan adanya MSDS di sekitar areal produksi. Namun ada
beberapa ruang di sekitar areal produksi dimana ada areal laboratorium uji dan areal
control, mungkin saja MSDS terletak di ruang tersebut dimana dapat segera dilakukan
pertolongan apabila terjadi kecelakaan kerja

Lain-lain
Bak penampungan hasil limbah produksi : Bak penampungan limbah produksi terdapat di
belakang ruang produksi. Terdapat beberapa bak untuk menampung limbah
Halaman : Halaman terdapat di sekitar areal pabrik berupa taman-taman kecil yang
ditanami pohon dan tanaman palem. Walaupun terdapat taman, di sekitar taman juga
terdapat areal
Toilet : Kami tidak menemukan toilet di dalam areal produksi dalam pabrik. Toilet
terdapat di ruang pertemuan pabrik. Namun, menurut staff quality control pabrik, toilet di
areal prouksi pabrik ini tersedia cukup banyak. Toilet terdapat di sudut-sudut di luar area
produksi pabrik.
Kantin : Karena keterbatasan waktu kunjungan, kami tidak dapat melihat kantin pabrik.
Namun menurut staff quality control pabrik ini, di dalam areal pabrik terdapat kantin
yang cukup untuk karyawan dan staff dari setiap shift untuk makan.
Mesjid : di dalam areal pabrik ini terdapat mesjid yang cukup besar.
15

Mobil Ambulance : Kami tidak menemukan mobil ambulance, namun menurut staff
quality control pabrik ini, terdapat 1 mobil ambulance di dekat poliklinik pabrik yang
selalu siap apabila terdapat kejadian yang perlu untuk dirujuk ke rumah sakit.
Poliklinik : Karena keterbatasan waktu kunjungan, kami tidak sempat untuk berkunjung
ke poliklinik pabrik ini, namun menurut staff quality control pabrik ini terdapat poliklinik
yang buka 3 kali seminggu dengan dokter dan perawat yang siap sedia selama 24 jam.
Tempat evakuasi : Kami tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai tempat
evakuasi, namun di setiap titik dalam areal produksi terdapat denah pabrik yang mana
menunjukkan rute evakuasi.
Kipas : Di dalam areal produksi pabrik terdapat beberapa kipas angin di sudut-sudut
ruangan dan exhaust fan yang terletak di bagian atap pabrik yang digunakan juga sebagai
ventilasi.
Papan pengumuman : Terdapat papan pengumuman di areal produksi yang ditempeli
dengan berbagai macam pengumuman seperti tentang visi misi perusahaan, kepala yang
menjadi penanggung jawab areal tersebut, bahan baku produksi, lembar absensi
karyawan, APD yang harus dikenakan, jumlah produksi, dan lain-lain.
Rambu-rambu : Tanda atau rambu-rambu ini ada juga baik di dalam pabrik ataupun di
luar. Di luar pabrik ada tanda zebra cross tempat untuk pejalan kaki dan tanda-tanda
parkir. Di dalam pabrik ada berbagai rambu baik mengenai mesin yang sedang
berproduksi, tanda dilarang masuk karena suhu tinggi tanda Exit, dan lain-lain.


B. PENGUKURAN
1. Hasil Pengukuran
Kami tidak diberikan alat untuk ,melakukan pengukuran langgsung di PT. Sinar
Sosro. Hasil pengukuran yang kami dapatkan adalah berdasarkan data hasil
pengukuran tahunan yang dilakukan pabrik ini bekerjasama dengan sebuah
univeristas negeri.



16

2. Data pengukuran sebelumnya
a. Bising : 83 dB
b. Suhu : 40
o
-43
o
celcius

C. DATA SEKUNDER
1. Angka kesakitan atau dugaan PAK pertahun
Tidak didapatkan data mengenai kecelakaan kerja pada saat kunjungan di pabrik ini
pada tanggal 25 oktober 2011. Menurut sumber yang didapatkan, kesakitan yang
terbanyak biasanya disebabkan oleh penyakit masuk angin (gejala prodromal, seperti
demam dan tidak enak badan) dikarenakan masalah gizi pada masing-masing
karyawan seperti melupakan waktu makan. Selain itu juga terdapat gatal-gatal atau
iritasi kulit karena alergi dikarenakan peningkatan suhu yang terdapat pada pabrik.
Dan juga karena sebagian besar dari karyawan usianya tua, menyebabkan banyak
pasien yang mengalami penyakit tua atau penyakit degeneratif seperti gula darah
meningkat, dan lain-lain.
Untuk setiap karyawan mempunyai hak untuk melakukan medical check up satu kali
pertahun, seperti test darah lengkap, gula darah, rontgen,dan yang lainnya sesuai
dengan yang dibutuhkan.
2. Angka kecelakaan kerja pertahun
Tidak didapatkan data mengenai kecelakaan kerja pada saat kunjungan di pabrik ini
pada tanggal 25 oktober 2011.
Jika terdapat kecelakaan kerja, tersedia poliklinik di dalam lingkungan pabrik,
disamping koperasi. Buka setiap 3 kali perminggu oleh dokter yang bertugas.
3. Angka absensi karyawan perbulan
Dalam 1 tahun setiap karyawan mempunyai hak untuk cuti sebanyak 12x.
4. Adakah SMK3, termasuk P2K3
Menurut staff quality control perusahaan ini, perusahaan ini sudah memiliki SMK3
dan termasuk P2K3. Mencegah kecelakaan kerja, pada saat masuk setiap karyawan
pada perusahaan PT.Sinar Sosro harus disiapkan APD antara lain masker, ear plug,
topi. Dan fungsi dan kerja alat di cek setiap sebelum mulai shift.
5. Adakah penyuluhan / seminar / pelatihan bidang K3
17

Untuk setiap karyawan baru yang akan masuk kedalam pabrik ini , akan di training
dan pelatihan di bidang kesehatan keselamatan kerja selama 3 bulan sesuai dengan
bagian kerja yang akan diisi. Dan dilakukan pelatihan dan seminar kepada karyawan
pabrik mengenai K3 yang dilakukan oleh dokter Okupasi yang bertugas di pabrik ini.
18

BAB IV
HASIL KUNJUNGAN

IV.1 Faktor Fisik
Pajanan Suhu
Suatu kondisi panas pada suatu lingkungan kerja merupakan suatu kondisi yang
dipengaruhi beberapa aspekyaitu dari aspek lingkungan fisik seperti suhu, kelembabapn udara
dan sirkulasi udara.

Terpajan oleh temperatur yang tinggi selama bekerja dalam ruangan dengan lingkungan
panas atau bekerja di ruang terbuka dengan cuaca yang panas, merupakan suatu keadaan yang
sangat berpotensi menimbulkan bahaya. Pajanan panas yang terdapat di tempat kerja, sewaktu-
waktu dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Bila hal ini tidak dikendalikan maka akan
menyebabkan menurunnya produktifitas pekerja yang berdampak langsung pada produktifitas
perusahaan serta dapat menimbulkan peningkatan kecelakaan kerja.

Respon respon fisiologis akan nampak jelas terhadap pekerja dengan iklim kerja panas
tersebut, seperti peningkatan tekanan darah dan denyut nadi. Peningkatan tekanan darah yang
signifikan pada tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar panas, yang jelas sekali akan
memperburuk kondisi pekerja. Selain respon tekanan darah dan denyut nadi, sistem
termoregulator di otak (hypothalamus) akan merespon dengan beberapa mekanisme kontrol
seperti konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi dengan tujuan untuk mempertahankan suhu
tubuh sekitar 36C - 37C. Namun apabila paparan dibiaskan terus menerus akan menyebabkan
kelelahan (fatigue) dan akan menyebabkan mekanisme kontrol ini tidak lagi bekerja yang pada
akhirnya akan menyebabkan timbulnya efek heat stress. Tekanan panas (heat stress) pada suatu
area kerja dipengaruhi oleh cuaca lingkungan kerja, panas metabolisme yang dihasilkan dari
aktifitas fisik pekerja serta dipengaruhi karakteristik pekerja seperti faktor umur, masa kerja,
indeks masa tubuh, dan aklimatisasi.
19

Panas ditempat kerja sebagai sebuah tekanan fisik dapat mengakibatkan perubahan
fisiologis tubuh. Pemaparan panas secara terus menerus dapat mengakibatkan timbulnya heat
strain, yaitu serangkaian respon fisik yang timbul akibat adanya tekanan panas. Respon-respon
fisik tersebut dapat menjadi lebih parah apabila didukung oleh buruknya faktor-faktor lain seperti
faktor umur, kondisi fisik, tingkat aklimatisasi, dan dehidrasi pada pekerja. Hal ini kemudian
dapat menimbulkan beberapa penyakit atau keluhan yang berhubungan dengan panas, seperti
heat cramps, heat exhaustion, atau pun heat stroke.

Pemerintah telah menetapkan nilai ambang batas standar ini dirumuskan oleh Subpanitia
Teknis Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Panitia Teknis 94S, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, yang mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: Kep-51/MEN/1999 tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
Standar ini telah dikonsensuskan di Jakarta pada tanggal 6 November 2003 yang dihadiri oleh
instansi pemerintah, swasta, perguruan tinggi, dan asosiasi profesi.

Nilai ambang batas panas

Pengaturan waktu kerja setiap jam ISBB(
o
C)
Waktu Kerja Waktu Istirahat Beban Kerja
75%
50%
25%
25%
50%
75%
Ringan Sedang Berat
30,6 28,0 25,9
31,4 29,4 27,9
32,2 31,1 30,0


Perhitungan
Indeks suhu basah dan bola di luar ruangan dengan panas radiasi:
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering
Indeks suhu basah dan bola di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi:
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
20


Pabrik ini merupakan perusahaan yang memproduksi minuman teh dalam botol. Pada
proses produksi teh dalam botol didapati kondisi kerja yang terpapar oleh panas. Panas yang
dihasilkan di lantai produksi terutama dihasilkan dari mesin-mesin yang digunakan khususnya
proses pencucian botol yang menggunakan mesin bottle washer (90-105
0
C) dan proses filler
yang memanfaatkan mesin pasteurizer (90-95
0
C) yang menimbulkan paparan panas secara
langsung kepada para operator. Panas tersebut tidak dapat dihindari lagi oleh para pekerja karena
demi higenitas produk teh botol dari mikroba yang dapat mencemari produk teh botol.
Upaya yang dilakukan oleh pabrik untuk mencegah para pekerja terpapar panas terus
menerus maka pabrik ini merolling para pekerjanya setiap 1 jam sekali agar para pekerja tidak
jenuh dan menghindari penurunan produktivitas para pekerja.

Pajanan Bising
Sumber kebisingan di pabrik ini berasal dari mesin-mesin produksi teh. Menurut staff
bagian public relation, tahap kebisingan di gudang adalah 83Db. Pada setiap tahun, tahap
kebisingan ini akan diukur pada setiap lini mesin.








