Anda di halaman 1dari 3

BAB 3

PENINGKATAN KEAMANAN, KETERTIBAN


DAN PENANGGULANGAN KRIMINALITAS

A. KONDISI UMUM

Secara umum kondisi keamanan dan ketertiban relatif kondusif bagi berlangsungnya
aktivitas masyarakat. Berbagai tindak kejahatan dapat ditanggulangi berkat kesigapan
aparat keamanan dalam mendeteksi dan mengatasi gejala awal gangguan keamanan dan
ketertiban masyarakat. Langkah pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat telah
meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam menjaga keamanan di lingkungannya.
Namun, belum tuntasnya penanganan krisis perekonomian yang melanda negara
Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berimplikasi pada masih tingginya tingkat
kesenjangan kesejahteraan sosial, tingkat pengangguran, dan tingkat kemiskinan.
Ketidakcukupan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan didorong oleh
perbedaan pemahaman terhadap keanekaragaman budaya, kepadatan penduduk, serta
kelemahan iman seseorang dapat mendorong keinginan untuk melakukan tindak
kejahatan. Di samping itu, masih lemahnya sistem penanganan keamanan dan ketertiban
masyarakat sebagai dampak masih rendahnya profesionalitas aparat kepolisian,
menyebabkan penindakan dan penyelesaian kasus-kasus kriminalitas tidak dapat
berjalan secara optimal.

Kejahatan konvensional seperti pencurian, penipuan, perampokan, kekerasan


rumah tangga, pembunuhan atau kejahatan susila yang merupakan karakteristik
cerminan kondisi perekonomian, intensitasnya masih cukup tinggi dan semakin
bervariasi. Menghadapi suatu permasalahan ringan apabila disertai dengan emosi yang
tinggi dapat berubah menjadi tindak kriminal yang merugikan dan mengganggu
keamanan dan ketertiban di masyarakat. Sementara itu, masih rendahnya kepercayaan
masyarakat kepada aparat penegak hukum menyebabkan kepatuhan masyarakat
terhadap hukum setiap kejadian tindak masih rendah, bahkan kecenderungan main
hakim sendiri masih tinggi. Akibatnya tindak kriminalitas yang terjadi secara statistik
lebih rendah dibandingkan dengan yang terjadi dimasyarakat.

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin mengglobalnya dunia


menyebabkan kejahatan transnasional seperti penyelundupan senjata, perdagangan
manusia, perdagangan anak-anak dan perempuan, ataupun perdagangan narkoba
semakin kompleks dan semakin tinggi intensitasnya. Letak geografis yang strategis
pada persimpangan dua benua dan dua samudera, menyebabkan Indonesia secara
langsung maupun tidak langsung dapat terlibat aktif dalam permasalahan kejahatan
transnasional. Masih lemahnya penjagaan wilayah perbatasan dan pintu-pintu masuk
Indonesia seperti pelabuhan laut dan udara, serta masih terbatasnya kerjasama
internasional di bidang kejahatan transnasional menjadikan Indonesia sebagai ladang
subur bagi tumbuhnya kejahatan transnasional. Organisasi kejahatan yang tidak terbatas
pada suatu negara, menjadikan suatu tindak kejahatan dapat dikendalikan dari suatu
negara yang letaknya berjauhan.
Sementara itu tindak kejahatan narkoba sebagai bagian kejahatan transnasional
yang dilakukan oleh warga negara Indonesia maupun oleh orang asing yang beroperasi
di Indonesia baik sebagai pengedar maupun pengguna, kondisinya semakin
memprihatinkan. Kekhawatiran dan keresahan masyarakat semakin meningkat
berkenaan dengan makin merebaknya tindak kriminal sebagai akibat penyalahgunaan
narkoba. Pada umumnya pengguna narkoba merupakan golongan pemuda baik yang
masih duduk di bangku sekolah maupun perguruan tinggi. Sedangkan pengedarnya
adalah orang-orang yang memiliki jaringan yang kuat dengan bandar narkoba. Masih
tingginya kejahatan narkoba ini mengindikasikan bahwa berbagai lembaga dan
perangkat hukum yang ada belum dapat menjalankan fungsinya secara efektif dalam
menangani permasalahan penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Hukuman yang berat
(mati) dan langkah preventif maupun kuratif yang telah dilaksanakan belum dapat
menurunkan kejahatan narkoba secara signifikan. Bahkan kejahatan narkoba telah
merambah kepada anak-anak yang sedang duduk di bangku sekolah dasar sehingga
dampaknya sangat membahayakan masa depan pemuda Indonesia.

