Anda di halaman 1dari 18

KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI, IKLIM KERJASAMA,

DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA GURU


SMK NEGERI 1 SUMATERA BARAT


















ILMIYATI RAHMY JASRIL











PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Wisuda Periode Juni 2013





PERSETUJUAN PEMBIMBING


KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI, IKLIM KERJ ASAMA,
DAN ETOS KERJ A TERHADAP KINERJ A GURU
SMK NEGERI 1 SUMATERA BARAT



Ilmiyati Rahmy Jasril



Artikel ini disusun berdasarkan tesis Ilmiyati Rahmy Jasril untuk persyaratan
wisuda periode Juni 2013 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing


Padang, 27 Mei 2013








1
KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI, IKLIM KERJASAMA, DAN
ETOS KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI 1
SUMATERA BARAT

Ilmiyati Rahmi Jasril
1
, Syahron Lubis
2
, Ganefri
3

Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
FT Universitas Negeri Padang
Email: ieielchadue07@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (a) kontribusi
pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja secara
bersama-sama terhadap kinerja guru; (b) kontribusi pelaksanaan
supervisi terhadap kinerja guru jika iklim kerjasama dan etos kerja
dalam keadaan konstan; (c) kontribusi iklim kerjasama terhadap
kinerja guru jika pelaksanaan supervisi dan etos kerja dalam keadaan
konstan; (d) kontribusi etos kerja terhadap kinerja guru jika
pelaksanaan supervisi dan iklim kerjasama dalam keadaan konstan.
Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Populasi pada penelitian
ini adalah 88 guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat. Teknik penarikan
sampel dalam penelitian ini menggunakan stratified proportional
random sampling. Sampel pada penelitian ini adalah 75 guru. Data
penelitian diperoleh melalui angket menggunakan model skala Likert.
Data dianalisis menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. Hasil
penelitian ini adalah: (a) terdapat kontribusi yang signifikan
pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja secara
bersama-sama terhadap kinerja guru; (b) terdapat kontribusi yang
signifikan pelaksanaan supervisi terhadap kinerja guru jika iklim
kerjasama dan etos kerja dalam keadaan konstan; (c) terdapat
kontribusi yang signifikan iklim kerjasama terhadap kinerja guru jika
pelaksanaan supervisi dan etos kerja dalam keadaan konstan; (d)
terdapat kontribusi yang signifikan etos kerja terhadap kinerja guru
jika pelaksanaan supervisi dan iklim kerjasama dalam keadaan
konstan.

Abstract
The purpose of this study to reveal: (a) contribution of the
implementation of supervision, cooperative climate, and work ethic
together toward the teachers performance; (b) contribution of the
implementation of supervision toward teachers performance if the
cooperative climate and work ethic are on constant state; (c)
contribution of cooperative climate toward teachers performance if
the implementation of supervision and the work ethic are on constant
state; (d) contribution of work ethic toward teachers performance if
2



the implementation of supervision and the cooperative climate are on
constant state. This study was correlational research. The population
of this study was 88 teachers SMK Negeri 1 Sumatera Barat. The
sample selection techniques of this study using stratified proportional
random sampling technique. The sample of this study was 75 teachers.
The data of this study was collected through a questionnaire using
Likert-scale model. The data were analysed using correlation and
multiple regression techniques. The results of this study were: (a)
there was the significant contribution of the implementation of
supervision, the cooperative climate, and the work ethic together
toward the teachers performance; (b) there was the significant
contribution of the implementation of supervision toward the teachers
performance if the cooperative climate and the work ethic are on
constant state; (c) there was the significant contribution of the
cooperative climate toward the teachers performance if the
implementation of supervision and the work ethic are on constant
state; (d) there was the significant contribution of the work ethic
toward the teachers performance if the implementation of supervision
and the cooperative climate are on constant state.
Kata kunci: kontribusi, pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, etos kerja


Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan tersebut generasi muda
dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya agar menjadi manusia
yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional. Dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan
suatu satuan pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan satuan pendidikan kejuruan
tingkat menengah yang berperan aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. SMK
bertujuan untuk menyiapkan tenaga tingkat menengah yang memiliki pengetahuan
3



dan keterampilan serta sikap sesuai dengan spesialisasi kejuruannya yang
dijelaskan pada pasal 26 ayat (3) dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dengan demikian, SMK diharapkan
dapat menciptakan insan pendidikan kejuruan yang berkualitas agar dapat
bersaing baik ditingkat nasional maupun ditingkat internasional.
Guru sebagai pendidik memiliki andil yang besar dalam menentukan arah
mutu pendidikan untuk menciptakan insan pendidikan SMK yang berkualitas.
Miller (1985:81) mengemukakan bahwa Guru merupakan elemen yang paling
penting dalam pendidikan kejuruan. Kualitas pembelajaran peserta didik tidak
terlepas dari peranan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai sebagai pendidik
yang profesional. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) No. 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20 dinyatakan bahwa guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya berkewajiban untuk merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi pembelajaran.
Guru sebelum melakukan kegiatan proses belajar mengajar wajib
mempersiapkan terlebih dahulu perencanaan pembelajaran semester/tahunan
karena perencanaan pembelajaran merupakan titik tolak awal untuk dapat
melaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas. Perencanaan pembelajaran
harus dibuat sebaik mungkin karena perencanaan yang baik akan membawa hasil
yang baik pula. Kemudian pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar
harus dijalankan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
4



Pelaksanaan tugas guru baik dalam merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar untuk dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran dari peserta didik diwujudkan dalam bentuk
kinerja guru. Kinerja guru merupakan tingkat keberhasilan guru dalam
melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya
berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu untuk
mencapai tujuan pendidikan (Barnawi dan Arifin, 2012:14). Uno dan Lamatenggo
(2012:65) mengemukakan bahwa kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh
seorang guru secara optimal dari tugas mengajarnya yang dapat terlihat dalam
kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses belajar. Kinerja guru
yang baik akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang baik pula.
Demikian pula sebaliknya jika kinerja guru tidak baik akan menyebabkan kualitas
pembelajaran yang tidak baik pula.
Kenyataan dilapangan berdasarkan observasi awal diperoleh informasi dari
Wakil Kepala Sekolah dibidang Kurikulum menyatakan bahwa masih banyak
guru yang belum melengkapi perencanaan pembelajaran berupa program tahunan,
program semester, analisis Standar Kompetensi-Kompetensi Dasar (SK-KD),
analisis Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), bahan ajar, absen peserta didik, minggu efektif, modul,
daftar nilai peserta didik dan jadwal tatap muka meskipun kegiatan pembelajaran
telah berlangsung. Sehingga kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran yang
sesuai tugasnya belum dapat terwujudkan.
5



Hal ini didukung oleh data tentang hasil perencanaan pembelajaran semester
ganjil dan genap 2012/2013 yang menunjukkan masih rendahnya kinerja guru
dalam perencanaan pembelajaran yaitu masih banyak guru adaptif dan normatif
yang belum melengkapi perencanaan pembelajaran sebesar 47% dari 36 orang
guru, sedangkan pada guru produktif yang belum melengkapi perencanaan
pembelajaran sebesar 82,70% dari 52 orang guru.
Selanjutnya kenyataan dilapangan berdasarkan pengamatan yang dilakukan
dari beberapa kelas dalam proses pembelajaran terlihat guru tidak mempedomani
RPP yang telah dibuat: (1) guru mengabaikan proses apersepsi terhadap peserta
didik bahkan langsung kepada tahap penyampaian materi baru, (2) guru
cenderung mengabaikan pemberian tes awal pada setiap materi atau bahan yang
diajarkan dan hanya melaksanakan tes akhir saja sebagai penilaian dan evaluasi
pelaksanaan pembelajaran. Hal ini menunjukkan rendahnya kinerja guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar peserta
didik.
Guru dalam melakukan tugasnya harus diiringi oleh iklim kerjasama yang
harmonis. Iklim kerjasama yang harmonis dapat tercipta dari hubungan kerja
yang baik diantara para guru dalam organisasi sekolah. Iklim kerjasama berperan
terhadap perilaku dan peningkatan kerja individu dalam organisasi (Siahaan,
1992:39). Guru akan merasa nyaman dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, saling menghargai, saling mendukung, tidak individualisme atau
egoisme dan dapat bekerjasama dengan baik sehingga tidak terbentuk kelompok-
6



