Anda di halaman 1dari 31

TUGAS INDIVIDU RESUME

KOSMETOLOGI
SHABRAN HADIQ
70100110105
FARMASI C
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013
TUGAS INDIVIDU RESUME
KOSMETOLOGI
SHABRAN HADIQ
70100110105
FARMASI C
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013
TUGAS INDIVIDU RESUME
KOSMETOLOGI
SHABRAN HADIQ
70100110105
FARMASI C
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013
1
I. Sejarah dan Perkembangan Kosmetik
Kosmetik berasal dari bahasa Yunani, kosmetikos yang berarti keterampilan
menghias, mengatur. Namun, pada perkembangannya, istilah kosmetik telah dipakai oleh
banyak kalangan dan profesi yang berbeda beda sehingga pengertian kosmetik menjadi sangat
luas dan tidak jelas.
Sejak berabad abad yang lalu, kosmetik telah digunakan dan dikenal masyarakat.
Hasil riset serta penyelidikan antropologi, arkiologi, dan etnologi di Mesir dan India
membuktikan adanya pemakaian ramuan seperti bahan pengawet mayat dan salep salep
aromatik, yang dianggap sebagai bentuk awal kosmetik yang kita kenal sekarang ini. Hal ini
menunjukkan perkembangan kosmetik dimasa itu.
Adapun sejarah yang mengatakan bahwa pada awalnya , cara-cara merubah tampilan
ini digunakan oleh para pemburu kuno. Mereka biasanya mengoleskan debu arang dikelopak
bawah mata mereka. Itu berfungsi untuk mengurangi silaunya sinar matahari saat mereka
sedang melakukan perburuan. Dan agar kedatangan mereka tidak mengusik binatang yang
diincarnya, mereka melumuri tubuh mereka dengan air kencing binatang. Nah, dari sini lah awal
terciptanya ide untuk Eyelinear Dan parfum.
Beberapa sejarah tentang kosmetik di berbagai tempat yang ada di belahan dunia,
yaitu :
1. Kosmetik Mesir Kuno
Mengulik Asal Usul Tata Rias Kecantikan dari zaman kuno, Mesir telah menggunakan aneka
kosmetik dalam keseharian mereka, terutama pada kerajaan. Wig, parfum, lipstik dan
eyelinear. Produk terkenal mereka adalah eyelinear yang berfungsi untuk mengurangi silau
mata, mencegah infeksi dan menambah kecantikan mata .
2. Kosmetik di Cina Kuno
Di Chna, kuku dan rambut adalah aset utama yang harus dirawat. Kuku yang bersih, rambut
yang ditata rumit, adalah salah satu ciri khas kosmetik China. Hanya bangsawan China kuno
yang melakukan perawatan demikian. Dan sekarang telah menjadi trend dunia dari
berbagai kalangan.
3. Kosmetik di Yunani dan Romawi
Di Chna, kuku dan rambut adalah aset utama yang harus dirawat. Kuku yang bersih, rambut
yang ditata rumit, adalah salah satu ciri khas kosmetik China. Hanya bangsawan China kuno
yang melakukan perawatan demikian. Dan sekarang telah menjadi trend dunia dari
berbagai kalangan.
4. Kosmetik di Indonesia
Di Indonesia sendiri sejarah tentang kosmetologi telah dimulai jauh sebelum zaman
penjajahan Belanda, namun sayang tidak ada catatan yang jelas mengenai hal tersebut yang
dapat dijadikan pegangan. Namun dari cerita dan legenda Ken Dedes, Dewi Ratih dan roro
Jongrang, dapat diperkirakan adanya usaha dan cara untuk meningkatkan kecantikan
dengan kosmetik tradisional. Sekarang kosmetika dibuat manusia tidak hanya dari bahan
alami saja tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan.
Di Indonesia para putri keraton juga diketahui rajin merawat kulit tubuh dengan ramuan
tradisional. Mereka melakukan perawatan dari dalam dengan mengkonsumsi jamu dan
melakukan lulur untuk merawat kulit tubuh mereka. Bahan tradisional seperti mangir,
telah dikenal memiliki khasiat untuk mengangkat sel kulit mati, memberi keharuman yang
khas dan mencerahkan kulit. Wajar, jika para putri keraton memiliki kulit halus dan cerah.
Perempuan-perempuan bugis terkenal senang merawat kulit dengan memolesi bedak yang
diolah dari tumbuhan seperti sirih, pandan, ginseng dan gambir. Yang paling terkenal
2
adalah bedak sirih dan bedak hitam atau Orang Bugis menyebutnya Bedak Lotong. Ada
banyak metode spa dari belahan dunia, suku Banjar di Kal-Sel terkenal dengan metode spa
khas Banjar yg dikenal dengan sebutan Timung.
Pada tahun 1970 oleh Jellinek, kosmetologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari hukum-hukum fisika, Biologi, maupun mikrobiologi tentang pembuatan,
penyimpanan, dan penggunaan (aplikasi) kosmetik, Selanjutnya di tahun 1997 Mitsui menyebut
kosmetologi sebagai ilmu kosmetik yang baru, yang lebih mendalam dan menyeluruh.
Dari mulai abad ke 19, kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu kosmetik tidak
hanya untuk kencantikan saja, melainkan juga untuk kesehatan, Perkembangan ilmu kosmetik
serta industri secara besar-besaran baru dimaulai pada abad ke-20 ( Wall, Jellinek, 1970 ).
Kosmetik menjadi sebuah alat usaha, Bahkan sekarang dengan kemajuan teknologi , kosmetik
menjadi sebuah perpaduan antara kosmetik dan obat ( Pharmaceutical ), atau yang sering
desebut kosmetik medis (cosmeticals).
Sejak 40 tahun terakhir, industri kosmetik semakin meningkat , Industri kimia
memberi banyak bahan dasar dan bahan aktif kosmetik, Kualitas dan kuantitas bahan biologis
untuk digunakan pada kulit terus meningkat, Banyak para dokter yang terjun langsung dan
meningkatkan perhatian terhadap ilmu kecantikan kulit (cosmetodermatology) , serta
membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan para ahli kosmetik dan ahli
kecanikan, Misalnya dalam hal pengetesan bahan baku atau bahan jadi, dan penyusunan
formula berdasarkan konsepsi dermatologi atau kesehatan.
II. Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar yang membatasi tubuh dari
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial, vital serta bisa mencerminkan
kesehatan dan kehidupan. Keadaan kulit sangat bergantung pada iklim, usia, seks, ras, lokasi
dan perawatan yang telah dilakukan. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang
berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ektoderm
sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang
merupakan suatu lapisan jaringan ikat. Secara anatomi kulit wajah dan seluruh tubuh kita
terbagi dalam 3 lapisan yaitu lapisan epidermis, dermis dan subkutis (subcutaneous tissues).
3
A. Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis adalah terluar kulit yang menyelimuti permukaan tubuh
kita. Lapisan ini terus menerus mengalami pergantian sel, sel yang telah berusia tua
digantikan oleh sel kulit baru. Proses pembentukan sel kulit baru dimulai dari proses
pembelahan sel sampai dengan pelepasan sel diperlukan waktu 14-28 hari, dengan
rincian 14 hari untuk proses pembelahan sel serta diferensiasi (pematangan) dan 14
hari lagi untuk proses pelepasan sel.
Pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah (avaskuler), sehingga nutrisi
untuk sel di lapisan ini sangat tergantung dari kiriman darah di lapisan dermis (lapisan
di bawahnya). Di lapisan epidermis juga tidak terdapat serabut-serabut saraf, namun
banyak terdapat sel-sel langerhans yang berfungsi sebagai perlawanan kulit terhadap
berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Selain itu, epidermis
berfungsi untuk proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin,
pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel
Langerhans).
Lapisan epidermis itu sendiri terbagi dalam 5 lapisan (dimulai dari lapisan
terbawah ke lapisan atas) :
1. Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling luar dan
terdiri atas beberapa lapisan sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan
protoplasma yang berubah menjadi keratin (zat tanduk).
2. Stratum lusidum terdapat langsung dibawah stratum korneum, merupakan
lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein
yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.
3. Stratum granulosum (lapisan keratohialin) merupakan 2 atau 3 lapisan sel-sel
gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. Butir-butir
kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini.
Tampak jelas di telapak tangan dan kaki.
4. Stratum spinosum (stratum malphigi) terdiri atas beberapa lapis sel yang
berbentuk poligonal yang besar nya berbeda-beda karena adanya proses mitosis.
Diantara sel-sel spinosum terdapat pula sel langerhans. Sel-sel stratum spinosum
banyak mengandung glikogen.
5. Stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal.
Berbatasan dermo-epidermal
berbaris seperti pagar.
Merupakan lapisan epidermis
paling bawah. Sel-sel basal ini
mengadakan mitosis dan
berfungsi reproduktif. Lapisan ini
terdiri atas dua jenis sel yaitu :
a. Sel-sel yang berbentuk
kolumnar dengan
protoplasma basofilik inti
lonjong dan besar,
dihubungkan satu dengan yang lain oelh jembatan antar sel.
b. Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan sel berwarna
muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dengan mengandung butir
pigmen.
4
B. Lapisan Dermis
Lapisan yang mempunyai ketebalan empat kali lipat dari lapisan epidermis
(kira-kira 0,25-2,55 mm ketebalannya) tersusun dari jaringan penghubung dan
penyokong lapisan epidermis dan mengikatkannya pada lapisan dalam hipodermis.
Lapisan ini terbagi atas :
1. Lapisan papilari, merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung
yang longgar menghubungkan lapisan epidermis ke lapisan subcutis, banyak
terdapat sel mast dan sel makrofag yang diperlukan untuk menghancurkan
mikroorganisme yang menembus lapisan dermis, tentu saja berfungsi sebagai
pelindung. Di lapisan ini juga terdapat sejumlah kecil elastin dan kolagen. Lapisan
ini berbentuk gelombang yang terjulur kelapisan epidermis untuk memudahkan
kiriman nutrisi kelapisan epidermis yang tidak mempunyai pembuluh darah.
2. Lapisan Retikular, merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung
padat dengan susunan yang tidak merata, disebut lapisan retikular karena banyak
terdapat serat elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu sama
lain menyerupai jaring-jaring. Dengan adanya serat elastin dan kolagen akan
membuat kulit menjadi kuat, utuh kenyal dan meregang dengan baik. Komponen
dari lapisan ini berisi banyak struktur khusus yang melaksanakan fungsi kulit.
C. Lapisan Subkutan
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar
dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di
tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk
regenerasi. Fungsi Subkutis/hipodermis yaitu melekat ke struktur dasar, isolasi panas,
cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah
memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol
suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah
melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai
barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi
kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir,
puting dan ujung jari.
Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit.
Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses
keseimbangan melalui keringat, insessible water loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal.
Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila
temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi
temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat
meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan
vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.
Proses regenerasi kulit saat terjadi setelah luka mengalami tiga fase, yaitu fase
inflamasi, fase proliferasi, dan fase penyudahan.
Fase Inflamasi
Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira hari kelima. Pembuluh
darah yang terputus pada luka akan menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha
menghentikannya dengan vasokontriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus, dan
reaksi hemostatis. Hemostatis terjadi karena trombosit yang yang keluar dari pembuluh
5
darah saling melekat, dan bersama jala fibril yang terbentuk membekukan darah yang
keluar dari pembuluh darah. Sementara itu terjadi proses inflamasi.
Sel mast dalam jaringan akan menghasilkan serotonin dan histamin yang meningkatkan
permeabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi, penyebukan sel radang disertai
vasodilatasi setempat yang menyebabkan udem dan pembengkakan. Tanda gejala klinis
reaksi radang terlihat jelas berupa warna kemerahan karena rubor, dolor, kalor, dan tumor.
Aktivitas seluler yang terjadi adlah pergerakan leukosit menembus dinding pembuluh
darah menuju luka karena daya kemotaksis. Leukosit mengeluarkan enzim hidrolitik yang
membantu dalam mencerna bakteri dan kotoran luka. Limfosit yang muncul ikut memakan
kotoran luka dan bakteri. Fase ini disebut juga fase lamban karena reaksi pembentukan
kolagen baru sedikit dan luka hanya dipertautkan oleh fibrin yang amat lemah.
