KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI, IKLIM KERJASAMA,
DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA GURU
SMK NEGERI 1 SUMATERA BARAT
ILMIYATI RAHMY JASRIL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Juni 2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING
KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI, IKLIM KERJ ASAMA, DAN ETOS KERJ A TERHADAP KINERJ A GURU SMK NEGERI 1 SUMATERA BARAT
Ilmiyati Rahmy Jasril
Artikel ini disusun berdasarkan tesis Ilmiyati Rahmy Jasril untuk persyaratan wisuda periode Juni 2013 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing
Padang, 27 Mei 2013
1 KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI, IKLIM KERJASAMA, DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI 1 SUMATERA BARAT
Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FT Universitas Negeri Padang Email: ieielchadue07@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (a) kontribusi pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru; (b) kontribusi pelaksanaan supervisi terhadap kinerja guru jika iklim kerjasama dan etos kerja dalam keadaan konstan; (c) kontribusi iklim kerjasama terhadap kinerja guru jika pelaksanaan supervisi dan etos kerja dalam keadaan konstan; (d) kontribusi etos kerja terhadap kinerja guru jika pelaksanaan supervisi dan iklim kerjasama dalam keadaan konstan. Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Populasi pada penelitian ini adalah 88 guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan stratified proportional random sampling. Sampel pada penelitian ini adalah 75 guru. Data penelitian diperoleh melalui angket menggunakan model skala Likert. Data dianalisis menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. Hasil penelitian ini adalah: (a) terdapat kontribusi yang signifikan pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru; (b) terdapat kontribusi yang signifikan pelaksanaan supervisi terhadap kinerja guru jika iklim kerjasama dan etos kerja dalam keadaan konstan; (c) terdapat kontribusi yang signifikan iklim kerjasama terhadap kinerja guru jika pelaksanaan supervisi dan etos kerja dalam keadaan konstan; (d) terdapat kontribusi yang signifikan etos kerja terhadap kinerja guru jika pelaksanaan supervisi dan iklim kerjasama dalam keadaan konstan.
Abstract The purpose of this study to reveal: (a) contribution of the implementation of supervision, cooperative climate, and work ethic together toward the teachers performance; (b) contribution of the implementation of supervision toward teachers performance if the cooperative climate and work ethic are on constant state; (c) contribution of cooperative climate toward teachers performance if the implementation of supervision and the work ethic are on constant state; (d) contribution of work ethic toward teachers performance if 2
the implementation of supervision and the cooperative climate are on constant state. This study was correlational research. The population of this study was 88 teachers SMK Negeri 1 Sumatera Barat. The sample selection techniques of this study using stratified proportional random sampling technique. The sample of this study was 75 teachers. The data of this study was collected through a questionnaire using Likert-scale model. The data were analysed using correlation and multiple regression techniques. The results of this study were: (a) there was the significant contribution of the implementation of supervision, the cooperative climate, and the work ethic together toward the teachers performance; (b) there was the significant contribution of the implementation of supervision toward the teachers performance if the cooperative climate and the work ethic are on constant state; (c) there was the significant contribution of the cooperative climate toward the teachers performance if the implementation of supervision and the work ethic are on constant state; (d) there was the significant contribution of the work ethic toward the teachers performance if the implementation of supervision and the cooperative climate are on constant state. Kata kunci: kontribusi, pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, etos kerja
Pendahuluan Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan tersebut generasi muda dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan suatu satuan pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan satuan pendidikan kejuruan tingkat menengah yang berperan aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. SMK bertujuan untuk menyiapkan tenaga tingkat menengah yang memiliki pengetahuan 3