21

Pengaruh Bunyi terhadap Fisiologis dan Psikologis Manusia
Bunyi
(dBA)
Pengaruh terhadap Manusia
39-40 Tidak mengganggu
55-65
Penyempitan pembuluh darah dan peningkatan frekuensi denyut
jantung
70 Kontinu akan berdampak penyakit jantung
80 Kelelahan mental dan fisik, psikomatis dan perasaan jengkel
90 Kerusakan alat pendengaran dan penurunan daya pendengaran
100
Kontinu dapat kehilangan pendengaran secara permanen dan pada
waktu singkat dapat mengurangi daya dengar
120 Rasa nyeri dan sakit
150 Kehilangan pendengaran pada saat itu juga
Sumber: Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar, 2003
Proteksi personal yang bisa diterapkan adalah penggunaan earplugs dan earmuffs.
Pemilihan antara kedua proteksi ini disesuaikan dengan kondisi. Pada kenyataannya, earmuffs
bisa mengurangi desibel yang masuk ke telinga lebih besar dari earplugs. Namun, pengalaman
menunjukkan bahwa over proteksi juga dapat mengurangi efektifitas proses.
1. Earmuffs
Earmuffs terbuat dari karet dan plastik. Earmuffs bisa digunakan untuk intensitas tinggi
(>95 dB), bisa melindungi seluruh telinga, ukurannya bisa disesuaikan untuk berbagai
ukran telinga, mudah diawasi dan walaupun terjadi infeksi pada telinga alat tetap dapat
dipakai. Kekurangannya, penggunaan earmuffs menimbulkan ketidaknyamanan, rasa
panas dan pusing, harga relatif lebih mahal, sukar dipasang pada kacamata dan helm,
membatasi gerakan kepala dan kurang praktis karena ukurannya besar. Earmuffs lebih
protektif daripada earplugs jika digunakan dengan tepat, tapi kurang efektif jika
penggunaannya kurang pas dan pekerja menggunakan kaca mata.

22







Earmuff (Tambunan, 2005)
2. Earplugs
Earplugs lebih nyaman dari earmuffs, berlaku untuk tingkat kebisingan sedang (80-95
dB) untuk waktu paparan 8 jam. Jenis earplugs ada bermacam-macam: padat dan
berongga. Bahannya terbuat dari karet lunak, karet keras, lilin, plastik atau kombinasi
dari bahan-bahan tersebut.



Earplug (Tambunan, 2005)






23

Keuntungan dari ear plug adalah: mudah dibawa karen akecil, lebih nyaman bila
digunakan pada tempat yang panas, tidak membatasi gerakan kepala, lebih murah daripada ear
muff, lebih mudah dipakai bersama dengan kacamata dan helm. Sedangkan kekurangan dari ear
plug yaitu atenuasi lebih kecil, sukar mengontrol atau diawasi, saluran telingan lebih mudah
terkena infeksi dan apabila sakit ear plug tidak dapat dipakai.







Gambar Earplug
(Sumber: Defi P,I ferta I nafalia, 2005)

Sistem Pengendalian Kebisingan
Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pabrik ini dalam rangka mengurangi tingkat kebisingan
meliputi:
a. Pengendalian pada sumber
i. Pemeliharaan mesin-mesin secara kontinu;
ii. Penempatan mesin-mesin pada ruangan khusus dan jauh dari kegiatan masyarakat atau
karyawan;
iii. Melengkapi mesin-mesin dengan penutup mesin sehingga dapat mengurangi kebisingan;
iv. Penggunaan alat peredam bising pada vent gas
Alat pengendalian kebisingan yang selama ini digunakan oleh salah satu pabrik amoniak
adalah Silencer. Silencer ini dipasang pada vent. Vent gas yang merupakan salah satu
24

sumber kebisingan terbesar di pabrik. Penyerapan bunyi oleh silencer mencapai 50%,
namun alat ini hanya dipasang pada sebuah pabrik amoniak.
Silencer dapat digunakan untuk mengurangi kebisingan dengan frekuensi tinggi, kompresor,
blower, dan pompa vakum. Alat ini didisain sedemikian rupa sehingga aliran udara
melewati tabung akustik berlubang yang dikelilingi oleh lapisan tebal dari material
penyerap suara yang akan menurunkan kebisingan dengan range frekuensi tinggi dengan
penurunan tekanan minimum.
Silencer terbuat dari konstruksi baja dimana permukaan luar dilapisi dengan baik. Alat ini
didisain untuk menangani udara kering dengan temperatur di bawah 93
o
C. Untuk
temperatur tinggi digunakan kemasan fiberglass.

Gambar 3.1 Konstruksi Silencer
(Sumber: Rozita E, Wahyuni T, 2005)
b. Pengendalian pada medium propagasi
i. Adanya Green Barrier yang membatasi daerah pabrik dengan daerah pemukiman
masyarakat;
ii. Memasang dinding pemisah antara sumber-sumber bising dengan ruangan karyawan atau
ruang kerja karyawan yang kedap suara.
c. Pengendalian pada penerima
i. Melakukan pembinaan dan pelatihan karyawan mengenai Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) secara berkala;
ii. Melengkapi karyawan dengan alat pelindung diri (ear muff dan ear plug).




25

Pajanan Cahaya
Tujuan
1. Menilai intensitas dan efektifitas pencahayaan di pabrik ini
2. Menilai ada tidaknya gangguan penglihatan pada karyawan di pabrik ini
3. Menilai ada tidaknya gangguan lain pada karyawan pabrik iniakibat efek pencahayaan.
4. Menilai adanya bahaya yang dapat timbul akibat efek pencahayaan.

Aspek fisiologi pencahayaan
1. Faktor yang berpengaruh dalam menciptakan ruang kerja.
2. Faktor yang berpengaruh dalam suhu.
3. Faktor yang berpengaruh dalam arsitektural.
4. Faktor yang berpengaruh dalam keselamatan kerja.

Sumber pencahayaan
1. Alami (sinar matahari)
2. Buatan (lampu)

Pengaruh pencahayaan yang buruk
1. Kelelahan mata
2. Kelelahan mental
3. Sakit kepala
4. Capai, sakit punggung, tengkuk dan leher
5. Ketajaman penglihatan menurun
6. Kerusakan indera penglihatan



26

Pengaruh kelelahan pada mata
1. Kehilangan produktivitas
2. Kualitas kerja rendah
3. Meningkatnya kesalahan
4. Kerusakan indera penglihatan

Pedoman desain sistem penerangan
1. Hindari penempatan arah cahaya langsung dalam lapangan penglihatan pekerja
2. Hindari penggunaan cat mengkilat pada mesin kerja, meja kerja dan tempat kerja
3. Gunakan cahaya difuse (merata)
4. Gunakan banyak lampu dengan daya kecil daripada sedikit dengan daya besar
5. Hindari lokasi pencahayaan dalam 30 derajat dari garis normal penglihatan
6. Hindari sumber cahaya berkedip

Pedoman satndar pencahayaan
1. Kerja kasar, rutin, detail besar dengan bahan kontras jelas : 100-200 lux
2. Kerja sedang tanpa konsentrasi besar : 200-500 lux
3. Detail kerja semakin halus, kontras kurang, pekerjaan semakin luas, menyangkut inspeksi
dan baku mutu : 500-1000 lux
4. Amat halus, tepat dan teliti : 1000-2000 lux

Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan kami melihat bahwa sebagian besar produksi dikerjakan oleh
mesin yang hanya membutuhkan kontrol minimal dari pekerja. Pekerjaan yang dilakukan
sebagian besar karyawan pabrik adalah pekerjaan rutin dengan detail yang besar.
Pencahayaan yang didapat bisa secara alami maupun dari lampu. Memandangkan waktu
kunjungan kami adalah pada waktu siang, sebagian besar ruangan diterangi dari sinar matahari.
27

Namun kedudukan atap atau genteng yang bisa tembus cahaya pula terletak pada central dari
ruangan sedangkan posisi yang terbaik adalah penerangan dari arah kiri atau barat. Tujuannya
agar menghindari sinar matahari langsung yang terik pada jam-jam siang. Akan tetapi, jumlah
lampu cukup pula memadai untuk pencahayaan yang maksimal bagi pekerja shift malam.
Dari hasil pengamatan, penerangan di pabrik Sosro sudah baik. Ini karena penerangan
tidak akan menimbulkan kelelahan mata, kelelahan mental ataupun gangguan penglihatan yang
diakibatkan penerangan yang buruk ataupun menyilaukan.

Pajanan Getaran
Pengertian getaran
Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah
bolakbalik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan
dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis (Sugeng Budiono, 2003:35).
Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya
mesin atau alat-alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96).
Getaran merupakan efek suatu sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21).
Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan
sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang
dipergunakan dalam tempat kerja (Emil Salim, 2002:253).

Sumber getaran

Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam industri logam, perakitan kapal, dan
otomotif, juga dipertambangan, kehutanan, dan pekerjaan konstruksi. Perkakas yang paling
banyak digunakan adalah: bor pneumatik, alat-alat ini menghasilkan getaran mekanik dengan ciri
fisik dan efeknya merugikan yang berbeda (Wijaya C , 1995:174).
Pada perum perhutani sumber getaran yang ada pada peralatan seperti band resaw, cross cut, log
band saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder.
Di perusahaan SOSRO ini, sumber getaran datang dari mesin pengangkut barang-barabg yaitu
Forklift Truck.

Klasifikasi getaran mekanis

28

1. Getaran seluruh tubuh
Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration) yaitu terjadi getaran pada
tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasanya yang
menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah sebesar 5-20 Hz (Emil Salim,
2002:253).
Getaran seperti ini biasanya dialami oleh pengemudi kendaraan seperti : traktor, bus,
helikopter, atau bahkan kapal. Efek pada organ tertentu bergantung pada resonansi alamiah
organ tersebut : dada (3-6 Hz), kepala (20-30 Hz), rahang (100-150 Hz), dan seterusnya.


Disamping rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh goyangan organ seperti ini, menurut
beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan osteoarthritis
tulang belakang (J.M. Harrington, 2003:187-188).
Menambahnya tonus otot-otot oleh karena getaran dibawah frekuensi 20 Hz menjadi sebab
kelelahan. Kontraksi statis ini menyebabkan penimbunan asam laktat dalam alat-alat dengan
bertambahnya panjang waktu reaksi. Rasa tidak enak menjadi sebab kurangnya perhatian.
Rangsangan-rangsangan pada system retikuler di otak menjadi sebab mabuk. Sebaliknya,
frekuensi diatas 20 Hz menyebabkan pengenduran otot. Lain dari itu getaran-getaran
frekuensi tinggi 30-50 Hz digunakan dalam kedokteran olah raga untuk memulihkan otot
sesudah kontraksi luar biasa (Sumamur, 1996:78).
Badan merupakan susunan elastis yang komplek dengan tulang sebagai penyokong alat-alat
dan landasan kekuatan serta kerja otot. Kerangka, alat-alat, urat, dan otot memiliki sifat
elastis yang bekerja secara serentak sebagai peredam dan penghantar getaran. Pengaruh
getaran terhadap tubuh ditentukan sekali oleh posisi tubuh atau sikap kerja (J.F. Gabriel,
1996:97).
Menurut Emil Salim (2002:253) yang dikutip Arief Budiono menyebutkan getaran pada
seluruh tubuh atau umumnya (Whole Body Vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh
pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri tetapi landasannya bergetar.

2. Getaran tangan lengan

Menurut Emil Salim (2002:253) yang dikutip Arief Budiono menyebutkan Getaran setempat
yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar,
frekuensinya biasnya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128
Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada
pekerjaan seperti :

1. Operator gergaji rantai
2. Tukang semprot, potong rumput
29

3. Gerinda
4. Penempa palu.

Efeknya lebih mudah di jelaskan dari pada menguraikan patofisiologinya, efek ini disebut
sebagai sindrom getaran lengan (HVAS) yang terdiri atas:
a. Efek vaskuler-pemucatan pada episodik buku jari ujung yang bertambah parah pada suhu
dingin (Fenomena Raynoud).
b. Efek Neurologik buku jari ujung mengalami kesemutan dan baal. Efek bersifat progresif
apabila ada pemanjanan terhadap alat bergetar berlanjut dan dapat menyebabkan dalam
kasus yang parah, gangren.
Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut disalurkan pada tangan, getaran-
getaran dalam waktu singkat tidak berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu
cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa :

a. Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah.
Gejala kelainan ini mirip dengan Phenomena Raynoud yaitu keadaan pucat dan biru dari
anggota badan kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepi dan kelainan
gizi. Phenomena Raynoud ini terjadi pada frekuensi sekitar 30-40 Hz.
b. Kerusakan-kerusakan pada persendian dan tulang (J.F.Gabriel, 1996:97).

