PALANG MERAH INDONESIA Unit Donor Darah Pusat 222 KERANGKA BICARA LATAR BELAKANG DEFINISI DARAH AMAN MEKANISME UJI SARING DARAH PEDOMAN PEMILIHAN REAGEN TINDAK LANJUT HASIL UJI SARING REAKTIF PEMUSNAHAN DARAH PENUTUP 333 LATAR BELAKANG Transfusi darah merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan Semua produk darah harus aman, efektif secara klinis dan kualitasnya konsisten Strategi penyediaan darah aman (WHO): Komitmen dan dukungan pemerintah Donasi sukarela tanpa pamrih Uji saring terhadap semua kantong darah Produksi komponen darah Penggunaan darah yg tepat dan atas indikasi klinis 4 DEFINISI DARAH AMAN Disumbangkan oleh donor yang sehat melalui seleksi donor yang seksama Pengolahan : bebas dari agent yang dapat membahayakan pasien Ditransfusikan hanya jika dibutuhkan dan ditujukan untuk kesehatan dan kebaikan (kenyamanan) pasien Keamanan darah adalah dari vena ke vena 5 Rantai Dasar Transfusi Donor darah Setiap ikatan Pengambilan Kekuatan rantai tersusun atas darah tergantung pada bbrp ikatan kecil kekuatan ikatan yg (yg mrp proses Pengolahan terlemah bukan pada primer). darah ikatan yg terkuat. Uji saring & test Cold chain Kualitas UTD (rantai dingin) dipengaruhi oleh kualitas seluruh ikatan. Transfusi 6 KEBIJAKAN KEAMANAN DARAH Darah berasal dari donor sukarela kelompok resiko rendah melalui seleksi WHA Resolution No. 28.75 PP 7/2011 ttg Pelayanan Darah Permenkes 478/1990 Bab II Pasal 5 Standar Pelayanan Transfusi Darah Pengolahan darah memenuhi standar dan mengikuti perkembangan teknologi Philosophy of Blood Transfusion (WHO) PP 7 / 2011 Permenkes 478 / 1990 Bab II Pasal 6, 7, dan 8 SK Dirjen Yanmedik 1147 / 1991 Kepmenkes 622/1992 Standar Pelayanan Transfusi Darah 7 Aide Memoire WHO, 2002 dan Permenkes 478/1990 Bab II Pasal 9 : Close system on blood transportation Rational use in blood transfusion service (rational and appropriate use of blood) Hemovigillance (suatu sistim untuk memonitor, melaporkan dan menyelidiki reaksi transfusi ) 88 MEKANISME UJI SARING DARAH Tujuan: menjamin keamanan darah Uji saring: Umumnya terhadap Ab (anti-HIV, anti-HCV, TPHA) Bisa juga terhadap Ag (HBsAg) Saat ini sudah tersedia tes kombinasi Ab-Ag Untuk deteksi window periode bisa digunakan NAT (Nucleic Acid Test)tes thd DNA/RNA Syarat kemampuan reagen: Mendeteksi semua individu yg terinfeksi Sensitifitas tinggi (False Negative rendah) 9 Strategi uji saring: Strategi I, reagen dg sensitifitas >99,8%, spesifisitas > 95% (Kepmenkes 241/2009) - Setiap kantong darah diuji saring cukup sekali, dan darah yang reaktif harus dimusnahkan Jaga kerahasiaan hasil A1 A1 REAKTIF A1 NON REAKTIF ANGGAP SEBAGAI POSITIF ANGGAP SEBAGAI NEGATIF 10 PEDOMAN PEMILIHAN REAGEN Sensitifitas tinggi Spesifisitas tinggi Jenis antigen: rekombinan atau peptida sintetik Memiliki kontrol internal Stabilitas reagen tinggi, untuk Rapid sd suhu 30 0 C Mampu mendeteksi mutan virus Reagen telah dievaluasi (LRN atau UDD Pusat) Ada kontrak instalasi alat dan pelatihan tenaga Masa kadaluarsa panjang Format assay: Sandwich (EIA), Lateral Flow/Flow Through (Rapid) 11 Absorbing pad Test zone Control zone Cuvette Flow through/Dot