Fase Proliferasi
Fase ini disebut juga dengan fase fibroplasia karena yang menonjol adalah proses
proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir
minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi
menghasilkan mukopolisakarida, asam aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan
dasar kolagen serat yang akan mempertautkan tepi luka. Pada fase ini serat-serat akan
dibentuk dan dihancurkan kembali untuk penyesuaian diri dengan tegangan pada luka
yang cenderung mengkerut. Pada fase fibroplasia ini, luka dipenuhi sel radang, fibroblast,
dan kolagen, embentuk jarngan kemerahan dengan permukaan yang berbenjol halus yang
disebut jaringan granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri atas sel basal terlepas dari dasarnya
dan berpindah mengisi permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang
terbentuk dari proses mitosis. Proses migrasi hanya terjadi pada daerah yang lebih rendah
dan datar. Proses ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh
luka. Dengan tertutupnya permukaan luka, proses fibroplasia dengan pembentukan
jaringan grnulasi juga akan berhenti dan mulailah proses pematagan.
Fase Penyudahan
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri atas penyerapan kembali jaringan
yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi dan akhirnya perupaan kembali
jaringan yang baru terbentuk. Fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan dan dinyatakan
berakhir kalo semua tanda radang sudah lenyap. Tubuh berusaha menormalkan semua yag
abnormal karena proses penyembuhan. Udem dan sel radang diserap, sel muda menjadi
matang, kapiler baru menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebihan diserap dan
sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada. Selama proses ini dihasilkan jaringan
parut yang pucat, tipis dan lemas serta mudah digerakan dari dasar. Terlihat pengerutan
maksimal pada luka dan perupaan luka kulit mampu menahan regangan. Hal ini tercapai
kira-kira 3-6 bulan setelah penyembuhan.
III. Adneksa Kulit
Adneksa kulit merupakan struktur yang berasal dari epidermis tetapi berubah
bentuk dan fungsinya, terdiri dari kelenjar keringat, kelenjar sebasea, rambut dan kuku.
A. Kelenjar Kulit
Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis. Kelenjar keringat mensekresikan
keringat. Diklasifikasikan ke dalam dua tipe, yaitu kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin.
6
1. Kelenjar Ekrin
Peranan utama dari kelenjar ekrin adalah untuk menurunkan suhu tubuh
melalui penguapan dan menurunkan kenaikan suhu tubuh yang tiba-tiba
diakibatkan dari lingkungan yang panas dan olahraga yang berat. Hal ini dinamakan
thermal perspiration atau keringat thermal yang bertolak belakang dengan keringat
yang dihasilkan dari tekanan psikologikal atau nervous perspiration.
Rata-rata banyaknya kelenjar ekrin adalah sekitar 2,3 juta yang mana
memproduksi lebih dari 1 L keringat per jam dan lebih dari 10 L per hari. Kelenjar
ekrin ditemukan di seluruh tubuh, tapi yang paling sering ada di kepala, kening,
telapak tangan, dan kaki. Kelenjar ekrin berada pada dermis atau jaringan subkutan
dan akan membuka pada permukaan kulit, keringat akan keluar melalui saluran
melewati dermis dan epidermis.
Proses sekresi keringat umumnya sedikit asam dan menurunkan
aktivitas dari bakteri. Kandungan padatan pada keringat dari kelenjar ekrin ada
sekitar 0,3-1,5 wt% dan komponen dasarnya adalah NaCl. Komponen lainnya
meliputi urea, asam laktat, sulfida, ammonia, asam urat, kreatinin, dan asam amino.
2. Kelenjar Apokrin.
Kelenjar apokrin terbatas hanya ada pada beberapa bagian dari tubuh
yang mempunyai rambut (ketiak, pubis, testikel, pudendum, area anal, dan putting).
Seperti halnya dengan kelenjar sebasea, kelenjar apokrin terhubung dengan folikel
rambut. Walaupun terbuka pada permukaan kulit seperti kelenjar ekrin, kelenjar ini
juga membuka pada bagian teratas folikel rambut. Wanita mempunyai lebih banyak
kelenjar apokrin daripada pria.
Suku Negro mempunyai lebih banyak kelenjar apokrin dari suku
Kaukasia, sedangkan orang Jepang mempunyai lebih sedikit kelenjar apokrin dari
suku Kaukasia. Kelenjar apokrin mensekresikan keringat yang sangat kompleks
dikarenakan beberapa sel tercampur ke dalam keringat, tidak seperti keringat yang
dihasilkan oleh kelenjar ekrin, meliputi faktor bau dan materi yang viskos.
Diketahui pula, bakteri pada permukaan kulit mengubah materi organik pada
keringat menjadi bau-bauan. Keringat yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin
bersifat alkalis lemah dan infeksi bakteri dapat dengan mudah terjadi. Sekresi
keringat kelenjar apokrin ini dimulai sejak memasuki masa pubertas, tetapi ada
beberapa hal yang masih belum jelas mengenai komposisi dari keringat kelenjar
apokrin dan apa fungsinya.
Kelenjar ekrin berada di bawah kontrol otonom. Namun kelenjar apokrin
pada umumnya dipengaruhi oleh hormon dan masih belum jelas apakah mereka
dikontrol oleh sistem saraf otonom. Hal yang diketahui adalah struktur dari
kelenjar ekrin menjadi rusak seiring degan usia, terjadinya atropi dari sel sekretori,
7
dan terhambatlah sekresi dari keringat. Sebaliknya, kelenjar apokrin sama sekali
tidak dipengaruhi oleh bertambahnya usia.
B. Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea ditemukan di seluruh permukaan tubuh kecuali di telapak
tangan dan kaki. Ukuran, bentuk, dan penyebaran distribusinya tergantung pada bagian
dari tubuh itu sendiri. Diketahui jumlah yang banyak terdapat pada muka dan kepala
sekitar 800/cm2. Sedangkan, ditemukan relatif sedikit pada lengan dan kaki sekitar
50/cm2. Bagian tubuh yang paling banyak mengandung kelenjar sebasea adalah muka,
kulit kepala, dagu, bagian tengah punggung, ketiak, dan area pubis. Terdapat korelasi
yang dekat antara ukuran dan banyaknya sekresi dari kelenjar ini.
Sel tubuh mengatur perubahan kelenjar sebasea dari basal sel yang belum
terdiferensiasi menjadi sel yang memproduksi minyak atau lipid hingga sel ini mati.
Dengan kata lain, sel dari kelenjar sebasea memproduksi minyak berbarengan dengan
sel kulit mati. Produksi minyak dari kelenjar ini diekskresikan melalui saluran kelenjar
sebasea melewati jalur folikel rambut.
Minyak yang diekskresikan bercampur dengan turunan-turunan lipid lainnya
dari epidermis. Biasanya pada permukaan kulit dipresentasikan sebanyak 0,04-0,05
mg/cm2 lipid. Campuran inilah yang dinamakan skin surface lipids, dan komposisinya
dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Minyak pada permukaan kulit mempunyai fungsi penting. Pada lapisan horny
manusia normal, kelembapan dari minyak pada kulit akan tetap menjaga lapisan horny
untuk tetap aktif mencegah penguapan transpidermal air dari kulit. Minyak ini juga
mencegah masuknya bakteri, substansi berbahaya, serta menjaga hilangnya kandungan
cairan tubuh.
Banyaknya kandungan minyak pada kulit bervariasi tergantung bagian tubuh,
umur, jenis kelamin, cuaca, dan temperatur kulit. Pada manusia, jenis kelamin laki-laki
memiliki lebih banyak kelenjar sebasea dari pada wanita. Selanjutnya, pada embrio dan
bayi baru lahir, kelenjar ini fungsinya distimulasi oleh hormon seks yang diterima dari
ibunya. Kelenjar ini umumnya mengecil dan fungsinya tidak terlalu aktif selama masa
anak-anak. Mereka reaktif kembali ketika memasuki masa pubertas yang distimulasi
oleh hormon seks. Fungsinya kembali menurun ketika memasuki masa tua. Pada awal
masa pubertas, wanita memproduksi lebih banyak sebum daripada pria, namun
kemudian pria yang melampaui. Setelah paruh baya, pada wanita, fungsi dari kelenjar ini
menurun dengan cepat terutama pada masa menopause, tapi pada pria tetap
menunjukkan hasil ekskresi yang tinggi.
8
Aktivitas kelenjar sebasea sebagian besar dipengaruhi oleh hormon. Pada
sebagiannya, hormon pria menyebabkan menaiknya produksi sintesis lipid. Pada
sekarang ini, terdapat opini yang kuat bahwa kelenjar ini tidak di bawah kontrol dari
saraf. Otot penegak rambut adalah otot yang lembut yang terkoneksi dengan akar
rambut di mana akar rambut ini dikontrol oleh sistem saraf otonom. Batang rambut
ditegakkan dari proses kontraksi otot erektor rambut dan sebum pun diekskresikan
secara simultan dari kelenjar sebasea.
C. Rambut
Rambut adalah sesuatu yang keluar
dari dalam kulit dan kulit kepala, rambut tidak
mempunyai syaraf perasa, sehingga rambut
tidak terasa sakit kalau dipangkas. Dengan
adanya rambut, selain berfungsi sebagai
MAHKOTA, juga berfungsi sebagai pelindung
kepala dari panas terik matahari, cuaca dingin.
Rambut membutuhkan penataan dan perawatan
secara teratur supaya rambut tetap sehat, indah,
dan berkilau.
Rambut tumbuh dari akar rambut
yang ada di dalam lapisan dermis kulit dan
melalui saluran folikel rambut keluar dari kulit.
Bagian rambut yang keluar dari kulit dinamakan
batang rambut. Jenis-jenis rambut :
Rambut yang panjang dan kasar di kepala
Rambut yang kasar tetapi pendek berupa alis di atas mata
Rambut yang agak kasar tapi tidak sepanjang rambut di kepala, yaitu pada ketiak
dan sekeliling alat kelamin pada orang yang sudah akil balig
Rambut yang halus pada pipi, hidung, dahi, serta bagian tubuh lainya (kulit lengan,
perut, punggung, dan betis pada wanita).
Ilmu tentang rambut (trichologi) membagi rambut manusia ke dalam dua
jenis, yaitu :
Rambut terminal, yang umumnya kasar, misalnya rambut kepala, alis, rambut
ketiak, dan rambut alat kelamin.
Rambut vellus, yang berupa rambut halus pada pipi, dahi, punggung, dan lengan.
Tetapi karena pada dasarnya semua rambut tumbuh dari akar rambut yang
jenisnya sama, maka rambut vellus dapat menjadi rambut terminal. Pada pria dewasa,
misalnya, kadang-kadang rambut vellus diatas bibir dan di dagu berubah menjadi
rambut terminal berupa kumis dan janggut kasar. Sementara rambut vellus dapat juga
menggantikan rambut terminal, misalnya pada orang yang kepalanya botak, rambut
kepala yang tadinya panjang dan kasar diganti dengan rambut vellus yang halus.
Bagian atau susunan dari Rambut terdiri dari beberapa bagian diantaranya
Ujung Rambut, Batang rambut dan Akar Rambut. Berikut penjelasan singkat bagian dari
rambut :
1. Ujung Rambut, yaitu yang berbentuk runcing terdapat pada rambut yang baru
tumbuh & belum pernah dipotong.
9
2. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diluar kulit, berupa benang-
benang halus terdiri dari keratin / sel-sel tanduk. Jika batang rambut di potong
melintang, maka terlihat tiga lapisan dari luar ke dalam yaitu :
Cuticula / kulit ari / selaput rambut, adalah lapisanlapisan luar, terdiri dari
sel-sel tanduk yang pipih/gepeng dan bening (tembus cahaya) dan tersusun,
bagian bawah menutupi bagian diatasnya. Karena cuticula bening dan tembus
cahaya maka terlihatlah warna dari rambut tersebut. Susunan rambut yang
saling menutupi memungkinkan hasil yang diinginkan dalam penyasakan dan
memudahkan cairan (Zat cair) lebih mudah masuk dalam rambut. Lapisan ini
keras dan berfungsi melindungi rambut dari kekeringan dan masuknya bahan
asing ke dalam batang rambut. Kutikula rambut dapat rusak karena : (1)
gesekan mekanis; misalnya waktu menyasak rambut, dan (2) bahan kimia yang
bersifat alkalis, yang akan membuat rambut kering dan kutikula merenggang
(terbuka) misalnya sampo, keriting rambut dan lain-lain.