dan keterampilan serta sikap sesuai dengan spesialisasi kejuruannya yang dijelaskan pada pasal 26 ayat (3) dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dengan demikian, SMK diharapkan dapat menciptakan insan pendidikan kejuruan yang berkualitas agar dapat bersaing baik ditingkat nasional maupun ditingkat internasional. Guru sebagai pendidik memiliki andil yang besar dalam menentukan arah mutu pendidikan untuk menciptakan insan pendidikan SMK yang berkualitas. Miller (1985:81) mengemukakan bahwa Guru merupakan elemen yang paling penting dalam pendidikan kejuruan. Kualitas pembelajaran peserta didik tidak terlepas dari peranan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai sebagai pendidik yang profesional. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20 dinyatakan bahwa guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya berkewajiban untuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran bermutu, serta menilai dan mengevaluasi pembelajaran. Guru sebelum melakukan kegiatan proses belajar mengajar wajib mempersiapkan terlebih dahulu perencanaan pembelajaran semester/tahunan karena perencanaan pembelajaran merupakan titik tolak awal untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas. Perencanaan pembelajaran harus dibuat sebaik mungkin karena perencanaan yang baik akan membawa hasil yang baik pula. Kemudian pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar harus dijalankan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. 4
Pelaksanaan tugas guru baik dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dari peserta didik diwujudkan dalam bentuk kinerja guru. Kinerja guru merupakan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan (Barnawi dan Arifin, 2012:14). Uno dan Lamatenggo (2012:65) mengemukakan bahwa kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh seorang guru secara optimal dari tugas mengajarnya yang dapat terlihat dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses belajar. Kinerja guru yang baik akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang baik pula. Demikian pula sebaliknya jika kinerja guru tidak baik akan menyebabkan kualitas pembelajaran yang tidak baik pula. Kenyataan dilapangan berdasarkan observasi awal diperoleh informasi dari Wakil Kepala Sekolah dibidang Kurikulum menyatakan bahwa masih banyak guru yang belum melengkapi perencanaan pembelajaran berupa program tahunan, program semester, analisis Standar Kompetensi-Kompetensi Dasar (SK-KD), analisis Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, absen peserta didik, minggu efektif, modul, daftar nilai peserta didik dan jadwal tatap muka meskipun kegiatan pembelajaran telah berlangsung. Sehingga kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran yang sesuai tugasnya belum dapat terwujudkan. 5
Hal ini didukung oleh data tentang hasil perencanaan pembelajaran semester ganjil dan genap 2012/2013 yang menunjukkan masih rendahnya kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran yaitu masih banyak guru adaptif dan normatif yang belum melengkapi perencanaan pembelajaran sebesar 47% dari 36 orang guru, sedangkan pada guru produktif yang belum melengkapi perencanaan pembelajaran sebesar 82,70% dari 52 orang guru. Selanjutnya kenyataan dilapangan berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari beberapa kelas dalam proses pembelajaran terlihat guru tidak mempedomani RPP yang telah dibuat: (1) guru mengabaikan proses apersepsi terhadap peserta didik bahkan langsung kepada tahap penyampaian materi baru, (2) guru cenderung mengabaikan pemberian tes awal pada setiap materi atau bahan yang diajarkan dan hanya melaksanakan tes akhir saja sebagai penilaian dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran. Hal ini menunjukkan rendahnya kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik. Guru dalam melakukan tugasnya harus diiringi oleh iklim kerjasama yang harmonis. Iklim kerjasama yang harmonis dapat tercipta dari hubungan kerja yang baik diantara para guru dalam organisasi sekolah. Iklim kerjasama berperan terhadap perilaku dan peningkatan kerja individu dalam organisasi (Siahaan, 1992:39). Guru akan merasa nyaman dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, saling menghargai, saling mendukung, tidak individualisme atau egoisme dan dapat bekerjasama dengan baik sehingga tidak terbentuk kelompok- 6
kelompok tertentu yang dapat mengganggu kinerja seorang guru dalam melakukan pekerjaannya. Berdasarkan perbincangan dengan para guru dan Wakil Kepala Sekolah dibidang Kurikulum menyatakan bahwa terciptanya suasana kerjasama yang kurang harmonis diantara guru dimana tingginya tingkat persaingan dan rasa individualisme diantara guru-guru. Dengan begitu akan semakin berkurangnya intensitas keakraban guru dalam berbagi pengalaman, dan bertukar informasi serta menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya dalam menjalankan tugas sehingga guru cenderung membentuk kelompok-kelompok tertentu yang dapat mengganggu kenyamanan dalam bekerja. Iklim kerjasama yang kurang harmonis ini perlu disikapi dengan serius dan dicari solusi penyelesaiannya agar kinerja guru dapat meningkat. Disamping iklim kerjasama, kemampuan dan motivasi guru juga sebagai pendorong peningkatkan kinerja seorang guru. Yamin dan Maisah (2010:2) mengemukakan bahwa kemampuan adalah suatu bawaan atau sesuatu yang dapat dipelajari yang memungkinkan seseorang mengerjakan sesuatu. Seseorang yang memiliki kemampuan yang baik akan menjalankan tugasnya dengan baik. Selanjutnya motivasi perlu dimiliki seorang guru, apabila seorang guru termotivasi dalam melakukan tugasnya maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk menghasilkan kinerja yang tinggi (Uno, 2012:65). Dengan kemampuan dan adanya motivasi yang kuat, maka guru akan mampu dan mau berusaha untuk meningkatkan kinerjanya serta peningkatan kualitas belajar peserta didik. 7
