Anda di halaman 1dari 15

MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 54

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA


PADA IBU NIFAS DI RB PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I

Anis Retnowati, Mutik Mahmudah
1
Mahasiswa AKBID Mitra Husada Karanganyar
2
Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar
J l Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu, Karanganyar
Email : akbid_mitra@yahoo.co.id
ABSTRAK

Perawatan payudara dan puting sangat penting dalam proses laktasi.
Kedua perawatan ini seringkali menjadi penyelamat bagi ibu dalam melewati
masa-masa awal menyusui yang kadang terasa sangat berat. Misalnya jika terjadi
puting lecet, seringkali lecetnya ringan saja. Awal yang baik niscaya membuat
proses selanjutnya berjalan dengan baik pula. Dari awal yang baik tersebut tidak
terlepas dari pengetahuan ibu sendiri dalam merawat payudaranya. Demikian
halnya dengan menyusui, ibu yang lebih tahu tentang perawatan payudara maka
cenderung mempunyai keinginan lebih besar dalam menyusui (Lubis, 2011).
Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan tentang
perawatan payudara pada ibu nifas di RB Puskesmas Kebakkramat I.J enis
penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif.
Penelitian ini akan direncanakan di RB Puskesmas Kebakkramat 1 pada bulan
J uni 2012.Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di RB Puskesmas
Kebakkramat I periode bulan J uni 2012.Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling jenis sampling jenuh
(Sugiyono, 2011).
Hasil penelitian Tingkat Pengetahuan tentang Perawatan Payudara pada
Ibu Nifas di Rumah Bersalin Puskesmas Kebakkramat I menunjukkan sebagian
besar responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup sebanyak 9 responden
(50,00%). Sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (22,22%).
Simpulan dalam penelitian ini adalah Tingkat pengetahuan tentang
perawatan payudara pada ibu nifas mempunyai tingkat pengetahuan kategori baik
sebanyak 5 responden (27,78%) kategori cukup sebanyak 9 responden (50,00%)
dan kartegori kurang sebanyak 4 responden (22,22%).











MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 55

PENDAHULUAN

Air Susu Ibu (ASI) adalah
makanan alami yang pertama dan
yang terbaik yang sangat dianjurkan
untuk bayi sampai usia dua tahun,
dengan komposisi dan kandungan
gizi yang paling sesuai untuk
pertumbuhan dan daya tahan tubuh
bayi. Beberapa manfaat menyusui
bagi bayi yaitu kolostrum (susu
pertama di hari pertama) banyak
mengandung zat kekebalan yang
melindungi bayi terhadap penyakit
dan infeksi. Bayi yang diberi ASI
lebih jarang menderita sakit
(Feedburner, 2011).
Menyusui menyebabkan anak
memiliki respon antibodi lebih baik
terhadap vaksin. Menyusui
merangsang perkembangan rahang
dan struktur wajah, pertumbuhan gigi
yang tegak dan meningkatkan
penglihatan. Menyusui
mengembangkan IQ lebih tinggi dan
meningkatkan perkembangan otak
dan sistem saraf bayi. Menyusui
disebut sebagai trimester ke-4 dalam
pertumbuhan dan perkembangan
otak. Ada protein tertentu dalam ASI
yang merangsang perkembangan
otak bayi (Feedburner, 2011).
Perawatan payudara dan puting
sangat penting dalam proses laktasi.
Kedua perawatan ini seringkali
menjadi penyelamat bagi ibu
dalam melewati masa-masa awal
menyusui yang kadang terasa sangat
berat. Misalnya jika terjadi puting
lecet, seringkali lecetnya ringan saja.
Awal yang baik niscaya membuat
proses selanjutnya berjalan dengan
baik pula. Dari awal yang baik
tersebut tidak terlepas dari
pengetahuan ibu sendiri dalam
merawat payudaranya. Demikian
halnya dengan menyusui, ibu yang
lebih tahu tentang perawatan
payudara maka cenderung
mempunyai keinginan lebih besar
dalam menyusui (Lubis, 2011).
Kondisi Payudara biasanya akan
berubah-ubah setelah tiga hari pasca
melahirkan. Perawatan payudara
yang dilakukan dengan benar dan
teratur akan memudahkan si kecil
mengkonsumsi ASI. Pemeriksaan ini
juga bisa merangsang produksi ASI
dan mengurangi resiko luka saat
menyusui. Perawatan payudara ini
memiliki beberapa manfaat yaitu
menjaga kebersihan payudara
terutama kebersihan puting susu,
melenturkan dan menguatkan puting
susu sehingga memudahkan bayi
untuk menyusu, merangsang
kelenjar-kelenjar air susu sehingga
produksi ASI banyak dan lancar,
dapat mendeteksi kelainan-kelainan
payudara secara dini dan melakukan
upaya untuk mengatasinya serta
mempersiapkan mental (psikis) ibu
untuk menyusui (Saryono, 2009).
Berdasarkan studi pendahuluan
yang penulis lakukan di RB
Puskesmas Kebakkramat 1, jumlah
ibu yang melahirkan pada bulan
J anuari 2012 Februari 2012
adalah 29 orang. Di RB Puskesmas
Kebakkramat 1 ibu nifas tidak

MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 56

diajarkan mengenai perawatan
payudara. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk mengetahui seberapa
jauh pengetahuan ibu nifas mengenai
perawatan payudara melalui
penelitian yang berjudul Tingkat
Pengetahuan Tentang Perawatan
Payudara Pada Ibu Nifas di RB
Puskesmas Kebakkramat I.Tujuan
umum penelitian ini adalah
mengetahui tingkat pengetahuan
tentang perawatan payudara pada ibu
nifas di RB Puskesmas Kebakkramat
I.

BAHAN DAN METODE

A. Teori Teori
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dari
manusia, yang sekadar menjawab
pertanyaan what, misalnya apa air,
apa manusia, apa alam, dan
sebagainya. Pengetahuan hanya
dapat menjawab pertanyaan apa
sesuatu itu (Notoatmodjo, 2010)
a. Tingkat Pengetahuan
Menjelaskan pengetahuan yang
mencakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat
suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam
tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu, tahu merupakan
pengalaman yang paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang
diketahui, dan dapat
menginterprestasikan secara benar.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai
kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real
(sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan
untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-
komponen, tetapi masih didalam satu
struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu
kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian
didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan
kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap
suatu materi atau obyek.
(Notoatmodjo, 2010)
b. Cara memperoleh pengetahuan
1) Cara Tradisional atau non ilmiah
Cara-cara penemuan pengetahuan
pada periode ini antara lain meliputi:
a) Cara Coba Salah (Trial and
Error)
Cara memperoleh kebenaran non
ilmiah, yang pernah digunakan oleh
manusia dalam memperoleh
pengetahuan adalah melalui cara
coba-coba.



MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 57

b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara
kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoriter.
Pengetahuan diperoleh berdasarkan
pada otoritas yaitu orang yang
mempunyai wibawa atau kekuasaan,
baik tradisi, otoritas pemerintahan,
otoritas pemimpin agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan ataupun
ilmuan.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman itu merupakan suatu
cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu
pengalaman pribadipun dapat
digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan.
e) Cara Akal Sehat (Comon Sense)
f) Kebenaran Melalui Wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah
suatu kebenaran yang diwahyukan
dari Tuhan melalui para Nabi.
g) Kebenaran secara Intuitif
Kebenaran ini diperoleh seseorang
hanya berdasarkan intuisi atau suara
hati atau bisikan hati saja.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan
kebudayaan umat manusia, cara
berfikir manusia pun ikut ikut
berkembang.
i) Induksi
Sebagaimana yang telah disebutkan
sebelumnya, bahwa induksi adalah
proses penarikan kesimpulan yang
dimulai dari pernyataan-pernyataan
khusus kepernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir
induksi pembuatan kesimpulan
tersebut berdasarkan pengalaman-
pengalaman empiris yang ditangkap
oleh indra.
j) Deduksi yaitu pembuatan
kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus.
2) Cara Ilmiah dalam Memperoleh
Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam
memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini sistematis, logis dan
ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah atau lebih popular
disebut metodologi penelitian
(research methodology)
(Notoatmodjo, 2010).
2. Faktor-faktor yang mempengarui
pengetahuan
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan
seseorang, yaitu :
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar
sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruhi
proses belajar, makin tinggi
pendidikan seeorang makin mudah
orang tersebut untuk menerima
informasi. Dengan pendidikan tinggi
maka seseorang akan cenderung
untuk mendapatkan informasi, baik
dari orang lain maupun dari media
massa. Semakin banyak informasi
yang masuk semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan. Pengetahuan sangat erat
kaitannya dengan pendidikan dimana
diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang
tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Namun perlu
ditekankan bahwa seorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti
mutlak berpengetahuan rendah pula.
Peningkatan pengetahuan tidak
mutlak diperoleh di pendidikan
formal, akan tetapi juga dapat

MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 58

diperoleh pada pendidikan non
formal. Pengetahuan seseorang
tentang sesuatu obyek juga
mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan negatif. Kedua aspek
inilah yang akhirnya akan
menentukan sikap seseorang
terhadap obyek tertentu. Semakin
banyak aspek positif dari obyek yang
diketahui, akan menumbuhkan sikap
makin positif terhadap obyek
tersebut.
b. Media masa/Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari
pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh
jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan
atau peningkatan pengetahuan.
Majunya teknologi akan tersedia
bermacam-macam media massa yang
dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai
bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, dan lain-
lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan
kepercayan orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya, media massa membawa
pula pesan-pesan yang berisi sugesti
yang dapat mengarahkan opini
seseorang. Adanya informasi baru
mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap
hal tersebut.
c. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan
orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan
baik atau buruk. Dengan demikian
seseorang akan bertambah
pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini
akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun
sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang
berada dalam lingkungan tersebut.
Hal ini terjadi karena adanya
interaksi timbal balik ataupun tidak
yang akan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber
pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu. Pengalaman belajar dalam
bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan
keterampilan professional serta
pengalaman belajar selama bekerja
akan dapat mengembangkan
kemampuan mengambil keputusan
yang merupakan manifestasi dari
keterpaduan menalar secara ilmiah
dan etik yang bertolak dari masalah
nyata dalam bidang kerjanya.
f. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya
tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan
semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik. Pada usia madya,
individu akan lebih berperan aktif
dalam masyarakat dan kehidupan

MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 59

sosial serta lebih banyak melakukan
persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua,
selain itu orang usia madya akan
lebih banyak menggunakan banyak
waktu untuk membaca. Kemampuan
intelektual, pemecahan masalah, dan
kemampuan verbal dilaporkan
hampir tidak ada penurunan pada
usia ini (Erfandi, 2009)
3. Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah
masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat-alat reproduksi pulih
seperti sebelum hamil dan secara
normal masa nifas berlangsung
selama 6 minggu atau 40 hari
(Ambarwati, dkk 2008).
Masa nifas disebut juga masa post
partum atau puerperium adalah masa
atau waktu sejak bayi dilahirkan dan
plasenta keluar lepas dari rahim,
sampai enam minggu berikutnya,
disertai dengan kandungan, yang
mengalami perubahan seperti
perlukaan dan lain sebagainya
berkaitan saat melahirkan. Asuhan
masa nifas diperlukan dalam periode
ini karena merupakan masa kritis
baik ibu maupun bayinya. (Suherni,
dkk 2009).
Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung, ibu akan banyak
mengalami perubahan, baik secara
fisik maupun psikologis sebenarnya
sebagian besar bersifat fisiologis,
namun jika tidak dilakukan
pendampingan melalui asuhan
kebidanan maka tidak menutup
kemungkinan akan terjadi keadaan
patologis (Sulistyawati, 2009).
Masa ini merupakan masa yang
cukup penting bagi tenaga kesehatan
untuk selalu melakukan pemantauan
karena pelaksanaan yang kurang
maksimal dapat menyebabkan ibu
mengalami masalah, bahkan dapat
berlanjut pada komplikasi masa
nifas, seperti sepsis puerperalis. J ika
ditinjau dari penyebab kematian
terbanyak nomor dua setelah
perdarahan sehingga sangat tepat jika
para tenaga kesehatan memberikan
perhatian yang tinggi pada masa ini.
Adanya permasalahan pada ibu akan
berimbas juga pada kesejahteraan
bayi yang dilahirkannya karena bayi
tersebut tidak akan mendapatkan
perawatan maksimal dari ibunya.
Dengan demikian angka kesakitan
dan kematian bayi pun akan
meningkat (Sulistyawati, 2009).


4. Perawatan Payudara
a. Pengertian perawatan payudara
Perawatan payudara adalah suatu
cara yang dilakukan untuk merawat
payudara agar air susu keluar dengan
lancar (Enggar, 2011).
Perawatan payudara adalah suatu
kegiatan yang dilakukan secara sadar
dan teratur untuk memelihara
kesehatan payudara waktu hamil
dengan tujuan untuk mempersiapkan
laktasi pada awal post partum
(Teguh, 2009).
Perawatan payudara adalah
kebutuhan perawatan diri yang
diperlukan untuk meningkatkan
kesehatan (Pilliteri, 2002).
b. Tujuan perawatan payudara
1) Untuk menjaga kebersihan
payudara
2) Untuk menghindari penyulit saat
menyusui. Antara lain puting susu
lecet, asi tidak lancar berproduksi,
pembengkakan payudara.
3) Untuk menonjolkan puting susu
4) Menjaga bentuk buah dada tetap
bagus

MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 60

5) Untuk memperbanyak produksi
ASI
(Prisilia, 2011)
c. Manfaat perawatan payudara
1) Menjaga kebersihan payudara
terutama kebersihan puting susu.
2) Melenturkan dan menguatkan
puting susu sehingga memudahkan
bayi untuk menyusu.
3) Merangsang kelenjar-kelenjar air
susu sehingga produksi ASI banyak
dan lancar.
4) Dapat mendeteksi kelainan-
kelainan payudara secara dini dan
melakukan upaya untuk
mengatasinya.
5) Mempersiapkan mental (psikis)
ibu untuk menyusui.
(Saryono, dkk 2009)
d. Alat-alat yang digunakan dalam
perawatan payudara
1) Baby oil secukupnya.
2) Kapas secukupnya.
3) Waslap, 2 buah.
4) Handuk bersih, 2 buah
5) 2 baskom berisi air (hangat dan
dingin)
6) BH yang bersih untuk
menyokong payudara dan terbuat
dari katun. (Prisilia, 2011).
7) Minyak kelapa.(Teguh, 2009)
e. Cara Perawatan Payudara
Pelaksanaan perawatan payudara
hendaknya dimulai sejak awal, yaitu
1-2 hari setelah bayi dilahirkan
(Prisilia, 2011). Berikut adalah
perawatan payudara yang sering
dilakukan oleh tenaga kesehatan
diklinik, yaitu:
1) Memasang handuk pada bagian
perut bawah dan bahu sambil
melepaskan pakaian atas.
2) Mengompres kedua puting
dengan kapas yang dibasahi minyak
kelapa atau baby oil selama 2-3
menit
3) Mengangkat kapas sambil
membersikan puting dengan
melakukan gerakan memutar dari
dalam keluar.
4) Dengan kapas yang baru,
bersihkan bagian tengah puting dari
sentral keluar, apabila terdapat
puting yang tidak menonjol lakukan
penarikan.
5) Membasahi kedua telapak tangan
dengan minyak atau baby oil dan
lakukan pengurutan dengan telapak
tangan berada diantara kedua
payudara dengan gerakan keatas,
kesamping kebawah, dan kedepan
sambil menghentakkan payudara.
Pengurutan dilakukan 20-30 kali.
6) Tangan kiri menopang payudara
kiri dan tangan kanan melakukan
pengurutan dengan menggunakan
sisi kelingking dari pangkal kearah
puting. Dilakukan sebanyak 20-30
kali. Lakukan pada kedua payudara.
7) Langkah selanjutnya dengan
menggunakan sendi-sendi jari posisi
tangan mengepal, tangan kiri
menopang payudara dan tangan
kanan melakukan pengurutan dari
pangkal kearah puting. Lakukan
sebanyak 20-30 kali pada tiap
payudara.
8) Meletakkan waskom dibawah
payudara dan menggunakan waslap
yang dibasahi air hangat.
9) Mengguyur payudara kurang
lebihnya 5 kali, kemudian di lap
dengan waslap bergantian dengan air
dingin, masing 5 kali guyuran
kemudian diakhiri dengan air hangat.
10) Mengeringkan payudara dengan
handuk yang dipasang dibahu.
11) Memakai BH yang menopang
payudara.
Payudara yang membesar disebakan
karena terlalu banyakair susu. Sekali-
kali peraslah dengan tangan. Dengan

MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 61

demikian peregangan kulit berkurang
sehingga air susu mengalir lancar.
Perawatan payudara pada ibu
menyusui begitu penting karena
salah satu manfaatnya yaitu
melancarkan produksi ASI yang
merupakan makanan pokok pada
bayi.
(Saryono, dkk 2009)

B. METODE
J enis penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif.
Penelitian ini dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah
pengumpulan data, klasifikasi,
pengolahan/analisis data membuat
kesimpulan, dan laporan
(Notoatmodjo, 2005).Penelitian ini
akan direncanakan di RB Puskesmas
Kebakkramat 1 pada bulan J uni
2012. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu nifas di RB
Puskesmas Kebakkramat I periode
bulan J uni 2012.
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik
non probability sampling jenis
sampling jenuh (Sugiyono, 2011).
Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur variabel dalam penelitian
ini adalah kuesioner (Arikunto,
2006).
Uji validitas dilakukan di Rumah
Bersalin Harapan Bunda pada bulan
Maret 2012 sejumlah 30 responden.
Berdasarkan hasil uji validitas dari
40 soal terdapat 35 soal yang valid
dan 5 soal yang tidak valid, didapat
soal yang valid sebanyak 35 soal
dengan r
hitung
sebesar (0,397 0,630)
kemudian dibandingkan dengan r
tabel product moment pada taraf
signifikansi 5% dan n =30, diperoleh
r tabel sebesar 0,361, sehingga dapat
disimpulkan hasil yang diperoleh r
atau r
hitung
(0,397 0,630)

>r
tabel
(0,361), untuk 5 soal yang tidak valid
diperoleh r atau r
hitung
(-0,240
0,133) <r
tabel
(0,361) .
Suatu instrumen yang akan
digunakan untuk penelitian, akan
diuji reliabilitasnya, jika butir soal
Dis-kontinum (misalnya soal bentuk
obyektif dengan skor 0 dan 1).
Seperti pengetahuan, maka uji
reabilitasnya koefisien reabilitas,
dengan menggunakan rumus KR-20,
Sebagai berikut:
r