Meskipun di beberapa wilayah pasca konflik seperti Kalimantan Barat, Maluku dan
Poso masih ditemui berbagai upaya untuk mendorong terjadinya konflik komunal,
namun kesigapan aparat keamanan dalam mendeteksi dan mengatasi gejala awal telah
mampu meredam potensi konflik menjadi tidak muncul ke permukaan. Semakin
meningkatnya toleransi masyarakat terhadap keberagaman dan semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya rasa aman dalam beraktivitas, menjadikan
upaya adudomba SARA antar kelompok masyarakat sulit dilakukan. Di dukung oleh
meningkatnya kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di daerah-daerah pasca
konflik, kegiatan pembangunan dan perekonomian semakin menunjukkan peningkatan
yang cukup signifikan.

Gangguan keamanan di wilayah yurisdiksi laut Indonesia, terutama gangguan


pelayaran penumpang maupun barang belum menunjukkan gejala penurunan. Tingkat
kejadian pembajakan (piracy) di laut intensitasnya masih tinggi dan sulit diatasi oleh
aparat penegak hukum. Bahkan karena keterbatasan kemampuan aparat keamanan
Indonesia dalam menangkap pelaku pembajakan yang mengganggu pelayaran kapal-
kapal niaga di perairan Selat Malaka, sempat memunculkan kekhawatiran dan keinginan
Interanasional untuk turut mengamankan selat Malaka tersebut. Oleh karena itu, TNI
sebagai unsur penegak kedaulatan di laut serta TNI AL dan Polri sebagai unsur penegak
hukum di laut, kemampuannya perlu ditingkatkan guna mampu melakukan tugas
penegakan kedaulatan dan penindakan pelanggaran hukum di laut. Di samping itu,
belum efektifnya pelaksanaan koordinasi keamanan laut sebagai akibat belum
terciptanya harmonisasi peran dan fungsi lembaga di ruang laut merupakan salah satu
kendala dalam rangka peningkatan pengawasan dan pengamanan pengelolaan sumber
daya alam di laut.

Lemahnya sistem pengawasan dan pengamanan pengelolaan sumber daya alam,


telah mengundang pihak-pihak tertentu termasuk pihak asing untuk memanfaatkannya
secara ilegal baik berupa illegal logging, illegal minning maupun illegal fishing yang
mengakibatkan kerugian negara mencapai ratusan trilyun setiap tahunnya. Banyaknya
kapal-kapal asing tanpa dokumen resmi yang ditangkap di perairan Indonesia baik yang

II.3 – 2
melakukan penangkapan ikan, penambangan, atau pengapalan kayu-kayu glondong
menunjukkan bahwa kejahatan terhadap sumber daya alam relatif belum
menunjukkan gejala penurunan. Di samping belum efektifnya pelaksanaan pengamanan
laut, salah satu kendala yang dihadapi dalam penanganan kejahatan kekayaan sumber
daya alam adalah lemahnya sistem perundang-undangan di laut. Akibatnya upaya-upaya
perlakuan hukum terhadap kapal-kapal asing terbentur pada tidak adanya perangkat
hukum yang sesuai dengan jenis pelanggarannya.

Berkenaan dengan kondisi tersebut, maka tantangan yang dihadapi pada


pembangunan nasional tahun 2006 dalam rangka meningkatkan keamanan, ketertiban
dan penanggulangan kriminalitas adalah menurunkan tingkat kriminalitas agar aktivitas
masyarakat dapat berjalan secara wajar. Keberhasilan dalam menurunkan tingkat
kriminalitas akan menjadi landasan bagi keberlangsungan pembangunan bidang-bidang
lainnya. Di samping itu, profesionalitas aparat keamanan dalam menyelesaikan kasus-
kasus kriminalitas, mengungkap jaringan kejahatan transnasional, mencegah terjadinya
konflik komunal, mengamankan laut dari gangguan keamanan dan pencurian kekayaan
negara merupakan determinan penting bagi kepercayaan masyarakat dan dunia usaha
terhadap iklim investasi di Indonesia.

B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006

Sasaran pokok yang akan dicapai dalam upaya meningkatkan keamanan, ketertiban,
dan penanggulangan kriminalitas pada tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1. Menurunnya indeks kriminalitas;
2. Meningkatnya tingkat penyelesaian kasus kriminalitas (clearence rate);
3. Terungkapnya jaringan kejahatan transnasional;
4. Menurunnya kejadian konflik komunal;
5. Menurunnya gangguan keamanan wilayah laut yurisdiksi Indonesia; dan
6. Menurunnya kejahatan terhadap kekayaan negara.