Pada kebanyakan tenaga kerja, tingkat akhir dari penyakit masih memungkinkan mereka
bekerja dengan alat-alat yang bergetar. Namun pada berbagai hal, penyakit demikian
memburuk, sehingga kapasitas kerja terganggu dan tenaga kerja harus menghentikan
pekerjaannya.
Dari sudut cacat kerja, perasaan nyeri kurang pentingnya dibanding dengan hilangnya
perasaan tangan dan tidak dapat digunakan sebagai mestinya. Hal ini terutama berat bagi
pekerjaan dengan tangan kanan yang memerlukan ketelitian terutama dengan alat kecil yang
berputar. Otot-otot yang menjadi lemah biasanya abduktor jari kelingking, otototot
interossea, dan fleksin dari jari-jari (Sumamur, 1996:80).







30

NAB dan Mutu Getaran
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 51 tahun 1999 menyatakan bahwa NAB
getaran untuk pemajanan lengan dan tangan yaitu sebagai berikut:

NILAI AMBANG BATAS GETARAN UNTUK PEMAJANAN
LENGAN DAN TANGAN
JUMLAH WAKTU
PEMAJANAN PER HARI
KERJA
NILAI PERCEPATAN PADA
FREKUENSI DOMINAN
METER/DETIK
KUADRAT (m/s2 )
Gram
4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,4
2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61
1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81
Kurang dari 1 jam 12 1,22
Sedangkan nilai baku tingkat getaran diatur dalam suatu Surat Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. KEP-49/MENLH/11/1996 adalah batas maksimal tingkat getaran yang
diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan
terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan.

31


Baku Tingkat Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan

Alat Pengukur Getaran
Salah satunya adalah Vibration meter yang berbentuk kecil dan ringan sehingga mudah dibawa
dan dioperasikan dengan baterai serta dapat mengambil data getaran pada suatu mesin dengan
cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan meter untuk menampilkan harga
getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch selector untuk memilih parameter getaran yang
akan diukur.
Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level getaran) tanpa memberikan
informasi mengenai frekuensi dari getaran tersebut. Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga
tidak diperlukan seorang operator yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya alat ini
digunakan untuk memonitor trend getaran dari suatu mesin. Jika trend getaran suatu mesin
menunjukkan kenaikan melebihi level getaran yang diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa
lebih lanjut dengan menggunakan alat yang lebih lengkap (Anonim, 2009).
32


Pengendalian Getaran
Menurut Sugeng Budiono (2003:39), pengendalian getaran adalah sebagai berikut :

a. Pengendalian Secara Teknis

1. Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan
damping/peredam).
2. Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya membalut
pegangan alat dengan karet.
3. Memelihara/merawat peralatan dengan baik. Dengan mengganti bagian-bagian yang aus
atau memberikan pelumasan.
4. Meletakan peralatan dengan teratur.
Alat yang diletakan diatas meja yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di
sekelilingnya.
5. Menggunakan remote kontrol. Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran, karena
dikendalikan dari jauh.
b. Pengendalian Secara Administratif
Yaitu dengan cara mengatur waktu kerja, misalkan:
1. Merotasi pekerjaan.
Apabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan oleh 3 orang, maka dengan mengacu
pada NAB yang ada, paparan getaran tidak sepenuhnya mengenai salah seseorang, akan
tetapi bergantian, dari A, B dan kemudian C.
A B C A B C A B C
2. Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB yang berlaku.

c. Pengendalian Secara Medis
Pada saat awal, dan kemudian pemeriksaan berkala setiap 5 tahun sekali. Sedangkan untuk
kasus yang berlanjut, maka interval yang diambil adalah 2-3 tahun sekali.

d. Pemakaian Alat Pelindung Diri
Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah
dilengkapi peredam getar (busa).
Efek-efek berbahaya dari paparan kerja terhadap getaran paling baik dicegah dengan
memperbaiki desain alat-alat yang bergetar tersebut, dan pemakaian sarung tangan
pelindung, Resiko dapat juga dikurangi dengan memperpendek waktu paparan. Pemeriksaan
sebelum penempatan dan pemeriksaan berkala mempermudah pengenalan dini individu-
individu yang terutama rentan dan membantu mengurangi meluasnya masalah (Wijaya C,
1995:175).
33

IV.2 Faktor Kimia
Pajanan Potensial dari Kimia :
1. Klorin dan Kloramin
Klorin dan kloramin merupakan bahan kimia yang biasa digunakan sebagai pembunuh kuman
(disinfektan) di perusahan-perusahan air minum.
Klorin (Cl
2
) merupakan senyawa relatif tidak stabil di dalam air. Klorin berwarna kuning
kehijauan dengan bau yang menyengat (bau kloam renang)
Kloramin merupakan senyawa klorin-amonia (NH
4
Cl) yang jauh lebih stabil
dibandingkan klorin. Kloramin lebih sering digunakan pada beberapa perusahan pengolah
air minum, tidak sedikit yang menggunakan bahan ini sebagai pengganti klorin.
Baik klorin maupun kloramin sangat beracun bagi ikan. Keduanya akan bereaksi dengan
air membentuk asam hipoklorus yang diketahui dapat merusak sel-sel protein dan sisitem
enzim ikan. Tingkat keracunan klorin dan kloramin secara alamiah akan meningkat pada
pH lebih rendah dan temperatur lebih tinggi, karena pada kondisi demikian proporsi asam
hipoklorus yang terbentuk akan meningkat.
Untuk menghindari efek kronis dari bahan tersebut maka residu klorin dalam air harus
dijaga agar tidak lebih dari 0.003 ppm. Klorin pada konsentrasi 0.2 - 0.3 ppm sudah
cukup untuk membunuh ikan dengan cepat.
Klorin dan kloramin bisa diabsorpsi dalam tubuh melalui kulit, mata, mulut dan inhalasi.
Gejala dari eksposur klorin yang paling umum adalah : Iritasi saluran pernapasan, Napas
mendesah, Kesulitan bernapas, Sakit tenggorokan, Batuk, Dada sesak, Iritasi mata, Iritasi
kulit


Klorin sangat potensial untuk terjadinya penyakit di kerongkongan, hidung dan traktus
respiratory. Akibat-akibat akutnya bagi saluran pernapasan antara lain:
1. 0,2 ppm : hidung terasa gatal
2. 1,0 ppm : kerongkongan gatal atau rasa kering, batuk, susah nafas
3. 1,3 ppm (30 menit) : sesak nafas berat dan kepala sangat pening
4. 5 ppm : peradangan hidung, pengkaratan gigi dan sesak nafas.
34

5. 10,0 ppm : trakt respiratori menjadi sangat terganggu
6. 15-20 ppm : batuk lebih keras, terasa tercekik, sesak di dada
7. 30 ppm : batuk hebat, tercekik, sesak nafas, dan muntah-muntah
8. 250 ppm : kemungkinan besar dapat menyebabkan kematian
9. 1000 ppm : kematian


PENGENDALIAN PROSEDUR PENANGANAN KLOR
1. Pekerja harus dilatih dalam penanganan dan penyimpanan klor dan cara menggunakan
peralatan pelindung pribadi yang tepat.
2. Klor harus disimpan di tempat yang sejuk, kering, area yang berventilasi baik dalam wadah
tertutup rapat terlindung dari paparan cuaca, perubahan suhu ekstrem, dan kerusakan fisik.
3. Wadah harus disimpan secara terpisah dari gas yang mudah terbakar, uap, dan bahan-bahan
yang mudah terbakar seperti bensin, produk-produk minyak bumi, produk-produk berbasis
sulfur, hidrokarbon, dan asetilena.
4. Jika terjadi kebakaran mendadak di sekitar silinder klorin, pindahkan segera klorin ke tempat
aman. Jika pemindahan tidak mungkin dilakukan, dinginkan silinder yang tidak bocor dengan
penyemprotan air. Jangan pernah menggunakan bahan kimia atau karbon dioksida sebagai alat
pemadam jika klorin terlibat dalam api.

2. Pembungkus Produk seperti Plastik
Plastik merupakan kemasan yang mudah didapatkan dan murah harganya, tersedia dalam
berbagai jenis, ketebalan, dan bentuk yang dapat dipilih sesuai dengan keinginan dan produk
pangan. Jenis plastik padat diidentifikasi melalui kode angka dalam panah berbentuk segitiga,
yang dikembangkan oleh The American Society of Plastik Industry. Kode-kode tersebut di
bawah ini hanya menjelaskan terbuat dari jenis plastik apakah kemasan tersebut.

35

1 = PET, Polyethylene terephthalate
2 = HDPE, High-density polyethylene
3 = V Vynil atau PVC - Polyvinyl chloride
4 = LDPE - Low density polyethylene
5 = PP Polypropylene
6 = PS- Polystyrene
7 = OTHER

Dari ke-7 jenis plastik di atas, yang paling aman digunakan untuk mengemas produk
pangan adalah 2 (LDPE), 4 (HDPE), dan 5 (PP).
Kemasan jenis Poliethilen terephthalate (1)
36

Keuntungan : 1. paling banyak digunakan untuk mengemas minuman dalam bentuk
botol. 2. Kemasan ini memiliki ketahan terhadap suhu tinggi hingga 200C dan memiliki
sifat mekanik yang baik (tidak mudah berubah bentuk). 3. Botol PET dapat digunakan
kembali untuk mengisi air, tetapi harus air pada suhu kamar dan tidak berkali-kali. Bila
digunakan hingga berkali-kali, maka polimer-polimernya akan rusak hingga dapat
mengkontaminasi produk yang dikemasnya
Kerugian : Botol PET tidak tahan terhadap sinar ultraviolet, sehingga tidak mampu
melindungi kandungan yang mudah rusak oleh sinar UV seperti vitamin C. Perlu diberi
anti UV.

Kemasan Polietilen (2,4) dan Polipropilen (5)
Keuntungan : 1. harganya murah dan mudah digunakan dengan berbagai macam bentuk
dan ukurannya. 2. Polipropilen digunakan untuk produk-produk pangan yang panas dan
berminyak, karena memiliki ketahanan terhadap panas yang paling tinggi, yaitu hingga
130C, 3. Polietilen digunakan untuk produk membekukan produk pangan, karena
memiliki ketahanan pecah paling tinggi pada kondisi beku hingga suhu -80.
Untuk membedakannya : Plastik polietilen lebih kusam dibandingkan dengan
polipropilen yang lebih bening atau transparan.
Kemasan Polivinil chloride (3) dan Polystyrene (6)
Kemasan ini lebih baik jangan digunakan untuk mengemas produk pangan, karena sangat
rentan terjadi migrasi bahan kemasan ke dalam produk pangan.
Kemasan PVC mengandung bahan aditif yang disebut dengan phtalate yang sangat
beracun bagi tubuh. Phtalate tidak berikatan dengan bahan utama plastik, sehingga sangat
mudah lepas ke lingkungan, terutama bila kemasan yang digunakan sudah lama
digunakan dan berubah menjadi kusam. Dalam kondisi suhu normal/kamar, PVC
37

berbahaya digunakan untuk kontak dengan produk pangan, apalagi bila diberi perlakuan
suhu tinggi.
Kemasan Polystyrene (6), kemasan ini lebih sering kita kenal dengan styrofoam.
Penggunaannya sangat disukai oleh para produsen makanan, terutama yang siap saji,
seperti nasi atau mi goreng, mi instan, atau bahkan digunakan untuk mengemas nasi
beserta lauk pauknya. Untuk styrofoam, bila kontak dengan suhu tinggi, senyawa
stirenenya akan lepas dan bermigrasi ke dalam produk pangan, sehingga berbahaya bagi
kesehatan. Styrofoam sebenarnya cukup aman digunakan untuk produk yang tidak
berlemak dan tidak bersuhu tinggi, namun bila dilihat dari faktor keamanan
lingkungannya, akibat tidak bisa terurai sama sekali, maka penggunaan styrofoam
lebih baik dihindari, dengan langsung menggunakan piring kaca bila kondisinya
memungkinkan.
Untuk kemasan 7 (other), mencakup sangat banyak jenis kemasan lainnya, dimana ada
yang berbahaya bagi kesehatan dan ada yang tidak. Kemasan dengan no 7 yang sering
digunakan ialah plastik dengan kandungan polikarbonat atau PC. Plastik ini
mengeluarkan senyawa BPA atau Bisphenol A yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Plastik yang mengandung BPA memiliki kekuatan yang sangat baik dan sangat jernih,
sehingga digunakan sebagai bahan pembuat kaca jendela mobil atau bahkan pesawat.