1
1


Keterangan:
r
ii
=koefisien reabilitas yang tes
k =cacah Butir
p
i
q
i
=varians skor butir
p
i
=

proporsi jawaban yang benar
untuk butir nomor i

q
i
=proporsi jawaban yang benar
untuk butir nomor i

S
i
2
=varians skor butir
(Riyanto, 2011)
Berdasarkan hasil uji reliabilitas
diperoleh nilai reliabilitas dengan
rumus KR~20 sebesar 0,890. Hasil
uji reliabililitas (0,890) lebih besar
dari r tabel product moment untuk n
= 30 (0,361), sehingga dapat
disimpulkan bahwa instrumen
penelitian Pengetahuan Tentang Cara
Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas
adalah Reliabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di RB
Puskesmas Kebakkramat I pada
bulan J uni 2012 yang terletak di J ln.
Raya Solo Sragen Km 12. Fasilitas
yang ada di Rumah Bersalin
Puskesmas Kebakkramat I antara

MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 62

lain: ruang periksa bidan, tempat
bersalin, ruang perawatan nifas,
ruang periksa dokter, ruang tunggu,
ruang administrasi, ruang jaga, ruang
fisioterapi.
J enis pelayanan yang ada di Rumah
Bersalin Puskesmas Kebakkramat I
adalah pelayanan rawat jalan dan
rawat inap bagi ibu pasca bersalin /
ibu nifas. J enis pelayanan rawat jalan
meliputi: pemeriksaan ibu hamil
Antenatal Care (ANC), ibu nifas,
pemeriksaan pada balita sakit,
pelayanan KB, imunisasi pada calon
pengantin dan pemeriksaan umum
oleh dokter pada sore hari. Tenaga
yang bertugas di Rumah Bersalin
Puskesmas Kebakkramat I berjumlah
12 orang yang terdiri dari 11 orang
bidan,1 orang dokter umum.
Adapun hasil penelitian sebagai
berikut :
1. Deskripsi Tingkat Pengetahuan
tentang Perawatan Payudara pada Ibu
Nifas di Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I Berdasarkan
Pengertian
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Tingkat Pengetahuan tentang
Perawatan Payudara pada Ibu Nifas
di Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I Berdasarkan
Pengertian
No
Tingkat
Pengetahu
an
J umlah
Perse
ntase
(%)
1 Kurang 3 16,67
2 Cukup 6 33,33
3 Baik 9 50,00
J umlah
18
100
(Sumber : Data Primer, J uni 2012)

Berdasarkan tabel diatas diketahui
Tingkat Pengetahuan tentang
Pengertian Perawatan Payudara pada
Ibu Nifas di Rumah Bersalin
Puskesmas Kebakkramat I
menunjukkan sebagian besar
responden mempunyai tingkat
pengetahuan baik sebanyak 9
responden (50,00%). Sedangkan
yang paling sedikit adalah responden
dengan tingkat pengetahuan kategori
kurang sebanyak 3 responden
(16,67%).
2. Deskripsi Tingkat Pengetahuan
tentang Perawatan Payudara pada Ibu
Nifas di Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I Berdasarkan Tujuan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Tingkat Pengetahuan tentang
Perawatan Payudara pada Ibu Nifas
di Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I Berdasarkan Tujuan
No
Tingka
t
Penget
ahuan
J umlah
Persenta
se (%)
1
Kuran
g
3
16,67
2 Cukup 5 27,78
3 Baik 10 55,55
J umlah
18
100
(Sumber : Data Primer, J uni 2012)
Berdasarkan tabel diperoleh Tingkat
Pengetahuan tentang Perawatan
Payudara pada Ibu Nifas di Rumah
Bersalin Puskesmas Kebakkramat I
Berdasakan Tujuan menunjukkan
sebagian besar responden
mempunyai tingkat pengetahuan baik
sebanyak 10 responden (55,55%).
Sedangkan yang paling sedikit
adalah responden dengan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 3
responden (16,67%).
3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan
tentang Perawatan Payudara pada Ibu
Nifas di Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I Berdasarkan Manfaat.

MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 63

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Tingkat Pengetahuan tentang
Perawatan Payudara pada Ibu Nifas
di Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I Berdasarkan Manfaat
No
Tingkat
Pengeta
huan
J umla
h
Persentas
e (%)
1 Kurang 3 16,67
2 Cukup 5 27,78
3 Baik 10 55,55
J umlah 18 100
(Sumber : Data Primer, J uni 2012)
Berdasarkan tabel diperoleh Tingkat
Pengetahuan tentang Perawatan
Payudara pada Ibu Nifas di Rumah
Bersalin Puskesmas Kebakkramat I
Berdasarkan Manfaat menunjukkan
sebagian besar responden
mempunyai tingkat pengetahuan baik
sebanyak 10 responden (55,55%).
Sedangkan yang paling sedikit
adalah responden dengan tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 3
responden (16,67%).
4. Deskripsi Tingkat Pengetahuan
tentang Perawatan Payudara pada Ibu
Nifas di Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I Berdasarkan Alat-alat
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Tingkat Pengetahuan tentang
Perawatan Payudara pada Ibu Nifas
di Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I Berdasarkan Alat-alat
No
Tingkat
Pengetah
uan
J umlah
Persent
ase (%)
1 Kurang 5 27,78
2 Cukup 9 50,00
3 Baik 4 22,22
J umlah 18 100
(Sumber : Data Primer, J uni 2012)