kelompok tertentu yang dapat mengganggu kinerja seorang guru dalam
melakukan pekerjaannya.
Berdasarkan perbincangan dengan para guru dan Wakil Kepala Sekolah
dibidang Kurikulum menyatakan bahwa terciptanya suasana kerjasama yang
kurang harmonis diantara guru dimana tingginya tingkat persaingan dan rasa
individualisme diantara guru-guru. Dengan begitu akan semakin berkurangnya
intensitas keakraban guru dalam berbagi pengalaman, dan bertukar informasi serta
menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya dalam menjalankan tugas
sehingga guru cenderung membentuk kelompok-kelompok tertentu yang dapat
mengganggu kenyamanan dalam bekerja. Iklim kerjasama yang kurang harmonis
ini perlu disikapi dengan serius dan dicari solusi penyelesaiannya agar kinerja
guru dapat meningkat.
Disamping iklim kerjasama, kemampuan dan motivasi guru juga sebagai
pendorong peningkatkan kinerja seorang guru. Yamin dan Maisah (2010:2)
mengemukakan bahwa kemampuan adalah suatu bawaan atau sesuatu yang dapat
dipelajari yang memungkinkan seseorang mengerjakan sesuatu. Seseorang yang
memiliki kemampuan yang baik akan menjalankan tugasnya dengan baik.
Selanjutnya motivasi perlu dimiliki seorang guru, apabila seorang guru
termotivasi dalam melakukan tugasnya maka ia akan berupaya sekuat tenaga
untuk menghasilkan kinerja yang tinggi (Uno, 2012:65). Dengan kemampuan dan
adanya motivasi yang kuat, maka guru akan mampu dan mau berusaha untuk
meningkatkan kinerjanya serta peningkatan kualitas belajar peserta didik.
7



Berdasarkan pengamatan yang dilakukan melalui observasi awal dan
informasi dari para guru bahwa rendahnya kemampuan dan motivasi guru dalam
melaksanakan pekerjaannya yang ditunjukkan dengan kurangnya pemahaman
guru tentang cara membuat perangkat pembelajaran sesuai dengan yang telah
ditetapkan dan guru cenderung meniru perangkat pembelajaran guru lain yang
mengajar mata pelajaran yang sama. Kurangnya upaya dari guru untuk selalu
berusaha mengerjakan apa yang telah ditugaskan kepadanya tanpa mengandalkan
teman sejawat terlebih dahulu, yang dianggap memiliki kemampuan lebih
dibandingkan dirinya. Selanjutnya etos kerja memiliki peluang besar dalam
meningkatkan kinerja. Etos kerja lebih merujuk kepada kualitas kepribadian guru
yang tercermin melalui kinerjanya secara utuh dalam berbagai dimensi
kehidupannya (Surya, 2004:108). Guru yang memiliki etos kerja yang tinggi akan
bekerja penuh kesadaran dan pengabdian, bertanggung jawab serta bekerja sesuai
dengan norma-norma yang berlaku sehingga akan meningkatkan kinerjanya.
Sedangkan guru yang tidak memiliki etos kerja yang tinggi akan menyelesaikan
pekerjaannya tidak tepat waktu dan kurang memiliki kesadaran dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Fenomena di lapangan berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan
melalui observasi awal, terlihat beberapa orang guru pada saat pembelajaran
berlangsung suka meninggalkan ruang kelas atau workshop misalnya guru sibuk
mengobrol dengan teman sejawat maupun melakukan kegiatan lain yang tidak ada
hubungannya dengan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya berdasarkan informasi
dari Wakil Kepala Sekolah dibidang Kurikulum menyatakan bahwa kurangnya
8



kesadaran guru-guru untuk menyerahkan perencanaan pembelajaran tepat waktu
yang seharusnya telah diserahkan di awal semester atau memasuki tahun ajaran
baru. J ika dibiarkan terus menerus dikhawatirkan akan membudaya di sekolah
tersebut dan dapat mengganggu produktivitas kerja para guru.
Untuk meningkatkan kinerja guru juga didukung oleh pelaksanaan
supervisi. Pelaksanaan supervisi sebagai bantuan, bimbingan, pembinaan dan
pengarahan diberikan kepada guru-guru agar dapat meningkatkan kinerjanya
dalam pembelajaran. Kepala sekolah atau pengawas sekolah sebagai supervisor
yang secara resmi ditugaskan oleh pemerintah untuk melaksanakan supervisi
(Sagala, 2010:94). Dalam menjalankan supervisi, komunikasi dan kerjasama yang
baik diantara supervisor dan guru perlu dibina sehingga supervisi dapat
dilaksanakan dengan efektif dan tepat sasaran sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu, kesungguhan supervisor dalam menjalankan
tugasnya sangat diharapkan agar dapat meningkatkan kinerja guru.
Kenyataan dilapangan berdasarkan perbincangan dengan para guru bahwa
komunikasi dan kerjasama belum terbina dan terjalin dengan baik diantara
supervisor dan guru yang disupervisi sehingga tujuan pelaksanaan supervisi
belum tercapai dengan baik. Disamping itu, kurangnya perhatian supervisor
melakukan pendekatan secara pribadi kepada guru sehingga kelemahan dan
kelebihan masing-masing guru dalam pembelajaran tidak diketahui secara pasti.
J ika hal ini dibiarkan terus-menerus dikhawatirkan akan berdampak pada kinerja
guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan.
9