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan melalui observasi awal dan informasi dari para guru bahwa rendahnya kemampuan dan motivasi guru dalam melaksanakan pekerjaannya yang ditunjukkan dengan kurangnya pemahaman guru tentang cara membuat perangkat pembelajaran sesuai dengan yang telah ditetapkan dan guru cenderung meniru perangkat pembelajaran guru lain yang mengajar mata pelajaran yang sama. Kurangnya upaya dari guru untuk selalu berusaha mengerjakan apa yang telah ditugaskan kepadanya tanpa mengandalkan teman sejawat terlebih dahulu, yang dianggap memiliki kemampuan lebih dibandingkan dirinya. Selanjutnya etos kerja memiliki peluang besar dalam meningkatkan kinerja. Etos kerja lebih merujuk kepada kualitas kepribadian guru yang tercermin melalui kinerjanya secara utuh dalam berbagai dimensi kehidupannya (Surya, 2004:108). Guru yang memiliki etos kerja yang tinggi akan bekerja penuh kesadaran dan pengabdian, bertanggung jawab serta bekerja sesuai dengan norma-norma yang berlaku sehingga akan meningkatkan kinerjanya. Sedangkan guru yang tidak memiliki etos kerja yang tinggi akan menyelesaikan pekerjaannya tidak tepat waktu dan kurang memiliki kesadaran dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Fenomena di lapangan berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan melalui observasi awal, terlihat beberapa orang guru pada saat pembelajaran berlangsung suka meninggalkan ruang kelas atau workshop misalnya guru sibuk mengobrol dengan teman sejawat maupun melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya berdasarkan informasi dari Wakil Kepala Sekolah dibidang Kurikulum menyatakan bahwa kurangnya 8
kesadaran guru-guru untuk menyerahkan perencanaan pembelajaran tepat waktu yang seharusnya telah diserahkan di awal semester atau memasuki tahun ajaran baru. J ika dibiarkan terus menerus dikhawatirkan akan membudaya di sekolah tersebut dan dapat mengganggu produktivitas kerja para guru. Untuk meningkatkan kinerja guru juga didukung oleh pelaksanaan supervisi. Pelaksanaan supervisi sebagai bantuan, bimbingan, pembinaan dan pengarahan diberikan kepada guru-guru agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran. Kepala sekolah atau pengawas sekolah sebagai supervisor yang secara resmi ditugaskan oleh pemerintah untuk melaksanakan supervisi (Sagala, 2010:94). Dalam menjalankan supervisi, komunikasi dan kerjasama yang baik diantara supervisor dan guru perlu dibina sehingga supervisi dapat dilaksanakan dengan efektif dan tepat sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, kesungguhan supervisor dalam menjalankan tugasnya sangat diharapkan agar dapat meningkatkan kinerja guru. Kenyataan dilapangan berdasarkan perbincangan dengan para guru bahwa komunikasi dan kerjasama belum terbina dan terjalin dengan baik diantara supervisor dan guru yang disupervisi sehingga tujuan pelaksanaan supervisi belum tercapai dengan baik. Disamping itu, kurangnya perhatian supervisor melakukan pendekatan secara pribadi kepada guru sehingga kelemahan dan kelebihan masing-masing guru dalam pembelajaran tidak diketahui secara pasti. J ika hal ini dibiarkan terus-menerus dikhawatirkan akan berdampak pada kinerja guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan. 9
Berdasarkan uraian di atas, faktor-faktor yang diduga ikut berkontribusi terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat adalah iklim kerjasama, kemampuan, motivasi kerja, etos kerja, dan pelaksanaan supervisi. Namun dari beberapa faktor tersebut yang diduga mempunyai kontribusi yang dominan terhadap kinerja guru adalah pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama dan etos kerja. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap: (a) kontribusi pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat, (b) kontribusi pelaksanaan supervisi terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat jika variabel iklim kerjasama dan etos kerjadalam keadaan konstan, (c) kontribusi iklim kerjasama terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat jika variabel pelaksanaan supervisi etos kerja dalam keadaan konstan, (d) kontribusi etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat jika variabel pelaksanaan supervisi dan iklim kerjasama dalam keadaan konstan.
Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kontribusi pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah 88 guru. Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik stratified proportional random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 75 guru. Data penelitian ini 10
diperoleh melalui angket dengan menggunakan model skala Likert. Instrumen dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. Hasil dan Pembahasan 1. Kontribusi Pelaksanaan Supervisi, Iklim Kerjasama, dan Etos Kerja Secara Bersama-sama terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa adanya kontribusi yang signifikan pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja secara bersama- sama terhadap kinerja guru sebesar 83,40%. Adapun sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu: pelaksanaan supervisi memberikan sumbangan sebesar 74,20% terhadap kinerja guru, iklim kerjasama memberikan sumbangan sebesar 2,40% terhadap kinerja guru, dan etos kerja memberikan sumbangan sebesar 6,80% terhadap kinerja guru. Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama dan etos kerja merupakan tiga faktor yang penting dan perlu diperhatikan untuk dapat meningkatkan kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat. Oleh karena itu, guru dalam upaya meningkatkan kinerjanya didukung oleh pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja. Temuan ini menegaskan pendapat Sagala (2010:88), Rusyan (2000:17), dan Hasibuan (2000) mengemukakan bahwa pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama dan etos kerja guru merupakan faktor pendukung keberhasilan guru dalam melakukan kinerjanya. 11
Bersadarkan uraian temuan dan kajian teori yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tinggi rendahnya kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat diprediksi oleh faktor pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja. Ketiga faktor ini memberikan kontribusi yang sangat signifikan. Kemudian kinerja guru ini mesti terus ditingkatkan untuk pencapaian kinerja guru menjadi lebih baik lagi.
2. Kontribusi Pelaksanaan Supervisi terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat Jika Variabel Iklim kerjasama dan Etos Kerja dalam Keadaan Konstan Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa pelaksanaan supervisi memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 42,40% terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat jika variabel iklim kerjasama dan etos kerja
dalam keadaan konstan. Artinya, semakin baik pelaksanaan supervisi maka kinerja guru akan semakin pula, dimana iklim kerjasama dan etos kerja dalam keadaan konstan. Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan supervisi sangat penting untuk diperhatikan dan memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja guru meskipun tanpa adanya interaksi dari iklim kerjasama dan etos kerja. Temuan ini menegaskan pendapat Pidarta (1992:2) dan Hasibuan (2003:184) mengemukakan bahwa pelaksanaan supervisi yang dilakukan supervisor dapat meningkatkan kinerja guru kearah yang lebih baik. J ika supervisor lebih efektif dalam 12
melakukan pensupervisiannya terhadap guru-guru maka kinerja guru akan meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dari temuan hasil analisis dan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi berkontribusi positif terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat jika iklim kerjasama dan etos kerja dalam keadaan konstan. Dengan demikian semakin baik pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh supervisor, maka kinerja guru akan semakin baik pula.
3. Kontribusi Iklim Kerjasama terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat Jika Variabel Pelaksamaan Supervisi dan Etos kerja dalam Keadaan Konstan Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa iklim kerjasama memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 13,40% terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat jika variabel pelaksanaan supervisi dan etos kerja
dalam keadaan konstan. Artinya, semakin baik iklim kerjasama maka kinerja guru akan semakin baik pula dimana pelaksanaan supervisi dan etos kerja dalam keadaan konstan. Hal ini membuktikan bahwa iklim kerjasama yang harmonis diantara guru- guru memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerjanya meskipun tanpa adanya interaksi dari pelaksanaan supervisi dan etos kerja. Temuan ini menegaskan pendapat Siaahan (1992:39), Harjito (2001:78) dan Hasibuan (2003:190) mengemukakan bahwa iklim kerjasama yang harmonis berperan terhadap kinerja guru dalam organisasi untuk mencapai tujuan sekolah. J ika iklim 13
kerjasama yang harmonis tercipta diantara guru-guru maka kinerja guru akan meningkat. Dari temuan hasil analisis dan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa iklim kerjasama memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat jika pelaksanaan supervisi dan etos kerja dalam keadaan konstan. Dengan demikian semakin baik iklim kerjasama diantara guru- guru, maka kinerja guru akan semakin baik pula dalam organisasi untuk pencapaian tujuan sekolah.
