Anda di halaman 1dari 4

HUJAN

Karya: Fareza Havid S. (X-3)



Hujan disini
Jatuh dan sendiri
Kau gores hati
Lalu pergi
Seperti angin kini
Kau datang dan pergi
Tak perduli
Hujan disini
Cinta begini
Ku tetap berdiri
Hujan disini
Hanya sendiri
Waktu berlalu kini..
Aku masih sendiri
Tetap berdiri
Walau hujan disini


SURAT TANPA TINTA
Karya: Dinda Oktanabila (X-2)

Ingin ku yakinkan kamu
Kalau ini bukan puisi cinta
Bukan juga puisi yang bermakna mengemis
Bukan pula puisi pemberontakan
Tapi ini aku sebut surat yang ku buat tepat menurutku
Matamu indah seindah mata sang garuda membidik
Ragamu gagah segagah ketika merah putih berkibar
Parasmu elok seelok kibasan sayap rajawali
Jadi apa yang aku dapatkan??
Hanya senyummu saja
Cukup!!


UNTUK YANG TERCINTA
Karya: Fareza Havid (X-3)

Layu hati
Tak lagi disirami
Rapuh hati
Ketika cinta pergi
Seperti malam tanpa bulan kini
Cintamu pergi dari hati ini
Seperti kobra tanpa bisanya lagi
Bukan lagi petarung sejati
Sandiwarakah semua ini?
Dunia memang kejam sekali
Merpati terbang kini
Dengar dusta cintamu ini
Berpikir dapat membalas cintaku
Kau tak dapat melakukan itu
Hanya bibirmu ucapkan itu
Tapi tidak dengan hatimu


potret kehidupan
karya: Hana Rifani (X-4)

potret kehidupan
entah bagaimana harus bicara
ketika matahari terbit, fajar tiba
aku melihat anak-anak tanpa pendidikan
menghadapi jalan panjang tanpa pilihan. tanpa pepohonan. tanpa persinggahan
dan aku melihat sarjana-sarjana menganggur di jalan raya.
wanita bunting antri uang pensiun.
gedung-gedung menjulang
kerlap kerlip lampu di pusat kota.
dan aku melihat protes protes yang terpendam.terhimpit di bawah awan hitam
sebab yang dipercaya telah kehilangan makna.
yang di harapkan telah hilang.
kekuatan adalah uang.
kekuasaan menindas.keadilan



kegelapan aku datang
karya: Dewi Hamdanah
( PBKM cugenang, ekstern)

langit biru yang kelu menatap pilu
dihiasi semburat putih hatinya yang kelabu
menampakan sinar matanya yang sayu.
hingga burung burung enggan untuk berlalu.

matahari telah menyepi di balik peraduannya.
dan senja meronta terbenam dalam ilalang
merenggut senyuman yang terpendar di sudur bibirnya.
lalu beranjak meniti malam yang kelam
tanpa bintang

kegelapan, aku datang.
ucapnya tertahan dalam kebisuan
mendekati malam yang berbingkai impian
menahan nafas malam yang menikam
dalam dekapan suram yang kian mencekam


mata dan kaca
Karya: Dewi Hamdanah. (ekstern)

sesaat mata berkaca-kaca
maka terlahir air mata.
sesaat mata berkaca-kaca
maka terciptalah sebuah asa.
sesaat jiwa terpaku rasa.
angan melayang entah kemana
sesaat hati terintimidasi
mulut akan segera terkunci
lalu salju merangkak menembus pilu.
kemudian membeku
menjadi benalu dalam rindu
yang berbalut sembilu
hingga teratai diterbangkan awan dan meregang dalam kehampaan
menelan gumpalan
keheningan yang tersudut di keremangan




BELAJAR DARI LINGKUNGAN
Karya: Karina Fadhillah Ahmad Ichsan
(X-2)
MAN Insan Cendekia

suatu saat, terlintas di pikiranku bahwa akulah sang juara,
aku yang selalu dielu-elukan banyak orang,
aku yang selalu dibanggakan,
aku yang selalu bisa diandalkan,
tapi disini,
aku belajar banyak hal,
aku belajar bagaimana tuk menghargai karya orang lain,
aku belajar bagaimana mencari kawan dalam lawan,
aku belajar arti sebuah perjuangan dalam kebersamaan,
dan,

aku belajar untuk kalah
aku belajar untuk mengalah
tapi,
aku selalu berusaha untuk tidak terkalahkan











AKAN MENGHAMPIRI
Karya : Yetti Aneu R (XI IA3)

Saat mata tak lagi terbuka
Saat tangan tak bisa meraba
Saat kaki tak mampu menopang
Saat mulut tak lagi bicara

Tubuh dingin membeku
Raga terpaku kaku
Badan diam membisu
Jiwa tak lagi bersatu

Ajal telah menjemput
Kini ruh pergi menuju langit
Terbang melayang dan menjauh
Dari senyuman dan jerit tangis

Ingin kembali namun tak bisa
Ingin perbaiki namun tak kuasa
Tak ingin pergi tapi sudah suratan
Tak bisa diubah tak bisa dipungkiri

Anda mungkin juga menyukai