Berdasarkan uraian di atas, faktor-faktor yang diduga ikut berkontribusi
terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat adalah iklim kerjasama,
kemampuan, motivasi kerja, etos kerja, dan pelaksanaan supervisi. Namun dari
beberapa faktor tersebut yang diduga mempunyai kontribusi yang dominan
terhadap kinerja guru adalah pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama dan etos
kerja.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap:
(a) kontribusi pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja secara
bersama-sama terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat, (b)
kontribusi pelaksanaan supervisi terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera
Barat jika variabel iklim kerjasama dan etos kerjadalam keadaan konstan, (c)
kontribusi iklim kerjasama terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat
jika variabel pelaksanaan supervisi etos kerja dalam keadaan konstan, (d)
kontribusi etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat jika
variabel pelaksanaan supervisi dan iklim kerjasama dalam keadaan konstan.

Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kontribusi pelaksanaan
supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri 1
Sumatera Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah 88 guru. Teknik penarikan
sampel pada penelitian ini menggunakan teknik stratified proportional random
sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 75 guru. Data penelitian ini
10



diperoleh melalui angket dengan menggunakan model skala Likert. Instrumen
dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis
menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda.
Hasil dan Pembahasan
1. Kontribusi Pelaksanaan Supervisi, Iklim Kerjasama, dan Etos Kerja
Secara Bersama-sama terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Sumatera
Barat
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa adanya kontribusi yang
signifikan pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja secara bersama-
sama terhadap kinerja guru sebesar 83,40%. Adapun sumbangan masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu: pelaksanaan supervisi memberikan
sumbangan sebesar 74,20% terhadap kinerja guru, iklim kerjasama memberikan
sumbangan sebesar 2,40% terhadap kinerja guru, dan etos kerja memberikan
sumbangan sebesar 6,80% terhadap kinerja guru.
Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama dan
etos kerja merupakan tiga faktor yang penting dan perlu diperhatikan untuk dapat
meningkatkan kinerja guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat. Oleh karena itu, guru
dalam upaya meningkatkan kinerjanya didukung oleh pelaksanaan supervisi,
iklim kerjasama, dan etos kerja. Temuan ini menegaskan pendapat Sagala
(2010:88), Rusyan (2000:17), dan Hasibuan (2000) mengemukakan bahwa
pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama dan etos kerja guru merupakan faktor
pendukung keberhasilan guru dalam melakukan kinerjanya.
11



Bersadarkan uraian temuan dan kajian teori yang telah dikemukakan di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa tinggi rendahnya kinerja guru SMK Negeri 1
Sumatera Barat diprediksi oleh faktor pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan
etos kerja. Ketiga faktor ini memberikan kontribusi yang sangat signifikan.
Kemudian kinerja guru ini mesti terus ditingkatkan untuk pencapaian kinerja guru
menjadi lebih baik lagi.

2. Kontribusi Pelaksanaan Supervisi terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1
Sumatera Barat Jika Variabel Iklim kerjasama dan Etos Kerja dalam
Keadaan Konstan
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa pelaksanaan supervisi
memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 42,40% terhadap kinerja guru
SMK Negeri 1 Sumatera Barat jika variabel iklim kerjasama dan etos kerja

dalam
keadaan konstan. Artinya, semakin baik pelaksanaan supervisi maka kinerja guru
akan semakin pula, dimana iklim kerjasama dan etos kerja dalam keadaan
konstan.
Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan supervisi sangat penting untuk
diperhatikan dan memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja guru
meskipun tanpa adanya interaksi dari iklim kerjasama dan etos kerja. Temuan ini
menegaskan pendapat Pidarta (1992:2) dan Hasibuan (2003:184) mengemukakan
bahwa pelaksanaan supervisi yang dilakukan supervisor dapat meningkatkan
kinerja guru kearah yang lebih baik. J ika supervisor lebih efektif dalam
12