Penggunaan plastik yang aman digunakan untuk bahan pangan belum banyak
diperhatikan oleh industri kecil, industri rumah tangga, atau pedagang makanan siap saji,
seperti bakso ataupun lauk pauk. Bahan pangan yang dikemas, sering berupa makanan
yang berkuah panas ataupun berminyak. Harus diperhatikan bahwa, plastik dapat
bereaksi dengan panas dan minyak, polimer-polimernya dapat lepas, sehingga masuk ke
dalam produk pangan. Hal inilah yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Penyakit
yang timbul bisa berupa penyakit degeneratif atau kanker.
3. Limbah
Pada pengamatan yang dilakukan pada saat kunjungan ke PT. Sinar Sosro pada tanggal
25 oktober 2011, pengelolahan limbah terlihat cukup baik. Tidak ada bahan kimia yang
38

berbahaya yang terlihat karena bahan baku yang digunakan mengandung bahan-bahan
alamiah. Bahan-bahan yang digunakan untuk bahan baku utama terdiri dari 3 bahan, yaitu
teh selawi (teh yang dipetik 3 pucuk pada bagian paling atas), gula pasir industri (gula
pasir dengan penyaringan dua kali), dan air. Pada pengolahan limbah PT.Sinar Sosro,
bahan-bahan sisa dari produksi dimanfaatkan dengan sangat baik. Pengololahan limbah
terdiri dari :
- Ampas teh : dimanfaatkan menjadi pupuk yang digunakan untuk tumbuhan-tumbuhan
yang ditanam disekitar pabrik.
- Botol : botol yang tidak terpakai dimanfaatkan untuk didaur ulang kembali.
- Limbah cair : dapat dimanfaatkan untuk menyiram lantai untuk membersihkan lantai dan
digunakan untuk menyiram pepohonan.
Parameter indikator dari limbah cair dapat dilihat dari kolam indikator atau disebut juga
bak kolam ikan. Maksudnya disini adalah untuk limbah, indikator yang dilihat adalah
ikan. Ikan yang dijadikan sebagai indikator pencemaran limbah adalah ikan mas
(Cyprinus carpui ). Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik air maupun
terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas konsentrasi tertentu.
Reaksi ini dapat ditunjukkan dalam percobaan di laboratorim, di mana terjadi perubahan
aktivitas pernafasan yang besarnya perobahan diukur atas dsar irama membuka dan
menutupnya rongga Buccal dan ofer kulum. Pengukuran aktivitas pernafasan
merupakan cara yang amat peka untuk menguikur reaksi ikan terhadap kehadiran
senyawa pencemar. Sebagai indikator dari toxicant sub lethal juga dapat dilihat dari
frekwensi bentuk ikan. Yang mana digunakan untuk membersihkan pembalikan aliran air
pada insang, yang merupakan monitoring pergerakan respiratory. Berdasrkan hasil
penelitian bahea konsentrasi limbah, suhu, DO, pH, salinitas dan alkalinitas berpengaruh
nyata terhadap mortalitas ikan mas. Hal ini disebabkan jika ditinjau secara kimia bahwa
kehidupan dan pertumbuhan organisme perairan dipengaruhi oleh pH, DO, BOD, suhu,
salinitas dan alkalinitas.
Terlihat hasil akhir air limbah dalam dibuat kolam ikan, dan ikan yang terdapat di kolam
terseut tetap hidup dan tidak ada yang mati, ini menunjukan bahwa limbah hasil dari
produksi yang terdapat di PT. Sinar Sosro tersebut tidak toksik dan terhindar dari bahan-
bahan kimia yang membahayakan tubuh.
39

Pengelolaan limbah yang tidak benar bisa memberikan efek yang buruk bagi lingkungan
dan masyarakat daerah dekat pabrik. Lingkungan yang buruk bermanifestasi pada gejala
penyakit pada masyarakat. Contoh pajanan limbah yang bisa berhubungan dengan
penyakit ialah Pencemaran air yang bisa menimbulkan gangguan diare.


4. Kafein Dalam Teh
Dalam teh terdapat zat yang bernama kafein. Kafein merupakan senyawa kimia yang
memiliki fungsi sebagai penenang. Pada orang-orang tertentu, kafein juga bersifat anti
sedatif. Beberapa orang bisa mengalami gangguan tidur jika mereka mengkonsumsi
kafein, terutama selama jam malam. Konsumsi kafein secara teratur dalam waktu
bertahun-tahun sebenarnya dapat memberikan efek perlindungan terhadap beberapa
penyakit yang sederhana, termasuk jenis kanker tertentu. pengaruh kafein pada tidur
sangat bervariasi. Bergantung pada orang-orang yang tidak terbiasa untuk minum the
Bukti untuk risiko untuk kehamilan adalah samar-samar, tetapi beberapa pemerintah telah
menyimpulkan bahwa nasehat yang bijaksana adalah untuk wanita hamil untuk
membatasi konsumsi setara dengan dua cangkir kopi per hari atau kurang.









40

IV.3 Faktor Biologi
Lumut
Lumut adalah jamur yang dapat ditemukan baik di dalam ruangan maupun di
luar ruangan. Tidak ada seorangpun yang tahu tentang berapa jumlah spesies jamur
yang ada, tetapi diperkirakan berkisar antara sepuluh ribu sampai tiga ratus ribu
spesies atau lebih. Lumut tumbuh paling baik dalam keaadan lembab dan hangat, dan
berkembang biak dengan cara berspora. Spora dari lumut dapat bertahan pada
keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan, seperti keadaan kering yang tidak
mendukung pertumbuhan normal lumut. Beberapa jenis lumut yang sering terdapat di
dalam ruangan adalah Cladosporium, Penicillium, Alternaria, Aspergillus.
Beberapa orang sensitif terhadap lumut. Untuk orang-orang seperti ini,
pajanan terhadap lumut dapat menyebabkan simptom seperti hidung tersumbat,
iritasi mata, mengi, ataupun iritasi kulit. Beberapa orang yang memiliki masalah
alergi yang serius dapat mempunyai reaksi yang lebih parah. Reaksi yang parah
dapat meliputi demam dan sesak nafas. Beberapa orang dengan penyaki t obstruktif
kronik, dapat mengalami infeksi jamur pada paru-parunya.
Pada tahun 2004 Institute of Medicine (IOM) menemukan adanya hubungan
antara pajanan indoor dari lumut dengan peningkatan simptom saluran pernafasan
bagian atas, batuk, mengi pada orang yang relatif sehat; peningkatan gejala asma
pada pasien asma; dan peningkatan pneumonitis hipersensitif pada individu yang
rentan terhadap penyakit immune-mediated. IOM juga menemukan bukti yang
cenderung menghubungkan antara pajanan lumut dalam ruangan dengan penyakit
pernafasan pada anak-anak sehat.
Lumut dapat ditemukan pada seluruh keadaan lingkungan dan dapat dideteksi
baik indoor maupun outdoor, sepanjang tahun. Pertumbuhan lumut dipercepat oleh
suasana hangat dan lembab. Pada outdoors, lumut dapat ditemukan pada tempat
berbayang, tempat lembab dimana daun dan vegetasi lainnya mengalami pelapukan.
Sedangkan pada indoors, lumut dapat ditemukan pada ruangan dengan kelembapan
yang tinggi, seperti basements dan showers.
41

Individu yang sensitif sebaiknya menghindari area-area yang cenderung
terdapat lumut. Di dalam ruangan, pertumbuhan lumut dapat diperlambat dengan
menjaga kadar kelembaban antara 40% sampai 60%, ventilasi yang cukup.
Beberapa rekomdeasi yang dianjurkan :
1. Jaga kelembaban dalam ruangan ant ara 40%-60%
2. Gunakan AC atau dehumidifier pada bulan-bulan yang lembab
3. Pastikan ruangan mempunyai ventilasi yang cukup, tambahkan exhaust fan
4. Tambahkan anti lumut pada cat sebelum pengecatan
5. Jangan menggunakan karpet pada kamar mandi dan basements
6. Buang atau ganti karpet basah
Untuk sekarang ini, belum ada standard atau rekomendasi untuk konsentrasi dari
lumut ataupun spora lumut. Terdapat beberapa jenis lumut. Kebanyakan jenis lumut
indoor tidak mempunyai risiko terhadap kesehatan. Lumut dapat menyebabka n
masalah kesehatan dengan cara memproduksi alergen.
Awitan dari serangan alergi terhadap lumut dapat segera ataupun lambat. Respons
alergi tampak seperti gejala hay-fever seperti pilek, mata merah. Lumut juga dapat
menyebabkan infeksi kulit ataupun mukosa lokal, tetapi secara umum tidak
menyebabkan infeksi sistemik pada manusia, kecuali pada individu dengan gangguan
imunitas seperti AIDS, diabetes yang tidak terkontrol, dan yang meminum obat -obat
immunosupresif. Lumut dapat menyebabkan serangan asma pada orang-orang yang
alergi terhadap lumut. Sebagai tambahan, terpajan oleh lumut dapat menyebabkan
iritasi pada mata, kulit, hidung, dan tenggorokan. Beberapa jenis lumut tertentu
dapat memproduksi mycotoxin pada keadaan-keadaan tertentu.
Kontrol kelembaban adalah kunci dalam mengontrol perkembangan lumut. Pencegahan
lumut termasuk :
1. Memperbaiki kebocoran pada bangunan
2. Mencegah uap air berkondensasi dengan meningkatkan suhu permukaan atau mengurangi
kelembaban.
3. Peningkatan ventilasi (bila udara luar dingin dan kering), dehumidifikasi (bila udara luar
hangat dan lembab)
42

4. Pertahankan kelembaban relatif di bawah 70% (25%-60% bila mungkin)
5. Membersihkan tempat-tempat yang basah secepatnya, tidak lebih dari 48 jam sesudah
penemuan
6. Menyediakan drainage yang memadai
7. Menemukan area dimana ada kebocoran, menentukan penyebab kebocoran, perbaiki
supaya tidak terjadi kebocoran lagi.
Legionella
Pada tahun 1976, terdapat 182 kasus pneumonia misterius yang terjadi di antara anggota
legion Amerika yang datang di konvensi di Philadelphia. Beberapa bulan setelah investigasi,
ditemukan organisme baru, Legionella pneumophila, dianggap sebagai bakteri yang bertanggung
jawab. Kita sekarang mengetahui bahwa organisme lingkungan yang umum ini sering tumbuh
pada air hangat dari cooling tower bangunan. Apabila terkontaminasi, udara dari cooling tower
yang masuk ke dalam ruangan dapat menjadi penyebab infeksi (legionellosis).
Sebagai tambahan pada pneumonia, organisme Legionella terlah dihubungkan dengan
penyakit yang berhubungan dengan gedung lainnya yang disebut sebagai demam pontiac, yang
dikarakterisi oleh demam, mengigil, sakit kepala, dan sakit otot. Penyakit ini pertama
digambarkan pada tahun 1968, terjadi KLB dari 144 kasus di kantor kesehatan Michigan.
Hampir 100% orang terkena dengan masa inkubasi selama 36 jam.
Sebagai tambahan dari infeksi yang tidak bisa menular dari manusia ke manusia, seperti
Legionella pneumonia, karakteristik dari ventilasi bangunan penting untuk terjadinya penyebaran
penyakit yang bisa disebarkan dari manusia ke manusia. Infeksi yang ditularkan melalui udara
lainnya seperti TB, penyakit pneumococcal, varicella, dan measles, mungkin juga dipengaruhi
oleh ventilasi.
Saran : membersihkan cooling tower secara berkala, setahun dua sampai tiga kali.