Cortex / Kulit rambut, adalah bagian yang berada di tengah (antara cuticula &
medulla) disusun oleh kumpulan semacam benang-benang sangat halus sekali
(tidak dapat dilihat oleh mata hanya dengan mikroskop benda). Benang yang
sangat halus disebut fibril. Fibril terbentuk oleh molekul, molekul fibril
mengandung butiran pigmen melanin. Sel tanduk yang membentuk fibril
mengandung suatu zat belerang/sulfur mempunyai pengaruh reaksi terhadap
obat keriting/cold wave dan obat cat rambut. Molekul-molekul keratin berada
dalam bentuk spiral terdapat ikatan-ikatan yang mempertahankan bentuk
rambut secara tetap (Pengeritingan).
Medula / Sumsum rambut, adalah berupa bagian tengah rambut yang dibentuk
oleh Zat tanduk yang berwujud anyaman. Terdiri dari tiga atau empat lapisan
yang berbentuk kubus, berisikan butir-butir lemak, dan rongga udara.
Penampang melintang rambut lurus berbentuk bundar / lonjong berombak
menebal disatu sisi. Rambut keriting penampang melintangnya tidak menentu
(kadang berbentuk ginjal). Rambut yang lurus tidak memiliki medulla. Rambut
juga berisi sejumlah kecil urea, asam urat, xanthine, kreatin, glikogen, asam
sitrat, asam laktat, dan sejumlah garam mineral serta enzim. Bahan-bahan
tersebut sebagian besar terdapat didalam medulla. Jika rambut berulang-ulang
dicuci dengan air hangat 35o C, sebagian bahan itu akan larut.
10
3. Akar Rambut, yaitu bagian rambut yang berada di dalam kulit dan tertahan di dalam
folikel/ kantong rambut. Akar rambut terletak di dalam lapisan dermis kulit. Akar
rambut dikelilingi oleh pembuluh-pembuluh darah yang memberikan makanan.
Pada saluran folikel rambut bermuara kelenjar sebasea yang mengeluarkan minyak
(sebum) ke batang rambut dan kulit disekitarnya. Normalnya, semakin jauh batang
rambut dari kulit kepala, semakin kering rambut tersebut. Jika produksi sebum
berlebihan, rambut dan kulit kepala akan berminyak (greasy hair atau seborrhea).
Pada akar rambut terlihat otot penegak rambut (arector pilli) yang menyebabkan
rambut atau bulu kuduk berdiri jika kita, misalnya, merasa ngeri. Bagian-bagian
dari akar rambut ialah :
Folikel / Kantung Rambut, adalah suatau saluran yang menyerupai kantong
dan melindungi tunas rambut serta tertanam didalam dermis (lapisan dalam
kulit).
Umbi Rambut, adalah bagian bawah folikel / kantong rambut yang punya mulut
seperti corong memanjang keatas dari lapisan dermis dan berakhir pada
lapisan epidermis. Gunanya untuk menghisap / menyerap udara serta
penimbunan kotoran dan sebum. Umbi rambut merupakan bagian rambut yang
akan terbawa jika rambut dicabut.
Papila Rambut, adalah tempat membuat sel-sel tunas rambut dan tempat
membuat sel-sel pigmen melanin ( Zat warna pada rambut). Papil rambut,
bagian yang akan tertinggal di dalam kulit meskipun rambut dicabut sampai ke
akar-akarnya, sehingga akan selalu terjadi pertumbuhan rambut baru kecuali
jika papil rambut itu dirusak, misalnya dengan bahan kimia atau arus listrik
(elektrolisis).
Rambut tumbuh secara siklis dan ada masanya antara lain :
1. Masa Anagen (Tumbuh)
Rambut tumbuh karena bertambah banyaknya sel-sel umbi rambut secara mitosis,
lamanya 1000 hari dan berlangsung sekitar 2-6 tahun. Tetapi pada keadaan-
keadaan tertentu atau dengan perawatan yang baik, fase anagen dapat
diperpanjang.
2. Masa Katagen (transisi)
Selama masa transisi (katagen), rambut berhenti tumbuh, umbi rambut mengkerut
dan menjauhkan diri dari papil rambut, membentuk bonggol rambut atau rambut
gada (club hair), tetapi rambut belum rontok. Sementara itu, papil mulai
membentuk rambut baru. Ketika rambut baru sudah cukup panjang dan akan
keluar dari kulit, rambut lama terdesak dan rontok. Lamanya masa ini kurang lebih
1 2 minggu.
3. Masa Telogen (istirahat).
Papil Rambut yang mengeriput selama masa katagen akan berkembang kembali.
Umbi rambut baru terbentuk sekeliling papil rambut ini dan rambut baru tumbuh
dibawah Clubbed hair, yang kemudian didorong keluar. Lamanya masa ini adalah 5
6 minggu.
Pertumbuhan rambut dipengaruhi beberapa faktor. Faktor penumbuh itu
antara lain:
1. Hormon
Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan rambut adalah androgen, estrogen,
tiroksin dan kortikosteroid. Kondisi hormon ini harus seimbang, sebab bila salah
11
satu hormon jumlahnya berlebih dapat menyebabkan masalah. Misalnya hormon
androgen berlebihan pada pria, ini akan menyebabkan pertumbuhan rambut lebih
cepat pada janggut, tapi di kepala justru mengalami kebotakan. Sedangkan pada
perempuan, hormon androgen menyebabkan hirutisme. Yaitu penebalan rambut di
daerah tertentu layaknya laki-laki.
2. Vaskularisasi
Peredaran darah yang baik akan mengedarkan nutrisi serta oksigen keseluruh
tubuh, sebab pertumbuhan rambut juga membutuhkan oksigen. Peredaran darah
yang baik dapat diperoleh dengan olahraga teratur, sehingga pasokan nutrisi serta
oksigen akan terpenuhi dengan baik. Jika sudah demikian rambut akan tumbuh
sehat.
3. Nutrisi
Asupan nutrisi juga akan berpengaruh pertumbuhan rambut. Nutrisi yang
berpengaruh adalah protein, sebab kekurangan protein akan menyebabkan rambut
menjadi kusam dan kering. Begitu juga dengan vitamin B12, asam folat dan zat besi
yang bila tidak tercukupi akan menyebabkan rambut rontok.
4. Merokok
Merokok dapat menyebabkan hilangnya Vitamin C yang merupakan komponen
penting dalam menutrisi folikel rambut dan menghilangkan racun dalam tubuh.
Nikotin menyebabkan pembuluh darah menyempit yang menyebabkan nutrisi
susah untuk mencapai kulit dan rambut serta menyebabkan kotoran susah untuk
dihilangkan.
Komponen utama rambut adalah protein. Komponen minor ialah pigmen
melanin, lipid, elemen-elemen kecil, dan air.
1. Komposisi asam amino rambut
Komponen protein utama dari rambut adalah keratin yang kaya sistin. Keratin
dapat disusun dari sekitar 18 jenis asam amino. Tabel 4 menunjukkan
perbandingan komposisi rambut manusia, bulu domba, dan epidermis manusia.
Seperti ditunjukkan, sebuah ciri istimewa komposisi asam amino dari keratin
rambut adalah jumlah sistin yang besar. Dibandingkan dengan bulu domba dan
epidermis manusia, rambut manusia memiliki sekitar 40-50% sistin. Rasio dari
asam amino dasar histidin, lisin, arginin dalam rambut manusia adalah 1:3:10 dan
rasio ini merupakan karakteristiknya. Rambut manusia memiliki komposisi ini
karena berbagai alasan tetapi ada perbedaan struktural. Menurut Robbins, orang
yang memiliki sistin lebih banyak dan ada perbedaan dalam jumlah arginin dan
metionin menurut diet.
2. Pigmen melanin
Pigmen melanin yang di rambut manusia dilaporkan terbentuk kurang dari 3% dari
total.
3. Elemen elemen kecil
Elemen-elemen kecil seperti logam pada rambut adalah tembaga, seng, besi,
mangan, kalsium, magnesium, dan lain-lain. Selain unsur-unsur logam, ada juga
laporan tentang komponen anorganik seperti fosfor dan silikon. Jumlah total dari
elemen-elemen kecil ini dilaporkan sebanyak 0.55-0.94%.
4. Lipid
Kandungan lipid di dalam rambut beragam pada setiap individu tetapi umumnya
berkisar antara 15% sampai 9% dari total. Lipid yang diperoleh dari rambut adalah
12
sama seperti yang berasal dari kulit, mereka diklasifikasikan ke dalam lipid
(eksternal) yang mencapai rambut melalui kelenjar sebasea pada kulit dan lipid
yang terjadi secara internal pada rambut. Menurut hasil Koch et al, biasanya,
hampir tidak ada perbedaan dalam komposisi lemak internal dan eksternal dan
komponen utama adalah asam lemak bebas, lipid netral (lilin, gliserida, kolesterol
dan squalene) telah dilaporkan sama baiknya. Menurut Zahn et al, komponen utama
dari lipid internal adalah lipid terpolarisasi.
5. Air
Rambut dapat menyerap air dan kadar air tergantung pada kelembapan dari
lingkungan sekitarnya. Namun, pada atmosfer 25C dan 65% RH, kadar air rambut
biasanya sekitar 12%-13%.
Jika kita perhatikan berbagai ras didunia ini, kita akan temukan ras yang
umumnya memiliki rambut lurus, seperti orang Cina, dan ras yang berambut keriting,
misalnya orang negro atau orang irian. Bentuk antara keduanya adalah rambut
berombak. Dari segi tipenya, rambut dibagi dalam tiga - tipe besar sebagai berikut :
Tipe Mongoloid, yaitu tipe ras asia atau ras berkulit kuning lainya. Bentuk rambut
lurus, warna hitam, diameter rambut berbentuk bulat.
Tipe Caucasoid, yaitu tipe ras Eropa atau kulit putih lainya. Bentuk rambut
cenderung ikal, berombak hingga lurus, warna rambut pirang hingga kuning
kecoklatan. Batang rambut tidak setebal rambut tipe Mongoloid; diameter rambut
berbentuk oval.
Tipe Negroid, yaitu tipe ras Afrika atau kulit hitam lainya. Bentuk rambut ikal ketat,
warna rambut hitam, pertumbuhan rambut sering tidak beraturan arahnya. Bahkan
di satu batang rambut yang sama sering terdapat tingkat ketebalan dan porositas
yang berbeda.
D. Kuku
1. Anatomi Kuku
a. Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
b. Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi
bagian pinggir dan atas.
c. Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
d. Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
e. Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding
kuku.
f. Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku.
13
g. Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
h. Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi
bagian permukaan lempeng kuku.
i. Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free
edge) menebal.
j. Kutikula ialah stratum komeum yang terbentuk dari lipatan kuku proksimal,
yang lengket dengan lempeng kuku (nail plate). Jari-jari tangan mendapat
vaskularisasi pembuluh darah.
2. Fisiologi dan Fungsi Kuku
Kuku merupakan suatu modifikasi penting dari struktur epidermis,
berupa lempeng pelindung yang transparan dan tersusun oleh gabungan sel-sel
epitel lapisan germinatif (stratum germinativum) dan lapisan Malpighi yang
bersatu.
Kuku yang sudah berkembang dengan baik terbagi menjadi dua bagian,
bagian yang agak besar dan berwarna merah muda karena kaya akan pembuluh
darah dan bagian yang kecil berbentuk seperti bulan sabit pada pangkal kuku,
berwarna putih yang biasa disebut lunulla (artinya: bulan sabit). Lunulla dianggap
sebagai modifikasi stratum granulosum di atas lapisan malphigi (stratum
spinosum). Kelebihan kulit di kanan-kiri kuku disebut kutikula, umumnya dibuang
oleh ahli kecantikan kuku.