4. Kontribusi Etos Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat Jika Variabel Pelaksanaan Supervisi dan Iklim Kerjasama dalam Keadaan Konstan Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa etos kerja memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 21,40% terhadap kinerja jika variabel pelaksanaan supervisi dan iklim kerjasama dalam keadaan konstan. Artinya, semakin baik etos kerja maka kinerja guru akan semakin baik pula dimana pelaksanaan supervisi dan iklim kerjasama dalam keadaan konstan. Hal ini membuktikan bahwa etos kerja memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja guru meskipun tanpa adanya interaksi dari pelaksanaan supervisi dan iklim kerjasama. Temuan ini menegaskan pendapat Surya (2004:108) mengemukakan bahwa etos kerja lebih merujuk kepada kualitas kepribadian yang tercermin melalui kinerja guru secara utuh dalam berbagai dimensi kehidupannya. 14
Etos kerja memberikan dorongan kepada seseorang untuk bekerja lebih semangat dan penuh keyakinan sehingga dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. Dari temuan hasil analisis dan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa etos kerja memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat jika pelaksanaan supervisi dan iklim kerjasama dalam keadaan konstan. Dengan demikian semakin tinggi etos kerja, maka kinerja guru akan semakin tinggi pula.
Simpulan, Implikasi dan Saran Pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat. Hal ini berarti bahwa ketiga prediktor ini perlu lebih diperhatikan untuk meningkatkan kinerja guru. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pelaksanaan supervisi memberikan sumbangan yang lebih besar dibandingkan dengan iklim kerjasama dan etos kerja terhadap kinerja guru. Oleh karena itu, variabel pelaksanaan supervisi lebih diperhatikan dan ditingkatkan agar kinerja guru dapat ditingkatkan pula. Variabel iklim kerjasama dan etos kerja juga tidak boleh diabaikan walaupun hanya memberikan sumbangan lebih sedikit dibandingkan dengan variabel pelaksanaan supervisi. Kepada guru, guru perlu memberikan masukan yang membangun terhadap pelaksanaan supervisi di sekolah dan berusaha aktif dalam mengikuti berbagai pembinaan dan pelatihan yang menunjang dalam meningkatkan kompetensi serta kinerjanya. Kemudian guru juga perlu memperhatikan etos kerjanya, menciptakan 15
kondisi iklim kerjasama yang kondusif untuk menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja. Kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk berupaya lebih baik lagi dalam menemukan faktor-faktor yang dapat membantu meningkatkan kinerja guru misalnya dengan mengoptimalkan pelaksanaan supervisi, memperhatikan etos kerja dan iklim kerjasama dalam mencipta kondisi kerja yang baik serta memperbaiki faktor-faktor yang dapat menyebabkan rendahnya kinerja guru. Kepada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat hendaknya lebih meningkatkan usaha-usaha dalam pencapaian kinerja guru untuk lebih baik lagi. Kepada penelitian lanjutan untuk dapat mengungkapkan faktor-faktor yang ikut berperan terhadap kinerja guru. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk para peneliti lainnya.
Daftar Rujukan
Barnawi dan Arifin, Mohammad. 2012. Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan, Peningkatan, dan Penilaian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Harjito, Dydiet. 2001. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo.
Hasibuan, Malayu S. P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
. 2003. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Miller, Melvin D. 1985. Principles and A Philosophy for Vocational Education. The Ohio State University: Columbus, Ohio.
Peraturan Pemerintah Nomor 19. 2005. Standar Nasional Pendidikan. (Online). http://ebookbrowse.com/1-pp-no-19-tahun-2005-tentang-snp-pdf- d299801087, diakses 9 Januari 2013. Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 16
Rusyan, A. Tabrani dkk. 2000. Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru. Cianjur: CV. Dinamika Karya Cipta.
Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Siahaan, R. 1992. Manajemen Sekolah. Jakarta: Tiga Setangkai.
Surya, M. 2004. Spikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14. 2005. Undang-Undang tentang Guru dan Dosen. [Online]. http://advokat-rsgmitra.com/. Diakses 13 Oktober 2012.
Uno, Hamzah B. 2012. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B dan Lamatenggo, Nina. 2012. Teori Kinerja dan Pengukurangnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Persantunan: Artikel ini diolah dari Tesis Ilmiyati Rahmy Jasril dengan judul Kontribusi Pelaksanaan Supervisi, Iklim Kerjasama, dan Etos Kerja Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat dan ucapan terima kasih kepada Pembimbing I Prof. Drs. Syahron Lubis, M.Ed, Ph.D dan Pembimbing II Drs. Ganefri, M.Pd, Ph.D yang telah membantu memberikan arahan sehingga artikel ini bisa dibuat.