43

Medical Checkup
1. Pemeriksaan Roentgen paru
2. Pemeriksaan darah rutin
3. Pemeriksaan urin rutin
Saran : medical checkup dilakukan setidaknya setahun 2 kali.

IV.4 Faktor Ergonomi
Aplikasi/Penerapan Ergonomi:
1. Posisi Kerja, terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak
terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri
dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada
dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan
sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat
dan timur.
3. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol
yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung dsbnya. Beban yang terlalu beratdapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
a. Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO
sbb:
- Laki-laki dewasa 40 kg
- Wanita dewasa 15-20 kg
- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
44

- Wanita (16-18 th) 12-15 kg
b. Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
- Frekuensi pergerakan diminimalisasi
- Jarak mengangkat beban dikurangi
- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak
terlalu tinggi.
- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
c. Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman
penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
- Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.
Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :
o Posisi kaki yang benar
o Punggung kuat dan kekar
o Posisi lengan dekat dengan tubuh
o Mengangkat dengan benar
o Menggunakan berat badan
d. Supervisi medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur.
- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya
- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan
mendeteksi bila ada kelainan
- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda
dan yang sudah berumur.

Kelelahan/Fatique
45

Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini kita
harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli
membedakan/membaginya sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan
diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa
hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
2. Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan
berat gejalanya.
3. Psikologis dan Emotional Fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis mekanisme
melarikan diri dari kenyataan pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan
motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
4. Upaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai batas
ketahanan, akan tetapi beberapa hal dibawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak
seharusnya terjadi :
- Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan ventilasi harus memadai
dan tidak ada gangguan bising.
- Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat makan
siang.
- Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.
- Tempo kegiatan tidak harus terus menerus
-Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau
memungkinkan.
- Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan semangat kerja.
- Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.
- Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja
- Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;
- Pekerja remaja
- Wanita hamil dan menyusui
46

- Pekerja yang telah berumur
- Pekerja shift
- Migrant.
- Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat
stimulan atau zat addiktif lainnya perlu diawasi.

Pada kunjungan ke pabrik ini pada hari Selasa, tanggal 25 Oktober 2011, adapun pajanan
ergonomi yang didapat sebagai berikut :
1. Tempat duduk yang tidak ergonomis untuk pekerja.
Tempat duduk yang disediakan oleh pabrik ini untuk pekerja tidak memenuhi ergonomi
kerja. Tempat duduk yang disediakan tidak memliliki senderan yang baik untuk menopang
tubuh, kemudian tidak memberikann ruang yang cukup untuk tubuh bergerak atau kaki
untuk bergerak. Pijakan kaki tidak pas pada posisi duduk/beridiri.
Pada pabrik ini, ada beberapa bagian yang membutuhkan posisi kerja dinamis untuk bekerja
dalam posisi berdiri maupun duduk. Hal ini sama dengan posisi kerja duduk, dimana tidak cukup
ergonomis untuk memberikan kenyamanan pekerja.
Tempat duduk yang ergonomis adalah :
a. Punggung kursi dapat disesuaikan
b. Penopang lumbal yang baik
c. Tinggi kursi dapat disesuaikan
d. Tidak ada tekanan berlebih pada bagian bawah paha dan belakang lutut
e. Penopang kaki bila diperlukan
f. Ruang untuk mengubah posisi tidak terhala bagian bawah meja
g. Lengan bawah hampir horizontal
h. Pergelangan tangan tidak menekuk berlebihan
Rekomendasi ergonomic mengenai ketinggian landasan kerja posisis berdiri didasarkan pada
ketinggian siku berdiri yaitu :
a. 5- 10 cm di atas tinggi siku berdiri untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian dengan
maksud untuk mengurangi pembebanan statis pada otot bagian belakang.
b. 10-15 cm di bawah tinggi siku berdiri selama kerja manual yang para pekerjanya sering
memerlukan ruanganuntuk peralatan, material dan container dengan berbagai jenis.
47

c. 15-40 cm di bawah tyinggi siku berdiri untuk pekerjaan yang memerluikan penekanana
dengan kuat.
Desain Stasiun kerja dengan Sikap Dinamis
Desain stasiun kerja untuk posisi dudduk dan berdiri mempunyai keuntungan dan kerugian
masing-masing. Dan keuntungan dari dua posisis tersebut bias dikombinasikan menjadi satuy
desain dengan batasan :
a. Pekerjaan dilakukan dengan dududk pada suatu sat dan pada saat lainya dilakukan
dengan saling bergantian.
b. Perlu menjangkau sesuatau yang lebih dari 40 cm ke depan atau 15 cmdi atas landasan
kerja.
c. Ketinggian yang paling tepat untuk posisis dududk maupun berdiri adalah 90-120 cm
Posisi duduk dan berdiri adalah posisis yang terbaik dan lebih dikehendaki karena
memungkunkan pekerja mengganti posisis kerja untuk mengurangi kelelahan otot. Dan posisis
tersebut telah dicobakan di industri dan mempunyai keuntungan secara biomekanis dimana
tuilang belakang dan pinggang 30 % lebih rendah dibandingkandengan posisis dududk maupun
berdiri terus menerus.
Jadi, suatu desain produk harus berpusat pada pemakainya dan untuk mendapatkan sikap
kerja yang nyaman dan aman diperlukan desain stasiun yang sesuai.



d. Cara pekerja mengangkat kardus berisi barang produksi.
Pekerja mengangkat kardus berisi hasil produksi dengan berdiri dan terlalu membungkuk.
Cara mengangkat dan mengangkut yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis, yaitu :
48

1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak mungkin otot
tulang yang lemah dibebaskan dari pembebanan.
2. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
Untuk menerapkan kedua prinsip kinetis itu setiap kegiatan mengangkat dan mengangkut harus
dilakukan sebagai berikut :
1. Pegangan harus tepat. Memegang diusahakan dengan tangan penuh dan memegang
dengan hanya beberapa jari yang dapat menyebabkan ketegangan statis lokal pada jari
tersebut harus dihindarkan.
2. Lengan harus sedekat-dekatnya pada badan dan dalam posisi lurus. Fleksi pada lengan
untuk mengangkut dan mengangkat menyebabkan ketegangan otot statis yang
melelahkan.
3. Punggung harus diluruskan.
4. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi seperti pada permulaan gerakan.
Dengan posisi kepala dan dagu yang tepat, seluruh tulang belakang diluruskan.
5. Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi momentum
yang terjadi dalam posisi mengangkat. Satu kaki ditempatkan ke arah jurusan gerakan
yang dituju, kaki kedua ditempatkan sedemikian rupa sehingga membantu mendorong
tubuh pada gerakan pertama.
6. Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya untuk gerakan dan
perimbangan.
7. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang melalui pusat
gravitasi tubuh.
Selain hal diatas dalam kegiatan mengangkat dan mengangkut juga harus diperhatikan ketentuan
berikut ini :
1. Semua barang/benda yang menghalangi pandangan mata sebaiknya disingkirkan terlebih
dahulu, sebelum pekerjaan mengangkat dan mengangkut dilakukan.
2. Tinggi maksimum tempat pemegang dari lantai tidak lebih dari 35 cm.
3. Jika suatu beban harus diangkut dari permukaan lantai dianjurkan agar menggunakan
agar menggunakan alat mekanis (katrol).
4. Beban yang akan diangkut harus berada sedekat mungkin dengan tubuh.
5. Punggung harus lurus agar bahaya kerusakan terhadap diskus dapat dihindarkan.
49

6. Mula-mula lutut harus bengkok dan tubuh harus berada pada sikap dengan punggung
lurus.




e. Tumpukan krat di tempat pembuangan limbah yang sangat tinggi.
Hal ini tentu akan membahayakan pekerja sekitar daerah limbah.

Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam
hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan
masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja
serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya.


50

IV.5 Faktor Psikologi
Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis
seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Bila
konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan dilakukan
ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi. Contoh faktor psikologis yang
dapat mempengaruhi konsentrasi adalah :
- Masalah-masalah di rumah yang terbawa ke tempat kerja.
- Suasana kerja yang tidak kondusif.
- Adanya pertengkaran dengan teman sekerja.
- Dan lain lain
1

Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis
seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Bila
konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan dilakukan
ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi.
1

Contoh faktor psikologis yang dapat mempengaruhi konsentrasi adalah : Masalah-
masalah dirumah yang terbawa ke tempat kerja, suasana kerja yang tidak kondusif, adanya
pertengkaran dengan teman sekerja, dan sebagainya.

Kerja adalah aktivitas baik fisik maupun mental yang dasarnya adalah bawaan dan
mempunyai tujuan yaitu mendapatkan kepuasan. Tiga unsur dalam bekerja, yaitu kegiatan sosial,
menghasilkan sesuatu, dan bertujuan penuhi kebutuhan. Karyawan memiliki keinginan terhadap
pekerjaannya, diantaranya gaji yang cukup, pekerjaan yang aman secara ekonomis, penghargaan
dari pekerjaan, kesempatan untuk maju, pimpinan yajng bijaksana, rekan kerja yang kompak,
kondisi kerja yang aman, nyaman dan menarik. Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja,
antara lain bagaimana individu mereaksi lingkungannya, hal yang diragukan dalam penyesuaian
dengan orang lain, kondisi pekerjaan yang berhubungan dengan kecakapan, keagamaan yang
besangkutan , kesetiaan, pekerja dianggap/ disamakan, pekerja dianggap sebuah unit atau
indvidu terisolir.
1

Tinggi rendahnya tuntutan dari lingkungan kerja akan mempunyai dampak terhadap
kepuasan kerja dan kesehatan mental tenaga kerja. Makin tinggi tuntutan dari lingkungan kerja,
makin menurun kepuasan dan kesehatan mental para tenaga kerja (Sumamur, 1979; Fingret,
2000).


51

Dalam penyesuaian tenaga kerja dengan lingkungan kerjanya, psikologi industri
membantu mengenali tenaga kerja yang sesuai dengan;
Pekerjaannya
Dalam rangka seleksi, dan
Penempatan tenaga kerja.

Kebosanan, sering kali disebut kelelahan mental. Dalam hal ini merupakan ungkapan
perasaan tidak enak secara umum, yakni suatu perasaan resah, kurang menyenangkan dan lelah
yang menguras seluruh minat dan tenaga. Kebosanan dapat terjadi pada tenaga kerja yang
bekerja secara monoton, berulang-ulang. Namun adakalanya kebosanan juga dapat ditimbulkan
oleh hal-hal yang semula dianggap mengasyikkan. Apabila tidak ditanggulangi segera, mula-
mula kebosanan dapat mengurangi produktivitas, tetapi juga berpotensi untuk mendapat
kecelakaan kerja.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan agar pekerjaan tidak membosankan, antara lain:
1. Perlu dilakukan kesesuaian antara tenaga kerja dengan pekerjaannya. Apakah intelegensinya
terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk pekerjaan yang sedang ditekuninya? Ciri-ciri kepribadian
apa sajakah yang perlu dimiliki tenaga kerja yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan?
2. Pekerjaan perlu diubah, misalnya dengan menambah tugas-tugas sekarang dengan tugas lain
(jobenlargement), dilakukan perputaran pekerjaan (job-rotation) serta mengubah persepsi tenaga
kerja tentang pekerjaannya (job enrichment).
3. Mengubah kondisi lingkungan kerja yang kurang sesuai. Misalnya pengurangan kebisingan,
cahaya penerangan dengan intensitas yang tetap, warna-warni yang menyenangkan, dan
sebagainya.

