A. KONDISI UMUM
Secara umum kondisi keamanan dan ketertiban relatif kondusif bagi berlangsungnya
aktivitas masyarakat. Berbagai tindak kejahatan dapat ditanggulangi berkat kesigapan
aparat keamanan dalam mendeteksi dan mengatasi gejala awal gangguan keamanan dan
ketertiban masyarakat. Langkah pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat telah
meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam menjaga keamanan di lingkungannya.
Namun, belum tuntasnya penanganan krisis perekonomian yang melanda negara
Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berimplikasi pada masih tingginya tingkat
kesenjangan kesejahteraan sosial, tingkat pengangguran, dan tingkat kemiskinan.
Ketidakcukupan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan didorong oleh
perbedaan pemahaman terhadap keanekaragaman budaya, kepadatan penduduk, serta
kelemahan iman seseorang dapat mendorong keinginan untuk melakukan tindak
kejahatan. Di samping itu, masih lemahnya sistem penanganan keamanan dan ketertiban
masyarakat sebagai dampak masih rendahnya profesionalitas aparat kepolisian,
menyebabkan penindakan dan penyelesaian kasus-kasus kriminalitas tidak dapat
berjalan secara optimal.
Meskipun di beberapa wilayah pasca konflik seperti Kalimantan Barat, Maluku dan
Poso masih ditemui berbagai upaya untuk mendorong terjadinya konflik komunal,
namun kesigapan aparat keamanan dalam mendeteksi dan mengatasi gejala awal telah
mampu meredam potensi konflik menjadi tidak muncul ke permukaan. Semakin
meningkatnya toleransi masyarakat terhadap keberagaman dan semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya rasa aman dalam beraktivitas, menjadikan
upaya adudomba SARA antar kelompok masyarakat sulit dilakukan. Di dukung oleh
meningkatnya kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di daerah-daerah pasca
konflik, kegiatan pembangunan dan perekonomian semakin menunjukkan peningkatan
yang cukup signifikan.
II.3 – 2
melakukan penangkapan ikan, penambangan, atau pengapalan kayu-kayu glondong
menunjukkan bahwa kejahatan terhadap sumber daya alam relatif belum
menunjukkan gejala penurunan. Di samping belum efektifnya pelaksanaan pengamanan
laut, salah satu kendala yang dihadapi dalam penanganan kejahatan kekayaan sumber
daya alam adalah lemahnya sistem perundang-undangan di laut. Akibatnya upaya-upaya
perlakuan hukum terhadap kapal-kapal asing terbentur pada tidak adanya perangkat
hukum yang sesuai dengan jenis pelanggarannya.
Sasaran pokok yang akan dicapai dalam upaya meningkatkan keamanan, ketertiban,
dan penanggulangan kriminalitas pada tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1. Menurunnya indeks kriminalitas;
2. Meningkatnya tingkat penyelesaian kasus kriminalitas (clearence rate);
3. Terungkapnya jaringan kejahatan transnasional;
4. Menurunnya kejadian konflik komunal;
5. Menurunnya gangguan keamanan wilayah laut yurisdiksi Indonesia; dan
6. Menurunnya kejahatan terhadap kekayaan negara.
Arah kebijakan yang akan ditempuh untuk meningkatkan keamanan, ketertiban, dan
penanggulangan kriminalitas pada tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1. Penguatan koordinasi dan kerjasama diantara kelembagaan pertahanan dan
keamanan;
2. Peningkatan kapasitas dan kinerja lembaga keamanan yaitu Polri, Dep.
Kehutanan, BIN, Lemsaneg, BNN dan Bakorkamla;
3. Peningkatan kegiatan dan operasi bersama keamanan di laut;
4. Peningkatan upaya komprehensif pengurangan pemasokan dan pengurangan
permintaan narkoba;
5. Peningkatan pengamanan di wilayah perbatasan; dan
6. Pembangunan upaya pemolisian masyarakat dan penguatan peran aktif
masyarakat dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat.
II.3 – 3