Masing-masing kuku tumbuh memanjang di atas dasar yang terdiri atas
lapisan dermis yang sudah mengalami modifikasi, dengan pembuluh darah dan
saraf-saraf perasa yang sangat sensitive.
Pertumbuhan kuku berlangsung terus sepanjang hidup, tetapi pada usia
muda kuku tumbuh lebih cepat dibandingkan pada usia lanjut. Kecepatan
pertumbuhan rata-rata kuku jari tangan kurang lebih 1 mm per minggu, sedangkan
waktu yang dibutuhkan kuku jari tangan untuk tumbuh dari matriks sampai pada
tepi bebas (ujung kuku) sekitar 6 bulan. Kuku pada tangan yang lebih sering
digunakan akan tumbuh sedikit lebih cepat bila dibandingkan pada kuku pada
tangan yang jarang digunakan. Kecepatan pertumbuhan kuku jari kaki adalah
sepertiga dari kecepatan pertumbuhan kuku jari tangan, dan membutuhkan waktu
sekitar 18 bulan untuk tumbuh dari matriks sampai ke ujung kuku.
Kuku tidak memiliki sel hidup. Kuku terdiri dari keratin yang sangat
keras yang dibentuk dari lapisan sel keratin yang terhubung erat. Jika dibandingkan
dengan lapisan tanduk pada kulit, kuku memiliki kandungan lemak yang lebih
rendah yaitu sekitar 0,15-0,75 %. Di sisi lain, kandungan sulfurnya 3 % relatif lebih
tinggi daripada keratin pada kulit. Walaupun bentuk kuku berbeda dengan rambut,
karena komposisi proteinnya sama, asam amino pada kuku sangat mirip dengan
rambut daripada dibandingkan dengan lapisan tanduk pada epidermis. Sedangkan
Nail matrix mengandung melanosit yang memproduksi pigmen melanin. Pigmen
melanin ini hanya terdapat sedikit pada kuku.
Kuku terdiri dari 5-24 % air yang tergantung pada lingkungan eksternal.
Seperti rambut, kuku juga dapat mengabsorpsi dan kehilangan air dengan mudah.
Saat kuku mengabsorpsi air, kuku akan mengembang secara volume dan ketebalan
berubah.
14
Perubahan kekerasan pada kuku disebabkan oleh absorpsi dan
kehilangan air. Sama seperti rambut yang menjadi lebih lunak dengan terjadinya
absorpsi air dan rapuh karena kehilangan air. Kecenderungan kuku untuk mudah
patah merupakan hasil dari gaya hidup kita sehari-hari seperti pada saat mandi dan
mencuci tiap hari.
Kesehatan seseorang juga dapat dilihat dari keadaan kukunya, baik dari
warnanya, tebal tipisnya, garis-garis yang terjadi padanya, dan lain-lain. Terjadinya
garis-garis membujur pada kuku menandakan adanya penyakit-penyakit pada
pembuluh darah.
IV. Kosmetik dan Regulasi Kosmetik
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau
gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan
atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Kosmetik didefinisikan sebagai bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia seperti :
a. epidermis, contoh sediaan perawatan kulit
b. rambut, contoh shampoo, hair conditioner, pewarna rambut
c. kuku, contoh nail color
d. bibir, contoh lipstik
e. organ genital bagian luar, contoh feminine hygiene
f. gigi dan mukosa mulut, contoh pasta gigi, mouth wash
Dan kalau menggunakan kosmetik kita pasti lebih aware daripada menggunakan obat, karena
kalau obat, keberadaan efek samping masih bisa ditolerir tapi untuk kosmetik.
Adapun syarat-syarat kosmetik yang secara umum, diantaranya :
a. Tidak kotor dan rusak.
b. Tidak mengandung bahan beracun yang melampaui batas yang ditetapkan.
c. Tidak terdapat zat renik berbahaya.
d. Tidak menggangu kesehatan manusia.
e. Wadah, pembungkus dan penandaan harus menurut persyaratan.
Pembagian kosmetik, yaitu :
Preparat Bayi
Shampoo Bayi
Lotion Bayi
Bedak Bayi
Cream Bayi
Preparat Mandi
Bath Oil ( Minyak untuk mandi )
Bath Salt ( Garamuntuk mandi )
Preparat Make Up Mata
Pinsil Alis
Eye Liner
Eye Shadow
Mascara
15
Preparat Wangi-Wangian
Parfum
Cologn
Preparat Rambut
Hair Conditioner
Hair Sprey
Hair Straightener
Permanent Wave
Preparat Make Up ( Rias )
Bedak
Rouge ( Pewarna Pipi )
Alas Bedak ( Foundation )
Lipstik
Preparat Kuku
Cat Kuku
Nail Polisher
Nail Cream
Preparat Pewarna Rambut
Hair dye
Hair bleach
Preparat Untuk Kebersihan Badan
Sabun Mandi
Vagina Douche
Deodorant
Preparat Cukur
Shaving Cream / Foam
After Shaving Lotion
Preparat Perawat Kulit
Hand And Body Lotion
Mousturiser
Cold Cream
Depilatory
Preparat Suntan Dan Sunscreen
Suntan Gel / Cream
Sunblock
Preparat Kebersihan Mulut
Pasta Gigi
Obat Kumur-kumur
Berdasarkan tujuan pengguanaannya, kosmetik dibagi sebagai berikut.
Kosmetika Pemeliharaan / Perawatan
Cleansing ( Kosmetik pembersih )
Moisturizing ( Kosmetik pelembab )
Protecting ( Kosmetik pelindung )
Thining ( Kosmetik penipis )
Kosmetika Dekoratif / Rias
Rias Wajah
Rias Rambut
16
Rias Kuku
Rias Bibir
Rias Mata
Kosmetika Pewangi / Parfum
Deodorant dan AntiPerspirant
Preparat cukur
Parfum
Dalam kategori produk obat, dikenal istilah No registrasi atau No. Izin Edar. Jika
suatu produk sudah punya no registrasi atau NIE, jadi kita boleh dong punya asumsi kualitas
serta keamanan produk yang dikeluarkan itu tak cuma dijamin oleh produsen tapi juga dijamin
oleh negara atas sama BPOM, sehingga diperbolehkan untuk diproduks,dijual dan diedarkan di
seluruh wilayah NKRI.
Kalau untuk obat kita kenal istilah No. Reg atau NIE, untuk kosmetik, BPOM
mengeluarkan yang namanya No. Notifikasi. Untuk regulasinya BPOM merujuk ke Agreement of
The ASEAN Harmonized Cosmetic Regulatory Scheme, semacam kesepakatan bersama seluruh
negara ASEAN untuk tujuan tercapainya ASEAN Free Trade Area (AFTA). Kesepakatan ini
mencakup 2 fase: (i) the ASEAN Mutual Recognition Arrangement of Product Registration
Approvals for Cosmetic; dan (ii) the ASEAN Cosmetic Directive (Product Notification). Ditambah
7 dokumen teknis yang mencakup, yaitu :
(Kategori Produk Kosmetik) illustrative list of cosmetic products by category;
(Prosedur dan Ketentuan Registrasi Produk) product registration requirements and
procedures;
(Ketnentuan Pelabelan) common labelling requirements;
a handbook on ingredient listings;
(Pedoman Klaim) common claims guidelines;
(Persyaratan ekspor impor) common import and export requirements;
good manufacturing practice.
17
Adapun dasar hukum tentang kosmetika, yaitu :
UU RI NO 23/1992 TENTANG KESEHATAN
UU RI NO 8/1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
UU RI NO 32/2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
PERDA NO 32/2000 TENTANG STRUKTUR DINKES PROP JATIM
PP 72/1998 TENTANG PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI & ALKES
KEPRES 16/1987 TENTANG PENYERDEHANAAN PEMBERIAN IJIN USAHA INDUSTRI
PERMENKES RI NO :220/Menkes/Per/IX/76 TENTANG PRODUKSI DAN PEREDARAN
KOSMETIKA & ALAT KESEHATAN
PERMENKES NO 220/1976 TENTANG PRODUKSI DAN PEREDARAN KOSMETIKA & ALKES
PERMENKES No: 96/Menkes/Per/1977 TENTANG WADAH, PEMBUNGKUS, PENANDAAN
SERTA PERIKLANAN KOSMETIKA DAN ALAT KESEHATAN
PERMENKES NO 239/1977 TENTANG PERIZINAN PRODUKSI KOSMETIKA & ALKES
PERMENKES No: 140/MenKes/Per/III/1991 TENTANG WAJIB DAFTAR ALAT
KESEHATAN, KOSMETIKA DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA
PERMENKES No: 236/MenKes/X/1977 TENTANG PERIJINAN PRODUKSI KOSMETIKA DAN
ALAT KESEHATAN
PERMENKES 239/MenKes/Per/V/85 TENTANG ZAT WARNA TERTENTU YANG
DINYATAKAN BAHAN BERBAHAYA
PERMENKES 376/1990: TENTANG BAHAN,ZAT WARNA, ZAT PENGAWET, DAN TABIR
SURYA PADA KOSMETIKA
KEPMENKES RI 965/1992 TENTANG CARA PRODUKSI KOSMETIK YANG BAIK (CPKB)
KEPMENKES RI NO: 98/1994 TENTANG PENGESAHAN NASKAH KODEKS KOSMETIKA
INDONESIA EDISI II VOL 1 SEBAGAI PERSYARATAN MUTU BAHAN KOSMETIKA YG
BERLAKU DI INDONESIA
18
Nomor Registrasi Kosmetik sebagai berikut:
Depkes RI/POMCD 10 digit: untuk kosmetika dalam negeri
Depkes RI/POMCL 10 digit: untuk kosmetika import

Keterangan :
1. Digit 1,2 : Kategori
2. Digit 3,4 : Sub Kategori
3. Digit 5,6 : Tahun Pendaftaran (pembacaan dibalik).
4. Digit 7,8,9,10: Nomor Urut Pendaftaran produk di Badan POMPenomoran Registrasi
V. Bahan-Bahan Dalam Kosmetik
Dalam kosmetik, terdapat 2 komponen utama yang sangat umum, yaitu bahan aktif /
berkhasiat dan bahan tambahan / campuran. Pada kosmetik pemeliharaan / perawatan, bahan-
bahannya sebagai berikut.
a. Rambut (Stearalkonium klorida)
Pada umumnya, senyawa ini terdapat dalam sampo dan sabun muka untuk
menciptakan busa, dan senyawa ini relatif aman. Tetapi, interaksi yang lebih lama akan
menyebabkan iritasi dan kekeringan, karena detergen akan membasuh lemak-lemak yang
terdapat pada kulit. (Mehmet C. oz. M.D. 2010; 60)
Mekanisme kerja dari Stearalkonium Chloride, pertama yang harus diperhatikan
bahwa rambut tersusun protein keratin yang bermuatan negative. Dimana ion negative
yang terdapat pada rambut dan ion npositif yang terdapat pada surfaktan kationik
(Stearalkonium Chloride) saling tarik menarik. Ketika rambut kering, akan terbentuk
lapisan film tipis yang menambah bobot rambut. Inilah yang menyebabkan rambut mudah
diatur dan terlihat indah. Lapisan flim ini mencegah terbentuk listrik statis pada rambut
yang bikin rambut berdiri dan tampak tak rapi.
b. Kulit (Triclocarban)
Sabun antibakteri umumnya mengandung triclocarban sebagai bahan aktif.
Sebelumnya, sabun antibakteri diformulasi dengan formaldehid. Ini sangant efektif
digunakan di rumah sakit, tapi, sifat toksik dan daya pengiritasian di kulit sangat tinggi.
Sekarang, sabun cair di formulasi dengan triclosan dengan range maksimum hingga 1 %.
Keamanan pengguanaan triclocarban dan triclosan pada produk sabun cair telah
didiskusikan secara ekstesif oleh the Food and Drug Administration (FDA). (Andre O Barel.