Kelelahan berhubungan erat dengan kebosanan dalam hal ini dampaknya terhadap
perilaku, meskipun sebab-sebab yang menimbulkan kedua kondisi tersebut sangat berbeda.
Kelelahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu;
1. Kelelahan Fisiologis yaitu terjadi karena penggunaan yang berlebihan dari otot-otot badan
2. Kelelahan Psikologis yaitu biasanya bersumber pada kebosanan.

Kedua jenis kelelahan tersebut dapat mengganggu pekerjaan, menurunkan produktivitas,
meningkatkan kesalahan, bahkan berpotensi mengakibatkan kecelakaan kerja.
Pekerjaan fisik yang berat jika diperpanjang akan mengakibatkan perubahan-perubahan
fisiologis yang jelas dan dapat diukur. Proses-proses seperti detak jantung, penggunaan oksigen
dan ketegangan otot beroperasi pada tahap yang berbeda pada kelelahan, sedangkan aspek-aspek
psikologis dari kelelahan lebih sulit untuk diukur, walaupun dirasakan juga oleh tenaga kerja
sebagai sesuatu yang mengganggu atau merusak hasil kerjanya.
52

Dalam keadaan lelah, timbul suatu ketegangan, cepat marah dan rasa lemah.hal ini
menyebabkan tenaga kerja sulit untuk memutuskan perhatian terhadap pekerjaan secara efektif.
Akibat dari ketegangan dapat menimbulkan penyakit-penyakit kulit.
Dalam menghadapi kelelahan fisiologis, dapat dilakukan beberapa upaya, antara lain;
1. Seleksi yang Baik.
Terutama bagi pekerja fisik yang berat, harus dicari tenaga kerja dengan kondisi fisik yang
prima, berdasarkan pemeriksaan kesehatan dalam tahap seleksi masuk.
2. Pengaturan J adwal dan I stirahat.
Waktu dan lamanya istirahat perlu ditetapkan dengan cermat, supaya tenaga kerja dapat
melepaskan lelah sesuai beban kerja. Hal ini perlu mengingat pengaturan jadwal kerja, misalnya
membagi menjadi beberapa shift kerja.
3. Ruang I stirahat.
Sebaiknya dipertimbangkan pula ruang khusus untuk istirahat para tenaga kerja, apabila
diperlukan. Hal ini demikian dimaksudkan agar tenaga kerja tidak beristirahat di sembarang
tempat, di teras atau bahkan di dekat ruang kerja, sehingga waktu istirahat yang disediakan tidak
bermanfaat optimal. Ruang istirahat sekedar bersuasana nyaman dan layak untuk beristirahat.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan kegairahan kerja adalah memberikan
penghargaan terhadap pekerjaan, perhatian yang tulus terhadap karyawan, ajakan partisipasi
aktif, hapus disiplin besi dari atasan, perbaikan moral karyawan, perbaikan kondisi kerja,
kesempatan kemukanan keluhan, dan pemberian uang.
Hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan kajian pertimbangan untuk meningkat
semangat kerja karyawan sehingga Perusahaan tersebut dapat memproduksi secara maksimal
dari segi psikologi karyawan.

Jam kerja pada pabrik ini terbagi dua yaitu jam kerja untuk bagian kantor dan jam kerja untuk
bagian produksi.
1. Bagian kantor
Pembagian waktu kerja untuk pegawai kantor adalah sebagai berikut:
a. Senin kamis : 08.00 12.00; 13.00 16.00
b. Jumat : 08.00 12.00; 13.30 16.00
c. Sabtu : 08.00 13.00

2. Shift
Jam kerja berdasarkan shift berlaku untuk operator dan supervisor pada bagian produksi.
a. Shift I : jam 00.00 08.00
b. Shift II : jam 08.00 16.00
53

c. Shift III : jam 16.00 24.00

Untuk lini 2, diberlakukan 3 shift kerja dengan pembagian jadwal seperti yang dijelaskan di atas.
Namun untuk lini 3, hanya digunakan dua shift yaitu shift 1 dan shift 2 dengan pembagian waktu
sebagai berikut:
a. Shift I : jam 00.00 09.00
b. Shift II : jam 09.00 18.00

Namun lama kerja untuk lini 3 adalah 9 jam kerja/hari selama 5 hari kerja.

Dari segi psikologi untuk pabrik ini, diperlihatkan terdapat rangkaian rekreasi untuk tiap
divisi selama 1 tahun 1 kali serta terdapatnya jam istirahat 1 jam untuk tiap shift dimana jam
istirahat tersebut digunakan untuk jam makan karyawan. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk
usaha untuk mencukupi kebutuhan karyawan dari segi psikologi agar tidak terjadi kejenuhan
dalam bekerja. Hal ini sudah cukup baik mengingat terutama untuk operator yang harus terus
memantau kinerja mesin istirahat dan lama kerja yang cukup sangat penting agar tidak terjadi
stress akibat kerja.


IV.5 Gangguan Kesehatan/Kecelakaan Kerja
Dari pengamatan kami dalam lingkungan pabrik ini, kami melihat bahwa perusahaan ini
telah cukup memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan yang bekerja pada
perusahaan ini. Hal tersebut dinilai dari:
Pabrik ini telah menyediakan sarana dan prasarana yang cukup untuk menjaga kesehatan
dan keselamatan kerja tiap karyawan, seperti penyediaan Alat Pelindung Diri (APD).
Pabrik ini memiliki program-progran kerja untuk mendukung terwujudnya pelaksanaan
K3 yang baik dalam lingkungan kerja dan senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman bagi tiap pekerja.

Penyakit yang sering terjadi:
54

Common cold
Flu biasa adalah sekelompok gejala yang disebabkan oleh salah satu dari sejumlah besar
virus. Rhinoviruses menyebabkan jumlah terbesar dari pilek, ada lebih dari 100 varietas yang
berbeda dari rhinovirus. Kebanyakan virus menyebabkan seseorang menjadi sakit hanya sekali.
Namun, karena sejumlah besar virus, seseorang dapat memiliki beberapa kali dingin sepanjang
nya atau hidupnya. Para dewasa rata-rata pengalaman 2-3 pilek per tahun
Flu biasa biasanya menyebabkan hidung tersumbat, pilek, dan bersin. Sakit tenggorokan
dapat hadir pada hari pertama tetapi biasanya sembuh dengan ceapt. Jika batuk terjadi, umumnya
berkembang pada sekitar hari keempat atau kelima gejala, biasanya ketika kemacetan dan pilek
biasanya menyelesaikan.
Tidak ada pengobatan spesifik untuk virus yang menyebabkan flu biasa. Kebanyakan
pengobatan ditujukan untuk mengurangi beberapa gejala dingin, tapi jangan memperpendek atau
menyembuhkan dingin. Antibiotik tidak berguna untuk mengobati common cold, antibiotik
hanya digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri, bukan virus.
Gejala pilek akan menyelesaikan dari waktu ke waktu, bahkan tanpa pengobatan apapun.
Berikut ini adalah perawatan yang dapat mengurangi gejala yang disebabkan oleh flu biasa.
Orang dengan kondisi medis yang mendasari dan mereka yang menggunakan lainnya over-the-
counter atau resep obat harus berbicara dengan dokter atau apoteker untuk memastikan bahwa
aman untuk menggunakan pengobatan ini.
Hidung meler dan hidung tersumbat - hidung berair dan kemacetan dapat memperbaiki
dengan penggunaan dekongestan. Pseudoefedrin adalah dekongestan yang dapat meningkatkan
hidung tersumbat.
Antihistamin seperti diphenhydramine (Benadryl ) juga dapat membantu, tetapi dapat
menyebabkan efek samping seperti mengantuk dan pengeringan mata, hidung, dan mulut.
Inhaler hidung, termasuk ipratropium bromide (Atrovent , tersedia dengan resep) bisa
meringankan hidung meler dan bersin sementara natrium kromolin (NasalCrom , sebuah obat
non-resep) bisa meringankan pilek, batuk, dan bersin.
55

Lain semprot hidung seperti oxymetazoline (Afrin dan lain-lain) juga dapat memberikan
bantuan sementara hidung tersumbat. Namun, semprotan ini tidak boleh digunakan selama lebih
dari dua sampai tiga hari, penggunaan selama lebih dari tiga hari digunakan dapat memperburuk
kemacetan.
Sakit tenggorokan dan sakit kepala - Sakit tenggorokan dan sakit kepala yang terbaik diobati
dengan pereda nyeri ringan seperti asetaminofen (Tylenol ) atau non-steroid anti-inflamasi
agen seperti ibuprofen atau naproxen (Aleve Motrin atau ).
Batuk - batuk bahan obat-obatan umum termasuk guaifenesin dan dekstrometorfan, ini sering
dikombinasikan dengan obat lain di over-the-counter formula dingin. Namun, manfaat obat
batuk mungkin kecil untuk tidak ada. Dalam uji klinis, penekan batuk tidak lebih efektif dalam
mengurangi durasi atau keparahan batuk karena dingin daripada plasebo (pengganti non-obat).
Antibiotik - Antibiotik tidak boleh digunakan untuk mengobati flu biasa rumit. Seperti
disebutkan di atas, pilek disebabkan oleh virus. Antibiotik mengobati bakteri, infeksi virus tidak.
Pengobatan alternatif - Dipanaskan, udara lembab yang dapat meningkatkan gejala hidung
tersumbat dan hidung meler, dan menyebabkan beberapa efek samping.
Sejumlah produk alternatif, termasuk vitamin C dan produk herbal seperti echinacea, yang
diiklankan untuk mengobati atau mencegah flu biasa. Sementara tidak satupun dari perawatan ini
cenderung menyebabkan kerugian, tidak ada yang telah terbukti efektif dalam uji klinis;
penggunaannya tidak dianjurkan. Produk tertentu, seperti gel hidung yang mengandung seng
(misalnya, Zicam ), telah dikaitkan dengan kerugian permanen bau.
PENCEGAHAN
Mencuci tangan adalah cara penting dan sangat efektif untuk mencegah penyebaran infeksi.
Tangan harus basah dengan air dan sabun biasa, dan digosok bersama selama 15 sampai 30
detik. Perhatian khusus harus diberikan pada kuku, antara jari, dan pergelangan tangan. Tangan
harus dibilas secara menyeluruh, dan dikeringkan dengan handuk sekali pakai.
Alkohol berbasis pencuci tangan merupakan alternatif yang baik untuk desinfektan tangan jika
wastafel tidak tersedia. Menggosok tangan harus tersebar di seluruh permukaan tangan, jari, dan
56

pergelangan tangan sampai kering, dan dapat digunakan beberapa kali. Menggosok ini dapat
digunakan berulang kali tanpa iritasi kulit atau kehilangan efektivitas. Pembersih tangan yang
tersedia sebagai cairan atau menghapus di kecil, ukuran portabel yang mudah dibawa dalam saku
atau tas. Ketika wastafel tersedia, tangan terlihat kotor harus dicuci dengan sabun dan air.
Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan makan, dan setelah batuk, meniup
hidung, atau bersin. Meskipun tidak selalu mungkin untuk membatasi kontak dengan orang yang
mungkin terinfeksi dengan dingin, menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah kontak langsung
harus dihindari bila mungkin.
Selain itu, jaringan harus digunakan untuk menutup mulut saat bersin atau batuk. Jaringan ini
digunakan harus dibuang segera. Bersin / batuk ke lengan pakaian seseorang (di siku bagian
dalam) adalah cara lain yang mengandung semprotan air liur dan sekresi dan tidak mencemari
tangan.
Tinitus
Tinitus (telinga berdenging) adalah suara gaduh berasal di dalam telinga melebihi lingkungan
sekitar. Tinitus merupakan sebuah gejala dan bukan suatu penyakit tertentu. Suara gaduh yang
terdengar oleh orang yang menderita tinnitus bias jadi berdengung, berdenring, meraung, bersiul
atau suara berdesis. Beberapa orang mendengar suara yang rumit yang naik turun setiap waktu.
Suara ini lebih jelas di lingkungan yang sunyi dan ketika seseorang tidak berkonsentrasi pada hal
tertentu. Maka tinitus cenderung mengganggu orang ketika mereka berusaha untuk tidur.
Tinnitus dapat timbul dimana saja dari empat bagian-bagian telinga: telinga bagian luar, telinga
bagian tengah, telinga bagian dalam, dan otak. Satu dari penyebab-penyebab yang paling umum
dari tinnitus adalah kerusakan pada ujung-ujung mikroskopik dari syaraf pendengaran didalam
telinga bagian dalam. Sekarang ini, paparan bunyi yang keras adalah penyebab yang sangat
umum dari tinnitus, dan ia seringkali juga merusak pendengaran.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk orang yang terpapar dengan bunyi yang keras ialah
dengan menggunakan alat perlindungan pendengaran. Seiring waktu, paparan terhadap suara
keras dapat merusak saraf di telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan
tinnitus.
57