C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006

Arah kebijakan yang akan ditempuh untuk meningkatkan keamanan, ketertiban, dan
penanggulangan kriminalitas pada tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1. Penguatan koordinasi dan kerjasama diantara kelembagaan pertahanan dan
keamanan;
2. Peningkatan kapasitas dan kinerja lembaga keamanan yaitu Polri, Dep.
Kehutanan, BIN, Lemsaneg, BNN dan Bakorkamla;
3. Peningkatan kegiatan dan operasi bersama keamanan di laut;
4. Peningkatan upaya komprehensif pengurangan pemasokan dan pengurangan
permintaan narkoba;
5. Peningkatan pengamanan di wilayah perbatasan; dan
6. Pembangunan upaya pemolisian masyarakat dan penguatan peran aktif
masyarakat dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat.

II.3 – 3

Anda mungkin juga menyukai

  • Wesae
    Wesae
    Dokumen3 halaman
    Wesae
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Drrrrrrre
    Drrrrrrre
    Dokumen2 halaman
    Drrrrrrre
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Waefaf
    Waefaf
    Dokumen2 halaman
    Waefaf
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Wead
    Wead
    Dokumen1 halaman
    Wead
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Cacsa
    Cacsa
    Dokumen1 halaman
    Cacsa
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Etil
    Etil
    Dokumen1 halaman
    Etil
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Safety Gear
    Safety Gear
    Dokumen2 halaman
    Safety Gear
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Asws
    Asws
    Dokumen2 halaman
    Asws
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Awewa
    Awewa
    Dokumen5 halaman
    Awewa
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Batuan Sedimen
    Pengertian Batuan Sedimen
    Dokumen2 halaman
    Pengertian Batuan Sedimen
    Rika
    Belum ada peringkat
  • Jadi Ada Sepasang Suami Istri Yang Sudah Lama Menikah
    Jadi Ada Sepasang Suami Istri Yang Sudah Lama Menikah
    Dokumen2 halaman
    Jadi Ada Sepasang Suami Istri Yang Sudah Lama Menikah
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Aditif Yeka Nitip
    Aditif Yeka Nitip
    Dokumen8 halaman
    Aditif Yeka Nitip
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Fakta Tentang IMS
    Fakta Tentang IMS
    Dokumen4 halaman
    Fakta Tentang IMS
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Asetat
    Asetat
    Dokumen1 halaman
    Asetat
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Dzga
    Dzga
    Dokumen1 halaman
    Dzga
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Dsa
    Dsa
    Dokumen1 halaman
    Dsa
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Dae
    Dae
    Dokumen1 halaman
    Dae
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Sadsa
    Sadsa
    Dokumen1 halaman
    Sadsa
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Houyi
    Houyi
    Dokumen1 halaman
    Houyi
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Houyi
    Houyi
    Dokumen1 halaman
    Houyi
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Cacsa
    Cacsa
    Dokumen1 halaman
    Cacsa
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Glis Erin
    Glis Erin
    Dokumen10 halaman
    Glis Erin
    Husni Mubarok
    Belum ada peringkat
  • S2 2015 353869 Title
    S2 2015 353869 Title
    Dokumen1 halaman
    S2 2015 353869 Title
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Bab I Latar Belakang
    Bab I Latar Belakang
    Dokumen23 halaman
    Bab I Latar Belakang
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Sampul Skkripsi
    Sampul Skkripsi
    Dokumen10 halaman
    Sampul Skkripsi
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Bab I Latar Belakang
    Bab I Latar Belakang
    Dokumen23 halaman
    Bab I Latar Belakang
    turadisenang
    Belum ada peringkat
  • Kopi
    Kopi
    Dokumen2 halaman
    Kopi
    Husni Mubarok
    Belum ada peringkat
  • Benzylzinc Bromide
    Benzylzinc Bromide
    Dokumen2 halaman
    Benzylzinc Bromide
    Husni Mubarok
    Belum ada peringkat
  • Eektrolisis
    Eektrolisis
    Dokumen57 halaman
    Eektrolisis
    nasrudi_n
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Batuan Sedimen
    Pengertian Batuan Sedimen
    Dokumen2 halaman
    Pengertian Batuan Sedimen
    Rika
    Belum ada peringkat