2001; 245-246)
Triclocarban merupkan suatu anilid antiseptik. Ia merupakan bakterostatik yang
membunuh m.o. gram positif tetapi tidak efektif membunuh m.o. gram negatif. Ia dapat
menghambatn pertumbuhan jamur. Digunakan dalam formulasi deodorant dan sabun
sebagai desinfektan pada kulit dan selaput lendir. (Martindale. 2009; 1665)
c. Kuku (Aseton)
Merupakan bahan yang sering digunakan dalam sediaan pembersih cat kuku.
Aseton memiliki sifat dapat melarutkan komponen-komponen yang biasanya terdapat pada
cat kuku, seperti bahan organik, minyak-minyak atsiri, pewarna organik, dan komponen-
komponen lainnya yang dapat larut terhadap aseton sehingga cat kuku dapat terangkat dan
kuku menjadi bersih. (Wikipedia.com)
18
Nomor Registrasi Kosmetik sebagai berikut:
Depkes RI/POMCD 10 digit: untuk kosmetika dalam negeri
Depkes RI/POMCL 10 digit: untuk kosmetika import

Keterangan :
1. Digit 1,2 : Kategori
2. Digit 3,4 : Sub Kategori
3. Digit 5,6 : Tahun Pendaftaran (pembacaan dibalik).
4. Digit 7,8,9,10: Nomor Urut Pendaftaran produk di Badan POMPenomoran Registrasi
V. Bahan-Bahan Dalam Kosmetik
Dalam kosmetik, terdapat 2 komponen utama yang sangat umum, yaitu bahan aktif /
berkhasiat dan bahan tambahan / campuran. Pada kosmetik pemeliharaan / perawatan, bahan-
bahannya sebagai berikut.
a. Rambut (Stearalkonium klorida)
Pada umumnya, senyawa ini terdapat dalam sampo dan sabun muka untuk
menciptakan busa, dan senyawa ini relatif aman. Tetapi, interaksi yang lebih lama akan
menyebabkan iritasi dan kekeringan, karena detergen akan membasuh lemak-lemak yang
terdapat pada kulit. (Mehmet C. oz. M.D. 2010; 60)
Mekanisme kerja dari Stearalkonium Chloride, pertama yang harus diperhatikan
bahwa rambut tersusun protein keratin yang bermuatan negative. Dimana ion negative
yang terdapat pada rambut dan ion npositif yang terdapat pada surfaktan kationik
(Stearalkonium Chloride) saling tarik menarik. Ketika rambut kering, akan terbentuk
lapisan film tipis yang menambah bobot rambut. Inilah yang menyebabkan rambut mudah
diatur dan terlihat indah. Lapisan flim ini mencegah terbentuk listrik statis pada rambut
yang bikin rambut berdiri dan tampak tak rapi.
b. Kulit (Triclocarban)
Sabun antibakteri umumnya mengandung triclocarban sebagai bahan aktif.
Sebelumnya, sabun antibakteri diformulasi dengan formaldehid. Ini sangant efektif
digunakan di rumah sakit, tapi, sifat toksik dan daya pengiritasian di kulit sangat tinggi.
Sekarang, sabun cair di formulasi dengan triclosan dengan range maksimum hingga 1 %.
Keamanan pengguanaan triclocarban dan triclosan pada produk sabun cair telah
didiskusikan secara ekstesif oleh the Food and Drug Administration (FDA). (Andre O Barel.
2001; 245-246)
Triclocarban merupkan suatu anilid antiseptik. Ia merupakan bakterostatik yang
membunuh m.o. gram positif tetapi tidak efektif membunuh m.o. gram negatif. Ia dapat
menghambatn pertumbuhan jamur. Digunakan dalam formulasi deodorant dan sabun
sebagai desinfektan pada kulit dan selaput lendir. (Martindale. 2009; 1665)
c. Kuku (Aseton)
Merupakan bahan yang sering digunakan dalam sediaan pembersih cat kuku.
Aseton memiliki sifat dapat melarutkan komponen-komponen yang biasanya terdapat pada
cat kuku, seperti bahan organik, minyak-minyak atsiri, pewarna organik, dan komponen-
komponen lainnya yang dapat larut terhadap aseton sehingga cat kuku dapat terangkat dan
kuku menjadi bersih. (Wikipedia.com)
18
Nomor Registrasi Kosmetik sebagai berikut:
Depkes RI/POMCD 10 digit: untuk kosmetika dalam negeri
Depkes RI/POMCL 10 digit: untuk kosmetika import

Keterangan :
1. Digit 1,2 : Kategori
2. Digit 3,4 : Sub Kategori
3. Digit 5,6 : Tahun Pendaftaran (pembacaan dibalik).
4. Digit 7,8,9,10: Nomor Urut Pendaftaran produk di Badan POMPenomoran Registrasi
V. Bahan-Bahan Dalam Kosmetik
Dalam kosmetik, terdapat 2 komponen utama yang sangat umum, yaitu bahan aktif /
berkhasiat dan bahan tambahan / campuran. Pada kosmetik pemeliharaan / perawatan, bahan-
bahannya sebagai berikut.
a. Rambut (Stearalkonium klorida)
Pada umumnya, senyawa ini terdapat dalam sampo dan sabun muka untuk
menciptakan busa, dan senyawa ini relatif aman. Tetapi, interaksi yang lebih lama akan
menyebabkan iritasi dan kekeringan, karena detergen akan membasuh lemak-lemak yang
terdapat pada kulit. (Mehmet C. oz. M.D. 2010; 60)
Mekanisme kerja dari Stearalkonium Chloride, pertama yang harus diperhatikan
bahwa rambut tersusun protein keratin yang bermuatan negative. Dimana ion negative
yang terdapat pada rambut dan ion npositif yang terdapat pada surfaktan kationik
(Stearalkonium Chloride) saling tarik menarik. Ketika rambut kering, akan terbentuk
lapisan film tipis yang menambah bobot rambut. Inilah yang menyebabkan rambut mudah
diatur dan terlihat indah. Lapisan flim ini mencegah terbentuk listrik statis pada rambut
yang bikin rambut berdiri dan tampak tak rapi.
b. Kulit (Triclocarban)
Sabun antibakteri umumnya mengandung triclocarban sebagai bahan aktif.
Sebelumnya, sabun antibakteri diformulasi dengan formaldehid. Ini sangant efektif
digunakan di rumah sakit, tapi, sifat toksik dan daya pengiritasian di kulit sangat tinggi.
Sekarang, sabun cair di formulasi dengan triclosan dengan range maksimum hingga 1 %.
Keamanan pengguanaan triclocarban dan triclosan pada produk sabun cair telah
didiskusikan secara ekstesif oleh the Food and Drug Administration (FDA). (Andre O Barel.
2001; 245-246)
Triclocarban merupkan suatu anilid antiseptik. Ia merupakan bakterostatik yang
membunuh m.o. gram positif tetapi tidak efektif membunuh m.o. gram negatif. Ia dapat
menghambatn pertumbuhan jamur. Digunakan dalam formulasi deodorant dan sabun
sebagai desinfektan pada kulit dan selaput lendir. (Martindale. 2009; 1665)
c. Kuku (Aseton)
Merupakan bahan yang sering digunakan dalam sediaan pembersih cat kuku.
Aseton memiliki sifat dapat melarutkan komponen-komponen yang biasanya terdapat pada
cat kuku, seperti bahan organik, minyak-minyak atsiri, pewarna organik, dan komponen-
komponen lainnya yang dapat larut terhadap aseton sehingga cat kuku dapat terangkat dan
kuku menjadi bersih. (Wikipedia.com)
19
d. Rongga Mulut (Fluoride)
Secara umum fluoride bekerja dalam tiga cara untuk mencegah karies. Fluoride
menurunkan kecepatan pembentukan lesi karies dengan menghambat proses
demineralisasi. Meningkatkan resistensi enamel terhadap serangan asam dan
meningkatkan proses remineralisasi dengan bereaksi denganhydroxypatite untuk
membentuk fluoropatite. Fluoride yang tersedia dalam jumlah banyak akan menghambat
metabolisme bakteri.
Sodium fluoride digunakan untuk mencegah karies gigi dan dapat digunakan
untuk meningkatkan kepadatan tulang pada osteoporosis. Sodium fluoride digunakan
sebagai sumber fluoride dalam nutrisi parenteral total. Kandungan sodium fluoride
biasanya dinyatakan dalam hal fluoride, 2,2 mg sodium fluoride setara dengan sekitar 1 mg
fluoride. Setiap g menyediakan sekitar 23,8 mmol natrium dan fluoride. Untuk karies gigi
profilaksis, natrium fluoride digunakan sebagai tambahan untuk diet dan kebersihan mulut.
Ini mungkin membuat enamel gigi lebih tahan terhadap asam, mempromosikan
remineralisasi, atau mengurangi produksi asam mikroba. (Martindale. 2009; 1963)
Untuk kosmetik dekoratif, bahan-bahan yang digunakan antara lain :
a. Rambut (D & C Red No.22)
Memberi warna pada rambut. Pewarna ini hanya digunakan untuk pewarnaan semi
permanent.
b. Kuku (Nitro Selulosa)
Memberi efek mengkilat pada kuku pada sediaan cat kuku.
c. Wajah / Make-Up (Talk)
Talk merupakan komponen utama dari bedak wajah. Dalam beberapa formulasi dapat
mengandung talk 70-75%.
d. Parfume (Minyak Mawar)
Merupakan minyak atsiri yang biasa digunakan sebagai bahan untuk pembuatan farfume
atau pengaroma pada sediaan topikal kosmetik.
Bahan-bahan tambahan yang biasa digunakan yaitu surfaktan, emolien, pengawet,
pengikat, astringen, dispersan / humektan, pembentuk gel, pewangi, pewarna, antioksidan, dan
solven / pelarut
1. Surfaktan
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan
gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan
campuran yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan, yang
bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda
molekulnya. Surfaktan anionik, surfaktan yang bagian alkilnya terikat suatu anion.
Contohnya garamalkana sulfonat, garamolefin sulfonat. Surfaktan kationik, surfaktan yang
bagian alkilnya terikat suatu kation. Contohnya garamalkil trimethil amonium,
garamdialkil-dimethil amonium, garamalkil dimethil benzil amonium. Surfaktan nonionik,
surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Contohnya ester gliserin, ester
sorbitan, ester sukrosa, polietilena alkil amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol
amina, dialkanol amina dan alkil amina oksida. Surfaktan amfoter, surfaktan yang bagian
alkilnya mempunyai muatan positif dan negatif. Contohnya asam amino, betain, fosfobetain.
2. Emolient
Emolien adalah bahan-bahan yang digunakan untuk mencegah atau mengurangi
kekeringan, sebagai perlindungan bagi kulit. Dari sudut biokimia, kekeringan merupakan
ukuran dari kandungan air kulit, dan aksi emollient merupakan fenomena yang
20
berhubungan dengan konservasi air. Contoh emolient yg biasa digunakan ialah lanolin,
minyak-minyak seperti olive oil, dll.
3. Pengawet
Bahan pengawet digunakan untuk meniadakan pengaruh kuman-kuman terhadap
kosmetika, sehingga kosmetika tetap stabil tidak cepat kadaluwarsa. Bahan pengawet yang
aman digunakan biasanya yang bersifat alami. Bahan pengawet untuk kosmetika dapat
menggunakan senyawa asam benzoat, alkohol, formaldehida dan lain-lain. Jenis pengawet
kimia biasanya jenis-paraben, propilenglikol, benzalkonium, dll.
4. Pengikat
Zat Pengikat, adalah zat/bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam formula kosmetik
bentuk padat untuk mencegah terjadinya kohesi. Contoh : Sellulosa, Kalsium stearat, dll
5. Astringen
Merupakan bahan pengencang yang mempunyai daya untuk mengerutkan dan menciutkan
jaringan kulit. Bahan pengencang biasanya menggunakan zat-zat yang bersifat asam lemah
dalam kadar rendah, alkohol dan zat-zat khusus lainnya.
6. Humektan
Humektan merupakan bahan aktif dalam kosmetik yang ditujukan untuk meningkatkan
kandungan air pada permukaan kulit terluar. Bahan-bahan yang termasuk ke dalam
humektan terutama adalah bahan-bahan yang bersifat higroskopis yang dapat digunakan
secara khusus untuk tujuan melembabkan kulit. Contoh humektan adalah gliserin.
