Efek langsung yaitu meningkatkan kekuatan kontraksi jantung (efek inotropik positif). Hal ini
terjadi berdasarkan penghambatan enzim Na
+
, K
+
- ATPase dan meningkatkan arus masuk
ion kalsium ke intrasel yang memacu kontraksi otot jantung. Digoxin dan ouabain bekerja
menghambat enzim Na
+
, K
+
- ATPase pada reseptor di membran sel otot jantung. sehingga
meningkatkan kadar Na+ intrasel, dan ini menyebabkan berkurangnya pertukaran Na+ -
Ca++ selama repolarisasi dan relaksasi otot jantung sehingga Ca2+ tertahan dalam sel, kadar
Ca2+ intrasel meningkat, dan ambilan Ca2+ ke dalam retikulum sarkoplasmik (SR)
meningkat. Dengan demikian, Ca2+ yang tersedia dalam SR untuk dilepaskan ke dalam
sitosol untuk kontraksi meningkat, sehingga kontraktilitas sel otot jantung meningkat.
Kelebihan ion kalsium akan menimbulkan jantung berkontraksi secara spatis. Hal ini berbeda
dengan efek yang ditimbulkan oleh ion kalium, yaitu jantung akan mengembang dan lemah
dan frekuensi denyut menjadi lambat hingga menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan
oleh pengaruh langsung dari ion-ion kalsium dalam membangkitkan proses kontraksi jantung.
Dijelaskan lebih lanjut melalui potensial aksi yang terjadi pada jantung, potensial aksi pada
otot jantung ditimbulkan oleh pembukaan dua macam saluran yakni: (1) saluran cepat untuk
natrium, dan (2) saluran lambat untuk kalsium-natrium. Segera sesudah potensial aksi timbul,
permeabilitas membran otot jantung untuk kalium menurun kira-kira 5 kali lipat. Penurunan
permeabilitas terhadap kalium ini mungkin disebabkan oleh terlalu banyaknya pemasukan
kalsium melalui saluran kalsium. Penurunan permeabilitas terhadap kalium akan sangat
menurunkan pengeluaran ion kalium selama terjadinya gelombang plateau pada potensial
aksi dan oleh karena itu mencegah kembalinya potensial membran ke tingkat istirahat yang
lebih cepat.
Bersarkan Moleculer cell biology karya lodish et all.
Tekanan darah memiliki beberapa faktor yakni: (1) pembuluh darah , berkaitan dengan
ukuran dan elastisitas, dan (2) darah, berkaitan dengan viskositas darah. Pembuluh darah bisa
memiliki ukuran yang kecil ataupun besar. Diibaratkan dengan selang air, semakin kecil
penampang selang air tersebut, maka semakin tinggi tekanan yang ditimbulkan. Begitu juga
yang terjadi pada pembuluh darah. Ion kalsium mempunyai pengaruh kontriksi
(memperkecil) pembuluh darah. Kenaikan konsentrasi ion kalsium menyebabkan
vasokontriksi. Hal ini akibat pengaruh umum kalsium untuk merangsang kontraksi otot polos.
Nifedipine, diltiazem, dan verapamil merupakan antagonis kalsium (calcium channel
blocker). Jika pasien penderita hipertensi diberi salah satu zat antagonis kalsium
menyebabkan pembuluh darah terhambat untuk mengalami kontriksi dengan harapan tekanan
darah menjadi menurun.
Selain itu, antagonis kalsium juga berpengaruh pada kekuatan kontraksi otot jantung.
Keberadaan Na+/K+ ATPase pada membran plasma dari sel jantung, sebagaimana pada sel
tubuh yang lain, membentuk gradien konsentrasi Na+ sangat diperlukan untuk mengeluarkan
Ca2+ melalui Na+ yang berikatan dengan antiporter Ca2+. Sebagaimana dijelaskan
sebelumnya, penghambatan Na+/K+ ATPase oleh obat Ouabain dan digoxin menurunkan
konsentrasi K+ sitosol dan, yang lebih penting, meningkatkan Na+ sitosol. Hasilnya
mengurangi gradien elektrokimia Na+ yang melintasi membran menyebabkan ikatan Na+
terhadap antiporter Ca2+ berfungsi kurang efisien. Hasilnya, sedikit Ca2+ yang dikeluarkan
dan konsentrasi sitosol Ca2+ meningkat, menyebabkan otot berkontraksi lebih kuat. Karena
kemampuan mereka untuk meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung,
penghambat/inhibitor Na+/K+ ATPase digunakan secara luas dalam pengobatan gagal
jantung.