melakukan pensupervisiannya terhadap guru-guru maka kinerja guru akan
meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dari temuan hasil analisis dan pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan supervisi berkontribusi positif terhadap kinerja guru SMK
Negeri 1 Sumatera Barat jika iklim kerjasama dan etos kerja dalam keadaan
konstan. Dengan demikian semakin baik pelaksanaan supervisi yang dilakukan
oleh supervisor, maka kinerja guru akan semakin baik pula.

3. Kontribusi Iklim Kerjasama terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1
Sumatera Barat Jika Variabel Pelaksamaan Supervisi dan Etos kerja
dalam Keadaan Konstan
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa iklim kerjasama memberikan
kontribusi yang signifikan sebesar 13,40% terhadap kinerja guru SMK Negeri 1
Sumatera Barat jika variabel pelaksanaan supervisi dan etos kerja

dalam keadaan
konstan. Artinya, semakin baik iklim kerjasama maka kinerja guru akan semakin
baik pula dimana pelaksanaan supervisi dan etos kerja dalam keadaan konstan.
Hal ini membuktikan bahwa iklim kerjasama yang harmonis diantara guru-
guru memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerjanya meskipun tanpa
adanya interaksi dari pelaksanaan supervisi dan etos kerja. Temuan ini
menegaskan pendapat Siaahan (1992:39), Harjito (2001:78) dan Hasibuan
(2003:190) mengemukakan bahwa iklim kerjasama yang harmonis berperan
terhadap kinerja guru dalam organisasi untuk mencapai tujuan sekolah. J ika iklim
13



kerjasama yang harmonis tercipta diantara guru-guru maka kinerja guru akan
meningkat.
Dari temuan hasil analisis dan pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa iklim kerjasama memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja guru
SMK Negeri 1 Sumatera Barat jika pelaksanaan supervisi dan etos kerja dalam
keadaan konstan. Dengan demikian semakin baik iklim kerjasama diantara guru-
guru, maka kinerja guru akan semakin baik pula dalam organisasi untuk
pencapaian tujuan sekolah.

4. Kontribusi Etos Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Sumatera
Barat Jika Variabel Pelaksanaan Supervisi dan Iklim Kerjasama dalam
Keadaan Konstan
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa etos kerja memberikan
kontribusi yang signifikan sebesar 21,40% terhadap kinerja jika variabel
pelaksanaan supervisi dan iklim kerjasama dalam keadaan konstan. Artinya,
semakin baik etos kerja maka kinerja guru akan semakin baik pula dimana
pelaksanaan supervisi dan iklim kerjasama dalam keadaan konstan.
Hal ini membuktikan bahwa etos kerja memberikan kontribusi yang positif
terhadap kinerja guru meskipun tanpa adanya interaksi dari pelaksanaan supervisi
dan iklim kerjasama. Temuan ini menegaskan pendapat Surya (2004:108)
mengemukakan bahwa etos kerja lebih merujuk kepada kualitas kepribadian yang
tercermin melalui kinerja guru secara utuh dalam berbagai dimensi kehidupannya.
14



Etos kerja memberikan dorongan kepada seseorang untuk bekerja lebih semangat
dan penuh keyakinan sehingga dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih baik.
Dari temuan hasil analisis dan pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa etos kerja memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja guru SMK
Negeri 1 Sumatera Barat jika pelaksanaan supervisi dan iklim kerjasama dalam
keadaan konstan. Dengan demikian semakin tinggi etos kerja, maka kinerja guru
akan semakin tinggi pula.