7. Pembentuk Gel
Sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur berbentuk jaringan (jala) yang
merupakan bagian penting dari sistem gel. Termasuk dalam kelompok ini adalah: gom
alam, turunan selulosa, dan karbomer.
8. Pewangi
Zat Pewangi, adalah zat atau campuran zat yang dapat digunakan pada sediaan kosmetik
untuk memberikan aroma wangi pada sediaan tersebut. Contoh : Menthol. Untuk produk
kosmetik wangi-wangian, zat pewangi dapat pula berfungsi sebagai bahan aktif. Misalnya
Parfum.
9. Pewarna
Zat Warna, adalah zat atau campuran zat yang dapat digunakan pada sediaan kosmetik
untuk mewarnai sediaan. Zat warna ini dapat pula digunakan sebagai bahan aktif dengan
tujuan untuk melapisi luar tubuh manusia dengan atau tanpa bantuan zat lain. Misalnya
produk kosmetik seperti Lipstick, Eyeshadow, dan Blush on.
10. Antioksidan
Zat Antioksidan, adalah zat/bahan yang ditambahkan untuk mencegah oksidasi dari
sediaan. Contoh : vitamin E, Vitamin C, dll.
11. Solvent / Pelarut
Solvent atau pelarut adalah bahan yang berfungsi sebagai zat pelarut seperti air, alkohol,
eter, dan minyak. Bahan yang dilarutkan dalam zat pelarut terdiri atas 3 bentuk yaitu padat
misalnya garam, cair misalnya gliserin dan gas misalnya amoniak.
Jenis-jenis bahan berbahaya di kosmetik dan efeknya di tubuh kita, diantaranya :
1. Merkuri
Merkuri, raksa, atau timbal umumnya disalahgunakan sebagai produk pemutih. Padahal,
efek samping merkuri salah satunya adalah hiperpigmentasi, yaitu munculnya bintik hitam
pada kulit. Merkuri termasuk logam berat berbahaya meskipun digunakan dalam
konsentrasi kecil. Pemakaian merkuri dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari
21
perubahan warna kulit, iritasi kulit, kerusakan permanen pada susunan saraf, otak, ginjal,
dan gangguan perkembangan janin. Paparan merkuri jangka pendek pada dosis tinggi
menyebabkan muntah-muntah, diare, bahkan kerusakan ginjal. Merkuri merupakan zat
yang bersifat karsinogenik (suatu zat yang dapat mencetuskan kanker) pada manusia.
2. Asam Retinoat
Selain itu, bahan yang sering disalahgunakan dalam kosmetik anti jerawat adalah asam
retinoat atau tretinoin. Zat ini mendorong pengelupasan kulit dan pori yang tersumbat.
Penggunaan asam retinoat dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, dan memiliki
efek teratogenik, yaitu menimbulkan kecacatan pada janin. Tretinoin dapat menyebabkan
gejala serius yang disebut sindrom asam retinoat (retinoic acid syndrome). Suatu sindrom
yang ditandai dengan demam, kesulitan bernafas, sakit pada bagian dada, terdapatnya
cairan di sekitar paru-paru dan jantung, serta hipoksia (kekurangan oksigen). Penggunaan
asam retinoat hanya diperbolehkan sebagai pengobatan (di bawah pengawasan ketat
dokter dan apoteker), namun tidak sebagai kosmetik.
3. Rhodamin
Bahan lain temuan BPOM adalah pewarna merah k10 (rhodamin B) dan merah k3 sebagai
pewarna dalameye shadow dan blush on. Pewarna ini merupakan zat warna sintetis yang
umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil, atau tinta. Zat warna merah k10 dan
merah k3 merupakan zat yang bersifat karsinogenik. Rhodamin dalam konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan kerusakan hati.
4. Hidroquinon
Penggunaan hidroquinon sebagai zat aktif dalam kosmetik yang diperbolehkan adalah 2%.
Hidrokuinon mengurangi pembentukan melanosom (granul pigmen melanin) di sel pigmen
kulit. Sediaan krim hidrokuinon dapat mengandung natrium metabisulfit yang dapat
menyebabkan reaksi alergi serius. Efek samping yang dapat ditimbulkan akibat
penggunaan hidrokuinon yang berlebihan meliputi rasa terbakar, gatal, kulit kering, atau
alergi pada kulit yang terkena kontak, bahkan perubahan warna kulit.
VI. Pengujian Kosmetik
Dewasa ini kosmetik digunakan oleh ratusan juta pemakai, maka demi kepentingan
produsen dan konsumen, produsen hendaknya menghilangkan kemungkinan terjadinya efek
merusak kosmetik terhadap kulit, baik berupa iritasi maupun alergi.
21
perubahan warna kulit, iritasi kulit, kerusakan permanen pada susunan saraf, otak, ginjal,
dan gangguan perkembangan janin. Paparan merkuri jangka pendek pada dosis tinggi
menyebabkan muntah-muntah, diare, bahkan kerusakan ginjal. Merkuri merupakan zat
yang bersifat karsinogenik (suatu zat yang dapat mencetuskan kanker) pada manusia.
2. Asam Retinoat
Selain itu, bahan yang sering disalahgunakan dalam kosmetik anti jerawat adalah asam
retinoat atau tretinoin. Zat ini mendorong pengelupasan kulit dan pori yang tersumbat.
Penggunaan asam retinoat dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, dan memiliki
efek teratogenik, yaitu menimbulkan kecacatan pada janin. Tretinoin dapat menyebabkan
gejala serius yang disebut sindrom asam retinoat (retinoic acid syndrome). Suatu sindrom
yang ditandai dengan demam, kesulitan bernafas, sakit pada bagian dada, terdapatnya
cairan di sekitar paru-paru dan jantung, serta hipoksia (kekurangan oksigen). Penggunaan
asam retinoat hanya diperbolehkan sebagai pengobatan (di bawah pengawasan ketat
dokter dan apoteker), namun tidak sebagai kosmetik.
3. Rhodamin
Bahan lain temuan BPOM adalah pewarna merah k10 (rhodamin B) dan merah k3 sebagai
pewarna dalameye shadow dan blush on. Pewarna ini merupakan zat warna sintetis yang
umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil, atau tinta. Zat warna merah k10 dan
merah k3 merupakan zat yang bersifat karsinogenik. Rhodamin dalam konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan kerusakan hati.
4. Hidroquinon
Penggunaan hidroquinon sebagai zat aktif dalam kosmetik yang diperbolehkan adalah 2%.
Hidrokuinon mengurangi pembentukan melanosom (granul pigmen melanin) di sel pigmen
kulit. Sediaan krim hidrokuinon dapat mengandung natrium metabisulfit yang dapat
menyebabkan reaksi alergi serius. Efek samping yang dapat ditimbulkan akibat
penggunaan hidrokuinon yang berlebihan meliputi rasa terbakar, gatal, kulit kering, atau
alergi pada kulit yang terkena kontak, bahkan perubahan warna kulit.
VI. Pengujian Kosmetik
Dewasa ini kosmetik digunakan oleh ratusan juta pemakai, maka demi kepentingan
produsen dan konsumen, produsen hendaknya menghilangkan kemungkinan terjadinya efek
merusak kosmetik terhadap kulit, baik berupa iritasi maupun alergi.
21
perubahan warna kulit, iritasi kulit, kerusakan permanen pada susunan saraf, otak, ginjal,
dan gangguan perkembangan janin. Paparan merkuri jangka pendek pada dosis tinggi
menyebabkan muntah-muntah, diare, bahkan kerusakan ginjal. Merkuri merupakan zat
yang bersifat karsinogenik (suatu zat yang dapat mencetuskan kanker) pada manusia.
2. Asam Retinoat
Selain itu, bahan yang sering disalahgunakan dalam kosmetik anti jerawat adalah asam
retinoat atau tretinoin. Zat ini mendorong pengelupasan kulit dan pori yang tersumbat.
Penggunaan asam retinoat dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, dan memiliki
efek teratogenik, yaitu menimbulkan kecacatan pada janin. Tretinoin dapat menyebabkan
gejala serius yang disebut sindrom asam retinoat (retinoic acid syndrome). Suatu sindrom
yang ditandai dengan demam, kesulitan bernafas, sakit pada bagian dada, terdapatnya
cairan di sekitar paru-paru dan jantung, serta hipoksia (kekurangan oksigen). Penggunaan
asam retinoat hanya diperbolehkan sebagai pengobatan (di bawah pengawasan ketat
dokter dan apoteker), namun tidak sebagai kosmetik.
3. Rhodamin
Bahan lain temuan BPOM adalah pewarna merah k10 (rhodamin B) dan merah k3 sebagai
pewarna dalameye shadow dan blush on. Pewarna ini merupakan zat warna sintetis yang
umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil, atau tinta. Zat warna merah k10 dan
merah k3 merupakan zat yang bersifat karsinogenik. Rhodamin dalam konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan kerusakan hati.
4. Hidroquinon
Penggunaan hidroquinon sebagai zat aktif dalam kosmetik yang diperbolehkan adalah 2%.
Hidrokuinon mengurangi pembentukan melanosom (granul pigmen melanin) di sel pigmen
kulit. Sediaan krim hidrokuinon dapat mengandung natrium metabisulfit yang dapat
menyebabkan reaksi alergi serius. Efek samping yang dapat ditimbulkan akibat
penggunaan hidrokuinon yang berlebihan meliputi rasa terbakar, gatal, kulit kering, atau
alergi pada kulit yang terkena kontak, bahkan perubahan warna kulit.
VI. Pengujian Kosmetik
Dewasa ini kosmetik digunakan oleh ratusan juta pemakai, maka demi kepentingan
produsen dan konsumen, produsen hendaknya menghilangkan kemungkinan terjadinya efek
merusak kosmetik terhadap kulit, baik berupa iritasi maupun alergi.
22
A. Uji In Vitro
1. Tes Pembengkakan Kolagen.
Menggunakan lembaran kolagen seluas 1 cm 2 yang diinkubasi selama 24 jam pada
suhu 50
o
C dengan larutan dari kosmetik yang akan diuji. Kolagen ditimbang beratnya
sebelum dan sesudah pemaparan untuk menentukan nilai pembengkakan. Nilai
pembengkakan yang besar menunjukkan peningkatan iritasi yang dihasilkan oleh
produk tersebut
2. Tes Kenaikan pH
Nilai pH dari larutan diukur dengan indikasi bahwa kenaikan nilai pH menandakan
peningkatan tingkat iritasi produk.
3. Tes Zein
Dengan menggunakan protein yang tidak larut dalam larutan berair hingga
terdenaturasi oleh surfaktan dalam produk yang mengiritasi. Lebih banyak protein yang
terlarutkan maka tingkat iritasi produk juga besar.
B. Uji pada hewan
1. Tes Potensi Iritasi pada Kulit
a. Draize Test
Mengevaluasi potensi iritasi bahan kimia pada binatang dengan memakai
kelinci albino
Tes dilakukan dengan tekhnik Patch Test pada kulit kelinci yang dilukai dan
pada kulit yg utuh
Minimal binatang yang di test 6 ekor, bulunya dicukur
Bahan yang akan dites diletakkan pada bahan berbentuk segi empat
Bahan yang dites untuk cairan: 0,5 ml untuk bahan padat/setengah padat: 0,5
g. Bahan padat dilarutkan pada larutan yang sesuai
Seluruh badan kelinci dibungkus dengan bajan elastis selama 24 jam.