Berdasarkan tabel diperoleh Tingkat
Pengetahuan tentang Perawatan
Payudara pada Ibu Nifas di Rumah
Bersalin Puskesmas Kebakkramat I
Berdasarkan Alat-alat menunjukkan
sebagian besar responden
mempunyai tingkat pengetahuan
cukup sebanyak 9 responden
(50,00%). Sedangkan yang paling
sedikit adalah responden dengan
tingkat pengetahuan baik sebanyak 4
responden (22,22%).
5. Deskripsi Tingkat Pengetahuan
tentang Perawatan Payudara pada Ibu
Nifas di Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I Berdasarkan Cara
Perawatan
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
Tingkat Pengetahuan tentang
Perawatan Payudara pada Ibu Nifas
di Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I Berdasarkan Cara
Perawatan
No
Tingka
t
Penget
ahuan
J uml
ah
Persentase
(%)
1
Kuran
g
13
72,22
2 Cukup 3 16,67
3 Baik 2 11,11
J umlah 18 100
(Sumber : Data Primer, J uni 2012)
Berdasarkan tabel diperoleh Tingkat
Pengetahuan tentang Perawatan
Payudara pada Ibu Nifas di Rumah
Bersalin Puskesmas Kebakkramat I
Berdasarkan Cara Perawatan
menunjukkan sebagian besar
responden mempunyai tingkat
pengetahuan dengan kategori kurang
sebanyak 13 responden (72,22%).
Sedangkan yang paling sedikit
adalah responden dengan tingkat
pengetahuan baik sebanyak 2
responden (11,11%).
6. Deskripsi Tingkat Pengetahuan
Tentang Perawatan Payudara pada

MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 64

Ibu Nifas di Rumah Bersalin
Puskesmas Kebakkramat I
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi
Tingkat Pengetahuan Tentang
Perawatan Payudara pada Ibu Nifas
di Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I
N
o
Tingkat
Pengeta
huan
J umlah
Persenta
se (%)
1 Kurang 4 22,22
2 Cukup 9 50,00
3 Baik 5 27,78
J umlah
18
100
(Sumber : Data Primer, J uni 2012)
Hasil penelitian Tingkat Pengetahuan
tentang Perawatan Payudara pada Ibu
Nifas di Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I menunjukkan
sebagian besar responden
mempunyai tingkat pengetahuan
cukup sebanyak 9 responden
(50,00%). Sedangkan yang paling
sedikit adalah responden dengan
tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 4 responden (22,22%).

B. PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan di
Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I dengan judul Tingkat
Pengetahuan tentang Perawatan
Payudara pada Ibu Nifas berdasarkan
tabel 4.1 menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan payudara berdasarkan
pengertian sebagian besar
berpengetahuan baik sebanyak 9
responden (50,00%), hal ini
kemungkinan besar disebabkan
karena sewaktu hamil responden
mengikuti kelas ibu hamil yang
berada di kelurahan mereka. Kelas
Ibu Hamil merupakan sarana untuk
belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap
muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan ibu-ibu
dan keluarga mengenai perawatan
kehamilan, persalinan, nifas,
penyakit dan komplikasi saat hamil,
perawatan bayi baru lahir, perawatan
payudara dan senam.
Melalui pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan
perubahan perilaku ibu hamil dan
keluarga sehingga dapat
meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil yang
akhirnya dapat berkontribusi
terhadap upaya penurunan AKI dan
AKB. Menurut Notoatmodjo (2007)
informasi yang diperoleh baik dari
pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh
jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan
atau peningkatan pengetahuan
(Erfandi, 2009).

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas
berdasarkan tujuan perawatan
payudara sebagian besar responden
berpengetahuan baik sebanyak 10
responden (55,55%). Hal ini dapat
dipengaruhi karena responden
mengetahui tujuan dari perawatan
payudara dan aktif dalam mencari
informasi tentang perawatan
payudara. Tujuan perawatan
payudara yaitu untuk menjaga
kebersihan payudara, untuk
menghindari penyulit saat menyusui
antara lain puting susu lecet, asi tidak
lancar berproduksi, pembengkakan
payudara. Menonjolkan puting susu,

MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 65

menjaga bentuk buah dada tetap
bagus dan untuk memperbanyak
produksi ASI (Prisilia, 2011).
Menurut Notoatmodjo (2007)
pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan pendidikan dimana
diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang
tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya (Erfandi, 2009).
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara
berdasarkan manfaat sebagian besar
responden berpengetahuan baik
sebanyak 10 responden (55,55%).
Hal ini dapat dipengaruhi karena
responden mengetahui manfaat
perawatan payudara. Manfaat
perawatan payudara yaitu menjaga
kebersihan payudara terutama
kebersihan puting susu, melenturkan
dan menguatkan puting susu
sehingga memudahkan bayi untuk
menyusu, merangsang kelenjar-
kelenjar air susu sehingga produksi
ASI banyak dan lancar, dapat
mendeteksi kelainan-kelainan
payudara secara dini dan melakukan
upaya untuk mengatasinya serta
mempersiapkan mental (psikis) ibu
untuk menyusui (Saryono, dkk
2009). Menurut Notoatmodjo (2007)
pengetahuan sangat erat kaitannya
dengan pendidikan dimana
diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang
tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya (Erfandi, 2009).
Berdasarkan table 4.4 menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara
berdasarkan alat-alat sebagian besar
responden berpengetahuan cukup
sebanyak 9 responden (50%). Hal ini
mungkin dapat disebabkan karena
responden sudah pernah
mendapatkan informasi dari berbagai
media masa atau belajar dari
pengalaman diri sendiri maupun
orang lain. Alat-alat yang digunakan
dalam perawatan payudara antara
lain baby oil atau minyak kelapa
secukupnya, kapas secukupnya,
waslap, 2 buah, handuk bersih, 2
buah, 2 baskom berisi air (hangat dan
dingin) dan BH yang bersih untuk
menyokong payudara dan terbuat
dari katun (Prisilia, 2011). Menurut
Notoatmodjo (2007) pengetahuan
juga dipengaruhi oleh media
masa/Informasi, sosial budaya dan
ekonomi, lingkungan, pengalaman
dan usia (Erfandi, 2009).
Berdasarkan table 4.5 menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara
berdasarkan cara perawatan sebagian
besar responden berpengetahuan
kurang sebanyak 13 responden
(72,22%). Berarti responden kurang
tahu tentang perawatan payudara.
Payudara harus dirawat, pelaksanaan
perawatan payudara hendaknya
dimulai sejak awal, yaitu 1-2 hari
setelah bayi dilahirkan (Prisilia,
2011). Sebelum menyusui puting
susu dibersihkan dengan kapas yang
diberi baby oil, kemudian memasase
secara menyeluruh, membersihkan
dengan air hangat, air dingin dan
diakhiri dengan air hangat kemudian
dikeringkan dengan handuk bersih
dan kering (Saryono, dkk 2009).
Menurut Notoatmodjo (2007)
pengetahuan juga dipengaruhi oleh
media masa/Informasi, sosial budaya
dan ekonomi, lingkungan,
pengalaman dan usia (Erfandi,
2009).
Berdasarkan tabel 4.6 tingkat
pengetahuan tentang perawatan

MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 66

payudara pada ibu nifas di Rumah
Bersalin Puskesmas Kebakkramat I
mempunyai tingkat pengetahuan
kategori cukup sebanyak 9
responden (50,00%). Hal ini
mungkin dapat disebabkan karena
responden mendapatkan informasi
dari berbagai media masa, mendapat
informasi dari orang yang lebih
berpengalaman. Menurut
Notoatmodjo (2007) pengetahuan
juga dipengaruhi oleh media
masa/Informasi, sosial budaya dan
ekonomi, lingkungan, pengalaman
dan usia (Erfandi, 2009)

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil dari
penelitian tingkat pengetahuan
tentang perawatan payudara pada ibu
nifas di Rumah Bersalin Puskesmas
Kebakkramat I, dapat ditarik
simpulan sebagai berikut:
1. Secara umum
Tingkat pengetahuan tentang
perawatan payudara pada ibu nifas
mempunyai tingkat pengetahuan
kategori baik sebanyak 5 responden
(27,78%) kategori cukup sebanyak 9
responden (50,00%) dan kartegori
kurang sebanyak 4 responden
(22,22%).
2. Secara khusus
a. Tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara
berdasarkan pengertian yang
berpengetahuan baik sebanyak 9
responden (50,00%) yang
berpengetahuan cukup 6 responden
(33,33%) yang berpengetahuan
kurang 3 responden (16,67%) .
b. Tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara
berdasarkan tujuan yang
berpengetahuan baik sebanyak 10
responden (55,55%) yang
berpengetahuan cukup 5 responden
(27,78%) yang berpengetahuan
kurang 3 responden (16,67%).
c. Tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara
berdasarkan manfaat yang
berpengetahuan baik sebanyak 10
responden (55,55%) yang
berpengetahuan cukup 5 responden
(27,78%) yang berpengetahuan
kurang 3 responden (16,67%).
d. Tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara
berdasarkan alat-alat yang
berpengetahuan baik 4 responden
(22,22%) yang berpengetahuan
cukup 9 responden (50,00%) yang
berpengetahuan kurang 5 responden
(27,78)
e. Tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara
berdasarkan cara perawatan yang
berpengetahuan baik 2 responden
(11,11%) yang berpengetahuan
cukup 3 responden (16,67%) yang
berpengetahuan kurang sebanyak 13
responden (72,22%).
B. SARAN
Berdasarkan simpulan diatas, maka
perlu adanya upaya untuk
meningkatkan pengetahuan yang
lebih. Oleh kerena itu peneliti
menyumbangkan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Tenaga kesehatan
a. Diharapkan memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasien
pasca bersalin tentang cara
perawatan payudara agar pasien lebih
tahu cara perawatan payudara dan
untuk menghindari penyulit saat
menyusui. antara lain puting susu
lecet, asi tidak lancar berproduksi,
pembengkakan payudara.

MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 67

b. Memotivasi pasien agar mau
melakukan perawatan payudara.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
penelitian ini bisa lebih
dikembangkan lagi untuk
mengetahui seberapa besar tingkat
pengetahuan ibu post partum tentang
perawatan payudara.
3. Bagi Reponden
Diharapkan ibu nifas khususnya yang
masih mempunyai pengetahuan
kurang tentang cara perawatan
payudara yang benar, dapat
menambah informasi tentang
perawatan payudara melalui tenaga
kesehatan, membaca buku, majalah,
koran, menonton TV , mencari
melalui internet atau mencari
informasi dari keluarga atau tetangga
yang sudah berpengalaman.
Sedangkan yang mempunyai
pengetahuan cukup dan baik untuk
tetap meningkatkan, melakukan dan
menambah pengetahuan tentang
perawatan payudara.



DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E dan Diah W. 2008.
Asuhan Kebidanan Nifas.
J ogjakarta. Mitra
Cendikia Press. Hal. 2.
Arikunto, S. 2006. Prosedur
Penelitian. J akarta.
Rineka Cipta. Hal. 151-
160.
Enggar. 2010. Perawatan Payudara
pada Ibu Nifas.
http://enggaristiqomah.blog
spot.com/2011/02/perawata
n-payudara-pada-ibu-
nifas.html diakses pada
tanggal 29 Februari
2012.
Erfandi. 2009. Pengetahuan dan
factor-faktor yang
mempengaruhi.
http://forbetterhealth.wordp
ress.com/2009/04/19/penge
tahuan-dan-faktor-faktor-
yang-mempengaruhi/
diakses pada tanggal 29
Februari 2012.
Feedburner. 2011. Seribu manfaat
menyusui untuk ibu dan
bayi.
http://www.tipskesehatanke
luarga.com/seribu-manfaat-
menyusui-untuk-ibu-dan-
bayi.html diakses pada
tanggal 29 Februari
2012.
Lubis, 2011. KTI Hubungan
Pengetahuan Ibu Nifas.
http://kti-
akbid.blogspot.com/2011
/05/kti-hubungan-
pengetahuan-ibu-nifas-
hari.html diakses pada
tanggal 29 Februari
2012.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan.
J akarta. PT Rineka Cipta.
Hal. 138.
, S. 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. J akarta. PT
Rineka Cipta. Hal.140-
142.
, S. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan.
J akarta. PT Rineka Cipta.
Hal. 1-178.
Nursalam. 2011. Konsep dan
Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu

MATERNAL VOLUME 5 EDISI OKTOBER 2011 68

Keperawatan. J akarta.
Salemba Medika. Hal.
80-101.
Pilliteri, A. 2002. Perawatan
Kesehatan Ibu dan Anak.
J akarta. EGC. Hal. 138.
Prisilia. 2011. Perawatan Payudara
Pada Ibu Menyusui.
http://prisiliangongloy.blog
spot.com/2011/05/perawata
n-payudara-pada-ibu-
menyusui.html diakses
pada tanggal 29 Februari
2012.
Riayanto, A. 2011. Aplikasi
Metodelogi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta
Nuha Medika. Hal. 146-
148.
Saryono dan Roischa. 2009.
Perawatan Payudara
Dilengkapi Dengan
Deteksi Dini Terhadap
Penyakit Kanker
Payudara. J ogjakarta.
Mitra Cendikia Press.
Hal. 54 58.
Suherni dkk. 2009. Perawatan Masa
Nifas. J ogjakarta.
Etramaya. Hal. 1.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk
Keperawatan. Bandung.
Alfabeta. Hal. 61-80
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan pada
Ibu Nifas. Yogyakarta.
C.V Andi Offset. Hal. 2-
3.
Teguh S. 2009.
http://teguhsubianto.blogspot.co
m/2009/07/perawatan-
brestcare.html diakses pada
tanggal 29 Februari 2011

Anda mungkin juga menyukai