Anda di halaman 1dari 3

Allelopati 1

Interferensi
Suatu bentuk interaksi antara gulma dengan tanaman budidaya :
 Kompetisi
 Allelopathy
Definisi Allelopathy
Allelopathy (definition by the International Allelopathy Society in 1996):
Semua proses yang melibatkan metabolit sekunder yang dihasilkan tumbuhan, mikro-
organisme, virus dan jamur dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu
sistem pertanian dan sistem biologis (kecuali hewan)
Sejarah Allelopathy
Fase utama lahirnya allelopathy (Willis, 1996):
 Era of A.P.de Decandolle (1785-1845), eksudasi akar ryegrass (Lolium
temulentum) diduga mengganggu tanaman pertanian . Fenomena disebut “soil
sickness”
 Era S.U.Pickering and U.S.D.A Bureau of Soils (1900-1920s)
 1960s – sekarang

TErjadinya gejala allelopathy pertama sekali didokumentasikan oleh Theophrastus (300


BC), ketika chickpea (Cicer arietinum) mengganggu pertumbuhan gulma di sekitarnya
Meskipun sejarah allelopathy telah dimulai lama sekali, istilah “allelopathy” itu sendiri
belum pernah disebut sampai tahun 1937.

Istilah allelopathy pertama sekali diperkenalkan oleh Professor Hans Molisch (of
Vienna).

Dalam aktivitasnya, allelopathy melibatkan rantai komunikasi kimia (chemical


communication) yang kompleks diantara species tumbuhan (Harborne, 1987)

Allelokimia : metabolit sekunder


Allelokimia adalah semua senyawa yang bersifat allelopathy
 Non-nutrisi
 Hampir semua bersifat inhibitor
 Sebagian kecil bersifat stimulator
 Berasal dari metabolisme karbohidrat, lemak, dan asam amino; ATAU
 Produk sampingan dari proses yang mengarah pada sintesis metabolisme
primer
Asal Allelokimia:
 Lintasan Acetate,
 Lintasan Shikimate, ATAU
 Struktur kimianya berasal dari kombinasi kedua sumber diatas (Einhellig,
1995)
Terlepasnya allelokimia dari tumb donor
 Pencucian (leaching) dari bagian tumb hidup
 Eksudasi akar
 Volatilisasi (penguapan)
 Dekomposisi serasah (residu) tumbuhan
 Aktivitas mikroorganisme
 Praktek pertanian (pencangkulan, pencampuran serasah tanaman kedalam tanah)
(Rice, 1984; Inderjit and Dakshini, 1992; 1994; Inderjit and Keating, 1999).
Faktor pengaruhi aktivitas allelokimia
1. Akseptabilitas plasma membran
 Struktur fisik (dibungkus oleh eksresi cair atau eksresi hidrofilik) dapat
membatasi penetrasi allelokimia mencapai sel target
 Keberadaan enzim-enzim permukaan (peroxidase, aminoxidase, and
protease) dapat mengenali substratnya masing-masing dan merobah
aktivitas enzim tanpa dapat menembus sel target : enzyme sbg
pelindung thd masuknya allelokimia
2. Cekaman (stress) lingkungan
Pengaruh allelokimia terjadi bersamaan dgn kondisi lingkungan yang sub-optimal.
Gabungan kondisi tersebut dapat terjadi secara additive, synergistic or antagonistic.
Cekaman lingkungan (tº, kelembaban, status hara, herbisida, hama, dan penyakit) dapat
memodifikasi status fisiologis tanaman (metabolisme sekunder)

 Water stress dpt [ ] senyawa fenolik


 Rendahnya ketersediaan N di musim panas, menurunkan [ ] senyawa fenolik dlm
tanah
 Tumbuhan sunflower yang alami cekaman hara melepaskan lebih banyak
senyawa fenolik melalui pencucian (leaching)
 Intensitas cahaya pengaruhi produksi senyawa tannins pada bibit muda tomat
 pH tanah mempengaruhi aktivitas senyawa allelokimia melalui gangguan
terhadap kestabilan kimiawinya
 pH rendah: senyawa fenolik cenderung membentuk ikatan hidrogen yang
dicirikan oleh their reversibility and lower strength
 pH>8 : senyawa fenolik dapat membentuk irreversible covalent bonds w/
organic matter
 pH tanah berperan penting karena senyawa-senyawa fenolik butuh proses
oksidasi pada hampir semua aktivitas ekologisnya, dan keadaan
oksidasinya bervariasi bergantung pada kondisi physiochemical
lingkungan, termasuk pH tanah
 Senyawa-senyawa fenolik juga dapat mengalami degradasi biologis dibawah
pengaruh pH dan tekstur tanah.
 Peningkatan pH tanah: meningkatkan aktivitas polyphenol oxidase (suatu
grup enzymes yang berpartisipasi dalam proses degradasi senyawa-
senyawa fenolik)
 Kadar liat dan KTK yang tinggi dapat menurunkan aktivitas enzim
polyphenol oxidase.

!!!!! stress lingkungan dapat meningkatkan atau menurunkan produksi fitotoksin oleh
tumbuhan donor allelokimia.

Pengaruh Fisiologis senyawa allelokimia


 Integritas membran
 Perkecambahan
 Fotosintesis
 Respirasi
 Metabolisme nitrogen & nodulasi akar
 Aktivitas enzym, DAN
 LAINNYA
1. Integritas membran
 Melalui interaksi langsung dgn komponen penyusun membran, ATAU
 Melalui gangguann/kerusakan beberapa fungsi metabolik penting bagi
sistem penjagaan fungsi membran

Membran adalah komponen pertama dari sel yang kontak langsung dengan senyawa
allelokimia. Gangguan dan kerusakan membran dapat menjadi titik awal bagi efek
majemuk dari senyawa allelokimia.
e.g. Benzoic and cinnamic acids:
Kerusakan integritas membran sel dan disfungsi membran pada kedelai melalui
depolarisasi membran sel akar.

 Berkurangnya pengambilan hara


 Banyak K+ and Cl- keluar dari perakaran kedelai karena kebocoran
membran
2. Perkecambahan

Perkecambahan, pemanjangan kecambah dan radikula dapat dipengaruhi oleh senyawa


allelokimia melalui mekanisme yang berbeda:
 Hambatan aktivitas enzim pada proses respirasi
 Gangguan fungsi mitokondria
 Gangguan Plant-water relationship
3. Fotosintesis
Mekanisme :
 Kurangnya fungsi chlorophyll
 Gangguan fungsi stomata
 Gangguan laju transpirasi
 Rx transfer elektron
 Turunnya kandungan klorofil (however, there is a lack of evidence
concerning whether the loss of chlorophyll results from the inhibition of
the chlorophyll biosynthetic pathway or its degradation)

Anda mungkin juga menyukai