Simpulan, Implikasi dan Saran
Pelaksanaan supervisi, iklim kerjasama, dan etos kerja secara bersama-sama
maupun sendiri-sendiri berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja guru SMK
Negeri 1 Sumatera Barat. Hal ini berarti bahwa ketiga prediktor ini perlu lebih
diperhatikan untuk meningkatkan kinerja guru. Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan bahwa pelaksanaan supervisi memberikan sumbangan yang lebih besar
dibandingkan dengan iklim kerjasama dan etos kerja terhadap kinerja guru. Oleh
karena itu, variabel pelaksanaan supervisi lebih diperhatikan dan ditingkatkan
agar kinerja guru dapat ditingkatkan pula. Variabel iklim kerjasama dan etos kerja
juga tidak boleh diabaikan walaupun hanya memberikan sumbangan lebih sedikit
dibandingkan dengan variabel pelaksanaan supervisi.
Kepada guru, guru perlu memberikan masukan yang membangun terhadap
pelaksanaan supervisi di sekolah dan berusaha aktif dalam mengikuti berbagai
pembinaan dan pelatihan yang menunjang dalam meningkatkan kompetensi serta
kinerjanya. Kemudian guru juga perlu memperhatikan etos kerjanya, menciptakan
15



kondisi iklim kerjasama yang kondusif untuk menimbulkan rasa nyaman dalam
bekerja. Kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk berupaya lebih baik
lagi dalam menemukan faktor-faktor yang dapat membantu meningkatkan kinerja
guru misalnya dengan mengoptimalkan pelaksanaan supervisi, memperhatikan
etos kerja dan iklim kerjasama dalam mencipta kondisi kerja yang baik serta
memperbaiki faktor-faktor yang dapat menyebabkan rendahnya kinerja guru.
Kepada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat hendaknya lebih
meningkatkan usaha-usaha dalam pencapaian kinerja guru untuk lebih baik lagi.
Kepada penelitian lanjutan untuk dapat mengungkapkan faktor-faktor yang ikut
berperan terhadap kinerja guru. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai
salah satu referensi untuk para peneliti lainnya.

Daftar Rujukan

Barnawi dan Arifin, Mohammad. 2012. Kinerja Guru Profesional Instrumen
Pembinaan, Peningkatan, dan Penilaian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Harjito, Dydiet. 2001. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta:
Raja Grafindo.

Hasibuan, Malayu S. P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Bumi Aksara.

. 2003. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi
Aksara.

Miller, Melvin D. 1985. Principles and A Philosophy for Vocational Education.
The Ohio State University: Columbus, Ohio.

Peraturan Pemerintah Nomor 19. 2005. Standar Nasional Pendidikan. (Online).
http://ebookbrowse.com/1-pp-no-19-tahun-2005-tentang-snp-pdf-
d299801087, diakses 9 Januari 2013.
Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
16




Rusyan, A. Tabrani dkk. 2000. Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru.
Cianjur: CV. Dinamika Karya Cipta.

Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.

Siahaan, R. 1992. Manajemen Sekolah. Jakarta: Tiga Setangkai.

Surya, M. 2004. Spikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani
Quraisy.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14. 2005. Undang-Undang tentang
Guru dan Dosen. [Online]. http://advokat-rsgmitra.com/. Diakses 13
Oktober 2012.

Uno, Hamzah B. 2012. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Uno, Hamzah B dan Lamatenggo, Nina. 2012. Teori Kinerja dan
Pengukurangnya. Jakarta: Bumi Aksara.

Yamin, Martinis dan Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. J akarta: Gaung
Persada Pers.

Persantunan: Artikel ini diolah dari Tesis Ilmiyati Rahmy Jasril dengan judul
Kontribusi Pelaksanaan Supervisi, Iklim Kerjasama, dan Etos Kerja Terhadap
Kinerja Guru SMK Negeri 1 Sumatera Barat dan ucapan terima kasih kepada
Pembimbing I Prof. Drs. Syahron Lubis, M.Ed, Ph.D dan Pembimbing II Drs.
Ganefri, M.Pd, Ph.D yang telah membantu memberikan arahan sehingga artikel
ini bisa dibuat.

Anda mungkin juga menyukai

  • PDF Abstrak
    PDF Abstrak
    Dokumen2 halaman
    PDF Abstrak
    Praditya Cahyanto
    Belum ada peringkat
  • Penaksiran Titik
    Penaksiran Titik
    Dokumen2 halaman
    Penaksiran Titik
    Praditya Cahyanto
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen1 halaman
    Untitled
    Praditya Cahyanto
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen1 halaman
    Untitled
    Praditya Cahyanto
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ergonomi 1
    Tugas Ergonomi 1
    Dokumen5 halaman
    Tugas Ergonomi 1
    Praditya Cahyanto
    Belum ada peringkat
  • Diskusi
    Diskusi
    Dokumen2 halaman
    Diskusi
    Praditya Cahyanto
    Belum ada peringkat