Low Back Pain
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang kuat dengan pekerjaan,
pada umumnya harus mempunyai hubungan sebab akibat antara proses penyakit dan hazard di
tempat kerja. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu contoh dari sekian banyak penyakit
akibat kerja. LBP adalah istilah untuk semua rasa sakit di daerah punggung bawah disebabkan
oleh banyak faktor dan merupakan keluhan yang berhubungan dengan pekerjaan dan sifatnya
umum. Nyeri pinggang dapat menyerang semua orang tanpa mengenal kelas, jenis kelamin,
umur, ras serta status pendidikan dan profesi sehingga dapat dikatakan nyeri pinggan merupakan
problem utama di masyarakat yang dapat mengakibatkan kehilangan waktu bekerja dan dapat
berdampak pada terganggunya produktivitas kerja.
Sebagai contohnya,pekerjaan di pabrik teh sering menyeluh adanya LBP. Hasil dari pemerhatian
dan kunjungan di pabrik teh,mendapati beberapa faktor yang mengarah terjadinya LBP seperti :
Posisi duduk yang salah serta kerusinya tidak ergonomis
Lama berkerja di pabrik
Hampir semua pekerjanya sudah kurang lebih 20tahun bekerja di pabrik
Penggulangan pekerjaan pada otot yang sama
Metode/cara kerja
Jam kerja
Kebiasaan merokok.

Disamping tersebut diatas faktor lingkungan kerja fisik seperti paparan kebisingan, suhu,
getaran dan pencahayaan yang kurang baik juga akan mempengaruhi timbulnya keluhan pada
otot.
PENCEGAHAN
58

Risiko di tempat kerja meliputi kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan barang,
gerakan berulang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja, getaran, dan kerja statis. Maka,
tindakan pencegahan yang dilakukan juga harus berdasarkan pada faktor-faktor tersebut, yakni :
Pencegahan primer yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kejadian NPB di tempat kerja.
Pencegahan sekunder untuk mengurangi kejadian NPB dengan deteksi dini.
Pencegahan tersier dilakukan untuk meminimalisir konsekuensi atau disabilitas yang mungkin
timbul dalam perjalanan penyakitnya.
Tindakan pencegahan tersebut dilakukan dengan strategi pencegahan sebagai berikut :
Edukasi dan pelatihan
Pekerja perlu mendapatkan edukasi tentang cara bekerja yang baik, dalam hal ini yang terkait
dengan gangguan LBP. Edukasi dapat meliputi teknik mengangkat beban, posisi tubuh saat
bekerja, peregangan, dan sebagainya.
Ergonomi dan modifikasi faktor risiko
Adanya regulasi khusus dari perusahaan mengenai pembatasan jumlah beban yang dapat
diangkat oleh pekerja adalah langkah yang baik. Demikian juga halnya dengan pembatasan
waktu bekerja. Faktor risiko individu, bila ada, juga harus dikendalikan. Misalkan kebiasan
merokok.Walaupun belum didapatkan bukti yang kuat bahwa modifikasi faktor risiko dapat
mencegah kejadian LBP, namun setidaknya dapat meningkatkan kesehatan pekerja secara
umum.
Pemilihan pekerja (skrining )
Pemilihan pekerja dilakukan dengan skrining pra-kerja. Riwayat kesehatan dan hasil
pemeriksaan fisik harus diperhatikan dengan seksama. Adanya riwayat episode LBPsebelumnya
merupakan salah satu indikator adanya kemungkinan akan berulangnya kembali gangguan
tersebut bila calon pekerja itu berhadapan dengan faktor risiko yang ada di tempat kerja.
Tips-tips cara yang benar
59

Sikap Berdiri yang benar:
Kepala dan punggung tegak
perut ditarik ke dalam
lengan tergantung lurus,di sisi badan
Membungkuk sedikit
satu kaki ditopang
Sikap Duduk yang benar:
Punggung tegak bersandar penuh
saling menopang kaki
Punggung bersandar penuh
kedua kaki ditopang di atas bangku kecil
Sikap Bekerja yang benar :
Duduk dengan punggung tegak
Meja/tempat menulis sedekat mungkin dengan tubuh

Hipertensi
Kebisingan di tempat kerja merupakan suatu masalah yang berdampak terhadap kesehatan
pekerja yang akhirnya dapat menurunkan produktifitas kerja, dampak dari kebisingan selain
dapat menganggu pendengaran seperti penurunan pendengaran atau terjadinya perubahan
ambang batas pendengaran permanen, kebisingan juga dapat menimbulkan hipertensi. WHO
melaporkan bahwa 8-13% penduduk dunia menderita gangguan kesehatan karena dampak dari
kebisingan. Selian itu kebiasaan merokok dapat memperburuk gangguan kesehatan ini.
60

Saran yang dapat diberikan yaitu perlu kebijakan dari perusahaan untuk mengurangi tingkat
kebisingan yang masih diatas ambang batas dengan caa melakukan perawatan atau perbaikan
mesin secara berkala, tersedianya APD (ear plug, ear muff) untuk para pekerja, perlunya
pengawasan pemakaian APD tersebut di lingkungan kerja yang bising dan diadakannya Safety
Training Observation Program untuk para perkerja yang lalai.
Hipertensi juga dapat disebabkan karena suhu tempat kerja yang panas dan tingkat kebosanan
pakerja karena pekerjaan yang monoton. Kebisingan, panas, dan kebosanan adalah hal-hal yang
dapat memicu terjadinya stress. Seperti yang kita ketahui ketika orang stress, hormon epinefrin
yang ada di dalam medula kelenjar adrenal akan terangsang. Tidak hanya hormon epinefrin,
namun neurotransmiter dari neuron-neuron tertentu yang bekerja pada SSP serta norepinerfin
dan kortisol yang dihasilkan zona fasikulata korteks adrenal akan aktif dan mempengaruhi
metabolisme tubuh. Mekanisme stress ini akan mempengaruhi sistem saraf berulang sehingga
akan menimbulkan hipertensi pada pekerja.
Dehidrasi
Suhu ruangan yang tinggi akan menimbulkan kelelahan akibat kehilangan cairan oleh penguapan
keringat dan terbatasnya panas tubuh pada suhu tinggi juga akan meningkatkan rasa cemas dan
ketidakmampuan berkonsentrasi. Suhu ruangan yang berlebih mempengaruhi kesehatan tenaga
kerja seperti dehidrasi akibat pengeluaran keringat yang berlebihan sehingga pekerja kehilangan
garam natrium, terkena miliaria, heat stroke, heat cramps dan heat exhoustion. 1
Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh, pada awalnya dehidasi akan merangsang pusat haus
di otak, menyebabkan penderita minum air lebih banyak. Bila asupan cairan tidak dapat
mengimbangi pengeluarannya, dehidrasi akan menjadi lebih berat. Jumlah keringat akan
berkurang dan hanya sedikit menghasilkan air kemih.2
Pada tempat kerja seperti di pabrik dengan suhu ruangan yang tinggi dan waktu kerja yg padat,
memungkinkan terjadinya dehidrasi dikarenakan cairan tubuh yang terus keluar dan kadang para
pekerja tidak memperhatikan bahwa dirinya kekurangan cairan sehingga butuh asupan cairan
yang cukup agar tubuh tidak mengalami dehidrasi. Untuk itu para pekerja butuh edukasi tentang
kesehatan kerja agar mereka dapat menghindari dehidrasi dengan mendapat asupan cairan yang
cukup
61

Penyakit musculoskeletal akibat kerja
Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot rangka merupakan kerusakan pada otot,
saraf, tendon, ligament, persendian, kartilago, dan discus invertebralis. Kerusakan pada otot
dapat berupa ketegangan otot, inflamasi, dan degenerasi. Sedangkan kerusakan pada tulang dapat
berupa memar, mikro faktur, patah, atau terpelintir. MSDs terjadi dengan dua cara:
Kelelahan dan keletihan terus menerus yang disebabkan oleh frekuensi atau periode waktu yang
lama dari usaha otot, dihubungkan dengan pengulangan atau usaha yang terus menerus dari
bagian tubuh yang sama meliputi posisi tubuh yang statis;
Kerusakan tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas yang sangat kuat/berat atau pergerakan yang
tak terduga.
Frekuensi yang lebih sering terjadi MSDs adalah pada area tangan, bahu, dan punggung.
Aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya MSDs yaitu penanganan bahan dengan punggung
yang membungkuk atau memutar, membawa ke tempat yang jauh (aktivitas mendorong dan
menarik), posisi kerja yang statik dengan punggung membungkuk atau terus menerus dan duduk
atau berdiri tiba-tiba, mengemudikan kendaraan dalam waktu yang lama (getaran seluruh tubuh),
pengulangan atau gerakan tiba-tiba meliputi memegang dengan atau tanpa kekuatan besar.
Sinonim MSDs
Musculoskeletal disorders (MSDs) juga dikenal dengan nama lain, diantaranya:
Repetitive Strain Injuries (RSIs);
Cumulative Trauma Disorders (CTDs);
Overuse Injuries;
Repetitive Motion Disorders;
Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs).
Gejala MSDs
62