Blot Lateral flow/Chromatografi Kertas nitroselulosa 12 SENSITIFITAS Sensitifitas epidemiologi/ klinikal : Kemampuan assay untuk mendeteksi semua individu yg telah terinfeksi (= setelah mll serokonversi). Sensitifitas analitikal : Kemampuan assay untuk mendeteksi sejumlah kecil analit (mis : Ab), waktu kemunculan tiap jenis Ab sangat berpengaruh, mis. pd inf HIV anti-p24 muncul lebih dulu Jelaslah tidak semua asay mempunyai persamaan sensistifitas analitikal wlp mempunyai sensitivitas epidemiologi yang sama. Sensitifitas = __TP__ x 100% TP+FN 13 SPESIFISITAS Kemampuan assay menentukan individu yang benar- benar seronegatif. Spesifisitas = __TN__ x 100% TN+FP Setiap hasil FP sebaiknya diulang duplikat, jika salah satu hasilnya positif maka tentukan hasil sebagai reaktif. Faktor penyebab FP : Technical error Adanya infeksi lain Hipergamaglobulinemia Multitransfusion 14 PARAMETER UJI SARING PADA DONOR DENGAN INFEKSI HBV AKUT Gambaran serologis, biokimia dan virologis Hepatitis B Akut (Bowden, 2002) * Busch et al (2006), Kleinman et al (2007) WP 1 WP 2 Hr 24* Hr 38* WP 1 WP 2 15 PARAMETER UJI SARING PADA DONOR DG INFEKSI HBV KRONIS Gambaran serologis, biokimia dan virologis Hepatitis B kronis (Bowden, 2002) * Busch et al (2006), Kleinman et al (2007) WP Hr 38,3* Hr 24,6* WP 16 MASALAH UDD : Rutin baru memeriksa HBsAg darah dg WP 1 & WP 2 bisa lolos (UTD DKI: EIA gen 4 dan atau Chemiluminescen) Atas permintaan RS, UDD bisa dilakukan tes DNA HBV WP 2 masih bisa lolos Uji Ulang di RS seharusnya ditujukan pada WP1 & WP 2 WP 1 : dg deteksi DNA HBV WP 2 : dg tes ALT (Taiwan), anti-HBc IgM (Vietnam), anti-HBc total (di negara dg prevalensi infeksi HBV < 2%), anti-HBc dan anti-HBs (Jepang, Amerika, Jerman, Austria) 17 Kombinasi tes anti-HBc total dan atau anti-HBs : Uji anti-HBc dan anti-HBs disarankan kuantitatif Titer anti-HBc rendah dan anti-HBs >100 IU/L darah dianggap aman (Hennig, 2002; Manzini, 2007) Di Indonesia (Soedarmono, 2010): Tes anti-HBc total (+) pd 33,7% darah HBsAg (-) Tes anti-HBs : 70% darah anti-HBc (+) memiliki anti-HBs >100 IU/L Tes DNA HBV : DNA HBV (+) pada 22% darah dengan anti-HBs 10 sd >1.000 IU/L 18 Enzyme linked immunosorbent assays (ELISA) 1st generation sensitivity increase Purified HIV lysates (poor specificity) 2nd generation Recombinant proteins and/or synthetic peptides (poor specificity) 3rd generation or sandwich ELISAs Labelled antigen as conjugate 4th generation or DUO assays Detect Ag and Ab without differentiation 5th generation or DUO assays Detect Ag and Ab with differentiation * Busch et al (2006), Kleinman et al (2007) PARAMETER UJI SARING PADA INFEKSI HIV Hr 15* Hr 5,6* 19 DAMPAK WINDOW PERIODE Darah terinfeksi lolos dari uji saring hasil uji saring False Negative Solusi : dengan melakukan tes NAT Akankah NAT menggantikan tes imunoassay yang ada saat ini dalam uji saring darah ? TIDAK Beberapa persen donor dg antibodi positif menunjukkan hasil NAT negatif. Darah dengan antibodi positif dan NAT negatif masih mungkin mentransmisikan infeksi pada penerima darah. Oleh karena itu NAT tidak akan menggantikan tes serologi Sejauh ini tidak ada satu