Bahan diangkat dan hasil dievaluasi, diulang setelah 72 jam
Tes ini bukan untuk produk akhir (barang jadi)
b. FCAT
Memilih bahan kimia berdasarkan reaksi imun (kekebalan)
Variant i.d test: bahan dimasukkan ke FCA sehingga konsentrasi akhir emulsi 5-
50%. Untuk perbandingan, bahan yang akan dilarutkan, dicairkan dengan
larutan yang sesuai (mis: air, acetone)
Dua kelmpok guinea pig (marmut), setiap kelompok berjumlah 8-10 ekor. Satu
kelompok sbg eksperimen dan yang lain sebagai kontrol
Bahan yang akan di tes (0,1 ml) disuntikkan intradermal ke sisi kanan bagian
dalam binatang ekspermen setiap hari ke2, dengan total 5 kali. Binatang
kontrol disuntik dengan 0,1 ml FCA saja. Empat dari binatang diuji efek toksik
bahan setelah 1 kali pemakaian topikal dengan langsung memberikan
konsnetrasi 100%, 30%, 10%, dan 3% ke sisi kiri binatang. Tempat aplikasi
dibiarkan terbuka, reaksi pada kulit idnilai setelah 24 jam. Iritasi yang terkecil
adalah warna kemerahan [aling seidkit 25% dari binatang dalam kel
eksperimen. Nilai noniritan maksimal diberikan pada konsentrasi tertinggi yg
tidak menimbulkan rekasi apapun
Tes ini untuk menentukan kapasitas sensitisasi bahan
23
Tes dinyatakan alergik bila 1 dari 8 binatang eksperimen menunjukkan rekaksi
alergi
FCAT bukan untuk produk jadi
Lebih sensitif daripada Draize Test dan Buhler Test
c. Guinea Pig Maximization
Merupakan uji in vivo untuk mengetahui zat penyebab sensitisasi kulit manusia
(alergen).
Pertama kali diusulkan oleh B. Magnusson dan Albert Kligman tahun 1968
Untuk mendeteksi kapasitas suatu bahan yang menyebabkan sensitisasi
langsung pada marmut.
Tes ini sangat baik untuk mengenal bahan-bahan yang menyebabkan
kontak alergi.
Diberikan intradermal pada hewan coba
Menggunakan adjuvant,
d. Buhler Test
Tes ini banyak keuntungannya, kurang menimbulkan iritasi, hanya
menimbulkan sedikit kesan positif yang palsu
Diberikan secara intradermal
Digunakan sebagai penyaringan pertama untuk produk jadi
e. Open Epicutaneous Test
Tes ini digunakan untuk contoh bahan-bahan kimia, campuran-campuran dan
produk-produk jadi, efek sensitisasi, dan iritasi.
2. Tes Potensi Iritasi pada Mata
a. Produk-produk yang harus dites:
Kosmetik mata : maskara, eye-shadow, eye-liner, eye make-up remover, dan
lain-lain .
Kosmetik wajah : foundation, blusher, face powder, lipstick, dan lain-lain.
Kosmetik lain : nail cosmetics, hair care product, body lotion, dan lain-lain.
b. Tanda iritasi pada mata : merah, bengkak, sakit, panas ( erythema, edema, pain,
heat)
c. Tes yang dilakukan : DRAIZE EYE IRRITATION TEST pada kelinci albino, karena
mata kelinci lebih sensitif daripada mata manusia.
d. Iritasi pada mata karena bahan kimia dapat dites pada bagian mata :
conjuctiva, iris, dan cornea.
e. Reaksi yang timbul : conjuctiva ( eythema, edema), iris ( hyperamia), cornea
(opacity)
f. testing substances on rabbits might not predict the effects on humans
3. Phototoxicity
a. Iritasi non-immunologis yang berhubungan dengan cahaya dan terjadi setelah kulit
dikenai cukup cahaya.
b. Respon kulit menyerupai kulit terbakar berlebihan.
c. Bisa disebabkan oleh zat kimia yang masuk ke dalam kulit dnegan pemberian
topikal atau mungkin mellaui sirkulasi sistemik atau parenteral.
4. Toleransi Test terhadap Detergen dalam Shampo
a. Guinea Pig Skin Irritation Test (Non Occlusive)
Digunakan 5 ekor marmut
24
Produk diaplikasikan setiap hari selama 4 hari pada sisi badan marmut
1 gr dari bahan diaplikasikan ke area 4x4 cm tanpa dibilas
Ketebalan kulit diukur dengan micrometer
Evaluasi dilakukan pada hari ke 1, 2 ,3 dan 4
b. Rabbit Skin Irritation Test (Occlusive)
Digunakan kelinci: satu sisi badan dilukai, sisi yang lain utuh
Satu aplikasi dilakukan dengan occlusive bandage
1 gram bahan diaplikasikan tanpa dibilas pada area seluas 4 x 4 cm
Kemerahan dievaluasi pada jam ke-24 dan 48
c. Rabbit Eye Irritation Test
Digunakan kelinci.
Bahan langsung diberikan ke mata binatang tanpa dibilas.
Kerusakan pada korne, iris, dan konjungtiva dinilai setelah 2 jam dan hari ke- 1,
2, 3, 4, dan 7 setelah aplikasi.
5. Commedogemity
Observasi timbulnya pembesaran poripori dan hiperkeratosis dari folikel
minyak dan dibandingkan dengan kontrol
Hasil dinilai dengan angka 0 = negatif sampai dengan 5 = hebat.
Highly Comedogenic (level 4 - 5)
Acetylated Lanolin
Algae Extract
Algin
Butyl Stearat
Moderately Irritating
BHA
Benzaldehyde
Benzoic Acid
Camphor
C. Uji pada Manusia
1. Patch Test
Untuk memeriksa kepekaan kulit terhadap suatu bahan dan untuk mendiagnosis
penyakit kulit
Digunakan untuk memeriksa kepekaan kulit terhadap suatu bahan
Memfiksasi dan melekatkan bahan-bahan pada kulit dengan sepotong kertas filter
WHATMAN yang melekat di kertas aluminium foil yang satu sisinya telah dilapisi
polyethylene film.
Umumnya di kulit blakang tubuh. Tester ditempel selama 48 jam. Setelah itu,
diangkat, dan tempat yang di tes diberi tanda
Hasil dinilai 15 & 30 menit setelah pengangkatan, diulangi setelah 24 jam
Bahan yang akan dites harus dicairkan ke tingkat yang tidak menimbulkan reaksi
pada orang yang tidak sensitif.
Konsentrasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan iritasi hebat, sedangkan
konsentrasi yang terllau rendah akan tidak menimbulkan respon.
2. Open Test
Merupakan uji keamanan produk akhir sebelum dipasarkan.
25
Bahan langsung diaplikasikan 2-3 kali sehari ke area yang sama pada lengan
bawah selama 2 hari, dan reaksi yang terjadi langsung dinilai.
Reaksi yang positif menandakan bahwa reaksi Patch Test tersebut adalah karena
alergi, sedangkan jika hasil negatif, tidak menghilangkan kemungkinan alergi.
3. Iritasi pada Mata
Dengan memakai produk jadi untuk meneliti potensi iritasi pada mata.
Dilakukan pemeriksaan setiap minggu oleh dermatologis dan/atau oph-
thalmologist
4. Phototoxicity
Tes ini cukup aman karena hanya sebagian kecil daerah yang dites dan dapat
dilakukan di daerah lengan dan belakang tubuh, sehingga daerah wajah dapat di
hindari.
Tes ini menimbulkan dermatitis setempat yang mudah sembuh.
5. Test Iritasi untuk Sabun dan Detergen
a. Chamber Test
Digunakan 80% larutan, dengan melarutkan potongan sabun di air dan
dipanaskan berlahan-lahan. Bila dingin, larutan akan menjadi pasta. Dengan
memanaskannya 40
0
C, pasta itu akan cair kembali
Cairan yang akan diuji dioleskan ke kulit lengan bawah bagian dalam
Dnegan teknik occlusive digunakan Duhring Chambers, dengan volume 0,1 ml
6-8 chamber difiksasikan di lengan bawah dengan gulungan pita yang berpori
Pertama2, dioleskan selama 24 jam, lalu larutan yang baru diaplikaskan ke
kulit yang sama 6 jam sehari selama 4 hari
Reaksi kulit dinilai hari ke -8 sesudah aplikasi pertama.
b. Wash Test
1. Antecubital Wash Test
Sepotong kapas dilembabkan dengan air hangat
Busa dibuat di tempat sabun, lalu kulit dicuci selama 1 menit dengan
kapas yang diberi busa
Sesudah dibilas ringan, prosedur diatas diulang selama 1 menit lagi
Busa ditinggalkan dikulit selama 2 menit lalu dibilas bersih
Kulit dikeringkan dengan handuk
Dilakukan tes yg sama dgan bahan yg sama di daerah antecubital lain
untk perbandingan
2. Facial Wash Test
Kedua belah pipi dicuci-sama seperti wash test-kecuali bahwa busa
segera dibilas setelah pipi dicuci dnegan sabun selama 2 menit
Reaksi di kulit dinilai 30 menit.
c. Scarification Test
Untuk menilai kerusakan jaringan yang sebenarnya
Tanpa stratum corneum sebagai penghalang
Tes dilakukan pada sekelompok sabun dan detergent bar, dibedakan dengan
kulit yg utuh
Sesudah kulit dilukai dgan jarum halus, produk dengan konsentrasi 0,1% dan
1,5% diaplikasikan dnegan sistem occlusive selama 3 hari ke bagian dalam
lengan bawah 10 sukarelawan
26
Reaksi dinilai pada hari terakhir dnegan nilai: 0 = negatif, 4+ = kemerahan
hebat dengan nekrosis
6. Commedogemity
Dilakukan langsung pada wajah.
Dipilih remaja yang telah menderita jerawat atau mudah mengidap jerawat
Penilaian hasil tes inikurang objektif
7. Uji Sensoris
Tes sensoris merupakan tes terakhir dalam rangkaian tes kosmetik pada manusia
karena hanya mengandalkan penilaian dari stimuli sensoris. Tes sensoris dilakukan
dengan menggunakan relawan yang memberikan penilaian subjektif, yakni memberi
penilaian untuk perasaan terbakar, vasodilatasi dan gatal.
D. Uji Stabilitas Kosmetik
Ketidak stabilan fisika sediaan ditandai dengan adanya pemucatan warna atau munculnya
warna, timbul bau, perubahan atau pemisahan fase, pecahnya emulsi, pengendapan
suspensi, perubahan konsistensi, pertumbuhan kristal, terbentuknya gas dan perubahan
fisik lainnya. Gejala-gejala yang menjadi indikator kerusakan emulsi :
Creaming
Flokulasi
Koalesens
Inversi
Parameter-parameter uji kestabilan fisik :
Organoleptis
Viskositas
Ukuran Partikel
pH
1. Pemeriksaan Umum
a. Uji Stabilitas terhadap Temperature
b. Uji Stabilitas terhadap Cahaya
Outdoors (sunlight) exposure test
Inside (artificial light) exposure test
Flourescent light exposure test
2. Uji Stabilitas yang Dipercepat
a. Temperature and humidity combination test
b. Cyclical temperature test
c. Stress test
Centrifugal separation method
Vibration test
Drop Test
Load test
27
VII. Kosmetik Pemeliharaan / Perawatan
Adapun pembagian dari kosmetik pemeliharaan / perawatan, yaitu :
Cleansing ( Kosmetik pembersih )
Emoliens ( Kosmetik pelembab )
Protecting ( Kosmetik pelindung )
Thining ( Kosmetik penipis )
A. Cleansing (Kosmetik Pembersih)
Kosmetik pembersih merupakan salah satu jenis kosmetik yang digunakan
untuk mengeluarkan berbagai zat yang tidak berguna pada bagian tubuh kita, misalnya
pada kulit, rambut, dan lainnya. Kosmetika pembersih dapat digunakan untuk perawatan
sehari-hari maupun perawatan secara berkala. Kosmetika pembersih dibuat dengan bahan-
bahan yang dapat mengangkat kotoran yang bersifat lemak atau minyak maupun debu. Ada
4 macam Kosmetik Pembersih yaitu :
1. Pembersih dengan bahan dasar cair : air adalah pelarut yang baik untuk sebagian
besar zat atau kotoran yang menempel pada kulit. Air mudah didapat dan murah
harganya sehingga penggunaanya dalam kosmetik sangat efisien dan efektif.
2. Pembersih dengan bahan dasar minyak : Minyak merupakan bahan pembersih yang
mempunyai beberapa kelebihan dibanding pembersih lain, dapat membersihkan
kotoran yang larut dalam minyak dan tidak menyebabkan kulit kering dan kasar.