Gejala Musculoskeletal disorders (MSDs) dapat menyerang secara cepat maupun lambat
(berangsur-angsur), menurut Kromer (1989), ada 3 tahap terjadinya MSDs yang dapat
diidentifikasi yaitu:
Tahap 1 : Sakit atau pegal-pegal dan kelelahan selama jam kerja tapi gejala ini biasanya
menghilang setelah waktu kerja (dalam satu malam). Tidak berpengaruh pada performance kerja.
Efek ini dapat pulih setelah istirahat;
Tahap 2 : Gejala ini tetap ada setelah melewati waktu satu malam setelah bekerja. Tidak
mungkin terganggu. Kadang-kadang menyebabkan berkurangnya performance kerja;
Tahap 3 : Gejala ini tetap ada walaupun setelah istirahat, nyeri terjadi ketika bergerak
secara repetitive. Tidur terganggu dan sulit untuk melakukan pekerjaan, kadang-kadang tidak
sesuai kapasitas kerja.
Jenis keluhan MSDs
Jenis-jenis keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) antara lain:
a. Sakit Leher
Sakit leher adalah penggambaran umum terhadap gejala yang mengenai leher, peningkatan
tegangan otot atau myalgia, leher miring atau kaku leher. Pengguna komputer yang terkena sakit
ini adalah pengguna yang menggunakan gerakan berulang pada kepala seperti menggambar dan
mengarsip, serta pengguna dengan postur yang kaku;
b. Nyeri Punggung
Nyeri punggung merupakan istilah yang digunakan untuk gejala nyeri punggung yang spesifik
seperti herniasi lumbal, arthiritis, ataupun spasme otot. Nyeri punggung juga dapat disebabkan
oleh tegangan otot dan postur yang buruk saat menggunakan komputer;
c. Carpal Tunnel Syndrome
Merupakan kumpulan gejala yang mengenai tangan dan pergelangan tangan yang diakibatkan
iritasi dan nervus medianus. Keadaan ini disebabkan oleh aktivitas berulang yang menyebabkan
penekanan pada nervus medianus. Keadaan berulang ini antara lain seperti mengetik, arthritis,
63

fraktur pergelangan tangan yang penyembuhannya tidak normal, atau kegiatan apa saja yang
menyebabkan penekanan pada nervus medianus;
d. De Quervains Tenosynovitis
Penyakit ini mengenai pergelangan tangan, ibu jari, dan terkadang lengan bawah, disebabkan
oleh inflamasi tenosinovium dan dua tendon yang berasa di ibu jari pergelangan tangan.
Aktivitas berulang seperti mendorong space bardengan ibu jari, menggenggam, menjepit, dan
memeras dapat menyebabkan inflamasi pada tenosinovium. Gejala yang timbul antara lain rasa
sakit pada sisi ibu jari lengan bawah yang dapat menyebar ke atas dan ke bawah;
e. Thoracic Outlet Syndrome
Merupakan keadaan yang mempengaruhi bahu, lengan, dan tangan yang ditandai dengan nyeri,
kelemahan, dan mati rasa pada daerah tersebut. Terjadi jika lima saraf utama dan dua arteri yang
meninggalkan leher tertekan. Thoracic Outlet Syndrome disebabkan oleh gerakan berulang
dengan lengan diatas atau maju kedepan. Pengguna komputer beresiko terkena sindrom ini
karena adanya gerakan berulang dalam menggunakan keyboard dan mouse;
f. Tennis Elbow
Tennis elbow adalah suatu keadaan inflamasi tendon ekstensor, tendon yang berasal dari siku
lengan bawah dan berjalan keluar ke pergelangan tangan.Tennis elbow disebabkan oleh gerakan
berulang dan tekanan pada tendon ekstensor.
Dermatitis dan urtikaria
Penyakit kulit akibat kerja dapat berupa dermatitis dan urtikaria. Dermatitis kontak merupakan
50% dari semua PAK, terbanyak bersifat nonalergi atau iritan. Sekitar 90.000 jenis bahan sudah
diketahui dapat menimbulkan dermatitis.
Dermatitis kontak alergi dapat terjadi bila bahan LMW seperti lateks dan nickel, sebagai hapten
berikatan dengan protein pembawa di kulit dan menimbulkan dermatitis kontak alergi Tipe IV.
Urtikaria dapat terjadi akibat kontak dengan bahan dalam lingkungan kerja yang menimbulkan
urtikaria alergi Tipe I (lateks) atau urtikaria nonalergi. Faktor fisik lingkungan kerja seperti
tekanan, panas, dingin dan lainnya dapat juga menimbulkan urtikaria nonalergi (urtikaria fisik).
64

Urtikaria adalah salah satu gejala alergi yang muncul pada kulit secara tiba-tiba dalam bentuk
bentol kemerahan yang gatal. Urtikaria dapat terjadi secara lokal pada suatu bagian tubuh
tertentu atau dapat pula terjadi di seluruh tubuh. Orang yang mengalami urtikaria, umumnya
adalah orang-orang yang memiliki riwayat keluarga menderita alergi, namun tidak menutup
kemungkinan dapat terjadi pula pada orang yang tidak memiliki riwayat alergi. Beberapa
penyebab urtikaria adalah sebagai berikut :
Faktor fisik, seperti dingin, panas, sinar matahari, dan tekanan mekanik
Faktor emosional, seperti tertawa, kelelahan, dan panik
Makanan, seperti kacang, biji-bijian, ikan, susu, telur, buah sitrus
Obat-obatan, yakni terutama aspirin. Obat lainnya diantaranya antibiotik, laksatif, dan lain-lain
Zat-zat berupa serbuk, zat kimia, atau serat seperti nilon atau wool.
Non-alergi
Panas, aktivitas fisik, atau emosi dalam bentuk tertawa atau rasa sakit dapat menimbulkan
urtikaria pada beberapa kasus. Mandi air panas, paparan terhadap sengatan matahari, makan
makanan panas, duduk di ruangan panas dapat pula memicu urtikaria.
Diagnosis urtikaria dapat dibuat berdasarkan riwayat kejadian urtikaria yang harus dicari secara
menyeluruh, dan pemeriksaan fisik. Kadang diperlukan pemeriksaan penunjang sesuai jenis
urtikaria yang dicurigai. Sebagai contoh, urtikaria karena panas dikonfirmasi dengan tes paparan
panas pada air panas. Sedangkan untuk membuktikan bahwa urtikaria terjadi akibat suhu dingin,
dapat dilakukan tes imersi. Tes imersi ini dilakukan dengan mencelupkan tangan ke air bersuhu
5oC selama 5 10 menit, dan tes ini akan menyebabkan orang yang alergi terhadap suhu dingin
akan mengalami pembengkakan dan rasa gatal pada tangan, serta akan muncul ruam urtikaria
pada bagian tubuh lainnya. Hal ini dapat muncul segera atau setelah beberapa menit. Tingkat
suhu yang dapat menyebabkan munculnya urtikaria bervariasi pada tiap orang. Untuk urtikaria
kronis, dokter akan memeriksa apa saja makanan yang dimakan oleh pasien.
Penanganan pertama untuk kasus urtikaria adalah menghindari paparan penyebab urtikaria.
Sedangkan penanganan untuk menghilangkan gejalanya dapat menggunakan obat-obat
65

antihistamin. Antihistamin generasi ke-2 seperti cetirizine merupakan salah satu pilihan
antihistamin yang efektif untuk urtikaria. Antihistamin generasi ke-2 memiliki kelebihan dalam
hal efek sedasi atau kantuknya yang lebih ringan dan masa kerjanya yang panjang. Untuk kasus
urtikaria yang dialami benar-benar parah dan mengganggu, penggunaan antihistamin dapat
disertai dengan pemberian kortikosteroid. Namun untuk urtikaria yang berlangsung dalam jangka
waktu panjang, pemberian kortikosteroid tidak dianjurkan karena dapat menjadi kebiasaan dan
dapat memberikan efek yang tidak diharapkan pada tubuh.
Trauma akibat kecelakaan kerja
Di Indonesia masalah keselamatan dan kesehatan kerja dikenal sebagai K3 dan banyak
perusahaan mempunyai Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Data-data
lengkap tidak ditemukan, tetapi dapat diperkirakan bahwa persentase kecelakaan kerja di
Indonesia juga banyak, pasti tidak kurang dibandingkan dengan negaranegara maju. Dalam surat
kabar kadang-kadang dilaporkan kejadian. Beberapa tahun lalu dapat dibaca bahwa
pembangunan sebuah mal besar di Jakarta sudah menelan 19 korban jiwa, pada saat
pembangunannya belum selesai. Tentang pulau Batam pernah dilaporkan bahwa selama 1996
terjadi 921 kasus kecelakaan pada 1126 perusahaan yang tercatat di sana
Antara kecelakaan di beberapa industri manufaktur yang bisa menimbulkan trauma pada tenaga
kerja:
Terjepit, terlindas
Teriris, terpotong
Jatuh terpeleset
Tindakan tidak benar, tertabrak
Berkontak dengan bahan yang berbahaya
Terjatuh, terguling
Kejatuhan barang dari atas
Terkena benturan keras
66

Terkena barang yang runtuh atau roboh
Kebocoran gas
Menurun daya pendengaran dan penglihatan
Faktor penyebab berbahaya yang sering ditemui adalah seperti berikut:
Bahaya jenis kimia terhirup atau kontak antara kulit dengan cairan metal, cairan non-metal,
hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun
Bahaya jenis fisika lingkungan yang bertemperatur terlalu panas dan dingin, lingkungan yang
beradiasi pengion dan non-pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara tidak normal
Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan jenis projek pencahayaan dan penerangan yang
kurang, bahaya dari pengangkutan dan bahaya yang ditumbulkan oleh peralatan
Faktor individu atau tenaga kerja:
Semborono dan tidak hati-hati
Tidak mematuhi peraturan
Tidak mengikuti standar prosedur kerja
Tidak memakai alat pelindung diri
Kondisi badan yang lemah
Cara pengendalian ancaman kesehatan kerja:
Pengendalian teknik mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan berbahaya,
menggunakan otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah dan ventilasi pergantian
udara.
Pengendalian administrasi: mengurangi waktu pajanan, menyusun peraturan keselamatan dan
kesehatan, menyusun peraturan keselamatan dan kesehatan, memakai alat pelindung diri,
memasang tanda-tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan
pelatihan sistem penanganan darurat.
67

Pemantauan kesehatan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.

Konjungtivitis Sika
Konjungtivitis sika atau konjungtivitis dry eyes adalah suatu keadaan keringnya permukaan
konjungtiva akibat berkurangnya sekresi kelenjar lakrimal.
Etiologi
Terjadi pada penyakit-penyakit yang menyebabkan defisiensi komponen lemak air mata,
defisiensi kelenjar air mata, musin, akibat Penguapan yang tinggi akan menyebabkan lapisan air
pada tear film mata, yang disebut akuos, menguap, atau karena parut kornea atau hilangnya
mikrovili kornea. Bila terjadi bersama artritis reumatoid dan penyakit autoimun lain, disebut
sebagai sindrom Sjogren.
Manifestasi Klinis
Gatal, mata seperti berpasir, rasa sengat terbakar, mata cepat lelah, silau, penglihatan kadang-
kadang kabur. Terdapat gejala sekresi mukus yang berlebihan, sukar menggerakkan kelopak
mata, mata tampak kering, dan terdapat erosi kornea. Pada pemeriksaan terdapat edema
konjungtiva bulbi, hiperemis, menebal, dan kusam. Kadang terdapat benang mukus kekuning-
kuningan pada forniks konjungtiva bawah. Keluhan berkurang bila mata dipejamkan.
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan uji Schirmer dan dinyatakan abnormal bila kurang dari 5 mm dalam 5 menit, ragu--
ragu bila berada di antara 10-15 mm. Bila sebelumnya diberikan anestetik topikal akan
berkurang sedikit hasilnya.
Komplikasi
Ulkus kornea,
infeksi sekunder oleh bakteri,
parut kornea, dan
68

neovaskularisasi kornea.
Penatalaksanaan
Sebaiknya diberikan air mata buatan tetes atau salep tanpa zat pengawet karena bersifat toksik
bagi kornea dan dapat menyebabkan reaksi idiosinkrasi.
Dapat dilakukan terapi bedah untuk mengurangi drainase air mata melalui oklusi pungtum
dengan plug silikon atau plug kolagen.
Non medikamentosa
Sengaja berkedip lebih sering.
Istirahatkan mata Anda.
Preventif
Hindari merokok karena mata akan mudah iritasi terhadap asap rokok,
Hindari pemakaian lensa kontak karena akan menyebabkan mata lebih mudah mengering
Dan Semua hal yang meningkatkan kekeringan, misalnya kamar yang terlalu panas, alat
pengering rambut, angin kencang, dan semua yang menambah iritan ke udara dapat
menimbulkan rasa kurang nyaman pada penderita mata kering. Salah satu hal yang paling
mengganggu adalah asap rokok.
Bila ada gejala seperti setiap bangun tidur mata terasa kering dan menganjal, hal ini dapat diatasi
dengan pemberian salep sebelum tidur. Salep ini akan menimbulkan penglihatan kabur
sementara, karena itu orang memakainya dalam jumlah paling sedikit yang masih efektif.


69

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


70

DAFTAR PUSTAKA
1.

Anda mungkin juga menyukai