Anda di halaman 1dari 5

LIMA GOLONGAN ORANG-ORANG YANG MERUGI

1. Orang-orang yang mempersekutukan Allah SWT dengan ciptaan-Nya


;4 =/^q El^O) O)4
4g~-.- }g` C)U:~ u'
=e^4O'= O}C4:4O ElU4E
O}4^O74-4 =}g` =}C)OOC^-
^g)
Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang
merugi. (QS. Az-Zumar : 65)


2. Orang-orang yang berpihak kepada yang batil
~ _>E *.) /j_^14
:4LuO44 -4OjgE+ W OUu4C 4`
) V4OEOO- +O-4
-g~-.-4 W-ONL4`-47
gC4:^) W-NOE4 *.)
Elj^q N- 4p+OOEC^-
^)g
Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di
bumi. dan orang-orang yang percaya kepada yang batil dan ingkar kepada Allah, mereka Itulah orang-orang
yang merugi. (QS. Al-Ankabut : 52)


3. Orang-orang yang menolak Islam sebagai agama yang benar yang diridai oleh Allah SWT
}4`4 ;u4-4C 4OOEN +Uce"-
44Cg1 }U 4:^NC +Ou4g` 4O-4 O)
jE4O=E- =}g` =}C@OOEC^-
^g)
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama
itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imran : 85)


4. Orang-orang yang teperdaya oleh hawa nafsu
;e4NOC +O +OOO^4^ u~ gO1=
N-4- EE4:; =}g`
-)OOC^- ^@
Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah,
Maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.
(QS. Al-Maidah : 30)


5. Orang-orang yang melupakan Allah SWT karena sibuk dengan harta dan anak mereka
Og^4C 4g~-.- W-ONL4`-47
7)_U> 774O^` 4
u }4N @O-gO *.- _ }4`4
E^4C ElgO Elj^q N-
4p+OOEC^- ^_
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.
Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.
(QS. Al-Munafiqqun: 9)


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu juga, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
pernah naik mimbar kemudian berkata : Amin, Amin,
Amin Ditanyakan kepadanya: Ya Rasulullah, engkau naik mimbar kemudian mengucapkan
Amin, Amin, Amin? Beliau bersabda: Sesungguhnya Jibril Alaihis salam datang kepadaku, dia
berkata : Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan tapi tidak diampuni dosanya maka akan
masuk neraka dan akan Allah jauhkan dia, katakan Amin, maka akupun mengucapkan Amin.
(Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah 3/192 dan Ahmad 2/246 dan 254 dan Al-Baihaqi 4/204 dari jalan
Abu Hurairah. Hadits ini shahih, asalnya terdapat dalam Shahih Muslim 4/1978. Dalam bab ini
banyak hadits dari beberapa orang sahabat, lihatlah dalam Fadhailu Syahri Ramadhan hal.25-34
karya Ibnu Syahin).

Bulan Ramadhan disebut juga Syahrush Shabr, bulan kesabaran. Tema "Puasa dan
Kesabaran" ini relevan dengan sebutan tersebut dan bisa dipakai Ceramah Ramadhan
untuk malam ke-8.

Suatu hari, seorang perempuan berkulit hitam datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. "Aku menderita penyakit ayan (epilepsi), ketika sakitku kambuh aku tak sadar hingga
melepas pakaianku dan terbukalah auratku" kata perempuan itu, "Doakanlah untukku agar Allah
Menyembuhkannya."

"Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga" jawab Rasulullah, "tetapi jika engkau mau,
aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu."

"Aku pilih bersabar" jawab perempuan itu mantap, "Maka doakanlah aku agar auratku tidak
tersingkap ketika penyakitku kambuh." Maka Nabi mendoakannya dan perempuan itu pun
kemudian menjadi ahli surga.

Saudara-saudaraku,
Demikianlah salah satu contoh sabar dan bagaimana ia mengantarkan seseorang menuju surga. Kita,
yang diuji tidak lebih berat dari perempuan berkulit hitam tersebut, mampukah memiliki kesabaran
selevel dengannya, atau justru kita gemar mengeluh dan berputus asa dari rahmat-Nya?


Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
(QS. Az-Zumar : 10)

Kini kita berada di bulan Ramadhan yang disebut juga dengan syahrus shabr, bulan kesabaran.
Dikatakan demikian karena pada bulan ini umat Islam dilatih untuk bersabar melalui ibadah puasa.
Menahan lapar adalah latihan sabar. Menahan dahaga adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak
berhubungan suami istri di siang hari adalah latihan sabar. Menahan agar tidak marah adalah latihan
sabar. Menahan untuk tidak mengumpat adalah latihan sabar.


Puasa itu setengah sabar (HR. Tirmidzi)

Maka di bulan kesabaran ini, kita perlu melatih dan mengasah tingkat kesabaran kita. Islam
mengajarkan bahwa sabar itu ada pada tiga hal:

Pertama, sabar dalam ketaatan
Artinya seorang mukmin harus sabar menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala meskipun
perintah itu berat dan dibenci oleh nafsunya. Seorang mukmin harus tetap taat pada hal-hal yang
telah diwajibkan baginya meskipun banyak hal yang merintangi; mulai dari kemalasan dan faktor
intern lain sampai dengan cemoohan orang, kebencian musuh Islam, dan faktor ekstern lainnya.


Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya
Allah bersama orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah : 153)

Kedua, sabar dalam meninggalkan larangan
Adakalanya orang sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, tetapi ia tidak sabar dalam
meninggalkan larangan. Shalat dijalankan tetapi judi juga tidak bisa ditinggalkan. Puasa dilakukan
tetapi ghibah tetap jalan. Sehingga ada istilah prokem STMJ, Sholat Terus Maksiat Jalan.

Kesabaran juga harus diimplementasikan dalam meninggalkan kemaksiatan dan larangan-larangan
Allah Subhanahu wa Ta'ala. Orang yang mampu meninggalkan kemaksiatan, khususnya
kemaksiatan emosional, seperti marah, disebut oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai
orang yang kuat, secara hakiki. Sebab ia telah mampu bersabar atas apa yang dilarang Allah
Subhanahu wa Ta'ala.


Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan lawannya, tetapi orang yang kuat adalah
orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah (Muttafaq 'alaih)

Ketiga, sabar dalam musibah
Inilah makna sabar yang sudah banyak dimaklumi oleh kebanyakan orang. Meskipun, seringkali
orang-orang keliru menggunakan istilah sabar. Yaitu saat seseorang mendapatkan kesulitan lalu ia
pasrah tanpa berusaha menghilangkan kesulitan itu atau mencari solusinya dikatakan sabar.
Padahal, sabar dalam Islam bersifat proaktif dan progresif, ia tidak statis tetapi telah didahului atau
bersamaan dengan ikhtiar maksimal dan upaya untuk senantiasa mencari solusi atas problematika
yang dihadapinya. Saat semua upaya telah dilakukan, saat ikhtiar mencapai batas maksimal, maka
saat itulah sabar bertemu dengan tawakal. Ia menyerahkan kepada Allah. Dan sebab itu Allah akan
mengampuni dosa-dosanya.


Segala sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa rasa letih, sakit, gelisah, sedih,
gangguan, gundah-gulana, maupun duri yang mengenainya (adalah ujian baginya). Dengan ujian
itu, Allah mengampuni dosa-dosanya. (Muttafaq 'alaih)

Semoga di bulan Ramadhan yang juga dikenal sebagai bulan kesabaran ini kita mampu melatih
kesabaran kita dan dikuatkan kesabaran kita oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.[]

Anda mungkin juga menyukai