3. Pembersih dengan bahan dasar padat : Bahan dasar padat digunakan sebagai
pembersih bila mampu untuk mengabsorbsi kotoran yang ada dikulit.
4. Pembersih yang bersifat mekanis dengan bantuan penggosokkan.
Berdasarkan bentuknya, kosmetika pembersih dibedakan menjadi 4 macam
bentuk, yaitu minyak, krim, cairan kental (emulsy), dan batang.
B. Emoliens (Kosmetik Pelembab)
Kosmetik pelembab merupakan kosmetik yang berfungsi untuk
mempertahankan struktur dan fungsinya. Umumnya kosmetik pelembab terdiri dari
berbagai minyak nabati, hewan maupun sintesis yang dapat membentuk lemak permukaan
kulit buatan untuk melenturkan lapisan kulit yang kering dan kasar, dan mengurangi
penguapan air dari sel kulit tidak dapat mengganti seluruh fungsi dan kegunaan kulit
semula. Adapun tipe-tipe kosmetik pelembab, diantaranya adalah :
1. Kosmetik pelembab berdasarkan lemak
Kosmetik pelembab tipe ini sering disebut moisturizer atau moisturizing cream. Krim
ini membentuk lapisan lemak tipis di permukaan kulit, sedikit mencegah penguapan
air kulit, serta menyebabkan kulit menjadi lembab dan lembut.
2. Kosmetik pelembab berdasarkan gliserol atau humektan sejenis
Preparat jenis ini akan mengering dipermukaan kulit, membentuk lapisan yang
bersifat higroskopis, yang menyerap uap air dari udara dan mempertahankannya di
permukaan kulit. Preparat ini membuat kulit tampak lebih halus dan mencegah
dehidrasi lapisan stratum corneum kulit.
C. Protecting (Kosmetik Pelindung)
Kosmetik pelindung adalah kosmetik yang dikenakan pada kulit yang sudah
bersih dengan tujuan untuk mempertahankan kondisi kulit sebaik-baiknya dan untuk
melindungi kulit dari berbagai pengaruh lingkungan yang dapat merugikan kulit.
Menurut tujuan spesifikasinya, kosmetik pelindung dapat dibagi dalam
kelompok berikut.
28
1. Preparat yang melindungi kulit dari bahan-bahan kimia.
2. Preparat untuk melindungi kulit dari debu, kotoran, bahan pelimas, dll.
3. Preparat untuk melindungin kulit dari benda fisik yang membahayakan kulit.
4. Preparat yang melindungi kulit dari luka secara mekanis.
5. Preparat untuk mengusir serangga agar tidak mendekati kulit.
D. Thining (Kosmetik Penipis)
Tujuan utama pemakaian kosmetika penipis/ pengampelas kulit adalah untuk
mengangkat atau membuang (peeling) sel-sel kulit yang sudah mati pada lapisan tanduk
kulit agar tidak menumpuk. Penumpukan sel-sel kulit yang mati ini akan mengakibatkan
terjadinya penebalan kulit dan penyumbatan pori-pori kulit yang dapat berakibat lebih
jauh berupa terjadinya jerawat.
VIII. Kosmetik Dekoratif
Kosmetika yang dibuat dan digunakan untuk merias atau memperindah kulit.
Biasanya dibuat dengan berbagai macam warna dan aroma. Persyaratat untuk kosmetik
dekoratif antara lain adalah, warna yang menarik, bau harum yang menyenangkan, tidak
lengket, Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau, dan tidak merusak atau mengganggu kulit.
Kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu :
1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaiannya
sebentar, misalnya bedak, lipstik, pemerah pipi, eye shadow, dan lain-lain.
2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama baru luntur,
misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, dan pengeriting rambut.
Kosmetika dekoratif pada umumnya terdiri dari :
1. Bedak dasar ( Foundation)
Foundation adalah kosmetika yang mengandung foundation cream dan bubuk bedak.
Kosmetika ini berguna untuk melindungi kulit dan berfungsi sebagai penolak sinar
matahari.Disamping itu, dapat menyehatkan kulit dan melembabkan kulit jika kulit kering.
Bentuk foundation antara lain padat (pancake),cair (liquid), krim (Crim), dan stik/batang
(stick).
2. Bedak (Face Powder).
Bedak dapat berbentuk bedak bubuk (face powder).Disamping sebagai kosmetika riasan,
bedak juga dapat melindungi kulit dari sinar matahari. Bedak dipakai sebagai sentuhan
terakhir setelah pemakaian alas bedak.
3. Cat bibir
Adalah cat warna bibir yang dapat berbentuk batangan (stick),krim, atau cair, dimana yang
paling dikenal adalah berbentuk batangan (lipstick).
4. Pemerah pipi (rouge/blush on)
Pemerah pipi dapat berbentuk krim dan bubuk dengan warna yang mencolok, umumnya
merah sampai coklat. Pemerah pipi ini dipakai pada kedua belah pipi diluar bedak agar pipi
nampak kemerah-merahan (bersemu merah) sehingga nampak sehat dan segar.
5. Pewarna kelopak mata (Eye Shadow)
Pewarna kelopak mata dapat berbentuk krim, bubuk, padat, dan cairan berguna untuk
mewarnai kelopak mata.
6. Pembuat garis mata (Eyeliner)
Bentuk eyeliner antara lain padat, pensil dan cair. Kosmetika ini mengandung lemak dan zat
pewarna. Berfungsi untuk mempertegas garis mata pada tepi kelopak mata atas dan bawah.
29
7. Maskara
Berguna untuk mewarnai bulu mata agar lebih tegas, lebih panjang dan lentik.
Dalam kosmetik dekoratif, zat pewarna memegang peranan sangat besar. Zat warna
untuk kosmetik dekoratif berasal dari berbagai kelompok :
1. Zat warna alam yang larut.
Zat ini sekarang sudah jarang dipakai dalam kosmetik. Sebetulnya dampak zat alam ini
pada kulit lebih baik dari pada zat warna sintetis, tetapi kekuatan pewarnaanya relatif
lemah, tak tahan cahaya, dan relatif mahal. Misalnya carmine zat warna merah yang
diperoleh dari dari tubuh serangga coccus cacti yang dikeringkan , klorofil daun-daun hijau,
henna yang diekstraksi dari daun Lawsonia inermis, carotene zat warna kuning.
2. Zat warna sintetis yang larut.
Zat warna sintetis pertama kali disintetis dari anilin, sekarang benzena, toluena, anthracene
yang berfungsi sebagai produk awal bagi kebanyakan zat warna. Sifat-sifat zat warna
sintetis yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Intensitas harus kuat sehingga jumlah sedikit pun sudah memberi warna.
b. Harus bisa larut dalam air, alkohol, minyak, atau salah satunya. Yang larut air untuk
emulsi O/W dan larut minyak untuk emulsi W/O. Yang larut air hampir selalu juga
larut dalam alkohol encer, gliserol, dan glikol. Yang larut minyak juga larut dalam
benzena, karbon tetraklorida, dan pelarut organik lainnya, kadang-kadang juga dalam
alkohol tinggi. Tidak pernah ada zat warna yang sekaligus larut dalam air dan minyak.
c. Sifat yang berhubungan dengan pH. Beberapa zat warna hanya larut dalam pH asam,
lainnya hanya dalam pH alkalis.
d. Kelekatan pada kulit atau rambut. Daya lekat berbagai zat warna pada kulit dan
rambut barbeda-beda. Terkadang kita memerlukan daya lekat besar seperti cat
rambut, namun terkadang kita menghindarinya misalnya untuk pemerah pipi.
e. Toksisitas. Yang toksis harus dihindari, tetapi ada derajat keamanannya.
3. Pigmen alam.
Pigmen alam adalah pigmen warna pada tanah yang memang terdapat secara alamiah,
misalnya aluminium silikat, yang warnanya tergantung pada kandungan besi oksida atau
mangan oksidanya (misalnya kuning, coklat, merah bata, coklat tua). Zat warna ini murni,
sama sekali tidak berbahaya, penting untuk mewarnai bedak-krim dan make-up sticks.
Warnanya tidak seragam, tergantung asalnya, dan pada pemanasan kuat menghasilkan
pigmen warna baru.
4. Pigmen sintetis.
Besi oksida sintetis sering menggantikan zat warna alam. Warnanya lebih intens dan lebih
terang. Pilihan warnanya antara lain kuning, coklat sampai merah, dan macam-macam
violet. Pigmen sintetis putih seperti zinc oxida dan titanium oxida termasuk dalam
kelompok zat pewarna kosmetik yang terpenting. Zinc oxida tidak hanya memainkan satu
peran dalam pewarnaan kosmetik dekoratif, tetapi juga dalam preparat kosmetik dan
farmasi lainnya.
Adapun jenis kosmetik dekoratif untuk rambut, diantaranya :
1. Hair brilliantine
Briliantine adalah kosmetika berupa larutan encer atau kental, lembek dan padat,
mengandung lemak atau minyak, sehingga menjadikan rambut berkilau dan licin.
2. Hair Sparay
Hair spray adalah kosmetika yang digunakan pada rambut untuk mempertahankan bentuk
tataan rambut agar tetap pada letaknya tanpa mengurangi keindahan penataan akhir.
30
Polimer pembentuk Film merupakan bahan utama yang sering digunakan. Sediaan ini
berupa kabut atau disemprot.
3. Hair Cream
Hair cream adalah kosmetika yang digunakan untuk melemaskan rambut dan melicinkan
rambut sehingga rambut mudah diatur, lembut, berkilau dan dapat memberikan
penampilan rapi dan memberikan kesan sehat.
4. Hair dyes
Hair dyes adalah kosmetika yang digunakan dalam tata rias rambut untuk mewarnai
rambut, baik mengembalikan warna rambut asalnya atau warna lain.
Adapun jenis kosmetik dekoratif wajah/make up, yaitu :
1. Pinsil Alis.
Pensil alis berfungsi untuk membentuk alis agar tampak serasi dengan wajah.
2. Lipstick
Make-up bibir cair modern terdiri dari bahan pembentuk lapisan/film dipermukaan bibir
misalnya cellulose acetate.
3. Bedak.
Bedak hamper selalu berisi bahan-bahan dasar dengan sifat-sifat penutup yang paling
efektif yaitu zinc oxide dan titan dioxide, yang daya penutupnya tidak menurun jika
terkena air atau petrolatum Pelekat (adhesive) yang dapat melekatksn kosmetika ke
kulit, seng, magnesium stearat.
Talk merupakan komponen utama dari bedak wajah. Dalam beberapa formulasi dapat
mengandung talk 70-75%.
IX. Kosmetik Tradisional
Kosmetika alamiah atau kosmetika asli yang dapat dibuat sendiri langsung dari
bahan bahan segar atau yang telah dikeringkan, buah-buahan dan tanam-tanaman disekitar
kita. Cara tradisional ini merupakan kebiasaan atau tradisi yang diwariskan turun-temurun dari
leluhur atau nenek moyang kita. Adapun penggolongan kosmetik tradisional, diantaranya :
1. Kosmetika Tradisional Murni
Kosmetika yang berasal dari alam dan diolah secara tradisional. Jadi yang dimaksud dengan
kosmetika tradisional murni adalah kosmetika yang pembuatannya tanpa menggunakan
bahan kimia dan pengolahannya menggunakan cara yang sangat sederhana. Kosmetika
tradisional murni bisa diperoleh dari penjual jamu. Kosmetika yang termasuk kosmetika
tradisional murni misalnya bedak dingin.
2. Kosmetika Semi Tradisional
Kosmetika tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern dengan
mencampurkan bahan kimia, seperti bahan pengawet. Jadi yang dimaksud kosmetika semi
tradisional adalah kosmetika yang pembuatannya masih menggunakan bahan yang
bersasal dari alam, tetapi dengan memberikan tambahan bahan kimia sebagai pengawet
dan cara pengolahannya sudah dilakukan dengan menggunakan peralatan yang lebih
canggih. CONTOH: lulur, air mawar, masker.

Anda mungkin juga menyukai