negara pun menghentikan uji saring serologi untuk HBsAg, Anti HIV dan Anti HCV setelah mereka menerapkan uji saring NAT 20 TINDAK LANJUT HASIL UJI SARING REAKTIF PP 7/2011: Donor harus diberitahu hasil uji saring Diperlukan uji konfirmasi thd hasil uji saring reaktif dan informed consent donor Tes konfirmasi: Bisa digunakan tes Ab atau Ag (P24) Meyakinkan bahwa donor dengan hasil uji saring reaktif adalah benar-benar terinfeksi Reagen harus dg spesifisitas tinggi Contoh: reagensia imunoblot atau tiga jenis reagen dengan perbedaan format dan prinsip strategi 3 21 21 A1 STRATEGI III A1 positif A1 negatif A2 A1 pos, A2 pos A1 pos, A2 neg LAPOR SEBAGAI NON REAKTIF Ulangi A1 & A2 A1 pos, A2 pos A1 neg, A2 neg A3 A1 pos, A2 neg LAPOR SEBAGAI NON REAKTIF A1 pos, A2 pos,A3 pos A1 pos, A2 pos, A3 neg atau A1 pos, A2 neg, A3 pos A1 pos, A2 neg, A3 neg LAPOR SEBAGAI NON REAKTIF LAPOR SEBAGAI INDETERMINATE LAPOR SEBAGAI NON REAKTIF Resiko tinggi Resiko rendah LAPOR SEBAGAI INDETERMINATE Rujuk ke Lab Rujukan Regional/Nasional A1 22 Siapa yang melakukan dan memberitahukan hasil tes konfirmasi ? Lab VCT UDD yang ditunjuk Apa tindak lanjut thd donor dg tes konfirmasi positif ? Dilakukan konseling dan upaya pengobatan UDD memasukkan donor ybs ke dalam daftar cekal permanen Atas biaya siapa tes konfirmasi dan pengobatan ? Biaya pemerintah 23 PEMBUANGAN DARAH Darah dengan hasil uji saring reaktif dan hasil tes konfirmasi positif: Dikumpulkan di UDD yang ditunjuk untuk bahan kontrol eksternal untuk uji evaluasi dan validasi reagen Dimusnahkan Bagaimana cara pemusnahan darah reaktif / positif/kadaluarsa/rusak ? Ideal: dalam incenerator Sentralisasi di insenerator RS Jasa layanan limbah komersial 24 FAKTOR KEAMANAN LAIN Asal donor: DS vs DP Pengambilan darah Pengolahan Penggunaan komponen vs darah lengkap UJi golongan darah Uji silang serasi Penyimpanan Distribusi 25 IMPLEMENTASI: ASPEK DONOR 26 Privasi Anamnesa Cek form kesehatan Menjawab pertanyaan donor Cuci lengan dg sabun 27 28 IMPLEMENTASI: (2) ASPEK PENGOLAHAN DARAH Uji infeksi (HIV, HBV, HCV dan Sifilis) Uji Konfirmasi Golongan Darah 29 (2a) UJI KONFIRMASI GOLONGAN DARAH Dilakukan di laboratorium terhadap golongan ABO dan Rhesus Metoda tube test 30 (2b) PENGOLAHAN KOMPONEN 31 (2c) PENYIMPANAN DARAH Refrigerator 2-6 0 C WB & PRC tahan 35 hr Platelet agitator 20-24 0 C Tahan 3-5 hari Cold room 2-6 0 C Container <-20 0 C Freeze <-20 0 C Plasma tahan 1 tahun Electric generator for back-up 32 Harus sistim tertutup : dari UTD langsung ke BDRS Menggunakan cold box (2d) PENDISTRIBUSIAN DARAH 33 (2f) PERMINTAAN DARAH X V Uji Cocok serasi: 3 Fase mayor, minor, auto : Mayor : Memeriksa ketidak cocokan ok Ab serum pasien dg Ag SDM donor. Minor : Memeriksa ketidak cocokan ok Ab serum donor dg Ag SDM pasien. 34 PENUTUP Keamanan darah ditentukan oleh donor yang sehat, pengolahan darah dan pemberian darah sesuai standar. Kekuatan rantai transfusi terletak pd ikatan terkecil Perkembangan teknologi dan munculnya infeksi-2 baru menuntut perubahan kebijakan keamanan darah. Pelayanan darah = pelayanan publik harus dikerjakan bersama UTD PMI UTD RS harus bekerjasama !!!